Medan Art Centre

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Medan merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Berdasarkan
situs resmi pemerintah Kota Medan pada tahun 2014, Kota Medan memiliki
jumlah penduduk ±2,9 juta jiwa. Setiap individu memiliki bakat atau talenta seni
yang perlu di asah atau di gali lagi potensinya, seperti bernyanyi, melukis, akting,
kerajinan tangan dan lain-lain. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia
yang merupakan bentuk eksperimen seniman yang memiliki sifat-sifat kreatif,
emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni
yakni kreatif, maka seni sebagai kegiatan manusia selalu melahirkan kreasi-kreasi
baru, mengikuti nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat. Bakat atau talenta seni
yang dimiliki oleh individu Kota Medan cukup beraneka-ragam. Salah satu
buktinya adalah acara-acara televisi swasta yang mengadakan perlombaan seni
dan Kota Medan menjadi salah satu tujuan audisi dan tidak heran bahwa peserta
dari Kota Medan menjadi salah satu kandidat yang masuk untuk memenangkan
perlombaan, seperti Indonesian Idol, Indonesia Mencari Bakat (IMB), X-Factor ,
dll.

1


2

Dalam proses penciptaan kaya seni, seorang seniman selalu berhubungan
dengan media yang dipilih, teknik yangdipergunakan, serta cara menikmatinya.
Berdasarkan hal tersebut, seni dapat digolongkan menjadi 3 bagian menurut indra
penserapannya, yaitu:
1. Seni yang dapat dinikmati dengan media pendengaran (audio), berupa seni
musik atau suara, drama radio, puisi diradio.
2. Seni yang dapat dinikmati dengan media penglihatan (visual), berupa seni
rupa (lukisan, poster, patung, dan lain-lain).
3. Seni yang dapat dinikmati dengan media pendengaran dan penglihatan
(audio dan visual), berupa seni tari, drama/teater, film dan lain-lain.
Disamping itu terdapat seni yang tidak ditekankan pada jenis indra
penserapannya yaitu seni sastra. Yang termasuk dalam seni sastra adalah seni
yang berbentuk prosa seperti roman, novel, cerpen, dan lain-lain. Dan seni yang
berbentuk puisi seperti syair, pantun, gurindam, dan puisi-puisi dalam bentuk
bebas lainnya. Ciri umum dari prosa adalah deskripsi keadaan atau imajinasi
secara jelas, sedangkan ciri umum dari puisi adalah ungkapan inti atau hakiki dari
suatu pengalaman maupun imajinasi estetis.

Pengenalan umum tentang aneka seni yang dimaksud diantaranya, yaitu seni
musik, seni rupa, seni tari, seni drama/teater dan seni sastra.
1.

Seni Musik
Seni musik atau seni suara adalah seni yang diserap melalui indra

pendengaran. Secara garis besar ada dua jenis musik yaitu musik vokal dan musik

3

instrumental. Seni musik dan suara hampir digemari semua kalangan dari muda
hingga orang tua. Sebagian orang tua memberikan kursus pelatihan instrumen
musik kepada anaknya seperti gitar, drum, piano dan lain-lain dan ada sebagian
yang berlatih vokal. Musik vokal adalah musik yang hanya mengandalkan suara
manusia saja, sedangkan musik instrumental adalah musik yang diperoleh dari
memainkan alat-alat musik.
Fenomena yang ada di Kota Medan, bahwa “wadah” untuk mengasah bakat
musik vokal dan instrumental sudah ada, baik yang sifatnya privat (dirumah)
maupun tempat bimbingan belajar formal seperti Era Musika (Gambar 1.1).

Tempat pertunjukkan musik untuk mewadahi seni musik belum terwadahi dengan
baik. Dari hasil wawancara, ketika diadakan pertunjukkan musik pihak
penyelenggara akan menyewa tempat pertunjukkan musik. Salah satu tempat yang
dijadikan sebagai tempat pertunjukkan musik adalah Gereja Methodist Indonesia
yang terletak di Jl. Merak Jingga, Medan. Jika dilihat dari lokasi pertunjukkan,
lokasi ini tidak sesuai dengan acara yang diselenggarakan meskipun bangunan
yang digunakan berbeda. Adapun pihak penyelenggara acara yang menyewa
covention hall untuk dijadikan tempat pertunjukkan.

