T0__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Game Edukasi Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Anak TK dan PAUD T0 BAB II

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu
Referensi yang berupa teori atau temuan-temuan dari
berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat
perlu dijadikan sebagai data pendukung dalam pengembangan
aplikasi multimedia untuk promosi efektif. Data pendukung
yang perlu dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan aplikasi ini adalah penelitian terdahulu yang
relevan serta mencangkup permasalahan yang sedang dibahas
dalam pengembangan aplikasi ini. Fokus penelitian yang
dijadikan acuan adalah terkait dengan teknologi informasi.
Rifai (2011)[1] menyatakan bahwa aplikasi multimedia
telah digunakan dalam berbagai bidang, diantaranya untuk
meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan, aplikasi
multimedia dalam bidang kesehatan, hiburan , publishing, dan
pendidikan.
Sama seperti bidang lain, dalam dunia pendidikan juga
dapat memanfaatkan multimedia sebagai media pembelajaran.
Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan
proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam

pembelajaran disebut media pembelajaran (Rahadi 2003)[2].
Aplikasi yang berisi menu pembelajaran yang di
dalamnya memuat kamus multimedia yang memanfaatkan

6

7
elemen-elemen multimedia baik teks, suara, dan gambar dinilai lebih
efektif dan lebih mudah dipahami (Wulandari 2012)[3].
Winadi (2011)[4] pernah meneliti dan merancang tentang game
edukasi yang memiliki objek berupa insiden kebakaran pada gedung
bertingkat.
Mahdamy (2011)[5] dalam penelitiannya merancang aplikasi game
education berbasis flash untuk pembelajaran bahasa inggris bagi anak-

anak. Dalam penelitian ini dirancang 2 jenis game yaitu game vocabulary
untuk anak-anak dengan rentang usia 5-6 tahun dan game grammar
untuk anak-anak dengan rentang usia 8-10 tahun. Aplikasi yang dibangun
dengan kriteria education game dan sesuai dengan kebutuhan pengguna
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, dimana media animasi

merupakan media yang efektif dalam penyampaian materi pembelajaran
dapat menjadi dasar dalam pembuatan game edukasi pembelajaran
bahasa inggris untuk anak TK.

2.2 Landasan Teori

a. Game
Game adalah permainan yang menggunakan media elektronik,
merupakan sebuah hiburan berbentuk multimedia yang di buat semenarik
mungkin agar pemain bisa mendapatkan sesuatu sehinggaadanya
kepuasaan batin.
b. Animasi
Animasi adalah suatu proses dalam menciptakan efek gerakan atau
perubahan dalam jangka waktu tertentu, dapat juga berupa perubahan
warna dari suatu objek dalan jangka waktu tertentu dan bisa juga dikatakan

8
berupa perubahan bentuk dari suatu objek ke objek lainnya dalam jangka
waktu tertentu (Bustaman 2001)[6].
c. Bahasa inggris

Bahasa Inggris merupakan bahasa yang digunakan sebagai media
komunikasi dan sebagai bahasa Internasional pertama yang digunakan
untuk berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia.
Bahasa Inggris merupakan bahasa ibu di Negara Amerika Serikat,
Inggris, Britania raya, Irlandia, Australia, Africa Selatan, New Zealand
dan Negara persemakmuran Inggris seperti Singapura dan Malaysia.
Bahasa Inggris adalah bahasa Jermanik yang dituturkan pertama
kali di Negara Inggris pada abad pertengahan awal. Bahasa inijuga sudah
menjadi bahasa resmi di hamper 60 negara di seluruh dunia.

