makalah sejarah dan pemikiran pendidikan

REVISI MAKALAH Sejarah dan pemikiran pendidikan Islam “ perbandingan pendidikan masa orde baru dan reformasi ”

DOSEN: DOSEN: Muh. Idris, S.Ag. M.Ag DISUSUN OLEH: Nurvita Bani Mamonto 15.2.3.099 FAKULTAS/JURURSAN TARBIYAH/ PAI 2 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO 1439 H / 2017 M

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya penyusunan

makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah “sejarah pemikiran pendidikan islam” yang membahas tentang perbandingan pendidikan

masa orde baru dan reformasi . Secara khusus pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan mata kuliah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi . oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak dosen mata kuliah sejarah pemikiran pendidikan islam yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada saya sehingga termotivasi dan menyelesaikan tugas makalah ini.

2. Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini selesai.

saya sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan.Untuk itu kami selaku pemakalah meminta maaf apabila ada kekurangan. saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna meningkatkan kualitas makalah penulis selanjutnya. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang punya dan maha kuasa .Harapan kami pemakalah, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat tersendiri bagi calon-calon pendidik nanti

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaanmasa Sukarno (Orde Lama) dengan masa Suharto.Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan Gerakan 30 September tahun 1965. Orde baru lahir sebagai upaya untuk: mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama, penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia,melaksanakan Pancasila dan UUD1945 secara murni dan konsekuen dan menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa.

Kekuasan Soekarno beralih ke Soeharto ditandai dengan keluarnya Surat Perintah SebelasMaret (SUPERSEMAR) 1966. Setelah dikeluarkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan sudah sepatutnya menentukan masa depan suatu negara. Bila visi pendidikan tidak jelas, yang dipertaruhkan adalah kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Visi pendidikan harus diterjemahkan ke dalam sistem pendidikan yang memiliki sasaran jelas, dan tanggap terhadap masalah-masalah bangsa. Karena itu, perubahan dalam subsistem pendidikan merupakan suatu hal yang sangat wajar, karena kepedulian untuk menyesuaikan perkembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sudah seyogyanya sistem pendidikan tidak boleh jalan di tempat, namun setiap perubahan juga harus disertai dan dilandasi visi yang mantap dalam menjawab tantangan zaman.

Dengan lahirnya orde barudan tumpasnya pemberontakan PKI, maka Dengan lahirnya orde barudan tumpasnya pemberontakan PKI, maka

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang saya buat maka rumusan masalah adalah sbb:

1. pengertian dan latar belakang lahirnya masa orde baru

2. perkembangan kekuasaan dan kebijakan pemerintah pada masa orde baru

3. perkembangan sosial-budaya pada masa orde baru

4. pendidikan pada masa orde baru dan pendidikan pada masa revormasi

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan latar belakang terjadinya masa orde baru

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno.Setelah Gerakan 30 September 1965/PKI berhasil ditumpas dan berbagai bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan mengarah pada PKI, akhirnya ditarik kesimpulan PKI dituding sebagai dalang di belakang gerakan itu. Hal ini menimbulkan kemarahan rakyat kepada PKI. Kemarahan rakyat itu diikuti dengan berbagai demonstrasi-demonstrasi yang semakin bertambah gencar menuntut pembubaran PKI beserta organisasi massa

(ormasnya) dan tokoh-tokohnya harus diadili. 1 Sementara itu, untuk mengisi kekosongan pimpinan Angkatan Darat, pada

tanggal 14 Oktober 1965, panglima Kostrad / Pangkopkamtib Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat. Bersamaan dengan itu juga dilakukan tindakan-tindakan pembersihan terhadap unsur-unsur PKI dan ormasnya.

Masyarakat luas yang terdiri dari berbagai unsur seperti kalangan partai politik, organisasi massa, perorangan, pemuda, mahasiswa, pelajar, kaum wanita secara serentak membentuk satu kesatuan aksi dalam bentuk Front Pancasila untuk menghancurkan para pendukung Gerakan 30 September 1965 / PKI yang diduga didalangi oleh PKI. Mereka menuntut dilaksanakannya penyelesaian politis terhadap mereka yang terlibat dalam gerakan itu. Kesatuan aksi yang muncul untuk menentang G30S/PKI di antaranya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Sarjana

Indonesia (KASI) dan lain-lain. Kesatuan-kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila kemudian lebih dikenal dengan sebutan Angkatan 66 .

2 Mereka yang tergabung dalam Front Pancasila mengadakan demontrasi di jalan-jalan raya.Pada tanggal 8 Januari 1966 mereka menuju Gedung

Sekretariat Negara dengan mengajukan pernyataan bahwa kebijakan ekonomi pemerintah tidak dapat dibenarkan. Kemudian pada tanggal 12 Januari 1966 berbagai kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila berkumpul dihalaman Gedung DPR-GR untuk mengajukan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang isinya sebagai berikut:

Pembubaran PKI beserta organisasi massanya, Pembersihan Kabinet Dwikora, Penurunan harga-harga barang.

Pada tanggal 15 Januari 1966 diadakan sidang paripurna Kabinet Dwikora di Istana Bogor.Dalam sidang itu hadir para wakil mahasiswa.Presiden Soekarno menuduh bahwa aksi-aksi mahasiswa itu didalangi oleh CIA ( Central Intelligence Agency ) Amerika Serikat.Kemudian pada tanggal 21 Februari 1966, presiden Soekarno mengumumkan perubahan kabinet.Ternyata perubahan itu tidak memuaskan hati rakyat, karena banyak tokoh yang diduga terlibat dalam G30S / PKI masih bercokol di dalam kabinet baru yang terkenal dengan sebutan Kabinet Seratus Menteri .

Pada saat pelantikan kabinet tanggal 24 Februari 1966, para mahasiswa, pelajar, dan pemuda memenuhi jalan-jalan menuju Istana Merdeka.Aksi itu dihadang oleh pasukan Cakrabirawa.Hal ini menyebabkan terjadinya bentrokan antara pasukan Cakrabirawa dengan para demonstran yang menyebabkan gugurnya seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim.

