BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data 1. Gambaran Umum Pasar Modal Syariah a. Pengertian - Pengaruh Masa Penugasan Audit, Pendidikan Auditor, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi pada Perusaha

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data

  1. Gambaran Umum Pasar Modal Syariah

  a. Pengertian

  Pasar Modal Syariah merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun

  1

  modal sendiri . Pada pasar modal diperjualbelikana instrumen keuangan seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan seperti opsi (put atau call).

  b. Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal

  Prinsip-prinsip syariah di bidang pasar modal berdasar Fatwa Dewan

  2 Nasional Nomor 40/DSN-MUI/X/2003 adalah sebagai berikut :

  1) Pasar Modal seluruh mekanisme kegiatan nya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan Syariah apabila telah memenuhi prinsip-prinsip Syariah. 2) Suatu Efek dipandang telah memenuhi Prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh Pernyataan Kesesuaian Syariah.

  Jenis usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah menurut

1 Heri Sudarsono. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskriptif dan Ilustrasi. Edisi 3,

  (Ekonisia: Yogyakarta,2008), h. 191 2

  

3

  fatwa MUI No. 40 tahun 2003 adalah : 1) Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. 2) Lembaga keuangan Konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional. 3) Produsen, distributor serta pedagang makanan dan minuman yang haram. 4) Produsen, distributor dan/ atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. 5) Melakukan investasi pada Emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) utang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya.

  Tabel 5 Prinsip Pasar Modal Syariah Penyebab Haramnya Implikasi di Pasar Modal Transaksi

Li Dzatihi Efek yang diperjualbelikan harus merupakan representasi dari

barang dan jasa yang halal.

Li Ghairihi Tadlis 1. Keterbukaan/ transparansi informasi.

  (Selain zatnya) 2. Larangan terhadap informai yang menyesatkan.

  Taqrir Larangan terhadap transaksi yang mengandung ketidakjelasan objek yang ditransaksikan, baik daari sisi pembelian maupun dari sisi penjual.

  Riba Fadhl Larangan atas pertukaran efek sejenis dengan nilai nominal yang berbeda. Riba Nasiah Larangan atas perdagangan efek fiscal incomem yang bukan merupakan representasi „ayn. Riba Larangan atas short selling yang menetapkan bunga atas Jahiliyah pinjaman.

  Larangan melakukan rekayasa permintaan untuk mendapatkan Bai’ Najasy keuntungan di atas laba normal, dengan cara menciptakan false demand .

  Ikhtikar Larangan melakukan rekayasa penawaran untuk mendapatkan keuntungan di atas laba normal, dengan cara mengurangi

supply agar harga jual naik.

  

Tidak Sah Akad Rukun & Larangan atas semua investasi yang tidak dilakukan secara

Syarat spot .

  Transaksi yang settlement-nya dikaitkan dengan transaksi T’alluq lainnya (menjual saham dengan syarat) 2 in 1 Dua transaksi dalam satu akad, dengan syarat: Objek sama, Pelaku sama, dan Periode sama.

4

3 Sumber: Karim Busines Consulting, 2003 Ahmad Ifham Sholihin. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah. (Gramedia.Jakarta,

c. Sejarah Pasar Modal

  Keuangan syariah saat ini sedang menjalani sejarah untuk berkembang

  5

  meraih identitas global. Perkembangan di Indonesia sudah masuk pada sektor keuangan non bank, yaitu dengan berkembangnya produk syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI).

  Kegiatan pasar modal di Indonesia diatur dalam UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal (UUPM), dimana dalam undang-undang ini tidak

  6

  dibedakan apakah dijalankan dengan prinsip-prinsip syariah atau tidak. Atas dasar inilah bahwa pasar modal di Indonesia dapat diterapkan prinsip-prinsip syariah dalam mekanisme perdagangannya agar berinvestasi di pasar modal selain mendapatkan keuntungan materi, juga keuntungan yang berorientasi akhirat (fallah). Hal ini dikarenakan investasi dalam Islam merupakan bagian dari muamalah dimana segala sesuatu itu diperbolehkan dilakukan selama tidak ada dalil yang melarang.

  Tonggak perkembangan pasar modal syariah di Indonesia di awali dengan dikeluarkannya JII pada tanggal 3 Juli 2000. Meskipun sebelumnya PT Danareksa Investment Management telah meluncurkan Danareksa Syariah pada tanggal 3 Juli 1997, tetapi karena pihak Self Regulatory Organisation (SRO) belum menerbitkan yang mengeluarkan secara resmi instrumen yang 4 5 Heri Sudarsono, Op.cit., h. 194 Andri Sumitro, Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia, (Kencana : Jakarta, 2014),

  h.39 6 Andrian Sutedi, Pasar Modal Syariah : Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip

  berhubungan dengan efek syariah, maka perkembangan pasar modal syariah di hitung sejak penerbitan JII. Adapun milestones perkembangan pasar syariah di Indonesia sampai saat ini adalah sebagai berikut:

