Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) disertai Artikel Ilmiah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X3 SMAN 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2012 2013 | Meti Indrowati | Bio-Pedagogi 5522 11831 1 SM

BIO-PEDAGOGI
Nurcholis,
et al.2– Penerapan Model PBL disertai Artikel Ilmiah
Volume 2, A.
Nomor
Halaman 58-67

ISSN: 2252-6897
1
Oktober 2013

Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) disertai Artikel Ilmiah
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Kelas X3 SMAN 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013
Implementation of Prolem Based Learning (PBL) Model Accompanied by Scientific Articles
for Increasing Creative Thinking Ability Student in X3 Class SMAN 2 Boyolali
Academic Year of 2012/2013

Adhi Nurcholis, Suciati, Meti Indrowati
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta

Email: adhin6@gmail.com
Diterima 28 Juli 2013, disetujui 5 September 2013

ABSTRACT- This study was aimed to improve creative thinking ability student in X3
class of SMAN 2 Boyolali through the implementation of problem based learning model
accompanied by scientific articles. This research was a classroom action research that
divided into several cycles, each cycle includes four stages: planning, action, observation,
and reflection. The subject of this research is the students of X3 class at SMAN 2
Boyolali in academic year of 2012/2013. Data is obtained through the test (esay) and nontest (observation and documentation). Data is analyzed with descriptive analytical
techniques and validated by triangulation techniques. The results show that students
creative thinking ability is increased in Pre-cycle, Cycle I, Cycle II and Cycle III. There
are four aspect in creative thinking ability. The aspect are fluency, flexibility, originality
and elaboration. The improvement in fluency aspect increase from 54,55% to 87,27%.
Flexibility aspect increase from 37,05% to 84,09%. Originality aspect increase from
48,86% to 86,82%. Elaboration aspect increase from 56,25% to 97,27%. Based on the
results of this study the researcher draws a conclusion that the implementation of problem
based learning model accompanied by scientifiec articles can improve creative thinking
ability student in X3 class at SMAN 2 Boyolali.
Key Words: Problem Based Learning, Scientific articles, creative thinking


diperlukan

Pendahuluan

dalam

kegiatan

belajar

mengajar.
Lembaga penyelenggara pendidi
kan seperti sekolah merupakan tempat
pertama manusia untuk mendapatkan
pengetahuan
Lembaga

dasar

sebagai


penyelenggara

bekal.

pendidikan

SMAN 2 Boyolali merupakan SMA di
Kabupaten Boyolali yang mempunyai
fasilitas lengkap untuk pembelajaran.
Hampir semua kelas di SMAN 2
Boyolali

mempunyai

fasilitas

yang

Hasil observasi terhadap proses

pembelajaran di kelas X3 SMAN 2
Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013
menunjukkan data bahwa siswa kurang
antusias

dalam

memperhatikan

pelajaran. Siswa kurang memperhatikan
penjelasan guru sebesar 33,3%. Siswa
tidak menulis catatan yang relevan
dengan KBM sebesar 66,6%.

Siswa

konsentrasi mengikuti pelajaran sebesar
58,3%. Siswa membuat gaduh di kelas

Nurcholis, A. et al. – Penerapan Model PBL disertai Artikel Ilmiah

sebesar

16,6%.

sebesar

4,16%.

Siswa

mengantuk

Data

observasi

secara

Seperti


dalam

memecahkan

permasalahan.

menunjukkan bahwa siswa cenderung
kurang kreatif dalam berpikir.

kreatif

59

Terkait dengan permasalahan di
kelas,

di

era


globalisasi

juga

penggunaan buku ajar, siswa hanya

mengindikasikan adanya tuntutan untuk

sedikit yang memiliki LKS dan buku

lebih

ajar. Lingkungan tempat siswa belajar

perkembangan

kotor. Siswa kurang inisiatif untuk

manusia yang dibutuhkan harus dapat


membersihkan kelas.

Siswa hanya

memanfaatkan sumber daya alam dengan

membaca LKS saat guru melemparkan

bijaksana. Sumber daya manusia yang

pertanyaan saja.

