Medan Modification Centre Arsitektur High Tech

(1)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012/2013

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik

Oleh

HASAN BASRI SIREGAR

090406005

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

Oleh :

HASAN BASRI SIREGAR

09 0406 005

Medan, Juli 2013

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Hajar Suwantoro, ST, MT Imam Faisal Pane, ST, MT

NIP. 197902032005011001 NIP. 197409102002121001

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N Vinky Rahman, MT NIP. 196606221997021001


(3)

Nama

: Hasan Basri Siregar

NIM

: 09 0406 005

Judul Proyek Tugas Akhir

: Medan Modification Centre

Tema

: Arsitektur High-Tech

Rekapitulasi Nilai

A

B+

B

C+

C

D

E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No

Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing

I

Paraf

Pembimbing

II

Koordinator

TKA-490

1

Lulus Langsung

2

Lulus Melengkapi

3

Perbaikan Tanpa Sidang

4

Perbaikan Dengan Sidang

5

Tidak Lulus

Medan, Juli 2013

Ketua Departemen Arsitektur

Koordinator TKA-490

Ir. N Vinky Rahman, MT

NIP. 196501091995012001

Ir. Basaria Talarosha, MT

NIP 196606221997021001


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kuasa-Nya saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini mengambil judul : Medan Modification Centre. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada para pembimbing tugas akhir saya, Bapak Hajar Suwantoro, ST, MT dan Bapak Imam Faisal Pane, ST, MT sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaan dan kesabaran dalam membimbing, mendidik, memotivasi, mengarahkan dan memberikan waktu beliau kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Rasa hormat dan terimakasih yang sama juga saya tujukan kepada : 1. Bapak Ir. Vinky Rachman, MT. Selaku Ketua Departemen Arsitektur,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Ir. Basaria Talarosha, MT. Bapak Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT dan Bapak Wahyu Abdillah, ST selaku koordinator Tugas Akhir, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara 3. Ibu Ir. Basaria Talarosha, MT sebagai dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran-saran yang sangat membantu.

4. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak dan Ibu pegawai staff Tata Usaha Departemen Arsitektur, Fakultas teknik, Universitas Sumatera Utara.

6. Orang tua saya yang tercinta Ayahanda H. Kali Maulana Siregar,ST dan Ibunda Hj. Faridah Rangkuti, S.Pd atas do’a, dukungan, motivasi, kesabaran, perhatian dan segala pengorbanannya selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

7. Kakak dan adik-adik saya Juni Arnita Siregar S.Farm, Yuli Hariani Siregar, Yuli Hariati Siregar serta semua keluarga besar yang tak tersebutkan satu persatu. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini


(5)

9. Sahabat terbaik Waldes H Wau, Andre Leonard, Erick Chandra, Jeffian Ciawi, Roni Lim, Mirza Arifin atas segala dukungan, doa , dan perhatiannya

10. Teman-teman Kelompok, Reza Chairanda Siregar, Rima Amalia Siregar, Elvia, Sartika Memei, Florine, Angela, Ade Setya, Bang Yudha, Agata atas kekompakan dan kebersamaan yang luar biasa

11. Semua teman-teman Studio Tugas Akhir dan stambuk 2009 khususnya Waldes H. wau, Andre Leonard, Erick Chandra, Jeffian Ciawi, Muhammad Ridho Suseno, Mirza Arifin, Reza Chairanda Siregar, Rima Amalia Siregar, Dessy Savitri Hutagaol, Theresia Sendytin, Sesilia Gloria, Anisa Amar atas dukungan,Agung doa serta bantuan kepada saya selama proses pengerjaan tugas akhir ini.

12. Para Senior Bang Leo, Bang Tumpal, Bang Guntur atas masukan, bantuan dan komentar-komentar yang sangat berharga.

13. Chandra, Nisa, Leon, dan semua orang yang mungkin tiddak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya

Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juli 2013 Hormat saya,

Hasan Basri Siregar NIM 090406005


(6)

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A )...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR TABEL ...iv

ABSTRAK ... v

Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Maksud dan Tujuan ...2

1.3. Masalah Perancangan ...2

1.4. Pendekatan ...3

1.5. Lingkup dan Batasan ...3

1.6. Kerangka Berpikir ...5

1.7. Sistematika Laporan ...6

Bab II. Deskripsi Proyek 2.1. Deskripsi Proyek ...7

2.2. Terminologi Judul ...7

2.2.1. Penggolongan Showroom ( Ruang pamer ) ...8

2.2.2. Penggolongan Bengkel ...9

2.3. Lokasi Proyek ...12

2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ...12

2.3.2. Tinjauan Lahan ...13

2.3.3. Alternatif Pemilihan Lokasi ...14

2.3.3.1. Deskripsi Tapak ...16

2.3.4. Data Ruang Dalam ...19

2.4. Deskripsi Pengelola dan Pengguna Bangunan ...23

2.4.1. Deskripsi Pengguna ...24

2.4.2. Standar Ruang ...26


(7)

2.5.1. Mercedes Benz Showroom ...40

2.5.2. Bengkel Pass Car Repair & Paint ...41

Bab III. Elaborasi Tema 3.1. Pengertian Tema ...43

3.1.1. Arsitektur ...43

3.1.2. High Tech ...43

3.1.3. Latar Belakang Pemilhan Tema ...45

3.2. Studi Banding Tema Sejenis ...46

Bab IV. Analisa Perancangan 4.1. Analisa Eksisting ...49

4.1.1. Analisa Lokasi ...49

4.1.2. Analisa Tata Guna Lahan ...51

4.1.2.a Kondisi Eksisting Sekitar ...51

4.1.2.b Batas-batas Sekitar Site ...56

4.1.2.c Analisa Skyline ...58

4.1.3. Analisa Pencapaian ...59

4.1.4. Analisa Sirkulasi ...59

4.1.4.1. Sirkulasi Kendaraan Bermotor ...59

4.1.4.2. Sirkulasi Pejalan Kaki ...60

4.1.5. Analisa Matahari, Angin dan Vegetasi...61

4.1.6. Analisa Kebisingan ...62

4.1.7. Analisa Sarana dan Prasarana ...62

4.1.7.1. Pola drainase site ...62

4.1.7.2. Jaringan listrik dan telepon...64

4.2. Analisa Aspek Manusia ...65

4.2.1. Analisa Pelaku Kegiatan...65

4.3. Analisa Luasan Ruang ...68

4.3.1. Kegiatan Utama ( Showroom ) ...68

4.4. Analisa Luasan Ruang Luar ...76

4.5. Analisa Suasana Ruang ...78

4.5.1. Analisa Pengendalian Kebisingan ...78

4.6. Analisa Teknologi ...79

4.6.1. Analisa Struktur dan Konstruksi...79


(8)

4.6.3. Struktur Atap ...81

4.7. Analisa Utilitas ...81

4.7.1. Sistem Pencahayaan ...81

4.7.2. Sistem Pengkondisian Udara ...82

4.7.3. Sistem Keamanan ...84

4.7.4. Distribusi Listrik ...86

4.7.5. Sistem Komunikasi ...86

4.7.6. Sistem Sanitasi dan Pemipaan ...87

4.7.7. Pengangkutan Vertikal ...88

Bab V. Konsep Perancangan 5.1. Konsep PerancanganTapak ...91

5.1.1. Penzoningan ...91

5.1.2. Tata Ruang Luar ...92

5.1.3. Konsep Gubahan Massa...93

5.1.4. Konsep Perancangan ...94

5.1.5. Konsep Penghijauan ...95

5.1.6. Konsep Struktur Bangunan ...96

5.1.7. Konsep Perancangan Pondasi ...96

5.1.8. Konsep Perancangan Utilitas ...97

5. 2. Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran...99

5.2.1. Konsep Sistem Elektrikal ...100

5.2.2. Konsep Sistem Pencahayaan ...100

5.2.3. Konsep Sistem Pengkondisian Udara ...100

DAFTAR PUSTAKA ...101


(9)

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berpikir ...5

Gambar 2.1 Peta Lokasi Alternatif Site A ...14

Gambar 2.2 Peta Lokasi Alternatif Site B ...14

Gambar 2.3 Batas-Batas Site ...18

Gambar 2.4 Contoh Display Ruang Pamer ...26

Gambar 2.5 Contoh Denah Showroom ...27

Gambar 2.6 Contoh Denah Ruang Besi ...30

Gambar 2.7 Kondisi Jendela Ruang Kerja ...31

Gambar 2.8 Contoh Bengkel di Perusahaan VAG ...32

Gambar 2.9 Standar Luasan Tempat Kerja ...33

Gambar 2.10 Contoh Denah Untuk Bangkel Reparasi ...34

Gambar 2.11 Skema Tempat Kerja...34

Gambar 2.12 Contoh bengkel reparasi mobil ...35

Gambar 2.13 Luasan Area Kerja ...35

Gambar 2.14 Pola Stan I merupakan pola yang paling efisien ...38

Gambar 2.15 Pola Stan T hampir sama dngan pola stan L ...38

Gambar 2.16 Pola Stan U digunakan pada kegiatan servis besar ...38

Gambar 2.17 Pola Stan L ...38

Gambar 2.18 Pola Stan I ...39

Gambar 2.19 Marcedes Benz Showroom ...40

Gambar 2.20 Delivery Area...41

Gambar 2.21 Area Showroom ...41

Gambar 2.22 Area Bengkel...42

Gambar 2.23 Ruang Oven ...42

Gambar 3.1 Cybertecture egg ...46

Gambar 3.2 Cybertecture egg ...47

Gambar 3.3 Lycee Albert Camus ...47

Gambar 3.4 Interioe Lycee Albert Camus ...48

Gambar 3.5 Potongan Bangunan ...48

Gambar 4.1 Peta Lokasi Site ...49

Gambar 4.2 Batas-Batas Site ...50


(10)

