PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2015 2016. | Widodo | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 9290 19753 1 SM
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF SCRIPT UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS
1 SMA NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2015/2016.
Agus Widodo
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Kepedidikan. Universitas Sebelah Maret Surakarta
Abstrak
Agus Widodo. K8410005. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIF SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 BANYUDONO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Skripsi, Surakarta; Fakultas Keguruan dan
Ilmu Kepedidikan. Universitas Sebelah Maret. ........
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kooperatif script.
Penelitian ini merupakan termasuk Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
yang dilakukan dalam dua siklus. Pada tiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan. tindakan, observasi dan refleksi. Subyek dari penelitian ini adalah
peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran
2015/2016, dengan jumlah peserta didik 32. Tehnik pengumpulan data utama
pada penelitian ini yaitu dengan observasi dan test. Sementara, pengumpulan data
sekunder dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data pada
penelitian ini menggunakan tehnik analisis diskriptif kalitatif dan kuantitatif.
Hasil menunjukan bahwa penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe
kooperatf script dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X IPS 1
SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran
sosiologi. Pada pratindakan hasil peserta didik menunjukan rata – rata 2,45. Dan
meningkat pada siklus I menjadi 2,72. Kemudian diikuti pada siklus II menjadi
2,93.
Simpulan pada penelitian ini adalah penerapan model Kooperatif Script
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sosiologi kelas X
IPS 1 SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kata kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Kooperatif Script, Hasil Belajar
pamong belajar, widyaiswara, tutor,
PENDAHULUAN
Undang
-
undang
sistem
instruktur, fasilitator, dan sebutan
pendidikan nasional No. 20 Tahun
lain
2003 pasal 1 No. 1 menyatakan
kekhususannya, serta berpartisipasi
bahwa
pendidikan adalah usaha
dalam
ssadar
dan
pendidikan.
terencana
untuk
yang
sesuai
dengan
menyelenggarakan
Dari
pasal
tersebut
mewujudkan suasana belajar dan
disebutkan bahwa pendidik adalah
proses pembelajaran agar peserta
orang yang bekualifikasi sebagai
didik secara aktif mengembangkan
guru sesuai kekhususannya dalam
potensi
memiliki
menyelenggarakan pendidikan. Maka
spiritual
keagamaan
dari itu, keberhasilan pendidikan
diri,
kepribadian,
tidak lepas dari kemampuan dari
dirinya
kekuatan
pengendalian
kecerdasan,
untuk
akhlak
mulia
serta
pendidik atau guru itu sendiri.
diperlukan
Penngkatan mutu pendidikan
dirinya, masyarakat, bangsa dan
di Indonesia belakangan ini tengan
negara. Sementara pada ayat 3
diupayakan oleh pemerintah. Namun
ditegaskan bahwa sistem pendidikan
nyatanya di lapangan belum berjalan
nasional
keseluruhan
efektif dan optimal. Perlu dicermati
komponen pendidikan yang saling
di sini adalah peningkatan mutu
terkait
pendidikan
keterampilan
yang
adalah
secara
mencapai
terpadu
tujuan
untuk
pendidikan
dengan
haruslah
mengerahkan
dilakukan
seluruh
komponen yang menjadi subsistem
nasional.
Diamanatkan dalam ayat 5
dalam suatu sistem mutu pendidikan.
tentang tenaga kependidikan adalah
Subsistem yang pertama dan utama
anggota
dalam peningkatan mutu pendidikan
masyarakat
yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang
penyelenggaraan
pendidikan. Sementara itu pada ayat
6 dijelaskan bahwa pendidik adalah
tenaga pendidik yang berkualifikasi
sebagai
guru,
dosen,
konselor,
adalah guru..
keinginan
Ditangan
Guru
lah
hasil
terus-menerus
memperbaiki
dan
untuk
meningkatkan
pembelajaran yang merupakan salah
mutu proses belajar mengajar di
satu indikator mutu pendidikan lebih
kelas. Karena dengan peningkatan
banyak
yakni
mutu proses belajar mengajar di
pembelajaran yang baik sekaligus
kelas, maka mutu pendidikan dapat
bernilai
ditingkatkan. Begitu juga sebaliknya
ditentukan,
sebagai
kemampuan
kesanggupan
didik.
pemberdayaan
(ability)
dan
(capability)
peserta
Tanpa
guru
yang
dapat
rendahnya
mutu
proses
belajar
mengajar di kelas yang dilakukan
oleh
guru
dapat
menyebabkan
masalah
pembelajaran
dijadikan andalannya, mustahil suatu
berbagai
sistem pendidikan dapat mencapai
seperti
hasil sebagaimana diharapkan. Maka
peserta didiknya. Dan pada akhirnya
prasyarat utama yang harus dipenuhi
juga akan mengakibatkan rendahnya
bagi berlangsungnya proses belajar
mutu dari pendidikan itu sendiri.
mengajar
yang
menjamin
rendahnya
Keberadaan
hasil
guru
belajar
dalam
optimalisasi hasil pembelajaran ialah
proses belajar mengjar (PBM) sanan
tersedianya guru dengan kualifikasi
menentukan.
dan
membimbing
kompetensi
yang
mampu
Guru
dan
bertugas
memfasilitasi
memenuhi tuntutan tugasnya. Mutu
siswa
pendidikan pada hakikatnya adalah
(Brown, 2000: 7). Sebagai praktisi
bagaimana proses belajar mengajar
yang
yang
dalam kegiatan pendidikan, guru
dilakukan
berlangsung
bermutu.
guru
dengan
Jadi,
mutu
di
kelas
baik
dan
pendidikan
tentu
dalam
kegiatan
merupakan
ujung
pernah
permasalahan
dalam
belajar
tombak
menghadapi
kegiatan
ditentukan di dalam kelas melalui
pembelajaran dikelas. Permasalahan
proses belajar mengajar (PBM).
itu dapat berkaitan dengan proses
Untuk
hasil
maupun hasil belajar. Permasalahan
optimal
pembelajaran tidak hanya ada pada
dibutuhkan guru yang kreatif dan
siswa, tetapi dapat pula berkenaan
inovatif yang selalu mempunyai
dengan metode, model dan media
pembelajaran
mencapai
yang
pembelajaran yang digunakan guru
siswa yang ditunjuk pun masih
itu sendiri. keberhasilan guru dalam
mengalami
melaksanakan proses belajar megajar
menjawab
(PBM)
oleh
beberapa jawaban yang diberikan
bisa
siswa pun sebagia besar masih
mengoptimalkan metode, model dan
kurang tepat. Ini mengindikasikan
media dalam suatu pembelajaran.
pemahaman siswa terhadap materi
Guru harus peka terhadap arakteristik
yang dajarkan atau disampaikan guru
siswanya. Hal ini sangan diperlukan
masih kurang. Dan dari hasil kajian
guna menentukan metode, model dan
dokumen
media pembelajaran yang tepat dan
sosiologi, dari jumlah keseluruhan 32
sesuai dengan kebutuhan siswanya
siswa
dikelas
seberapa
ditentukan
jauh
guru
Berdasarkan observasi yang
kesulitan
pertanyaan.
berupa
yang
dalam
Dan
hasil
mencapai
dari
ulangan
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) baru
dilakukan oleh peneliti pada fase
sebesar
pratindakan pada siswa di kelas X
digunakan yaitu 2,7. Jadi yang belum
IPS 1 SMA Negeri 1 Banyudono
mencapai KKM masih sebesar 41,03
tahun
dan
% atau sejumlah 13 siswa.
yang
Kemudian
pelajaran
wawancara
2015/2016
dengan
guru
58,97
%.