Siswa kurang aktif

bisa memenuhi kebutuhan globalisasi

dalam bertanya kepada guru. Siswa tidak

dapat diwujudkan melalui pembelajaran


inisiatif untuk mengajukan pertanyaan

di sekolah.

bijaksana

dalam

jaman.

menyikapi

Sumber

daya

saat mencatat materi yang diberikan

Dahar (2010) menyatakan bahwa


guru. Kemampuan berpikir kreatif siswa

belajar pada dasarnya merupakan sebuah

sangat minim, terlihat dari reaksi siswa

proses

yang tidak mengingatkan guru terkait

perilaku seseorang.

materi yang kurang jelas, siswa juga

generasi penerus bangsa harus bisa

tidak memberikan pemecahan masalah

mendapatkan stimulus untuk merangsang


saat ada permasalahan, siswa juga kurang

siswa dalam melakukan proses. Siswa

antusias

dalam

faktor-

bisa belajar dalam memahami ilmu

faktor

yang

dengan

pengetahuan dan cara memanfaatkan

menganalisis
berkaitan

pembelajaran biologi.

untuk

melakukan

perubahan

Siswa sebagai

ilmu pengetahuan sebagai tuntutan dasar

Berdasarkan permasalahan yang

dari era globalisasi.

disampaikan

Setelah

dilatih dan dibiasakan sejak berada di

didiskusikan dengan guru, peneliti dan

sekolah untuk secara aktif memecahkan

dosen pembimbing, akar permasalahan

permasalahan di lingkungan. Pengalaman

dalam kelas X3 SMAN 2 Boyolali adalah

dalam

siswa

untuk

memahami ilmu sehingga siswa terbiasa

mendukung pembelajaran. Siswa kurang

untuk menggunakan akal dan pikiran

kreatif dalam berpikir sehingga siswa

siswa untuk memecahkan permasalahan.

telah

kurang

aktif

di

atas.

berpikir

cenderung mengikuti perintah guru dan
tidak ada inisiatif siswa untuk berpikir

proses

Rustaman

Siswa seharusnya

dibiasakan

(2005)

untuk

mengatakan

Pembelajaran biologi mengandung unsur
belajar

tentang

gejala

alam

dan

60

BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.2, hal. 58-67

merupakan sekumpulan konsep-konsep

melatih kemampuan berpikir tingkat

teori (produk sains), cara kerja atau

tinggi dan kemampuan berpikir kreatif

metode ilmiah (proses sains) dan di

mempunyai

dalamnya mengandung nilai dan sikap.

Menurut Awang (2008) berdasarkan dari

Siswa diharapkan untuk bisa melakukan

data hasil penelitiannya mengatakan

kerja

pembelajaran

bahwa PBL terbukti dapat mendorong

Siswa bisa mengerti akan

kenaikan kemampuan berpikir kreatif

adanya permasalahan, sehingga siswa

siswa. Kenaikan tersebut dilihat dari hasil

terbiasa untuk berproses memecahkan

belajar siswa.

ilmiah

biologi.

melalui

permasalahan

melalui

beberapa

Yazdani

pembelajaran

(dalam

kelebihan.

Nur,

2011)

menyatakan bahwa kelebihan pembe

biologi.
Model pembelajaran digunakan

lajaran berdasarkan masalah antara lain:

sebagai pedoman. Kemampuan berpikir

1).

tingkat

dilatih

fakta; 2). Meningkatkan pengarahan diri

berbasis

siswa; 3). Pemahaman siswa akan materi

tinggi

menggunakan

siswa

bisa

pembelajaran

Menekankan pada makna bukan

masalah. Pendekatan akan diwujudkan

lebih

menjadi

keterampilannya

model

pembelajaran.

tinggi

dan

pengembangan

lebih

baik;

4).

Pendekatan yang dapat diambil dari

Keterampilan–keterampilan interpersonal

masalah tentang berpikir tingkat tinggi,

dan kerja tim siswa jadi lebih baik; 5).

khususnya

Siswa mempunyai motivasi terhadap diri

masalah

tentang

berpikir

kreatif adalah pendekatan pembelajaran

sendiri; 6).