Atas kematian Arif Rahman Hakim itu membuat suasana makin lama makin memburuk.Sayang pemerintah tidak mengambil tindakan yang tegas terhadap kejadian itu.Akhirnya demonstrasi semakin menjadi-jadi dan Atas kematian Arif Rahman Hakim itu membuat suasana makin lama makin memburuk.Sayang pemerintah tidak mengambil tindakan yang tegas terhadap kejadian itu.Akhirnya demonstrasi semakin menjadi-jadi dan

1. Di Bidang Politik Seperti telah diketahui, PKI sejak dulu ingin mendirikan negara Komunis

di Indonesia.Keinginan ini mendapat tantangan dari rakyat Indonesia, terutama para perwira ABRI.Mereka ingin satu saja ideologi di Indonesia.Ideologi itu ialah Pancasila dasar negara kita. Bila PKI berkuasa, maka ideologi Pancasila pasti akan dihapuskannya. Apalagi ajaran komunis itu sangat tidak sesuai dengan kepribadian kita.Indonesia adalah negara Pancasila.

2. Di Bidang Ekonomi

3 Menjelang lahir Tritura, keadaan ekonomi Indonesia sangat parah.Di mana-mana terjadi kelaparan.Tidak ada lapisan mayarakat yang hidup

berkecukupan.Mereka yang terlihat agak baik kehidupannya adalah orang- orang yang mendapat fasilitas dari PKI atau orang-orang yang bersekongkol dengan partai itu.Kebutuhan sepuluh bahan pokok, yaitu kebutuhan sehari-hari dikuasai oleh pemerintah.Akhirnya kebutuhan itu berada di tangan orang-orang PKI yang ikut berkuasa dalam pemerintahan Presiden Ir. Soekarno. Dari

3 http://anisamaulina.blogspot.com/2012/03/kebijakan-ekonomi-pada-masa-orde- 3 http://anisamaulina.blogspot.com/2012/03/kebijakan-ekonomi-pada-masa-orde-

3. Di Bidang Pemerintahan

4 Dalam lembaga pemerintahan sebagian masih terdapat orang yang berpaham komunis.PKI belum dibubarkan. Jenderal Soeharto sangat hati-hati

akan situasi ini. Ia masih harus memerlukan waktu untuk menentukan mana kawan dan mana lawan. Bila tidak diambil tindakan yang bijaksana, akibatnya akan bertambah buruk, apalagi keadaan bertambah buruk lagi, ketika Ir. Soekarno menolak untuk mengeluarkan orang-orang Komunis atau PKI yang duduk di lembaga pemerintahan.

DPRGR masih menampung orang-orang PKI.Keadaan seperti ini menambah sulitnya keadaan.Apalagi orang-orang yang diangkat oleh Presiden Soekarno menjadi para menteri masih dipenuhi oleh oknum-oknum PKI dan organisasi yang seazas.Keadaan seperti ini harus dibersihkan.Demikianlah aksi mahasiswa dan masyarakat.Seluruh rakyat menuntut agar kabinet harus dibersihkan dari tangan-tangan orang PKI yang telah nyata terlibat dalam Gerakan 30 September 1965 atau G.30 S/PKI.PKI dan antek-anteknya mempunyai dasar dan pandangan hidup bangsa PANCASILA dan KAMI Dibubarkan.

Setelah mempelajari situasi negara yang sangat penting itu Mayor Jenderal Soeharto selaku Panglima Kostrad, Komando Keamanan dan Pemulihan Keamanan mulai mencari langkah yang bijaksana untuk mengatasinya. Sementara itu aksi mahasiswa meningkat terus yang ditunjukkan langsung kepada Pendukung Soekarnoisme (BPS). Hal ini tentu sangat berbahaya, sebab sudah ada dua golongan yang akan saling bermusuhan. Tetapi berkat kebijaksanaan Mayor Jenderal Soeharto keadaan dapat diatasi.BPS

4 Sjarif Usman, “Mengapa Rakyat Indonesia Mendukung Presiden Soeharto”, (Jakarta : 4 Sjarif Usman, “Mengapa Rakyat Indonesia Mendukung Presiden Soeharto”, (Jakarta :

Dari KAMI yang dibubarkan, perjuangan berpindah secara estafet kepada KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia).Demonstrasi bertambah hebat.Suasana semakin memuncak.Jakarta berada dalam keadaan demam revolusi. Penyerangan Cakrabirawa ke U. I. di gagalkan oleh Jenderal Soeharto dengan menempatkan pasukan Kostrad di sana. Puncak kejadian ialah tanggal

11 Maret 1966, sewaktu Soekarno memimpin kabinet di istana negara, tiba-tiba Ajudan Presiden, Kolonel Bambang Wijarno menyampaikan laporan kepada Presiden, bahwa pasukan tentara yang tak dikenal kesatuannya, sedang menuju istana. Soekarno terkejut, lalu menyerahkan pimpinan sidang kepada Dr. Leimena, kemudian lari terbirit-birit menuju helikopter yang berada di halaman istana.Wakil-wakil Perdana Menteri Dr. Soebandrio dan Chairul Saleh mengikut di belakang.Mereka bertiga terbang ke Bogor.

Jenderal Soeharto mengirim delegasi ke Bogor untuk bermusyawarah dengan Presiden.Delegasi itu terdiri dari tiga Jenderal, yaitu AMIRMACHMUD, BASUKI RACHMAT dan M. JUSUF.Musyawarah menghasilkan Surat Perintah 11 Maret yang berisi tentang pemindahan kekuasaan eksekutif dari presiden Soekarno kepada Jenderal SOEHARTO. Berdasarka Surat Perintah 11 Maret ini, Jenderal Soeharto mengeluarkan keputusan membubarkan PKI atas nama Presiden, Keputusan ini sangat mengejutkan Soekarno.