  Tabel 6 Perekembangan Pasar Syariah 2000 Jakarta Islamic Index (JII)

  Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk 2001

  Reksadana Syariah Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah 2002

  Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan 2003

  Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal MOU Bapepam & LK dengan DSN-MUI Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah

  2004 Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah

  2006 Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi

  2007 Peraturan Bapepam & LK No II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang HMETD Syariah

  2008 Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan SBSN Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back

Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back

UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme

  2011 Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek Indeks Saham Syariah Indonesia

  Sistem Online Trading Syariah Exchange Traded Fund (ETF) Syariah 2012

  Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah

  Pasar modal syariah di Indonesia secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara Bapepam LK

  7 dengan DSN-MUI. 7

d. Peran dan Fungsi Pasar Modal Syariah

  Peran pasar modal secara umum bagi perekonomian antara lain

  8

  : 1) Memberikan kesempatan bagi penabung untuk berpatisipasi secara penuh dalam usaha bisnis.

  2) Memungkinkan pemegang sham dan obligasi memperoleh likuiditas dengan menjual saham dan obligasi mereka di pasar sekunder.

  3) Memberikan kesempatan bagi pengusaha untuk menghimpun dana eksternal untuk kebutuhan ekspansi aktivitas ekonomi dan perusahaan mereka.

  4) Memberikan kesempatan bagi pengusaha memisahkan operasi bisnis dan ekonomi dengan aktivitas keuangan.

  Fungsi Pasar Modal Syariah menurut MM.Metwally, adalah sebagai berikut

  9

  : 1) Memungkinkan bagi masyarakat berpatisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.

  2) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas.

  3) Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya.

  4) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional. 8 Andri Soemitra, Op.cit., h. 88 9

  5) Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.

  10 Pasar modal yang efisien memiliki fungsi sebagai berikut :

  1) Menyajikan mekanisme mobilisasi sumber daya yang mengarah padaalokasi sumber daya keuangan yang efisien dalam ekonomi.

  2) Menyediakan likuiditas dalam pasar dengan harga paling murah, yaitu berbiaya transaksi paling rendah atau penawaran rendah menyebar pada sekuritas yang diperdagangkan di pasar. 3) Untuk memastikan transparansi dalam penentuan harga sekuritas dengan menentukan harga premi risiko yang merefleksikan tingkat risiko sekuritas tersebut. 4) Menyediakan peluang menyusun portofolio yang terdiversivikasi dengan baik dan untuk mengurangi level risiko melalui diversifikasi lintas batas geografis dan kurun waktu.

  2. Gambaran Umum Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)

  ISSI merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di BEI. Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah tercatat di BEI dan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen ISSI direview setiap 6 bulan sekali (Mei dan November) dan dipublikasikan pada awal bulan berikutnya. Konstituen ISSI juga dilakukan penyesuaian apabila ada saham 10 syariahyang baru tercatat atau dihapuskan dari DES. Metode perhitungan indeks

  ISSI menggunakan rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar. Tahun dasar yang digunakan dalam perhitungan ISSI adalah awal penerbitan DES yaitu Desember

  11 2007. Indeks ISSI diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011.

  Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) selalu mengadakan penyelesian terhadap

  emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia secara periodik 2 (dua) kali dalam

  12

  setahun. Penyeleksiannya dilakukan untuk periode sebelum berakhirnya bulan Mei dan November yang berlaku efektif setiap tanggal 1 Juli dan 1 Desember.

  Oleh karena itu, jumlah setiap periode tidak sama dikarenakan harus memenuhi kriteria-kriterian syariah yang ditetapkan. Dan jika tidak memenuhi kriteria tersebut, maka bukan lagi daftar efek syariah.

  Mengenai kriteria yang ditetapkan sebagaimana Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : KEP-208/BL/2012, yaitu :

  a. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total asset tidak lebih dari 45% (empat puluh lima per seratus); atau b. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus).

  3. Gambaran Umum Jakarta Islamix Index (JII)

  JII pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT Danareksa Investment Management pada 11 12 http://www.idx.co.id.

  Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No : KEP-208/BL/2012 tentang Kriteria tanggal 3 Juli 2000. Meskipun demikian, agar dapat menghasilkan data historikal yang lebih panjang, hari dasar yang digunakan untuk menghitung JII adalah tanggal 2 Januari 1995 dengan angka indeks dasar sebesar 100. Metodologi perhitungan JII sama dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan Market Value Weigthed Average Index dengan menggunakan formula Laspeyres.

  Saham syariah yang menjadi konstituen JII terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. BEI melakukan review JII setiap 6 bulan, yang disesuaikan dengan periode penerbitan DES oleh OJK. Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah oleh OJK yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses seleksi lanjutan yang didasarkan kepada kinerja perdagangannya.

  Adapun proses seleksi JII berdasarkan kinerja perdagangan saham syariah

  13

  yang dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut :

  a. Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham syariah yang termasuk ke dalam DES yang diterbitkan oleh OJK b. Dari saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir c. Dari 60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu urutan nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun terakhir.)

