Analisis Koefisien Harga Satuan Tenaga Kerja di Lapangan Dengan Membandingkan Analisis SNI Pada Struktur Bangunan Gedung Pemerintah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu faktor yang menentukan besarnya harga dari satuan pekerjaan
adalah indeks satuan kerja dimana harga satuan pekerjaan diperoleh dari perkalian
nilai indeks satuan pekerjaan dengan harga standar dari suatu pekerjaan, misalnya
upah seorang tukang pasang batu diperoleh dari perkalian indeks satuan kerja
untuk tukang pasang batu dikali dengan harga standard tukang perhari untuk saat
itu. Untuk saat ini nilai dari indeks satuan kerja telah ditetapkan nilainya dalam
Standard Nasional Indonesia.
Untuk mendapatkan nilai dari harga satuan kerja, maka harus diketahui
dahulu pengertian dari indeks satuan kerja tersebut dan metode yang digunakan
untuk meneliti dimana dalam pembuatan tugas akhir ini metode yang digunakan
adalah metode Time and Motion Study.
Selain itu juga hal-hal yang perlu dijelaskan adalah penjabaran dari jenis
pekerjaan yang akan diteliti pada proyek rehab berat gedung induk I inspektorat
provinsi sumatera utara, yaitu :
1. Pekerjaan pasangan dinding.
2. Pekerjaan plesteran.

2.1 Indeks Satuan Kerja
Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan dasar

yang seragam para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam
menghitung besarnya harga satuan berbagai pekerjaan untuk bangunan gedung
dan perumahan. Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang

Universitas Sumatera Utara

dimaksudkan adalah pihak-pihak yang terkait dalam pembangunan Gedung dan
Perumahan yaitu para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan
dalarn memperkirakan biaya bangunan.
Tata cara perhitungan ini memuat indeks satuan kerja yang terdiri dari
indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan yang bersangkutan. Indeks
satuan kerja adalah faktor pengali atau koefisien sebagai dasar perhitungan
biaya bahan dan upah kerja. Seperti yang tersebut pada pengertiannya, maka
indeks satuan kerja terdiri atas 2 bagian yaitu :
1. Indeks bahan.
Yaitu indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan bahan bangunan
untuk setiap satuan jenis pekerjaan. Dalam hal ini, indeks bahan memiliki
ketetapan tersendiri sesuai dengan jenis bahan bangunannya.
2. Indeks tenaga kerja.

Yaitu indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan waktu untuk
mengerjakan setiap satuan jenis pekerjaan oleh seorang pekerja proyek bangunan.
Maksudnya adalah lamanya waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja untuk
dapat menyelesaikan satu jenis pekerjaan tidaklah selalu penuh dalam satu hari
kerja.
Adapun perhitungan untuk mendapatkan nilai dari indeks satuan kerja
untuk seorang pekerja dalam mengerjakan satuan pekerjaan yaitu dengan
membagikan lamanya pekerja tersebut menyelesaikan pekerjaanya ( c ) dengan
lamanya jam kerja dalam sehari yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar 7
jam kerja dengan satuan Orang Hari ( OH ).

Universitas Sumatera Utara

=

7

( OH )

Keterangan :

= Indeks satuan kerja ( Orang Hari / OH )
c = lamanya menyelesaikan pekerjaan ( jam atau menit ).

2.2 Metode “Time and Motion Study”
Pada awalnya time dan motion study digunakan hanya untuk hal-hal yang
sangat spesifik dan dalam ruang lingkup yang sangat sempit. Kedua bidang studi
tersebut pertama kali ditemukan dan dikembangkan masing-masing oleh
Frederick Taylor untuk Time study dan Gilbreths untuk Motion Study yang
ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Walaupun dikembangkan
dan ditemukan dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, pada awalnya hanya
time study dan penurunan insentif upah buruh yang lebih berkembang

dibandingkan dengan motion study. Keinginan untuk mendapatkan metode kerja
yang lebih baik menggema pada kurun waktu 1930an yang kemudian
mengakibatkan perkembangan keilmuan teknik industri untuk menglombinasikan
time study dengan motion study yang dapat menghasilkan metode kerja yang lebih

baik dan lebih dekat dengan kata ideal. ( Dewiagustiyani, 2013 )
Wignjosoebroto (1995) Motion study and time study adalah suatu
pembelajaran sistematis dari sistem kerja dengan tujuan mengembangkan sistem

dan metode yang lebih baik. Dalam perkembangannya kemudian keduanya
dipandang sebagai suatu kesatuan yang dikenal dengan nama Time and Motion
Study atau studi waktu dan gerakan. Istilah lain yang kemudian hari kerap juga

Universitas Sumatera Utara

digunakan untuk hal ini adalah Methods Engineering. Pada tahap awal
dari Methods Engineering adalah menentukan estimasi waktu yang akan
dikerjakan oleh pekerja dalam menjalankan tugas pada suatu stasiun kerja.
Buruh atau pekerja merupakan salah satu faktor utama yang menentukan
besarnya biaya dalam anggaran suatu pekerjaan proyek. Produktivitas dari pekerja
akan mempengaruhi biaya naik, biaya turun dan besarnya keuntungan. Karena itu
dibutuhkan teknologi yang dapat memacu produktivitas kerja dan kualitas.
Metode time and motion study dapat dijadikan alat untuk mengukur dan
membuktikan produktivitas kerja dalam bentuk waktu standard.
Dalam penggunaan metode time and motion study akan diperoleh waktu
standard seorang pekerja dalam menyelesaikan suatu jenis pekarjaan dalam satuan
besaran tertentu misalnya waktu standard dalam menyelesaikan pekerjaan 1 m³
pasangan batu.
Menurut Marvin E. Mundel, istilah Time and motion itu sendiri dapat

diartikan atas dua hal, yaitu:
a.

