PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLASS-WIDE PEER TUTORING (CWPT) DISERTAI MEDIA CERGAM UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X 7 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011 2012 | Hidayah | Pendidikan Biologi 1421 3159 1 SM
Pendidikan Biologi
Volume 4, Nomor 2
Halaman 98-108
Mei 2012
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLASS-WIDE PEER
TUTORING (CWPT) DISERTAI MEDIA CERGAM UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI
SISWA KELAS X 7 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
IMPLEMENTATION OF CLASS-WIDE PEER TUTORING LEARNING
MODEL WITH DREW STORY MEDIUM TO IMPROVE QUALITY OF
BIOLOGY LEARNING IN CLASS X 7 OF 2nd SENIOR HIGH SCHOOL OF
SUKOHARJO SCHOOL YEAR 2011/2012
Evi Noor Hidayah1), Sajidan2), and Bowo Sugiharto3)
1)
2)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
3)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
ABSTRACT – The aim of this research is improve quality of biology learning
for teacher’s performance, conditioning class, student science attitude in class,
and student motivation of achievement in student class X 7 in 2nd senior high
school of Sukoharjo. The research is classroom action research. The steps of
research include planning, acting, observing, and reflecting. The collecting data
of research uses questionnaire, observation, and interview. Validation data uses
triangulation of methods and triangulation of observers. The research uses
descriptive as analytic data. The acts of research are consists of three cycles. The
result in cycles I describes that generally the research target is not achieve yet that
showed teacher’s performance indicators are 86,46%, conditioning class indicators are
62,14%, science attitude of students in class are 62,86%, and motivation of
achievement in students are 53,33%. The result in cycles II describes that the research
target is not achieve yet optimally that showed teacher’s performance indicators are
100%, conditioning class indicators are 67,86%, science attitude of students in class
are 63,81%, and motivation of achievement in students are 65,40%. The result in
cycles III describes that the research target is completely achieve and showed that
teacher’s performance indicators are 100%, conditioning class indicators are 75,71%,
science attitude of students in class are 75,72%, and motivation of achievement in
students are 79,05%. Cycles stopped in cycles III because the research target is
achieve. The conclusion of this research describes that the implementation of ClassWide Peer Tutoring learning model with drew story medium can improve quality of
biology learning for teacher’s performance, conditioning class, science attitude of
student, and motivation of achievement in student of class X 7 in 2nd senior high
school of Sukoharjo.
Keyword: Class-Wide Peer Tutoring, drew story medium, quality of biology
learning.
PENDAHULUAN
Pendidikan
integral
meningkatkan kualitas sumber daya
adalah
pembangunan
bagian
untuk
manusia.
Kualitas
pendidikan
Evi Noor Hidayah – Penerapan Model Pembelajaran Class-Wide Peer 99
ditentukan oleh proses pembelajaran.
membimbing diskusi kelompok diskusi
Salah satu tanda seseorang belajar
kecil; mengajar kelompok kecil atau
adalah terjadinya perubahan tingkah
perorangan;
laku pada dirinya. Produk dari proses
Penguasaan
pembelajaran ideal adalah hasil yang
memungkinkan
baik dan optimal.
kegiatan
Kualitas
merupakan
ukuran/kondisi
rendahnya
dengan
pembelajaran
kualitas
siswa
yang
tinggi
interaksi
dalam
dan
mengelola
kelas.
keterampilan
ini
guru
pembelajaran
Performance
Guru dalam kelas
Fasilitas
Pembelajaran
pembelajaran untuk mencapai tujuan
yaitu:
kinerja/performance
dalam
kelas,
fasilitas
guru di
pembelajaran,
dan
pembelajaran.
tempat
ditentukan oleh lima aspek
efektif
mampu meningkatkan kualitas proses
guru
pembelajaran (Widoyoko, 2008: 7),
mengelola
Kualitas
Pembelajara
n
Iklim Kelas
Sikap Ilmiah
Motivasi Belajar
iklim
kelas, sikap siswa, dan motivasi belajar
(Widoyoko, 2008: 205)
siswa.
Guru
berpengaruh
Fasilitas
dominan
pembelajaran
sama
pembelajaran.
artinya dengan lingkungan fisik kelas
Departemen Pendidikan Tinggi (2009:
(the physical environment). Fasilitas
7) menyatakan bahwa kinerja guru
pembelajaran
dapat dilihat dari cara guru membangun
kualitas proses pembelajaran adalah
persepsi dan sikap positif terhadap
ukuran kelas, luas ruang kelas, suhu
belajar. Menurut Nalole (2010: 815)
udara,
keterampilan
pembelajaran (Widoyoko, 2008: 9).
terhadap
kualitas
dasar
mengajar
yang
cahaya,
mempengaruhi
suara,
dan
media
merupakan salah satu keterampilan
Iklim kelas adalah konsep yang
yang menuntut latihan terprogram untuk
mencakup mood (suasana perasaan)
dapat
atau atmosfer yang diciptakan oleh guru
menguasainya.
Keterampilan
dasar mengajar seorang guru yaitu:
kelas
keterampilan membuka dan menutup
ditetapkan,
pelajaran;
dengan
menjelaskan;
bertanya;
memberi penguatan; memberi variasi;
melalui
aturan-aturan
yang
cara
guru
berinteraksi
murid,
dan
bagaimana
100 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 98-108
Berdasarkan hasil observasi di
lingkungan fisik dikelola (Muijs 2008:
SMA Negeri 2 Sukoharjo kelas X 7
165).
Sikap ilmiah menurut Andari
diketahui pembelajaran di kelas belum
(2011: 24) merupakan bentuk sikap
memiliki kualitas yang optimal. Guru
positif berkaitan dengan keilmuan, yang
menjelaskan materi di depan kelas
dapat
bentuk
dengan metode ceramah, tanya jawab,
perilaku keilmuan terhadap stimulus
dan diskusi kelompok. Siswa terlihat
tertentu. Sikap ilmiah dikembangkan
kurang antusias dalam mengikuti proses
melalui
pembelajaran,
diwujudkan
dalam
kegiatan-kegiatan
dalam
ada
yang
berbicara
pembelajaran sains pada saat siswa
dengan teman sebangku dan bahkan ada
melakukan diskusi, percobaan, simulasi,
yang tidur di dalam kelas. Iklim
dan kegiatan proyek lapangan. Sikap
pembelajaran dalam kelas juga kurang
ilmiah diyakini dapat melatih atau
kondusif
menanamkan sikap dan nilai positif
pembelajaran yang guru digunakan
dalam diri siswa, jujur, dapat bekerja
masih belum mengoptimalkan interaksi
sama,
toleran.
yang baik dengan siswa dan antarsiswa.
Pelaksanaan pembelajaran sains melalui
Permasalahan yang ada dalam kelas X 7
kegiatan
dapat
merupakan
membentuk sikap dan nilai positif
kompleks.