  13

  Jakarta Islamic Index (JII) merupakan tolak ukur (banckmark) untuk mengukur kinerja investasi saham berbasis syariah.

  14 Pola ini akan memberikan

  efek positif terhadap kepercayaan dalam berinvestasi pada instrumen investasi yang berbasis syariah sehingga akan meningkatkan anemo masyarakat memilih daftar efek syariah sebagai portofolio dengan memberikan harapan keuntungan lebih baik di masa mendatang.

  Bursa Efek Indonesia dalam hal ini hanya memilih 30 perusahaan dengan mempertimbangkan aspek likuiditas dan kondisi keuangan emiten. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan para investor dalam berinvestasi pada saham syariah. Adapun kriteria yang ditetapkan adalah sebagai berikut : a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar).

  b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau laporan tengah tahun terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimum sebesar 90 %.

  c. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.

  d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir. Selanjutnya pengkajian ulang akan dilakukan enam bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal januari dan juli setiap tahunnya. Sementara itu, perubahan jenis usaha emiten akan dimonitoring terus menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia.

  15

14 Iswi Hariyani dan Serfianto D.P, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal : Strategi Tepat

  

Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi, Iswi Hariyani dan R. Serfianto D.P., “ Buku Pintar

Hukum Bisnis Pasar Modal : Strategi Tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi,

Reksadana, & Produk Pasar Modal Syariah (Jakarta: Visimedia, 2010), h. 353. 15

B. Analisis Data

1. Data Perusahaan Di Jakarta Islamic Index (JII)

  Jakarta Islamic Indeks (JII) pada Tahun 2008 - 2014 memiliki jumlah perusahaan yang terdaftar sebanyak 75 perusahaan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  Tabel 7 Daftar EMITEN yang Masuk Jakarta Islamic Index Tahun 2008 - 2014 No. Kode NAMA EMITEN

  1 AALI Astra Agro Lestari Tbk Ace Hardware Indonesia Tbk.

  2 ACES 3 ADRO Adaro Energy Tbk.

  4 AKRA AKR Corporindo Tbk.

  5 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

  6 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk

  7 ASII Astra International Tbk

  8 ASRI Alam Sutera Realty Tbk

  9 BISI Bisi International Tbk

  10 BKSL Sentul City Tbk

  11 BMTR Global Mediacom Tbk

  12 BNBR Bakrie & Brothers Tbk

  13 BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk

  14 BRPT Barito Pacific Tbk

  15 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk

  16 BTEL Bakrie Telecom Tbk

  17 BUMI Bumi Recources Tbk

  18 BWPT BW Plantation Tbk

  19 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk

  20 CPIN Charoen Pokhand indonesia Tbk

  21 CTRA Ciputra Development Tbk

  22 CTRP Ciputra Property Tbk

  23 DEWA Darma Henwa Tbk

  24 ELSA Elnusa Tbk

  25 ELTY Bakrieland Development Tbk

  26 ENRG Energi Mega Persada Tbk

  No KODE EMITEN

  47 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk

  62 SMRA Summarecon Agung Tbk

  61 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk

  60 SMCB Hokim Indonesia Tbk

  59 SMAR SMARTTbk

  58 SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk.

  56 SGRO Sampoerna Agro Tbk 57 SILO Siloam International Hospitals Tbk.

  55 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk

  54 PWON Pt Pakuwon Jati Tbk

  53 PUN Plaza Indonesia Realty Tbk

  52 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

  50 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 51 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

  49 MNCN Media Nusantara Citra Tbk

  48 MIRA Mitra Rajasa Tbk

  46 LSIP PP London Sumatera Tbk

  27 EXCL XL Axiata Tbk.

  45 LPKR Lippo Karawaci Tbk

  43 KLBF Kalbe Farma Tbk 44 KRAS Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

  42 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk

  40 JRPT Jaya Real Property Tbk 41 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.

  38 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 39 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

  37 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

  36 INDY Indika Energy Tbk

  34 INCO International NickellndonesiaTbk 35 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

  33 IIKP Inti Kapuas Arowana Tbk

  32 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

  30 HITS Humpuss Intermoda Transportasi Tbk 31 HRUM Harum Energy Tbk.

  29 HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk

  28 FREN Mobile-S Telecom Tbk

  63 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk

  No KODE EMITEN

  

75 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk

Sumber: Data IDX JII tahun 2008-2014

  7 UNVR Unilever Tbk

  6 TLKM Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk

  5 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk

  4 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk

  3 KLBF Kalbe Farma Tbk

  2 INTP Indocemen Tunggal Prakarsa Tbk

  1 AALI Astra Agro Lestari Tbk

  

Tabel 8

Daftar Saham yang Masuk dalam Penghitungan Jakarta Islamic

Index (JII) Tahun 2008 sampai tahun 2014

NO.