Motion study

Aspek motion study terdiri dari deskripsi, analisis sistematis dan
pengembangan metode kerja dalam menentukan bahan baku, desain output,
proses, alat kerja, tempat kerja, dan perlengkapan untuk setiap langkah dalam
suatu proses, aktivitas manusia yang mengerjakan setiap aktivitas itu sendiri.
Tujuan metode motion study adalah untuk menentukan atau mendesain metode
kerja yang sesuai untuk menyelesaikan sebuah aktivitas.
b.

Time Study

Universitas Sumatera Utara

Aspek utama time study terdiri atas keragaman prosedur untuk
menentukan lama waktu yang dibutuhkan dengan standar pengukuran waktu yang
ditetapkan, untuk setiap aktivitas yang melibatkan manusia, mesin atau kombinasi

aktivitas (Ciptani, 2008)
Menurut Yuliarto (2009) Time and Motion Study dapat digunakan untuk
menentukan kebutuhan tenaga kerja.Metode yang digunakan dalam penentuan
kebutuhan tenaga kerja (helper) ini adalah dengan menggunakan metode
pengukuran waktu jam henti. Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu
ini menggunakan jam henti (stopwatch) sebagai alat utamanya. Prinsip dari
metode ini adalah pengukuran waktu dimana waktu yang pantas diberikan kepada
pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sebelum melakukan pengukuran
waktu terlebih dahulu menguraikan pekerjaan menjadi elemen-elemen atau
stasiun

kerja,

kemudian

memilih helper untuk

menghitung

waktu


kerjanya. Helper yang dipilih merupakan pegawai yang memiliki kemampuan
rata-rata dalam pekerjaannya, yaitu tidak terlalu lambat ataupun terlalu cepat.
Pengukuran waktu yang digunakan adalah dengan teknik pengukuran langsung
yaitu pengukuran waktu kerja yang dilakukan oleh peneliti secara langsung
ditempat objek penelitian.
Terdapat dua macam teknik pengukuran time and motion study, yaitu:
a. Pengukuran waktu secara langsung.
Cara pengukurannya dilaksanakan secara langsung yaitu dengan
mengamati secara langsung pekerjaan yang dilakukan oleh operator dan mencatat
waktu yang diperlukan oleh operator dalam melakukan pekerjaannya dengan
terlebih dahulu membagi operasi kerja menjadi elemen-elemen kerja yang sedetail

Universitas Sumatera Utara

mungkin dengan syarat masih bisa diamati dan diukur. Cara pengukuran langsung
ini dapat menggunakan metode jam henti (Stopwatch Time Study) dan sampling
kerja (Work Sampling).
1. Stopwatch Time Study.
Stopwatch time study merupakan metode yang paling sesuai dengan


pekerjaan yang berhubungan dengan penetapan waktu standard. Seorang ahli
Universitas Sumatera Utara Fredrich W. Taylor mulai menggunakan stopwatch
dalam pekerjaannya sejak tahun 1880 dan metode ini merupakan metode yang
paling sering digunakan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan penetapan
waktu standard terutama dalam dunia industri karena penggunaanya yang sangat
sederhana.
Dalam pengerjaannya,metode ini menggunakan alat hitung waktu seperti
stopwatch. Beberapa jenis stopwatch yang dapat digunakan adalah :

a. Snapback
b. Continuous
c. Three watch
d. Digital
e. TMU ( time-measured unit )
Proses pengerjaan dari metode ini sangatlah sederhana. Seorang peneliti
hanya perlu mengukur lamanya waktu kerja dari seorang pekerja dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan kemudian mencatatnya, begitu juga untuk
pekerjaan berikutnya sampai didapat data yang akan dijadikan sebagai waktu
standard.


Universitas Sumatera Utara

2. Work Sampling.
Work sampling merupakan metode yang mempelajari kinerja dari pekerja

berdasarkan lamanya jam kerja. Cara pengambilan datanya dengan observasi
langsung terhadap pekerja kemudian membuat suatu kesimpulan dari kinerja
orang tersebut. Misalnya dalam rentang waktu 2 jam seorang pekerja bekerja
dengan maksimal tetapi setelah 1 jam berikutnya intensitas bekerjanya menurun
mugkin dia membutuhkan istirahat dengan mengnurunkan ritme kerjanya dan
setelah itu kinerjanya meningkat lagi dan begitu seterusnya sampai berakhir jam
Universitas Sumatera Utara kerja. Dari sini dapat diambil kesimpulan seberapa
besar produktivitas dari pekerja tersebut.
b. Pengukuran waktu secara tidak langsung.
Cara pengukurannya dengan melakukan penghitungan waktu kerja dimana
pengamat tidak berada di tempat pekerjaan yang diukur. Cara pengukuran tidak
langsung, ini dengan menggunakan data waktu baku (Standard Data) dan data
waktu gerakan (Predetermined Time System).
1. Time Standard ( waktu standard ).