Penyebab
dalam diri anak sebagai bekal yang
menonjol
adalah
diperlukan
dilibatkan
teliti,
tekun,
yang
dan
menarik
dalam
mengatasi
permasalahan yang dihadapinya.
sehingga
akibat
dari
permasalahan
dalam
yang
siswa
model
yang
paling
kurang
pembelajaran,
mengakibatkan
aktivitas,
perubahan
respon baik secara intelektual maupun
energi dalam diri (pribadi) seseorang
emosional, dan motivasi siswa dalam
yang
timbulnya
mengikuti pembelajaran di kelas masih
perasaan dan reaksi untuk mencapai
rendah. Berdasarkan uraian di atas maka
tujuan (Hamalik, 2003: 158). Motif
dapat diketahui kualitas pembelajaran
keberhasilan (achievement motivation)
biologi dalam kelas X 7 masih rendah
terdiri tiga komponen yaitu: dorongan
dan
kognitif; harga diri; dan kebutuhan
permasalahan dari rendahnya kualitas
berafiliasi (Slameto, 2003: 26).
pembelajaran
Motivasi
ditandai
adalah
dengan
perlu
pembelajaran
ditingkatkan.
tersebut
yang
masih
Akar
adalah
belum
Evi Noor Hidayah – Penerapan Model Pembelajaran Class-Wide Peer 101
mengoptimalkan interaksi antarsiswa
dalam
dan antara siswa dan guru sehingga
gambar-gambar yang berkaitan dengan
siswa kurang dilibatkan secara langsung
materi pembelajaran. Media cergam
dalam pembelajaran.
yang disertakan dalam penerapan model
Alternatif
penyelesaian
bentuk
alur
pembelajaran
cerita
disertai
dapat
CWPT
permasalahan tersebut adalah dengan
meningkatkan motivasi siswa. Dengan
perbaikan sistem pembelajaran biologi
meningkatnya motivasi siswa, maka
kelas X 7 SMA Negeri 2 Sukoharjo
kemampuan penguasaan materi dan
menggunakan
sikap
Class-Wide
model
Peer
pembelajaran
Tutoring
(CWPT)
siswa
akan
menunjang
meningkatnya interaksi dalam proses
disertai dengan media cergam. CWPT
pembelajaran
atau
meningkatkan kualitas pembelajaran di
disebut
juga
pengajaran
sehingga
berpasangan seluruh kelas merupakan
dalam
salah
penggunaan model pembelajaran CWPT
satu
model
pembelajaran
kelas.
Oleh
dapat
disertai
siswa
meningkatkan kemampuan penguasaan
materi.
saling
Model
menyampaikan
pembelajaran
ini
cergam
itu
kooperatif yang melibatkan dua orang
untuk
media
karena
materi dan sikap siswa yang pada
mengharuskan siswa berperan sebagai
akhirnya
tutor dan tutee secara bergantian selama
pembelajaran di dalam kelas.
sesi
tutee
peningkatan
meningkatkan
Prosedur
tutoring, sehingga tutor maupun
menunjukkan
dapat
menurut
kualitas
pelaksanaan
Greenwood
(1988)
CWPT
dalam
kemampuan penguasaan materi. Model
DuPaul et al (1998: 583) adalah seluruh
pembelajaran
siswa di kelas dibagi menjadi dua
CWPT
juga
mampu
memperbaiki sikap siswa dalam proses
kelompok,
pembelajaran karena pada sesi tutoring
pasangkan menjadi tutor dan tutee yang
siswa dituntut untuk aktif baik berlaku
duduk
sebagai tutor maupun tutee secara
dilengkapi
bergantian. Media cergam merupakan
akademik sesuai konten yang akan
salah satu bentuk media pembelajaran
diajarkan.
yang
modul
mengajarkan satu bagian dari naskah
pembelajaran. Di dalam media tersebut
kepada tutee dalam waktu tertentu, tutee
berupa materi pelajaran yang dibuat
merespon secara oral bagian yang
didesain
berupa
selanjutnya
berdekatan,
naskah
dipasang-
tutor
berisi
Kemudian,
telah
materi
tutor
102 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 98-108
diajarkan. Tutor melakukan perhitungan
dengan menerapkan model CWPT di
poin
yang
SMA Al Islam 1 Surakarta dapat
diberikan tutee. Kedua siswa bertukar
meningkatkan keaktifan berkomunikasi
peran saat waktu yang telah ditentukan
siswa.
berdasarkan
jawaban
habis. Siswa yang berperan sebagai
Tujuan yang ingin dicapai dalam
tutor (tutee) sekarang diajar oleh siswa
penelitian ini adalah meningkatkan
yang berperan sebagai tutee (tutor )
kualitas pembelajaran biologi siswa kelas
dalam waktu yang sama. Pada setiap
X 7 SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun
sesi tutoring guru mencatat perolehan
pelajaran 2011/2012 melalui penerapan
poin setiap siswa. Selanjutnya, guru
model pembelajaran Class-Wide Peer
menjumlahkan seluruh perolehan poin
Tutoring (CWPT) disertai media cergam.
yang dihasilkan oleh masing-masing
METODE PENELITIAN
Penelitian
tim. Tim dengan peroleh poin terbanyak
yang
diumumkan sebagai pemenang dan
adalah
diberi penghargaan oleh anggota dari
(PTK) atau Classroom Action Research
tim lain.
(CAR) yang dilakukan oleh peneliti
merupakan
CWPT
model
Penelitian
digunakan
Tindakan
Kelas
berkolaborasi dengan guru. Penelitian
pembelajaran yang dapat diaplikasikan
tindakan
dari tingkat sekolah TK hingga SMA.
tahapan dasar yang saling terkait dan
Metode ini juga dapat digunakan pada
berkesinambungan yaitu perencanaan
sekolah umum atau sekolah dengan
(planning),
siswa
khusus.
pengamatan (observing) dan refleksi
Greenwood, Meyer, & Terry (2001: 45)
(reflecting) dengan diawali tahapan pra
menjelaskan
sangat
PTK untuk mengetahui keadaan awal
dengan
proses pembelajaran. Teknik analisis
yang
membantu
berkebutuhan
bahwa
semua
CWPT
siswa
kelas
terdiri
pelaksanaan
(acting),
yang
untuk diterapkan dalam pembelajaran.
kualitatif yaitu penelitian ini lebih
Nobel
bersifat
menyatakan
bahwa
adalah
empat
kemampuan yang berbeda dan mudah
(2005)
dilakukan
dari
mendeskripsikan
deskriptif
data
atau
CWPT juga mampu memperbaiki self-
analisis kualitatif berdasarkan fakta dan
concept,
keadaan.
sikap
meningkatkan
di
rasa
sekolah
dan
nasionalisme.
Purwanti (2011) menjelaskan bahwa
Evi Noor Hidayah – Penerapan Model Pembelajaran Class-Wide Peer 103
menunjukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di
dalam
pada
menunjukkan
pelajaran
2011/2012.
peningkatan
prosentase capaian performance guru
kelas X 7 SMA Negeri 2 Sukoharjo
tahun
ada
kelas.
Hasil
dari
prasiklus
prosentase
capaian
ini
performance guru dalam kelas sebesar
bahwa
66,25%, siklus I sebesar 86,46%, siklus
penerapan model pembelajaran Class-
II 100%, dan siklus III sebesar 100%.
Wide Peer Tutoring (CWPT) disertai
Model pembelajaran CWPT mampu
media cergam mampu meningkatkan
meningkatkan performance guru dalam
kualitas pembelajaran biologi, yang
kelas ditinjau dari kemampuan dasar
meliputi performance guru dalam kelas,
mengajar yang delapan.
iklim kelas, sikap ilmiah dan motivasi
3. Iklim Kelas
Berdasarkan
hasil
pembelajaran
berprestasi
penelitian
menunjukkan
siswa.