  Sedangkan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks (JII) dari tahun 2008 sampai tahun 2014 berjumlah tujuh (7) perusahaan. Perincian perusahaan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

  

74 UNVR Unilever Indonesia Tbk

  

64 TINS Timah Tbk

  

73 UNTR United Tractors Tbk

  

72 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk

  71 TURI Tunas Ridean Tbk

  

70 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk

  

69 TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk

  68 TRAM Trada Maritiem Tbk

  67 TOTL Total Bangun Persada Tbk

  66 TNTP Indocement Tunggal Prakasa

  

65 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk

KODE PERUSAHAAN NAMA PERUSAHAAN

  2.Deskripsi Data Tabel 9 Deskripsi Data Kualitas Audit (Y), Masa Penugasan Audit (X1), Pendidikan Auditor (X2), dan Pengalaman Auditor (X3) Statistics kualitas_audit

X1 X2

  19

  Akuntan Publik. Semakin banyak jumlah orang yang bekerja dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) maka KAP akan semakin efektif dan efisien karena adanya pembagian tugas yang rinci. 16 Harahap. Sofyan Syahri, Auditing Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Pustaka Quantum,

  a. Kualitas Audit Kualitas audit adalah audit yang sesuai dengan standar audit, dimana standar auditing merupakan standar dan memberikan pedoman mengenai tujuan dan prinsip umum pelaksanaan audit atas laporan keuangan yang disajikan lembaga keuangan Islam yang beroperasi sesuai dengan prinsip dan aturan syari‟ah.

  25

  20

  11

  

22

  10 Maximum

  10

  2

  

10

  25 Std. Deviation 3.902 2.000 3.360 5.665 Minimum

  8

  X3 N Valid

  

20

  16.00 Mode

  19.00

  8.00

  20.00

  19.53 Median

  18.04

  8.29

  19.33

  49 Missing Mean

  49

  49

  

49

16 Kualitas audit dilihat dari jumlah rekanan yang berada di Kantor

  Dilihat dari Tabel 9, mean atau nilai rata-rata dari kualitas audit adalah 19 orang. Nilai tengah atau median dari kualitas audit sebesar 20 orang.

  Sedangkan nilai mode (modus) atau yang merupakan nilai yang sering muncul adalah 20 orang. Nilai standar deviasi adalah simpangan baku. Semakin besar standar deviasi maka semakin besar penyimpangan data, nilai standar deviasi dari kualitas audit adalah 3.902. Mean , median, dan modus merupakan nilai yang sering muncul. Nilai minimun dari kualitas audit adalah 10 orang dan nilai maksimumnya adalah 22 orang.

  b. Masa penugasan auditor Variabel masa penugasan auditor (tenure) (X ) merupakan variabel

  1

  yang berpengaruh terhadap kualitas audit dari seberapa lama auditor mengaudit klien, yang merupakan salah satu nilai independensi yang mesti dimiliki oleh auditor. Masa penugasan diambil dari lamanya auditor secara terus menerus mengaudit di perusahaan yang sama ditambah lamanya Kantor Akuntan Publik (KAP) mengaudit di perusahaan yang sama. Walaupun auditor dan KAP berbeda namun bila dibawah KAP dengan afiliasi internasional yang sama maka dihitung sama.

  Dilihat dari Tabel 9 mean atau nilai rata-rata dari masa penugasan auditor adalah 8.29 tahun. Nilai tengah atau median dari masa penugasan audit sebesar 8 tahun. Sedangkan nilai mode (modus) atau yang merupakan nilai yang sering munculadalah 8tahun. Nilai standar deviasi adalah simpangan nilai standar deviasi dari kualitas audit adalah 2.000. Mean , median, dan modus merupakan nilai yang sering muncul. Nilai minimun dari masa penugasan audit adalah 2 tahun dan nilai maksimumnya adalah 11tahun.

  c. Pendidikan auditor Variabel pendidikan auditor (X ) merupakan variabel yang

  2

  berpengaruh terhadap kualitas audit dari segi pendidikan serta pelatihan yang berkelanjutan, yang merupakan salah satu kompetensi yang mesti dimiliki oleh auditor. Dalam penelitian ini variabel pendidikan auditor yang dilihat adalah jumlah auditor yang memiliki Certified Publik Accountan (CPA) di Kantor Akuntan Publik (KAP). Semakin banyak auditor yang memiliki CPA maka semakin banyak auditor yang kompeten dan semakin baik KAP tersebut .

  Dilihat dari Tabel 9 mean atau nilai rata-rata dari pendidikan auditor adalah 18 orang. Nilai tengah atau median dari kualitas audit sebesar 19 orang.

  Sedangkan nilai mode (modus) atau yang merupakan nilai yang sering munculadalah 19 orang. Nilai standar deviasi adalah simpangan baku.

