Eksplorasi Tumbuhan Beracun Sebagai Biopestisida Di Hutan Lindung Desa Habincaran Dan Hutagodang Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Keragaman jenis tumbuhan hutan Indonesia sudah banyak diketahui
manfaatnya, baik manfaat langsung (tangible) maupun manfaat tidak langsung
(intangible). Tercatat 30.000 – 40.000 jenis tumbuhan tersebar di seluruh
kepulauan Indonesia. Sudah saatnya Indonesia mulai mengelola sumberdaya alam
bukan kayu potensial secara lebih bijaksana dan terarah sehingga produk-produk
hasil hutan bukan kayu (HHBK) terutama jenis-jenis yang merupakan andalan
setempat dapat meningkatan nilai ekonomis. HHBK merupakan salah satu
sumberdaya hutan yang memiliki keunggulan komparatif dan bersinggungan
langsung dengan masyarakat di sekitar hutan (Moko, 2008).
Kontribusi HHBK (rotan, damar, arang, getah-getahan, gaharu, dll) pada
tahun 1999 tercatat sebesar US $ 8,4 juta, kemudian meningkat menjadi US $
19,74 juta pada tahun 2002. Jumlah tersebut belum termasuk kontribusi dari hasil
perdagangan flora dan fauna yang tidak dilindungi (PP No. 8/1999) sebesar US $
61,3 ribu, kemudian meningkat menjadi US $ 3,34 juta pada tahun 2003. Hasil ini
terus meningkat sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat secara
signifikan hingga kini. Hasil studi dari 18 kasus komersialisasi HHBK yang
dilaksanakan di Negara Bolivia dan Mexico pada tahun 2007 oleh Elaine
Marshall, et al (2007) melaporkan bahwa HHBK merupakan hal yang sangat

penting sebagai mata pencaharian penduduk miskin di pedesaan. HHBK
memberikan kontribusi sebesar 7% - 95% pendapatan keluarga per tahun, dan
menyediakan cadangan pangan manakala sumber pendapatan lainnya gagal
(Moko, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Tumbuhan memegang peranan penting bagi ekologi bumi. Dewasa ini,
keanekaragaman jenis tumbuhan yang ditemukan semakin banyak. Namun, dari
beberapa tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal masyarakat,
terdapat pula beberapa tumbuhan langka serta tumbuhan beracun dan berbahaya
bagi kesehatan manusia. Sehingga diperlukan penelitian untuk mendapatkan
informasi terkait tumbuhan tersebut guna mencegah terjadinya dampak negatif
dari berbahaya yang ada (Bariyah, 2013).
Hutan Lindung di kawasan Kecamatan Ulu Pungkut merupakan daerah
hulu sungai Batang Gadis. Kondisi hutan yang berada pada daerah hulu sungai
Batang Gadis berfungsi sebagai penyedia dan melindungi persediaan air, juga
menyimpan banyak potensi yang bisa dikembangkan (Lubis, 2014). Penelitian
tumbuhan beracun ini dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman jenis
tumbuhan beracun yang sebagian dimanfaatkan masyarakat sekitar hutan yang

terdapat di hutan lindung Kecamatan Ulu Pungkut.
Tumbuhan beracun dapat menurunkan produktivitas, dan beberapa bahkan
dapat membunuh manusia dan hewan ternak. Jika orang bisa dengan cepat
mengenali beberapa tumbuhan beracun yang umum ditemui, mereka mungkin
data menghindari kemungkinan kecelakaan. Selain itu, produsen ternak juga bisa
membasmi

tumbuhan

beracun

dari

garis

pagar

dan

padang


rumput

(Everest et al., 2005).
Berdasarkan kebutuhan data, maka dilakukanlah eksplorasi tumbuhan
beracun serta menganalisis keanekaragaman jenis dan cara pemanfaatan
tumbuhan bearacun yang terdapat di kawasan hutan lindung, Kecamatan Ulu
Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilaksanakan di wilayah Desa Habincaran dan
Hutagodang Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal yaitu :
1.

Analisis aspek pengetahuan lokal

2.


Identifikasi jenis tumbuhan beracun

3.

Analisis keanekaragaman tumbuhan beracun

4.

Analisis metabolit sekunder dari jenis – jenis tumbuhan beracun

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi dan pengetahuan
baru tentang jenis-jenis tumbuhan beracun yang terdapat di Desa Habincaran dan
Hutagodang Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal untuk
dijadikan petunjuk praktis agar lebih berhati-hati dalam pemanfaatan tumbuhan
beracun.

Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Inventarisasi Tumbuhan Obat di Hutan Lindung Kec. Ulu Pungkut, Kab. Mandailing Natal (Studi Kasus : Desa Alahankae, Hutanagodang, dan Simpang Banyak)

2 62 69

Inventarisasi Tumbuhan Obat di Hutan Lindung Kec. Ulu Pungkut, Kab. Mandailing Natal (Studi Kasus : Desa Alahankae, Hutanagodang, dan Simpang Banyak)

0 0 11

Inventarisasi Tumbuhan Obat di Hutan Lindung Kec. Ulu Pungkut, Kab. Mandailing Natal (Studi Kasus : Desa Alahankae, Hutanagodang, dan Simpang Banyak)

0 0 2

Inventarisasi Tumbuhan Obat di Hutan Lindung Kec. Ulu Pungkut, Kab. Mandailing Natal (Studi Kasus : Desa Alahankae, Hutanagodang, dan Simpang Banyak)

1 6 3

Eksplorasi Tumbuhan Beracun Sebagai Biopestisida Di Hutan Lindung Desa Habincaran Dan Hutagodang Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara

0 0 12

Eksplorasi Tumbuhan Beracun Sebagai Biopestisida Di Hutan Lindung Desa Habincaran Dan Hutagodang Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara

0 0 2

Eksplorasi Tumbuhan Beracun Sebagai Biopestisida Di Hutan Lindung Desa Habincaran Dan Hutagodang Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara

0 0 8

Eksplorasi Tumbuhan Beracun Sebagai Biopestisida Di Hutan Lindung Desa Habincaran Dan Hutagodang Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara Chapter III V

0 1 27

Eksplorasi Tumbuhan Beracun Sebagai Biopestisida Di Hutan Lindung Desa Habincaran Dan Hutagodang Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara

0 2 4

Eksplorasi Tumbuhan Beracun Sebagai Biopestisida Di Hutan Lindung Desa Habincaran Dan Hutagodang Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara

0 1 12