Dalam pada itu Jenderal Soeharto berusaha dengan gigih meyakinkan Dalam pada itu Jenderal Soeharto berusaha dengan gigih meyakinkan

5 Jenderal Soeharto bertindak mendahului massa, sehingga keadaan tetap dikuasai. Pada tanggal 18 Maret 1966 dikeluarkan Surat Keputusan atas nama

Presiden oleh Jenderal Soeharto, menangkap dan menahan lima belas Menteri, serta menunjuk penggantinya sekali. Tindakan Jenderal Soeharto yang mendahului massa ini, sangat mencengangkan. Jenderal Soeharto yang tadinya diduga dan dituduh lamban, ternyata seorang yang bertindak tepat pada waktunya, dengan perhitungan yang masak.Kekuatan Presiden Soekarno sudah habis.Menurut hukum revolusi, riwayatnya sudah tamat, dan Presiden Soekarno sudah tidak ada lagi.Kekuasaan sudah berada dalam tangan Jenderal Soeharto.

Sementara itu Jenderal Soeharto telah berusaha menyempurnakan MPRS, DPRGR, DPA dan Lembaga Pemerintah Pusat yang lain. Dengan cara begini, ia telah mengambil langkah-langkah untuk memberikan nafas bagi kehidupan demokrasi kembali, setapak demi setapak, sesuai dengan kemungkinan. Pada tanggal 20 Juni 1966, sampai tanggal 6 Juli 1966, diadakan sidang MPRS, yang ke-IV di Jakarta.Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara, diminta memberikan laporan kepada sidang, mengenai pemberontakan G 30 S yang gagal.Pemberian laporan pertanggungan jawab oleh Presiden Soekarno itu, sekaligus juga merupakan langkah mematuhi UUD 45.

B. Perkembangan kekuasaan dan kebijakan pemerintah pada masa orde baru

1. perkembangan kekuasaan pada masa orde baru

5 Sjarif Usman, “Mengapa Rakyat Indonesia Mendukung Presiden Soeharto”, (Jakarta :

6 Dengan Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) Soeharto mengatasi keadaan yang serba tidak menentu dan sulit terkendali itu.Dengan berkuasanya

Soeharto sebagai pemegang tampuk pemerintahan di negara Republik Indonesia sebagai pengganti Presiden Soekarno, maka dimulailah babak baru yaitu sejarah Orde Baru.

Pada hakikatnya, Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa, dan negara yang diletakkan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945, atau sebagai koreksi terhadap penyelewengan-penyelewengan yang terjadi di masa lampau. Di samping itu juga berupaya menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa.

Permulaan tahun 1967 suasana bertambah panas lagi.Mahasiswa- mahasiswa turun ke jalan kembali, dengan sasaran yang terang, yaitu Soekarno.Pada tanggal 23 Januari 1967, Jenderal Soeharto mengeluarkan pengumuman yang bernada keras, terhadap kontra-kontra Orde Baru. Dalam pengumuman itu, ditegaskan bahwa kesabaran yang diperlihatkan Angkatan Bersenjata dalam menghadapi bencana Gestapu/PKI akan sampai pada batasnya: “Di saat itu kita akan menarik garis yang jelas antara kita dan mereka yang berdiri di luar garis yang telah ditentukan oleh MPRS. Barulah di waktu itu, kita akan mengambil langkah-langkah yang tegas dan tindakan yang keras terhadap siapapun”.

Setelah peristiwa G30S / PKI, negara Republik Indonesia dilanda instabilitas politik akibat tidak tegasnya kepemimpinan Presiden Soekarno dalam mengambil keputusan atas peristiwa itu.Sementara itu, partai-partai politik terpecah belah dalam kelompok-kelompok yang saling bertentangan, antara penentang dan pendukung kebijakan Presiden Soekarno.Selanjutnya, terjadilah situasi konflik yang membahayakan persatuan dan keutuhan bangsa.

Melihat situasi konflik antara masyarakat pendukung Orde Lama dengan Orde Baru semakin bertambah gawat, DPR-GR berpendapat bahwa situasi konflik harus segera diselesaikan secara konstitusional. Pada tanggal 3 Februari 1967 DPR-GR menyampaikan resolusi dan memorandum yang berisi anjuran kepada ketua Presidium Kabinet Ampera agar diselenggarakan Sidang Istimewa MPRS.

7 Pada tanggal 20 Februari 1967, Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Soeharto.Penyerahan kekuasaan dari Presiden

Soekarno kepada Soeharto dikukuhkan di dalam sidang Istimewa MPRS.MPRS dalam

mencabut kekuasaan pemerintahan negara dari Presiden Soekarno dan mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia.Dengan adanya ketetapan MPRS itu, situasi konflik yang merupakan sumber instabilitas politik telah berakhir secara konstitusional.

ketetapannya

No.XXXIII/MPRS/1967

Sekalipun situasi konflik berhasil diatasi, namun kristalisasi Orde Baru belum selesai. Untuk mencapai stabilitas nasional diperlukan proses yang baik dan wajar, agar dapat dicapai stabilitas yang dinamis, yang mendorong dan mempercepat pembangunan. Proses ini dimulai dari penataan kembali kehidupan politik yang berlandaskan kepada Pancasila dan UUD 1945.

Usaha penataan kembali kehidupan politik dimulai pada awal tahun 1968 dengan penyegaran DPR-GR. Penyegaran ini bertujuan untuk menumbuhkan hak-hak demokrasi dan mencerminkan kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat. Komposisi anggota DPR terdiri dari wakil-wakil partai politik dan golongan karya.Tahap selanjutnya adalah penyederhanaan kehidupan kepartaian, keormasan dan kekaryaan dengan cara pengelompokkan partai- partai politik dan golongan karya. Usaha ini dimulai tahun 1970 dengan mengadakan serangkaian konsultasi dengan pimpinan partai-partai politik. Hasilnya lahirlah tiga kelompok di DPR yaitu:

Kelompok Demokrasi Pembangunan yang terdiri dari parta-ipartai PNI, Parkindo, Katolik, IPKI, serta Murba, Kelompok Persatuan Pembangunan yang terdiri dari partai-partai NU, Partai Muslimin Indonesia, PSII, dan Perti, Sedangkan kelompok organisasi profesi seperti organisasi pemuda, organisasi tani dan nelayan, organisasi seniman dan lain-lain tergabung dalam kelompok