  Semakin besar standar deviasi maka semakin besar penyimpangan data, nilai standar deviasi dari pendidikan audit adalah 3.360. Mean , median, dan modus merupakan nilai yang sering muncul. Nilai minimun dari pendidikan audit adalah 10 orang dan nilai maksimumnya adalah 20 orang. d. Pengalaman auditor Variabel pengalaman auditor (X

  3 ) merupakan variabel yang berpengaruh

  terhadap kualitas audit dari seberapa lama auditor bekerja sebagai auditor, yang merupakan salah satu nilai kompetensi yang mesti dimiliki oleh auditor.

  Pengalaman auditor diukur dari lamanya Kantor Akuntan Publik (KAP) telah berdiri, karena semakin lamanya KAP berdiri maka KAP dapat menyelesaikan audit berdasarkan pengalaman audit yang telah lalu.

  Tabel 9 mean atau nilai rata-rata dari pengalaman auditor adalah 19.53 tahun. Nilai tengah atau median dari kualitas audit sebesar 16 tahun.

  Sedangkan nilai mode (modus) atau yang merupakan nilai yang sering muncul adalah nilai 25 tahun. Nilai standar deviasi adalah simpangan baku. Semakin besar standar deviasi maka semakin besar penyimpangan data, nilai standar deviasi dari pengalaman adalah 5.665. Mean , median, dan modus merupakan nilai yang sering muncul. Nilai minimun dari pengalaman auditor adalah 10 tahun dan nilai maksimumnya adalah 25 tahun.

C. ANALISIS HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN

1. Pengaruh Masa Penugasan Audit Terhadap Kualitas Audit a. Uji Asumsi Klasik

  Pengujian normalitas data dalam penelitian menggunakan uji

  Kolmogorov – Smirnov. Pada tabel Uji Normalitas disajikan hasil uji

  normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov.

  Rumusan hipotesis : H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal.

  H1 : Data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.

  Kriteria pengujian : 1) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H ditolak.

  2) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H diterima.

  

Tabel 10

Uji Asumsi Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  Y

  X1 N a,,b

  49

  49 Normal Parameters Mean

  19.33

  8.29 Std. Deviation 3.902 2.000 Most Extreme Differences Absolute .426 .198 Positive .247 .149 Negative -.426- -.198-

  Kolmogorov-Smirnov Z 2.980 1.388 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .052 a. Test distribution is Normal.

  b. Calculated from data.

  Sumber : Data sekunder yang diolah.

  Berdasarkan hasil output uji Kolmogorov- Smirnov yang disajikan pada tabel 10 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Unstandardized

  

Residual masa penugasan terhadap Kualitas Audit sebesar 0,052 lebih

  dari nilai alpha ( sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal dan layak atau memenuhi syarat uji regresi linier sederhana.

b. Analisis Uji Hipotesis (Uji t)

  Hipotesis masa penugasan audit (X 1 ) terhadap kualitas audit (Y).

  

H : Masa penugasan audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit

H : Masa penugasan audit berpengaruh terhadap kualitas audit

  1 Secara parsial menggunakan kriteria pengujian:

  1) Jika t hitung > t tabel dengan dk = n- 2 dan α 0,05 maka Ho ditolak.

  Sebaliknya H diterima.

  1

  2) Jika probabilitas (Sig.) < 0,05 maka Ho ditolak. Sebaliknya H 1 diterima.

  Tabel 11 Hasil Uji t a Coefficients

  Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance

  VIF 1 (Constant) 16.417 2.385 6.884 .000 X1 .351 .280 .180 1.255 .216 1.000 1.000

a. Dependent Variable: kualitas_audit

  Dilihat dari tabel 11 pada pengujian hipotesis diatas didapatkan persamaan garis linier berganda didapatkan:

  Y= 16,417 + 0,351 +e

  Berdasarkan tabel 11 terdapat hubungan antara variabel masa penugasan audit (X

  1 ) terhadap kualitas audit (Y), yaitu :

  a) 1 = 0,351. Konstanta a sebesar 16,417

   Konstanta a = 16,417 dan koefisien b

  menyatakan bahwa jika tidak ada nilai , masa penugasan audit (X

  1 ), X=0, maka nilai kualitas audit sebesar 16,417.

  b) Koefisien b 1 bernilai 0,351menyatakan bahwa setiap penambahan satu

  satuan X variabel masa penugasan audit akan meningkatan kualitas audit sebesar 0,351. Koefisien bernilai positif berarti terjadi hubungan positif antara masa penugasan audit dengan kualitas audit. Semakin lama masa penugasan audit maka akan meningkatkan kualitas audit.

  Hasil analisis data tabel 11 menggunakan SPSS 17 diperoleh t hitung variabel masa penugasan sebesar 1.255 < t tabel 2,012 dan probabilitas (sig.) ternyata 0,216>0,05. Hal ini berarti Ho diterima dan H

  1 ditolak atau

  dengan kata lain masa penugasan audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

  Hasil pengujian hipotesis (H

  1 ) terlihat masa penugasan dalam

  meningkatkan kualitas audit, t hitung variabel masa penugasan sebesar - 5.120 < t tabel 2,012 dan nilai signifikan s e b e s a r 0 , 0 0 0 < 0,05 sehingga H 2 tidak ada berpengaruh yang berarti.