KKM
dari
yang
diskusi
mengampu mata pelajaran sosiologi
dengan guru yang bersangkutan yang
ditemukan
masalah
juga selaku kolaborator di temukan
pembelajaran yang salah satunya
titik masalah pembelajaran yang
yaitu
mengakibatkan
beberapa
rendahnya
hasil
belajar
hasil
belajar
sosiologi siswa. Pada saat dilakukan
sosiologi
observasi,
belajar
menyadari bahwa memang metode
mengajar (PBM) berlangsung, siswa
yang digunakan dalam pembelajaran
terlihat kurang memiliki keberanian
selama ini masih konvesional atau
dalam menjawab pertanyaan yang
klasikal, dimana pembelajaran masih
diberikan
oleh
berpusat
gurupun
tidak
menunjuk
saat
proses
guru.
siswanya
Sehingga
jarang
agar
harus
centered).
siswa
pada
Metode
rendah.
guru
yang
Guru
(teacher
sering
mau
digunakan guru adalah ceramah dan
menjawab, namun dari beberapa
kemudian dilanjutkan dengan tanya
jawab atau memberikan penugasan
ini
kepada siswa untuk mengerjakan
pembelajaran
lembar kerja siswa (LKS). Belum
Peneliti dan guru menilai model
ada
media
pembelajaran ini merupakan model
pembelajaran. Padahal penting untuk
pembelajaran yang tepat dan sesuai
dipahami
untuk
variasi
model
menerapkan
model
Kooperatif
Script.
bahwa
siswa
memilliki
karakteristik
serta
pembelajaran yang memungkinkan
kemampuan
yang
berbeda-beda
siswa dapat belajar secara aktif dan
dalam
guru
atau
adalah
menyerap
kondisi
atau
menyenangkan sehingga siswa dapat
materi pelajaran yang disampaikan
meraih hasil belajar dan prestasi
guru.
yang optimal.
Ada
kemampuan
mendengarkan
informasi
menciptakan
yang
memiliki
baik
dalam
Kooperatif Script merupakan
memahami
salah satu teknik penerapan model
dan
ceramah guru. Namun juga ada yang
pembelajaran
memiliki kemampuan kurang dalam
belajar
mendengarkan
berkelompok.
dan
memahami
kooperatif
dilakukan
Hal
dimana
secara
ini
akan
ceramah guru. Maka guru seharusnya
menciptakan suasana baru bagi siswa
bisa peka terhadap karakteristik serta
agar
kebutuhan masing-masing siswa.
pembelajaran yang hanya berpusat
tidak
jenuh
dengan
. Guru harus bisa menerapkan
pada guru (teacher centered) seperti
model dan media pembelajaran yang
pada pembelajaran yang sebelumnya.
tepat dan sesuai dengan kebutuhan
Siswa akan lebih banyak aktif karena
siswa. Sebenarnya guru mengetahui
siswa
ada berbagai macam model dan
kemampuannya dalam berinteraksi
media pembelajaran yang inovatif
dan bekerjasama dengan siswa yang
dan
bisa
lain dan model Kooperatif Script. ini
diterapkan. Salah satunya seperti
menggunakan media gambar atau
model pembelajaran kooperatif dan
power point dimana bisa menjadikan
media pembelajaran seperti gambar
pembelajaran lebih menyenangkan
atau power point. Upaya yang bisa
dan lebih mudah dipahami oleh
dilakukan untuk mengatasi masalah
siswa. Dengan begitu diharapkan
menyenangkan
yang
dituntut
mengembangkan
pada akhirnya dapat meningkatkan
rencana
hasil belajar siswa itu sendiri.
pembelajaran, daftar siswa, daftar
hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
pelaksanaan
bertempat
Indikator
keberhasilan
dikelas X IPS-1 SMA Negeri 1
penelitian ini adalah apabila terjadi
Bayudono
Pelajaran
peningkatan hasil belajar peserta
ini
didik dalam proses pembelajaran
dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu
sosiologi dalam setiap siklus. Dalam
bulan Maret sampai dengan Mei
penelitian
tahun
keberhasilannya
Tahun
2015/2016.
Penelitian
2016.
Penentuan
waktu
ini
merupakan
penelitian mengacu pada kalender
peningkatan
akademik sekolah, subyek penelitian
dalam dimensi pengetahuan, sikap
ini adalah siswa dan guru SMA
dan keterampilan.
Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran
2015/2016. Siswa yang dijadikan
subjek penelitian ini adalah siswa
Aspek
yang
dinilai
Aspek
kognitif
kelas X IPS 1. Data penelitian yang
dikumpulkan
berupa
informasi
tentang hasil belajar sosiologi siswa
dengan
menerapkan
pembelajaran
Cooperative
model
Aspek
sikap
Script.
Data penelitian itu dikumpulkan dari
berbagai sumber meliputi:
1. Informan atau nara sumber, yatu
guru dan siswa.
2. Tempat, peristiwa dan perilaku
selama
penerapan
Aspek
keteram
pilan
hasil
indikator
belajar
siswa
Indikator
pencapaian
Cara
mengukur
75% siswa
mencapai
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
KKM
75% siswa
mencapai
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
KKM
75% siswa
mencapai
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
KKM
Diukur dari
hasil
tes
evaluasi
setiap akhir
siklus.
Diukur
selama
roses
pembelajara
n
berlagsung
Diukur
selama
roses
pembelajara
n
berlagsung
model
pembelajaran Cooperative Script
berlangsung.
3. Dokumen atau arsip, yang antara
lain berupa kurikulum, silabus,
Keberhasilan penelitian jika
dilihat dari aspek kognitif harus
melebihi kkm yaitu 2,7 dan untuk
aspek sikap dan keterampilan
siswa tuntas dengan raata – rata
harus melebihi 75%.
2.13.
SIKLUS I
Hasil
Perencanaan
keterampilan
penilaian
19(59%)
aspek
tidak
Siklus pertama dilakukan dalam
tuntas, sedangkan 13(41%) siswa
tiga
yang tuntas
pertemuan.
perencanaan
Hasil
adalah
tahap
rencana
Refleksi
pelaksanaan pembelajaran( RPP),
Hasil ketuntasan siswa belum
materi ajar dan skenario dalam
memenuhi target
pembelajaran.
sehingga perlu diadakan siklus
Pelaksanaan
berikutnya. Setelah melakukan
Tahap
ini
yaitu 75%,
merupakan
refleksi antara guru dan peneliti
pelaksanaan dari perencanaan.
guna perbaikan siklus selanjutnya
Pada siklus pertama ini penelitian
harus memperhatikan :
dilaksanakan pada tanggal 12,19
dan 26 Maret 2016. Setiap
pertemuan dilaksanakan dalam
dalam waktu 2 x 45 menit.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan
pendalaman
penerapan
materi
metode
dan
Kooperatif
Script.