Meningkatkan hubungan

berbasis masalah. Siswa akan berpikir

guru dan siswa dalam pembelajaran.
Peran dari artikel ilmiah pada

lebih kreatif dalam memecahkan masalah

model PBL sangat membantu. Artikel

dengan belajar dari masalah.
Problem Based Learning (PBL)

ilmiah

yang digunakan

dalam

fase

yang

mengorientasikan siswa pada masalah

mengacu pada pelatihan siswa untuk bisa

adalah artikel yang berisikan berita yang

memerankan

dewasa

terjadi di masyarakat dan menjadi isu

dalam pembelajaran, sehingga siswa

yang hangat. Bilgin (2009) mengatakan

dapat mengerti, belajar dan merasakan

bahwa di dalam permasalahan yang

serta

digunakan dalam pembelajaran PBL

adalah

model

siswa

sebagai

dapat

orang

memperoleh
peran

harus merupakan permasalahan yang

Trianto (2009) mengatakan

belum terselesaikan. Permasalahan yang

pengetahuan
tersebut.

pembelajaran

sendiri

melalui

bahwa pembelajaran PBL cocok untuk

digunakan

tersebut

haruslah

yang

Nurcholis, A. et al. – Penerapan Model PBL disertai Artikel Ilmiah
menarik

minat

siswa

61

untuk

Pengumpulan data menggunakan

mengetahuinya. Siswa lebih bersemangat

teknik tes dengan soal esay dan teknik

dalam

permasalahan

non tes dengan pengamatan/observasi

tersebut, selain itu masalah yang diangkat

dan dokumentasi yang dilakukan saat

dalam model PBL haruslah masalah yang

proses

dapat menimbulkan banyak hipotesis

digunakan untuk memeriksa validitas

sehingga

untuk

data yang digunakan dalam penelitian

menyelesaikan masalah dan memerlukan

adalah triangulasi. Triangulasi adalah

kemampuan

teknik pengumpulan data yang bersifat

menyelesaikan

siswa

terlatih

berpikir

kreatif

untuk

memecahkan masalah tersebut.

pembelajaran.

Teknik

yang

menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang

Metode Penelitian

telah ada.
Penelitian
semester

dilaksanakan

genap

Tahun

pada

Pelajaran

2012/2013 di kelas X3 SMAN 2 Boyolali
yang beralamat di Jl. Tentara Pelajar 06
Boyolali.

Secara

pelaksanaannya

garis

dibagi

menjadi

besar
tiga

tahap, yaitu: tahap persiapan, penelitian,
dan penyelesaian. Penelitian tindakan
kelas dilakukan dalam tiga siklus pada
tanggal 3 Mei 2013 sampai 21 Mei 2013
dengan subjek penelitian yaitu siswa
kelas X3 SMAN 2 Boyolali Tahun
Pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 22
siswa.

dilakukan
kemampuan

pre-test

berpikir

sebagai

dasar

kreatif

siswa.

Tindakan Prasiklus yang telah dilakukan,
maka diadakan tes pada setiap akhir
yang

mengukur

kamampuan

berpikir kreatif siswa terhadap materi
yang diajarkan.

operasional

penelitian pada tiap siklus ada empat,
yaitu 1) perencanaan: berdasarkan hasil
identifikasi

masalah

observasi

yang

sebelumnya,

dari
telah

kegiatan
dilakukan

alternatif

pemecahan

masalah yang diajukan adalah dengan
penerapan model PBL disertai artikel
ilmiah untuk meningkatkan kemampuan
berpikir

kreatif

bahasan

daur ulang limbah. Tahap

perencanaan
skenario
silabus

Sebelum dilaksanakan penelitian

siklus

Langkah-langkah

Instrumen

siswa

pada

pokok

dilakukan

penyusunan

pembelajaran

penyusunan

dan

rencana

yang

pengajaran.

digunakan

dalam

penelitian juga disiapkan seperti tes
evaluasi, tes kemampuan berpikir kreatif,
LKS, lembar observasi, angket serta
pedoman wawancara; 2) pelaksanaan:
tindakan

yang

diimplementasikan

telah

direncanakan

dalam

bentuk

penerapan model PBL disertai artikel

62

BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.2, hal. 58-67

ilmiah. Pelaksanaan tindakan diwujudkan
dalam

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP);

observasi

dilakukan

berlangsungnya

3)

proses

Observasi:
selama

pembelajaran.