Bahasa Inggris mengalami banyak perubahan, kosa kata nya pun
mengalammi penambahan yang sangat pesat. Di dunia pertelevisian pun
banyak sekali film-filmyang menggunakan subtitle berbahasa Inggris.

d. Anak usia dini (tahap praoperasional 2-7 tahun)
Anak berusaha menguasai simbol simbol (kata-kata) dan mampu
mengungkapkan pengalamannya, meskipun tidak logis (pra-logis). Pada
saat ini anak bersifat egosentris, yaitu melihat sesuatu dari dirinya
(perception centration), dengan melihat sesuatu dari satu ciri, sedangkan
ciri lainnya diabaikan. Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir sebelum

bertindak, meskipun kemampuan berpikirnya belum sampai pada tingkat
kemampuan berpikir logis. Masa 2-7 tahun, kehidupan anak juga ditandai
dengan sikap egosentris, di mana mereka berpikir subyektif dan tidak
mampu melihat obyektifitas pandangan orang lain, sehingga mereka sukar
menerima pandangan orang lain. Ciri lain dari anak yang perkembangan

9
kognisinya ada pada tahap preoperational adalah ketidakmampuannya
membedakan bahwa 2 objek yang sama memiliki masa, jumlah atau
volume yang tetap walau bentuknya berubah-ubah. Karena belum berpikir
abstrak, maka anak-anak di usia ini lebih mudah belajar jika guru
melibatkan penggunaan benda yang konkrit daripada menggunakan hanya
dengan kata-kata.
e. Kurikulum bahasa inggris anak-usia dini
Menerapkan

prinsip

fleksibel


dan

diversifikasi,

yaitu

memadukan antara muatan kurikulum nasional dengan materi-materi
pembelajaran berskala internasional. Metode pembelajaran yang
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode
pembelajaran konvensional dan non konvensional, berbasis CTL dan
TI, dengan konsep pendidikan yang mengembangkan kemampuan

anak untuk membangun antusiasme anak dalam belajar, ditantang
berfikir kreatif dan inovatif. Para siswa dilatih sejak dini untuk

melakukan penelitian sederhana. Untuk mengoptimalkan pelayanan
kepada siswa, TK dan SD Model menerapkan sistem pembelajaran
dengan dua guru (team teaching), moving class dan moving teacher.
f. Aspek-aspek perkembangan anak usia dini



Aspek perkembangan kognitif
Tahapan Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori
Piaget adalah:
1. Tahap sensorimotor, usia 0 – 2 tahun.
Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak
refleks, bahas awal, waktu sekarang dan ruang yang dekat
saja.
2. Tahap pra-operasional, usia 2 – 7 tahun.

10
Masa ini kemampuan menerima rangsangan yang terbatas.
Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, walaupun
pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak,
persepsi waktu dan tempat masih terbatas.
3. Tahap konkret operasional, 7 – 11 tahun.
Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas
menggabungkan,

memisahkan,


menyusun,

menderetkan,

melipat dan membagi.
4. Tahap formal operasional, usia 11 – 15 tahun.
Pada masa ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi,


mampu berfikir abstrak.
Aspek perkembangan fisik
Perkembangan

motorik

merupakan

perkembangan


pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf,
urat syaraf dan otot terkoordinasi. Keterampilan motorik anak
terdiri atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik
halus. Keterampilan motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak
berkembang pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru.terjadi
perkembangan motorik halus. Pada usia 4 tahun anak-anak masih
suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak,
melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi kegiatan itu
sendiri tapi mereka sudah berani mengambil resiko. Walaupun
mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada
setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja
mulai dapat turun dengan cara yang sama. Pada usia 5 tahun,
anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan
ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri
melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu

11
obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman



sebayanya bahkan orangtuanya.
Aspek perkembangan bahasa
Ketika umur 2 tahun, anak-anak memproduksi rata-rata
dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam setiap jam,
cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42 sampai 672. 2
tahun lebih tua anak-anak dapat mengunakan kira-kira 134 katakata pada jam yang berbeda, dengan rentangan 18 untuk 286.
Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa.
Untuk bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa
kata dan beranjak memahami kalimat. Dengan membaca anak
juga semakin banyak menambah kosakata. Anak dapat belajar
bahasa melalaui membaca buku cerita dengan nyaring. Hal ini



dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.
Aspek perkembangan sosio-emosional
Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola
perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal yaitu:
kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan
sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak

mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan. Anak
telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk
menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu
keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu
keterampilan

tertentu

dapat

menimbulkan

rasa

berhasil,

sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.