Gambar 1.1 Era Musika di Medan
Sumber: Google

4

2.

Seni Rupa
Seni rupa adalah wujud dari karya seni manusia yang memiliki unsur estetika

atau keindahan. Indra yang digunakan untuk penserapan seni rupa adalah indra

penglihatan. Wujud dari hasil seni dalam bentuk gambar, lukisan, patung, grafis,
keranjinan tangan, kriya dan multimedia. Seni ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu 2
dimensi (lukisan, foto, poster, karikatur, dan lain-lain) dan 3 dimensi (patung,
pahatan).
Di Kota Medan sudah terdapat “wadah” bagi para peminat seni ini tetapi
hanya bersifat privat (dirumah) dan jarang ter-expose sehingga individu yang
ingin mengembangkan bakatnya susah mencari tempat bimbingan. Antusias
dalam seni ini cukup besar, terbukti dengan lomba menggambar atau mewarnai
yang diselenggarakan oleh pihak tertentu di atrium mall untuk anak-anak hingga
remaja. Tujuan lain dari perlombaan yang diselenggarakan selain mengambil
keuntungan adalah untuk mengasah bakat-bakat generasi muda yang memiliki
potensi, sehingga generasi muda dapat lebih terpacu dengan bakat atau talenta
yang dimiliki.
Pada segmen profesional, contohnya seperti pelukis senior dan para
fotografer profesional yang ingin memamerkan karya-karya yang dihasilkan, tidak
mengetahui dimana mereka harus menampilkan karya tersebut. Lokasi yang
dirasa cukup cocok untuk dijadikan lokasi pameran adalah di atrium mall. Salah
satu contohnya adalah Forum Salon Foto tahun 2014 yang diselenggarakan di
Medan bertempat di Garuda Plaza Hotel (Gambar 1.2). Penjurian lomba fotografi


5

jika dilihat dari lokasi tidak sesuai. Foto-foto yang telah dipilih oleh juri kemudian
dipamerkan di Centre Point Medan (Gambar 1.3).

Gambar 1.2 Penjurian lomba foto di Hotel Garuda Plaza Medan
Sumber: Google

Gambar 1.3 Pameran foto di Medan Centre Point
Sumber: Google
Berdasarkan surat kabar Antar Sumut pada tanggal 16 juni 2009, mengatakan
bahwa „Medan tidak punya galeri lukis yang layak‟, hal ini dikatakan oleh salah
satu seniman yang bergabung dalam Indonesian Art Foru m. Menurutnya, tidak
adanya galeri lukisan yang layak. Hal ini dikarenakan, masyarakat dan pemerintah
daerah kurang memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan untuk mengembangkan
kesenian lukis. Galeri lukisan yang layak menurut seniman Kota Medan adalah
sebuah tempat yang dapat menampung karya-karya seni lukis dan dapat
dikunjungi oleh masyarakat serta mencintai seni lukis dan melaksanakan pameran
kesenian secara periodik setiap bulan. Karena menurut para seniman untuk


6

meningkatkan minat masyarakat terhadap seni lukis adalah dengan memamerkan
hasil karya seniman kota Medan secara Periodik.
Jika dilihat dari fenomena yang ada dan potensinya, seni rupa menjadi salah
satu pilihan individu untuk berekspresi. Bagian dari seni rupa yang digemari
adalah seni lukis, seni pahat dan fotografi. Kelas fotografi di Kota Medan masih
sedikit sedangkan peminatnya semakin bertambah bersamaan dengan tipe kamera
yang semakin bervariasi.
3.

Seni Tari
Seni tari adalah seni yang diserap melalui indra penglihatan. Seni ini banyak

diminati oleh para generasi muda. Tempat pelatihan tari masih sedikit dan jarang
ter-expose. Jika dilihat dari fenomena yang ada, seni tari cukup banyak diminati
karena dalam tarian terbagi menjadi banyak jenis yaitu seni tari tradisional dan
modern. Dari segi finansial, seni ini cukup menjanjikan jika ditekuni dengan baik.
4.