Observasi
Berdasarkan hasil tes evaluasi
kognitif pada siklus I terdapat 22
siswa (66%) siswa lulus atau
tuntas dan ada 10 siswa (34%)
siswa tidak lulus. Rata – rata 2,72
dengan peningkatan 0,29.
Hasil tes sikap 19 (59%) siswa
tidak tuntas dan sisanya 13 (41%)
a. Peneliti
dan
guru
bersama-sama
mematangkan
konsep
pembelajaran pada siklus
ke II pada penerapan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Cooperative Script.
b. Guru supaya lebih tegas
terhadap siswa yang
tidak
serius
memperhatikan
pembelajaran
dan
memberikan teguran atau
sanksi bagi siswa yang
mencontek pada saat
pengerjaan
tes
kemampuan
ataupun
pengerjaan tes evaluasi.
c. Pembagian waktu diatur
sebaik mungkin agar
semua siswa atau semua
kelompok
mendapat
bagian
untuk
membacakan
jawaban
secara lisan.
d. Guru
supaya
memberikan dorongan
dan arahan siswa untuk
aktif
bertanya
dan
berpendapat
dalam
proses pembelajaran.
dilakukan tindakan siklus I.
Peningkatan hasil belajar ini
dilihat
dari
aspek
kognitif,
afektif, dan psikomotor siswa.
Hasil belajar aspek kognitif
siklus II memperoleh nilai rata-
Siklus II
rata 2,91 di mana terdapat 26
Perencanaan
siswa (81%) siswa tuntas dalam
Peneliti bersama guru mata
mengerjakan tes evaluasi siklus
pelajaran sosiologi berkolaborasi
II, sedangkan ada 6 (19%) siswa
seperti
tidak tuntas dalam mengerjakan
pada
siklus
I
yaitu
dilaksanakan tiga kali pertemuan.
soal
tes
evaluasi.
Jika
dibandingkan dengan hasil tes
evaluasi
Pelaksanaan
Siklus
II
dilakukan
tindakan
siklus
I
pada
terdapat peningkatan rata-rata
tanggal 9,16 dan 23 April 2016.
hasil belajar siswa pada siklus II
Dengan
dengan
alokasi
2x45
Kegiatan
yang
adalah
perbaikan
menit.
dilaksanakan
siklus
sebelumnya dengan menggunakan
Berdasarkan
observasi
Script.
Refleksi
Aspek
kognitif
Aspek Sikap
Observasi
hasil
penerapan
pembelajaran
model
Cooperative
pembelajaran
Aspek yang
Dinilai
metode Kooperatif Script.
penerapan
Aspek
keterampilan
Target siklus I (%)
Keberhas
Keterc
ilan
apaian
75%
81%
Keterang
an
75%
84%
75%
87%
Sudah
berhasil
Sudah
berhasil
berhasil
model
kooperatif
tipe
Berdasarkan
data
Cooperative Script pada siklus
tersebut maka dapat dilakukan
II
adanya
refleksi bagi guru dan peneliti
peningkatan hasil belajar siswa
yang bertujuan untuk melakukan
di kelas X IPS 1 SMA Negeri 1
perbaikan dalam pelaksanaan
dapat
diketahui
Banyudono dibanding pada saat
siklus kedua, refleksi tersebut
Review Literatur
diantaranya adalah :
Suprijono
mengemukakan bahwa terdapat tiga
sama mematangkan konsep
jenis model pembelajaran. Yaitu
pembelajaran pada siklus ke
model
II pada penerapan model
kooperatif dan berbasis masalah
pembelajaran kooperatif tipe
Salah
satu
metode
pembelajaran Kooperatif yang aktif
adalah Cooperatif Script.
Guru
supaya
lebih
tegas
terhadap siswa yang tidak
serius
memperhatikan
pembelajaran
dan
memberikan
sanksi
bagi
mencontek
ataupun
teguran
atau
siswa
yang
pada
pengerjaan
tes kemampuan
pengerjaan
tes
Pembagian
Riyanto
menyatakan
waktu
diatur
untuk
(2009:
bahwa
280)
langkah-
Coopertive
Script
adalah sebagai berikut :
1.
siswa atau semua kelompok
bagian
langsung,
langkah untuk menerapkan model
pembelajaran
sebaik mungkin agar semua
mendapat
pembelajaran
Model
pembelajaran
Cooperative Script adalah model
belajar dimana siswa bekerja
berpasangan dan secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari
materi yang dipelajarinya dalam
ruangan kelas Menurut Slavin
(1994: 175).
saat
evaluasi.
46-77)
Peneliti dan guru bersama-
Kooperatif Script.
(2013:
Guru membagi siswa untuk
berpasangan.
2.
Guru
membagiakan
membacakan jawaban secara
wacana/materi
linsan.
untuk dibaca dan membuat
Guru
supaya
memberikan
dorongan dan arahan siswa
untuk
aktif
berpendapat
pembelajaran
bertanya
dalam
tiap
siswa
ringkasan.
3.
Guru dan siswa menetapkan
dan
siapa yag berperan sebagai
proses
pembicara dan siapa yang
berperan sebagai pendengar.
4.
Pembicara
hasil penelitian dinyatakan
berhasil. Berikut adalah
hasil pencapaian berikut
mulai dari ahap pratindakan,
siklus I dan siklus II :
membacakan
ringkasan selengkap mungkin
dengan memasukan ide- ide
pokok dalam ringkasannya,
Aspek sikap Kognitif
sementara pendengar:
a) Menyimak,
mengoreksi
atau
melengkapi
ide-ide
pokok yang kurang
Kriteria
Pratindakan
28
6
72
Siklus
I
66
22
34
siklus
II
72
26
28
Tuntas(%)
Jumlah
Tidak
Tuntas(%)
Jumlah
Rata-rata
26
2,45
10
2,72
6
2,93
siklus
II
87
28
13
4
2,83
lengkap.
Aspek sikap
b) Membantu
mengingat
ataupun
menghafal
ide-ide
pokok
dengan
menghubungkan
Kriteria
Pratindakan
Tuntas(%)
Jumlah
Tidak
Tuntas(%)
Jumlah
Rata-rata
0
0
100
Siklus
I
41
13
59
32
1,44
19
2,13
materi lainnya.
5.
Aspek Keterampilan
Bertukar peran, semula yang
berperan sebagai pembicara
Kriteria
Pratindakan
ditukar menjadi pendengar
Tuntas(%)
Jumlah
Tidak
Tuntas(%)
Jumlah
Rata-rata
dan sebaliknya. Kemudian
lakukan
seperti
kegiatan
0
0
0
Siklus
I
41
13
59
siklus
II
87
28
13
0
2,45
19
2,72
4
2,93
tersebut diatas.