Gambar 4.4 Lokasi Site ...52

Gambar 4.5 Kondisi Eksisting Site ...53

Gambar 4.6 Peta Tata Guna Lahan ...54

Gambar 4.7 Ilustrasi Kondisi Eksisting Sekitar Site ...55

Gambar 4.8 Batas-Batas Site ...56

Gambar 4.9 Keyplan Potongan Skyline ...57

Gambar 4.10 Potongan Skyline A-A ...57

Gambar 4.11 Potongan Skyline B-B ...57

Gambar 4.12 Potongan Skyline C-C ...57

Gambar 4.13 Potongan Skyline D-D ...57

Gambar 4.14 Analisa Pencapaian dengan Kendaraan Pribadi ...58

Gambar 4.15 Analisa Sirkulasi Kendaraan ...59

Gambar 4.16 Peta Titik Kemacetan ...59

Gambar 4.17 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki ...60

Gambar 4.18 Analisa Matahari, Angin, dan Vegetasi ...61

Gambar 4.19 Analisa Kebisingan ...62

Gambar 4.20 Pola Drainase Site ...63

Gambar 4.21 Analisa Drainase Site ...63

Gambar 4.22 Jaringan Listrik dan Telepon ...64

Gambar 4.23 Analisa Jaringan Listrik dan Telepon ...64

Gambar 4.24 Skematik Sumber Bising ...77

Gambar 4.25 Skematik Sumber Bising ...78

Gambar 4.26 Pelasan Lantai ...79

Gambar 5.1 Konsep Penzoningan ...90

Gambar 5.2 Konsep Tata Ruang Luar ...91

Gambar 5.3 Konsep Gubahan Massa ...92

Gambar 5.4 Gubahan Massa ...92

Gambar 5.5 Konsep Pencapaian ...93

Gambar 5.6 Konsep Penghijauan ...94

Gambar 5.7 Konsep Sirkulasi Luar Bangunan ... ...95

Gambar 5.8 Konsep Sirkulasi Dalam Bangunan... ...95

Gambar 5.9 Konsep Perancangan Pondasi. ...96

Gambar 5.10 Sistem penyediaan air .. ...97

Gambar 5.11 Sistem pengolahan air kotor padat . ...98


(11)

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan ... 13

Tabel 2.2 Penilaian Alternatif Lokasi ... 15

Tabel 2.3 Persen Ruang Dalam ... 27

Tabel 2.4 Kebutuhan Area Servis ... 28

Tabel 2.5 Kebutuhan Ruang Kantor ... 28

Tabel 2.6 Standard Luasan Bengkel ... 33

Tabel 2.7 Perbandingan Ruang Dalam ... 36

Tabel 2.8 Dimensi Stan ... 40

Tabel 4.1 Analisa Pelaku Kegiatan ... 66

Tabel 4.2 Luasan Ruang Pameran Mobil ... 69

Tabel 4.3 Luasan Ruang Penjualan Aksesoris ... 69

Tabel 4.4 Luasan Ruang Bengkel ... 69

Tabel 4.5 Luasan Ruang Bengkel Perawatan dan Perbaikan Mesin ... 70

Tabel 4.6 Luasan Ruang Bengkel Perawatan dan Perbaikan Mesin ... 70

Tabel 4.7 Luasan Ruang Bengkel Perawatan dan Perbaikan AC & Elektrikal ... 70

Tabel 4.8 Luasan Ruang Salon Mobil ... 71

Tabel 4.9 Luasan Ruang Display ... 71

Tabel 4.10 Luasan Ruang Divisi Bengkel Modifikasi ... 72

Tabel 4.11 Luasan Ruang Divisi Modifikasi / Desain Bodi ... 72

Tabel 4.12 Luasan Ruang Divisi Aksesoris, Interior, dan Salon Mobil ... 73

Tabel 4.13 Luasan Ruang Divisi Audio / Sound System ... 73

Tabel 4.14 Luasan Ruang Divisi Velg, Ban, Knalpot ... 73

Tabel 4.15 Luasan Restoran / Cafe ... 74

Tabel 4.16 Luasan Ruang Pengelola ... 74

Tabel 4.17 Luasan Ruang Karyawan ... 75

Tabel 4.18 Luasan Ruang Service ... 75

Tabel 4.19 Total Luasan Ruang Showroom ... 75

Tabel 4.20 Total Luasan Ruang Modifikasi ... 76

Tabel 4.21 Total Luasan Ruang Penunjang ... 76


(12)

Abstrak

Modifikasi bidang otomotif akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan beragam, hampir semua sistem dalam teknologi otomotif baik sepeda motor maupun mobil mengalami sentuhan modifikasi. Modifikasi bidang otomotif yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan unjuk kerja yang lebih baik dari sebuah sistem kerja otomotif.Kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi sangat besar, hal ini terbukti dari penjualan kendaraan bermotor yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan dibangunnya Medan Modification Centre ini di harapkan menjadi solusi untuk para penggiat komunitas yang aktif dalam bidang ini, sehingga para komunitas memiliki wadah untuk mereka mengembangkan kreatifitas. Hal ini juga bertujuan untuk menyediakan gedung sebagai fasilitas dalam mendukung kemajuan di bidang automotif khususnya modifikasi, di kota Medan.Konsep yang diusung adalah Arsitektur Hi-Tech, Konsep ini memberikan pengertian: mempunyai karakteristik material kaca dan baja, mengikuti ekspresi kejujuran suatu bangunan, dapat digunakan sebagai imajinasi bangunan industri dan meletakan fleksibilitas pengguna sebagai prioritas. Elemen Struktur dan Utilitas diekspose sedemikian rupa sehingga karakter arsitektur High-Tech akan sangat menonjol.

Kata Kunci : modifikasi, Arsitektur Hightech

Abstract

Automotive modifications have been experiencing a rapid and diverse growth lately, with almost every system in automotive technology from motorbikes to cars have experienced their own modification touch. Automotive modifications made were aimed to obtain better performances from the automotive work system. This was due to the high rate of public need for transportation, which is evident from the sales of motor vehicles that continue to increase each year. The establishment of Medan Modification Centre is expected to be a solution to the active community in this field, so that the community has a space for them to develop creativity. This was also aimed to create a building as a facility in support of the advancement in the automotive field, especially modification, in Medan city.The carried concept is High-Tech Architecture, this concept provides a definition: having the characteristicsglass and steel, following expressions of honesty of a building, can be used asanindustrial building imagination and put user's flexibility as a priority. Structures and Utilities Elements are exposed in such a way that the character of Hi-Tech Architecture will bevery prominent.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Modifikasi bidang otomotif akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan beragam, hampir semua sistem dalam teknologi otomotif baik sepeda motor maupun mobil mengalami sentuhan modifikasi. Modifikasi bidang otomotif yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan unjuk kerja yang lebih baik dari sebuah sistem kerja otomotif. Dilakukan dengan sistem kerja yang standar, merubah spesifikasi komponen ataupun dengan cara memberi komponen tambahan. Modifikasi bidang otomotif merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan sekaligus penuh tantangan, maka terjun kedalam bidang modifikasi otomotif dibutuhkan pengetahuan dasar tentang sistem kerja yang mendalam dan kreatifitas yang tinggi.

Gencarnya arus informasi global yang menerjang negeri ini, merupakan konsekuensi atas hadirnya kecanggihan teknologi di dalam praktik-praktik sosial masyarakat telah berkembang luas dalam relung-relung kehidupan dan secara tidak langsung akan tercipta pola hidup dalam lingkungan masyarakat modern. Lahirnya modernisasi kehidupan di Indonesia telah banyak merubah cara pandang dan pola hidup masyarakatnya, sehingga peradaban yang terlahir adalah terciptanya budaya masyarakat baru hasil dari transformasi budaya antara budaya luar dan budaya lokal, dimana hasil akhir mencerminkan suatu keadaan atas kalah pamornya budaya lokal dengan budaya luar yang datang dan berkembang hingga dapat menguasai kehidupan masyarakat, sehingga menyebabkan masyarakat yang terlahir mempunyai pola hidup cenderung berperilaku kearah konsumtif dan hedonis.

Sebuah kata Industri dapat dikategorikan suatu proses penciptaan barang dan jasa dengan penguatan konsep tertentu berdasarkan bidang ilmu terkait yang mempunyai nilai tambah (value added). Sedangkan kata kreatif, berarti create yaitu proses menciptakan sesuatu baik berupa produk maupun jasa. Sehingga bila kata tersebut dijadikan satu pengertian menjadi sebuah kata Industri Kreatif, maka dapat diartikan, dan ditemukan benang merahnya diantaraya Suatu proses “Industri yang


(14)

menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut” (departemen perdagangan republik Indonesia, 2010).

Pemilihan topik ini sangatlah menarik, karena perkembangan otomotif khususnya mobil mengalami peningkatan produksi di pasaran Indonesia, Medan Modification Centre ini diharapkan menjadi solusi untuk para perangkat komunitas yang aktif dalam bidang ini, sehingga para perangkat komunitas ini memiliki wadah untuk mereka mengembangkan kreatifitas. Hal ini juga bertujuan untuk membuat gedung sebagai fasilitas dalam mendukung kemajuan di bidang automotif khususnya modifikasi, di kota Medan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan perancangan Medan Modification Club Centre ini adalah  Merancang bangunan yang bertemakan Arsitektur High Tech

 Merupakan sarana bagi para modifer untuk saling bertukar informasi atau berbagi pendapat dalam kreatifitas tentang modifikasi dan hal – hal yang berkaitan tentang modifikasi

 Merancang fasilitas fungsi jasa komersil berupa showroom modifikasi, bengkel mobil modifikasi, dan wadah untuk berkumpulnya para komunitas mobil dengan tujuan untuk menciptakan kesatuan hubungan fungsional dan unsur – unsu fungsi ruang yang terdapat didalamnya

 Bertujuan untuk memajukan dunia modifikasi mobil di tanah air khususnya Medan, sehingga memberikan peluang atau kesempatan bagi para modifer untuk mengekspresikan konsep modifikasi yang dipilihnya

1.3 Masalah Perancangan

Masalah yang ada dalam perancangan Medan Modification Club Centre ini antara lain :

 Bagaimana menciptakan bangunan yang mengekspresikan identitas dan karakter bangunan sehingga dapat menarik konsumen sebanyak-banyaknya  Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil untuk diterapkan

dalam desain bangunan agar sesuai dengan fungsi bangunan dan prinsip-prinsip estetika dalam teori arsitektur.


(15)

 Bagaimana menciptakan pola hubungan yang baik sehingga fasilitas yang ada dapat memberi sarana yang baik untuk pekerja maupun konsumen sehingga kegiatan – kegiatan yang terjadi didalamnya dapat berlangsung dengan bagus  Bagaimana menciptakan sirkulasi yang menghubungkan beberapa fungsi atau

ruang yang berbeda

 Pemilihan lokasi yang strategis untuk mempertemukan kegiatan pameran, kegiatan perbengkelan dan kegiatan para komunitas mobil.