Seni Sastra dan Seni Drama
Kedua seni ini adalah seni yang diserap melalui indra penglihatan dan indra

pendengaran. Seni Sastra yang dikemukakan melalui susunan rangkaian bahasa
baik lisan maupun tulisan yang dapat menimbulkan rasa senang tanpa pamrih bagi
orang yang membacanya. Sedangkan seni drama/teater adalah seni peran atau
lakon yang umumnya dimainkan di atas panggung. Di Kota Medan, minimnya
wadah untuk seni sastra dan drama sedangkan peminat yang cukup banyak.
Seni dalam drama dibagi menjadi 4 bagian, yaitu teater boneka, drama
musikal, teater gerak (ekspresi), teater dramatik (alur cerita). Jika dilihat

7

fenomena yang ada, generasi muda lebih meminati segmen teater dramatik dan
drama musikal, karena selain dapat berekspresi mereka bisa melatih emosi.
Dapat disimpulkan (Tabel 1.1) terdapat beberapa seni yang sudah terwadahi
dengan baik, yang belum tewadahi dengan para peminat yang cukup tinggi
(fenomena) adalah seni rupa (fotografi, lukis, dan patung), seni tari dan seni
drama (teater dramatik dan teater musikal), dan belum ada tempat yang dapat
mewadahi kegiatan pertunjukkan dari seni-seni ini.

Tabel 1.1 "Wadah” seni yang belum terpenuhi
Seni
Musik
Rupa
Tari
Drama & Sastra

Tempat Pelatihan
Sudah ada
Belum ada (publik)
Belum ada (publik)
Belum ada (publik)

Tempat pertunjukkan
Belum ada
Belum ada
Belum ada
Belum ada

Terdapat "Wadah" seni satu-satunya di Kota Medan yaitu Taman Budaya

(Gambar 1.4) yang berada di Jl. Perintis Kemerdekaan. Fasilitas yang tersedia
cukup lengkap seperti panggung terbuka, ruang seni rupa (Gambar 1.5), ruang
latihan drama, ruang latihan tari (Gambar 1.6), ruang latihan musik dan terdapat
pentas seni (tempat pertunjukkan) yang dapat menampung kapasitas 750 orang.
Taman Budaya dikelola dan dibiayai oleh pihak pemerintah Kota Medan. Fasilitas
ini terbuka untuk umum, tetapi kondisi ruang latihan kurang layak dari segi
kenyaman ruang secara visual dan termal seperti ruangan seni tari, ruang pameran
dan teater (tempat pertunjukkan).
Teater yang berada di Taman Budaya terbuka untuk umum dengan syarat
pengajuan proposal. Dari segi biaya tidak terdapat patokan harga yang diberikan
oleh pihak pengelola karena tujuan dari Taman Budaya ini adalah memfasilitasi,

8

sehingga pihak penyelenggara dapat membayar seikhlaskan dan terkadang tidak di
kenakan biaya. Teater di Taman Budaya banyak digunakan oleh para mahasiswa
yang akan membuat pertunjukkan. Kapasitas pengunjung dalam sekali
pertunjukkan sekitar 250 hingga 300 orang.

Gambar 1.4 Taman Budaya Kota Medan (gedung pertunjukkan)


Gambar 1.5 Ruang seni rupa

Gambar 1.6 Ruang seni tari
Dari segi kelayakan teater di Taman Budaya sudah tidak layak dan tidak
menarik dari aspek sarana dan prasarana. Kondisi fisik bangunan sudah tidak
terawat dengan baik

dan kapasitas parkir kendaraan yang kurang memadai.