6.
Merumuskan
bersama-sama
kesimpulan
siswa
dan
guru.
7.
Penutup.
Hasil
Penelitian
Pembahasan
dan
Berdasarkan
kriteria
ketuntasan yang sudah di
tentukan dalam penelitian,
Jadi terjadi peningkatan hasil
belajar pada siswa kelas X IPS 1
SMA Negeri 1 Banyudono sebelum
menggunakan metode pembelajaran
Cooperatif Script dengan setelah
menggunakan metode pembelajaran
Cooperatif Script.
Setelah
menggunakan
Metode Cooperatif Script siswa
menjadi lebih aktif dan proses
pembelajaran menjadi bersifat dua
arah.
hasl perolehan penngkatan rata –
Kesimpulan dan Saran
Penerapan
pembelajaran
kooperatif
kooperatif
Script
model
rata siswa pada aspek kognitif
tipe
menjadi sebesar 2,93. Sedangkan
dapat
pada
aspek
sikap
siswa
meningkatkan hasil belajar siswa
memperoleh rata – rata sebesar
kelas X IPS 1 SMA Negeri 1
2,83.
Banyudono Tahun Pelajaran 2015
keterampilan siswa memperoleh
/ 2016. Hal ini terbukti dengan
rata – rata sebesar 2,82.
adanya peningkatan dari hasil
belajar siswa pada saat fase
Dan
pada
aspek
Saran
Berdasarkan Penelitian
pratindakan hasil belajar siswa
Tindakan Kelas ( PTK ) yang
dalam aspek konitif sebesar 2,45.
dilakukan oleh peneliti pada kelas
Sedangkan
X IPS 1 SMA Negeri 1
pada
aspek
sikap
siswa memperoleh rata – rata
Banyudono tahun pelajaran
sebesar 1,44 dan sementara itu
2015/2016 . Maka ada beberapa
pada aspek keterampilan siswa
saran untuk berbagai pihak
memperoleh rata – rata sebesar
sebagai pertimbangan dalam
1,47. Dimana, hasil tersebut jauh
proses belajar mengajar kedepan.
dari kriteria ketuntasan KKM.
Yaitu antara lain :
Akan tetapi, pada fase penerapan
1. Bagi guru
tidakan
siklus
I,
terjadi
a) Pada proses kegiatan belajar
peningkatan pada perolehan aspek
mengajar guru sebaiknya
kognitif siswa menjadi sebesar
lebih bisa mengolah kelas.
2,72. Sementara itu perolehan
b) Guru sebaiknya
rata- rata pada aspek sikap menjdi
menggunakan model
sebesar 2,13 dan sementara tu
pembelajaran yang inovatif
peningkatan perolehan rata – rata
dan variatif agar peserta didik
siswa pada aspek keterampilan
tidak jenuh dan semangat
pada
dalam mengikuti proses
siklus
I
menjadi
2,13.
Peningkatan tersebut diikuti pada
hasil penerapan siklus II dengan
kegiatan belajar mengajar.
c) Guru dapat memodifikasi
mengajar
lebih lanjut model
penguasaan materi
pembelajaran kooperatif tipe
c. Peserta didik diharapakan
kooperatif script sesuai
lebih
dengan keadaan kelas
kegiatan belajar mengajar
d) Dalam penyampaian materi
diharakan guru menerangkan
dengan lebh sederhana dan
bervariatif.
fokus
dalam
dan tidak melakukan hal
– hal lain
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah
e) Guru diharapkan lebih
2.
demi
diharapakan
memberikan
motivasi
intensif dalam berkomunikasi
kepada guru agar dapat
dengan peserta didik agar
menciptakan
suasana
guru mengetahui kesulitan
pembelajaran
yang
dan hambatan apa saja yang
kreatif, efektif, inovatif,
dialami oleh peserta didik
aktif dan menyenangkan
dalam proses kegiatan belajar
guna meningkatkan hasil
mengajar agar dalam proses
belajar siswa dengan cara
kegiatan belajar mengajar .
memfasilitasi
pelatihan
Bagi Pesera Didik
dan seminar kepada guru
a. Diharapkan peserta didik
guna perluasan wawasan
lebih
serius
dan
memperhatikan
penjelasan
pengetahuan
dalam
dari
guru,
pada saat kegiatan belajar
mengajar
an
sedang
berlangsung.
bidang
model
pembelajaran.
b. Sekolah diharapkan lebih
memperbanyak
menyediakan
b. Peserta didik diharapkan
guru
atau
pedoman
panduan
buku,
lebih aktif dan berani
khususnya
mengutarakan
pendapat
pelajaran sosiologi agar
maupun bertanya pada
siswa lebih mudah dalam
saat
mencari sumber materi.
kegiatan
belajar
pada
mata
Pengembangan
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperatif
Learning: Teori dan Aplikasi Item.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Learning: Teori & Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan
Sekolah:
Contohnya.
Penelitian
Beserta
Tindakan
Contoh
Yogyakarta:
–
Gava
Media.
Iskandar Agung. 2012. Panduan
Penelitian
Tindakan
Kelas
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Main Sufanti dan Sutama. 2010. PTK
penerbit FKIP UMS.
Miftahul Huda, M.Pd. 2013. ModelModel
Aunurrahman. 2012. Belajar dan
dan
Guru.
dan Karya Ilmiah. Surakarta: Badan
Agus Suprijono. 2013. Cooperative
Kelas
Profesi
bagi
Guru. Jakarta: PT. Bestari Buana
Murni.
Pengajaran
Pembelajaran. Yogjakarta: Pustaka
Pelajar.
Moh.
Nazir.
Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: Diva
press.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Metode
(2005).
Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Muri
Yusuf.
Metodologi
2007.
Penelitian. Padang: UNP press.
Rubino Rubiyanto. 2009. Metode
Penelitian
Pendidikan.
Surakarta:
Universitas FKIP UMS.
Rusman.
Model-model
2013.
Pembelajaran:
Jamal Ma’aruf Asmani. 2012. 7 Tips
dan
Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Sarwiji Suwandi. 2011. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan
Karya
Pustaka.
Ilmiah.
Surakarta:
Yuma
Baru.
Saur Tampubolon. 2014. Penelitian
Tindakan
Kelas:
Pengembangan
Sebagai
Profesi
Pendidik
dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.
Supardi.
Bagian
2007.
Penelitian
Tindakan
(Classroom
Action
Ketiga
Kelas
Research)
Beserta Sistematika Proposal dan
Laporannya.
Jakarta:
PT
Bumi
aksara.
Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan
Makna
Pembelajaran:
Membantu
untuk
Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar.
Bandung: Alfabeta.
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah
R.I
Tahun
2010
Tentang
Penyelenggaran Pendidikan Serta
Wajib
Belajar
Tahun
2010.
Bandung: Citra Umbara.
Yad Mulyadi, dkk. 2012. Panduan
Sosiologi
untuk
SMA
kelas
X.
Jakarta: Yudhistira.
Zainal
Arifin,.
2011.
Penelitian
Pendidikan : Metode dan Paradigma
Bandung:
Rosdakarya.