Waktu standard merupakan bagian yang sangat penting sebagai informasi
dalam perencanaan suatu pekerjaan.
Waktu standard dapat berguna untuk :
1. Menentukan jumlah alat atau mesin yang dibutuhkan.
2. Menentukan jumlah pemakaian orang.
3. Menentukan anggaran biaya.
4. Jadwal pemakaian alat, operasi dan pekerja dapat diselesaikan dengan tepat

Universitas Sumatera Utara

waktu.
5. Menentukan keseimbangan tugas dan alur kerja dari tip bidang dan peralatan.
6. Menentukan gerak kerja individu dan mengidentifikasi permasalahan dalam
suatu pekerjaan.
7. Pembayaran dapat ditetapkan berdasarkan gerak kerja.
8. Mengevaluasi pemakaian biaya dan memilih metode yang baik.
9. Mengatur pengeluaran untuk tenaga kerja.
Waktu standard adalah waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu
jenis pekerjaan dengan beberapa kondisi:
1. Pekerja yang berkompeten dibidangnya.

Pekerja yang berkompeten dibidangnya sangatlah dibutuhkan. Pengalaman
kerja seorang pekerja akan menentukan kualitas dari pekerja tersebut dan lamanya
bekerja dibidang yang digeluti merupakan tolak ukur dalam menilai pengalaman
seorang pekerja. Dibutuhkan waktu untuk menyesuiakan antara pekerja dan jenis
pekerjaan, misalnya menjadi operator mesin traktor, crane, ekskavator dan banyak
peralatan berteknologi tinggi yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mempelajarinya dan menyesuaikan diri. Kesalahan terbesar dalam pekerjaan
sering dilakukan oleh pekerja yang pengalaman kerjanya masih sedikit. Oleh
karna itu, aturan yang baik dalam menerima tenaga kerja harus dimulai dengan
seleksi, pelatihan teori dan pelatihan lapangan.
2. Langkah normal.
Dalam penetapan waktu standard untuk suatu jenis pekerjaan yang
dikerjakan oleh seorang pekerja sebaiknya masih dalam kondisi waktu kerja yang

Universitas Sumatera Utara

normal yaitu waktu kerja yang tidak pada kondisi keterlambatan jadwal pekerjaan
yang menyebabkan pekerja bekerja dalam kondisi tekanan.
3. Spesifikasi tugas.
Yang dimaksud dengan spesifikasi tugas adalah penjelasan detail dari
pekerjaan yang diberikan. Hal-hal yang harus dimasukkan dalam penjelasan tugas
adalah :
a. Metode kerja yang digunakan.
b. Spesifikasi dari material.
c. Peralatan yang digunakan.
d. Letak material masuk dan material keluar.
e. Ketentuan tambahan seperti keselamatan kerja, kualitas kerja dan perawatan.
Waktu standard hanya baik digunakan jika sesuai dengan kondisi yang
telah ditetapkan di atas. Apabila terdapat perubahan karena factor tertentu, maka
waktu standard harus berubah juga.
2. Predetermined Time Standard System ( PTSS )
PTSS merupakan teknik dalam menetapkan perencanaan waktu dengan
meninjau langkah-langkah kerja yang akan dilakukan. Teknik PTSS digunakan
ketika waktu standard dibutuhkan selama merencanakan program kerja yang baru.
Pada tahap perencanaan program kerja yang baru, hanya data yang sederhana atau
data perkiraan yang ada dan perencana harus menggambarkan kebutuhan dalam
pemakaian alat, perlengkapan dan metode kerja. Seorang perencana harus dapat
mendesain jaringan kerja yang menggambarkan langkah-langkah pekerjaan.
Beberapa jaringan kerja harus didesain, waktu kerja dan total dari pelaksanaan

Universitas Sumatera Utara

pekerjaan harus sudah diperkirakan. Perkiraan waktu kerja ini dapat digunakan
untuk menentukan peralatan yang digunakan dan kebutuhan tenaga kerja.
Kriteria-kriteria yang harus terpenuhi pada aktivitas pengukuran time and
motion study adalah aktivitas tersebut harus dilaksanakan secara ulang dan

seragam, isis atau macam pekerjaan tersebut harus homogen, hasil kerja (output)
harus dapat dihitung secara nyata (kuantitatif) baik secara keseluruhan ataupun
untuk tiap-tiap elemen kerja yang berlangsung dan pekerjaan tersebut cukup
banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya sehingga akan memadai untuk diukur
dan dihitung waktu bakunya (Wignjosoebroto, 1995).
Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka dalam melaksanakan
pengukuran time and motion study harus mempertimbangkan banyak faktor antara
lain kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah siklus kerja yang diukur (Universitas
Kristen Petra, 2009).