9

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas di Taman Budaya, dari pertama kali
pentas seni ini diresmikan pada tahun 1977 tidak ada renovasi yang sangat
signifikan ataupun secara besar-besaran hanya perbaikan kecil yang dilakukan
seperti atap yang bocor, kursi yang rusak, dan lain-lain.
Kondisi teater/tempat pertunjukkan di Taman Budaya yang tidak terawat
(Gambar 1.7, 1.8, dan 1.9) dapat terlihat dari lantai keramik yang retak,
pengkondisian udara yang tidak memenuhi kapasitas, tidak akustik, plafond yang
sudah bergelombang akibat atap bocor dan properti panggung yang sudah tidak

layak digunakan, seperti gorden yang telah berdebu, panggung yang kurang
terawat dan lain-lain.

Gambar 1.7 Kondisi teater (tempat pertunjukkan)

Gambar 1.8 Kondisi panggung

10

Gambar 1.9 Kondisi tempat duduk penonton
Kekurangan yang telah dijelaskan sebelumnya yang menjadikan alasan bagi
para penyelenggara acara untuk tidak menggunakan teater di Taman Budaya dan
tidak banyak orang yang tahu secara pasti khususnya generasi muda bahwa di
Kota Medan terdapat Taman Budaya. Hal ini dikarenakan, kurangnya perhatian
pemerintah untuk memfasilitasi kegiatan seni di Kota Medan. Penyebab lainnya
adalah lokasi Taman Budaya yang tidak didukung dengan kapasitas parkir
kendaraan yang banyak. Karena pada saat awal perencanaan Taman Budaya pada
tahun 1977 jumlah kendaraan pada saat itu tidak banyak seperti sekarang ini.
Berdasarkan hasil wawancara pengguna, pengajar dan staff Taman Budaya,
mereka mendukung dan menyarankan agar terdapat "wadah" baru yang dapat
mewadahi minat generasi muda dalam berseni. Karena antusias yang cukup tinggi
tetapi tidak bersamaan dengan sarana yang tersedia.
Selain seni dan tempat yang mewadahinya. Kota Medan juga memiliki
pengrajin-pengrajin seni yang tergabung dalam Usaha Kecil Menengah (UKM)
yang jarang ter-expose dan belum terwadahi dengan baik, tetapi hasil karya seni
yang dihasilkan sudah banyak. Terdapat beberapa definisi dari UKM di Indonesia,
yaitu:

11

1. Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha
Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang
mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan
tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah
(UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang
memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp
10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan.
2. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994
tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau
badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai
penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau
aset/aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan
yang ditempati) terdiri dari : (1) badang usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi)
dan (2) perorangan (pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak,
nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa)
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Dinas Kebudayaan Nasional
Sumut berada di Jl. Iskandar Muda (Gambar 1.10), bahwa Kota Medan memiliki
pengrajin-pengrajin yang menghasilkan karya seperti: Handicraft, bordiran, tenun,
batik, patung, dll. Akan tetapi, pemerintah

Kota Medan tidak menyediakan

tempat atau wadah permanen bagi para pengrajin untuk menjual atau

12

mempromosikan hasil karya mereka. Jika ini dilakukan maka secara tidak
langsung pendapatan Kota Medan akan meningkat.

Gambar 1.10 Dinas Kebudayaan Nasional Sumut

Pemerintah Kota Medan menyelenggarakan pameran seni 1 tahun sekali yang
diperuntukkan bagi para pelaku UKM yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto arah ke
Binjai (4km dari Plaza Medan Fair ) (Gambar 1.11). Jika dilihat dari segi lokasi
pameran yang jaraknya cukup jauh, tentunya jika tidak dipromosikan dengan baik
bahwa terdapat pameran seni, maka pengunjung yang akan datang tidak begitu
banyak. Yang diharapkan oleh para pengrajin atau pelaku UKM adalah
membutuhkan tempat untuk menjual hasil karya seni mereka kepada orang-orang
dan secara tidak langsung dengan adanya wadah tersebut bagi para pengrajin
dapat mempromosikan hasil-hasil karya pengrajin lokal ke luar kota maupun ke
mancanegara.

13

Gambar 1.11 Lokasi Pameran UKM tahun 2015
Sumber: Google
Dari segi infrastruktur Kota Medan sudah lebih baik, terbukti dari bandara
udara dan stasiun kereta api tetapi pemerintah Kota Medan kurang memperhatikan
atau memfasilitasi bakat seni dan karya dari pengrajin yang ada di Kota Medan.
Dalam artian “wadah” bagi para generasi muda untuk berekspresi dan “wadah”
bagi para UKM untuk mempromosikan hasil karya mereka.