PT
Remaja
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS
1 SMA NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2015/2016.
Agus Widodo
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Kepedidikan. Universitas Sebelah Maret Surakarta
Abstrak
Agus Widodo. K8410005. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIF SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 BANYUDONO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Skripsi, Surakarta; Fakultas Keguruan dan
Ilmu Kepedidikan. Universitas Sebelah Maret. ........
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kooperatif script.
Penelitian ini merupakan termasuk Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
yang dilakukan dalam dua siklus. Pada tiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan. tindakan, observasi dan refleksi. Subyek dari penelitian ini adalah
peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran
2015/2016, dengan jumlah peserta didik 32. Tehnik pengumpulan data utama
pada penelitian ini yaitu dengan observasi dan test. Sementara, pengumpulan data
sekunder dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data pada
penelitian ini menggunakan tehnik analisis diskriptif kalitatif dan kuantitatif.
Hasil menunjukan bahwa penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe
kooperatf script dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X IPS 1
SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran
sosiologi. Pada pratindakan hasil peserta didik menunjukan rata – rata 2,45. Dan
meningkat pada siklus I menjadi 2,72. Kemudian diikuti pada siklus II menjadi
2,93.
Simpulan pada penelitian ini adalah penerapan model Kooperatif Script
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sosiologi kelas X
IPS 1 SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kata kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Kooperatif Script, Hasil Belajar
pamong belajar, widyaiswara, tutor,
PENDAHULUAN
Undang
-
undang
sistem
instruktur, fasilitator, dan sebutan
pendidikan nasional No. 20 Tahun
lain
2003 pasal 1 No. 1 menyatakan
kekhususannya, serta berpartisipasi
bahwa
pendidikan adalah usaha
dalam
ssadar
dan
pendidikan.
terencana
untuk
yang
sesuai
dengan
menyelenggarakan
Dari
pasal
tersebut
mewujudkan suasana belajar dan
disebutkan bahwa pendidik adalah
proses pembelajaran agar peserta
orang yang bekualifikasi sebagai
didik secara aktif mengembangkan
guru sesuai kekhususannya dalam
potensi
memiliki
menyelenggarakan pendidikan. Maka
spiritual
keagamaan
dari itu, keberhasilan pendidikan
diri,
kepribadian,
tidak lepas dari kemampuan dari
dirinya
kekuatan
pengendalian
kecerdasan,
untuk
akhlak
mulia
serta
pendidik atau guru itu sendiri.
diperlukan
Penngkatan mutu pendidikan
dirinya, masyarakat, bangsa dan
di Indonesia belakangan ini tengan
negara. Sementara pada ayat 3
diupayakan oleh pemerintah. Namun
ditegaskan bahwa sistem pendidikan
nyatanya di lapangan belum berjalan
nasional
keseluruhan
efektif dan optimal. Perlu dicermati
komponen pendidikan yang saling
di sini adalah peningkatan mutu
terkait
pendidikan
keterampilan
yang
adalah
secara
mencapai
terpadu
tujuan
untuk
pendidikan
dengan
haruslah
mengerahkan
dilakukan
seluruh
komponen yang menjadi subsistem
nasional.
Diamanatkan dalam ayat 5
dalam suatu sistem mutu pendidikan.
tentang tenaga kependidikan adalah
Subsistem yang pertama dan utama
anggota
dalam peningkatan mutu pendidikan
masyarakat
yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang
penyelenggaraan
pendidikan. Sementara itu pada ayat
6 dijelaskan bahwa pendidik adalah
tenaga pendidik yang berkualifikasi
sebagai
guru,
dosen,
konselor,
adalah guru..
keinginan
Ditangan
Guru
lah
hasil
terus-menerus
memperbaiki
dan
untuk
meningkatkan
pembelajaran yang merupakan salah
mutu proses belajar mengajar di
satu indikator mutu pendidikan lebih
kelas. Karena dengan peningkatan
banyak
yakni
mutu proses belajar mengajar di
pembelajaran yang baik sekaligus
kelas, maka mutu pendidikan dapat
bernilai
ditingkatkan. Begitu juga sebaliknya
ditentukan,
sebagai
kemampuan
kesanggupan
didik.
pemberdayaan
(ability)
dan
(capability)
peserta
Tanpa
guru
yang
dapat
rendahnya
mutu
proses
belajar
mengajar di kelas yang dilakukan
oleh
guru
dapat
menyebabkan
masalah
pembelajaran
dijadikan andalannya, mustahil suatu
berbagai
sistem pendidikan dapat mencapai
seperti
hasil sebagaimana diharapkan. Maka
peserta didiknya. Dan pada akhirnya
prasyarat utama yang harus dipenuhi
juga akan mengakibatkan rendahnya
bagi berlangsungnya proses belajar
mutu dari pendidikan itu sendiri.
mengajar
yang
menjamin
rendahnya
Keberadaan
hasil
guru
belajar
dalam
optimalisasi hasil pembelajaran ialah
proses belajar mengjar (PBM) sanan
tersedianya guru dengan kualifikasi
menentukan.
dan
membimbing
kompetensi
yang
mampu
Guru
dan
bertugas
memfasilitasi
memenuhi tuntutan tugasnya. Mutu
siswa
pendidikan pada hakikatnya adalah
(Brown, 2000: 7). Sebagai praktisi
bagaimana proses belajar mengajar
yang
yang
dalam kegiatan pendidikan, guru
dilakukan
berlangsung
bermutu.
guru
dengan
Jadi,
mutu
di
kelas
baik
dan
pendidikan
tentu
dalam
kegiatan
merupakan
ujung
pernah
permasalahan
dalam
belajar
tombak
menghadapi
kegiatan
ditentukan di dalam kelas melalui
pembelajaran dikelas. Permasalahan
proses belajar mengajar (PBM).
itu dapat berkaitan dengan proses
Untuk
hasil
maupun hasil belajar. Permasalahan
optimal
pembelajaran tidak hanya ada pada
dibutuhkan guru yang kreatif dan
siswa, tetapi dapat pula berkenaan
inovatif yang selalu mempunyai
dengan metode, model dan media
pembelajaran
mencapai
yang
pembelajaran yang digunakan guru
siswa yang ditunjuk pun masih
itu sendiri. keberhasilan guru dalam
mengalami
melaksanakan proses belajar megajar
menjawab
(PBM)
oleh
beberapa jawaban yang diberikan
bisa
siswa pun sebagia besar masih
mengoptimalkan metode, model dan
kurang tepat. Ini mengindikasikan
media dalam suatu pembelajaran.
pemahaman siswa terhadap materi
Guru harus peka terhadap arakteristik
yang dajarkan atau disampaikan guru
siswanya. Hal ini sangan diperlukan
masih kurang. Dan dari hasil kajian
guna menentukan metode, model dan
dokumen
media pembelajaran yang tepat dan
sosiologi, dari jumlah keseluruhan 32
sesuai dengan kebutuhan siswanya
siswa
dikelas
seberapa
ditentukan
jauh
guru
Berdasarkan observasi yang
kesulitan
pertanyaan.
berupa
yang
dalam
Dan
hasil
mencapai
dari
ulangan
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) baru
dilakukan oleh peneliti pada fase
sebesar
pratindakan pada siswa di kelas X
digunakan yaitu 2,7. Jadi yang belum
IPS 1 SMA Negeri 1 Banyudono
mencapai KKM masih sebesar 41,03
tahun
dan
% atau sejumlah 13 siswa.
yang
Kemudian
pelajaran
wawancara
2015/2016
dengan
guru
58,97
%.
