PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS V ( Studi Multi Situs di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri ) - Institutional Repository of I

69

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji, menganalisis, dan
mendeskripsikan data dan fakta sehingga diperoleh gambaran tentang
peningkatan keterampilan berbicara melalui penerapan model pembelajaran
problem based learning pada bidang studi bahasa Indonesia siswa kelas V
di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri. Oleh
karena itu Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang
dimaksudkan untuk mengungkap gejala secara holistik-kontekstual (secara
menyeluruh dan sesuai dengan konteks atau apa adanya melalui
pengumpulan data dari latar alami sebagai sumber langsung dengan
instrument kunci peneliti itu sendiri.1 Menurut Nana Syaodih Sukmadinata,
penelitian kualitatif

(Qualitatif Research) adalah suatu penelitian yang


ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual

maupun

kelompok.2Beberapa

deskripsi

digunakan

untuk

menemukan prinsip-prinsip penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.
Penelitian kualitatif ini bersifat induktif, yaitu peneliti membiarkan
1Ahmad Tanzeh, Metode Penelitian Praktis (Yogyakarta:Teras, 2011), 64.
2Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), 60.


70

permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiaskan terbuka untuk
interpretasi. data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup
deskripsi dalam konteks yang mendetil disertai catatan-catatan hasil
wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatancatatan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kasus dengan desain studi multi situs. Dalam hal ini, Nana Syaodih
Sukmadinata menjelaskan bahwa studi kasus (case study) merupakan suatu
penelitian yang dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem. Kesatuan ini
dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang
terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. 3 Jenis penelitian ini
diarahkan untuk menghimpun data, mangambil makna, memperoleh
pemahaman dari suatu kasus. Suatu kasus dapat terdiri atas satu unit atau
lebih dari satu unit, tetapi merupakan satu kesatuan. Kasus dapat satu orang,
satu kelas, satu sekolah, beberapa sekolah tetapi dalam satu kantor
kecamatan, dsb.4
Dalam penelitian ini, peneliti meneliti menggunakan rancangan
penelitian dengan studi multi situs yaitu di dua MI yang sama karakternya.
Analisis data dilakukan dengan dua tahap, yaitu analisis dalam situs dan

analisis lintas situs. Analisis dalam situs yaitu menganalisis data dari
masing-masing situs secara tersendiri. Sedangkan analisis lintas situs
dimaksudkan
3Ibid., 64.
4Ibid.

sebagai proses

membandingkan

temuan-temuan yang

71

diperoleh dari masing-masing situs. Sekaligus sebagai proses memadukan
temuan antar situs. Dengan adanya studi multi situs ini, diharapkan dapat
mengumpulkan

data-data


yang

diperoleh,

kemudian

mengolah,

menganalisis dan menyimpulkannya, sehingga didapatkan pemahaman yang
jelas tentang penerapan model problem based learning dalam pembelajaran
untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas V di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah
Ringinrejo Kediri.

B. Kehadiran Peneliti
Penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik
(menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam variablevariabel penelitian. Kalaupun dapat dipisah-pisahkan ke dalam variabelnya
akan banyak sekali. Dengan demikian dalam penelitian kulitatif ini belum
dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti
jelas sama sekali. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif “the

researcher is the key instrumen”.5 Selanjutnya Nasutioan juga menyatakan
bahwa dalam penelitian kualitatif, tidaka ada pilihan lain dari pada
menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya karena
segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus
penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu
semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala

5Sugiyono, Metode Penelitian dan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, Cetakan ke-17, 2013), 306.

72

sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan
yang serba tidak pasti, tidak ada pilihan lain, dan hanya peneliti itu sendiri
sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.6
Jadi dapat dipahami, bahwa dalam penelitian kualitatif pada awalnya
dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrument
adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas,
dapat dikembangkan suatu instrumen, seperti wawancara dan observasi.
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat penuh, dalam

artian peneliti tidak termasuk sebagai guru ataupun sebagai siswa yang
menjadi subjek penelitian di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden
Fatah Ringinrejo Kediri.