2.2.1 Pengamatan dan Pengukuran
Menurut Universitas Kristen Petra (2009) ada tiga metode yang digunakan
untuk mengukur elemen-elemen kerja dengan menggunakan stopwatch, yaitu
pengukuran waktu secara terus menerus (countinuos timming), pengukuran waktu
secara berulang-ulang (repetitive timing atau metode snap back) dan pengukuran
waktu secara penjumlahan (accumulative timing).
Pada pengukuran waktu secara terus menerus (continuous timing), maka
pengamat kerja akan menekan tombol stopwatch pada saat elemen kerja pertama
dimulai, dan membiarkan jam henti berjalan terus menerus sampai periode atau

Universitas Sumatera Utara

siklus kerja selesai. Waktu yang dipakai sebenernya merupakan waktu dari
masing-masing elemen kerja yang diperoleh dari pengurangan pada saat
pengukuran waktu selesai dilakukan.
Untuk pengukuran waktu secara berulang-ulang (repetitive timing atau
metode snap back), jarum penunjuk stopwatch akan selalu dikembalikan ke porsi
nol pada setiap akhir elemen kerja yang diukur. Setelah pencatatan pengukuran
untuk elemen berikutnya.
Selanjutnya, pengukuran secara akumulatif akan menggunakan dua atau
tiga stopwatch yang akan bekerja secara bergantian. Metode ini memberikan
keuntungan dalam hal pembacaan data akan lebih mudah dan lebih teliti karena
jarum stopwatch tidak dalam keadaan bergerak pada kondisi tersebut.

2.3. Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan
pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan,
upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan
pekerja dan harga sewa/beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan
konstruksi. Analisa harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien
yang menunjukkan nilai satuan bahan/material, nilai satuan alat, dan nilai satuan
upah tenaga kerja ataupun satuan pekerjaan yang dapat digunakan sebagai
acuan/panduan untuk merencanakan atau mengendalikan biaya suatu pekerjaan.
Untuk harga bahan material didapat dipasaran, yang kemudiandikumpulkan
didalam suatu daftar yang dinamakan harga satuan bahan/material, sedangkan
upah tenaga kerja didapatkan di lokasi setempat yang kemudian dikumpulkan dan

Universitas Sumatera Utara

didata dalam suatu daftar yang dinamakan daftar harga satuan upah tenaga kerja.
Harga satuan yang didalam perhitungannya haruslah disesuaikan dengan kondisi
lapangan, kondisi alat/efisiensi, metode pelaksanaan dan jarak angkut.
Besarnya harga satuan pekerjaan tergantung dari besarnya harga satuan
bahan, harga satuan upah dan harga satuan alat dimana harga satuan bahan
tergantung pada ketelitian dalam perhitungan kebutuhan bahan untuk setiap jenis
pekerjaan. Penentuan harga satuan upah tergantung pada tingkat produktivitas dari
pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan. Harga satuan alat baik sewa ataupun
investasi tergantung dari kondisi lapangan, kondisi alat/efisiensi, metode
pelaksanaan, jarak angkut dan pemeliharaan jenis alat itu sendiri.

2.3.1. Analisa Harga Satuan Upah
Upah merupakan suatu imbalan yang harus diberikan oleh kontraktor
kepada pekerja sebagai balas jasa terhadap hasil kerja mereka. Upah juga
merupakan salah satu faktor pendorong bagi manusia untuk bekerja karena
mendapat upah berarti mereka akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dengan pemberian upah yang sesuai dengan jasa yang mereka berikan akan
menimbulkan rasa puas, sehingga mereka akan berusaha atau bekerja lebih baik
lagi.
Analisa upah pekerjaan ialah, menghitung banyaknya tenaga yang
diperlukan,

serta

besarnya

biaya

yang

dibutuhkan

untuk

pekerjaan

tersebut.(Bachtiar Ibrahim, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Kebutuhan tenaga kerja adalah besarnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk suatu volume pekerjaan tertentu yang dapat dicari dengan menggunanakan
rumus :
∑ Tenaga Kerja = Volume Pekerjaan x Koefisen analisa tenaga kerja

Tingkatan dan tugas tenaga kerja pada masing – masing pekerjaan dapat
kami jelaskan sebagai berikut :
1) Pekerja, jenis tenaga kerja ini berada pada tingkatan tenaga kerja terendah
sehingga upah dari pekerja juga termasuk yang paling rendah. Tugas dari
pekerja membantu dalam persiapan bahan atau pekerjaan yang tidak
membutuhkan keterampilan khusus.
2) Tukang, adalah

tenaga kerja yang

mempunyai keahlian khusus dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan, seperti tukang kayu, tukang batu, tukang besi.
Keahlian seorang tukang sangat berpengaruh besar terhadap pelaksanaan kerja
suatu proyek.
3) Kepala Tukang, adalah tenaga kerja yang bertugas mengepalai tukang lainnya
untuk suatu bidang pekerjaan, misalnya kepala tukang batu, kepala tukang
kayu, kepala tukang besi.
4) Mandor, jenis tenaga ini adalah tenaga kerja yang mempunyai tingkatan paling
tinggi dalam suatu pekerjaan yang bertugas mengawasi jalannya pekerjaan dan
memantau kinerja tenaga kerja yang lain.
Untuk Pengupahan, secara luas dapat dibedakan beberapa macam yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1) Upah Borongan
Upah Borongan adalah upah yang harus dibayarkan kepada pekerja ditentukan
berdasarkan kesepakatan antar pekerja dengan yang memberikan pekerjaan
pada saat belum dimulai pekerjaan (R.Soetarno, 1986 : 875).