KKM
dari
yang
diskusi
mengampu mata pelajaran sosiologi
dengan guru yang bersangkutan yang
ditemukan
masalah
juga selaku kolaborator di temukan
pembelajaran yang salah satunya
titik masalah pembelajaran yang
yaitu
mengakibatkan
beberapa
rendahnya
hasil
belajar
hasil
belajar
sosiologi siswa. Pada saat dilakukan
sosiologi
observasi,
belajar
menyadari bahwa memang metode
mengajar (PBM) berlangsung, siswa
yang digunakan dalam pembelajaran
terlihat kurang memiliki keberanian
selama ini masih konvesional atau
dalam menjawab pertanyaan yang
klasikal, dimana pembelajaran masih
diberikan
oleh
berpusat
gurupun
tidak
menunjuk
saat
proses
guru.
siswanya
Sehingga
jarang
agar
harus
centered).
siswa
pada
Metode
rendah.
guru
yang
Guru
(teacher
sering
mau
digunakan guru adalah ceramah dan
menjawab, namun dari beberapa
kemudian dilanjutkan dengan tanya
jawab atau memberikan penugasan
ini
kepada siswa untuk mengerjakan
pembelajaran
lembar kerja siswa (LKS). Belum
Peneliti dan guru menilai model
ada
media
pembelajaran ini merupakan model
pembelajaran. Padahal penting untuk
pembelajaran yang tepat dan sesuai
dipahami
untuk
variasi
model
menerapkan
model
Kooperatif
Script.
bahwa
siswa
memilliki
karakteristik
serta
pembelajaran yang memungkinkan
kemampuan
yang
berbeda-beda
siswa dapat belajar secara aktif dan
dalam
guru
atau
adalah
menyerap
kondisi
atau
menyenangkan sehingga siswa dapat
materi pelajaran yang disampaikan
meraih hasil belajar dan prestasi
guru.
yang optimal.
Ada
kemampuan
mendengarkan
informasi
menciptakan
yang
memiliki
baik
dalam
Kooperatif Script merupakan
memahami
salah satu teknik penerapan model
dan
ceramah guru. Namun juga ada yang
pembelajaran
memiliki kemampuan kurang dalam
belajar
mendengarkan
berkelompok.
dan
memahami
kooperatif
dilakukan
Hal
dimana
secara
ini
akan
ceramah guru. Maka guru seharusnya
menciptakan suasana baru bagi siswa
bisa peka terhadap karakteristik serta
agar
kebutuhan masing-masing siswa.
pembelajaran yang hanya berpusat
tidak
jenuh
dengan
. Guru harus bisa menerapkan
pada guru (teacher centered) seperti
model dan media pembelajaran yang
pada pembelajaran yang sebelumnya.
tepat dan sesuai dengan kebutuhan
Siswa akan lebih banyak aktif karena
siswa. Sebenarnya guru mengetahui
siswa
ada berbagai macam model dan
kemampuannya dalam berinteraksi
media pembelajaran yang inovatif
dan bekerjasama dengan siswa yang
dan
bisa
lain dan model Kooperatif Script. ini
diterapkan. Salah satunya seperti
menggunakan media gambar atau
model pembelajaran kooperatif dan
power point dimana bisa menjadikan
media pembelajaran seperti gambar
pembelajaran lebih menyenangkan
atau power point. Upaya yang bisa
dan lebih mudah dipahami oleh
dilakukan untuk mengatasi masalah
siswa. Dengan begitu diharapkan
menyenangkan
yang
dituntut
mengembangkan
pada akhirnya dapat meningkatkan
rencana
hasil belajar siswa itu sendiri.
pembelajaran, daftar siswa, daftar
hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
pelaksanaan
bertempat
Indikator
keberhasilan
dikelas X IPS-1 SMA Negeri 1
penelitian ini adalah apabila terjadi
Bayudono
Pelajaran
peningkatan hasil belajar peserta
ini
didik dalam proses pembelajaran
dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu
sosiologi dalam setiap siklus. Dalam
bulan Maret sampai dengan Mei
penelitian
tahun
keberhasilannya
Tahun
2015/2016.
Penelitian
2016.
Penentuan
waktu
ini
merupakan
penelitian mengacu pada kalender
peningkatan
akademik sekolah, subyek penelitian
dalam dimensi pengetahuan, sikap
ini adalah siswa dan guru SMA
dan keterampilan.
Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran
2015/2016. Siswa yang dijadikan
subjek penelitian ini adalah siswa
Aspek
yang
dinilai
Aspek
kognitif
kelas X IPS 1. Data penelitian yang
dikumpulkan
berupa
informasi
tentang hasil belajar sosiologi siswa
dengan
menerapkan
pembelajaran
Cooperative
model
Aspek
sikap
Script.
Data penelitian itu dikumpulkan dari
berbagai sumber meliputi:
1. Informan atau nara sumber, yatu
guru dan siswa.
2. Tempat, peristiwa dan perilaku
selama
penerapan
Aspek
keteram
pilan
hasil
indikator
belajar
siswa
Indikator
pencapaian
Cara
mengukur
75% siswa
mencapai
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
KKM
75% siswa
mencapai
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
KKM
75% siswa
mencapai
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
KKM
Diukur dari
hasil
tes
evaluasi
setiap akhir
siklus.
Diukur
selama
roses
pembelajara
n
berlagsung
Diukur
selama
roses
pembelajara
n
berlagsung
model
pembelajaran Cooperative Script
berlangsung.
3. Dokumen atau arsip, yang antara
lain berupa kurikulum, silabus,
Keberhasilan penelitian jika
dilihat dari aspek kognitif harus
melebihi kkm yaitu 2,7 dan untuk
aspek sikap dan keterampilan
siswa tuntas dengan raata – rata
harus melebihi 75%.
2.13.
SIKLUS I
Hasil
Perencanaan
keterampilan
penilaian
19(59%)
aspek
tidak
Siklus pertama dilakukan dalam
tuntas, sedangkan 13(41%) siswa
tiga
yang tuntas
pertemuan.
perencanaan
Hasil
adalah
tahap
rencana
Refleksi
pelaksanaan pembelajaran( RPP),
Hasil ketuntasan siswa belum
materi ajar dan skenario dalam
memenuhi target
pembelajaran.
sehingga perlu diadakan siklus
Pelaksanaan
berikutnya. Setelah melakukan
Tahap
ini
yaitu 75%,
merupakan
refleksi antara guru dan peneliti
pelaksanaan dari perencanaan.
guna perbaikan siklus selanjutnya
Pada siklus pertama ini penelitian
harus memperhatikan :
dilaksanakan pada tanggal 12,19
dan 26 Maret 2016. Setiap
pertemuan dilaksanakan dalam
dalam waktu 2 x 45 menit.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan
pendalaman
penerapan
materi
metode
dan
Kooperatif
Script.