C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah letak penelitian untuk memperoleh data atau
informasi yang diperlukan, berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Lokasi yang dipilih pada penelitian ini adalah MIN Kanigoro Kras Kediri
dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri. Adapun subjek penelitiannya adalah
guru kelas V, dan siswa kelas V MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden
Fatah Ringinrejo Kediri MI.

Dengan dilatarbelakangi oleh beberapa

pertimbangan atas dasar kekhasan, kemenarikan dan keunikan.
Beberapa alasan yang signifikan dari dipilihnya dua lembaga tersebut
adalah:

6Ibid.,307.


73

1. Dua madrasah tersebut merupakan lembaga pendidikan yang cukup
diminati masyarakat sekitarnya, di MIN Kanigoro hal tersebut terlihat
dari jumlah pendaftar yang melebihi kapasitas kelas yang tersedia,
sedang di MI Raden Fatah Ringinrejo terpenuhinya kuota yang
diharapkan.
2. MIN Kanigoro hampir tiap tahunnya senantiasa meraih nilai UN tertinggi
di wilayah kecamatan Kras dengan nilai rata-rata 8,3 untuk tahun
pelajaran 2013/2014.
3. MI Raden Fatah

salah satu madrasah unggul di wilayah kecamatan

Ringinrejo dengan nilai UN tinggi dengan rata-rata 8,42 untuk tahun
pelajaran 2013/2014.
4. Dua madrasah tersebut merupakan lembaga yang sudah menerapakan
model problem based learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

D. Sumber Data

Data dalam penelitian ini berarti informasi atau fakta yang diperoleh
melalui pengamatan atau penilaian di lapangan yang bisa dianalisis dalam
rangka memahami sebuah fenomena atau untuk mensupport sebuah teori.
Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang sesuai
dengan fokus penelitian.
Pengambilan data dalam penelitian ini dengan cara snowball sampling
yaitu informan kunci akan meneliti proses pembelajaran matematika dan
menemui orang-orang yang mengetahui masalah yang akan diteliti untuk

74

melengkapi keterangannya dan orang-orang yang ditunjuk dan menunjuk
orang lain bila keterangan kurang memadai begitu seterusnya.
Adapun Sumber data yang dimaksud adalah subyek dari mana data
diperoleh.7 Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari manusia dan
non manusia. Unsur manusia meliputi Kepala Madrasah, Wakil Kepala
Kurikulum ,guru kelas V dan semua pihak yang dianggap memahami terkait
dengan obyek penelitian yang berada di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI
Raden Fatah Ringinrejo Kediri. Sedangkan data non manusia meliputi
dokumentasi dari masing-masing lokasi penelitian, aktivitas dan perilakuperilaku yang dapat diamati.

Dalam penelitian kulitatif, data yang dikumpulkan berhubungan
dengan fokus penelitian. Data-data tersebut terdiri atas dua jenis yaitu data
yang bersumber dari manusia dan data yang bersumber dari non manusia.
Data dari manusia diperoleh dari orang yang menjadi informan dalam hal ini
orang yang secara langsung menjadi subyek penelitian. Sedangkan data non
manusia bersumber dari dikumen-dokumen berupa catatan, rekaman,
gambar/foto, dan hasil-hasil observasi yang berhubungan dengan fokus
penelitian. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data
dapat diperoleh.8 Dengan kata lain sumber data dalam penelitian ini dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:9
1. Person
7 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya , (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), 107.
8Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002), 107.

9Ibid.

75


Person merupakan, sumber data yang bisa memberikan data
berupajawaban lisan melalui wawancara. Data person dalam penelitian
ini diperoleh dari wawancara. wawancara langsung dengan guru kelas V
MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri.
2. Place
Place adalah sumber data yang menyajikan tampilan berupa
keadaan diam dan bergerak. Diam misalnya, ruangan, kelengkapan alat,
wujud benda, warna, dan lain-lain. Bergerak misalnya aktivitas kinerja,
laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan
belajarmengajar dan lain sebagainya. Data place diperoleh dengan
melakukan observasi

terhadap kegiatan-kegiatan, keadaan sarana

prasarana, keadaan guru, keadaan siswa yang ada pada MIN Kanigoro
Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri.
3. Paper
Paper merupakan sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa
huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Dengan pengertian ini,
maka ”paper” bukan terbatas hanya pada kertas sebagaimana terjemahan

dari kata ”paper” dalam bahasa Inggris, tetapi dapat berwujud batu, kayu,
tulang daun lontar dan sebagainya yang cocok untuk penggunaan metode
dokumentasi. Data paper dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
mencari sumber-sumber data yang berupa dokumen data-data yang
berasal dari objek penelitian kemudian didokumentasi dengan rapi.