Observasi berupa kegiatan pemantauan,
pencatatatan

serta

pendokumentasian

Perbandingan
kemampuan

juga

dilakukan

pada

berpikir

kreatif

siswa

disajikan pada Gambar 1.
120
100
80
60
40
20
0

segala kegiatan selama pembelajaran.
Observasi

peningkatan

Prasiklus Siklus I (%) Siklus II
(%)
(%)
Kelancaran

Keluwesan

Keaslian

Siklus III
(%)
Kerincian

keterlaksanaan pembelajaran model PBL
disertai artikel ilmiah; dan 4) refleksi:
tahap analisis proses dan dampak dari
pelaksanaan tindakan. Hasil analisis pada
tahap

refleksi

berupa

kelebihan,

kelemahan ataupun hambatan dalam
pelaksanaan tindakan dasar perencanaan
kegiatan pada siklus sebelumnya.

meliputi

empat

aspek

berpikir

kreatif

menurut

Munandar

kelancaran,

keluwesan,

yaitu

keaslian

dan

kemampuan

kerincian.

Siklus I diperoleh hasil bahwa
tiap aspek kemampuan berpikir kreatif
siswa

meningkat.

Aspek

kelancaran

siswa dalam mengeluarkan gagasan,

Indikator kinerja dalam penelitian

(2009)

Gambar
1.
Grafik
Peningkatan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada
Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus
III

Target

pencapaian pada penelitian dengan model
PBL disertai artikel ilmiah ≥20% untuk
tiap aspek.

siswa

mencapai

70,00%.

Kenaikan

persentase
aspek

sebesar

keluwesan

siswa dalam menyampaikan gagasan
mencapai persentase 57,14%. Penilaian
aspek

keaslian

siswa

dalam

mengeluarkan gagasan sebesar 51,14%,
sedangkan pada aspek kerincian siswa
dalam mengeluarkan gagasan mencapai

Hasil dan Pembahasan

persentase 73,86%.
menggunakan

Siklus II diperoleh hasil bahwa

instrumen berupa pre-test pada tahap

tiap aspek kemampuan berpikir kreatif

Prasiklus

diperoleh

penilaian

siswa lebih meningkat dibandingkan

terhadap

aspek

kelancaran

sebesar

pada Siklus I. aspek kelancaran siswa

54,55%,

aspek

keluwesan

sebesar

dalam mengeluarkan gagasan, siswa

37,05%, aspek keaslian sebesar 48,86%

mencapai persentase sebesar 86,82%,

dan aspek kerincian sebesar 56,25%.

kenaikan aspek keluwesan siswa dalam

Pengukuran

hasil

Nurcholis, A. et al. – Penerapan Model PBL disertai Artikel Ilmiah
menyampaikan

gagasan

mencapai

63

penerapan model pembelajaran PBL

aspek

disertai artikel ilmiah, sehingga siswa

mengeluarkan

dapat langsung melakukan percobaan

gagasan sebesar 86,36%, sedangkan pada

untuk membuktikan hipotesis yang telah

aspek

dibuat.

persentase
keaslian

76,36%,
siswa

penilaian

dalam

kerincian

mengeluarkan

siswa

gagasan

dalam

Tahap

mencapai

PBL

yang

berupa

pengorientasian siswa pada masalah.

persentase 93,64%.
Siklus III diperoleh hasil bahwa

Siswa

diminta

untuk

mengamati

tiap aspek kemampuan berpikir kreatif

permasalahan di lingkungan. Peran dari

siswa meningkat menjadi lebih baik

artikel ilmiah pada fase pertama sangat

dibandingkan dengan Prasiklus, Siklus I

membantu.

dan Siklus II. aspek kelancaran siswa

digunakan dalam fase pertama adalah

dalam mengeluarkan gagasan, siswa

artikel yang berisikan berita yang terjadi

mencapai persentase sebesar 86,27%,

di masyarakat dan menjadi isu yang

kenaikan aspek keluwesan siswa dalam

hangat. Didukung oleh perkataan dari

menyampaikan

Bilgin (2009), yang mengatakan bahwa

persentase
keaslian

gagasan

84,09%,
siswa

mencapai

penilaian

dalam

aspek

mengeluarkan

Artikel

ilmiah

yang

di dalam permasalahan yang digunakan
dalam

pembelajaran

PBL

harus

gagasan sebesar 86,82%, sedangkan pada

merupakan permasalahan yang belum

aspek

terselesaikan.

kerincian

mengeluarkan

siswa

gagasan

dalam
mencapai

persentase 97,27%.

