Analisis Pembingkaian Pemberitaan Bendera Aceh Pada Harian Serambi Indonesia Dan Harian Rakyat Aceh

142

Sumber: Serambi Indonesia, Minggu, 1 Maret 2015

Universitas Sumatera Utara

143

Lampiran 2: Gubernur Aceh, Soal Bendera harus Tegas.

Sumber: Serambi Indonesia, Senin, 2 Maret 2015

Universitas Sumatera Utara

144

Lampiran 3: Rakyat dulu baru Bendera dan AAA minta Gubernur hentikan polemik
Bendera

Sumber: Serambi Indonesia, Selasa, 3 Maret 2015


Sumber: Serambi Indonesia, Rabu, 4 Maret 2014

Universitas Sumatera Utara

145

Lampiran 4: Perang Dingin Masih selimuti pemimpin Aceh.

Universitas Sumatera Utara

146

Sumber: Rakyat Aceh, Senin, 2 Maret 2015

Universitas Sumatera Utara

147

Sumber: Harian Rakyat Aceh, Selasa, 3 Maret 2015.


Sumber: Harian Rakyat Aceh, Rabu 4 Maret 2015

Universitas Sumatera Utara

148

Lampiran 7: Gambar Bendera dan Lambang Aceh vs Bendera dan Lambang RI

Lampiran 8: Gambar Bendera dan Lambang Aceh saat Sosialisasi tahun 2012

Bentuk Bendera dan Lambang Aceh ketika disosialisasikan. Kini, telah ditanda
tangani oleh Gubernur Aceh yang disahkan oleh DPRA untuk jadi Qanun Aceh
Nomor 3 Tahun 2013 tanggal 25 Maret 2013, telah diundangkan dalam
Lembaran Aceh Nomor 3, Tambahan Lembaran Aceh 49.

Universitas Sumatera Utara

149

Lampiran 9: Gambar bentuk bendera Aceh “Perubahan” sosialisasi di Jakarta.


Negosiasi Bentuk Bendera Perubahan yang mendapat “Lampu Hijau” dari
pemerintah Pusat.

Lampiran 10: Demo Minta hentikan Polemik Bendera Aceh

Demo di Gedung DPR Aceh meminta Pemerintah segera menyelesaikan
permaslahan Bendera dan Lambang Aceh yang telah menjadi Qanun Aceh
dengan Nomor 3 Tahun 2013 ditetapkan pada tanggal 25 Maret 2015 di
Banda Aceh.

Universitas Sumatera Utara

150

Lampiran 11:Gambar Pengibaran Bendera pada HUT 10 tahun Perdamaian Aceh

Detik-detik pengibaran bendera Bintang– Bulan dalam rangka memperingati
10 tahun Perdamaian Aceh (15 Agustus 2005-15 Agustus 2015)
berlangsung di halaman Mesjid Islamic Centre Kota Lhokseumawe.

Lampiran 12: Gambar Orasi anggota DPRK Aceh Utara dan Lhokseumawe

Sejumlah anggota DPRK Kota Lhokseumawe dan DPRK Kabupaten Aceh
Utara melakukan Orasi didepan Mesjid Islmaic Centre. Mereka minta
Pemerintah segera menjalankan Qanun tentang bendera dan lambang Aceh.
tampak dengan latar bendera yang baru dikibarkan, dengan memegang
Bendera dan Lambang Aceh tepatnya pada acara peringatan 10 tahun
perdamaian Aceh, Sabtu tanggal 15 Agustus 2015 di Lhoksemawe.

Universitas Sumatera Utara

151

PEDOMAN WAWANCARA
(INDEPTH INTERVIEW GUIDE)
ANALISIS PEMBINGKAIAN PEMBERITAAN BENDERA ACEH PADA
HARIAN SERAMBI INDONESIA DAN HARIAN RAKYAT ACEH
A. Naskah Pengantar (Tujuan Wawancara)
1. Kita menyadari bahwa proses pembingkaian menjadi ujung tombak sebuah
media massa/ cetak.

2. Saya tertarik untuk mengetahui pandangan Anda mengenai Konstruksi
Realitas, Pembingkaian, dan Kebijakan redaksional tentang Pemberitaan
Bendera dan Lambang Aceh di media Anda.
3. Saya berharap Anda berkenan meluangkan waktu untuk menjawab
wawancara ini sebagai penelitian yang berguna untuk pengembangan
usaha penerbitan pers dan sebagai ilmu pengetahuan bagi saya.
B. Daftar Wawancara
1. Pertama-pertama bagaimana sebenarnaya sejarah awal berdirinya Surat
kabar ini?
2. Siapa yang mendorong untuk menerbitkan harian ini dan bekerja sama
dengan group dari luar?
3. Bagaimana konsep newrooms management, kaitannya dengan manajemen
jaringan group induk?
4. Apa yang melatarbelakangi media Anda memberitakan polemik Bendera
dan Lambang Aceh?
5. Bagaimana Konstruksi Realitas media Anda tentang Pemberitaan Bendera
dan Lambang Aceh
6. Bagaimana media Anda membingkai bendera pemberitaan tentang
Bendera dan Lambang Aceh.
7. Siapa yang memberi nama harian surat kabar ini?