76

Sumber data sebagai subjek utama penelitian ini adalah guru kelas
V MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri,
akan membantu untuk mengetahui penerapan model problem based
learning dalam pembelajaran Guru kelas V untuk meningkatkan
keterampilan

berbicara

siswa

dan

mengetahui

masalah-masalah

penerapan model based learning yang terjadi di kelas. Adapun sumber
data yang menjadi informan penelitian ini adalah siswa kelas V MIN
Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri. Informan
adalah orang yang memberikan informasi. Informan dapat dikatakan
sama dengan responden, apabila pemberian keterangannya karena
dipancing oleh peneliti.10
Sedangkan responden atau penanggap dalam penelitian ini adalah
sampel dari kelas V. Responden adalah orang yang diminta memberikan
keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangannya dapat
disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket, atau
lisan, ketika menjawab wawancara.11 Keterangan yang diperoleh dan
diketahui dari responden, yaitu guru kelas V sebagai informan pada
penelitian ini, adalah berupa hasil wawancara dan observasi mengenai
penerapan model problem based learning dalam pembelajaran di kelas V
untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa MIN Kanigoro Kras
Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri . Sesuai dengan tujuan
penelitian yang telah ditentukan ini, pada pengambilan sampel dalam
10Ibid., 122.
11Ibid.

77

metode kuesioner ini menggunakan sampel secara tidak acak dengan
“purposif sampling”, yaitu pengambilan sampel yang disesuaikan dengan
tujuan penelitian.12
Menurut Suharsimi Arikunto pengambilan sampel dengan teknik
bertujuan ini cukup baik dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga
dapat mewakili populasi.13Dengan metode ini peneliti bermaksud untuk
memperoleh data dan mengetahui dampak atau efek dari penerapan
model pembelajaran based learning terhadap peningkatan keterampilan
berbicara yang dilakukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru
kelas V MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo
Kediri.

E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.14 Pada
pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
yaitu: 1) Wawancara mendalam (indepth interview), 2) Pengamatan peran
serta (participant obsevation), dan 3) dokumentasi.15

1. Teknik Wawancara Mendalam (indepth interview)
12Sudjana dan Ibrahim, Metode Penelitian…, 254.
13Arikunto, Prosedur Penelitian…,112.
14 Sugiyono, Metode Penelitian..., 310.
15 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), 63.

78

Wawancara adalah proses interaksi antara peneliti dengan informan
guna memperoleh data atau informasi tertentu. 16 Adapun wawancara
yang akan peneliti lakukan yaitu wawancara terstruktur, hal ini
dikarenakan informan yang

menjadi sumber data orang-orang yang

mempunyai kesibukan tertentu. Seorang informan berfungsi sebagai
pemberi umpan balik terhadap data penelitian dalam rangka cross check
data. Dengan kata lain informan menjawab pertanyaan dari peneliti dan
juga memberi saran, masukan-masukan yang berkaitan dengan topik.
Peneliti akan mendatangi satu per satu informan yang menjadi sumber
data. 17
Untuk memudahkan peran diatas, peneliti akan membuat pedoman
wawancara. Pedoman wawancara merupakan lembar acuan yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penerapan metode mind
map pada pembelajaran Bahasa Arab.
Langkah-langkah wawancara terstruktur yang akan peneliti lakukan
adalah sebagai berikut:
a) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
b) menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan.
c) Mengawali atau membuka alur wawancara.
d) Melangsungkan alur wawancara.
e) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
16 Burhan Bungin (ed), Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Varian
Kontemporer, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 157.
17 Rulam Ahmadi, Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Malang: IKIP Malang, 2005),
102.