Peningkatan
Hasil
ini
perbandingan
capaian
diukur melalui angket, lembar observasi
indikator iklim kelas dapat disajikan
serta wawancara peneliti dengan siswa
pada Tabel 1.
dan guru.
Tabel 1. Perbandingan Capaian lndikator Iklim
Kelas Siklus I, Siklus II dan Siklus
III
1. Fasilitas Pembelajaran di Kelas
Fasilitas pembelajaran di SMA
Capaian (%)
Indikator
Negeri 2 Sukoharjo sudah cukup baik dan
memenuhi standar sarana dan prasarana
sekolah
menegah
permendiknas
Fasilistas
atas
No
24
Tahun
pembelajaran
digunakan
dengan
berdasarkan
2007.
dalam
optimal
kelas
pada
pembelajaran
selama
tindakan.
Pembelajaran
sebelum
tindakan
dilaksanakan di kelas.
2. Performance Guru dalam Kelas
Kualitas
pembelajaran
dapat
1
2
3
4
Jumlah
Rata-rata
Prasikl
us
37,14
%
48,57
%
31,43
%
60%
177,14
%
44,285
%
Siklus
I
60%
Siklus
II
68,57
%
74,29
%
60%
68,57
%
51,43
%
68,57
%
248,57
%
68,57
%
271,43
%
Siklus
III
77,14
%
77,14
%
71,43
%
77,14
%
302,85
%
62,14
%
67,86
%
75,71
%
Target
(%)
63%
63%
63%
63%
Keterangan indikator :
1. Kekompakan siswa
2. Keterlibatan
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran
3. Kepuasan siswa
4. Dukungan guru dalam kegiatan pembelajaran
Berdasarkan data pada Tabel 1
dilihat dari performance guru dalam
iklim kelas menjadi kondusif selama
proses belajar siswa. Hasil observasi
tindakan.
terhadap performance guru dalam kelas
aspek iklim kelas telah memenuhi target
pada siklus I, siklus II dan siklus III
penelitian
Indikator-indikator
yang
telah
pada
ditentukan.
104 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 98-108
Capaian (%)
Interaksi antar siswa dan siswa dengan
Indikator
guru meningkat. Data tersebut didukung
oleh hasil wawancara siswa pada akhir
5
siklus yang menyatakan bahwa siswa
6
merasa
lingkungan
kelas
menjadi
Jumlah
kondusif selama tindakan. Greenwood,
RataRata
et al. (1984) menyatakan CWPT dapat
meningkatkan respon akademik siswa
dan hasil belajar yang lebih tinggi. Hal
tersebut
terjadi
karena
adanya
Prasikl
us
48,57
%
45,71
%
268,57
%
44,76
%
Siklus
I
60%
65,71
%
Siklus
II
62,86
%
65,71
%
Siklus
III
74,29
%
77,14
%
377,15
%
382,86
%
454,29
%
62,86
%
63,81
%
75,72
%
Target
(%)
63%
63%
Keterangan Indikator :
1. Rasa ingin tahu
2. Berani dalam bertanya dan berargumen
3. Berani
mengusulkan
saran
dan
bertanggung jawab terhadap usulannya
4. Kerja sama
5. Jujur
6. Tekun dan tidak mudah menyerah
peningkatan pada penugasan presentasi
(menjelaskan
materi),
Berdasarkan
kebutuhan
Tabel
2
terhadap tutor (untuk memahami materi
ditunjukkan sikap ilmiah mengalami
yang salah satu caranya adalah dengan
peningkatan
bertanya),
penelitian. Sikap ilmiah siswa terbentuk
jawaban
dan
tanggapan
dan
dalam
jika
dengan penerapan model pembelajaran
kesalahan
pemahaman.
pembelajaran
target
dengan segera sebagai bentuk koreksi
terjadi
proses
memenuhi
sains
yang
CWPT melalui proses diskusi dan
meningkat akan menimbulkan iklim
pengamatan dalam proses pembelajaran.
kelas yang kondusif.
Sikap ilmiah ini dikembangkan melalui
4. Sikap Ilmiah
kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran,
Respon
akademik
Hasil
siswa
perbandingan
capaian
diskusi
dan
kegiatan
pengamatan
indikator sikap ilmiah yang disajikan
terhadap obyek asli tumbuhan (Plantae).
Tabel 2.
Hasil wawancara terhadap siswa juga
Tabel 2 Perbandingan Capaian lndikator Sikap
Ilmiah Siklus I, Siklus II dan Siklus
III
menunjukkan
Capaian (%)
Indikator
1
Prasikl
us
42,86
%
40%
2
3
4
42,86
%
48,57
%
Siklus
I
62,86
%
62,86
%
Siklus
II
62,86
%
62,86
%
Siklus
III
77,14
%
74,29
%
62,86
%
62,86
%
62,86
%
65,71
%
74,29
%
77,14
%
Target
(%)
memiliki
bahwa
sikap
siswa
ilmiah
telah
selama
pembelajaran dengan model CWPT.
Hal ini didukung penelitian Purwanti
63%
(2011)
bahwa
model
pembelajaran
63%
CWPT disertai penggunaan modul hasil
63%
penelitian
63%
keaktifan berkomunikasi siswa kelas X
mampu
meningkatkan
Evi Noor Hidayah – Penerapan Model Pembelajaran Class-Wide Peer 105
5 SMA Al-Islam 1 Surakarta tahun
2010/2011. Greenwood, et al. (1984)
Capaian (%)
Indik
ator Prasiklus
yang lebih tinggi. Hal itu terjadi karena
ada peningkatan penugasan presentasi
(menjelaskan
materi),
kebutuhan
terhadap tutor (untuk memahami materi
yang
salah
satu
caranya
dengan
4
5
6
7
8
9
tanggapan
Juml
ah
dengan segera sebagai bentuk koreksi
RataRata
bertanya),
jika
jawaban
terjadi
dan
kesalahan
pemahaman.
Sikap akademik yang ditunjukkan siswa
dalam proses pembelajaran merujuk
pada
sikap
ilmiah
dikembangkan
yang
dapat
dengan
model
pembelajaran CWPT, yaitu sikap tekun
menyelesaikan tugas, kerjasama, dan
kejujuran siswa. Selain itu, siswa
menjadi lebih berani bertanya dan
berargumen
dalam
kegiatan
pembelajaran.
5. Motivasi Belajar
Hasil
indikator
motivasi
belajar
capaian
dapat
Tabel 3 Perbandingan
Capaian lndikator Motivasi
Berprestasi Siklus I, Siklus II dan
Siklus III
Capaian (%)
1
2
3
45,71
%
45,71
%
45,71
Siklus I
51,43
%
51,43
%
51,43
%
Target
(%)
42,86
%
40%
51,43
%
45,71
%
45,71
%
42,86
%
405,7
%
45,08
%
54,29
%
51,43
%
57,14
%
54,29
%
57,14
%
62,86
%
68,57
%
62,86
%
68,57
%
68,57
%
80%
74,29
%
74,29
%
88,57
%
85,71
%
51,43
%
62,86
%
77,14
%
480,01
%
588,57
%
711,43
%
53,33
%
65,40
%
79,05
%
63%
63%
63%
63%
63%
63%
Keterangan Indikator :
1. Sensitif terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan peningkatan prestasi
2. Kegiatan untuk mencapai prestasi
3. Cermat menentukan target prestasi
4. Usaha menanggulangi berbagai penghambat
dalam pencapaian prestasi
5. Menemukan suatu cara penyelesaian masalah
yang lebih singkat dan mudah
6. Menyukai tantangan baik dari dalam maupun
luar
7. Kesempurnaan penyelesaian tugas
8. Melakukan kegiatan diskusi dengan baik
9. Percaya diri dan tangguh dalam pembelajaran
dan menyelesaikan tugas
Berdasarkan Tabel 3, motivasi
berprestasi
siswa
peningkatan
dan
penelitian.