Golongsan Karya. 8 Selanjutnya pemerintah Orde Baru memurnikan kembali politik luar

negeri yang bebas-aktif.Politik

dengan Malaysia dihentikan.Normalisasi hubungan Indonesia-Malaysia berhasil dicapai dengan ditandatanganinya Jakarta Accord pada tanggal 11 Agustus 1966.Kemudian pemerintah memutuskan untuk kembali menjadi anggota PBB sejak tanggal 28 September 1966, guna mengembalikan kepercayaan dunia internasioanal serta menumbuhkan saling pengertian yang sangat bermanfaat bagi pembangunan. Di samping itu, untuk mempererat dan memperluas hubungan kerja sama regional bangsa-bangsa Asia Tenggara, pada tanggal 8 Agustus 1967 Deklarasi Bangkok berhasil ditandatangani. Dengan ini, lahirlah Perhimpunan Bangsa- Bangsa Asia Tenggara atau Association of South East Asian Nation (ASEAN).Perhimpunan ini beranggotakan Indonesia, Muangthai, Malaysia, Singapura, dan Filipina.

konfrontasi

2. Kebijakan pemerintah pada masa orde baru Setelah berhasil memulihkan kondisi politik bangsa Indonesia, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh pemerintah adalah melaksanakan Pembangunan Nasional.Pembangunan Nasional yang diupayakan pada zaman Orde Baru direalisasikan melalui Pembangunan Jangka Pendek dan Pembangunan Jangka Panjang.Pembangunan Jangka pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun (pelita).Setiap pelita memiliki misi pembangunan dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan bangsa Indonesia.

9 Untuk memberikan arah dalam usaha mewujudkan tujuan nasional tersebut, maka MPR telah menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara

(GBHN) sejak tahun 1973, yang pada dasarnya merupakan pola umum pembangunan nasional dengan rangkaian program-programnya. GBHN dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang berisi program-program konkret yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun. Pelaksanaan Repelita telah dimulai sejak tahun 1969.Dilakukan pembangunan nasional pada masa orde baru dengan tujuan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang.Pedoman pembangunan nasional adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.Inti dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil. Selama periode Orde Baru terdapat 6 pelita, yaitu :

Dilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal pembanguna ORBA, Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979, Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984, Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989, Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994, Dilaksankan pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999

C. Perkembangan Sosial Budaya pada Masa orde baru

1. Pendidikan

10 Kebijaksanaan pokok di bidang pendidikan dan sekaligus pembinaan generasi muda di arahkan kepada pemecahan secara mendasar dari sejumlah

masalah pokok yang berkaitan satu sama lainnya. Pemecahan itu dilakukan secara sistematis dan bertahap khususnya terhadap sistem pendidikan.

9 Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta: Balai pustaka

Pemecahan secara mendasar itu antara lain menyangkut kebijaksanaan untuk menciptakan kesempatan belajar yang lebih luas. Dan ini di imbangi pula dengan kebijaksanaan peningkatan mutu pendidikan.Khususnya pendidikan tinggi di arahkan pada sasaran pembinaan mahasiswa yang mampu menjawab tantangan moderanisasi.Pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan relevansinya dengan situasi riil masyarakat.karena itulah sistem pendidikan sering di kaitkan dengan kebijaksanaan pengembangan kesempatan dan kualifikasi bagi jenis-jenis lapangan kerja yang di perlukan oleh pembangunan nasional. Di samping itu diselaraskan pula dengan keperluan pembangunan daerah. Dengan kata lain pengembangan sistem pendidikan bertujuan melakukan pembaharuan sistem pendidikan secara menyeluruh. Tujuannya adalah terwujudnya sistem pendidikan nasional yang efektif, efisien, dan serasi dengan tujuan pembangunan dan tujuan nasional. Usaha ini dilakukan dengan membina dan memantapkan sistem informasi pendidikan. Dan penilaian serta penelitian secara terus menerus terhadap sistem pendidikan yang sedang berjalan.

11 dengan patokan penilaian secara terus menerus terhadap sistem pendidikan itu, maka pertama-tama kita kenalkan dengan konsepsi menteri

Mashuri S.H., Menteri P dan K ini mengajukan kosepsi yang dikenal sebagai konsepsi sekolah pembangunan.Dalam konsepsi sekolah pembangunan para anak didik dikenalkan pada jenis-jenis dan lapangan sert lingkungan kerja. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat melihat kemungkinan untuk memberikan jasa melalui karyanya. Dan itu berarti kepada anak didik bukan hanya diberikan pelajaran teori, tapi juga diperkenalkan kepada sejumlah pekerjaan yang kira- kira bisa mereka lakukan. Dengan cara itu mereka akan dapat menyalurkan bakatnya masing-masing dan sekaligus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang mereka akan hadapi. Dalam konsepsi ini anak-anak Mashuri S.H., Menteri P dan K ini mengajukan kosepsi yang dikenal sebagai konsepsi sekolah pembangunan.Dalam konsepsi sekolah pembangunan para anak didik dikenalkan pada jenis-jenis dan lapangan sert lingkungan kerja. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat melihat kemungkinan untuk memberikan jasa melalui karyanya. Dan itu berarti kepada anak didik bukan hanya diberikan pelajaran teori, tapi juga diperkenalkan kepada sejumlah pekerjaan yang kira- kira bisa mereka lakukan. Dengan cara itu mereka akan dapat menyalurkan bakatnya masing-masing dan sekaligus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang mereka akan hadapi. Dalam konsepsi ini anak-anak

sekolah pembangunan merupakan perwujudan dari prinsip bahwa pendidikan harus serasi dengan kenyataan-kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Konsepsi ini sedikit banyak dipengaruhi oleh terjadinya perombakan sistem pendidikan dibeberapa Negara, baik di Asia maupun di Amerika. Perombakan sistem pendidikan yang dilakukan oleh Negara-negara tersebut umumnya dimaksudkan untuk memecahkan masalah dispensasi anatara jumlah lulusan sekolah dengan tersediannya lapangan kerja. Bagi Indonesia usaha itu juga dimaksudkan untuk menghilangkan anggapan bahwa pendidikan hanya mengejar ijazah saja. Pendidikan bertujuan untuk memberikan kemampuan kepada anak-anak agar mereka langsung dapat berkarya.