8. Bagaimana lika-liku persiapkan awal penerbitan surat kabar ini?
9. Bagaimana dengan SDM tahap I terbit sampai dengan keadaan saat ini?
10. Apa tujuan mulia awal-awal harian ini diterbitkan?
11. Aceh adalah daerah bekas konflik tentu banyak halangan, rintangan yang
Anda hadapi. Bagaimana menjalankan, melewatkan level ini agar selamat
sampai tujuan dalam mencapai visi -misi?

Universitas Sumatera Utara

152

12. Bagaimana kebijakan redaksional media Anda dalam menentukan semua
kategori berita ?
13. Bagaimana Standard Operating Procedure (SOP) dari media tempat Anda
bekerja? Bagaimana Anda menjalakannya?
14. Dalam menjalankan tugas, apakah Anda turut mempertimbangkan nilai
lokal pada masyarakat sekitar? Seperti apa misalnya?
15. Apakah selama menjalankan tugas sebagai wartawan dan bekerja, Anda
pernah menerima berbagai bentuk ancaman atau intimidasi?
16. Tahapan pemberitaan adalah ideologi, media rutin, pihak ekternal, dan

individual wartawan. Bisa dijelaskan level tahapan ini yang ada surat
kabar Anda?
17. Terakhir pak, pengaruh yang datang luar tempat Anda bekerja seperti
sumber berita, iklan, pembaca, kontrol pemerintah, pasar dan teknologi, ini
bagaimana pengaruhnya bagi media ini?
C. Penutup
Sebelum wawancara ini diakhiri, apa saran Anda terkait dengan polemik
Bendera dan Lambang Aceh dengan Pemerintah Pusat? Terima kasih atas
kesediaannya menjawab pertanyaan penelitiaan ini, jawabannya bisa juga
dikirim ke email dinmahmud2@gmail.com
D. Sekian dan Terima kasih...!

Universitas Sumatera Utara

153

Lampiran 14 Frame Pemberitaan.
Berita A Serambi Indonesia Minggu 1 Maret 2015 Judul: Mualem tak ingin
bendera diubah.
Perangkat Framing

Model Entman
Define Problem
(Pendefinisian Masalah)

Frame Pemberitaan
Revisi Bendera

Diagnoses Cause
(Mendefinisikan Sumber
Masalah)

Wagub Aceh dan Komisi
III DPR RI

Make Moral Judgment
(Membuat keputusan
Moral)

Sikap wagub soal
bendera Aceh


Treatment
Recommendation
(Menekankan
Penyelesaian Masalah)

Tuntut implementasi
damai sesuai MoU
Helsinki

Kutipan Teks
1. Mualem tak ingin
bendera diubah.
2. Wakil ketua III DPR
RI belum memahami
detail MoU Bendera.
1. Mualem berharap
disetujui seperti yang
diusulkan, tdk berubah.
2. Apakah pemerintah

sudah ada draf solusi.
1. Tgl 20/11/2015 gak
masalah diubah.
2. Tgl 28/2/2015 tak
ingin diubah.
1. Mualem desak
pemerintah pusat
jalankan MoU damai
2. Komisi III akan
membantu Aceh

Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Berita B Serambi Indonesia Senin 2 Maret 2015 Judul: Gubernur, Soal
Bendera Harus Tegas.
Perangkat Framing
Model Entman
Define Problem
(Pendefinisian Masalah)
Diagnoses Cause
Mendefinisikan Sumber

Masalah)

Frame Pemberitaan
Bentuk Bendera

Dukung Wagub Aceh

Make Moral Judgment
Bendera untuk bersatu
(Membuat keputusan
Moral)
Treatment
Wagub tidak Tegas
Recommendation
(Menekankan
Penyelesaian Masalah)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Kutipan Teks
Gubernur usulkan bentuk
bendera yang diterima
seluruh Aceh
Ketua banleg DPRA men
dukung Wagub dalam
mempertahankan bentuk
dasar bendera Aceh
Gubernur, bendera Aceh
sebagai lambang
pemersatu Aceh.
Wagub pernah minta
Gubernur dan DPRA
untuk ubah bendera.

Universitas Sumatera Utara

154

Berita C Serambi Indonesia Selasa 3 Maret 2015 Judul: Rakyat Dulu baru
Bendera
Perangkat Framing
Model Entman
Define Problem
(Pendefinisian Masalah)

Frame Pemberitaan
Utamakan Rakyat

Diagnoses Cause
(Pendefinisian Masalah)

Partai Demokrat setuju
bendera

Make Moral Judgment
(Membuat keputusan
Moral)

Sikap Tegas Gubernur

Treatment
Harus cari solusi
Recommendation
(Menekankan
Penyelesaian Masalah)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Kutipan Teks
Kenyangkan dulu perut
rakyat, baru bendera
(fraksi PAN DPR Aceh)
Bendera bagi Aceh kita
dukung 100% Tapi
hukum harus junjung
tinggi (Partai Demokrat)
Gubernur menegaskan,
kita harus bersikap tegas,
tidak sekali bilang A,
sekali bilang B dan C.
Harus ada win-win
solution. Dalimi, SE
(Wakil ketua DPRA)

Berita D Serambi Indonesia Rabu 4 Maret 2015 Judul: Aktivis AAA minta
gubernur hentikan polemik bendera.
Perangkat Framing
Model Entman
Define Problem
(Pendefinisian Masalah)
Diagnoses Cause
(Definisi Masalah)
Make Moral Judgment
(Membuat keputusan
Moral)