79

f) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
g) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
2. Pengamatan peran serta (participant observation)
Observasi dilakukan untuk menggali data dari sumber data yang
berupa peristiwa, tempat, benda, serta rekaman dan gambar.18 Observasi
atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati kegiatan yang sedang berlangsung di lapangan. Ada 2 jenis
observasi yaitu observasi partisipatif (partisipatory observation) dan
observasi non partisipatif (nonpartisipatory observation). Dalam
observasi partisipatif, pengamat ikut serta dalam kegiatan, sedangkan
dalam observasi nonpartisipatif pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan,
melainkan hanya mengamati saja.19
Adapun observasi yang akan peneliti lakukan yaitu observasi
nonpartisipatif, yaitu peneliti hanya mengamati kegiatan dan tidak ikut
serta

dalam

kegiatan

pembelajaran

bahasa

Indonesia

dengan

menggunakan model pembelajaran problem based learning di MIN
Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri.

3. Teknik Dokumentasi
Menurut Nasution, “Penggunaan dokumen merupakan teknik
pengumpulan data yang bersumber dari non-manusia”. 20 Data-data dari
non-manusia ini merupakan data yang sudah ada, sehingga peneliti
tinggal memanfaatkannya untuk melengkapi data yang diperoleh dari
18 Sutrisno Hadi, Metodologi ..., 91.
19 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), 220.
20 Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Apikasi, ( Malang:YA3, 1990), 63.

80

hasil wawancara dan observasi. Ada dua macam dokumen yaitu dokumen
pribadi (catatan pribadi, autobiografi, diary) dan dokumen resmi (memo,
instruksi, aturan kelembagaan, majalah, buletin).21
Adapun dokumen-dokumen yang akan peneliti gunakan dalam
penelitian ini meliputi dokumen RPP pelajaran Bahasa Arab, foto-foto
kegiatan pembelajaran, dokumen profil sekolah, dokumen data guru,
dokumen sarana prasarana dan lain sebagainya yang berkaitan dengan
fokus penelitian.

F.

Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh Moleong
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.22 Data yang telah terkumpul pada proses
penelitian dilakukan penganalisisan oleh peneliti selaku instruman utama
dalam penelitian ini. Mengorganisasikan data dengan memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya dengan teori dan
data pada situs lain, mencari dan menemukan pola sehingga menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari dalam bentuk preposisi, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain sehingga tertulis
dalam laporan penelitian.

21 Lexy Moleong, Metode Penelitian ..., 216.
22 Ibid,, 248.

81

Di dalam penelitian studi multi kasus, Yin menyarankan menggunakan
logika replikasi sebagai pendekatan di dalam proses analisisnya. 23 Pada
proses ini, setiap kasus harus mengalami prosedur penelitian yang sama,
hingga menghasilkan hasil penelitiannya masing-masing. Selanjutnya, hasil
dari masing-masing penelitian di perbandingkan, untuk menentukan
kesamaan dan perbedaannya. Hasilnya dipergunakan untuk menjelaskan
pertanyaan penelitian pada umumnya dan khususnya pencapaian atas
maksud dan tujuan penelitian. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan metode komparatif konstan yang merupakan rancangan
penelitian untuk sumber multi data yang sama dengan induksi analitis
karena analisis formulanya dimulai pada awal studi dan hampir selesai pada
akhir pengumpulan data.
Langkah-langkah

dalam

metode

komparatif

konstan

guna

mengembangkan teori adalah sebagai berikut: 1) mengumpulkan data, 2)
mencari kunci, isu peristiwa yang selalu berulang atau di dalam data yang
merupakan kategori fokus, 3) mengumpulkan data yang banyak
memberikan kejadian (incident) tentang kategori fokus dengan melihat
adanya keberagaman dimensi dibawah kategori-kategori yang sedang
diselidiki, 4) menuliskan kategori-kategori yang sedang diselidiki, 5)
mengerjakan data dan model yang muncul untuk menemukan adanya
proses-proses sosial dasar, dan 6) melakukan dalam sampling, pengkodean,
dan menulis sebagai fokus analisis. 24
23 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003), 31.
24 Ibid., 35.

