KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (11)

KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

NILAI KINERJA PEGAWAI (NKP)
BERDASARKAN
KUALITAS KONTRAK KINERJA (K3)
di Lingkungan Kementerian Keuangan

1

Integritas

Profesionalisme

Sinergi

Pelayanan

Kesempurnaan

OUTLINE

Latar Belakang
Tujuan
Prinsip
Mekanisme Penghitungan NKP K3
Kualitas Kontrak Kinerja (K3)
Mekanisme Penghitungan Nilai K3
Penilaian Bobot Kualitas IKU
Penilaian Bobot Kualitas Target
Penghitungan K3 untuk KK lebih dari satu
Standar Kualitas Target dan IKU
Penetapan NKP K3 dan
Status Nilai Kinerja Pegawai
SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

2

Latar Belakang
Latar belakang perlunya penghitungan Nilai Kinerja Pegawai
(NKP) berdasarkan Kualitas Kontrak Kinerja (K3):
a. Implementasi distribusi normal dalam kategorisasi

kinerja pegawai dinilai belum dapat mendiferensiasi
kinerja antarpegawai secara fair;
b. Secara best practice, penerapan distribusi normal
umumnya hanya bersifat sementara (3-4 tahun);
c. Rekomendasi Hasil Survei MOFIN tahun 2016 untuk
merancang rumusan kebijakan yang dapat membedakan
kinerja antarpegawai secara lebih fair.
SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

3

Tujuan
Tujuan penghitungan Nilai Kinerja Pegawai
berdasarkan Kualitas Kontrak Kinerja (K3):

(NKP)

a. Menilai kualitas Kontrak Kinerja pegawai khususnya atas
Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Target IKU;
b. Menyesuaikan

Capaian
Kinerja
Pegawai
(CKP)
berdasarkan kualitas Kontrak Kinerja pegawai;
c. Mengklasifikasikan kinerja pegawai yang lebih objektif.
d. Meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja secara
berkesinambungan

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

4

Prinsip
Pelaksanaan penghitungan nilai NKP berdasarkan K3 dilakukan dengan mengacu
pada prinsip berikut:
OBJEKTIVITAS

• Diferensiasi kinerja pegawai dilakukan berdasarkan
kriteria yang objektif dengan meminimalkan

judgement yang bersifat subjektif.

KEADILAN

• Diferensiasi kinerja pegawai harus dapat memberikan
penilaian lebih baik bagi pegawai dengan kualitas
Kontrak Kinerja yang lebih baik.

MENDORONG
PERILAKU POSITIF

• Diferensiasi kinerja harus mendorong perilaku positif
pegawai yang dapat meningkatkan kualitas
pengelolaan kinerja di masa mendatang.

MENGGUNAKAN BEST
AVALAIBLE DATA

SEDERHANA


SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

• Diferensiasi kinerja dilakukan menggunakan data
yang tersedia dan andal.
• Diferensiasi kinerja dilakukan dengan cara yang
mudah dimengerti dan dilaksanakan.
5

Mekanisme Penghitungan NKP K3

Capaian
Kinerja
Pegawai (CKP)

Kualitas
Kontrak
Kinerja (K3)

CKP K3
(70%)


NKP K3
Nilai Perilaku (NP)
(30%)

6

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

Kualitas Kontrak Kinerja (K3)
Penilaian Kualitas Kontrak Kinerja (K3) pegawai didasarkan pada:
1. Nilai Kualitas IKU
2. Nilai Kualitas Target
Formula penghitungan Nilai K3 adalah sebagai berikut:
Nilai Kualitas IKU
Bobot 60%

Nilai
K3
Nilai Kualitas Target

Bobot 40%

Nilai Kualitas Kontrak Kinerja (K3) pegawai untuk Pejabat Eselon I, Tenaga
Pengkaji, dan pegawai Tugas Belajar dikecualikan dari mekanisme penghitungan
nilai K3 dan langsung ditetapkan sebesar 100%.
SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