Dengan
mengalami
memenuhi
target
pembelajaran
dengan model CWPT disertai media
perbandingan
disajikan pada Tabel 3.
Indik
ator Prasiklus
Siklus II Siklus III
%
menyatakan CWPT dapat meningkatkan
respon akademik siswa dan hasil belajar
Siklus I
Siklus II Siklus III
62,86
%
65,71
%
65,71
%
80%
74,29
%
77,14
%
cergam, siswa diberikan cergam berisi
materi pembelajaran untuk dipelajari
kemudian
temannya.
pengamatan
disampaikan
Kegiatan
kepada
diskusi
merupakan
dan
kegiatan
Target
(%)
menarik danmenyenangkan sehingga
63%
memotivasi siswa untuk berprestasi,
63%
khususnya
63%
mendapatkan poin terbanyak. Siswa
dalam
berlomba
untuk
106 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 98-108
dengan motivasi berprestasi tinggi akan
menyimpulkan
lebih
belajar
menggunakan
yang
meningkatkan
bersemangat
dibandingkan
dalam
dengan
siswa
bahwa
pembelajaran
komik
hasil
dapat
belajar
biologi
kurang termotivasi, terlebih dengan
siswa kelas VIID SMP Muhammadiyah
diberikannya media cergam kepada
8 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007
siswa.
khususnya
Hasil
wawancara
siswa
pada
materi
pokok
merasa
Pencemaran Lingkungan sebesar 30%.
dengan
Penelitian yang lain oleh Novianti dan
pembelajaran CWPT. Cergam yang
Syaichudin (2008) menjelaskan bahwa
digunakan
sebagai
media
penelitian
ini
peningkatan
kualitas
menunjukkan
senang
bahwa
dan
siswa
berminat
modul
dalam
mempengaruhi
pembelajaran
komik
dapat
mengatasi
rendahnya pemahaman siswa dalam
pembelajaran
dan
membantu
khususnya motivasi dan hasil belajar
menyediakan fasilitas untuk mendukung
siswa.
berlangsungnya proses pembelajaran.
Ibrahim
penelitiannya
keterbacaan
(2008)
dalam
menjelaskan
faktor
modul
berpengaruh
Berdasarkan
uraian
di
atas
diketahui prosentase capaian tiap aspek
terhadap tingginya motivasi siswa dan
kualitas pembelajaran
hasil belajar dalam mata pelajaran
siklus I, siklus II, dan siklus III pada
akuntansi di SMA Terbuka Kalimantan.
Gambar 1.
Dewi
(2007),
dalam
biologi
pada
penelitiannya
Gambar 1 Diagram Perbandingan Prosentase Capaian Aspek Kualitas Pembelajaran Biologi Siklus I,
Siklus II dan Siklus III
KESIMPULAN
Berdasarkan
dapat
hasil
meningkatkan
kualitas
penelitian
pembelajaran biologi siswa kelas X 7
dapat disimpulkan bahwa penerapan
SMA Negeri 2 Sukoharjo yang meliputi
model pembelajaran Class-Wide Peer
performance guru dalam kelas, iklim
Tutoring (CWPT) disertai media cergam
Evi Noor Hidayah – Penerapan Model Pembelajaran Class-Wide Peer 107
kelas,
sikap
ilmiah
dan
motivasi
berprestasi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Andari, Anan. (2011). Analisis proses
Sains dan Sikap Ilmiah pada
Pembelajaran Sains. Tesis.
Bandung.
UPI:
Tidak
diterbitkan
Dewi, Nova Ariani (2007). Efektivitas
Pembelajaran
Biologi
Menggunakan Media Komik
pada
Materi
Pokok
Pencemaran
Lingkungan
Terhadap
Hasil
Belajar
Biologi Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 8 Surakarta
Tahun Ajaran 2006/2007.
Skripsi Tidak Dipublikasikan,
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
DuPaul, G. J., Ervin, R. A., Hook, C.
L., dan McGoey, K. E. (1998).
“Peer Tutoring for Children
with
Attention
Deficit
Hyperactivity Disorder: Effects
on Classroom Behavior and
Academic
Performance”.
Journal of Applied Behaviour
Analysis. Vol. 31, No. 4, pp.
579-592.
Greenwood, C. R., Dinwiddie, G.,
Terry, B., Wade, L., Stanley, S.
O.,
Thibadeau,
S.,
&
Delquadri, J. (1984). Teacherversus
peer-mediated
instruction: An ecobehavioral
analysis
of
achievement
outcomes. Journal of Applied
Behavior Analysis, 17, 521538.
Greenwood, Meyer, & Terry. (2001).
”ClassWide Peer Tutoring
Learning
Management
System”. Journal of Remedial
and Special Education. Vol.
22, No. 1, pp. 34-47.
Hamalik, Oemar. (2003). Proses
Belajar Mengajar . Jakarta:
Bumi Aksara.
Ibrahim, Nurdin. (2008). Hubungan
Antara Keterbacaan Modul dan
Motivasi Berprestasi. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan,
No. 073, Tahun Ke-14, Juli
2008.
Muijs,
Daniel.
(2008).
Efective
Teaching (Teori dan Aplikasi).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nalole, Martianti. (2010).” Kemampuan
Guru
Menerapkan
Keterampilan Bertanya pada
Pembelajaran Matematika di
Kelas IV No.64 Kota Timur
Kota
Gorontalo”.
Jurnal
Inovasi. 7(2). 814-824.
Nobel, Michele McMahon. (2005).
Effect of Classwide Peer
Tutoring in The Acquisition,
Maintenance,
and
Generalization of Science
Vocabulary Words for Seventh
Grade Students with Learning
Disabilities
and/or
Low
Achivement. Dissertation. The
Ohio University.
Novianti, Riska Dwi & Syaichudin, M.
(2008). Pengembangan Media
Komik
Pembelajaran
Matematika
Untuk
Meningkatkan
Pemahaman
Bentuk Soal Cerita Bab
Pecahan Pada Siswa Kelas V
SDN
Ngembung.
Artikel
Penelitian
pada
http://blog.tp.ac.id/pengemban
gan-media-komikpembelajaran-matematikauntuk-meningkatkanpemahaman-bentuk-soalcerita-bab-pecahan-padasiswa-kelas-v-sdnngembung#ixzz1pi07QNX6,
diakses pada 11 Maret 2012.
108 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 98-108
Purwanti, Desy. (2011). “Penggunaan
Metode
Class-Wide
Peer
Tutoring (CWPT) disertai
Modul Hasil Penelitian untuk
Meningkatkan
Keaktifan
Berkomunikasi pada Pokok
Bahasan Limbah Siswa Kelas
X.5 SMA Al Islam 1
Surakarta”. Skripsi Tidak
Dipublikasikan.
Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya .
Jakarta: Rineka Cipta.
Widoyoko,
S.E.P.
(2008).