82

Penganalisisan data penelitian studi kasus dilakukan seperti yang
dianjurkan oleh Bogdan dan Biklen, Miles dan Huberman, dan Schlegel,
yaitu dimulai sejak atau bersamaan dengan pengumpulan datanya dan
setelah pengumpulan data selesai. Penganalisisan data yang dilakukan
bersamaan dengan pengumpulan data meliputi kegiatan-kegiatan: 1)
penetapan fokus penelitian apakah tetap sebagaimana yang telah
direncanakan atau perlu ada perubahan, 2) penyusunan temuan-temuan, 3)
pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan dari
pengumpulan data sebelumnya, 4) pengembangan pertanyaan-pertanyaan
analitik untuk pengumpulan data berikutnya, dan 5) penetapan sasaran
pengumpulan data berikutnya. 25
Untuk lebih jelasnya, proses penelitian studi kasus dapat dilihat pada
gambar diagram berikut:

Gambar 3.1 Proses Penelitian Studi Kasus 26
25 Ibid., 52.
26 Yin, Case Study Research : design and methods, (California : Sage Publication.2009), 57.

83

Adapun penjelasan diagram tersebut sebagai berikut: 27
1) Mendefinsikan dan merancang penelitian
Pada tahap ini, peneliti melakukan kajian pengembangan teori atau
konsep untuk menentukan fokus kasus dan merancang pedoman
pengumpulan data. Pada umumnya, pengembangan teori dan konsep
digunakan untuk mengembangkan pertanyaan penelitian dan proposisi
penelitian. Proposisi penelitian memiliki posisi yang mirip dengan
hipotesis, yaitu merupakan jawaban teoritis atas pertanyaan penelitian.
Meskipun demikian, proposisi lebih cenderung menggambarkan prediksi
konsep akhir yang akan dituju di dalam penelitian. Proposisi merupakan
landasan bagi peneliti untuk menetapkan kasus pada umumnya dan unit
analisis pada khususnya.
2) Menyiapkan, mengumpulkan dan menganalisis data
Pada tahap ini, peneliti melakukan persiapan, pengumpulan dan
analisis data berdasarkan pedoman penelitian yang telah dirancang
sebelumnya. Pada penelitian studi multi kasus ini, penelitian pada setiap
kasus dilakukan sendiri-sendiri hingga menghasilkan laporan sendirisendiri juga. Deskripsi data lapangan kasus individu disajikan pada setiap
lokasi sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian.
3) Menganalisis dan Menyimpulkan
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari proses penelitian studi
kasus. Pada penelitian studi multi kasus, analisis dan penyimpulan
27 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Tesis dan Makalah Program Pascasarjana Tahun
Akademik 2013/2014, (Tulungagung: STAIN Tulungagung, 2013), 45.

84

dilakukan dengan mengkaji saling-silangkan hasil-hasil penelitian dari
setiap kasus. Seperti halnya pada penelitian studi kasus tunggal, hasil
analisis dan penyimpulan di gunakan untuk menetapkan atau
memperbaiki konsep atau teori yang telah dibangun pada awal tahapan
penelitian.
Pada pembahasan disajikan temuan penelitian multi kasus yaitu teori
lapangan berbentuk proposisi yang selanjutnya dilakukan pemerikasaan atau
pengujian dengan ground theory. Pemeriksaan dan pengujian data tersebut
disajikan secara sistematis sesuai topik pada fokus penelitian. Pada
pembahasan memuat keterkaitan antara pola-pola, kategori dan dimensidimensi, posisi temuan atau teori yang ditemukan terhadap teori-teori
temuan sebelumnya, serta interpretasi dan penjelasan dari temuan teori yang
diungkap dari lapangan.28
Dalam menganalisis, peneliti melakukan interpretasi terhadap data
yang berupa kata-kata sehingga diperoleh makna. Karena itu analisis
dilakukan bersama-sama dengan proses pengumpulan data serta setelah data
terkumpul. Analisis data penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu.29 Dengan demikian data yang telah
28 Ibid…, 45
29Ibid.,338.