7

Mekanisme Penghitungan Nilai K3

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

8

Penilaian Bobot Kualitas IKU
Pemilik Peta
Strategi
Bobot Kualitas IKU
pada

pegawai
pemilik
peta
mengacu
pada
ketentuan bobot
IKU pada KMK 467
Tahun 2014.
AM
PH
PM
PL
EM
EL

9%
11%
14%
19%
21%

26%

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

NonPemilik Peta Strategi
Bobot Kualitas pada pegawai non pemilik peta, mengacu pada
ketentuan bobot IKU pada KMK 467 Tahun 2014, namun terdapat
penyesuaian sebagai berikut:
1. IKU CP pada pegawai non pemilik peta strategi yang dapat
diperhitungkan validity dan controllability-nya maksimal sebanyak:
a. 70% dari total IKU* untuk Auditor Utama Itjen;
b. 40% dari total IKU* untuk pegawai satu level di bawah pemilik
peta strategi dan Auditor Madya Itjen;
c. 30% dari total IKU* untuk pegawai dua level di bawah pemilik
peta strategi, Auditor Muda Itjen, dan Fungsional lainnya;
d. 20% dari total IKU* untuk pegawai tiga level di bawah pemilik
peta strategi dan pegawai Auditor Pratama Itjen.
Ket: *) pembulatan ke bawah

Prioritas penentuan IKU CP yang diperhitungkan adalah berdasarkan

urutan IKU dalam Kontrak Kinerja.
Sedangkan IKU CP lainnya, akan diperhitungkan sebagai IKU Non
Cascading Peta (Kode IKU : CP-N)
9

Penilaian Bobot Kualitas IKU
NonPemilik Peta Strategi
2. IKU Cascading (C) dan Non Cascading (N)
a. Penambahan bobot sebesar 1% apabila tingkat kendali IKU-nya moderate atau
low;
b. Penambahan bobot sebesar 1% yang mengukur kualitas/mutu dan waktu seperti:
• Mengukur tingkat baik buruknya sesuatu, kadar, derajat atau taraf pekerjaan, mutu,
nilai. Dicirikan dengan satuan ukuran: indeks, tingkat, deviasi.**
Contoh: Indeks kepuasan pengguna layanan
• Mengukur kecepatan, lama penyelesaian pekerjaan, periode penyelesaian pekerjaan.
Dicirikan dengan satuan kurun waktu: jam, hari, bulan, dll.**
Contoh: Rata-rata waktu penyelesaian risalah rapat
• IKU-IKU dengan satuan jumlah, persentase/rasio, yang terdapat ukuran kualitas dalam
penyelesaiannya yang tertuang secara eksplisit dalam manual IKU.
Contoh: Persentase peraturan yang sesuai dengan tata naskah dinas (kesesuaian

dengan tata naskah dinas menunjukkan ukuran kualitas)
Ket: **) Satuan pengukuran hanya sebagai penanda umum, bukan merupakan patokan mutlak

3. IKU Cascading Peta (CP), Cascading (C) dan Non Cascading (N)
Pengurangan bobot sebesar 1% untuk IKU yang bersifat tanggung renteng.
SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

10

Penilaian Bobot Kualitas IKU
NonPemilik Peta Strategi
Contoh: IKU Kualitas/waktu vs IKU selain Kualitas/waktu
IKU Kualitas/mutu atau Waktu

IKU yang tidak memenuhi unsur
kualitas/waktu

Persentase pengadaan barang dan jasa
secara tepat waktu

Persentase penyelesaian Revisi SOP
(tidak ada ukuran kualitas penyelesaian)

Persentse rekomendasi hasil pemeriksaan
auditor yang ditindaklanjuti (dalam manual
IKU kriteria tindak lanjut adalah sampai
dengan dinyatakan selesai oleh Auditor)

Persentase tindak lanjut pengaduan
perbaikan/pemeliharaan BMN (dalam
manual IKU tidak ada kriteria
penyelesaian tindaklanjut)