PBL

Permasalahan

digunakan

tersebut

haruslah

menarik

minat

siswa

yang
yang
untuk

Penerapan model pembelajaran

mengetahuinya. Siswa lebih bersemangat

disertai

dalam

artikel

ilmiah

yang

menyelesaikan

permasalahan

diimplementasikan di dalam kelas X3

tersebut, selain itu masalah yang diangkat

memberikan dampak yang positif dalam

dalam model PBL haruslah masalah yang

peningkatan kemampuan berpikir kreatif

dapat menimbulkan banyak hipotesis

siswa. Materi daur ulang limbah mampu

sehingga

membuat siswa menjadi lebih kreatif

menyelesaikan masalah dan memerlukan

karena

kemampuan

siswa

dapat

mengkreasikan
limbah

dengan

membuat

pemecahan

dan

masalah

membuat

solusi

siswa

berpikir

terlatih

kreatif

untuk

untuk

memecahkan masalah tersebut.
Melihat dari pernyataan yang

di

dikatakan oleh Bilgin maka pada fase

lingkungan. Peningkatan didukung oleh

pertama siswa sudah dilatih untuk bisa

pemecahan

permasalahan

limbah

64

BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.2, hal. 58-67
dalam

mengatakan bahwa pembelajaran terjadi

berpikir, kekreatifan siswa dirangsang

melalui interaksi sosial yang dilakukan

dengan mencerna masalah yang memang

siswa

ada di lingkungan sehingga siswa terpacu

sebayanya. Interaksi yang diterapkan

untuk memikirkan bagaimana solusi yang

dalam pembelajaran dibantu oleh guru

terbaik

dengan rangsangan yang akan membantu

meningkatkan

kekreatifan

untuk

memecahkan

masalah

dengan

guru

tersebut. Kenaikan kemampuan berpikir

siswa

kreatif

perkembangannya.

ataupun

hasil

belajar

siswa

untuk

bergerak

Siswa

didukung oleh teori yang dikemukakan

ataupun

akan

teman

ke

merasa

zona

terpacu

oleh Ausubel (dalam Ghufron, 2012),

dengan adanya diskusi antar siswa dan

yang

belajar

guru. Siswa berusaha saling memberi dan

merupakan asimilasi bermakna, dalam

menerima informasi yang dibutuhkan

pemilihan materi harus bermakna dan

siswa untuk menyelesaikan permasalahan

sesuai dengan tingkat perkembangan

sehingga informasi yang dibutuhkan

peserta didik. Pemilihan masalah yang

siswa akan terbagi secara baik dalam

sesuai dengan tingkat perkembangan

pembelajaran dan akan mengakibatkan

siswa akan membuat siswa tertarik untuk

kenaikan

menyelesaikannya dan kemampuan siswa

menguasai materi yang sedang dipelajari.

dalam berpikir kreatif dapat meningkat,

Fase

selain peningkatan pada kemampuan

mengasah

berpikir kreatif hasil belajar siswa terkait

mengeluarkan ide-ide yang asli dari

dengan materi yang dipelajari juga

siswa. Siswa berpikir dan memberikan

meningkat.

ide

menyatakan

Fase

bahwa

mengorganisasikan

siswa

kemampuan

kedua

asli

untuk

melatih

siswa

untuk

kemampuan

siswa

dalam

dari

mengolah

siswa

siswa

pengetahuan

setelah

siswa

awal

untuk

untuk belajar, guru membuat suasana

menyelesaikan permasalahan. Puspitasari

kelas menjadi suasana yang lebih baik

(2012),

untuk

pengelompokan

belajar

dengan

mengelompokkan
beberapa
siswa

dalam

kegiatan

fase

kedua

Pengelompokan

lancar dan berpikir luwes. Kedua aspek

pembelajaran

tersebut adalah aspek pada kemampuan
berpikir kreatif.
Fase

dikemukakan oleh Vygotsky. Gagasan
yang

dalam

adanya

melatih kemampuan siswa untuk berpikir

didukung dengan teori belajar yang

penting

bahwa

menjadi

siswa

kelompok.

cara

mengatakan

dikemukakan

terkait

pengelompokan siswa dalam belajar

membantu

penyelidikan

mandiri dan kelompok, siswa sudah
dalam

keadaan

dikelompokkan

oleh

Nurcholis, A. et al. – Penerapan Model PBL disertai Artikel Ilmiah
guru.