1.4 Pendekatan Perancangan

Pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemecahan permasalahan diatas dilakukan dengan cara sebagai berikut

 Studi Literatur untuk mempelajari :

o Standar ruang ruang untuk fasilitas

o Studi banding tema sejenis : sebagai perbandingan dalam perancangan

proyek nantinya.

o Tipologi bangunan dikaitkan dengan tema high tech architecture o Standar peraturan dan kebijakan yang berlaku di daerah sekitar site

 Survey lapangan

o Studi lapangan untuk mengetahui kondisi lingkungan dan potensi

kawasan sekitar site bangunan

o Studi banding proyek sejenis : melakukan survey yang berhubungan

dengan proyek sejenis khusunya di kota Medan, sehingga dapat melihat potensi pasar yang ada. Sebagian data diambil dari literatur tertulis (buku dan majalah sebagai referensi ) dan data internet

1.5 Lingkup Kajian dan Batasan Proyek

Yang menjadi lingkup dan batasan perancangan dalam bangunan ini yaitu :  Proyek bersifat fiktif

 Menyangkut pemilihan site, asumsi dan peraturan yang berlaku di sekitar site  Fokus perancangan bengkel hanya untuk kendaraan mobil

 Fokus perancangan hanya dikaitkan dengan pengertian mengenai tema

 Lingkup batasan proyek adalah pembahasan kepada hal-hal yang mendukung,maka diutamakan kepada fasilitas-fasilitas yang mendukung dan diperlukan pada perancangan


(16)

Secara umum memadukan perancangan bangunan fasilitas jasa komersil berupa bengkel dengan standar spesifikasi khusus dan showroom mobil modifikasi, fungsi rekreasi berupa ruang pameran mobil modifikasi ( milik para komunitas mobil ataupun modifer )


(17)

1.6 Kerangka Berfikir

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berfikir

STUDI SITE

Ukuan Site

Peraturan Pemerintah

Sempadan Bangunan

Batas Bangunan

Potensi

Judul Proyek : Medan Modification Club Centre

Tema : Arsitektur High

Tech

LATAR BELAKANG KASUS

Modifikasi yang makin marak

Even

even modifikasi mulai bermunculan

Perlunya wadah untuk para modifer untuk

bertukar informasi

MAKSUD DAN TUJUAN

Merancang bangunan yang sesuai dengan tema yaitu

Merancang hubungan-hubungan fungsional dan unsur-unsur fungsi ruang yang terdapat

didalamnya

Dapat menjadi wadah modifikasi para modifer khususnya untuk skala kota Medan

PERMASALAHAN

Keterkaitan ekspresi bangunan dengan tema

Menciptakan

Pemilihan site yang tepat

PENGUMPULAN

DATA

Studi literatur

Survey lapangan

Studi banding

STUDI LITERATUR

dan STUDI BANDING

Fasilitas Modification

Cente

Kajian tema dengan

bentuk bangunan

ANALISA

Analisa kondisi lingkungan yaitu : analisa bangunan eksisting, matahari, vegetasi, sirkulasi,

view dari dan ke site dan sempadan bangunan

Analisa fungsional yaitu : analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan

antar ruang

KONSEP PERANCANGAN

Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak,

dan konsep bangunan


(18)

1.7 Sistematika Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Membahas latar belakang kasus proyek berupa faktor-faktor yang mempengaruhi perlunya didirikan medan modification clubcentre, maksud dantujuan, masalah perancangan, pendekatan desain, serta lingkup dan batasan proyek

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisi pengertian judul, tinjauan subjek, tinjauan lokasi, tinjauan pengguna dan aktivitas, Studi banding proyek sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisi analisis kondisi tapak dan lingkungan, aspek teknologi bangunan, analisa dan penerapan tema, analisis fungsional (organisasi ruang, program ruang).

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisikan tentang konsep dasar dan konsep lanjutan tentang tapak, konsep bangunan yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk menuju ke hasil perancangan nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perancanaan dan perancangan kasus proyek

LAMPIRAN HASIL PERANCANGAN

Merupakan hasil keluaran berupa gambar hasil perancangan arsitektur, Eksterior, Interior, dan dokumentasi maket


(19)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Deskripsi Proyek

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah: 1. Judul Proyek : Medan Modification Centre

2. Tema Proyek : Arsitektur High-Tech

3. Lokasi Proyek : Jl. Gatot Subroto, Kec. Medan Sunggal Batas Site :

 Utara : JL. Gatot Subroto  Selatan : Permukiman Penduduk  Timur : Pertokoan Tomang Elok  Barat : Jalan Murai

4. Luas site : ±15000 M2 5. Status Proyek : Fiktif 6. Pemilik proyek : Swasta

2.2 Terminologi Judul

Pengertian tentang terminologi judul proyek Medan Modification Centre :

 Medan :Ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar ke-empat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, dan Bandung, dengan luas 265,10 km² atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara yang terdiri dari 21 Kecamatan. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut yang mengakibatkan Medan memiliki iklim tropis (Poerwadarminta, 1991 ; id.wikipedia.org).

 Modification :Pengubahan; perubahan; melakukan modifikasi. Berasal dari kata modify ( modify ) yang berarti

o Untuk memenuhi persyaratan

o Untuk merubahnya menjadi sesuatu yang tidak original/ untuk


(20)

 Centre :

o Pusat, tengah, fokus, pokok

o pusat, sentral, bagian utama dari sebuah kegiatan / organisasi. o tempat dimana sesuatu yang menarik aktivitas / fungsi terkumpul.

Berdasarkan pengertian diatas Medan Modification Centre adalah tempat atau wadah bangunan untuk para pecinta modifikasi dan dimana akan diselenggarakannya event–event pameran mobil – mobil modifikasi baik itu mobil para komunitas maupun mobil modifikasi buatan dari modification centre ini

2.2.1 Penggolongan Showroom ( Ruang pamer )

Bila dikaitkan dalam bidang otomotif showroom dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :  Ruang pameran golongan formal :

-Ruang pameran resmi, masing-masing dealer ATPM ( Agen Tunggal Pemegang Merk )

-Ruang pameran non merk, bebas ( wiraswasta / individu )  Ruang pameran golongan informal :

-Pedagang mobil yang memiliki showroom dan menjajakan mobil dagangannya di pingggir jalan atau alamat tertentu.

-Calo, yang menawarkan jasa menjualkan atau membelikan mobil dengan mengambil komisi

Jika dikaitkan dengan produk yang dipamerkan, pameran dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

 Pameran umum : pameran yang menampilkan produk bermacam produk dengan berbagai macam jenis dan kategori.

 Pameran khusus : pameran yang menampilkan produk – produk sejenis dan termasuk dalam 1 (satu) kategori, misalnya pameran perumahan, pameran produk satu perusahaan.

Dari segi jenis penjualannya, ruang per ini dibagi menjadi dua, yaitu :  Ruang pamer mobil bekas : menjual mobil-mobil bekas pakai.

 Ruang pamer mobil baru : Menjual mobil-mobil baru dan biasanya termasuk dalam golongn formal


(21)

 Pameran Berkala : pameran yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja ( sebulan sekali atau setahun sekali )

Pameran Tetap : pameran yang permanen yang berlangsung sepanjang tahun 2.2.2 Penggolongan Bengkel

Bengkel dibagi menjadi 2 ( dua ), yaitu :

 Bengkel resmi, yaitu bengkel yang ditunjuk ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) sebagai bengkel yang melayani para pemilik mobil dengan merk tertentu saja.

 Bengkel tak resmi, yaitu bengkel yang merupakan milik para pengusaha yang melayani perbengkelan, yang melayani berbagai jenis merk.

Berdasarkan fasilitas pelayanan, bengkel mobil dapat dibedakan menjadi : 1. Bengkel Dealer

Merupakan bagian dari sebuah dealer otomotif yang memberikan pelayanan purna jual kepada konsumen ,bengkel jenis ini biasanya hanya melayani kendaraan dengan merk tertentu yang dijual di dealer tersebut. Pelayanan yang ditawarkan oleh bengkel dealer meliputi perawatan rutin hingga perbaikan yang memerlukan penggantian suku cadang. Bengkel jenis ini biasanya terdiri dari beberapa bagian khusus yang memberikan pelayanan perawatan atau perbaikan pada komponen mobil ( mesin, balancing, body repair, dan sebagainya ). Oleh karena itu, teknisi yang bekerja di bengkel ini juga memiliki spesialisasi tertentu dan dilengkapi peralatan yang mendukung pekerjaannya.

2. Bengkel Pelayanan Umum

Merupakan bengkel independen yang mampu melakukan perawatan dan perbaikan beberapa komponen pada sebuah mobil. Bengkel semacam ini dapat dipandang sebagai beberpa buah bengkel khusus yang menggabungkan diri menjadi sebuah bengkel yang lebih besar. Berbeda dengan bengkel dealer, bengkel ini bukan merupakan bagian dari sebuah dealer otomotif. Oleh karena itu, pelayanan yang diberikan bengkel ini tidak ditunjukan untuk pelayanan purna jual sebuah produk


(22)

otomotif. Selain itu, bengkel pelayanan umum biasanya memberikan pelayanan perawatan dan perbaikan untuk berbagai merek kendaraan.

3. Bengkel Pelayanan Khusus

Merupakan bengkel otomotif yang memiliki spesialisasi, hal perawatan, dan perbaikan salah satu elemen pada sebuah mobil.sebagai contoh bengkel reparasi bodi, radiator, AC, spooring, balancing dan sebagainya. Spesialisasi yang dilakukan oleh bengkel-bengkel tersebut menuntut peralatan khusus sesuai dengan jenis operasi yang dilakukan. Paling penting dari bengkel pelayanan khusus adalah spesialisasi keahlian tenga kerja sesuai dengan kualifikasi pekerjaan yang akan dilakukan.

4. Bengkel Unit Keliling

Memberikan pelayanan berupa perbaikan yang dilakukan di lokasi mobil milik konsumen. Bengkel jenis ini terdiri dari beberapa buah mobil van dan diderek secara periodik berpatroli didaerah tertentu, atau kadang-kadang menerima panggilan untuk meberikan pelayanan kepada konsumen. Di Indonesia, bengkel jenis ini jarang dioperasikan secara perorangan. Biasanya bengkel tersebut dioperasikan oleh dealer atau produsen merek mobil tertentu. Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk purna jual bagi konsumen.

Kesimpulan

Jadi, Medan Modification Club Centre ini merupakan suatu tempat atau wadah kegiatan yang berhubungan dengan otomotif, dalam pengertian yang dimaksud pada perancangan ini adalah direncanakan untuk melayani penjualan mobil-mobil modifikasi,layanan purna jual, pameran, perbaikan, dan perawatan khusus pada kendaraan roda empat pribadi yang dimodifikasi. Bengkel modifikasinya ini sendiri nantinya akan terbuka untuk semua merk mobil.

Pada bangunan nantinya akan direncanakan terdapat beberapa fasilitas yang dapat menunjang fasilitas utama dari fungsi bangunan sebagai pusat Modifikasi Mobil di Medan.