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

11

Penilaian Bobot Kualitas Target
 Dalam penentuan bobot kualitas target IKU, besaran target mempertimbangkan
raw data, misalnya:
Contoh IKU
Persentase jumlah kajian
yang dipublikasikan

Target
Tahun 2014

Target
Tahun 2015

100%
(5 kajian)

100%
(4 kajian)

Perhitungan kualitas target
� < �−1
4 kajian < 5 kajian
Maka masuk kategori 1 dengan bobot
target 1%

 Penentuan bobot kualitas target IKU memperhatikan polarisasi IKU yaitu
maximize, minimize, dan stabilize:

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

12

Penilaian Bobot Kualitas Target - IKU Maximize
Kategori

Kriteria Target IKU

1
2

IKU lama
IKU nonkolektif

IKU kolektif

� < �−1

� < �−1

� = �−1

4

5

� = �−1

Memiliki data historis
IKU nonkolektif

IKU kolektif


< ,95
�−1

,95 ≤
<
�−1


< ,95
�−1

,95 ≤
<
�−1



� = �−1
≤ , 5
<
≤ , 5
�−1
�−1
IKU yang realisasinya tidak dapat melebihi target maksimal,
dengan syarat: (sesuai dengan ketentuan pada KMK 467)
• IKU mengukur kualitas dan waktu
• Target IKU adalah target maksimal
• IKU yang diperhitungkan maksimal 20% dari total IKU
(sesuai dengan ketentuan pada KMK 467)
<

3

IKU Baru

Nilai kualitas IKU < 10%

1%

10% Nilai kualitas IKU < 11%

2%

Nilai kualitas IKU 11%

Contoh IKU:
• Persentase Penyediaan Dukungan Sarana dan
Prasarana Sesuai Kebutuhan
Target : 100%  target maksimal



<
≤ , 5
≤ , 5
�−1
�−1




> ,
> , 5
> ,
> , 5
�−1
�−1
�−1
�−1
IKU yang memiliki krakteristik target khusus.*) dijelaskan pada slide selanjutnya
, 5<


≤ ,
�−1

, 5<


≤ ,
�−1

� = �−1

Tidak memiliki data
historis

Bobot
Kualitas
Target

<

T = Target IKU tahun berjalan;
R-1 = Realisasi IKU tahun sebelumnya
T-1 = Target IKU tahun sebelumnya;
�−1 = Rata−rata realisasi IKU yang sama thn sebelumnya pada satu unit pemilik peta
�−1 = Rata-rata target IKU yang sama thn sebelumnya pada satu unit pemilik peta

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

3%

4%

5%

13

Penilaian Bobot Kualitas Target - IKU Minimize
Kategori

Kriteria Target IKU

1
2

IKU lama
IKU nonkolektif

IKU kolektif

� > �−1

� > �−1

� = �−1

4

5

� = �−1

Memiliki data historis
IKU nonkolektif

> , 5
�−1

<
≤ , 5
�−1



� = �−1
<
,95 ≤
<
�−1
�−1
IKU yang realisasinya tidak dapat melebihi target maksimal,
dengan syarat:
• IKU mengukur kualitas dan waktu
• Target IKU adalah target maksimal
• IKU yang diperhitungkan maksimal 20% dari total IKU
(sesuai dengan ketentuan pada KMK 467)
,95 ≤

3

IKU Baru

,9 ≤


< ,95
�−1

,9 ≤


< ,95
�−1

,95 ≤


<
�−1

IKU kolektif

> , 5
�−1

<
≤ , 5
�−1
� = �−1

Tidak memiliki data
historis

Bobot
Kualitas
Target

Nilai kualitas IKU < 10%

1%

10% Nilai kualitas IKU < 11%

2%

Nilai kualitas IKU 11%

3%

,95 ≤


<
�−1





< ,9
< ,95
< ,9
< ,95
�−1
�−1
�−1
�−1
IKU yang memiliki krakteristik target khusus.*) dijelaskan pada slide selanjutnya