Siswa

bekerja

menyelesaikan
diberikan

sama

untuk

permasalahan

yang

oleh

guru.

Pelaksanaan

65

presentasi yang dilakukan siswa untuk
menyajikan

hasil

karyanya.

Siswa

diberikan kebebasan untuk membuat

siswa

hasil karya yang berupa slogan. Siswa

melakukan

mengembangkan hasil praktikumnya dan

percobaan untuk membuktikan hipotesis

mengaplikasikan dalam bentuk slogan

yang

fase

yang baik dan menarik. Pelaksanaannya

sebelumnya. Siswa akan memperoleh

pada Siklus III siswa dapat membuat

pengalamannya sendiri terkait dengan

slogan yang menarik dan sangat berbeda

pelaksanaan praktikum yang dilakukan

dari

siswa.

mengembangkan

pembelajaran
dalam

yang

penelitian,

telah

dilakukan
siswa

siswa

Pelaksanaan

buat

di

praktikum

akan

slogan

yang

biasanya.
hasil

Selain

percobaan

berpengaruh pada tingkat pemahaman

menjadi sebuah slogan yang baik dan

siswa terhadap materi yang meningkat

menarik siswa mempresentasikan hasil

karena mendapatkan pengetahuan dari

karya tersebut.

bacaan ataupun sumber yang diterima

Proses presentasi melatih siswa

dari teman sebaya dan diskusi dengan

untuk memiliki kemampuan berpikir

guru,

lancar dan mengelaborasi. Kemampuan

siswa

akan

mendapatkan
hasil

siswa presentasi yang baik berarti siswa

percobaan tersebut. Didukung oleh teori

telah menguasai materi yang dipelajari

belajar yang dikemukakan oleh Bruner.

dan dengan begitu siswa akan lancar

Ghufron

bahwa

dalam mempresentasikan hasil karyanya.

adalah

Senada dengan yang dikatakan oleh

pembelajaran yang dalam pelaksanaan

Puspitasari (2012), bahwa dalam fase

nya

kesempatan

mengembangkan dan menyajikan hasil

kepada siswa untuk bisa mendapatkan

karya serta memamerkannya mampu

pengalamannya sendiri.

meningkatkan

pengalamannya

sendiri

(2012)

pembelajaran

guru

dari

mengatakan

yang

baik

memberikan

Fase

mengembangkan

dan

kemampuan

berpikir

lancar dan mengelaborasi.

serta

Fase

memamerkannya. Siswa dilatih untuk

menyajikan

mengembangkan kemampuan berpikir

memamerkannya

lancar dan kemampuan mengelaborasi,

kemampuan berpikir kreatif siswa dan

keduanya

menyajikan

hasil

kemampuan
tersebut

karya

mengembangkan
hasil
dapat

karya

dan
serta

meningkatkan

termasuk

dalam

aspek

hasil belajar siswa. Sesuai dengan teori

berpikir

kreatif.

Aspek

yang dikatakan oleh Piaget (dalam

dalam

bentuk

Ghufron, 2012)

diajarkan

bahwa dalam belajar

66

BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.2, hal. 58-67
beberapa

tahap

kesempatan

ilmu.

Siswa

pertanyaan baik dari guru ataupun teman

diberikan kesempatan untuk mencoba

sebaya. Siswa dapat menjawab dengan

dan

jawaban yang logis dan baik maka dapat

siswa

membutuhkan

untuk

mendapatkan

mengaplikasikan

pengetahuannya

untuk

bahwa

menjawab

sehingga siswa dapat memperoleh ilmu

dilihat

kemampuan

yang disusun sendiri melalui percobaan

luwesnya telah meningkat.

setiap

berpikir

diberikan

Berdasarkan hasil tes kemampuan

kebebasan untuk mengembangkan hasil

berpikir kreatif siswa terjadi peningkatan

karya,

akan

yang berbeda-beda untuk tiap aspek

dan

dalam setiap siklus. Sejalan dengan

yang

dilakukan.

dengan

mengaplikasikan

Siswa

begitu

siswa

pengetahuannya

menyatukan dengan hasil percobaan

pernyataan

sehingga siswa akan mendapatkan ilmu

mengatakan bahwa kemampuan berpikir

yang telah dicerna melalui pengetahuan

kreatif dapat dipelajari dan ditingkatkan.

sebelumnya dan percobaan.