Pengembangan Model Evaluasi
Kualitas
dan
Output
Pembelajarn IPS di SMP.
Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan. 11(1).
Volume 4, Nomor 2
Halaman 98-108
Mei 2012
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLASS-WIDE PEER
TUTORING (CWPT) DISERTAI MEDIA CERGAM UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI
SISWA KELAS X 7 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
IMPLEMENTATION OF CLASS-WIDE PEER TUTORING LEARNING
MODEL WITH DREW STORY MEDIUM TO IMPROVE QUALITY OF
BIOLOGY LEARNING IN CLASS X 7 OF 2nd SENIOR HIGH SCHOOL OF
SUKOHARJO SCHOOL YEAR 2011/2012
Evi Noor Hidayah1), Sajidan2), and Bowo Sugiharto3)
1)
2)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
3)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
ABSTRACT – The aim of this research is improve quality of biology learning
for teacher’s performance, conditioning class, student science attitude in class,
and student motivation of achievement in student class X 7 in 2nd senior high
school of Sukoharjo. The research is classroom action research. The steps of
research include planning, acting, observing, and reflecting. The collecting data
of research uses questionnaire, observation, and interview. Validation data uses
triangulation of methods and triangulation of observers. The research uses
descriptive as analytic data. The acts of research are consists of three cycles. The
result in cycles I describes that generally the research target is not achieve yet that
showed teacher’s performance indicators are 86,46%, conditioning class indicators are
62,14%, science attitude of students in class are 62,86%, and motivation of
achievement in students are 53,33%. The result in cycles II describes that the research
target is not achieve yet optimally that showed teacher’s performance indicators are
100%, conditioning class indicators are 67,86%, science attitude of students in class
are 63,81%, and motivation of achievement in students are 65,40%. The result in
cycles III describes that the research target is completely achieve and showed that
teacher’s performance indicators are 100%, conditioning class indicators are 75,71%,
science attitude of students in class are 75,72%, and motivation of achievement in
students are 79,05%. Cycles stopped in cycles III because the research target is
achieve. The conclusion of this research describes that the implementation of ClassWide Peer Tutoring learning model with drew story medium can improve quality of
biology learning for teacher’s performance, conditioning class, science attitude of
student, and motivation of achievement in student of class X 7 in 2nd senior high
school of Sukoharjo.
Keyword: Class-Wide Peer Tutoring, drew story medium, quality of biology
learning.
PENDAHULUAN
Pendidikan
integral
meningkatkan kualitas sumber daya
adalah
pembangunan
bagian
untuk
manusia.
Kualitas
pendidikan
Evi Noor Hidayah – Penerapan Model Pembelajaran Class-Wide Peer 99
ditentukan oleh proses pembelajaran.
membimbing diskusi kelompok diskusi
Salah satu tanda seseorang belajar
kecil; mengajar kelompok kecil atau
adalah terjadinya perubahan tingkah
perorangan;
laku pada dirinya. Produk dari proses
Penguasaan
pembelajaran ideal adalah hasil yang
memungkinkan
baik dan optimal.
kegiatan
Kualitas
merupakan
ukuran/kondisi
rendahnya
dengan
pembelajaran
kualitas
siswa
yang
tinggi
interaksi
dalam
dan
mengelola
kelas.
keterampilan
ini
guru
pembelajaran
Performance
Guru dalam kelas
Fasilitas
Pembelajaran
pembelajaran untuk mencapai tujuan
yaitu:
kinerja/performance
dalam
kelas,
fasilitas
guru di
pembelajaran,
dan
pembelajaran.
tempat
ditentukan oleh lima aspek
efektif
mampu meningkatkan kualitas proses
guru
pembelajaran (Widoyoko, 2008: 7),
mengelola
Kualitas
Pembelajara
n
Iklim Kelas
Sikap Ilmiah
Motivasi Belajar
iklim
kelas, sikap siswa, dan motivasi belajar
(Widoyoko, 2008: 205)
siswa.
Guru
berpengaruh
Fasilitas
dominan
pembelajaran
sama
pembelajaran.
artinya dengan lingkungan fisik kelas
Departemen Pendidikan Tinggi (2009:
(the physical environment). Fasilitas
7) menyatakan bahwa kinerja guru
pembelajaran
dapat dilihat dari cara guru membangun
kualitas proses pembelajaran adalah
persepsi dan sikap positif terhadap
ukuran kelas, luas ruang kelas, suhu
belajar. Menurut Nalole (2010: 815)
udara,
keterampilan
pembelajaran (Widoyoko, 2008: 9).
terhadap
kualitas
dasar
mengajar
yang
cahaya,
mempengaruhi
suara,
dan
media
merupakan salah satu keterampilan
Iklim kelas adalah konsep yang
yang menuntut latihan terprogram untuk
mencakup mood (suasana perasaan)
dapat
atau atmosfer yang diciptakan oleh guru
menguasainya.
Keterampilan
dasar mengajar seorang guru yaitu:
kelas
keterampilan membuka dan menutup
ditetapkan,
pelajaran;
dengan
menjelaskan;
bertanya;
memberi penguatan; memberi variasi;
melalui
aturan-aturan
yang
cara
guru
berinteraksi
murid,
dan
bagaimana
100 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 98-108
Berdasarkan hasil observasi di
lingkungan fisik dikelola (Muijs 2008:
SMA Negeri 2 Sukoharjo kelas X 7
165).
Sikap ilmiah menurut Andari
diketahui pembelajaran di kelas belum
(2011: 24) merupakan bentuk sikap
memiliki kualitas yang optimal. Guru
positif berkaitan dengan keilmuan, yang
menjelaskan materi di depan kelas
dapat
bentuk
dengan metode ceramah, tanya jawab,
perilaku keilmuan terhadap stimulus
dan diskusi kelompok. Siswa terlihat
tertentu. Sikap ilmiah dikembangkan
kurang antusias dalam mengikuti proses
melalui
pembelajaran,
diwujudkan
dalam
kegiatan-kegiatan
dalam
ada
yang
berbicara
pembelajaran sains pada saat siswa
dengan teman sebangku dan bahkan ada
melakukan diskusi, percobaan, simulasi,
yang tidur di dalam kelas. Iklim
dan kegiatan proyek lapangan. Sikap
pembelajaran dalam kelas juga kurang
ilmiah diyakini dapat melatih atau
kondusif
menanamkan sikap dan nilai positif
pembelajaran yang guru digunakan
dalam diri siswa, jujur, dapat bekerja
masih belum mengoptimalkan interaksi
sama,
toleran.
yang baik dengan siswa dan antarsiswa.
Pelaksanaan pembelajaran sains melalui
Permasalahan yang ada dalam kelas X 7
kegiatan
dapat
merupakan
membentuk sikap dan nilai positif
kompleks.