Frame Pemberitaan
Stop polemik bendera
Konflik gubernur dan
Wagub
Luar struktur pemerintah

Treatment
Reposisi bendera Aceh
Recommendation
(Menekankan
Penyelesaian Masalah)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Kutipan Teks
Sejahterakan rakyat yang
masih hidup miskin
Konflik sesama rakyat
Aceh (horizontal) lebih
berbahaya dari pada RI
Bendera adalah lambang
perjuangan Rakyat Aceh
untuk melepaskan diri
dari NKRI.
Tanya semua rakyat
Aceh/ tokoh yang masih
diluar sistem
permerintahan Indonesia

Universitas Sumatera Utara

155

Berita A1 Rakyat Aceh Minggu 1 Maret 2015 Judul: Perang Dingin Masih
Selimuti Pemimpin Aceh.
Perangkat Framing
Model Entman
Define Problem
(Pendefinisian Masalah)

Frame Pemberitaan
Bendera Jangan diubah

Diagnoses Cause
Elite Aceh
(Mendefinisikan Sumber
Masalah)
Make Moral Judgment
Implementasi UUPA
(Membuat keputusan
Moral)
Treatment
Komisi III DPR RI bantu
Recommendation
Aceh
(Menekankan
Penyelesaian Masalah)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Kutipan Teks
Wagub tersinggung
dengan Gubernur setuju
revisi bendera Aceh
Perang dingin Gubernur
dan Wakil berlanjut.
Pemerintah Aceh tuntut
realisasi turunan UUPA
Desmon J Mahesa dari
komisi III berjanji akan
membantu realisasi
turunan UUPA

Berita B1 Rakyat Aceh Minggu 2 Maret 2015 Judul: Gubernur kecewa
dengan Mualem
Perangkat Framing
Model Entman
Define Problem
(Pendefinisian Masalah)

Frame Pemberitaan
Bentuk Bendera

Diagnoses Cause
Wakil Gubernur
(Mendefinisikan Sumber
Masalah)
Make Moral Judgment
Pedoman pada UUPA
(Membuat keputusan
Moral)
Treatment
Fokuskan Kerja
Recommendation
(Menekankan
Penyelesaian Masalah)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Kutipan Teks
Gubernur kecewa pada
Wagub karena tak ingin
bendera diubah
Gubernur minta wakilnya
jalankan visi-misi, jangan
permasalahkan bendera
Menurut gubernur, soal
bendera tidak diperlukan
kecerdasan, ikuti aturan
Masih banyak kerja untuk
kemakmuran seluruh
Aceh, tegas Gubernur.

Universitas Sumatera Utara

156

Berita C1 Rakyat Aceh Minggu 3 Maret 2015 Judul: Soal bendera, ketua
Banleg DPRA dukung Mualem
Perangkat Framing
Model Entman
Define Problem
(Pendefinisian Masalah)

Diagnoses Cause
(Mendefinisikan Sumber
Masalah)
Make Moral Judgment
(Membuat keputusan
Moral)
Treatment
Recommendation
(Menekankan
Penyelesaian Masalah)

Frame Pemberitaan
Bentuk Bendera

Beri dukungan

Disahkan DPRA periode
lalu
Segera realisasi

Kutipan Teks
Ketua Banleg DPRA
dukung sikap wagub
untuk pertahankan bentuk
asli bendera Aceh
Karena bendera BBS
sudah sah sebagai bndera
Aceh, sesuai hukum
BBS sisahkan DPR
periode lalu, namun tak
ada tanggapan dari SBY
Ketua banleg dukung
wagub dan segera
rampungkan RPP Aceh
agar Aceh tidak terus
dibohongi pusat, tegasnya

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Berita D1 Rakyat Aceh Minggu 4 Maret 2015 Judul: Terkait polemik
bendera, PA kecam pernyataan poltisi PAN di DPRA.
Perangkat Framing
Model Entman
Define Problem
(Pendefinisian Masalah)
Diagnoses Cause
(Mendefinisikan Sumber
Masalah)

Frame Pemberitaan
Perang antar politisi
Pelajari MoU Helsinki
dan UUPA

Make Moral Judgment
Hargai perjuangan
(Membuat keputusan
Rakyat
Moral)
Treatment
Utamakan Rakyat
Recommendation
(Menekankan
Penyelesaian Masalah)
Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Kutipan Teks
Politisi PA kecam PAN
soal polemik bendera
Jangan asal bicara
sehingga meresahkan
masyarakat, telah lama
menanti bendera sbg
penyelesaian soal Aceh
Pernyataan politisi PAN
lemahkan posisi tawar
Aceh – dengan Jakarta
Pernyataan politis PAN
jangan membawa partai.

Universitas Sumatera Utara

157

Lampiran 15 Tanskrip Wawancara dengan Harian Rakyat Aceh
a.
b.
c.
d.