Model

Fase

menganalisis

dan

Alexander

PBL

mampu

disertai

meningkatkan

(2007)

artikel

yang

ilmiah

kemampuan

pemecahan

berpikir kreatif siswa. Hasil capaian tes

masalah. Siswa bersama- sama dengan

kemampuan berpikir analitis siswa pada

guru melakukan evaluasi terkait proses

Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus

yang telah dilakukan siswa pada fase

III secara umum telah meningkat dari

sebelumnya.

guru

target yang diinginkan yaitu ≥20%.

melakukan refleksi atas penyelidikan

Peningkatan aspek tertinggi kemampuan

yang telah dilakukan. Siswa dilatih untuk

berpikir kreatif siswa adalah aspek

bisa

kerincian.

mengevaluasi

proses

Siswa

berpikir

dibimbing

lancar

dan

luwes.

Kemampuan berpikir lancar diajarkan

Kesimpulan

saat siswa melakukan refleksi atau
Berdasarkan hasil penelitian dapat

koreksi terhadap proses pembelajaran
yang

telah

lakukan.

Siswa

mampu

mengoreksi dan memberikan alasan serta
mempertahankan pendapatnya dengan
alasan yang benar maka dapat dilihat

disimpulkan bahwa penerapan model
PBL

disertai

meningkatkan

artikel

ilmiah

kemampuan

dapat
berpikir

kreatif siswa kelas X3 SMAN 2 Boyolali.

bahwa kemampuan siswa dalam berpikir

Daftar Pustaka

lancar telah meningkat. Kemampuan

Alexander, K. L. (2007). Effects
Instruction in Creative Problem
Solving on Cognition, Creativity, and

berpikir
dilatihkan

luwes

dapat

dengan

dilihat

dan

memberikan

Nurcholis, A. et al. – Penerapan Model PBL disertai Artikel Ilmiah
Satisfaction among Ninth Grade
Students in an Introduction to World
Agricultural Science and Technology
Course. jurnal thesis.
Awang, H. (2008). Creative Thinking
Skill Approach Through ProblemBased Learning: Pedagogy and
Practice
in
the
Engineering
Classroom. International Journal of
Human and Social Sciences, 3,1.
Bilgin, I. (2009). The effects of problem
based
learning
instruction
on
university student’ performance of
conceptual And quantitative problem
in gas Concept. Eurasia jurnal of
mathematic , sains And Technology
Education, 153-164.
Dahar, R. W. (2010). Teori-Teori
Belajar. Jakarta: Erlangga.
Ghufron, M. N. (2012). Gaya Belajar.
Yogyakarta: pustaka pelajar.
Munandar, U. (2009). Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.

67

Nur, M. (2011). Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah. Surabaya:
Pusat Sains Dan Matematika Sekolah
UNESA.
Puspitasari, L. (2012). Pengaruh Model
Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Mata Pelajaran Biologi Kelas X SMA
Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2011/2012. Jurnal Skripsi.
Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Universitas Negeri
Malang: UM Press.
Trianto. (2009). Mendesain Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif:
Konsep,
Landasan,
dan
Implementasinya Pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana..

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi Ips 2 Sma N 2 Su

0 6 17

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ESTIMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD.

0 2 28

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 3 36

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI JURNAL PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-8 SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 1 18

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI ARTIKEL ILMIAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 18

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XI.IPA 5 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2012 2013 | Meti Indrowati | Bio-Pedagogi 5519

0 0 11

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-4 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | MARJONO | Bio-Pedagogi 7345 15442 1 SM

0 0 5

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIPA 2 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | UMI FATMAWATI | Bio-Pedagogi 7341 15434 1 SM

0 0 5

The Effect of Problem Based Learning PBL

0 0 6

The effects of PBL Problem Based Learnin

0 0 2