Dalam Usaha untuk mengkonkretkan konsepsi sekolah pembangunan itu telah diadakan seminar dan lokakarya sekolah pembangunan. Diantara hasilnya terdapat pemikiran bahwa penyebaran dan pengembangan sekolah tersebut tidak menggunakan pendekatan (approach) sekolah, melainkan dengan sistem teritorial, berdasarkan wilayah gerak pendidikan yang setingkat denga kabupaten. sedangkan di desa-desa dibentuk wilayah-wilayah desa.

Bagaimanapun juga konsepsi pembangunan sekolah itu harus disesuaikan dengan prioritas pembangunan, yakni di bidan pertanian. Karena itu menjelang pelita I bidang pendidikan pertanian ini di peroleh perhatian utama.meskipun demikian pemerintah tetap menjaga adanya keseimbangan antara pendidikan umum dengan pendidikan kejuruan. hal itu antara lain disebabkan karena kebutuhan pembangunan untuk meliputi berbagai bidang, Walaupun bidang pertanian memperoleh prioritas utama.

Kecuali kebutuhan pembangunan masalah yang dihadapi dalam bidang pendidikan adalah meledaknya kelompok usia anak-anak yang harus memperoleh pendidikan. Karena itulah pada pelita II perluasan dan pemerataan Kecuali kebutuhan pembangunan masalah yang dihadapi dalam bidang pendidikan adalah meledaknya kelompok usia anak-anak yang harus memperoleh pendidikan. Karena itulah pada pelita II perluasan dan pemerataan

12 Selain sistem pendidikan, perluasan kesempatan belajar, satu masalah lain yang perlu memperoleh perhatian adalah pendidikan luar sekolah

(pendidikan non-formal). Hal ini desebabkan karena tidak semua anak bisa bersekolah karena alasan-alasan tertentu. Jumlahnya bahkan melebihi mereka- mereka yang kebetulan memperoleh kesempatan untuk bersekolah. Usaha- usaha ini umpamanya dilakukan dengan pembinaan melalui karang taruna, kursus-kursus keterampilan dan sebagainya.

Berhubungan erat dengan sistem pendidikan adalah kurikulum pendidikan. Selain mata pelajaran yang biasa diberikan di sekolah-sekolah, mata pelajaran agama menjadi mata pelajaran wajib dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Hal ini mulai dilakukan sejak permulaan orde baru. Menjadi wajibnya mata pelajaran agama antara lain berhubungan juga denga peristiwa meletus pemberontakan G-30-S/PKI, dimana pada masa-masa sebelumnya mata pelajran agama agak dikesampingkan .

Dibidang pendidikan Agama dan latihan tenaga keagamaan juga dilakukan peningkatan mutu. Untuk tujuan itu telah di usahakan kerjasama antar departemen yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pada tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Kerjasama itu Dibidang pendidikan Agama dan latihan tenaga keagamaan juga dilakukan peningkatan mutu. Untuk tujuan itu telah di usahakan kerjasama antar departemen yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pada tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Kerjasama itu

Dibidang pendidikan tinggi, baik di universitas dan intansi juga di adakan perbaikan-perbaika. Salah satu usaha perbaikan kurikulum yang menonjol adalah memperkenalkan sistem kredit, yang pemakaiannya mulai dilaksanakan di berbagai universitas pemerintah. Sistem ini memungkinkan para mahasiswa yang berbakat untuk mengatur studinya sendiri sesuai dengan petunjuk kurikulum yang ditetapkan.Pemakaian sistem kredit ini memungkinkan para mahasiswa mempercepat penyelesaian pendidikannya disbanding dengan lamanya waktu yang diperlukan dalam sistem yang lama. Sitem it uterus disempurnakan dan pemakaiannya diusahakan merata pada berbagai perguruan tinggi.

13 Dari uraian di atas terlihat bahwa sejak orde baru memegang tampuk pemerintahan telah banyak perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan dibidang

pendidikan. Namun demikian perbaikan-perbaikan itu di anggap masih belum memadai disbanding dengan tantangan pendidikan yang yang sedang dan akan muncul. Karena itulah ketika Dr.Daoed Joesoef menjabat sebagai menteri P dan K dalam cabinet pembangunan III tindakan fundamental yang dilakukannya adalah membentuk komisi pembaharuan pendidikan. Komisi ini terdiri dari wakil-wakil masyarakat yang menghayati dan menaruh perhatian besar terhadap masalah pendidikan.

Tugas komisi adalah untuk merumuskan dasar-dasar sistem, kerangka materi dan arah jangka panjang pendidikan.Dalam hal ini sistem pendidikan harus dilihat di dalam keseluruhan lingkungan kehidupan manusia.Rumusan Tugas komisi adalah untuk merumuskan dasar-dasar sistem, kerangka materi dan arah jangka panjang pendidikan.Dalam hal ini sistem pendidikan harus dilihat di dalam keseluruhan lingkungan kehidupan manusia.Rumusan

Komisi telah bekerja sama satu setenga tahun dengan tiga tahapan kerja. tahap pertama bertukar pikiran dengan masyarakat tentang apa yang di inginkan masyarakat dan pendidikan, di samping mengadakan penilaian keadaan pendidikan secara menyeluruh. Tahap kedua merumuskan hasil kerja yang dilakukan pada tahap pertama dengan memperhatikan sara-saran para ahli pendidikan.Tahap ketiga digunakan oleh komisi untuk mendapatkan saran- saran dari masyarakat luas tentang rumusan yang telah dibuat, dan kemudian dirumuskan kembali berdasarkan saran-saran yang masuk.

Masalah yang erat berhubungan dengan pembaharuan sistem pendidikan adalah suasana kampus sendiri. Kampus yang tenang memungkinkan para civitas academica memfokuskan dirinya pada masalah-masalah akademis. Untuk tujuan itu, langkah kedua yang dilakukan Daoed Joesoef adalah kebijaksanaan yang terkenal dengan nama Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). NKK pada pokoknya adalah meredefinisi dari lembaga-lembaga kemahasiswaan secara mendasar, funsional dan bertahap. Menurut jalan pikiran itu, NKK akan membawa mahasiswa kepada kepribadiannya yang hakiki, yakni manusia pemikir dan penganalisa. Mahasiswa dibangunkan untuk mewujudkan kekuasaan riil yang secara potensial di kandungannya.