2) Upah per potong/ upah satuan
Upah per potong atau upah satuan adalah besar upah yang akan ditentukan
dengan banyaknya hasil produksi yang dicapai oleh pekerja dalam waktu
tertentu. Keuntungan dari cara pembayaran upah ini bahwa pekerja akan
berusaha segiat-segiatnya mengejar penghasilan yang besar sehingga
perusahaan berproduksi (R.Sotarno,1986 : 875).
Menurut Saksono, 2001:41 yang mengatakan bahwa jenis upah yang banyak
dimanfaatkan di perusahaan-perusahaan diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu
:
1) Upah menurut waktu
Merupakan sistem pengupahan yang paling tua, dimana hasil pekerjaan tidak
merupakan ukuran khusus yaitu pekerja di bayar menurut waktu yang
dihabiskan, misalnya perjam, per hari, per bulan, per tahun, misalnya :
a. Hari orang standar (standar man day)
Satuan upah dalam 1 hari kerja dan disingkat h.o atau m.d., dimana 1 h.o.
(m.d) = upah standar dalam 1 hari kerja. Pekerja standar adalah pekerja
terampil yang dapat mengerjakan satu jenis pekerjaan saja misalnya pekerja
gali, pekerja kayu, tukang batu, tukang kayu, mandor, kepala tukang, dan
lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

b. Jam orang satndar ( standar man hour)
Pemberian upah tenaga kerja yang dihitung berdasarkan jam kerja efektif
dan diberikan kepada tenaga yang bekerja sungguh sungguh dan tidak boleh
lengah seperti pekerja pabrik, pekerja konstruksi, dan lain-lain.
c. Bulan orang standar ( standar man month)
Pemberian upah untuk bulanan seperti pelaksana lapangan, manajer prroyek,
dan lain-lain.
2) Upah menurut hasil kerja
Dengan sistem ini tenaga kerja dibayar untuk jumlah unit pekerjaan yang telah
diselesaikan tanpa menghiraukan jumlah waktu yang dipergunakan.
a) Upah menurut standar waktu
Dengan sistem ini upah dibayarkan berdasarkan waktu yang telah
distandarisasi guna menyelesaikan suatu pekerjaan.
b) Upah menurut kerja sama pekerja dan pengusaha
Sistem ini meliputi pembagian keuntungan yang pembayarannya dilakukan
kemudian sebgai tambahan atau kombinasikan dengan sistem pembayaran
upah yang telah disebutkan di atas.
Menurut Heid J. Rachman dan Suad Husnan, 2002 : 139 bahwa diantara
berbagai faktor penting yang mempengaruhi tingkat upah adalah :
1) Penwaran dan Permintaan Tenaga Kerja
Untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tinggi dan jumlah tenaga
kerjanya langka, maka upah cenderung tinggi sedangkan untuk jabatan-jabatan
yang mempunyai penwaran melimpah cenderung turun.
2) Organisasi Buruh

Universitas Sumatera Utara

Ada tidaknya organisasi buruh serta lemah kuatnya orgaanisasi buruh akan ikut
mempengaruhi terbentuknya upah. Adanya serikat buruh yang kuat, yang
berarti posisi “bargaining” karyawan juga kuat.
3) Kemampuan untuk membayar
Bagi perusahaan upah merupakan salah satu komponen biaya produksi.
Tingginya upah akan mengakibatkan naiknya biaya produksi dan akhirnya
akan mengurangi keuntungan. Walau kendala biaya produksi sampai
mengakibatkan kerugian perusahaan, maka jelas perusahaan akan tidak mampu
memenuhi fasilitas karyawan.
4) Produktivitas
Upah sebenarnya merupakan imbalan atas prestasi pekerjaan. Semakin tinggi
prestasi karyawan seharusnya semakin besar pula upah yang akan diterima.
Prestasi biaya ini dinyatakan sebagai produktivitas.
5) Biaya Hidup
Di kota – kota, dimana biaya hidup tinggi, upah juga cenderung tinggi.
Bagaimnapun tampak dari biaya hidup merupakan bataspenerimaan upah dari
para karyawan.
6) Pemerintah
Pemerintah dengan peraturan –peraturannya juga mempengaruhi tinggi
rendahnya upah. Peraturan tentang upah minimum merupakan batas bahwa dari
tingkat upah yang akan dibayarkan.

Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Analisa Harga Satuan Bahan
Bahan yang disebut disini jenisnya tergantung pada item pekerjaannya
(material pokok) dan metodenya ( material penunjang). Bahan bangunan dapat
berupa bahan dasar (raw material) yang harus diproses proyek, atau berupa bahan
jadi/setengah jadi yang tinggal dipasang saja pada saat pekerjaan di laapangan.
Dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu proyek, faktor waste bahan sangat
penting untuk dikendalikan. Yang dimaksud dengan waste bahan dalah sejumlah
bahan yang dipergunakan / telah dibeli, tetapi tidak menambah nilai jual dari
produknya.
Ada beberapa waste, yaitu antara lain :








Penolakan oleh owner karena tidak memenuhi syarat.
Kerusakan karena kelemahan dalam handling atau penyimpanan.
Kehilangan karena kelemahan pengwasan keamanan.
Pemborosan pemakaian di lapangan.