"Wadah" yang

dimaksud berupa Edukasi (tempat untuk belajar) seni, tempat untuk pertunjukkan
seni dan tempat berjualan (permanen) pelaku UKM dalam bentuk retail.
Pertimbangan dalam bentuk retail agar para pengrajin/pelaku UKM dapat
mempromosikan hasil kerajinan mereka kepada pembeli sehingga terjadi interaksi
secara langsung dibandingkan dengan hasil kerajinan yang dihasilkan dititipkan
pada suatu pusat perbelanjaan seni seperti Alun-Alun Indonesia di Jakarta
bertempat di Grand Indonesia (Gambar 1.12). Pada retail yang akan direncanakan
akan menjual hasil karya seni berupa pakaian, buku, oleh-oleh, tempat makan,
perhiasan, barang antik, perabot, kerajinan seni daerah dan terdapat beberapa
merek toko yang cukup terkenal di Kota Medan yang berhubungan dengan seni.

14

Gambar 1.12 Alun alun Indonesia
Sumber: Google
Tentunya jika terdapat “wadah” bagi para individu generasi muda untuk
mengekspresikan seni yang dimiliki, maka akan lebih positif dalam kehidupan
sehari-hari dan tidak berbuat negatif yang dapat merugikan diri sendiri dan orang
disekitar. Sedangkan jika terdapat “wadah” bagi para pengrajin/pelaku UKM
untuk menjual dan mempromosikan hasil kerajinan yang dihasilkan, maka para
pengrajin/pelaku UKM akan lebih terpacu untuk menghasilkan karya karena
sudah terdapat wadahnya dan hasil karya mereka dapat dihargai.
Berdasarkan uraian diatas maka muncul gagasan untuk merancang sebuah
sarana pelayanan umum dalam bidang seni yang mencakup, sebagai berikut:
1. Sarana edukasi seni.
2. Terdapat tempat pertunjukan/teater.
3. Retail UKM.

Penggabungkan dari ke tiga fungsi ini akan menjadi bangunan atau gedung
yang bersifat komersil dan mix-used yaitu MEDAN ART CENTRE. Target pasar
untuk fungsi yang direncanakan adalah mencakup semua kalangan dari generasi
muda (remaja) hingga orang tua dari dalam kota hingga mancanegara/wisatawan.
Diharapkan dengan adanya fungsi bangunan akan menjadi "ikon" Kota Medan

15

dalam bidang seni karena belum ada di Kota Medan. Selain itu juga, untuk
meningkatkan pendapatan Kota Medan dan menambah tujuan destinasi pariwisata
Kota Medan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari proyek dengan fungsi yang telah diuraikan, sebagai berikut:
1.

Mewadahi generasi muda yang ingin mengasah bakat seni (edukasi).

2.

Mempromosikan hasil karya pengrajin lokal dengan menyediakan retail
bagi UKM .

3.

Menyediakan wadah bagi para UKM agar mereka dapat diapresiasi hasil;
karyanya.

4.

Memacu semangat generasi muda dan pengrajin lokal untuk terus
berkarya.

5.

Mewadahi pameran-pameran dan seni pertunjukkan.

6.

Generasi muda lebih memiliki aktifitas yang lebih positif.

7.

Meningkatkan perekonomian di Kota Medan.

8.

Menambah tujuan destinasi wisatawan dan masyarakat lokal.

9.

Dapat menjadi ikon Kota Medan.