  Hasil pengujian H konsisten dengan penelitian yang menunjukkan

  1

  bahwa masa penugasan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Memang beberapa studi empiris telah menemukan bahwa di mana rotasi perusahaan audit tidak wajib, tenor pemeriksaan jangka pendek yang terkait dengan pelaporan keuangan berkualitas rendah sedangkan perikatan audit jangka panjang tidak muncul untuk menghasilkan penurunan kualitas pelaporan keuangan atau tayangan yang merugikan dari perusahaan audit independen kalangan non investor -Profesional, dan benar-benar memfasilitasi auditor yang lebih baik membatasi manajemen ekstrim keputusan pelaporan keuangan.

  Auditor diharapkan agar tetap menjaga independensinya. Tidak mudah menjaga tingkat independensi seorang auditor agar tetap sesuai dengan SOP, apalagi bila auditor menjalin kerjasama dengan waktu yang terlalu lama dan berhubungan sangat baik dengan klien tersebut. Hal tersebut jelas akan menyebabkan kerawanan atas independensi yang dimiliki oleh auditor. Selain itu, pemberian fasilitas atau hadiah dari klien kepada auditor selama proses audit akan mempengaruhi independensi auditor. Dengan hadiah-hadiah tersebut, tidak akan menutup kemungkinan bahwa sedikit demi sedikit, keputusan auditor berkaitan dengan tugas auditnya akan dikendalikan oleh klien. Selain itu, sangat sulit auditor akan bersikap independensi, apalagi jika selain memberikan jasa audit laporan keuangan klien, auditor itu juga memberikan jasa non audit lainnya. Sehingga pemberian jasa non audit kepada klien, hubungan yang baik dengan klien, atau lamanya hubungan kerjasama dengan klien akan membuat auditor sulit menjaga sikap independensinya. Kurangnya independensi akan mempengaruhi kualitas audit.

  Uji hipotesis ini untuk menjawab rumusan masalah yang ke pertama. Dengan demikian, hasil penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu

  17

  yang dilakukan oleh Espahbodi , Dopuch et al., Bazerman et al., yang menyatakan bahwa masa penugasan audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

  Masa penugasan auditor di Jakarta Islamic Index (JII) baik rotasi auditor dan rotasi Kantor Akuntan Publik (KAP) masih banyak yang dibawah KAP yang memiliki afiliasi internasional yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penerapan masa penugasan audit masih kurang indepensi. Apabila KAP masih berada di afiliasi internasional yang sama, maka masih ada hubungan keakraban antara perusahaan dan auditor. Maka sudah dianggap perlu dibuat aturan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai masa penugasan audit oleh auditor selama 5 tahun dan auditor selanjutnya tidak boleh auditor yang bekerja di KAP yang berafiliasi internasional yang sama. Dalam Islam independensi mutlak diperlukan karena hal tersebut akan membawa pada keadilan.

  Supaya menjaga agar kebenaran tetap terjaga maka diperlukan pembuktian 17 yang benar. Lamanya masa penugasan auditor haruslah berdasarkan aturan yang telah ditetapkan dengan tidak melebihi masa penugasan karena akan merusak idenpendensi dan janganlah membuat rekayasa masa penugasan sesuai dengan Al- Qur‟an surat An-Nisaa‟ ayat 135 sebagai berikut :

  Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu

  18

  kerjakan ”.

  Allah SWT memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka senantiasa menegakkan keadilan, tidak condong kekanan dan ke kiri, tidak lemah karena celaan orang yang mencela, dan tidak dipalingkan oleh siapa pun. Dan mereka diperintahkan agar tolong-menolong, bantu- membantu, dan bahu-membahu dalam menegakkan keadilan tersebut. Kesaksian terhadap Allah yaitu hendaknya kalian menunaikannya semata- mata karena mengharap wajah Allah. Maka ketika itulah kesaksian itu menjadi benar, adil, dan hak, serta tidak mengandung perubahan, 18 penggantian ataupun persembunyian. Persaksikanlah kebenaran walaupun itu membahayakan dirimu. Dan apabila engkau ditanya tentang suatu perkara, maka katakanlah yang sebenarnya meskipun hal itu bisa merugikan dirimu. Karena Allah akan menjadikan kelapangan dan jalan keluar dari setiap kesempitan bagi orang-orang yang taat kepada-Nya.