(23)

2.3 Lokasi Proyek

2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Kota Medan yang merupakan Ibu kota dari Propinsi Sumatera Utara adalah kota terbesar ketiga di Indonesia.Berdasarkan RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah tingkat II Medan ditetapkan menjadi Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), yaitu :

Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan

NO PUSAT PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

A

Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota

Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis;

Pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;

Pusat pelayanan ekonomi

Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota;

Provinsi Sumatera Utara

Internasional

B

Pusat Pelayanan Kota dibagian Utara

Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional

Pusat pelayanan transportasi;

Pusat kegiatan sosial-budaya

Pusat kegiatan industri

Kota Medan Bagian Utara;

Provinsi Sumatera Utara

Regional

C

Subpusat pelayanan kota Medan Belawan

pusat pelayanan transportasi laut,

pusat kegiatan bongkar muat dan impor – ekspor,

pusat kegiatan industri, dan

pusat kegiatan perikanan


(24)

NO PUSAT PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

D

Subpusat pelayanan kota Medan Labuhan

Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Pusat pelayanan transportasi

Pusat pelayanan kesehatan

Kec. Medan Labuhan

E Subpusat pelayanan kota Medan Marelan

Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk);

Pusat kegiatan rekreasi dan

wisata

Kec, Medan Marelan;

Kabupaten Deli Serdang

F Subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan

Pusatkegiatan perdagangan / bisnis

Pusat pelayanan olahraga

Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan Tembung

G

Subpusat pelayanan kota Medan Area

Pusat pelayanan ekonomi

Pusat pelayanan transportasi

Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas

H Subpusat pelayanan kota Medan Helvetia

Pusat pelayanan ekonomi

Pusat pelayanan tra8insportasi

wilayah bagian Barat

Pusat kegiatan sosial-budaya

Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal

I

Subpusat pelayanan kota Medan Selayang

Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis

Pusat Pendidikan

Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor

J

Subpusat pelayanan kota Medan Timur

Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis

Pusat pelayanan transportasi (TOD);

Pusat kegiatan sosial-budaya

Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat


(25)

Berdasarkan sifat kegiatannya, Medan Modification Club Centre diharapkan berada di lokasi yang diperuntukkan atau memiliki sasaran pembangunan di bidang perdagangan & rekreasi (berdasarkan RUTRK), maka lokasi yang tepat terdapat pada Wilayah Subpusat pelayanan kota Medan Helvetia yang sesuai sebagai wilayah lokasi proyek.

2.3.2 Tinjauan Lahan

Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, maka lahan yang dipilih dalam menempatkan Medan Modification Club Centre adalah di Jl. Gatot Subroto Kecamatan Medan Sunggal. Hal ini sehubung dengan potensi kawasan sebagai wilayah pusat, Perkantoran, Perbelanjaan,pertokoan,showroom,dsb.


(26)

2.3.3 Alternatif Pemilihan Lokasi

Kriteria pemilihan lokasi dapat dipilih 2 alternatif site,yaitu:

 Lokasi A (berada pada Jalan Gatot Subroto Kecamatan Medan Sunngal )

 Lokasi B (berada pada jalan Gatot subroto Kecamatan Medan Petisah)

Pertokoan Tomang Elok

Jalan Gatot Subroto

Plaza Medan Fair

Medan Plaza

Gambar 2.1 Lokasi Alternatif Site A

(Sumber : Hasil olah data primer,2013)

Gambar 2.2 Lokasi Alternatif Site B (Sumber : Hasil olah data primer,2013)


(27)

Tabel 2.2 Penilaian Alternatif Lokasi

No Kriteria Lokasi

Jl. Gatot Subroto Jl. Gatot Subroto

1 RUTRK Kecamatan Medan Sunggal,

cocok sebagai daerah komersil.(5)

Kecamatan Medan Petisah, cocok sebagai dae rah komersil (5)

2 Lokasi sekitar site Sangat strategis. (5) Sangat Strategis. (5) 3 Target Market /

massa

Sangat banyak / Luas. (5) Banyak tapi terbatas. (4)

4 Aksesibilitas untuk target pasar

Terbuka / dapat dijangkau siapa saja (4)

Terbuka tapi terbatas (3)

5 Fungsi Lain di sekitar tapak

Ruko, perkantoran, permukiman, dealer (4)

Ruko,pasar, permukiman, bengkel (4)

6 Pencapaian Relatif jauh dari pusat kota (4)

Relatif jauh dari pusat kota (4)

7 Luas Site ±20.000M2 ±18.000 M2

8 Fasilitas umum dan utilitas sekitar site

Lengkap dan kondisi baik (5)

Lengkap dan kondisi baik (5)

9 Bentuk dan letak site Persegi, Jalan besar, gang kecil (4)

Persegi, persimpangan jalan besar dengan gang kecil

(4)

Total 36 34

Penilaian Alternatif Lokasi Keterangan Point Nilai :  5 : Sangat Baik  4 : baik

 3 : Sedang

Berdasarkan penilaian yang dilakukan pada tabel penilaian alternatif lokasi diatas, maka lahan yang dipilih dalam menempatkan Medan Modification Centre adalah di Jalan Gataot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal.


(28)

2.3.4. Deskripsi Kondisi Tapak Terpilih 2.3.4.1 Deskripsi Tapak

 Kasus Proyek : Medan Modification Centre

 Status Proyek : Fiktif

 Pemilihan Proyek : Pihak Swasta

 Lokasi Lahan : Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal

 Batas – Batas Lahan

 Utara : Jalan Gatot Subroto

 Selatan : Permukiman Penduduk

 Timur : Pertokoan Tomang Elok

 Barat : Jalan Murai

 Luas Lahan :± 15000M2

 Ketinggian bangunan sekiar : 1-4 lantai

 Tofografi : Relatif datar

 KDB : 60%

 Vegetasi : Asri

 Utilitas : PLN,PDAM,Telkom, Saluran Kota

 Eksisting :Ruko2-3 lantai,perkantoran, dan permukiman

 Lebar Jalan : 20 meter

 GSB dari Jl. Gatot Subroto : 9 m

Tentunya di dalam pemilihan lahan tersebut memiliki beberapa keuntungan / potensi lahan maupun kekurangan / kendala lahan.

Keuntungan / potensi lahan :

 Aksesibilitas yang mudah dijangkau, baik untuk masyarakat disekitar site maupun di daerah lain

 Letak yang strategis karena didaerah tersebut mempunyai tingkat aktifitas kegiatan yang cukup tinggi.

 Daerah sekitar lingkungan yang menunjang, daerah di Jalan Gatot Subroto merupakan daerah komersil yang akan mendukung keberadaan bangunan Medan Modification Centre ini.


(29)

 Kelengkapan sarana dan prasaranya, termasuk utilitas dan fasilits umum, dimana daerah Jl. Gatot Subroto memiliki saarana dan prasarana berupa jalan yang cukup lebar, sarana air bersih, listrik, sanitasi, saluran telepon.

 Berada pada jalan arteri primer, yaitu Jalan Gatot Subroto.

 Pencapaian mudah karena banyak angkutan umum yang melewati site.  Kawasan telah dikenal baik oleh penduduk kota Medan.

kekurangan / kendala lahan:

 Letak site terlalu jauh dari pusat kota Medan.

 Arus Kendaraan ramai, sehingga menimbulkan suasana yang bising Pencapaian (Aksesibilitas)

Pencapaian ke lokasi perancanaan sangat berpengaruh terhadap pasar dan area pelayanan. Pencapaian ke lokasi direncanakan dapat diakses dengan mudah dari segala aktifitas kota. Juga perlu dipertimbangkan kemudahan dari konsumen disekitar site sebagai target pasar sebanyak-banyaknya. Tentu perlu dilihat keberadaan orang-orang disekitar lokasi site sebagai salah satu pendukung target pasar yang paling besar.

 Area Pelayanan

 Kedekatan dengan pusat aktifitas massa dan kedekatan dengan fasilitas umum, secara tidak langsung akan menarik perhatian massa kebangunan yang akan direncanakan

 Utilitas, utilitas yang perlu diperhatikan adalah utilitas air bersih, telepon, listrik, saluran air sehingga akan mendukung keberadaan bangunan yang direncanakan.

 Jalur sirkulasi, dengan adanya jalan yang besar maka aktifitas sirkulasi mudah dilalui

 Pedestrian, dengan adanya pedestrian, maka sirkulasi orang berjalan akan mudah untuk mencapai akses masuk kebangunan

Kawasan yang direncanakan harus berkesan eksklusif, dan kawasannya harus unik, spesifik,dan mudah dikenali masyarakat. Lahan harus memiliki orientasi pandangan langsung dan jelas dari jalan raya yang cenderung ramai.


(30)

Gambar 2.3. Batas-Batas Site (Sumber : Dokumentasi Pribadi,2013)


(31)

2.3.4 Data Ruang Dalam

Berdasarkan fungsi-fungsi utama tersebut, maka secara umum dapat ditentukan ruang-ruang yang terdapat pada Medan Modification Club Centre berdasarkan : A. Showroom

1. Showroom / Ruang Pamer

Merupakan area pamer kendaraan-kendaraan baru, dan juga merupakan transfer informasi antara produsen dan konsumen,serta antara konsumen sendiri, meliputi ruang-ruang :

 Hall

 R.Audio Visual  Ruang Pameran  Area Pemasaran

 Area Administrasi ( Dealing ang Leasing )  Kantor Manager

 Area Service ( toilet, janitor ) Dilengkapi :

 Big Screen dan Sound System yang menampilkan produk maupun teknologi terakhir

 Ruang duduk dengan orientasi langsung terhadap kendaraan yang dipamerkan

2. Bengkel

Merupakan area yang menampung proses perawatan, pemeliharaan, dan perbaikan kendaraan. Kegiatan bengkel meliputi :

 Perbaikan mesin (General Repair), yang meliputi perbaikan ringan (Quick Service), sedang dan berat.

 Perbaikan suspensi (Kaki-kaki), yang meliputi perawata rutin (Spooring dan Balancing), penjualan dan perbaikan suspensi (penjualan dan pemasangan velg,dll) penjualan dan pemasangan komponen suspensi  Perbaikan bodi, yang meliputi perbaikan-perbaikan bodi seperti

pengecetan ulang,dempul, ketok, las, tarik chasis,dll)

 Modifikasi kendaraan, yang meliputi modifikasi mesin maupun penambahan piranti aksesoris kendaraan.

 Cuci mobil yang meliputi tahap pengerjaan dan tahap pengeringan  Salon mobil, meliputi pengerjaan eksterior dan interior.


(32)

Ruang-ruang yang dibutuhkan antara lain adalah :  Ruang tunggu

 Ruang recepcionist  Ruang administrasi

 Area-area bengkel sesuai dengan sktifitasnya ( bengkel perawatan mesin, perawatan bodi, perawatan AC, dll)

 Ruang Steril

 Ruang bubut, Overhaul, Elektrikal

 Gudang penyimpanan peralatan dan bahan  Area pengelola bengkel dan area service 3. Spare-parts / suku cadang

 Gudang suku cadang  Gudang pelumas/oli  Loading/unloading dock

Dengan syarat memiliki kedekatan akses dengan area bengkel terutama general repair.