Penyebab
dalam diri anak sebagai bekal yang
menonjol
adalah
diperlukan
dilibatkan
teliti,
tekun,
yang
dan
menarik
dalam
mengatasi
permasalahan yang dihadapinya.
sehingga
akibat
dari
permasalahan
dalam
yang
siswa
model
yang
paling
kurang
pembelajaran,
mengakibatkan
aktivitas,
perubahan
respon baik secara intelektual maupun
energi dalam diri (pribadi) seseorang
emosional, dan motivasi siswa dalam
yang
timbulnya
mengikuti pembelajaran di kelas masih
perasaan dan reaksi untuk mencapai
rendah. Berdasarkan uraian di atas maka
tujuan (Hamalik, 2003: 158). Motif
dapat diketahui kualitas pembelajaran
keberhasilan (achievement motivation)
biologi dalam kelas X 7 masih rendah
terdiri tiga komponen yaitu: dorongan
dan
kognitif; harga diri; dan kebutuhan
permasalahan dari rendahnya kualitas
berafiliasi (Slameto, 2003: 26).
pembelajaran
Motivasi
ditandai
adalah
dengan
perlu
pembelajaran
ditingkatkan.
tersebut
yang
masih
Akar
adalah
belum
Evi Noor Hidayah – Penerapan Model Pembelajaran Class-Wide Peer 101
mengoptimalkan interaksi antarsiswa
dalam
dan antara siswa dan guru sehingga
gambar-gambar yang berkaitan dengan
siswa kurang dilibatkan secara langsung
materi pembelajaran. Media cergam
dalam pembelajaran.
yang disertakan dalam penerapan model
Alternatif
penyelesaian
bentuk
alur
pembelajaran
cerita
disertai
dapat
CWPT
permasalahan tersebut adalah dengan
meningkatkan motivasi siswa. Dengan
perbaikan sistem pembelajaran biologi
meningkatnya motivasi siswa, maka
kelas X 7 SMA Negeri 2 Sukoharjo
kemampuan penguasaan materi dan
menggunakan
sikap
Class-Wide
model
Peer
pembelajaran
Tutoring
(CWPT)
siswa
akan
menunjang
meningkatnya interaksi dalam proses
disertai dengan media cergam. CWPT
pembelajaran
atau
meningkatkan kualitas pembelajaran di
disebut
juga
pengajaran
sehingga
berpasangan seluruh kelas merupakan
dalam
salah
penggunaan model pembelajaran CWPT
satu
model
pembelajaran
kelas.
Oleh
dapat
disertai
siswa
meningkatkan kemampuan penguasaan
materi.
saling
Model
menyampaikan
pembelajaran
ini
cergam
itu
kooperatif yang melibatkan dua orang
untuk
media
karena
materi dan sikap siswa yang pada
mengharuskan siswa berperan sebagai
akhirnya
tutor dan tutee secara bergantian selama
pembelajaran di dalam kelas.
sesi
tutee
peningkatan
meningkatkan
Prosedur
tutoring, sehingga tutor maupun
menunjukkan
dapat
menurut
kualitas
pelaksanaan
Greenwood
(1988)
CWPT
dalam
kemampuan penguasaan materi. Model
DuPaul et al (1998: 583) adalah seluruh
pembelajaran
siswa di kelas dibagi menjadi dua
CWPT
juga
mampu
memperbaiki sikap siswa dalam proses
kelompok,
pembelajaran karena pada sesi tutoring
pasangkan menjadi tutor dan tutee yang
siswa dituntut untuk aktif baik berlaku
duduk
sebagai tutor maupun tutee secara
dilengkapi
bergantian. Media cergam merupakan
akademik sesuai konten yang akan
salah satu bentuk media pembelajaran
diajarkan.
yang
modul
mengajarkan satu bagian dari naskah
pembelajaran. Di dalam media tersebut
kepada tutee dalam waktu tertentu, tutee
berupa materi pelajaran yang dibuat
merespon secara oral bagian yang
didesain
berupa
selanjutnya
berdekatan,
naskah
dipasang-
tutor
berisi
Kemudian,
telah
materi
tutor
102 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 98-108
diajarkan. Tutor melakukan perhitungan
dengan menerapkan model CWPT di
poin
yang
SMA Al Islam 1 Surakarta dapat
diberikan tutee. Kedua siswa bertukar
meningkatkan keaktifan berkomunikasi
peran saat waktu yang telah ditentukan
siswa.
berdasarkan
jawaban
habis. Siswa yang berperan sebagai
Tujuan yang ingin dicapai dalam
tutor (tutee) sekarang diajar oleh siswa
penelitian ini adalah meningkatkan
yang berperan sebagai tutee (tutor )
kualitas pembelajaran biologi siswa kelas
dalam waktu yang sama. Pada setiap
X 7 SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun
sesi tutoring guru mencatat perolehan
pelajaran 2011/2012 melalui penerapan
poin setiap siswa. Selanjutnya, guru
model pembelajaran Class-Wide Peer
menjumlahkan seluruh perolehan poin
Tutoring (CWPT) disertai media cergam.
yang dihasilkan oleh masing-masing
METODE PENELITIAN
Penelitian
tim. Tim dengan peroleh poin terbanyak
yang
diumumkan sebagai pemenang dan
adalah
diberi penghargaan oleh anggota dari
(PTK) atau Classroom Action Research
tim lain.
(CAR) yang dilakukan oleh peneliti
merupakan
CWPT
model
Penelitian
digunakan
Tindakan
Kelas
berkolaborasi dengan guru. Penelitian
pembelajaran yang dapat diaplikasikan
tindakan
dari tingkat sekolah TK hingga SMA.
tahapan dasar yang saling terkait dan
Metode ini juga dapat digunakan pada
berkesinambungan yaitu perencanaan
sekolah umum atau sekolah dengan
(planning),
siswa
khusus.
pengamatan (observing) dan refleksi
Greenwood, Meyer, & Terry (2001: 45)
(reflecting) dengan diawali tahapan pra
menjelaskan
sangat
PTK untuk mengetahui keadaan awal
dengan
proses pembelajaran. Teknik analisis
yang
membantu
berkebutuhan
bahwa
semua
CWPT
siswa
kelas
terdiri
pelaksanaan
(acting),
yang
untuk diterapkan dalam pembelajaran.
kualitatif yaitu penelitian ini lebih
Nobel
bersifat
menyatakan
bahwa
adalah
empat
kemampuan yang berbeda dan mudah
(2005)
dilakukan
dari
mendeskripsikan
deskriptif
data
atau
CWPT juga mampu memperbaiki self-
analisis kualitatif berdasarkan fakta dan
concept,
keadaan.
sikap
meningkatkan
di
rasa
sekolah
dan
nasionalisme.
Purwanti (2011) menjelaskan bahwa
Evi Noor Hidayah – Penerapan Model Pembelajaran Class-Wide Peer 103
menunjukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di
dalam
pada
menunjukkan
pelajaran
2011/2012.
peningkatan
prosentase capaian performance guru
kelas X 7 SMA Negeri 2 Sukoharjo
tahun
ada
kelas.
Hasil
dari
prasiklus
prosentase
capaian
ini
performance guru dalam kelas sebesar
bahwa
66,25%, siklus I sebesar 86,46%, siklus
penerapan model pembelajaran Class-
II 100%, dan siklus III sebesar 100%.
Wide Peer Tutoring (CWPT) disertai
Model pembelajaran CWPT mampu
media cergam mampu meningkatkan
meningkatkan performance guru dalam
kualitas pembelajaran biologi, yang
kelas ditinjau dari kemampuan dasar
meliputi performance guru dalam kelas,
mengajar yang delapan.
iklim kelas, sikap ilmiah dan motivasi
3. Iklim Kelas
Berdasarkan
hasil
pembelajaran
berprestasi
penelitian
menunjukkan
siswa.
Peningkatan
Hasil
ini
perbandingan
capaian
diukur melalui angket, lembar observasi
indikator iklim kelas dapat disajikan
serta wawancara peneliti dengan siswa
pada Tabel 1.
dan guru.