Observasi
Berdasarkan hasil tes evaluasi
kognitif pada siklus I terdapat 22
siswa (66%) siswa lulus atau
tuntas dan ada 10 siswa (34%)
siswa tidak lulus. Rata – rata 2,72
dengan peningkatan 0,29.
Hasil tes sikap 19 (59%) siswa
tidak tuntas dan sisanya 13 (41%)
a. Peneliti
dan
guru
bersama-sama
mematangkan
konsep
pembelajaran pada siklus
ke II pada penerapan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Cooperative Script.
b. Guru supaya lebih tegas
terhadap siswa yang
tidak
serius
memperhatikan
pembelajaran
dan
memberikan teguran atau
sanksi bagi siswa yang
mencontek pada saat
pengerjaan
tes
kemampuan
ataupun
pengerjaan tes evaluasi.
c. Pembagian waktu diatur
sebaik mungkin agar
semua siswa atau semua
kelompok
mendapat
bagian
untuk
membacakan
jawaban
secara lisan.
d. Guru
supaya
memberikan dorongan
dan arahan siswa untuk
aktif
bertanya
dan
berpendapat
dalam
proses pembelajaran.
dilakukan tindakan siklus I.
Peningkatan hasil belajar ini
dilihat
dari
aspek
kognitif,
afektif, dan psikomotor siswa.
Hasil belajar aspek kognitif
siklus II memperoleh nilai rata-
Siklus II
rata 2,91 di mana terdapat 26
Perencanaan
siswa (81%) siswa tuntas dalam
Peneliti bersama guru mata
mengerjakan tes evaluasi siklus
pelajaran sosiologi berkolaborasi
II, sedangkan ada 6 (19%) siswa
seperti
tidak tuntas dalam mengerjakan
pada
siklus
I
yaitu
dilaksanakan tiga kali pertemuan.
soal
tes
evaluasi.
Jika
dibandingkan dengan hasil tes
evaluasi
Pelaksanaan
Siklus
II
dilakukan
tindakan
siklus
I
pada
terdapat peningkatan rata-rata
tanggal 9,16 dan 23 April 2016.
hasil belajar siswa pada siklus II
Dengan
dengan
alokasi
2x45
Kegiatan
yang
adalah
perbaikan
menit.
dilaksanakan
siklus
sebelumnya dengan menggunakan
Berdasarkan
observasi
Script.
Refleksi
Aspek
kognitif
Aspek Sikap
Observasi
hasil
penerapan
pembelajaran
model
Cooperative
pembelajaran
Aspek yang
Dinilai
metode Kooperatif Script.
penerapan
Aspek
keterampilan
Target siklus I (%)
Keberhas
Keterc
ilan
apaian
75%
81%
Keterang
an
75%
84%
75%
87%
Sudah
berhasil
Sudah
berhasil
berhasil
model
kooperatif
tipe
Berdasarkan
data
Cooperative Script pada siklus
tersebut maka dapat dilakukan
II
adanya
refleksi bagi guru dan peneliti
peningkatan hasil belajar siswa
yang bertujuan untuk melakukan
di kelas X IPS 1 SMA Negeri 1
perbaikan dalam pelaksanaan
dapat
diketahui
Banyudono dibanding pada saat
siklus kedua, refleksi tersebut
Review Literatur
diantaranya adalah :
Suprijono
mengemukakan bahwa terdapat tiga
sama mematangkan konsep
jenis model pembelajaran. Yaitu
pembelajaran pada siklus ke
model
II pada penerapan model
kooperatif dan berbasis masalah
pembelajaran kooperatif tipe
Salah
satu
metode
pembelajaran Kooperatif yang aktif
adalah Cooperatif Script.
Guru
supaya
lebih
tegas
terhadap siswa yang tidak
serius
memperhatikan
pembelajaran
dan
memberikan
sanksi
bagi
mencontek
ataupun
teguran
atau
siswa
yang
pada
pengerjaan
tes kemampuan
pengerjaan
tes
Pembagian
Riyanto
menyatakan
waktu
diatur
untuk
(2009:
bahwa
280)
langkah-
Coopertive
Script
adalah sebagai berikut :
1.
siswa atau semua kelompok
bagian
langsung,
langkah untuk menerapkan model
pembelajaran
sebaik mungkin agar semua
mendapat
pembelajaran
Model
pembelajaran
Cooperative Script adalah model
belajar dimana siswa bekerja
berpasangan dan secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari
materi yang dipelajarinya dalam
ruangan kelas Menurut Slavin
(1994: 175).
saat
evaluasi.
46-77)
Peneliti dan guru bersama-
Kooperatif Script.
(2013:
Guru membagi siswa untuk
berpasangan.
2.
Guru
membagiakan
membacakan jawaban secara
wacana/materi
linsan.
untuk dibaca dan membuat
Guru
supaya
memberikan
dorongan dan arahan siswa
untuk
aktif
berpendapat
pembelajaran
bertanya
dalam
tiap
siswa
ringkasan.
3.
Guru dan siswa menetapkan
dan
siapa yag berperan sebagai
proses
pembicara dan siapa yang
berperan sebagai pendengar.
4.
Pembicara
hasil penelitian dinyatakan
berhasil. Berikut adalah
hasil pencapaian berikut
mulai dari ahap pratindakan,
siklus I dan siklus II :
membacakan
ringkasan selengkap mungkin
dengan memasukan ide- ide
pokok dalam ringkasannya,
Aspek sikap Kognitif
sementara pendengar:
a) Menyimak,
mengoreksi
atau
melengkapi
ide-ide
pokok yang kurang
Kriteria
Pratindakan
28
6
72
Siklus
I
66
22
34
siklus
II
72
26
28
Tuntas(%)
Jumlah
Tidak
Tuntas(%)
Jumlah
Rata-rata
26
2,45
10
2,72
6
2,93
siklus
II
87
28
13
4
2,83
lengkap.
Aspek sikap
b) Membantu
mengingat
ataupun
menghafal
ide-ide
pokok
dengan
menghubungkan
Kriteria
Pratindakan
Tuntas(%)
Jumlah
Tidak
Tuntas(%)
Jumlah
Rata-rata
0
0
100
Siklus
I
41
13
59
32
1,44
19
2,13
materi lainnya.
5.
Aspek Keterampilan
Bertukar peran, semula yang
berperan sebagai pembicara
Kriteria
Pratindakan
ditukar menjadi pendengar
Tuntas(%)
Jumlah
Tidak
Tuntas(%)
Jumlah
Rata-rata
dan sebaliknya. Kemudian
lakukan
seperti
kegiatan
0
0
0
Siklus
I
41
13
59
siklus
II
87
28
13
0
2,45
19
2,72
4
2,93
tersebut diatas.
6.