T = Target IKU tahun berjalan;
R-1 = Realisasi IKU tahun sebelumnya
T-1 = Target IKU tahun sebelumnya;
�−1 = Rata−rata realisasi IKU yang sama thn sebelumnya pada satu unit pemilik peta
�−1 = Rata-rata target IKU yang sama thn sebelumnya pada satu unit pemilik peta

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

4%

5%

14

Penilaian Bobot Kualitas Target - IKU Stabilize
IKU dengan polarisasi stabilize diberi bobot kualitas target IKU
sebesar 3%.
Contoh:
Persentase pemenuhan target risiko portofolio utang dengan target
sebesar 100% dan polarisasi stabilize

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

15

Penjelasan Tabel Bobot Kualitas Target
1. IKU lama adalah IKU yang ada dalam KK tahun berjalan dengan ketentuan:
i. IKU sudah dimasukkan dalam KK satu tahun sebelumnya; atau
ii. IKU sudah ada pada KK atasan satu tahun sebelumnya dan baru diturunkan pada KK
pegawai tersebut pada tahun berjalan secara direct cascading; atau
iii. IKU tersebut adalah IKU identik, yaitu memiliki kesamaan nama, definisi, formula
penghitungan, dan ruang lingkup, yang sudah ada pada KK peers atau bawahan satu
tahun sebelumnya; atau
iv. IKU tersebut sudah ditetapkan dalam KK tahun sebelumnya dimana secara
karakteristik diukur secara periodik misalnya dua tahun sekali, tiga tahun sekali,
atau empat tahun sekali.
2. IKU baru adalah IKU yang ada dalam KK tahun berjalan dengan ketentuan:
i. IKU tersebut tidak ada dalam KK unit/pegawai yang bersangkutan pada satu tahun
sebelumnya; atau
ii. IKU tersebut sudah ada pada KK atasan satu tahun sebelumnya dan baru diturunkan
pada KK Pegawai tersebut pada tahun berjalan secara indirect cascading; atau
iii. IKU yang tidak identik, yaitu hanya memiliki sebagian kesamaan pada nama, definisi,
formula penghitungan, dan ruang lingkup, yang sudah ada pada KK peers atau
bawahan satu tahun sebelumnya.
SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

16

Penjelasan Tabel Bobot Kualitas Target
3. Data historis merupakan data realisasi IKU pada periode sebelumnya, yang
diperoleh dari dokumen atau aplikasi yang menunjukkan realisasi IKU tersebut.
4. IKU kolektif merupakan IKU dengan nama, variabel pengukuran, dan objek yang
sama. Objek dikategorikan sama ketika seluruh pemilik IKU memiliki probabilitas
yang sama untuk mendapatkan seluruh objek (tidak ada pembagian lingkup objek)
yang menjadi dasar pengukuran realisasi. Apabila wording IKU sama tetapi variabel
pengukuran dan/atau objek berbeda, maka IKU diperlakukan sebagai IKU
nonkolektif. Contoh objek dalam IKU antara lain unit, satker, WP, pegawai, dsb.
Untuk unit pemilik peta strategi, seluruh IKU dikategorikan sebagai IKU
nonkolektif.
Contoh IKU kolektif dan nonkolektif adalah sebagai berikut:
Contoh IKU kolektif
Indeks sosialisasi pengelolaan kinerja (IKU pegawai A)
Indeks sosialisasi pengelolaan kinerja (IKU pegawai B)

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

Contoh IKU yang diperlakukan sebagai IKU nonkolektif
Jumlah kajian yang diselesaikan bidang penerimaan negara
(IKU pegawai A)
Jumlah kajian yang diselesaikan bidang pengeluaran negara
(IKU pegawai B)

17

IKU dengan Karakteristik Target Khusus
Daftar IKU dengan karakteristik target khusus diusulkan oleh Manajer Kinerja Organisasi (MKO)
unit dan ditetapkan oleh Manajer Kinerja Organisasi Pusat (MKOP). Penetapan IKU oleh MKOP
tersebut bersifat final.
No

Karakteristik Target Khusus

Contoh IKU

1

IKU yang targetnya ditetapkan berdasarkan Undang-Undang (UU)
dan peraturan turunannya yang diamanatkan dalam UU tersebut.