Nama
Posisi
Waktu Wawancara
Lokasi Tempat

e. Tanda Tangan

: Idris Bendung
: Pimpinan Harian Rakyat Aceh
: 22 Juni 2015
: Kantor Harian Rakyat Aceh
:

Wawancara:
Tanya (T)
Jawab (J)

T

J
T
J

T
J

T
J

T

J

: Assalamualikum Pak Idris... ?
: Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatu...silakan masuk,
peneliti memasuki sebuah ruang tempat kerja pak Idris. Sambil
memperkenalkan diri peneliti dipersilakan duduk.
: Maaf pak, sedikit mengganggu pekerjaan Bapak, saya sedang
melakukan penelitian pada media bapak, terkait pemberitaan
polemik pemberitaan bendera dan lambang Aceh.
: Oh,.... Ya,... silakan apa yang bisa saya bantu..., kami senang atas
perhatian Anda pada media kami.
: Langsung saja pak, apa yang melatarbelakangi lahirnya
Harian Rakyat Aceh?
: Begini ya, saat itu Aceh baru saja dilanda musibah besar GempaTsunami. CEO Jawa Pos datang kemari dengan membawa
bantuan. Pak Dahlan Iskan terjun langsung dalam misi
kemanusiaan Jawa Pos Peduli. Dengan memanfaat beberapa
jaringan yang sudah duluan ada pak Dahlan meyampaikan
keinginan membantu Aceh dengan mendirikan sebuah koran.
: Terus......?
: Gayung bersambut,...rencana tersebut terus dimatangkan. Dalam
sebuah rapat di Takengon, pak Dahlan membentuk tim kecil
untuk percepatan lahirnya harian Rakyat Aceh.
: Setelah rapat di Takengon persiapan untuk terbit semakin
baik dan matang?
: Ya, dalam rapat itu sudah diputuskan semua keperluan, budgeti,
personil, kantor yang repsentatif, termasuk percetakan. Modal
awal yang digelontorkan Jawa Pos sebesar 6, 7 Milyar. Terbit
perdana 17 Januari 2005. Dicetak di Medan, milik Group Jawa
Pos. Baru bulan Februari 2014 kantor pusat kami pindah ke
Banda Aceh.
: Saya sebagai peneliti ingin mengetahui gaya pemberitaan
Rakyat Aceh (RA), bagaimana RA membangun kontruksi
realitas dalam pemberitaan?
: Kami memegang filosofis, kontruksi berita yang dibangun adalah
Adil, Damai, dan Demokratis. Adil kami berusaha tidak memihak
pihak manapun. Damai berarti kami hadir sebagai pembawa
kesejukkan, tidak mempublikasi berita bohong. Demokratis kami
menjunjung tinggi nilai permusyawaratan, dan tranparan.

Universitas Sumatera Utara

158

T
J

T
J

T

J

T
J

T

J

: Pak Idris berada dalam jajaran redaksi, bagaimana proses
berita menjadi berita yang layak cetak?
: Fungsi dan tugas redaksi disamping selaku editor juga merupakan
penanggung jawab penerbitan berita. Mana tau berita itu dituntut
orang karena adanya kesalahan makna ataupun kesalahan fakta
disitu, dibantah dan disomasi orang. Selain posisi saya dalam
jajaran redaksi merangkap sebagai penaggung jawab berita
politik.
: Terkait Polemik masalah bendera, bagaimana RA
membingkai, apa ada kebijakan khusus?
: Isu bendera kami menyikapi dengan hati-hati, kita tau isu itu
seksi. Tapi, para pihak memantau kita, bagaimana kita
memberitakan. Kami merdeka dalam memberitakan
: Seberapa besar kebebasan/ kekuasaan yang diberikan oleh
pemilik (Jawa Pos) pada kebijakn redaksional dalam
mengelola pemberitaan?
: Secara institusi hal tersebut tidak pernah dibicarakan kepada awak
redaksi. Tetapi yang jelas kami bekerja sesuai porsi tugas
keredaksional, profesionalisme. Selama saya disini belum ada
interversi pemilik.
: Yang terakhir pak, apa saran pada polemik bendera Aceh
dengan pemerintah pusat?
: Pemerintah Aceh dan DPRA perlu segera mengeluarkan aturan
tentang simbol dan bendera Aceh sekaligus tentang protokoler
pengibarannya. Ini amanat MoU Helsinki dan pasal 246 ayat 2
Undang-Undang Pemerintahan Aceh No 11 tahun 2006. Hal ini
akan memberi dua dampak terhadap hubungan Aceh dengan
Indonesia. Pertama, Aceh menghormati simbol Indonesia di Aceh
yang direpresentasikan oleh bendera merah putih dan hanya akan
menggunakan bendera tersebut sesuai dengan ketentuan hukum
RI yang mengaturnya. Kedua, Aceh memiliki kewenangan untuk
mengibarkan bendera sendiri sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku di Aceh. Karena salah satu faktor yang mendasari
konflik bendera ini adalah aspek hukum, otoritas, etika, dan
moralitas.
Terakhir, saya mengajak agar semua elemen di Aceh bisa
menghormati simbol-simbol ke-Aceh-an dan ke-Indonesia-an.
Karena dengan saling menghormati, maka situasi damai yang
didapat dengan susah payah, bisa dipertahankan.
: Ok, ...Terimakasih pak, atas waktu dan kesempatan
mewawancarai bapak...? Assalamualikum warahmatullahi
wabarakatu’h...!
: Ok, sama-sama, senang bisa bertemu dengan kamu.
Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatu‟h.