Merumuskan
bersama-sama
kesimpulan
siswa
dan
guru.
7.
Penutup.
Hasil
Penelitian
Pembahasan
dan
Berdasarkan
kriteria
ketuntasan yang sudah di
tentukan dalam penelitian,
Jadi terjadi peningkatan hasil
belajar pada siswa kelas X IPS 1
SMA Negeri 1 Banyudono sebelum
menggunakan metode pembelajaran
Cooperatif Script dengan setelah
menggunakan metode pembelajaran
Cooperatif Script.
Setelah
menggunakan
Metode Cooperatif Script siswa
menjadi lebih aktif dan proses
pembelajaran menjadi bersifat dua
arah.
hasl perolehan penngkatan rata –
Kesimpulan dan Saran
Penerapan
pembelajaran
kooperatif
kooperatif
Script
model
rata siswa pada aspek kognitif
tipe
menjadi sebesar 2,93. Sedangkan
dapat
pada
aspek
sikap
siswa
meningkatkan hasil belajar siswa
memperoleh rata – rata sebesar
kelas X IPS 1 SMA Negeri 1
2,83.
Banyudono Tahun Pelajaran 2015
keterampilan siswa memperoleh
/ 2016. Hal ini terbukti dengan
rata – rata sebesar 2,82.
adanya peningkatan dari hasil
belajar siswa pada saat fase
Dan
pada
aspek
Saran
Berdasarkan Penelitian
pratindakan hasil belajar siswa
Tindakan Kelas ( PTK ) yang
dalam aspek konitif sebesar 2,45.
dilakukan oleh peneliti pada kelas
Sedangkan
X IPS 1 SMA Negeri 1
pada
aspek
sikap
siswa memperoleh rata – rata
Banyudono tahun pelajaran
sebesar 1,44 dan sementara itu
2015/2016 . Maka ada beberapa
pada aspek keterampilan siswa
saran untuk berbagai pihak
memperoleh rata – rata sebesar
sebagai pertimbangan dalam
1,47. Dimana, hasil tersebut jauh
proses belajar mengajar kedepan.
dari kriteria ketuntasan KKM.
Yaitu antara lain :
Akan tetapi, pada fase penerapan
1. Bagi guru
tidakan
siklus
I,
terjadi
a) Pada proses kegiatan belajar
peningkatan pada perolehan aspek
mengajar guru sebaiknya
kognitif siswa menjadi sebesar
lebih bisa mengolah kelas.
2,72. Sementara itu perolehan
b) Guru sebaiknya
rata- rata pada aspek sikap menjdi
menggunakan model
sebesar 2,13 dan sementara tu
pembelajaran yang inovatif
peningkatan perolehan rata – rata
dan variatif agar peserta didik
siswa pada aspek keterampilan
tidak jenuh dan semangat
pada
dalam mengikuti proses
siklus
I
menjadi
2,13.
Peningkatan tersebut diikuti pada
hasil penerapan siklus II dengan
kegiatan belajar mengajar.
c) Guru dapat memodifikasi
mengajar
lebih lanjut model
penguasaan materi
pembelajaran kooperatif tipe
c. Peserta didik diharapakan
kooperatif script sesuai
lebih
dengan keadaan kelas
kegiatan belajar mengajar
d) Dalam penyampaian materi
diharakan guru menerangkan
dengan lebh sederhana dan
bervariatif.
fokus
dalam
dan tidak melakukan hal
– hal lain
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah
e) Guru diharapkan lebih
2.
demi
diharapakan
memberikan
motivasi
intensif dalam berkomunikasi
kepada guru agar dapat
dengan peserta didik agar
menciptakan
suasana
guru mengetahui kesulitan
pembelajaran
yang
dan hambatan apa saja yang
kreatif, efektif, inovatif,
dialami oleh peserta didik
aktif dan menyenangkan
dalam proses kegiatan belajar
guna meningkatkan hasil
mengajar agar dalam proses
belajar siswa dengan cara
kegiatan belajar mengajar .
memfasilitasi
pelatihan
Bagi Pesera Didik
dan seminar kepada guru
a. Diharapkan peserta didik
guna perluasan wawasan
lebih
serius
dan
memperhatikan
penjelasan
pengetahuan
dalam
dari
guru,
pada saat kegiatan belajar
mengajar
an
sedang
berlangsung.
bidang
model
pembelajaran.
b. Sekolah diharapkan lebih
memperbanyak
menyediakan
b. Peserta didik diharapkan
guru
atau
pedoman
panduan
buku,
lebih aktif dan berani
khususnya
mengutarakan
pendapat
pelajaran sosiologi agar
maupun bertanya pada
siswa lebih mudah dalam
saat
mencari sumber materi.
kegiatan
belajar
pada
mata
Pengembangan
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperatif
Learning: Teori dan Aplikasi Item.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Learning: Teori & Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan
Sekolah:
Contohnya.
Penelitian
Beserta
Tindakan
Contoh
Yogyakarta:
–
Gava
Media.
Iskandar Agung. 2012. Panduan
Penelitian
Tindakan
Kelas
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Main Sufanti dan Sutama. 2010. PTK
penerbit FKIP UMS.
Miftahul Huda, M.Pd. 2013. ModelModel
Aunurrahman. 2012. Belajar dan
dan
Guru.
dan Karya Ilmiah. Surakarta: Badan
Agus Suprijono. 2013. Cooperative
Kelas
Profesi
bagi
Guru. Jakarta: PT. Bestari Buana
Murni.
Pengajaran
Pembelajaran. Yogjakarta: Pustaka
Pelajar.
Moh.
Nazir.
Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: Diva
press.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Metode
(2005).
Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Muri
Yusuf.
Metodologi
2007.
Penelitian. Padang: UNP press.
Rubino Rubiyanto. 2009. Metode
Penelitian
Pendidikan.
Surakarta:
Universitas FKIP UMS.
Rusman.
Model-model
2013.
Pembelajaran:
Jamal Ma’aruf Asmani. 2012. 7 Tips
dan
Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Sarwiji Suwandi. 2011. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan
Karya
Pustaka.
Ilmiah.
Surakarta:
Yuma
Baru.
Saur Tampubolon. 2014. Penelitian
Tindakan
Kelas:
Pengembangan
Sebagai
Profesi
Pendidik
dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.
Supardi.
Bagian
2007.
Penelitian
Tindakan
(Classroom
Action
Ketiga
Kelas
Research)
Beserta Sistematika Proposal dan
Laporannya.
Jakarta:
PT
Bumi
aksara.
Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan
Makna
Pembelajaran:
Membantu
untuk
Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar.
Bandung: Alfabeta.
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah
R.I
Tahun
2010
Tentang
Penyelenggaran Pendidikan Serta
Wajib
Belajar
Tahun
2010.
Bandung: Citra Umbara.
Yad Mulyadi, dkk. 2012. Panduan
Sosiologi
untuk
SMA
kelas
X.
Jakarta: Yudhistira.
Zainal
Arifin,.
2011.
Penelitian
Pendidikan : Metode dan Paradigma
Bandung:
Rosdakarya.
PT
Remaja