Tabel 1. Perbandingan Capaian lndikator Iklim
Kelas Siklus I, Siklus II dan Siklus
III
1. Fasilitas Pembelajaran di Kelas
Fasilitas pembelajaran di SMA
Capaian (%)
Indikator
Negeri 2 Sukoharjo sudah cukup baik dan
memenuhi standar sarana dan prasarana
sekolah
menegah
permendiknas
Fasilistas
atas
No
24
Tahun
pembelajaran
digunakan
dengan
berdasarkan
2007.
dalam
optimal
kelas
pada
pembelajaran
selama
tindakan.
Pembelajaran
sebelum
tindakan
dilaksanakan di kelas.
2. Performance Guru dalam Kelas
Kualitas
pembelajaran
dapat
1
2
3
4
Jumlah
Rata-rata
Prasikl
us
37,14
%
48,57
%
31,43
%
60%
177,14
%
44,285
%
Siklus
I
60%
Siklus
II
68,57
%
74,29
%
60%
68,57
%
51,43
%
68,57
%
248,57
%
68,57
%
271,43
%
Siklus
III
77,14
%
77,14
%
71,43
%
77,14
%
302,85
%
62,14
%
67,86
%
75,71
%
Target
(%)
63%
63%
63%
63%
Keterangan indikator :
1. Kekompakan siswa
2. Keterlibatan
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran
3. Kepuasan siswa
4. Dukungan guru dalam kegiatan pembelajaran
Berdasarkan data pada Tabel 1
dilihat dari performance guru dalam
iklim kelas menjadi kondusif selama
proses belajar siswa. Hasil observasi
tindakan.
terhadap performance guru dalam kelas
aspek iklim kelas telah memenuhi target
pada siklus I, siklus II dan siklus III
penelitian
Indikator-indikator
yang
telah
pada
ditentukan.
104 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 98-108
Capaian (%)
Interaksi antar siswa dan siswa dengan
Indikator
guru meningkat. Data tersebut didukung
oleh hasil wawancara siswa pada akhir
5
siklus yang menyatakan bahwa siswa
6
merasa
lingkungan
kelas
menjadi
Jumlah
kondusif selama tindakan. Greenwood,
RataRata
et al. (1984) menyatakan CWPT dapat
meningkatkan respon akademik siswa
dan hasil belajar yang lebih tinggi. Hal
tersebut
terjadi
karena
adanya
Prasikl
us
48,57
%
45,71
%
268,57
%
44,76
%
Siklus
I
60%
65,71
%
Siklus
II
62,86
%
65,71
%
Siklus
III
74,29
%
77,14
%
377,15
%
382,86
%
454,29
%
62,86
%
63,81
%
75,72
%
Target
(%)
63%
63%
Keterangan Indikator :
1. Rasa ingin tahu
2. Berani dalam bertanya dan berargumen
3. Berani
mengusulkan
saran
dan
bertanggung jawab terhadap usulannya
4. Kerja sama
5. Jujur
6. Tekun dan tidak mudah menyerah
peningkatan pada penugasan presentasi
(menjelaskan
materi),
Berdasarkan
kebutuhan
Tabel
2
terhadap tutor (untuk memahami materi
ditunjukkan sikap ilmiah mengalami
yang salah satu caranya adalah dengan
peningkatan
bertanya),
penelitian. Sikap ilmiah siswa terbentuk
jawaban
dan
tanggapan
dan
dalam
jika
dengan penerapan model pembelajaran
kesalahan
pemahaman.
pembelajaran
target
dengan segera sebagai bentuk koreksi
terjadi
proses
memenuhi
sains
yang
CWPT melalui proses diskusi dan
meningkat akan menimbulkan iklim
pengamatan dalam proses pembelajaran.
kelas yang kondusif.
Sikap ilmiah ini dikembangkan melalui
4. Sikap Ilmiah
kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran,
Respon
akademik
Hasil
siswa
perbandingan
capaian
diskusi
dan
kegiatan
pengamatan
indikator sikap ilmiah yang disajikan
terhadap obyek asli tumbuhan (Plantae).
Tabel 2.
Hasil wawancara terhadap siswa juga
Tabel 2 Perbandingan Capaian lndikator Sikap
Ilmiah Siklus I, Siklus II dan Siklus
III
menunjukkan
Capaian (%)
Indikator
1
Prasikl
us
42,86
%
40%
2
3
4
42,86
%
48,57
%
Siklus
I
62,86
%
62,86
%
Siklus
II
62,86
%
62,86
%
Siklus
III
77,14
%
74,29
%
62,86
%
62,86
%
62,86
%
65,71
%
74,29
%
77,14
%
Target
(%)
memiliki
bahwa
sikap
siswa
ilmiah
telah
selama
pembelajaran dengan model CWPT.
Hal ini didukung penelitian Purwanti
63%
(2011)
bahwa
model
pembelajaran
63%
CWPT disertai penggunaan modul hasil
63%
penelitian
63%
keaktifan berkomunikasi siswa kelas X
mampu
meningkatkan
Evi Noor Hidayah – Penerapan Model Pembelajaran Class-Wide Peer 105
5 SMA Al-Islam 1 Surakarta tahun
2010/2011. Greenwood, et al. (1984)
Capaian (%)
Indik
ator Prasiklus
yang lebih tinggi. Hal itu terjadi karena
ada peningkatan penugasan presentasi
(menjelaskan
materi),
kebutuhan
terhadap tutor (untuk memahami materi
yang
salah
satu
caranya
dengan
4
5
6
7
8
9
tanggapan
Juml
ah
dengan segera sebagai bentuk koreksi
RataRata
bertanya),
jika
jawaban
terjadi
dan
kesalahan
pemahaman.
Sikap akademik yang ditunjukkan siswa
dalam proses pembelajaran merujuk
pada
sikap
ilmiah
dikembangkan
yang
dapat
dengan
model
pembelajaran CWPT, yaitu sikap tekun
menyelesaikan tugas, kerjasama, dan
kejujuran siswa. Selain itu, siswa
menjadi lebih berani bertanya dan
berargumen
dalam
kegiatan
pembelajaran.
5. Motivasi Belajar
Hasil
indikator
motivasi
belajar
capaian
dapat
Tabel 3 Perbandingan
Capaian lndikator Motivasi
Berprestasi Siklus I, Siklus II dan
Siklus III
Capaian (%)
1
2
3
45,71
%
45,71
%
45,71
Siklus I
51,43
%
51,43
%
51,43
%
Target
(%)
42,86
%
40%
51,43
%
45,71
%
45,71
%
42,86
%
405,7
%
45,08
%
54,29
%
51,43
%
57,14
%
54,29
%
57,14
%
62,86
%
68,57
%
62,86
%
68,57
%
68,57
%
80%
74,29
%
74,29
%
88,57
%
85,71
%
51,43
%
62,86
%
77,14
%
480,01
%
588,57
%
711,43
%
53,33
%
65,40
%
79,05
%
63%
63%
63%
63%
63%
63%
Keterangan Indikator :
1. Sensitif terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan peningkatan prestasi
2. Kegiatan untuk mencapai prestasi
3. Cermat menentukan target prestasi
4. Usaha menanggulangi berbagai penghambat
dalam pencapaian prestasi
5. Menemukan suatu cara penyelesaian masalah
yang lebih singkat dan mudah
6. Menyukai tantangan baik dari dalam maupun
luar
7. Kesempurnaan penyelesaian tugas
8. Melakukan kegiatan diskusi dengan baik
9. Percaya diri dan tangguh dalam pembelajaran
dan menyelesaikan tugas
Berdasarkan Tabel 3, motivasi
berprestasi
siswa
peningkatan
dan
penelitian.