Universitas Sumatera Utara

159

Lampiran 16 Tanskrip Wawancara dengan Harian Serambi Indonesia
f.
g.
h.
i.

Nama
Posisi/ Jabatan
Waktu Wawancara
Lokasi Tempat

j. Tanda Tangan

: Jafruddin
: Pimpinan Harian Serambi Indonesia
: 12 Mei 2015
: Kantor Harian Serambi Indonesia
:

Wawancara:
1.

Tanya (T): Kabarnya bapak baru pulang luar kota, ya. Apa kabar
Bapak...?
Jawab (J): Ya, benar saya baru pulang dari Jakarta, Alhamdulillah kabar
baik.
2. Ternyata untuk sebuah surat kabar butuh kerja keras ya pak, seperti
yang melatarbelakangi lahir Serambi Indonesia. Bisa bapak jelaskan
tujuan awal harian ini di perjuangkan?
Jawab :
Suatu obsesi yang menyertai berdirinya Serambi Indonesia, 26 tahun yang
lalu adalah hadirnya sebuah surat kabar yang sehat usahanya serta kokoh
eksistensi dan kepribadian jurnalistiknya. Dua hal itu menjadi syarat pokok
hidupnya sebuah penerbitan pers yang dapat menjamin kesejahteraan
karyawannya, kesinambungan usahanya.
Klausul “sehat usahanya” menjadi basis komitmen dari semua unsur yang
tergabung dalam perusahaan. Maka usaha Serambi dikelola dengan
profesional dengan menerapkan sistem manajemen yang sebenarnya,
memegang teguh aturan-aturan manajemen itu sendiri dengan disiplin yang
tinggi.
Komitmen terhadap profesionalisme itu adalah upaya agar aspek bisnis
koran selalu berjalan sehat. Sesungguhnya itu menjadi landasan fundamental
bagi hadirnya surat kabar yang berbasis pada prinsip jurnalistik seutuhnya.
Paham jurnalisme pada terapan jurnalistik adalah hajat untuk mandiri,
independen , dan netral. Nilai-nilai inilah yang dianut oleh Serambi Indonesia
sejak berdiri sampai hari ini.
Karena itu, koran kami ditabalkan sebagai koran yang bersifat umum,
terbuka, dan independen. Tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok
dan aliran politik manapun, termasuk pada kepentingan-kepentingan dan/ atau
pribadi manapun.
Dalam kiprahnya Serambi Indonesia menerapkan paham jurnalisme yang
mengagungkan tatanan nilai sosial budaya, agama dan kemanusiaan yang
beriman yang berlaku dan hidup dalam masyarakat Aceh dan Indonesia.
Keberpihakkan Serambi adalah semata-mata pada tatanan hidup dan
kepentingan bersama yang diridhoi oleh Allah SWT serta pada komitmen
bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Itulah landasan
filosofi yang menjadi visi misi kami yang telah diperjuangkan terus menerus
sejak awal sampai kini dengan berbagai tantangan dari masa ke masa.

Universitas Sumatera Utara

160

3. Periode kelahiran Serambi adalah masa sulit kehidupan pers di tanah
air, pemerintah sangat dominan dan campur tangan dalam mengotrol/
mengawasi pers. Bagaimana Serambi menyikapi kondisi yang demikian?
Jawab :
Kami tetap komitmen dengan cita-cita awal. Berpegang teguh pada
landasan filosofi itu sungguh tidak mudah. Sebagai surat kabar untuk umum,
selain berpegang landasan ideal itu Serambi Indonesia harus menjalankan
aspek fungsional secara sungguh-sungguh. Fungsi surat kabar, pertama adalah
sebagai alat komunikasi massa. Peran fungsional itu adalah menyampaikan
informasi seluas-luasnya dan dengan segala kebenaran bagi publik demi
pencerasan bangsa.
Seiring itu surat kabar adalah, dengan beritanya, tulisan, tajuk, foto dan
karikatur, juga menyampaikan kritik sosial, menampung aspirasi dan pikiran
masyarakat demi kehidupan bersama. Peran lainnya adalah menjadi alat
hiburan (entertaiment)
Kerangka fungsional tersebut menjadi ukuran kongret eksistensi sebuah
lembaga surat kabar. Karenanya, Serambi Indonesia dijalankan secara
seksama serta selalu berpegang teguh pada landasan filosofinya, sampai diusia
26 tahun ini kami telah mereguk pelajaran yang banyak. Serambi Indonesia
telah hidup dalam dua episode sejarah. Lahir pada zaman otoriter Orde Baru,
waktu itu berlaku UU Pokok Pers No 11/ 1966 yang katanya tidak mengenal
pembredeilan pers. Tapi, justru yang dilaksanakan penguasa Orde Baru adalah
pemberangusan pers dan intimidasi. Disebut negara demokrasi, rakyat kritis
ditangkapi dan dibui tanpa proses pengadilan.
Pers dikontrol lewat telepon dan ancaman lainnya. Kritik pers terhadap
proses pembangunan, akan terancam dengan tudingan “penghambat
pembangunan” yang berkonotasi “antek komunis” Kontrol sosial sosial yang
dilaksanakan oleh pers tidak jalan sama sekali. Kebanyakan pelaku korupsi,
manipulasi, berlindung dibali kalimat “demi pembangunan” yang sangat
keramat masa itu.
4. Bagaimana Anda menyikapi dinamika perubahan politik saat ini,
Serambi memulai debutnya tahun 1989 dimana saat itu kebebasan belum
seperti saat ini, masih dominan kontrol pemerintah. Bagaimana kiat
Serambi menyambut perubahan ini?
Jawab:
Episode berikutnya yang dilalui Serambi adalah zaman reformasi. Sistem
politik dan struktur kekuasaan direformasi sebisa-bisanya dan kalau boleh
sehabis-habisnya. Rantai besar yang membelunggu segala kebebasan dizaman
Orde Baru putus sudah. Sistem otoriter berganti dengan zaman yang liberal.
Demontrasi terjdi dimana-mana. Peluang dan fenomena berbicara terwujud
dengan sebebas-bebasnya. Pers menjadi bebas-sebebasnya. UU No 11/ 1966
Tentang Pokok-pokok Pers digantikan dengan UU No 40/ 1999 yang
besubtansi liberlisme. Bahkan UUD 45 juga diamandemen. Sistem kekuasaan
sudah terbagi dengan jelas. Parlemen sama, bahkan menjadi lebih kuat dari
Presiden/ Pemerintah, kekuasaan yudikatif mulai terasa mandiri, mulai
terlepas dari pengaruh eksekutif.
Serambi masuk dalam perjalanan zaman ini dengan memetik pelajaran
yang penting. Bahwa kedudukan hakiki pers dalam paham negara demokrasi