Jumlah penerimaan pajak tahun 2015
T : 1201,74 T

2

IKU yang targetnya lebih dari atau sama dengan standar
internasional atau benchmarking.

Waktu penyelesaian proses kepabeanan
T: 1,2 hari (sesuai standar internasional)

3

Rata-rata indeks opini BPK RI atas LK BA 15
dan LK BUN
Target : 4 (skala 4)  target maksimal
IKU yang memiliki kecenderungan capaian stabil dengan ketentuan: Indeks sosialisasi pengelolaan kinerja
a. IKU yang realisasinya diukur dari hasil survei;
T : 78
b. Target yang ditetapkan rata-rata realisasi tiga tahun berturutturut dengan standar deviasi 2%(perbandingan standar
deviasi dan realisasi maksimal IKU).

4

IKU dengan target maksimal yang realisasinya diukur dari hasil
penilaian Institusi minimal setingkat Kementerian.

Contoh perhitungan:
T : 78
Rt : 78,50
Rt-1 : 77,42
Rt-2 : 78,09
SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

Rata-rata realisasi 3 tahun berturut-turut = 78
Standar deviasi realisasi 3 tahun berturut-turut = 0,55
% standar deviasi =

18

Perhitungan K3 untuk pegawai
yang memiliki Kontrak Kinerja lebih dari satu
Untuk pegawai yang memiliki kontrak kinerja lebih dari satu karena promosi/mutasi maka pada
setiap KK akan memiliki nilai K3 dan digunakan untuk mengkalibrasi CKP pada setiap KK. Nilai CKP
tersebut kemudian dirata-ratakan secara tertimbang sesuai periode KK untuk mendapatkan nilai CKP
tahunan.
Kontrak Kinerja 1

Kontrak Kinerja 2

Periode

1 Januari s.d. 26 Maret 2015

1 April s.d. 31 Desember 2015

K3

K3.1 = 105%

K3.2 = 78%

CKP

CKP KK.1 = 101

CKP KK.2 = 115

CKP K3

CKP K3.1 = K3.1 * CKP KK.1
= 105% * 101
= 106,05

CKP K3.2 = K3.2 * CKP KK.2
= 78% * 115
= 89,7

Kontrak Kinerja …

CKP K3 = ¼ * CKP K3.1 + ¾ * CKP K3.2
= ¼ * 106,05 + ¾ * 89,7
= 26,5125 + 67,275
= 93,79

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

19

Standar Kualitas Target dan IKU
Jabatan
Pemilik Peta
Auditor Utama Itjen
Eselon III non Pemilik Peta;
Auditor Madya Itjen
Eselon IV; Auditor Muda Itjen;
Fungsional Lainnya (seluruh level)
Eselon V; Pelaksana;
Auditor Pratama Itjen

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

Standar Kualitas
IKU

Standar Kualitas
Target

14%
13%
12%

2,5%
10,5%
9,5%

20

Penetapan NKP K3 dan Status Nilai Kinerja Pegawai
Hasil penghitungan NKP K3 ditetapkan dalam Surat Keputusan Pimpinan Unit dengan format
berikut:
No.

Nama/ NIP

Gol ruang/
Peringkat
Jabatan

Jabatan

CKP

CKP K3

NP

NKP

NKP K3

Ket

Status Nilai Kinerja Pegawai berdasarkan Kualitas Kontrak Kinerja (NKP K3):
NKP K3
X
9

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

Keterangan
Baik Sekali

X<

Baik

X < 90

Cukup

21

TERIMA KASIH

SMO – KEMENTERIAN KEUANGAN

22