85

direduksi

akan

memberikan

gambaran

yang

lebih

jelas,

dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mangarahkan, dan membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga ditarik
kesimpulan finalnya dan diverivikasi. Maka dari penelitian ini, data yang
diperoleh dari guru kelas V, siswa, dan pihak sekolah, disusun secara
sistematis untuk memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan
penelitian yang dirumuskan.

2. Data Display (Penyajian Data)
Mendisplay data dalam penelitian kualitatif adalah penyajian data
yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami tersebut.30 Penyajian data dilakukan dengan cara
menyusun data-data yang diperoleh dari lapangan. Data dicatat dengan
rinci secara naratif dan diuraikan dengan kalimat verbal, sehingga
memungkinkan membuat kesimpulan dan tindakan selanjutnya.
3. Conclusion Drawing (Verivikasi)
Kegiatan analisis ke tiga adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
30Ibid., 341.

86

dan akan berubah-ubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh buktibukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.31 Pada tahap ini mencoba ditarik kesimpulan
dengan

menemukan

makna

dari

data-data

yang

dikumpulkan.

Kesimpulan ini diverifikasi selama penelitian berlangsung sehingga
mencapai kesimpulan yang mendalam dan jelas. Ketiga proses analisa ini
merupakan suatu proses yang saling berkaitan, yang nantinya akan
menentukan hasil akhir dari penelitian. Penyajian data (data display)
yang didukung data-data yang mantap akanmenghasilkan kesimpulan
kredibel.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola
hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.32
Berdasar jenis penelitiannya, analisis dalam penelitian ini adalah
analisis multi situs. Analisis multi situs menggunakan logika yang
berlainan dengan pendekatan studi multi kasus, karena arahnya lebih
banyak untuk mengembangkan teori kecenderungan memiliki banyak
situs dari pada dua atau tiga. Ada dua bentuk analisis multi situs, yaitu:
a) Analisis di dalam situs
31Ibid., 345.
32Ibid., 335.

87

Analisis yang peneliti lakukan adalah analisis dalam situs yaitu
menganalisis data situs individu yang dilakukan pada masing-masing
objek yaitu: MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah
Ringinrejo

Kediri.

Dalam

menganalisis,

peneliti

melakukan

interpretasi terhadap data yang berupa kata-kata tentang penerapan
model based learning untuk meningkatkan keterampilan berbicara
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V, sehingga diperoleh
makna. Karena itu analisis dilakukan bersama-sama dengan proses
pengumpulan data serta setelah data terkumpul.

b) Analisis lintas situs.
Dalam analisis ini, peneliti mamakai metode komparatif konstan
di mana peneliti akan membandingkan

temuan-temuan tentang

penerapan problem based learning untuk meningkatkan keterampilan
berbicara siswa kelas V pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di
MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri.
Sekaligus sebagai proses memadukan antar situs, seperti bagan di
bawah ini:

88

Peningkatan Keterampilan berbicara Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada

MIN Kanigoro Kras Ke

Pengumpulan Data d
Analisis data situs

Temuan Sementar

Gambar 3.2 Analisis Lintas Situs

89

Interpretasi data di masing-masing situs dan lintas situs yang
dimaksudkan adalah pertama mengenai bagimana konsep model
problem based learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa
kelas V MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri.
Kedua bagaimana

penerapan model problem based learning dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia guna meningkatkan keterampilan berbicara
pada siswa kelas V MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah
Ringinrejo Kediri. Ketiga bagaimana hasil dari penerapan model problem
based learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia guna meningkatkan
keterampilan berbicara pada siswa kelas V MIN Kanigoro Kras Kediri dan
MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri.

G. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk
penerapam

mengecek
model

atau

memeriksa

pembelajaran

keabsahan

problem

based

data

mengenai

learning

dalam

meningkatkan keterampilan berbicara pada pelajaran bahasa Indonesia kelas
V di kedua lembaga tersebut berdasarkan data yang terkumpul, selanjutnya
ditempuh

beberapa

teknik

keabsahan

data,

meliputi:

kredibilitas,

trasferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas.33 Keabsahan dan
kesahihan data mutlak diperlukan dalam studi kualitatif. Oleh karena itu
dilakukan pengecekan keabsahan data. Adapun perincian dari teknik di atas
adalah sebagai berikut:

33 Y. S. Lincoln, & Guba E. G, Naturalistic Inquiry (Beverly Hill: SAGE Publication. Inc, 1985),
301.

90

1. Keterpercayaan (Credibility)
Kriteria ini dipergunakan untuk membuktikan, bahwa data seputar
pembelajaran

bahasa

Arab

dengan

metode

mind

map

dalam

meningkatkan hasil belajar siswa di kedua lembaga tersebut yang
diperoleh dari beberapa sumber di lapangan benar-benar mengandung
nilai kebenaran (truth value). Dengan merujuk pada pendapat Lincoln
dan Guba,34 maka untuk mencari taraf keterpercayaan penelitian ini akan
ditempuh upaya sebagai berikut:
a) Trianggulasi
Trianggulasi ini merupakan cara yang paling umum digunakan
bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Dalam
pandangan Moleong, trianggulasi adalah “teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding keabsahan
data”.35 Dengan cara ini peneliti dapat menarik kesimpulan yang
mantap tidak hanya dari satu cara pandang sehingga dapat diterima
kebenarannya.
Penerapannya, peneliti membandingkan data hasil pengamatan
dengan data hasil wawancara, hasil observasi serta data dari
dokumentasi yang berkaitan. Dengan demikian apa yang diperoleh
dari sumber yang dapat teruji kebenarannya bilamana dibandingkan
data yang sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda.
34 Ibid., 301.
35 Moleong, Metodologi Penelitian ..., 330.

91

Sumber tersebut antara lain: siswa, guru, kepala sekolah. Trianggulasi
berfungsi untuk mencari data, agar data yang dianalisis tersebut shahih
dan dapat ditarik kesimpulan dengan benar.
Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda.
b) Pembahasan Sejawat
Pemeriksaan sejawat menurut Moleong adalah teknik yang
dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir
yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan
sejawat.36
Dari informasi yang berhasil digali, diharapkan dapat terjadi
perbedaan pendapat yang akhirnya lebih memantapkan hasil
penelitian. Jadi pengecekan keabsahan temuan dengan menggunakan
metode ini adalah dengan mencocokkan data dengan sesama peneliti.
Di sini peneliti selalu berdiskusi dengan sesama peneliti lainnya untuk
membahas dan meminta masukan dari peneliti lain mengenai
penelitian ini.

36Ibid., 332.

92

c) Memperpanjang Keikutsertaan
Seperti yang telah dikemukakan bahwa dalam penelitian
kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci, maka keikutsertaan
peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Agar data yang
diperoleh sesuai dengan kebutuhan pengamatan dan wawancara
tentunya tidak dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan
perpanjangan keikutsertaan dalam penelitian. Di sini peneliti bertindak
langsung mengadakan penelitian sampai memperoleh data yang benarbenar diperlukan.
2. Keteralihan (Transferability)
Standar transferability ini merupakan pertanyaan empirik yang
tidak dapat dijawab oleh peneliti kualitatif sendiri, melainkan dijawab
dan dinilai oleh pembaca laporan penelitian. Hasil penelitian kualitatif
memiliki standar transferability yang tinggi bilamana para pembaca
laporan penelitian ini memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas
tentang konteks dan fokus penelitian.
Dalam praktiknya peneliti meminta kepada beberapa rekan
akademisi, dosen, praktisi pendidikan untuk membaca draft laporan
penelitian untuk mengecek pemahaman mereka mengenai arah hasil
penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk membuktikan bahwa hasil
penelitian strategi pembelajaran tematik dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa dapat ditransformasikan/dialihkan ke latar dan subyek lain.
Pada dasarnya penerapan keteralihan merupakan suatu upaya berupa