Universitas Sumatera Utara

161

berada pada komitmen kerakyatan. Berada pada pilar demokrasi yang
bersumber dari pasal 28 UUD 1945. Dipahami lebih dalam, bahwa negara dan
bangsa adalah milik bersama seluruh lapisan rakyat. Bahwa negara dan bangsa
berisi berbagai komponen dan eksponen yang komprehensif dan paripurna.
Dalam kerangka berbangsa dan bernegara itu, semua eksponen, komponen,
kekuatan, lembaga, profesi, dan sebagainya hendaklah menjalankan peran,
fungsi, tugas dan tanggung jawab masing masing dengan sebaik-baiknya.
Kenapa? Karena nasionalisme itu bukan hanya bedil dan kelewang.
Nasionalisme juga termasuk cangkul, kapur tulis, jarum suntik, pena,
komputer, gitar, palu sidang, dan bermacam lainnya. Nasionalisme adalah
demi negara dan bangsa, semua pihak agar menjalankan tugas dan fungsinya
masing-masing.
5. Serambi terbit dan beredarnaya dipusat konflik Aceh, tentu banyak
halangan, rintangan yang Anda hadapi. Bagaimana menjalankan,
melewatkan level ini agar selamat sampai tujuan?
Jawab :
Sebagai koran yang terbit dijantungnya Aceh, dan daerah konflik maka
pengalaman demi pengalaman kami bertambag kaya. Masa konflik yang
panjang, terbuka, dan frontal itu sesungguhnya makin menghujam kenyakinan
bahwa dalam situasi apapun pers harus netral. Pers harus menyampaikan
informasi secara berimbang, dan harus berjuang melepaskan diri dari tekanan
untuk memanupulasi berita/ informasi. Dalam situasi konflik frontal seperti
yang pernah terjadi di Aceh sikap netral menjadi mahal sekali harganya. Sikap
netral penuh resiko yang pahit, tapi itulah pilihan yang terbaik, dan pasti
berbuah manis.
Bersamaan dengan itu iklim politik reformasi juga mengemuka di Aceh,
campur baur dengan suasana konflik. Demontrasi dan berbagai mimbar bebas,
yang didominasi kegampangan dalam mencapai kehendak, menuntuk hak, dan
meluapkan amarah menambah menambah warna-warni dinamika politik dan
ketertiban umum.
6. Oh ya, dalam amatan saya motto Serambi Indonesia sejak pertama terbit
tanggal 9 Februari 1989 bukan “Independen dan Kredibel” tetapi
“Menuju Pembangunan dah Pembaharuan” sejak kapan ini berubah,
kenapa berubah?
Jawab:
Benar, ...perubahah ini kami lakukan tahun 2000. Kenapa berubah? Belajar
dari suasana konflik dan gonjang-ganjing reformasi dalam rangka konsolidasi
peran idealnya, yang dalam simpul objektifnya adalah menjalankan fungsi
sebagai alat informasi yang komunikatif, jujur dan netral serta menjalin
interaksi positif dengan semua pihak.
Filosofi yang dikandung motto itu adalah amanat, agar Serambi
menyajikan produk jurnalistiknya secara independent, senantiasa
membebaskan diri dari pengaruh apapun, netral dan selalu berimbang. Dengan
begitu Serambi tetap sadar untuk terus berpegang dan berjuang menjadi
Independen dan Kredibel, agar mendapat kepercayaan publik sebagai sebuah
lembaga komunikasi massa.
Menjadi Independen dan Kredibel sama sekali tidak mudah. Visi dan misi
harus diperjuangkan dengan sikap yang sadar, kendati banyak hambatan yang