  Apabila persaksian itu berkaitan dengan kedua orang tua dan kerabatmu, maka janganlah kamu membela mereka. Tapi berikanlah persaksian secara benar meskipun hal itu akan membahayakan mereka. Karena kebenaran adalah hakim bagi setiap orang (dan hukum harus didahulukan atas siapa pun). Janganlah engkau membelanya karena ia kaya dan jangan pula engkau merasa kasihan kepadanyakarena ia fakir. Allah adalah pelindung mereka. Bahkan Dia lebih memperhatikan bagi keduanya daripada dirimu dan lebih mengetahui perkara yang membawa maslahat bagi keduanya. Janganlah hawa nafsu, fanatik golongan, dan rasa benci kepada seseorang menyebabkan kalian meninggalkan sikap adil dalam perkara dan urusan kalian. Tetapi hendaklah kalian senantiasa bersikap adil

  19 dalam setiap keadaan.

  Abdullah bin Rawahah ketika diutus oleh Rasulullah saw kepada penduduk Khaibar untuk memungut jizyah dari buah-buahan dan tanaman mereka. Lalu mereka berusaha menyuapnya agar ia mau mengasihani 19 mereka (dengan mengurangi kadar kewajibannya). Maka Abdullah bin Tim Ahli Tafsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, (Jakarta: Pustaka Ibnu katsir, 2006), h. Rawahah ra. Berkata: “Demi Allah, sungguh aku datang kepada kalian dari sisi mahluk yang paling aku cintai. Dan sungguh kalian lebih aku benci daripada monyet dan babi. Dan tidaklah kecintaanku kepada beliau dan kebencianku kepada kalian menyebabkan aku berlaku tidak adil kepada kalian. “Lalu mereka berkata : “ Dengan inilah akan tegak langit dan bumi.” Hadits ini akan disebutkan secara musnad (menyantumkan sanadnya) dalam tafsir surat al-Maa-idah.

  Orang yang tidak mau menjadi saksi atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya. Rasulullah saw bersabda : “Sebaik-baiknya saksi adalah yang memberikan kesaksian sebelum ia ditanya.”(HR. Muslim)

  Auditor harus berlaku adil dan memberikan persaksian karena Allah. Auditor dalam bekerja harus sesuai standar audit syariah, harus lurus dan adil baik apabila bekerja pada masa penugasan sebentar atau lama. Jangan karena sudah lama bekerja pada suatu perusahaan (masa penugasan lama) dan merasa sudah kenal dekat maka akan menggoyahkan kewajiban sebagai auditor sehingga laporan auditor dibuat wajar walaupun ada yang tidak sesuai standar. Padahal walaupun itu orang tua atau pun kerabat, maka auditor harus tetap adil agar membawa maslahat. Sebagai auditor juga harus memberikan persaksian karena Allah dengan memberikan laporan auditor berdasarkan hasil audit yang telah dilakukannya.

  Independensi audit syariah bisa diterapkan dengan auditor menerapkan kode etik audit syariah. Auditor bila dalam bekerja menerapkan kode etik akuntan muslim seperti ketakwaan, keikhlasan, integritas audit, bekerja dengan baik sesuai tugas dan kompetensinya. Kode etik akan membangun sikap kehati-hatian akuntan sehingga berperilaku etis sesuai ketentuan syariah. Pelaksanaan kode etik dapat meyakinkan keakuratan dan keyakinan pada informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga makin kredibilitas dan memperluas perlindungan pada kepentingan kepada pihak yang terlibat. Apabila auditor bekerja sesuai syariah maka akan mendapat ridha Allah dan akan mendapat pahala dan akan dipermudah pemeriksaannya. Auditor juga harus memiliki pola hidup bersahaja sehingga auditor merasa cukup dengan fee audit sesuai perjanjian sudah dapat memenuhi kebutuhannya agar tidak mudah disuap oleh orang yang memiliki berbagai kepentingan.

  

2. Pengaruh Pendidikan Auditor dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas

Audit

a. Uji Asumsi Klasik

  Responden uji coba dalam penelitian ini sebanyak 7 perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII ) yang masuk selama 7 tahun berturut-turut, sampel yang diambil sebanyak 49 data, sehingga diketahui harga df pada taraf 5% yaitu df= N-2= 49-2=47, yaitu 1.667 Berikut hasil uji validitas instrumen penelitian pengaruh pendidikan auditor (X

  2 ), dan pengalaman audit (X 3 ) terhadap kualitas audit (Y) melalui aplikasi program SPSS.

  Analisis data dimulai dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari 5 (lima) pengujian yaitu normalitas, homogenitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 1) Uji Normalitas Data.

  Pengujian normalitas data dalam penelitian menggunakan uji

  Kolmogorov

  • – Smirnov. Pada tabel Uji Normalitas disajikan hasil uji

  normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov. Rumusan hipotesis : H : Data berasal dari populasi berdistribusi normal.

  H 1 : Data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal. Kriteria pengujian : a). Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H ditolak.

  b). Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H diterima.