Analisa bahan suatu pekerjaan ialah menghitung banyaknya/volume masingmasing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Kebutuhan bahan/material
ialah besarnya jumlah bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian
pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Kebutuhan bahan dapat dicari dengaan
rumus sebagai berikut :

∑ Bahan = Volume Pekerjaan x Koefisien Analisa Bahan

Indeks bahan merupakan indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan
bahan bangunan untuk setiap satuan jenis pekerjaan. Analisa bahan dari suatu

Universitas Sumatera Utara

pekerjaan merupakan kegiatan menghitung banyaknya volume masing – masing
bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan, sedangkan indeks satuan bahan
menunjukkan banyaknya bahan yang akan diperlukan untuk menghasilkan suatu
volume pekerjaan yang akan dikerjakan, baik dalm volume 1 m3, 1m2, atau per
m’.
Yang dimaksud dengan analisa bahan suatu pekerjaan, ialah yang
menghitung banyaknya/volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang
dibutuhkan. sedangkan Yang diamksud dengan analisa upah suatu pekerjaan ialah,
menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan, serta besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. (H.bachtiar,1993)
Sebagai contoh daftar analisa upah dan bahan (SNI) . SNI merupakan
pembaharuan dari analisa BOW (Burgeslijke Openbare Werken ) 1921, dengan
kata lain bahwa analisa SNI merupakan analisa BOW yang diperbaharui. Analisa
SNI ini dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pemukiman. Sistem
penyusunan biaya dengan menggunakan analisa SNI ini hampir sama
dengansistem perhitungan dengan menggunakan analisa BOW. Prinsip yang
mendasar pada metode SNI adalah, daftar koefisien bahan, upah dan alat sudah
ditetapkan untuk menganalisa harga atau biaya yang diperlukan dalam membuat
harga satu satuan pekerjaan bangunan. Dari ketiga koefisien tersebut akan
didapatkan kalkulasi bahan-bahan yang diperlukan, kalkulasi upah yang
mengerjakan, serta kalkulasi peralatan yang dibutuhkan. Komposisi perbandingan
dan susunan material, upah tenaga dan peralatan pada satu pekerjaan sudah
ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan dengan harga material, upah dan peralatan
yang berlaku dipasaran.

Universitas Sumatera Utara

2.4 Produktivitas
Secara umum produktivitas diartikan sebagai suatu perbandingan antara
hasil keluaran dan masukan atau output : input (Umar, 1998).
Produktivitas =

� �


Pengertian output meliputi volume dan kualitas, sedangkan input meliputi
bahan dan energi, tenaga kerja dan peralatan modal. Jadi dapat juga dikatakan
bahwa produktivitas merupakan upaya untuk mewujudkan hasil – hasil tertentu
yang diinginkan dengan mengerahkan sejumlah sumber daya (Umar, 1998).


Produktivitas =







Dalam bidang konstruksi, produktivitas dikaitkan dengan waktu
pelaksanaan proyek. Untuk mengetahui seberapa produktivitas dari seorang
pekerja atau unit kerja perlu dilakukan perhitungan durasi waktu. Dimana
demakin pendek durasi yang diperlukan untuk menyelesaikan satu satuan
pekerjaan maka produktivitas semakin tinggi (Umar, 1998).
Produktivitas =







Dalam suatu proyek konstruksi, salah satu hal yang menjadi faktor penentu
keberhasilan dalam suatu proyek konstruksi adalah kinerja tenaga kerja yang akan
mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. Dalam dunia konstruksi, produktivitas
diartikan sebgai efisiensi dikali efektivitas atau output per jam tenaga kerja. Oleh
karena tenaga kerja merupakan salah satu bagian besar dari biaya konstruksi dan
jumlah tenaga kerja untuk menjalankan suatu pekerjaan dalam konstruksi lebih
rentan terhadap pengaruh manajemen dari material atau modal, maka ukuran

Universitas Sumatera Utara

produktivitas ini sering disebut sebagai produktivitas tenaga kerja. Produktivitas
tenaga kerja berhubungan dengan unit – unit produksi, misalnya meter kubik atau
meter persegi per jam tenaga kerja.
Selain faktor tenaga kerja, produktivitas berkaitan dengan investasi atas
pendidikan atau pelatihan serta metode pekerjaan masing – masing tenaga kerja
itu sendiri. Investasi bisa dilihat dari pendidikannya atau tingkat pengetahuan dan
keterampilannya yang diperoleh sebagai konsekuensi atas investasi yang
dilakukan terhadap suatu program formal untuk peningkatan pengetahuan atau
keterampilan guna mendukung kinerjanya dalam bekerja, selain juga dari
pengalaman kerja serta pendidikan non formal yang didapat langsung dari
lapangan. Sedangkan metode pekerjaan dapat memiliki manfaat peningkatan
produktivitas bila tenaga kerja memiliki kemampuan menterjemahkan gambar
rencana bangunan ke kegiatan kegiatan terstruktur untuk pelaksanaan sesuai
dengan metode konstruksinya. Kemampuan in sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan dan pengalaman kerjanya. Keluaran (output) yang berbeda – beda
akibat kondisi maupun belum adanya standar, kembali menjadi kendala untuk
angka acuan produktivitas.

2.5 Perencanaan Biaya
Perencanaan biaya untuk suatu proyek adalah prakiraan keuangan yang
merupakan dasar untuk pengendalian biaya proyek serta aliran kas proyek
tersebut. Pengembangan dari hal tersebut diantaranya adalah fungsi dari estimasi
biaya, anggaran, aliran kas, pengendalian biaya, dan profit proyek tersebut
(Chandra, et al.,2003).