Universitas Sumatera Utara

162

penuh resiko. Dalam hal ini, Serambi wajib mentaati kode etik jurnalistik,
disertai dengan sikap aktif membuka interaksi dan dialog dengan berbagai
pihak melalui asas-asas kemanusiaan yang beriman yang diimplementasikan
dengan pengejawantahan nilai-nilai Islami yang universal untuk mendukung
provinsi Aceh menjadi provinsi yang berkembang, makmur sejahtera,
mencapai kemajuan yang diridhai oleh Allah SWT.
7. Yang terakhir Pak, bagaimana kebijakan redaksional Serambi Indonesia
dalam menentukan berita, termasuk kebijakan dalam pemberiataan
Bendera dan Lambang Aceh?
Jawab :
Oya,...kami pada jajaran redaksi punya kebijakan redaksional tersendiri
sebagai panduan bagi kami dalam bekerja, kebijakan redaksional Serambi
Indonesia ialah:
1) Mempublikasi yang diketahui/ diterima kepada publik dalam kemasan
jurnalistik dan etika yang independen dan kredibel melalui upaya
intelektual rasional yang ber-empati
2) Melakukan kritik sosial secara jujur, berimbang, lugas dan tuntas yakni
sebagai pengenjawantahan nilai Amar Makruf Nahi Mungkar dengan
selalu berusaha memahami pertimbangan dan argumentasi lain agar
kritik sosial tersebut bermanfaat bagi kesejahteraan lahir banthin, dan
kemaslahatan ummat
3) Senantiasa menjaga netralitas dengan mensyaratkan wartawan/
koresponden Serambi Indonesia tidak boleh menjadi pengurus partai
politik atau pengurus organisasi politik manapun. Wartawan/ reporter
Serambi Indonesia juga tidak dibolehkan menjadi anggota legislatif, tidak
boleh merangkap sebagai pegawai pemerintahan atau anggota lembagalembaga pemerintah, atau semi pemerintahan lainnya.
4) Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, wartawan dan redaksional
Serambi Indonesia berpegang teguh dan mentaati Kode Etik Jurnalistik
dan senantiasa mengunakan mengutamakan melayani hak jawab atau
pada kesempatan pertama meralat dengan sendirinya setiap terjadi
kekeliruaan dan kesalahan dalam penyajian produk jurnalistik.
5) Menjalankan amanat jurnalisme dengan sikap profesionalisme yang
berempati pada asas kemanusiaan yang beriman dengan mengembangkan
interaksi yang positif dengan berbagai pihak dalam rangka hubungan
kehidupan yang berlandaskan nilai transendental “Hablumminallah dan
Hablumninannas”
Begitulah diterapkan untuk membangun karakter dasar bagi Serambi
Indonesia. Semua unit kerja baik redaksi maupun lini manajemen wajib
memahami dan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Yaitu, sebagai bagian penting dari seluruh visi misi yang dirumuskan
berdasarkan pengalaman dan panggilan sejarah.
Demikian hasil wawancara antara peneliti dengan pimpinan Serambi
Indonesia di kantor pusat harian lokal tersebut, Banda Aceh. dalam rangka
mengali lebih dalam level-level yang mempengaruhi pemberitaan Serambi
Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

163

Lampiran 17 Tanskrip Wawancara dengan Teuku Kemal Fasya
a. Nama
b. Profesi/ Jabatan
c. Waktu Wawancara
d. Lokasi Tempat

: Teuku Kemal Fasya
: Dosen FISIP Univ. Malikussaleh/ Antropolog
: 10 Mei 2015
: Lhokseumawe

e. Tanda Tangan

:

Wawancara:
Tanya (T)
Jawab (J)

T

J
T
J

T
J

T

J

: Assalamualikum Pak Kemal... ?
: Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatu...silakan masuk,
peneliti memasuki sebuah rumah dikawasan Blang Panyang kota
Lhokseumawe. Sambil memperkenalkan diri peneliti dipersilakan
duduk. Lama berbasa-basi, setelah beberapa kali janjian ketemu.
Peneliti melanjutkan wawancara.....!
: Maaf pak, mengganggu kesibukkan Bapak, saya sedang
melakukan penelitian, terkait polemik bendera dan lambang
Aceh.
: Oh,.... Ya,... engak apa-apa..., saya senang dengan hal-hal kajian
antropologis peradaban Aceh.
: Menurut Bapak, bagaimana asal mulanya bendera Aceh?
: "...Ada yang mengatakan bahwa bendera Kerajaan Aceh
Darussalam berlambang bulan bintang. Tetapi sumber tertulis
yang tertua dari Belanda menyatakan bahwa bendera Aceh
berlambang dua rencong atau pedang, ada pendapat hampir
menyerupai bendera Arab Saudi.
: Anda sebagai Antropolog, bagaimana melihat bendera Aceh
yang telah menjadi Qanun Aceh.....?
: “...Secara historis, referensi publik tentang bendera dan lambang
itu tak bisa dilepaskan dari kronologi Aceh Merdeka (sebelum
berubah menjadi Gerakan Aceh Merdeka pada tahun 1990-an)
yang digagas Hasan Tiro pada tahun 1976. Bendera bulan sabitbintang dengan latar merah dan strip putih dan hitam itu bukanlah
bendera dan lambang kerajaan atau kelompok politik Aceh pada
masa lalu, ini hasil modifikasi Hasan Tiro yang pemikiranpemikirannya banyak dipengaruhi oleh dunia Barat...”
: Dalam kajian Antropologis apa makna pancacita dengan
bendera dan lambang Aceh baru yang masih kontroversial
ini....?
: “...Pancacita adalah lambang saat ini. Menggunakan gambar padi,
kapas, kalam, cerobong pabrik, dan kitab, di samping rencong
yang
membahasakan
pesan
keadilan,
kepahlawanan,
kemakmuran, kerukunan, dan kesejahteraan. Warna dasarnya
adalah warna hijau dan kuning, dua dari tiga warna yang lazim
digunakan di tanah Melayu, selain merah untuk sulaman dan
riasan pengantin. Secara semiotis, lambang dan bendera yang