93

uraian rinci, penggambaran konteks tempat penelitian, hasil yang
ditemukan sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
3. Kebergantungan (Dependability)
Teknik ini dimaksudkan untuk membuktikan hasil penelitian ini
mencerminkan kemantapan dan konsistensi dalam keseluruhan proses
penelitian, baik dalam kegiatan pengumpulan data, interpretasi temuan
maupun dalam melaporkan hasil penelitian. Salah satu upaya untuk
menilai dependabilitas adalah melakukan audit dependabilitas itu
sendiri. Ini dapat dilakukan oleh auditor, dengan melakukan review
terhadap seluruh hasil penelitian. Dalam teknik ini peneliti meminta
beberapa nasehat atau pendapat untuk mereview atau mengkritisi hasil
penelitian ini. Mereka adalah dosen pembimbing dan dosen-dosen yang
lain.
4. Kepastian (Confirmability)
Standar konfirmabilitas lebih terfokus pada audit kualitas dan
kepastian hasil penelitian. Audit ini dilakukan bersamaan dengan audit
dependabilitas. Teknik ini digunakan untuk mengadakan pengecekan
kebenaran data mengenai pembelajaran bahasa Arab dengan metode
mind map untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa untuk
memastikan

tingkat validitas hasil penelitian. Kepastian mengenai

tingkat obyektivitas hasil penelitian sangat tergantung pada persetujuan
beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan penelitian.
Dalam penelitian ini dibuktikan melalui pembenaran Kepala sekolah
melalui surat izin penelitian yang diberikan dari IAIN Tulungagung

94

kepada Kepala MIN kanigoro Kras dan MI Tarbiyatul Islam Kediri serta
bukti fisik berupa dokumentasi hasil penelitian.

H. Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melalui tahapan-tahapan meliputi tahap
pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data, hingga
sampai pada laporan hasil penelitian, dengan penjelasan sebagai berikut: 37

1. Tahap Pra-Lapangan
Pada tahap pra-lapangan ini, peneliti mulai dari mengajukan judul
kepada ketua program studi Ilmu Pendidikan Dasar Islam (IPDI),
kemudian peneliti membuat proposal penelitian yang judulnya sudah
disetujui. Peneliti mempersiapkan surat-surat dan kebutuhan lainnya
sebelum memasuki lokasi penelitian dan juga peneliti selalu memantau
perkembangan yang terjadi di lokasi penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Setelah mendapat ijin dari masing-masing kepala sekolah dikedua
lembaga tersebut peneliti kemudian mempersiapkan diri untuk memasuki
sekolah tersebut demi mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya
dalam pengumpulan data. Peneliti terlebih dahulu menjalin keakraban
dengan responden dalam berbagai aktivitas, agar peneliti diterima dengan
baik dan lebih leluasa dalam memperoleh data yang diharapkan.
3. Tahap Analisis Data
37Ibid., 127.

95

Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut:
a. Mentranskrip data verbal yang terkumpul
b. Menelaah seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber, yaitu dari
hasil wawancara, dokumen, dan observasi yang berkaitan dengan
masalah penelitian
c. Mengadakan reduksi data dengan membuat abstraksi. Abstraksi yang
dimaksud adalah usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan
pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga untuk tetap berada
didalamnya.
d. Mendeskripsikan model pembelajaran problem based learning dalam
meningkatkan keterampilan berbicara.
e. Melakukan analisis model pembelajaran problem based learning
dalam meningkatkan keterampilan berbicara.
f. Menarik kesimpulan
Membuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan
penelitian.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS V ( Studi Multi Situs di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri ) - Institutional Repository of I

0 0 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS V ( Studi Multi Situs di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri ) - Institutional Repository of I

0 0 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS V ( Studi Multi Situs di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri ) - Institutional Repository of I

0 0 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS V ( Studi Multi Situs di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri ) - Institutional Repository of I

0 1 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS V ( Studi Multi Situs di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri ) - Institutional Repository of I

0 1 35

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS V ( Studi Multi Situs di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri ) - Institutional Repository of I

0 1 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS V ( Studi Multi Situs di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri ) - Institutional Repository of I

0 0 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS V ( Studi Multi Situs di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri ) - Institutional Repository of I

0 0 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS V ( Studi Multi Situs di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Raden Fatah Ringinrejo Kediri ) - Institutional Repository of I

0 0 13

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Multi Situs di MIN Kanigoro Kras Kediri dan MI Tarbiyatul Islam Jemekan Ringinrejo Kediri) - Institutional Repository of IAIN Tulunga

0 1 4