Universitas Sumatera Utara

Estimasi biaya konstruksi memberikan indikasi utama yang spesifik dari
total biaya proyek konstruksi. Estimasi biaya (cost estimate) digunakan untuk
mencapai suatu harga kontrak sesuai persetujuan antara pemilik proyek dengan
kontraktor, menentukan anggaran, dan sekaligus mengendalikan biaya proyek.
Anggaran (budget) suatu proyek merupakan rangakaian biaya, atau target
uang yang diperlukan untuk biaya material, pekerja, subkontraktor, dan total biaya
proyek. Dari sudut keuangan anggaran ini harus realistis jika dibandingkan
dengan pengeluaran biaya aktual dari proyek tersebut.
Anggaran merupakan perencanaan financial dari suatu kontrak secara
keseluruhan dan digunakan untuk menghitung aliran kas (cash flow) yang cair
dalam setiap periode kontrak.
Gagasan dari pengendalian biaya dan waktu

berdasarkan pada

perbandingan antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja yang aktual.
Informasi biaya aktual dari suatu proyek harus layak, pembengkakan biaya harus
dideteksi, kecenderungan dapat dianalisa, dan manajemen dapat mempertanyakan
apabila ada biaya saat ini atau biaya penyelesaian proyek yang keluar dari kontrol.
Pengendalian biaya proyek adalah sebuah proses pengendalian biaya yang
dikeluarkan dalam suatu proyek, mulai dari saat gagasan pemilik untuk membuat
suatu proyek sampai saat pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan saat
pembayaran terakhir dilakukan (Chandra, et al., 2003).
Dalam suatu proyek konstruksi, pengendalian biaya proyek mempunyai tiga
tujuan (Pilcher, 1992), yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Memberikan peringatan dini terhadap pelaksanaan setiap pekerjaan yang sesuai
dengan kontrak, apabila terjadi hal-hal yang tidak ekonomis atau biaya di luar /
melebihi anggaran.
2. Memberikan umpan balik pada estimator yang bertanggung jawab terhadap
penawaran harga tender, baik pada saat ini maupun pada tender mendatang
hingga dapat memberikan harga yang lebih realistis.
3. Memberikan data nilai varian yang terjadi selama proyek berlangsung.

2.6 Rencana Anggaran Biaya
Menurut Ibrahim (1993), yang dimaksud rencana anggaran biaya
(begrooting) suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya
yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
Menurut Djojowirono (1984), rencana anggaran biaya merupakan
perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek
konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu proyek.
Adapun menurut Niron (1992), rencana anggaran biaya mempunyai
pengertian sebagai berikut :
Rencana :Himpunan planning termasuk detail dan tata cara pelaksanaan
pembuatan sebuah bangunan.
Angaran : Perhitungan biaya berdasarkan gambar bestek (gambar rencana) pada
suatu bangunan.

Universitas Sumatera Utara

Biaya

: Besarnya pengeluaran yang ada hubungannya dengan borongan yang
tercantum dalam persyaratan yang ada.
Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan

teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama
akan berbeda-beda di masing-masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga
bahan dan upah tenaga kerja .
Biaya (anggaran) adalah jumlah dari masing-masing hasil perkiraan
volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan.
Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :

RAB = Σ Volume x Harga Satuan Pekerjaan

Menurut Mukomoko (1987), dalam menyusun biaya diperlukan gambargambar bestek serta rencana kerja, daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis,
daftar susunan rencana biaya, serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.
Menurut Sastraatmadja (1984), dalam bukunya ”Analisa Anggaran
Pelaksanaan“,bahwa rencana anggaran biaya dibagi menjadi dua, yaitu rencana
anggaran terperinci dan rencana anggaran biaya kasar.

2.7 Analisa Harga Satuan Metode SNI
Prinsip pada metode SNI yaitu perhitungan harga satuan pekerjaan berlaku
untuk seluruh Indonesia, berdasarkan harga satuan bahan, harga satuan upah kerja
dan harga satuan alat sesuai dengan kondisi setempat. Spesifikasi dan cara
pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan standar spesifikasi teknis

Universitas Sumatera Utara

pekerjaan yang telah dibakukan. Kemudian dalam pelaksanaan perhitungan satuan
pekerjaan harus didasarkan pada gambar teknis dan rencana kerja serta syaratsyarat yang berlaku (RKS). Perhitungan indeks bahan telah ditambahkan toleransi
sebesar 15 % - 20 %, dimana didalamnya termasuk angka susut, yang besarnya
tergantung dari jenis bahan dan komposisi. Jam kerja efektif untuk para pekerja
diperhitungkan 5 jam per hari.