Universitas Sumatera Utara

164

T

:

J

:

T

:

J

:

T

:

J

:

T

:

J

:

T

:

J

:

diciptakan Hasan Tiro memiliki strategi linguistik baru. Ia ingin
memberi muatan yang berbeda dengan sejarah Aceh sebelumnya.
Pilihan politik GAM adalah etno-nasionalisme sekuler. Bukan
aspirasi Islam, ini tidak antropologis lokal, tapi impor.
Menurut Anda sebagai Antrolog apa makna bendera Bulan
Bintang ini?
Tahun 2009 Indra J. Pilliang melakukan penelitian untuk tesisnya,
bahwa warna dasar merah pada bendera GAM melambangkan
perlawanan dan keberanian. Garis hitam melambangkan kematian
oleh perang (martyrdom), dan warna putih memberikan makna
denotatif; kesucian dan ketulusan. Namun, mengapa warna
merah? Merah adalah warna favorit setiap gerakan-gerakan
separatisme atau tuntutan kemerdekaan di dunia.
Terus....bagaimana dengan Singa-Bouraq yang ada dalam
lambang GAM...?
Singa melambangkan kekuatan dan keberanian, sedangkan
bouraq dianggap kendaraan Nabi Muhammad saat Isra Mikraj,
melambangkan kelihaian dan kecepatan. Bila setiap penanda
(signifier) memerlukan petanda (signified) untuk memberikan
makna (signification), tanda-tanda itu seperti lepas dari konteks
Aceh. Mengapa singa? Singa bukan simbol raja hutan di Asia
Tenggara. Raja rimba tanah Melayu adalah Harimau.
Di tengah singa dan bouraq ada gambar bendera dengan
warna biru-kuning-hitam, maknanya....?
Tak ada seorang pun yang tahu pesan ini, kecuali Proklamator
GAM Hasan Tiro sebagai pengarang (author). Namun, sebagai
Antroplog dalam meneliti, saya mencoba mencari referensi. Aha!
Bukankah warna bendera Swedia, negeri tempat eksil tokohtokoh GAM, adalah biru dan kuning? Bagaimana dengan warna
hitam? Bisa saja warna itu ditambahkan untuk memberikan
pengaburan (deception) untuk maksud dan tujuan tertentu.
Dibawah lambang ada huruf djawi, apa makna pesan
menurut konteks ke-Acehan?
Kata-kata dalam huruf Jawi yang terdapat di bawah lambang,
Hudep Besaree, Matee Beusajan (hidup dan mati kita bersama),
tidak berangkat dari parole Aceh. Dalam peribahasa Aceh dikenal
kalimat, Hudep Mulia, Matee Besyahed (hidup dalam kemuliaan,
dan mati dalam kesyahidan). Kesimpulannya, menurut saya
hampir seluruh penanda bermuara pada relasi signifikansi yang
sifatnya impor, tidak antropologis lokal, bukan ke-Acehan.
Apa harapan Anda terkait polemik bendera ini bagi masa
depan Aceh....?
Kekhususan seharusnya juga menimbang pelbagai etnis dan
kultur kesejarahan Aceh yang tidak tunggal. Hal ini penting agar
tidak terjadi kristalisasi politik seperti gagasan pendirian Provinsi
Aceh Leuser Antara dan Aceh Barat Selatan semakin membesar
dan memberikan risiko bagi penguatan perdamaian.

Universitas Sumatera Utara

165

Lampiran 18: Biodata Peneliti

Biodata Peneliti

Nama Lengkap

: Mahmuddin H. Muhammad Amin

Panggilan

: Mahmudd

Tempat/Tgl. Lahir

: Samalanga, 16 Mei 1973

Alamat Aceh

: Desa Panggoi Kec. Muara Dua Kota Lhokseumawe

Alamat Medan

: Jalan Tri Darma Pintu 4 Kompleks USU Medan.

Mobile

: 0852 9601 4674

Email

: dinmahmud2@gmail.com

Pin bbm

: 517B1630

Pendidikan:
1. SD Negeri Mesjid Raya Samalanga 1980 – 1987
2. SMP Negeri 1 Samalanga 1987 – 1990
3. SMA Negeri 1 Samalanga 1990 – 1993
4. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIK‟P) “Pembangunan” 1993 -1995
(Tidak Tamat)
5. S1 Ilmu Komunikasi Fisip UISU Medan 1996 – 2000.
Pekerjaan

: Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Agama

: Islam

Hobi

: Membaca, Menulis

Status

: Menikah

Anak:
1. Dzaky Fikran
2. Nasywa Maulida
3. Muhammad Munawwar

Universitas Sumatera Utara