10. Nantinya di Kota Medan terdapat bangunan komersil yang berhubungan
dengan seni.

16

1.3 Perumusan Masalah
Terdapat beberapa permasalahan yang akan dihadapi pada saat melakukan
proses perancangan, sebagai berikut:
1. Bagaimana menciptakan sebuah rancangan lingkungan dan bangunan yang
sesuai dengan judul yang diangkat dan maksud tujuan yang hendak dicapai
demi menunjang keberadaan fungsi bangunan sesuai dengan kasus proyek
?
2. Dimana lokasi yang cocok untuk proyek dengan fungsi yang telah
direncanakan ?
3. Bagaimana cara untuk menunjukkan suasana ruang luar maupun ruang
dalam bahwa bangunan yang akan direncanakan adalah bangunan seni ?
4. Bagaimana cara agar pembagian zona secara vertikal maupun horizontal
terencana dengan maksimal ?
5. Bagaimana merencanakan denah secara maksimal sehingga para
penggunjung nyaman berada didalam bangunan dan berfungsi secara
maksimal ?
6. Bagaimana agar para pengunjung tertarik dengan fungsi bangunan yang
telah direncanakan ?
7. Dengan 3 fungsi, bagaimana perencanaan sirkulasi kendaraan secara
maksimal ?
8. Bagaimana perencanaan untuk lingkungan disekitar lokasi agar nantinya
tidak merugikan lingkungan sekitar ?

17

1.4 Batasan Perancangan
Pada kasus proyek ini, lingkup dan batasan perancangan meliputi:
1. Sarana dalam bidang seni, fungsi-fungsi yang direncanakan didalam
sarana ini berupa tempat edukasi seni, tempat pertunjukkan seni dan pusat
perbelanjaan seni yang menjual hasil karya dari para UKM (shopping
centre).

2. Perpaduan perancangan fungsi bangunan dan penerapan tema yang dipilih
ke dalam bangunan.
3. Secara umum harus dapat memadukan perancangan ruang luar dan dalam.
4. Memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan penyediaan ruangan yang
sesuai dengan aktivitas yang diperlukan.
5. Target pasar untuk fungsi-fungsi yang direncanakan ini adalah semua
kalangan dari generasi muda (remaja) hingga orang tua.

18

1.5 Kerangka Berfikir

Gambar 1.13 Diagram kerangka berfikir dalam merancang

19

1.6 Struktur Penulisan Laporan Perancangan Arsitektur
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, tujuan perancangan, perumusan masalah,
landasan teori, batasan perancangan, kerangka berfikir dan struktur penulisan
laporan perancangan arsitektur.
BAB II : DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang terminologi judul, lokasi perancangan dan kondisi eksisting
kawasan perancangan, persyaratan teknis dan studi banding proyek sejenis.
BAB III : ELABORASI TEMA
Berisi tentang pengertian tema, interpretasi tema, analisis proyek dengan tema
sejenis dan penerapan tema dalam kawasan perancangan.
BAB IV : ANALISIS
Analisis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu analisis eksternal dan analisis
internal. Analisis eksternal membahas tentang lokasi proyek (site) seperti
analisis lokasi proyek, kelayakan proyek (lingkungan), analisis terhadap
peraturan dan batasan yang berlaku, analisis terhadap peruntukan lahan,
analisis pejalan kaki, analisis sirkulasi kendaraan, analisis terhadap kontur
dan drainase, analisis matahari, analisis keistimewaan buatan, analisis
pemadangan dari tapak, dll. Analisis internal membahas yang berhubungan
dengan gedung seperti program kegiatan, kebutuhan ruang, analisis struktur,
analisis utilitas dan analisis ME.

20

BAB V : KONSEP PERANCANGAN
Konsep terbagi menjadi 2 bagian, yaitu analisis eksternal dan analisis
internal. konsep eksternal membahas tentang lokasi proyek ( site) dan konsep
internal membahas yang berhubungan dengan gedung seperti konsep zona
secara horizontal dan vertikal, bentuk bangunan, tema arsitektur, tampak
bangunan hingga konsep ME pada bangunan.
BAB VI : HASIL PERANCANGAN
Berisi tentang representasi dokumen gambar yang disebutkan diatas dan
pembahasannya.
BAB VII : PENUTUP
Berisi rangkuman atau kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi pustaka maupun sumber lainnya yang digunakan sebagai literatur
selama proses perencanaan dan perancangan.
LAMPIRAN
Berisi lampiran berupa gambar kerja dan visualisasi 3D.