B. Kegiatan Modifikasi 4. Pameran Mobil Modifikasi

Merupakan area untuk memamerkan mobil-mobil hasil modifikasi. Meliputi ruang-ruang :

 Hall

 Ruang pameran  Pemasaran  Administrasi  Manager  Toilet

 Toilet pengunjung 5. Ruang Display

Merupakan area untuk memamerkan Accesoris dan sparepart racing untuk kebutuhan modifikasi

Ruang-ruang didalamnya :

 R.Display aksesoris interior  R.Display velg, ban dan knalpot  R.display audio.


(33)

 R. Resepsionis bengkel  R.Kepala

 Gudang

6. Ruang divisi bengkel mesin modifikasi Ruang-ruang didalamnya :

 R.peralatan  R.steril  R.kepala  R.diskusi  R.Kerja

7. Ruang divisi Modifikasi/desain bodi : Ruang-ruang didalamnya :

 R.peralatan  R.oven/cat  R.mesin oven  R.lab cat/warna  R.las/ketok  R.poles/dempul  R.campur  R.kepala  Loker  R.kerja

8.Ruang divisi aksesoris, interior, dan salon mobil Ruang-ruang didlamnya :

 R.peralatan  R.kepala  Loker  R.kerja

9.Ruang divisi Audio/sound system Ruang-ruang didalamnya :

 R.peralatan  R.Kepala  Loker  R.kerja


(34)

10.Ruang divisi Velg, Ban, dan Knalpot Ruang-ruang didalamnya :

 R.peralatan  R.Kepala  Loker  R.kerja C. Kegiatan Penunjang 11. Cafe

Merupakan area untuk menunggu perbaikan maupun perawatan kendaraan, dimana dapat diakses dari area bengkel dan juga showroom.

Ruang-ruang didalamnya :

 Hall penerima dan recepcionist  Area makan dan minum

 Dapur dan ruang cuci  Area service

Juga dilengkapi dengan Big screen dan sound system, dengan syarat memiliki jalur sirkulasi barang dan sampah.

12. Area Pengelola

Merupakan area pekerjaan administratif yang berhubungan dengan aktifitas keseluruhan bangunan, hubungan pada pusat (jakarta), masyarakat maupun konsumen. Ruang-ruang yang trdapat didalamnya :

 Ruang komisaris  General Manager  Sekretaris

 Staff direksi  Personalia  Staff Administrasi  Marketing

 Pemeliharaan  Ruang rapat  Ruang tunggu


(35)

Area Penunjang

Meliputi ruang-ruang sebagai berikut ;  Ruang trafo

 Ruang Genset

 Ruang MDP ( Main Distribution Panel )

 Ruang DP ( Distribution Panel ) Pada setiap lantai  Ruang Air Conditioner + Cooling Tower

 Ruang Reservoir (bawah dan atas) dan pompa  Ruang AHU

 Janitor

2.4 Deskripsi Pengelola dan Pengguna Bangunan

Secara resmi Medan Modification Club Centre ini bertujuan untuk mengakomodir para konsumen yang ingin merawat/memperbaiki mobilnya ( tujuan umum) dan memodifikasi mobilnya ( tujuan khusus ). Bengkel ini dapat melayani konsumen memperbaiki mobil kekeadaan standarnya maupun yang ingin memodifikasi secara total. Showroom atau ruang pamer bertujuan untuk menunjukkan hasil kreatifitas dari para mekanik dan sekaligus merangsang konsumen agar mau membeli atau memodifikasi mobilnya.Pasokan mobil modifikasi ini tidak terbatas, dapat diambil dari bengkel-bengkel resmi yang lain kemudian dijual kembali setelah dimodifikasi.

Selain itu akan ada beberapa unsur tambahan yang bersifat komersil seperti cafe/restoran yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendukung fungsi utama bangunan.

Fungsi yang diwadahi pada proyek Medan Modification Club Centre ini adalah

 Pemasaran

Fungsi yang diwadahi adalah ruang pameran kendaraan, penjualan aksesoris. Pada fungsi ini terjadi kegiatan penjualan yang merupakan kegiatan bisnis otomotif yang mencari keuntungan/komersil

 Perbengkelan

Fungsi yang diwadahi adalah ruang bengkel yang melayani perawatan, service, pemeliharaan, perbaikan, dan pemodifikasian mobil. Pada fungsi ini terjadi


(36)

kegiatan perbengkelan yang merupakan kegiatan bisnis otomotif yang mencari keuntungan/komersil

 Waktu Pelayanan

 Waktu Pelayanan Showroom, penjualan aksesoris dan penjualan Merchandise terhadap masyarakat dan konsumen adalah hari seni-sabtu, pukul 08.00-17.00 WIB

 Waktu pelayanan pameran mobil modifikasi, penjualan aksesoris racing terhadap masyarakat dan konsumen adalah hari senin-sabtu, pukul 08.00-17.00 WIB

 Waktu Pelayanan bengkel modifikasi terhadap konsumen adalah hari senin-sabtu, pukul 08.00-17.00 WIB

 Waktu pelayanan cafe yaitu senin-sabtu,pukul 08.00-17.00 WIB

 Pada waktu-waktu tertentu diadakan event-event khusus modifikasi yang berskala umum.

2.4.1 Deskripsi Pengguna

Secara umum pengguna dari Modification Centre ini adalah pengelola, karyawan, dan pengunjung (customer) sebagai pengguna utama.

 Pengelola Utama

Diagram 2.1 Struktur Pengelola (Sumber : Hasil olah data primer,2013)

Kepala

Sekretaris

Manager Operasional

Personalia

Kepala Divisi

Marketing


(37)

 Karyawan

Karyawan dalam hal ini mempunyai tugas sebagai pelaksana kegiatan yang ada di setiap divisi. Karyawan mempunyai hubungan langsung dengan para konsumen. Dan di dalam bangunan ini karyawan harus bisa melakukan permintaan para konsumen untuk mendapatkan kepuasan.

Manager Operasional

Kepala Divisi

Kepala Bengkel / Mekanik

Mekanik / Tukang

Personalia

Maintenance

Marketing

Administrasi

Maintenance

Maintenance

Kasir

Inventori

Cafe/Restaurant

Security

Cleaning Service

K

a

r

y

a

w

a

n

Diagram 2.2 Struktur Karyawan (Sumber : Hasil olah data primer,2013)


(38)

Pengunjung (Customer)

Jadi hasil yang ingin didapatkan dari proyek komersil ini adalah kepuasan pelanggan akan kerja mekanik dan fasilitas didalamnya

2.4.2. Standar Ruang Showroom

Menurut Neufert Data Arsitek, di sebuah ruang pamer, peminatnya harus dapat mengitari mobil-mobil yang dipamerkan tanpa ada halangan, hal ini memerlukan ruangan terbuka sehingga tidak hanaya bidang/tempat untuk kendaraan yang harus diperhatikan, melainkan juga pentingnya jarak satu sama lain. Untuk dapat mengamati kendaraan secara jelas, pengamat memerlukan jarak 5 meter. Nilai standarnya : kendaraan model baru (sedan) membutuhkan luas tempat kira-kira 40-45 m2/kendaraan. Ruang pameran yang penuh kira-kira 24m2/ kendaraan dan jarak antar kendaraan 1,70 m.

Kepala

Mekanik / Tukang

Pengunjung

Pengawasan Kerja

Kerja sesuai keinginan / customer Kepuasan pelanggan

Diagram 3. Struktur Pengunjung (Sumber : Hasil olah data primer,2013)

Gambar 2.4 Contoh display Ruang Pamer


(39)

Tabel 2.3 Persen Ruang Dalam

Ruang dalam Total persen ruang dalam

Luas total bangunan 46,2

Showroom dan kantor administrasi 7,2

Bangian penjualan 6,5

Bagian servis 32,5

(Sumber : Time Saver Standars for Building Types, 1983) Gambar 2.5 Contoh Denah Showroom


(40)

 Area Servis

Merupakan area yang dapat menampung proses perawatan, pemeliharaan, dan perbaikan mobil. Kebutuhan ruang yang diperlukan adalah :

Tabel 2.4.kebutuhan Area Servis

Fungsi Bagian Lebar (ft) Panjang (ft)

Resepsionis 14 25

Tempat pergantian oli 12 24

Perbaikan mesin 12 24

Area mobil baru 12 24

Polishing and sheet metal

12 24

Area pengecetan 14 26

Wash rack 14 25

Parkir 10 20

(Sumber : Time Saver Standars for Building Types, 1983)  Ruang Kantor

Merupakan ruangan yang dipakai sebagai pusat pengaturan semua kegiatan bengkel yang digolongkan sebagai pengelola. Beberapa kebutuhan ruang kantor dalam ruang pamer :

Tabel 2.5 Kebutuhan Ruang Kantor

Jenis Ruang Perkiraan Ukuran (ft) Luas (sq ft)

Dealer 12-15 180

General Manager 12-15 180

Sales Manager 10-12 120

Manager 10-12 120

Truck Manager 8-10 80

Used car manager 8-10 80

Sales closing office 8-8 64

Toilet pria dan wanita 8-8 64

Ruang rapat 20 sq ft per orang

Ruang umum 100 sq ft + (60 sq ft x jumlah karyawan)


(41)

Kebanyakan agen penjualan memmpunyai pilihan tersendiri untuk kondisi seperti persyaratan umum, kantor harus diletakkan sestrategis mungkin agar dapat memantau aktifitas pada bagiannya. Perlu diperhatikan area tunggu, janitor, kloset, ruang file, ruang telepon dengan ukuran ruang sesuai dengan permintaan masing-masing orang.

Untuk kantor umum seharusnya berada ditengah-tengah lokasi, baik sekali untuk semua bagian dengan pencahayaan yang cukup, pemanasan, pendinginan pada aktifitas yang tinggi. Ukuran dari kantor umum ditentukan dari jumlah pekerja dan jumlah perlengkapan kantor, ruang umum harus menyediakan gudang alat tulis kantor, persediaan kantor, dan ruang arsip.

 Resepsionis

Daerah resepsionis sebagai daerah pemikat para pelanggan harus berada didalam, pintu masuk pelayanan harus dihiasi, diberi penerangan dan diperlengkapi pernak-pernik untuk membuat kesan sebaik mungkin dan suasana lingkungan yang bagus.

Dianjurkan daerah resepsionis terpisah dari bengkel yang umumnya bising dan kotor. Konsep ini mempunyai beberapa keuntungan seperti :

1. Pelanggan pada umumnya lebih suka suasana yang bersih dan hening dari pada suara bising. Tapi tidak menutup kemungkinan adanya pelanggan yang ingin melihat langsung mobilnya diperbaiki dengan alasan hobi dan keinginan untuk langsung bertanya mengenai hal-hal yang menyangkut perawatan mobilnya kepada mekanik/tukang. Hal ini tentu perlu menjadi bahan pertimbangan untuk mengakomodasikan tempat bagi orang-orang seperti ini

2. Daerah inilah yang merupakan daerah yang harusnya paling bersih ( jauh dari kesan kotor seperti area bengkel.

3. Menjaga agar mobil dapat langsung diawasi pengerjaannya dari dalam gedung utama.

4. Menjaga keprivatean area bengkel, karena tidak semua area bengkel dapat tersentuh langsung pada pelanggan. Tentu untuk area bengkel sendiri memerlukan beberapa area private sehingga tidak mengganggu kerja para mekanik.