14 Sasaran terakhir dari NKK adalah mempersiapkan mahasiswa untuk menduduki tempat-tempat strategis dalam jaringan yang disebut teknostruktur.

Teknostruktur adalah jaringan jaringan dari satu aparat birokratis dalam satu jenis kegiatan masyarakat itu amat banyak, maka jenis teknostruktur itu juga menjadi kompleks. Jika pertanian sebagai sebuah teknostruktur akan dijadikan efektif dan efisien, diperlukan disebelah hilirnya diserangkaian jasa-jasa penting seperti penelitian, programing,dan studi kasus. Sedangkan dibagian hilirnya di perlukan pula jasa-jasa berupa pengumpulan yang tepat pada Teknostruktur adalah jaringan jaringan dari satu aparat birokratis dalam satu jenis kegiatan masyarakat itu amat banyak, maka jenis teknostruktur itu juga menjadi kompleks. Jika pertanian sebagai sebuah teknostruktur akan dijadikan efektif dan efisien, diperlukan disebelah hilirnya diserangkaian jasa-jasa penting seperti penelitian, programing,dan studi kasus. Sedangkan dibagian hilirnya di perlukan pula jasa-jasa berupa pengumpulan yang tepat pada

karena mahasiswa diharapkan nantinya akan menduduki teknostruktur, maka tanggung jawab esensial mahasiswa adalah membangkitkan kekuatan penalaran individual (the individual power of the reason). Hal ini antara lain karena pengetahuan dan pemikiran bersumber pada penalaran. Penalaran adalah dasar yang menentukan untuk mampu berpikir analisis dan sintesis.

Tujuan pokok dari konsepsi membangkitkan kekuatan penalaran individual adalah merobah aktivitas mahasiswa Indonesia dari kesibukan- kesibukan yang tidak perlu dan menghabiskan waktu menjadi mahasiswa pemikir dan penganalisa. Sebagai mahasiswa ia tidak hanya memburu ijazah, tetapi seharusnya merupakan penghasil gagasan (ide) yang di sajikan dalam bentuk pemikiran yang sistematis. Kekuatan penalaran, apabila pembentukannya dilatih dan dibina secara teratur dan sistematis dalam diri mahasiswa, akan merupakan sumber yang subur dari kreativitas.

Sebaliknya dengan menonjolkan kekuatan penalaran, tidak berarti mahasiswa dilarang melakukan aksi-politik. Hal itu akan dapat dilakukannya dengan mengajukan gagasan dan interpretasi mengenai apa yang di anggapnya sebagai kepentingan masyarakat atau nasional. Jadi politik sebagi arti arena atau tempat untuk menguji gagasan.Dan itu berarti memasuki Jaringan teknostruktur.

2. Perkembangan budaya

15 Terdapat Perkembanagn erat antara perkembangan pendidikan dengan perkembangan pendidikan dengan perkembangan seni. Dalam peningkatan dan

pengembangan seni nasional, segala usaha dan kegitan di arahkan kepada usaha-usaha yang dapat memperkuat kepribadian nasional, kebanggaan, serta kesatuan nasional.Untuk itu telah diadakan langkah-langkah peningkatan pengembangan seni nasional, segala usaha dan kegitan di arahkan kepada usaha-usaha yang dapat memperkuat kepribadian nasional, kebanggaan, serta kesatuan nasional.Untuk itu telah diadakan langkah-langkah peningkatan

Berdasarkan pola umum kebijaksanaan seni maka selama pelita ke I terlihat dibangun pusat-pusat seni seperti di Jakarta, Surakarta, Yogyakarta, Medan, Ujungpandang, dan Denpasar.Didirakan pula lembaga konservatori di Jakarta, di Bandung, Yogyakarta , Surakarta , Denpasar, Ujungpandang. Dilakukan pula restorasi candi Borobudur, rehabilitasi gedung-gedung museum, seperti yang telah dilakukan di Jakarta dan Bali.

Dalam pelita II usaha-usaha itu lebih ditingkatkan. Empat langkah penting telah di ambil oleh pemerintah , yakni meningkatkan usaha penyelamatan pemeliharaan dan penelitian warisan sejarah budaya nasional serta budaya daerah, pengembangan pendidikan budaya dan seni, pengembangan bahasa dan sastra, dan pengembangan pembukuan dan majalah pengetahuan seni. Keempat langkah tersebut sebelumnya telah dicantumkan dalam pelita II.

Tujuan pendidikan dan pengembangan seni adalah untuk mendidik dan membentuk seniman dan pengarang yang memiliki daya cipta dan kreativitas yang tinggi. Kecuali itu telah di usahakan mempertinggi daya penghayatan seni di kalangan khalayak ramai.

Pengembangan bahasa dan sastra, telah dimulai dengan peresmian pemakaian ejaan bahasa Indonesia sejak tanggal 16 agustus 1972. Kemudian diikuti pula dengan memulai meningkatkan pemakaian tata-istilah, kosa-kata, tata bahasa, dan meniadakan pemakaian kata-kata asing yang benar-benar tidak Pengembangan bahasa dan sastra, telah dimulai dengan peresmian pemakaian ejaan bahasa Indonesia sejak tanggal 16 agustus 1972. Kemudian diikuti pula dengan memulai meningkatkan pemakaian tata-istilah, kosa-kata, tata bahasa, dan meniadakan pemakaian kata-kata asing yang benar-benar tidak

16 Di bidang penyelamatan, pemeliharaan dan penelitian warisan sejarah nasional telah dilakukan usaha, antara lain menginventarisasi peninggalan

purbakala, yang meliputi 1165 situs di 26 provinsi. Selain itu telah dilakukan pula rehabilitasi dan perluasan museum.

