Analisis Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Oral Higiene Dan Periodontal Pasien Kompromis Medis Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasien Kompromis Medis
Pasien kompromis medis adalah pasien dengan penyakit sistemik yang harus
dikompromikan

terlebih

dahulu

sebelum

dilakukan

tindakan

medis

yang


menyebabkan keterbatasan melakukan aktivitas normal sehari-hari (Harris dan
Garcia-Godoy, 2004; Lockhart, 2013). Oleh karena itu, setiap pasien kompromis
medis sebaiknya memiliki evaluasi riwayat medis dan gigi sejak kunjungan pertama
perawatan untuk membantu kontrol status kesehatan pasien (Lockhart, 2013).
National Center for Health Statistics melaporkan bahwa 15% dari populasi
orang dewasa berusia ≥65 tahun mengalami penyakit sistemik yang kronis. Penyakit
paling umum yang dilaporkan adalah penyakit jantung, DM, dan hipertensi (cit.
Bhateja, 2012). Kondisi kompromis medis dikategorikan ke dalam 8 kelompok yaitu:
(1) gangguan kardiovaskuler, (2) gangguan perdarahan, (3) gangguan pernafasan, (4)
gangguan endokrin, (5) gangguan sistem imun, (6) gangguan neurologi, (7) gangguan
pencernaan, dan (8) gangguan ginjal. Umumnya, gangguan kardiovaskuler yang
sering terjadi adalah penyakit jantung dan gangguan endokrin yang sering terjadi
adalah diabetes (Broderick, 2009).

2.1.1 Penyakit Jantung Koroner
Jantung adalah organ tubuh yang sangat baik bertindak sebagai pompa ganda
yaitu menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru, mengalirkannya ke seluruh
organ-organ tubuh, menerima kembali dari organ-organ tubuh, dan membawanya lagi

ke paru-paru, hal ini merupakan sistem tertutup. Jantung pada orang dewasa sehat

berisi 5 liter darah (Broderick, 2009). Tinggi rendahnya tekanan darah dapat memberi
petunjuk baik tidaknya kerja jantung serta besar kecilnya tahanan pembuluh darah
dan aliran darah di jaringan sehingga peningkatan volume darah atau denyut jantung
akan memiliki pengaruh yang kuat terhadap tekanan darah (WHO, 2011).
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit yang banyak
diderita oleh jutaan orang dan menjadi penyebab kematian utama di beberapa negara
termasuk Indonesia. Sampai saat ini penyebab pasti PJK belum diketahui, namun ada
beberapa faktor risiko yang diduga sangat berpengaruh terhadap timbulnya PJK ini
(Joewono, 2003; Fauci et al., 2008). Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya PJK
yaitu: (1) faktor perilaku, seperti kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan
diet tidak sehat; (2) faktor metabolik, seperti kadar lemak berlebihan (kolesterol),
tekanan darah meningkat (hipertensi), kadar gula darah (KGD) meningkat (diabetes),
dan berat badan berlebihan (obesitas) (Fauci et al., 2008; WHO, 2011); serta (3)
faktor lain, seperti status pendidikan dan ekonomi rendah, usia lanjut, jenis kelamin,
dan faktor psikologis (stres dan depresi) (WHO, 2011).
Faktor risiko yang paling sering dijumpai pada PJK adalah hipertensi.
Hipertensi merupakan suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah
meningkat secara kronis. Hal ini dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika
dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ lain, terutama organ vital

seperti jantung. Kriteria hipertensi merujuk pada kriteria diagnosis Joint National
Committee (JNC) VII tahun 2003 yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik≥140

mmHg atau tekanan darah diastolik≥90 mmHg

(cit. Kemenkes, 2013). Klasifikasi

derajat tekanan darah oleh JNC VII terlihat pada Tabel 2.1 (Department Health
Human Services USA, 2003).
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa menurut JNC VII
No.

Klasifikasi
Tekanan Darah

Tekanan Darah Sistolik
(mmHg)

Tekanan Darah Diastolik
(mmHg)


Dokumen yang terkait

Prevalensi Pasien Kompromis Medis di Poli Gigi dan Mulut Rsup h. Adam Malik Medan Tahun 2010 – 2013 Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

7 91 60

Profil Pasien Sirosis Hati Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik Medan

0 62 68

Perbandingan Oral Higiene Dan Pengetahuan Antara Kelompok Satu Kali Penyuluhan Dan Dua Kali Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Penderita Tunanetra Usia 12 – 19 Tahun Di Medan

13 64 61

Profil Penggunaan Obat Pada Pasien Rawat Jalan Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn) Di Rsup H. Adam Malik Periode Oktober-Desember 2014

3 66 105

Analisis Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Oral Higiene Dan Periodontal Pasien Kompromis Medis Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 1 20

Analisis Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Oral Higiene Dan Periodontal Pasien Kompromis Medis Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 2

Analisis Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Oral Higiene Dan Periodontal Pasien Kompromis Medis Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 6

Analisis Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Oral Higiene Dan Periodontal Pasien Kompromis Medis Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 5

Analisis Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Oral Higiene Dan Periodontal Pasien Kompromis Medis Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Appendix

0 0 54

Penerimaan Tenaga Non PNS RSUP H. Adam Malik Semester I TA 2017

0 1 6