(42)

5. Area ini merupakan area komersil untuk melayani pelanggan sebaik-baiknya dan dapat dikatakan inilah salah satu area yang penting.

 Ruang Tunggu Pelanggan

Ruang tunggu yang khusus harus ada untuk pelanggan yang menunggu, pelayanan perbaikan pada mobilnya. Perabotan seperti kursi, meja, dan TV, tentunya merupakan syarat mutlak. Umumnya di bengkel showroom menyediakan ruang tunggu berdekatan dengan ruang pamer. Jadi sembari menunggu mobil selesai diperbaiki pelanggan dapat melihat-lihat mobil dan aksesoris yang dipamerkan. Juga perlu dipikirkan akomodasi di dalam ruang tunggu ini pemisahan antara ruang untuk orang yang merokok supaya tidak mengganggu mereka yang tidak merokok.

Solusi lain yang dapat ditawarkan kepada para pelanggan sambil menunggu mobilnya diperbaiki adalah menikmati makanan dan minuman ringan di cafe/restoran.

Yang pasti kunci dari ruang tunggu pelanggan ini adalah bagaimana mengakomodir supaya para pelanggan dapat merasa betah didalamnya sehingga tujuan akhir mencapai kepuasan pelanggan dapat terwujud.

 Ruang Penyimpanan

Ruangan ini menjadi tempat menyimpan dokumen berharga. Jika ruang besi tidak memungkinkan maka seharusnya ada ruangan yang tahan terhadap api untuk melindungi surat-surat berharga.

Gambar 2.6 Contoh Denah Ruang Besi (Sumber : Time Saver Standars for Building Types,hal : 695)


(43)

Bengkel

Menurut Neufert Data Arsitek, tempat kerja di bengkel besar terdiri dari : bengkel las ketok, bengkel reparasi, konstruksi, dan pengelasan mesin yang terlihat dari kantor utama. Lantainya dari beton, pelapis kayu bantalan dari alas beton. Bengkel paling baik menerima cahaya dari jendela bagian atas. Penerangan yang cukup dibutuhkan mesin dengan penggerak khusus (kabel didalam lanta ).

Ruang pengelasan dan bengkel sebaiknya ditutup dengan pintu-pintu baja. Ventilasi yang baik, meja las dilapisi dengan batu tahan api.

Gambar 2.7 Kondisi Jendela di Ruang Kerja (Sumber : Neufert Data Arsitek, 2002)

Masih menurut Neufert Data Arsitek, perbandingan antara area pembangunan bengkel dengan tanah kosong kira-kira 1 : 3,5. Fungsi / organisasi di dalamnya terdiri dari :

1. Kantor perusahaan, bengkel, dan gudang onderdil. 2. Ruang servis, kantor perusahaan, dan gudang onderdil.

Ruang kantor (menurut perusahaan besar) minimalnya terdiri dari :  Ruang kepala 16-24m2

 Ruang depan 10-16 m2  Kepala penjualan 16-20 m2

 Kepala bidang pelayanan jasa 12-15 m2  Ruang kepala gudang 10-15 m2

 Ruang diskusi 12-24 m2  Pembukuan 12-20 m2  Ruang penjualan 9-12 m2

 Ruang peralatan data teknis 9-16 m2  Kantor perusahaan 25-40 m2


(44)

 Luas tempat penyimpanan setiap tempat kerja (terutama perbaikan dan mematri) 22-25 m2, (terutama perbaikan dan khususnya menyangkut besi) ruang kerja sebesar 4 x 7 m, ( terutama sedan, reparasi, mamatri, mempernis ) 5 x 10 m ruang untuk kendaraan ringan.

Gambar 2.8 Contoh Bengkel di Perusahaan VAG (Sumber : Neufert Data Arsitek, 2002)


(45)

Tabel 2.6 Standard Luasan Bengkel P e n ju a la n m o b il se ti a p t a h u n n ya M o b il yg d ija g a / d ir a w a t L u a s ta n a h d a la m m 2 B id a n g b a n g u n a n se lu ru h n ya K e b u tu h a n te m p a t se ti a p ke n d a ra a n ya n g d iju a l L u a s b e n g ke l d a la m m 2 Te m p e t – te m p a t p e rb a ika n Te m p a t in sp e ksi S ta st u s p e la ya n a n Ja sa P o si si / le ta k p e n e ri m a a n L in ta sa n c u ci m o b il Ja ra k/ p o si si p e m b u a ta n b a g ia n

50 150 2000 480 7,20 360 4 - 1 - 1

-100 300 3000 835 6,25 625 7 1 1 - 1

-200 600 4000 1420 5,70 1220 10 1 1 1 1

-300 825 5000 2150 5,35 1610 16 3 1 1 2

-400 1000 6000 2620 4,90 1960 19 4 2 1 2 1

500 1250 7000 2980 4,45 2230 23 5 2 2 2 2

750 1725 9000 4500 4,45 3375 32 6 3 2 X

-1000 2000 10000 5770 4,30 4300 38 7 3 2 X

-(Sumber: Neufert Arsitek Data, 2002)

Gambar 2.9 Standar Luasan Tempat Kerja


(46)

Gambar 2.10 Contoh Denah Untuk Bangkel Reparasi (Sumber : Neufert Arsitek Data, 2002)

Gambar 2.11 Skema Tempat Kerja (Sumber : Neufert Arsitek Data, 2002)


(47)

Gambar 2.12 Contoh bengkel reparasi mobil (Sumber : Neufert Arsitek Data, 2002)

Gambar 2.13 Luasan Area Kerja


(48)

2.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang  Site

Site ideal seharusnya lebar (proporsi panjang dan lebarnya), mempunyai level, bentuk site yang persegi pada sudut dan jalan, lebih baik lagi jika tofografinya relatif datar

 Pembagian Ruang Dalam dan Luar

Site yang dipilih harus memiliki luas yang cukup, yang dipakai untuk penyediaan bangunan ( ruang dalam sebagai bangunan utama ) dan dimungkinkan bagian luar ( penyediaan lokasi bengkel ) yang luas. Biasanya luas ruang yang dibagi adalah mendekati 60 persen diluar area dan 40 persen di dalam atau daerah di bawah atap. Di dalam ruangan dan agen penjualan biasanya terdiri dari 4a area utama, seperti tabel di bawah ini

Tabel 2.7 perbandingan ruang dalam

Ruang Dalam Total Persen Ruang Dalam

Bagian service 70

Bagian penjualan 14

Showroom 11

Kantor administrasi 5

(Sumber : Time Saver Standart for Building Types, 1983)

Ini merupakan bentuk dasar rata-rata dan ini tidak selalu sama persis dalam semua kasus. Perbaikan sedikit dipembagian ruang harus disediakan daerah servis untuk agen penjualan yang melakukan bisnis servis yang lebih besar. Di ruang luar pembagian yang seimbang umumnya mempertimbangkan syarat untuk digunakan sebagai pameran mobil, parkir servis, gudang mobil baru, dan parkir pemiliknya.

Pembagian ruang antara empat poin tersebut tergantung pada pengaturan volume penjualan pada rencana kemampuan dari agen penjualan. Pada umumnya dua kali banyak ruang digunakan untuk area parkir servis dan pemilik parkir dan pameran mobil secara kasar diperlukan dua kali ruang untuk gudang mobil baru.

 Showroom

Showroom mobil modifikasi dihiasi pernak-pernik dan fungsi hiburan pada bangunannya. Eksterior harus didesain dan didekorasi sesuai dengan tema high-tech sehingga dapat menarik pelanggan sebanyak-banyaknya. Jadi showroom harus diletakkan diposisi yang tidak terhalang oleh pandangan oleh pandangan dan


(49)

dapat menarik perhatian orang yang melewatinya. Ruang pameran harus dapat mengesankan dan menarik perhatian bagi mobil-mobil modifikasi di ruang pameran. Pada ruang dalam showroom seharusnya diarahkan ke depan dan bagian utama fasilitas untuk pelanggan.

Menurut Time Saver Standars for Building Types ruang pamer minimum dalam showroom adalah 500 square feet per unit. Setidaknya ada sisa 5 kaki untuk ruang yang tersisa disekeliling tiap mobil, dengan begitu pelanggan bisa berjalanmengelilingi dan membuka kap,pintu, bagasi, dan dapat berdiri dibelakang untuk mendapat pandangan yang bagus dari segala sudut.

 Akses Masuk

Menurut Time Saver Standars for Building Types pintu masuk ruang pelayanan bagian penerimaan tamu harus mempunyai lebar 6 kaki dan tinggi 12 kaki. Pintu dua jalur lalu lintas sedikitnya harus mempunyai lebar 24 kaki. Pintu yang lebar akan mempermudah untuk memindahkan mobil ke dalam stan. Pintu keluar harus mempunyai lebar 14 kaki dan tinggi 12 kaki.

 Sirkulasi

Tata ruang pelayanan harus direncanakan agar ruang masuk dan keluar dilakukan secara satu arah pada arus lalu lintas. Pengaturan sirkulasi harus benar benar diperhatikan untuk menghindari sirkulasi silang antar mobil. Pengaturan stan juga harus diperhatikan untuk meghasilkan sirkulasi dalam bengkel agar efisien yang merupakan faktor penting di dalam perencanaan bagian pelayanan terhadap pelanggan.

 Stan

Pengaturan stn harus melihat lokasi yang cocok pada pintu masuk dan keluar, kemudahan mengakses dengan cepat pelayanan stan terhadap lokasi penerimaan tamu, bagian kasir yang cocok untuk memperlancar dan pelayanan stan yang cepat, efisiensi maksimum dan ruang jalan kecil dengan memiliki 1 akses jalan kecil menuju dua baris dan produktif stan.

Pengaturan akses ini penting agar stan yang dibuat bukan malah meruwetkan ruang pamer dan sirkulasi didalamnya. Jadi harus diperhatikan pola pemilihan stan yang tepat.


(50)

Gambar 2.14

Pola Stan I merupakan pola yang paling efisien.

(Sumber : Time Saver Standars for Building Types, hal 695)

Gambar 2.15

Pola Stan T hampir sama dngan pola stan L.

(Sumber : Time Saver Standars for Building Types, hal : 695)

Gambar 2.16

Pola Stan U digunakan pada kegiatan servis besar.

(Sumber : Time Saver Standars for Building Types, hal : 695)

Gambar 2.17

Pola Stan L merupakan pola yang kedua yang paling efisien,pola ini digunakan jika pola I tidak

memungkinkan.