  Tabel 12 Hasil Uji Normalitas

  

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

  Unstandardized Residual Unstandardized Residual

  N

  49

  49

  49 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 .0000000 .0000000 Std. Deviation .42822663 .26715303 3.30058470

Most Extreme Differences Absolute .221 .421 .169

Positive .221 .421 .128

  Negative -.219 -.246 -.169

Kolmogorov-Smirnov Z 1.548 2.946 1.184

Asymp. Sig. (2-tailed) .017 .000 .121

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

  Sumber : Data Sekunder yang diolah Tahun 2015

  Berdasarkan hasil output uji Kolmogorov- Smirnov yang disajikan pada tabel 12 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Unstandardized

  Residual pendidikan, dan pengalaman terhadap Kualitas Audit sebesar

  0,121 lebih dari nilai alpha ( sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal dan layak atau memenuhi syarat uji regresi linier berganda.

2) Uji Homogenitas

  Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Membandingkan F hitung dengada tabel distribusi F, dengan:

  a)

  Untuk varians dari kelompok dengan variance terbesar adalah dk pembilang n-1

b) Untuk varians dari kelompok dengan variance terkecil adalah dk

  penyebut n-1

  c)

  Jika F hitungerarti homogen

  d)

  Jika F hitungerarti tidak homogen

  Tabel 13 Hasil Uji Homogenitas ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

  1 Regression 727.350 2 363.675 4883.258 .000 a Residual 3.426 46 .074 Total 730.776

  48

  a. Predictors: (Constant), X 3 , X 2

b. Dependent Variable: kualitas_audit

  Berdasarkan pengujian dengan SPSS didapatkan output uji Anova pada tabel Uji Anova dalam tabel 13 berdasarkan hasil uji Anova atau F test antara variabel pendidikan auditor, masa penugasan audit, dan pengalaman auditor terhadap Kualitas Audit nilai F hitung sebesar 4883,258 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian t i da k homogenitas.

  Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada output tabel ANOVA diatas. Jika F hitung > F tabel dengan dk pembilang k dan dk penyebut n-k-1 serta men ggunakan α tertentu maka H ditolak atau jika sebaliknya F > F maka H diterima. Dari hasil

  

hitung tabel

  analisis data dengan SPSS diperoleh F hitung = 4883,258 dengan signifikansi (sig.) sebesar 0,000 sedangkan f tabel dengan derajat kebebasan (dk/df) untuk pembilang = 3 dan penyebut = 45 dan α = 0,05 dari daftar tabel diperoleh = 1.667 dengan demikian F hitung > F tabel atau 4883,258 > 1.667 maka tidak ada homogenitas.

3) Uji Multikolinieritas

  Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat tolerance value atau dengan menggunakan

  Variance Inflation Factors (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS.

  Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value dan

  variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF diatas

  nilai 10 atau tolerance value dibawah 0,10. Multikolinearitas tidak terjadi

  20 bila nilai VIF dibawah nilai 10. 20 Hasil perhitungan uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel

  14 Uji Multikolinearitas sebagai berikut :

  

Tabel 14

Hasil Uji Multikolinearitas

a

Coefficients

  Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance

  VIF 1 (Constant) -1.325 .216 -6.135 .000 X1 1.225 .014 1.055 85.997 .000 .677 1.476 X3 -.074 .008 -.108 -8.772 .000 .677 1.476 a. Dependent Variable: kualitas_audit Sumber : Data sekunder diolah 2015

  Berdasarkan tabel 14 dapat di ketahui Nilai Variance Inflation Factor

  (VIF) menunjukkan semua variabel bebas memiliki nilai VIF < 10 maka

  dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model atau tidak ada korelasi antar variabel bebas.

Dokumen yang terkait

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data 1. Profil SD Negeri 3 Tambahrejo - BAB IV revisiiiiiiiiiiiii

0 2 38

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Lapangan 1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Bumi Karomah Al-Qodariyyah Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran - BAB IV Fadhlullah

0 0 28

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. PENYAJIAN DATA 1. Gambaran Umum Desa Payabenua a. Sejarah Desa Payabenua - BAB IV TESIS

0 0 33

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data 1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Gambaran Umum MTs Ma’arif 02 Kotagajah - Strategi Pengembangan Madrasah Melalui Manajemen Mutu Berbasis Akhlak Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan - Raden Intan Repos

0 0 136

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data 1. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri Ogan Komering Ulu Timur a. Profil Bank Syariah Mandiri Ogan Komering Ulu Timur - Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah dalam Upaya Mencegah Pembiayaan

0 1 45

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian - Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan Karakter siswa di SMP al Kautsar Bandar Lampung - Raden Intan Repository

0 1 40

Pengaruh Masa Penugasan Audit, Pendidikan Auditor, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Indek Tahun 2008 s.d. 2014) - Raden Intan Repository

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Masa Penugasan Audit, Pendidikan Auditor, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Indek Tahun 2008 s.d. 2

0 1 34

BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Syari’ah 1. Pengertian Audit Syari’ah - Pengaruh Masa Penugasan Audit, Pendidikan Auditor, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islami

0 2 50

BAB III METODE PENELITIAN A. Sifat Dan Jenis Penelitian - Pengaruh Masa Penugasan Audit, Pendidikan Auditor, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Indek Tahun

0 0 28