17 Tentang perkembangan seni drama, pada masa orde baru usaha-usaha mempertinggi derajat serta mutu kesandiwaraan umumnya terutama berpusat

pada serikat Artis Sandiwara.Hal ini terutama terdapat pada masa revolusi.Sejak tahun 1965, bentuk seni drama memperoleh corak baru. Dramawan-dramawan terkemuka seperti W.S Rendra, Arifin C. Noer, Ikranegara, dan lain-lain telah membawakan bentuk cerita-cerita baru dalam setiap pementasannya. Sebagian dari pementasan itu merupakan karya-karya terjemahan, di samping ciptaan mereka sendiri. Corak cerita adakalanya mempunyai warna protes sosial, yakni suatu mode yang sering ditampilkan para seniman pada masa orde baru . Mereka sering juga menampilkan suasana yang hidup di kalangan masyarakat ke panggung sandiwara, yang sedikit banyak masih ada pengaruh keresahan. Kalau tidak, mereka sudah berhenti sebagai seniman.Karena pada jiwa yang resah sering muncul karya-karya yang besar.

Mengenai masalah seni daerah dapatlah dikemukakan bahwa sebagai akibat meluasnya publikasi dalam pers, banyak orang-orang yang tinggal di

16 Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta: Balai pustaka 16 Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta: Balai pustaka

Perkembangan seni bangunan juga memperlihatkan kemajuan. pada masa-masa sebelumnya, keadaan bangunan di kota-kota pada umumnya kurang berketentuan dan tidak menyelaraskan diri dengan alam. Sekolah- sekolah, kantor-kantor besar, took, gedung tua, pondok rakyat, berselang seling sepanjang satu jalan atau dalam bagiankota yang seharusnya mempunyai ketentuang pasti.

perubahan-perubahan Nampak.Bangunan di susul oleh awal pelita III, maka perubahan-perubahanpun Nampak. Bangunan-bangunan yang akan di dirikan di kota-kota tidak boleh menyimpang dari rencana induk pemekaran dan pembangunan kota. Di setiap daerah di bentuk Badan Perancang Pembangunan Daerah ( Bappeda), yang salah satu bagiannya merencanakan juga bentuk tata kota. Perkembangan ini juga dengan sendirinya merangsang seni bangunan modern, yang banyak sedikitnya terpengaruh oleh corak bangunan asing. namun sering juga dilakukan pencampuran corak bangunan tradisional dengan seni modern , yang ternyata menghasilkan bentuk yang serasi juga. Hal ini sekaligus menggambarkan bahwa semangat untuk melestarikan corak bangunan asli tetap terus hidup di kalangan arsitek-arsitek bangunan kita.Di suatu pihak mereka memperoleh pendidikan modern disekolah-sekolah tinggi, namun dalam karya- karya mereka tetap mendekatkan diri pada budaya nasional.

18 Sejak Pemerintah Orde

Baru maka

Mengenai film sebagai salah satu wahana budaya dapat dipergunakan sebagai sarana penerangan, pendidikan dan sekaligus hiburan, pada masa orde lama diadakan pembatasan yang ketat terhadap film-film impor, khususnya dari Eropa dan Amerika, maka pemerintah orde baru agak melonggarkan pembatasan itu, namun dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan lain, seperti itu tidak berarti setiap film barat dapat di putar di Indonesia. Keluwesan terhadap film asing diiringi dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan lain, seperti seleksi yang ketat. Tujuannya adalah agar tidak merusak moral bangsa Indonesia dan sepanjang film-film impor itu tidak mematikan pemasaran film-film produksi dalam negeri.

Kemajuan teknologi modern dewasa ini telah mampu mengembangkan dunia perfilman menjadi suatu usaha industri dan perdagangan bebas. Akibat dari sampingan hal itu adalah munculnya persaingan hebat baik dalam produksi film, memperebutkan kuota film impor, pemasaran,peredaran dan perbioskopan. Untuk tujuan itulah pemerintah sedang mempersiapkan sebuah rancangan undang-undang pokok perfimn, yang tujuannya bukan hanya untuk melindungi dan mengembangkan perfilmn nasional, juga untuk menjadikan corak film Indonesia yang kultural edukatif

3. Perkembangan pers dan media elektronika

19 Titik tolak dari pembinaan pers nasional adalah ketetapan siding umum MPRS IV tahun 1966. Dalam ketetapan ini disebutkan “ Kebebasan pers

Indonesia adalah kebebasan untuk menyatakan serta menegakkankebenaran dan keadilan, dan bukanlah kebebasan dalam pengertian libelarisme” Disebutkan juga bahwa kebebasan pers berhubungan erat dengan keharusan adanya pertanggung jawaban, atau singkatnya pers yang bertanggung jawab

Dengan dasar itu kemudian disyahkan Undang-Undang No.11 tahun1966 tentang ketentuan-ketentuan pokok pers, yang kemudian disempurnakan lagi dengan Undang-undang No.4 tahun 1967. Fungsi Pers

Nasional menurut undang-undang tersebut adalah sebagai alat revolusi dan merupakan mass media yang bersifat aktif, dinamis kreatif, edukatif, informative, dan mempunyai fungsi kemasyarakatan penorong dan penumpuk daya pikiran kritis dan progresif meliputi segala perwujudan kehidupan masyarakat Indonesia. Karena itu per mempunyai hak kontrol, kritik dan koreksi yang bersifat korektif dan konstruktif.

Untuk melaksanakan fungsi, kewajiban dan hak pers, mereka membentuk tiga organisasi profesi, yakni : Persatuan Wartawan Indonesia (P WI) , Serikat Penerbit Suratkabar (SPS), dan Serikat Grafika Pers (SGP). Ketiga organisasi ini kemudian membentuk dewan pers yang bertugas untuk mendampingi pemerintah dalam bersama-sama membina pertumbuhan dan perkembangan pers nasional. Anggota dewan pers terdiri dari wakil-wakil organisasi dan ahli-ahli dalam bidang pers, sedangkan ketuanya langsung di pegang oleh menteri penerangan. Karena dewan pers bertugas mendampingi pemerintah, maka secara tidak langsung ia merupakan forum penyalur aspirasi-aspirasi pers dalam rangka komunikasi timbal balik dan interaksi antara pemerintah, pers dalam masyarakat.