Dengan
mengalami
memenuhi
target
pembelajaran
dengan model CWPT disertai media
perbandingan
disajikan pada Tabel 3.
Indik
ator Prasiklus
Siklus II Siklus III
%
menyatakan CWPT dapat meningkatkan
respon akademik siswa dan hasil belajar
Siklus I
Siklus II Siklus III
62,86
%
65,71
%
65,71
%
80%
74,29
%
77,14
%
cergam, siswa diberikan cergam berisi
materi pembelajaran untuk dipelajari
kemudian
temannya.
pengamatan
disampaikan
Kegiatan
kepada
diskusi
merupakan
dan
kegiatan
Target
(%)
menarik danmenyenangkan sehingga
63%
memotivasi siswa untuk berprestasi,
63%
khususnya
63%
mendapatkan poin terbanyak. Siswa
dalam
berlomba
untuk
106 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 98-108
dengan motivasi berprestasi tinggi akan
menyimpulkan
lebih
belajar
menggunakan
yang
meningkatkan
bersemangat
dibandingkan
dalam
dengan
siswa
bahwa
pembelajaran
komik
hasil
dapat
belajar
biologi
kurang termotivasi, terlebih dengan
siswa kelas VIID SMP Muhammadiyah
diberikannya media cergam kepada
8 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007
siswa.
khususnya
Hasil
wawancara
siswa
pada
materi
pokok
merasa
Pencemaran Lingkungan sebesar 30%.
dengan
Penelitian yang lain oleh Novianti dan
pembelajaran CWPT. Cergam yang
Syaichudin (2008) menjelaskan bahwa
digunakan
sebagai
media
penelitian
ini
peningkatan
kualitas
menunjukkan
senang
bahwa
dan
siswa
berminat
modul
dalam
mempengaruhi
pembelajaran
komik
dapat
mengatasi
rendahnya pemahaman siswa dalam
pembelajaran
dan
membantu
khususnya motivasi dan hasil belajar
menyediakan fasilitas untuk mendukung
siswa.
berlangsungnya proses pembelajaran.
Ibrahim
penelitiannya
keterbacaan
(2008)
dalam
menjelaskan
faktor
modul
berpengaruh
Berdasarkan
uraian
di
atas
diketahui prosentase capaian tiap aspek
terhadap tingginya motivasi siswa dan
kualitas pembelajaran
hasil belajar dalam mata pelajaran
siklus I, siklus II, dan siklus III pada
akuntansi di SMA Terbuka Kalimantan.
Gambar 1.
Dewi
(2007),
dalam
biologi
pada
penelitiannya
Gambar 1 Diagram Perbandingan Prosentase Capaian Aspek Kualitas Pembelajaran Biologi Siklus I,
Siklus II dan Siklus III
KESIMPULAN
Berdasarkan
dapat
hasil
meningkatkan
kualitas
penelitian
pembelajaran biologi siswa kelas X 7
dapat disimpulkan bahwa penerapan
SMA Negeri 2 Sukoharjo yang meliputi
model pembelajaran Class-Wide Peer
performance guru dalam kelas, iklim
Tutoring (CWPT) disertai media cergam
Evi Noor Hidayah – Penerapan Model Pembelajaran Class-Wide Peer 107
kelas,
sikap
ilmiah
dan
motivasi
berprestasi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Andari, Anan. (2011). Analisis proses
Sains dan Sikap Ilmiah pada
Pembelajaran Sains. Tesis.
Bandung.
UPI:
Tidak
diterbitkan
Dewi, Nova Ariani (2007). Efektivitas
Pembelajaran
Biologi
Menggunakan Media Komik
pada
Materi
Pokok
Pencemaran
Lingkungan
Terhadap
Hasil
Belajar
Biologi Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 8 Surakarta
Tahun Ajaran 2006/2007.
Skripsi Tidak Dipublikasikan,
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
DuPaul, G. J., Ervin, R. A., Hook, C.
L., dan McGoey, K. E. (1998).
“Peer Tutoring for Children
with
Attention
Deficit
Hyperactivity Disorder: Effects
on Classroom Behavior and
Academic
Performance”.
Journal of Applied Behaviour
Analysis. Vol. 31, No. 4, pp.
579-592.
Greenwood, C. R., Dinwiddie, G.,
Terry, B., Wade, L., Stanley, S.
O.,
Thibadeau,
S.,
&
Delquadri, J. (1984). Teacherversus
peer-mediated
instruction: An ecobehavioral
analysis
of
achievement
outcomes. Journal of Applied
Behavior Analysis, 17, 521538.
Greenwood, Meyer, & Terry. (2001).
”ClassWide Peer Tutoring
Learning
Management
System”. Journal of Remedial
and Special Education. Vol.
22, No. 1, pp. 34-47.
Hamalik, Oemar. (2003). Proses
Belajar Mengajar . Jakarta:
Bumi Aksara.
Ibrahim, Nurdin. (2008). Hubungan
Antara Keterbacaan Modul dan
Motivasi Berprestasi. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan,
No. 073, Tahun Ke-14, Juli
2008.
Muijs,
Daniel.
(2008).
Efective
Teaching (Teori dan Aplikasi).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nalole, Martianti. (2010).” Kemampuan
Guru
Menerapkan
Keterampilan Bertanya pada
Pembelajaran Matematika di
Kelas IV No.64 Kota Timur
Kota
Gorontalo”.
Jurnal
Inovasi. 7(2). 814-824.
Nobel, Michele McMahon. (2005).
Effect of Classwide Peer
Tutoring in The Acquisition,
Maintenance,
and
Generalization of Science
Vocabulary Words for Seventh
Grade Students with Learning
Disabilities
and/or
Low
Achivement. Dissertation. The
Ohio University.
Novianti, Riska Dwi & Syaichudin, M.
(2008). Pengembangan Media
Komik
Pembelajaran
Matematika
Untuk
Meningkatkan
Pemahaman
Bentuk Soal Cerita Bab
Pecahan Pada Siswa Kelas V
SDN
Ngembung.
Artikel
Penelitian
pada
http://blog.tp.ac.id/pengemban
gan-media-komikpembelajaran-matematikauntuk-meningkatkanpemahaman-bentuk-soalcerita-bab-pecahan-padasiswa-kelas-v-sdnngembung#ixzz1pi07QNX6,
diakses pada 11 Maret 2012.
108 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 98-108
Purwanti, Desy. (2011). “Penggunaan
Metode
Class-Wide
Peer
Tutoring (CWPT) disertai
Modul Hasil Penelitian untuk
Meningkatkan
Keaktifan
Berkomunikasi pada Pokok
Bahasan Limbah Siswa Kelas
X.5 SMA Al Islam 1
Surakarta”. Skripsi Tidak
Dipublikasikan.
Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya .
Jakarta: Rineka Cipta.
Widoyoko,
S.E.P.
(2008).
Pengembangan Model Evaluasi
Kualitas
dan
Output
Pembelajarn IPS di SMP.
Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan. 11(1).