2.8 Analisa Harga Satuan Metode Lapangan
Menurut Sastraatmadja (1991), penaksiran anggaran biaya adalah proses
perhitungan volume pekerjaan, harga dari berbagai macam bahan dan pekerjaan
yang akan terjadi pada suatu konstruksi. Karena taksiran dibuat sebelum
dimulainya pembangunan maka jumlah ongkos yang diperoleh ialah taksiran
bukan biaya 14 sebenarnya (actual cost). Tentang cocok atau tidaknya suatu
taksiran biaya dengan biaya yang sebenarnya sangat tergantung dari kepandaian
dan keputusan yang diambil penaksir berdasarkan pengalamannya. Sehingga
analisis yang diperoleh langsung diambil dari kenyataan yang ada di lapangan
berikut dengan perhitungan koefisien / indeks lapangannya.
Secara umum proses analisa harga satuan pekerjaan dengan metode
Lapangan/Kontraktor adalah sebagai berikut :
1. Membuat Daftar Harga Satuan Material dan Daftar Harga Satuan Upah.
2. Menghitung harga satuan bahan dengan cara ; perkalian antara harga satuan
bahan dengan nilai koefisien bahan.
3. Menghitung harga satuan upah kerja dengan cara ; perkalian antara harga
satuan upah dengan nilai koefisien upah tenaga kerja.

Universitas Sumatera Utara

4. Harga satuan pekerjaan = volume x (jumlah bahan + jumlah upah tenaga kerja).

2.9 Pekerjaan Dinding Dan Plesteran
Pekerjaan pasangan dinding bata dilaksanakan setelah pekerjaan sloff beton.
Pasangan dinding berfungsi Sebagai pembagai atau penyekat antara ruangan satu
dengan yang lainnya yang di rencanakan .setelah pemasangan dinding selesai di
lanjutkan,pekerjaan

plesteran

dinding

supaya Dinding

terlihat

rapi

dan

mempunyai permukaan rata.

2.9.1 Pekerjaan Dinding
1. Pasangan dinding
Pekerjaan dinding hampir selalu ada dalam berbagai jenis bangunan, baik
bangunan gedung, jalan, dan jembatan. Sebagai material pembentuk dinding dapat
digunakan bata merah, batako atau material lain. Dimensi bata merah adalah
panjang 22cm, lebar 11 cm dan tebal 5 cm ( Gambar 2. 1 )

Gambar 2. 1 Dimensi Batu Bata
Dalam menghitung besarnya indeks satuan kerja untuk pekerjaan dinding
dapat berbasiskan setiap 1m² atau 1m³.Keduanya akan menghasilkan nilai yang
sama. Salah satu letak dinding di atas pondasi seperti tampak pada gambar 2. 2.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. 2. Dinding Pasangan Bata
Cara pemasangan dinding bata merah dapat bermacam macam,yaitu
pasangan dinding ½ bata dan pasangan dinding 1 bata. Dalam pengamatan di
lapangan, pasangan dinding yang ditinjau adalah pasangan dinding ½ bata dan
pasangan dinding 1 bata (Gambar 2. 3 dan gambar 2. 4 )

Gambar 2. 3. Pasangan ½ Bata

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. 4. Pasangan 1 Bata
Berdasarkan analisa SNI, bahwa untuk penyusunan bata merah hanya
menggunakan dua ukuran tebal bata, pertama dengan tebal 1 bata dan yang kedua
dengan tebal ½ bata. Dalam pembuatan campuran adukan untuk pasangan batu
bata harus sesuai standar takaran perbandingan penggunaan material agar tidak
terjadi kegagalan, misalnya keruntuhan akibat kekurangan semen sebagai bahan
pengikat pasangan batu bata. Perbandingan campuran adukan dengan spesi 1 PC ;
4 PP yaitu dengan perbandingan penggunaan bahan bangunan satu takaran semen
dicampur dengan empat takaran pasir. Perbandingan campuran pasangan batu bata
disesuaikan dengan rencana kualitas dinding serta pada posisi mana dinding
dipasang apakah berhubungan langsung dengan cuaca luar atau pada lokasi yang
terlindung.

2.9.2

Plesteran Dan Acian
Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan pasangan dindng bata

merah sebagai pelapis pasangan dinding bata agar tampak lebih rapi. Ketebalan
plesteran antara 1,5 sampai 2cm. sama pada pasangan dinding bata merah adukan
plesteran 1 : 3 untuk trasram dan adukan 1 : 5 dipasang di atas trasram. Pekerjaan

Universitas Sumatera Utara

plesteran dilakukan dengan system yang benar ,baik dan padat sehingga hasilnya
terlihat lurus dan memiliki permukaan yang merata. Hal ini dilakukan agar di
dalam pekerjaan pengacian (ACI) menjadi mudah.Sama halnya seperti pekerjaan
pasangan dinding, dalam menghitung besarnya indeks satuan kerja untuk
pekerjaan plesteran dapat berbasiskan setiap 1m² atau 1m³. ( Gambar 2. 5 )

Gambar 2. 5. Dinding Plasteran

Tujuan utama dari plesteran adalah sebagai berikut:


Untuk membuat permukaan sebuah dinding lebih rapi, lebih bersih dan
juga untuk membuat kesan penampilan lebih indah.





Melindungi permukaan dari pengaruh cuaca dan iklim.
Untuk menutupi cacat atau kerusakan pada dinding atau bidang yang
ditutupi.



Menutupi kualitas bahan yang kurang baik pada pasangan bata,sehingga
dimungkinkan penambahan kekutan oleh penutupan dengan plesteran.



Menjadikan dasar yang baik untuk proses pengecatan pada dinding.

Universitas Sumatera Utara



Dengan plesteran maka penempelan debu akan lebih kecil pada dinding
dibandingakan debu langsung menempel pada pasangan batu bata.



Mempermudah pencucian atau pembersihan pada dinding.

Universitas Sumatera Utara