(Sumber : Time Saver Standars for Building Types hal : 695)


(51)

Fasilitas pelayanan dengan presentase yang tinggi “cepat masuk dan cepat keluar” akan membuat pelanggan menemukan pola yang efisien. Dengan pintu pada sisi sebelah disarankan bahwa bangunan itu harus mempunyai lebar 60 kaki langsung pada stan pengemudi dan menyediakan jumlah stan yang banyak dan sedikit lokasi lantai dan dibangun dengan sederhana. Meskipun bangunan ini mempunyai ruang yang sedikit daripada lebar bangunan 70 kaki, yang membutuhkan ruang yang lebih pada bidang tanah untuk pelayanan pengemudi dan pintu masuk bangunan. Lebar bangunan 60 kaki adalah ideal untuk kereta pengankutan barang karena tiap stan truk ganda dapt memuat bus yang lebih besar atau truk gandeng. Jadi kombinasi dengan lebar 70 kaki dan perluasan 30 kaki pada satu atau kedua sisi dapat digunakan dengan sangat menguntungkan. Lebar rentang balok atap dapat mencapai 70 kaki karena

kolom yang diperlukan tidak mengganggu. Ini akan menciptakan atap yang ganda pada tiap sisi dari pusat jalan kecil.

Ukuran stan dibuat dari ukuran mobil ditambah ruangan kerja pada tiap sisi kendaraan total, total lebarnya berbeda-beda mulai 10 kaki sampai 14 kaki, menurut kegunaan stan. Akan tetapi stan berada disebelah dinding ditambah 2 kali lebarnya.

Tabel 2.8 Dimensi stan

Stall function Width ( ft ) Length ( ft )

Customer reception 14 25

Lubrication 12 24

Mechanical repair 12 24

New car conditioning 12 24

Polishing and sheet metal 12 24

Paint spray both 14 26

Gambar 2.18 Pola Stan I (Sumber : Time Saver Standars for Building Types hal : 695)


(52)

Wash rack 14 25

Parking 10 20

(Sumber : Time Saver Standars for Building Types,1983)

2.5. Studi Banding Proyek Sejenis 2.5.1 Mercedes Benz Showroom

Mercedes benz showroom yang terletak di kota Munich, Jerman ini merupakan showroom Mercedes benz yang terbesar yang pernah ada. Di showroom ini terdapat semua jenis mobil mercedes benz. Dimana bangunan ini mempunyai 6 lantai untuk memamerkan seluruh koleksinya dan ditambah sebuah tower untuk kantor dari Mercedes benz sendiri. Dimana penggunaan material kaca dan metal hampir di seluruh bangunannya.

Gambar 2.19 Marcedes Benz Showroom (Sumber :

www.archdaily.com

,2013 )


(53)

2.5.2. Bengkel Pass Car Repair & Paint

Bengkel yang berada di Jl. Setia Budi No. 194 A Medan. Bengkel ini mengkhususkan pada bidang car repair body and painting, juga dalam hal modifikasi bodi. Area bengkel dengan luas sekitar 2400 M2, area kantor seluas 216 M2, dan area showroom seluas 72 M2. Servis yang dilayani :

 Pengecetan dengan sistem oven seluruh body ( luar dalam ) dan ganti warna total.

 Pengecetan dengan system sambung  Salon mobil

Fasilitas :

Gambar 2.20 Delivery Area (Sumber : Dokumentasi Pribadi,2013)

Gambar 2.21 Area Showroom (Sumber : Dokumentasi Pribadi,2013)


(54)

Gambar 2.22 Area Bengkel (Sumber : Dokumentasi Pribadi,2013)

Gambar 2.23 Ruang Oven (Sumber : Dokumentasi Pribadi,2013)


(55)

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1

PENGERTIAN TEMA

Arsitektur high tech berasal dari kata arsitektur dan high tech, yang memiliki pengertian sebagai berikut :

3.1.1 Arsitektur

Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab1.

Menurut Le Corbusier Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisen. Massa- massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang merupakan bentuk- bentuk primer yang kegunaannya jelas.

Sedangkan menurut Louis I.Khan Arsitektur adalah pemikiran- pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang.

3.1.2 High Tech

Istilah Arsitektur High tech pertama kali muncul pada awal tahun 70-an yang digunakan para arsitek untuk menyatakan “teknologi alternatif”, sejalan dengan waktu istilah tersebut semakin umum digunakan, namun arsitek-arsitek High Tech sendiri lebih memilih menggunakan istilah “teknologi tepat guna”, arsitektur High Tech mempunyai makna yang berbeda dari industri High Tech, dalam industri high Tech Bermakna alat elektronik, computer, silicon chip, robot dan sejenisnya, sedangkan dalam arsitektur bermakna sebagai langgam bangunan.2

Secara ringkas dapat dikatakan pengertian Arsitektur High Tech adalah :  Arsitektur yang mempunyai karakteristik material kaca dan baja, yang

mana kaca merupakan material yang ringan untuk bangunan.

 Pada pokoknya mengikuti ekspresi “kejujuran” suatu bangunan.

 Biasanya membubuhkan ide-ide tentang produk industri.

1


(56)

 Dapat digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan namun juga sebagai sumber imajinasi.

 Meletakkan fleksibilitas pengguna sebagai prioritas.

Bangunan High Tech lebih mensimbolisasikan dan mempresentasikan teknologi daripada sekedar menggunakan teknologi yang secara efisien mungkin. Untuk memberi efek imajinasi pada bangunannya, struktur bangunan harus jujur dan mempunyai pembenaran yang fungsional. Struktur dan utilitas yang diekspose merupakan karakter yang paling menonjol dari arsitektur High Tech.

Dalam tulisan Charles Jenks mengenai arsitektur High-Tech,”The Battle of High-tech; Great Buildings with Great Faults”, dua bangunan High-Tech yang sangat penting dalam abad ini adalah Hongkong Bank (yang merupakan salah satu karya masterpiece Norman Foster) dan Lloyd´s of London (Richard Rogers). Karya arsitektur yang besar namun banyak dipertanyakan, hasil yang memuaskan tapi seperti boneka, ruang-ruang yang menakjubkan namun satu kegunaan, ekspresi struktur yang jujur dan mengagumkan namun sangat mahal. Ia juga menuliskan beberapa hal dasar mengenai High-Tech Bulding, yang di dalamnya terdapat 6(enam) hal penting:

 Inside-out, area servis dan struktur dari suatu bangunan selalu lebih ditonjolkan pada eksteriornya baik sebagai ornamen ataupun sebagai sculpture.

 Celebration of process, dengan penekanan pada pemahaman konstruksinya,

“bagaimana, mengapa, dan apa” dari suatu bangunan, diantaranya hubungan

dari struktur, paku, flanges, dan pipa-pipa saluran, sehingga timbul suatu pemahaman dari seorang yang awam ataupun seorang ilmuwan. Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenks mengenai Norman Foster, yaitu “ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang lebih dari arsitek manapun yaitu dalam penyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak bangunan tersebut

merupakan suatu mekanisme yang sempurna.”

 Transparan, pelapis, dan pergerakan, ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditampilkan secara dramatis tanpa terkecuali. Kegunaan yang lebih luas dari kaca yang transparan dan tembus cahaya, pelapisan dari pipa-pipa


(57)

saluran, tangga, dan struktur, serta penekanan pada eskalator lift sebagai suatu unsure yang bergerak merupakan karakteristik dari bangunan High-tech.

 Pewarnaan cerah yang merata, pada karya Richard Rogers yaitu bangunan Pompidou Centre dan Inmos Factory menggunakan warna-warna yang cerah, begitu juga yang dilakukan para teknisi untuk membedakan perbedaan jenis struktur dan utilitas, yang akan mempermudah mereka untuk memahami kegunaan secara efektif.

 A lightweight filigree of tensile members, baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari High-Tech Building. Sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.

 Optimistic confidence in a scientific cultrure, bangunan High-Tech adalah janji masa depan dari dunia depan yang menanti untuk ditemukan. Hasilnya lebih mendalam pada suatu metode kerja, perlakuan pada material, warna-warna dan pendapatan, dibandingkan dengan prinsip-prinsip komposisi3.

Kesimpulan :

 Bangunan High-Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan simbolisme

 Konsep arsitekturnya seperti rangka baja, zona servis, dan utilitas yang diekspos ditunjukkan agar tidak terjadi ruang dalam dengan fleksibilitas maksimal

 Arsitektur High-tech meletakkan performance yang proporsinil antara aspek arsitektur, struktur dan mekanikal

3.1.3 LATAR BELAKANG PEMILIHAN TEMA

Teknologi adalah salah satu bukti nyata bahwa manusia semakin berkembang dalam ilmu pengetahuan dan penemuan. Salah satu Penerapan teknologi yang dapat mempermudah dan membantu manusia dalam kehidupan sehari- hari adalah otomotif. Otomotif adalah ilmu tentang alat transportasi atau kendaraan bermotor secara khusus di darat. Yang termasuk dalam otomotif adalah kendaraan roda empat (mobil, truk,dll) dan roda dua (sepeda motor). Otomotif

3


(58)

sendiri selalu berkembang dan berubah sesuai perkembangan kebutuhan manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan perkembangan teknologi adalah jawaban dari perkembangan kebutuhan manusia.

3.2 Studi Banding Tema Sejenis Cybertecture Egg

James Law mendesain bangunan internasional Cybertecture, membawa imajinasi dan getaran hatimu kepada seperti apa inovasi dalam bangunan hi-tech akan terlihat. Desain futuristik terakhir yang dibuat oleh perusahaan ini adalah Cybertecture Egg, teknologi tinggi dari struktur berbentuk telur akan menjadi ikon konstruksinya, sistem yang pintar, desain sesuai lingkungan dan perasaan kagum membangkitkan semangat yang jauh dari kota.

Gambar 3.1 Cybertecture egg

(Sumber : www.jameslawcybertecture.com,2013)

Teknologi dari Cybertecture adalah terintegrasi, sistem-sistem pintar, multimedia, dan pengguna yang interaktif untuk membuat hidup yang beragam dan tempat – tempat fungsional yang memberikan kesan tertentu. Menjadikan pengerjaan tema tersebut menjadi paling penting selangkah lebih maju dengan „cybertecture health‟ – fasilitas interaktif yang mengawasi statistic kesehatan pengguna, seperti berat badan dan tekanan darah.

Dalam menjaga hubungan dengan pusat pengawasan penyakit dan kesehatan, pengguna dapat mengubah pandangan mereka dengan layar virtual real time. Gedung pusat pengerjaan menggunakan desain solar pasif untuk mengurangi penerimaan panas dan menggunakannya sebagai energi. Taman di lantai atas juga


(59)

diganakan untuk menciptakan temperature dengan menggunakan vegetasi normal untuk mendinginkan selubung bangunan. Dengan menggnakan panel solar photovoltaic dan turbin angin di lantai atap untuk menciptakan listrik di tempat. Perlindungan air dapat ditangani dengan metode daur ulang air yang mengambil air untuk tapak dan irigasi. Pembangunan dari Cybertecture Egg ini diharapkan akan selesai pada akhir 2010.