4. Penataran P-4 Sebagai gerakan Budaya

20 Pancasila adalah bagian dari pada sistem nilai budaya dan filosofis idil dari bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari jiwa dan nilai- nilai ‟45, Pancasila

telah diterima dan disepakati sebagai nilai luhur oleh segenap masyarakat Indonesia. Pancasila memberi kekuatan hidup kepada bangasa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Walaupun Pancasila secara resmi telah menjadi falsafah bangsa sejak tahun 1945, namum hampir tiga dekade sesudah itu baru di tetapkan detail perumusan konsepsi yang di kandungnya. Pada bulan februari 1959 pernah diadakan seminar mengenai Pancasila di Yogyakarta, dan setelah itu berbagai Walaupun Pancasila secara resmi telah menjadi falsafah bangsa sejak tahun 1945, namum hampir tiga dekade sesudah itu baru di tetapkan detail perumusan konsepsi yang di kandungnya. Pada bulan februari 1959 pernah diadakan seminar mengenai Pancasila di Yogyakarta, dan setelah itu berbagai

Salah satu organisasi sosial yang memanfaatkan seruan itu adalah Dewan Harian Nasional Angkatan ‟45, yang pada tahun itu juga membentuk panitia khusus yang terdiri dari : Dr. Moh. Hatta (sebagai ketua) , Mr. Ahmad Subardjo, Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo, Prof. Mr. Sunario dan A.A Maramis ( masing-masing sebagai anggota). Karena panitia ini terdiri dari lima orang, maka disebut sebagai panitia lima. Tugas panitia lima adalah merumuskan tafsiran pancasila. Panitia ini pada tanggal 10 febuari 1975, mengumumkan hasil kerjanya kepada pers yang mereka namakan „ Uraian Pancasila”.

D. Pendidikan pada masa orde baru dan pendidikan pada masa revormasi

1. Pendidikan pada masa orde baru Orde baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998, dan dapat dikatakan

sebagai era pembangunan nasional. Dalam bidang pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan dasar, terjadi suatu loncatan yang sangat signifikan dengan adanya Instruksi Presiden (Inpres) Pendidikan Dasar. Namun, yang disayangkan adalah pengaplikasian inpres ini hanya berlangsung dari segi kuantitas tanpa diimbangi dengan perkembangan kualitas. Yang terpenting pada masa ini adalah menciptakan lulusan terdidik sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan kualitas pengajaran dan hasil didikan.

Pelaksanaan pendidikan pada masa orde baru ternyata banyak menemukan kendala, karena pendidikan orde baru mengusung ideologi “keseragaman” sehingga memampatkan kemajuan dalam bidang pendidikan.

EBTANAS, UMPTN, menjadi seleksi penyeragaman intelektualitas peserta didik.

Pada pendidikan orde baru kesetaran dalam pendidikan tidak dapat diciptakan karena unsur dominatif dan submisif masih sangat kental dalam pola pendidikan orde baru. Pada masa ini, peserta didik diberikan beban materi pelajaran yang banyak dan berat tanpa memperhatikan keterbatasan alokasi kepentingan dengan faktor-faktor kurikulum yang lain untuk menjadi peka terhadap lingkungan. Beberapa hal negatif lain yang tercipta pada masa ini adalah:

Produk-produk pendidikan diarahkan untuk menjadi pekerja. Sehingga, berimplikasi pada hilangnya eksistensi manusia yang hidup dengan akal pikirannya (tidak memanusiakan manusia), Lahirnya kaum terdidik yang tumpul akan kepekaan sosial, dan banyaknya anak muda yang berpikiran

positivistik, Hilangnya kebebasan berpendapat. 21 Pemerintah orde baru yang dipimpin oleh Soeharto megedepankan motto

“membangun manusia Indonesia seutuhnya dan Masyarakat Indonesia”. Pada masa ini seluruh bentuk pendidikan ditujukkan untuk memenuhi hasrat penguasa, terutama untuk pembangunan nasional. Siswa sebagai peserta didik, dididik untuk menjadi manusia “pekerja” yang kelak akan berperan sebagai alat penguasa

dalam menentukan arah kebijakan negara. Pendidikan bukan ditujukan untuk mempertahankan eksistensi manusia, namun untuk mengeksploitasi intelektualitas mereka demi hasrat kepentingan penguasa.

Kurikulum-kurikulum yang digunakan pada masa orde baru yaitu sebagai berikut:

a. Kurikulum 1968 Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan.

Pada masa ini siswa hanya berperan sebagai pribadi yang masif, dengan hanya menghapal teori-teori yang ada, tanpa ada pengaplikasian dari teori tersebut. Aspek afektif dan psikomotorik tidak ditonjolkan pada kurikulum ini. Praktis, kurikulum ini hanya menekankan pembentukkan peserta didik hanya dari segi intelektualnya saja.

b. Kurikulum 1975 Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan efisien berdasar MBO ( management by objective ). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.

Pada kurikulum ini peran guru menjadi lebih penting, karena setiap guru wajib untuk membuat rincian tujuan yang ingin dicapai selama proses belajar- mengajar berlangsung. Tiap guru harus detail dalam perencanaan pelaksanaan program belajar mengajar. Setiap tatap muka telah di atur dan dijadwalkan sedari awal. Dengan kurikulum ini semua proses belajar mengajar menjadi

sistematis dan bertahap. 22

c. Kurikulum 1984 Kurikulum 1984 mengusung “process skill approach”. Proses menjadi lebih penting dalam pelaksanaan pendidikan. Peran siswa dalam kurikulum ini menjadi mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). CBSA memposisikan guru sebagai fasilitator, sehingga bentuk kegiatan ceramah tidak lagi ditemukan dalam kurikulum ini. Pada c. Kurikulum 1984 Kurikulum 1984 mengusung “process skill approach”. Proses menjadi lebih penting dalam pelaksanaan pendidikan. Peran siswa dalam kurikulum ini menjadi mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). CBSA memposisikan guru sebagai fasilitator, sehingga bentuk kegiatan ceramah tidak lagi ditemukan dalam kurikulum ini. Pada