Gambar 3.2 Cybertecture egg

(Sumber : www.jameslawcybertecture.com,2013)

High-tech pada bangunan ini ditunjukkan pada penggunaan material dan elemen penyusunnya. Material kaca dengan perhitungan yang hati-hati terhadap susut matahari. Struktur utamanya menggunakan rangka pipa dan diekspose.

Lycee Albert Camus

Berdiri di daerah pebukitan dan menghadap ke arah laut, dengan kapasitas bangunan dapat menapung 900 pelajar.

Foster menekankan penggunaan dari beberapa inspirasi lokal untuk bangunan ini, seperti pada areal masuk “ menyerupai lingkungan desa Mediterania,” dan sebuah “rongga yang terbentuk dari lapisan atap dan vult yang mengunakan teknik Gambar 3.3 Lycee Albert Camus

(Sumber : www.nhimvuthietke.wordpress.com


(60)

Gambar Potongan bangunan

ventilasi udara seperti yang digunakan pada arsitektur tradisional arab” Cerobong hawa bangunan ini memberi efek disalurkannya hawa panas ke atas melalui saluran yang dapat dioperasikan.

Salah satu elemen yang sangat mencolok dari bangunan seluas 12.420 m² ini adalah tritisan besar yang membentang pada sisi selatannya. Desain yang diajukan pada bangunan ini adalah

penanganan terhadap

pendinginan hawa secara alami yang merupakan antisipasi dari penggunaan AC.

Bangunan ini dibangun dengan dana 2,8 juta Franc dan dalam jangka waktu satu tahun, hal ini lagi membuktikan kemampuan foster dalam mengatasi masalah jadwal yang ketat dengan biaya dengan efektif.

Dapat dianalisa bahwa disain tritisan ini sangat terlihat menggunakan teknologi tinggi, akan tetapi tritisan ini tidak akan berfungsi apabila hujan karena lubang yang kecil-kecil pada tritisan. Penyelesaian tritisan dengan bentang lebar tanpa kolom yang lainnya dijepit pada pangkalnya saja mampu menghasilkan ruang yang luas dibawanya sebagai ruang untuk bersosialisasi

Merupakan tampak interior pada potongan di sirkulasi, ruang kelas, menampilkan tangkapan angin dan sinar matahari yang bergantung di sebelah kanan dan diagram alur gerak udara alami melalui struktur. Pemilihan bahan untuk tritisan yang berfungsi sebagai tangkap angin maupun sengatan matahari mampu memperlihatkan kesan teknologi tinggi karena ekspos pengerjaan struktur dan detil-detilnya.

Gambar 3.4 Interior Lycee Albert Camus

(Sumber : www.nhimvuthietke.wordpress.com ,2013)

Gambar 3.5 Potongan Bangunan

(Sumber : www.nhimvuthietke.wordpress.com


(61)

BAB IV

ANALISA


(62)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1. Analisa Eksisting

4.1.1. Analisa Lokasi

 Posisi site terhadap kota-kawasan lingkungan

Gambar 4.1 Peta Lokasi Site


(63)

Kota Medan berada di provinsi Sumatera Utara pulau Sumatera dan secara geografis pada 2°27’-2°47’ LU dan 98°35’-98°44’BT dengan luas ±26.510 Hektar, atau 36% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Berada pada 2.5-37.5 meter di atas permukaan laut, dengan kondisi topografi yang relatif datar atau tidak berkontur. Kota Medan memili iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3°C-24.4°C dan suhu maksimumnya antara 30.7°C-33.2°C.

Deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai tapak rancangan:  Kasus Proyek : Medan Modification Club Centre

 Status Proyek : Fiktif

 Pemilik Proyek : Pihak Swasta

 Lokasi Lahan : Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal  Batas Utara : JL. Gatot Subroto

 Batas Selatan : Perumahan Penduduk  Batas Barat : Jalan Murai Mas

 Batas Timur : Pertokoan Tomang Elok  Luas Lahan : ± 1,5 Ha (± 15.000 m²)  Kontur : relatif datar

 KDB : 60 %

 Bangunan Eksisting : Lahan Kosong

Gambar 4.2 Batas-batas Site (Sumber : Dokumentasi pribadi,2013)


(64)

Peraturan-Peraturan Site

1. GSB (Garis Sempadan Bangunan)

Gasris sempadan bangunan : Mengatur jarak batas bangunan dengan batas kapling, bisa batas depan, samping atau belakang. Sering garis sempadan ini hanya depan atau jalan saja, ½ x lebar jalan atau (½ x lebar jalan ) + 1.

Gambar 4.3 Peta Garis Sempadan Bangunan (Sumber : Hasil olah data primer,2013)

Garis sempadan bangunan yang ada di sekitar site ini berhubungan erat dengan peraturan lainnya, yaitu koefisien dasar bangunan.

2. KLB (Koefisien Lantai Bangunan)

Koefisien Lantai Bangunan : Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah ditetapakan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100% untuk bangunan bertingkat.

Untuk daerah di jalan Gatot Subroto, koefisien lantai bangunan sekitar site adalah 2-4lantai.Dengan KDB sekitar 60 % maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200 % - 300 %

6 meter 3,5 meter


(65)

3. KDB (Koefisien Dasar Bangunan)

Building Coverage (Koefisien Dasar Bangunan). Yakni perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Menurut RTRW Kota Medan, Koefisien Dasar Bangunan pada Site adalah 60%.

4.1.2. Analisa Tata Guna Lahan 4.1.2.a Kondisi Eksisting Sekitar

Gambar 4.4 Lokasi Site (Sumber: Hasil olah data primer,2013)

Keadaan jalan dan drainase Keadaan jalan dan drainase di Jl. Murai

Keadaan jalan Pesantren Keadaan jalan, pedestrian dan vegetasi di jl. Gatot Subroto


(66)

Keadaan Jalan, pedestrian dan vegetasi  Jalan Gatot Subroto

 Jalan Pesantren

 Jalan Murai

 Jalan

Gambar 4.5 Kondisi Eksisting Site (Sumber: Sumber : Dokumentasi


(67)

Peta Tata Guna Lahan

Berdasarkan peta tata guna lahan, sebagian besar kawasan merupakan fungsi hunian. Tetapi pada jalan Gatot Subroto lebih didiminasi oleh fasilitas komersil dan perkantoran

Gambar 4.6 Peta Tata Guna Lahan (Sumber : Hasil olah data primer,2013)


(68)

Gedung

BPK

Perumahan Murai

Pertokoan Tomang Elok Permukiman

Musholla

TANGGAPAN

Berdasarkan Tata Guna Lahan disekitar, site berada pada area komersil ,perkantoran dan pemukiman penduduk yang padat. Dengan site yang strategis proyek ini dapat memberikan tingkat yang tinggi kepada parapecinta modifikasi untuk datang ke lokasi, sehingga fungsi dari bangunan ini sendiri tidak akan mati.

Kantor BPKP

Gambar 4.7 Ilustrasi Kondisi Eksisting Sekitar Site (Sumber : Hasil olah data primer,2013)


(69)

4.1.2.b Batas-batas Sekitar Site

Batas Utara Jl. Gatot Subroto

Batas Timur Pertokoan Tomang

Elok Batas Barat

Jl. Murai Mas

Batas Selatan Permukiman Penduduk

Gambar 4.8 Batas-Batas Site (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2013


(70)

4.1.2.c Analisa Skyline

C

C

D

D

A

A

B

Gambar 4. 9 Keyplan Potongan Skyline (Sumber: Hasil olah data primer,2013)

Gambar 4.10 Potongan Skyline A-A (Sumber: Hasil olah data primer,2013)

Gambar 4.11 Potongan Skyline B-B (Sumber: Hasil olah data primer,2013)

Gambar 4.12 Potongan Skyline C-C (Sumber: Hasil olah data primer,2013)

Gambar 4.13 Potongan Skyline D-D (Sumber: Hasil olah data primer,2013)


(71)

4.1.3 Analisa Pencapaian

Untuk analisa pencapaian, maka akan dibagi menjadi 2 besar, antara lain : A.Kendaraan – kendaraan Pribadi ( Kendaraan roda 2 dan roda 4 )

Lokasi site yang berada pada pada jalan Gatot Subroto, sangat efisien untuk pencapain dari kendaraan dan angkutan umum. Site dilalui oleh 1 jalur utama yaitu jalan Gatot Subroto.

Site dilalui oleh kendaraan umum. Angkot dapat melewati Jalan Gatot Subroto dan Jalan Kapten Muslim. Sedangkan becak dan taxi dapat melalui baik jalur utama maupun jalur sekunder.

Potensi : Kawasan ini dilalui oleh berbagai macam jenis kendaraan umum, sehingga dapat dikatakan bahwa site ini cukup mudah untuk dicapai dari berbagai tempat.

Masalah : Banyaknya jumlah kendaraan umum, kerap menyebabkan kemacetan di sekitar site, sehingga mengganggu kenyamanan pengendara lainnya.

Jl. Gatot Subroto Jl. Gagak Hitam

Gambar 4.14. Analisa Pencapaian dengan Kendaraan Pribadi (Sumber: Hasil olah data primer,2013)


(72)

4.1.4 Analisa Sirkulasi

4.1.4.1 Sirkulasi Kendaraan Bermotor

Gambar 4.15. Analisa Sirkulasi Kendaraan (Sumber : Hasil olah data primer,2013)

Sebagian besar jalan di sekitar site adalah jalan dua arah. Keadaan jalannya cukup baik, tidak terdapat kerusakan yang berarti.

Titik Simpul Kemacetan

Gambar 4.16. Peta Titik Kemacetan (Sumber : Hasil olah data primer,2013) Jalan 2 arah


(1)

(Sumber : Hasil Perancangan,2013)

Tampak Belakang

(Sumber : Hasil Perancangan,2013)

Perspektif Mata Burung

(Sumber : Hasil Perancangan,2013)


(2)

Perspektif Mata Cacing

(Sumber : Hasil Perancangan,2013)

Perspektif menuju bengkel

(Sumber : Hasil Perancangan,2013)

Suasana outdoor


(3)

Ruang Rapat

(Sumber : Hasil Perancangan,2013)

Lobby Utama


(4)

Interior Showroom

(Sumber : Hasil Perancangan,2013)

Interior

Showroom


(5)

Interior Bengkel

(Sumber : Hasil Perancangan,2013)

Interior Bengkel


(6)

MAKET

Dokumentasi Maket

(Sumber : Hasil Perancangan,2013)