SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

TINDAK TUTUR DALAM WACANA IKLAN MOBIL

  

DI HARIAN KOMPAS BULAN DESEMBER 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

Priska Roselina Pratiwi

  

061224044

POGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan kepada :

  ™ Tuhan Yesus Kristus ™ Kedua orangtuaku tercinta, Alm. Bapak Marcus Subantoro dan ibu Theresia Sarwi Mulatsih.

  Motto Di dalam hidup ini, semua ada waktunya.

  Ada waktunya kita menabur.

  Ada juga waktu menuai.

  (1 Korintus 10) Tuhan selalu dengar doamu! Tuhan tak pernah tinggalkanmu! pertolonganNya pasti’kan tiba tepat pada waktuNya

  (1 Korintus 13)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 24 Juli 2013 Penulis Priska Roselina Pratiwi

  

ABSTRAK

  Pratiwi, Priska Roselina. 2013. Tindak Tutur dalam Wacana Iklan Mobil di

  Harian Kompas Bulan Desember 2010. Skripsi. Yogyakarta: Program

  Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  Tujuan umum penelitian ini adalah mendeskripsikan tindak tutur yang digunakan dalam iklan mobil di harian Kompas, sedangkan secara rinci ingin mendeskripsikan lokusi, ilokusi, dan perlokusi yang digunakan dalam iklan mobil di media massa harian kompas. Data yang dianalisis berupa tuturan-tuturan yang terdapat dalam 25 iklan mobil di media massa harian kompas bulan Desember2010.

  Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teori pragmatik, teori tindak tutur, dan teori iklan. Ketiga teori tersebut digunakan untuk menjelaskan 3 macam tindak tutur yang bisa digunakan dalam pemakaian bahasa yaitu tindak lokusioner, tindak ilokusioner, dan tindak perlokusioner.

  Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca dan teknik catat. Hasilnya memperlihatkan (1) semua iklan yang dianalisis secara pragmatik dan tindak tuturnya mengandung tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi, (2) dari tindak lokusinya, iklan yang dianalisis menginformasikan mengenai fasilitas dan keunggulan secara lengkap untuk meyakinkan pembaca, (3) dari tindak ilokusinya, secara umum terdapat dua jenis tindak ilokusi yaitu tindak ilokusi asertif dan ilokusi komisif, dari semua merk, (4) dari tindak perlokusinya, iklan mobil yang dianalisis ingin memberikan efek pada pembaca berupa menarik perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan, dan tindakan. Efek yang diharapkan, pembaca bukan saja tertarik tetapi menyakini kalau produk yang diiklankan mempunyai fasilitas dan keunggulan sehingga pembaca ingin membeli dan menggunakannya.

  

ABSTRACT

  Pratiwi, Priska Roselina. 2013. Speech Acts in Car Advertisements on Kompas

  Daily in December 2010. Thesis. Yogyakarta: Indonesian and Vernacular

  Language Education Study Program. Teachers Training Faculty, Sanata Dharma University.

  In general, this research was aimed to describe the speech acts used in car advertisements on Kompas daily. It specifically described locutionary, illocutionary, and perlocutionary used in the car advertisements on Kompas daily newspaper. The data that were analyzed were in the forms of speeches used in the 25 car advertisements on Kompas daily newspaper in December 2012.

  The theory background that was used consisted of theory on pragmatic, theory on speech acts, and theory on advertisements. Those three kinds of theories explained three kinds of speech acts that could be used. They were locutionary acts, illocutionary acts, and perlocutionary acts.

  It was a qualitative research. The data were collected by applying reading technique and note-taking technique. The results showed hat: (1) there were locutionary acts, illocutionary acts, and perlocutionary acts both in all advertisements that were analyzed pragmatically and in the speech, (2) the locutionary acts showed that the analyzed advertisements gave information on the complete facilities and strengths to convince the readers, (3) the illocutionary acts showed that there were generally two kinds of illocutionary acts. They were assertive and directive, acts from all brands, (4) the perlocutionary acts showed that the analyzed car advertisements affected the readers in the forms of attention attraction, interest, desire, belief, and action. Not only were the readers expectedly interested in the products but also convinced that the products advertized had the facilities and strengths so that they wanted to buy and use the products.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Priska Roselina Pratiwi Nomor Mahasiswa : 061224044 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

TINDAK TUTUR DALAM WACANA IKLAN MOBIL DI HARIAN KOMPAS BULAN DESEMBER 2010.

  Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ni saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 24 Juli 2013 Yang menyatakan Priska Roselina Pratiwi

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kasih karunia, cinta, semangat, serta kesehatan dari padaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Tindak Tutur dalam Wacana

  

Iklan Mobil di Harian Kompas Bulan Desember 2010. Skripsi ini ditulis sebagai

  salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

  Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, masukan, nasehat, bimbingan, dan kerjasama dari pihak-pihak lain, maka skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah yang telah banyak memberikan dukungan, saran, nasehat, bimbingan, dan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  2. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing, yang bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran yang sangat berguna kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Seluruh staf pengajar Prodi PBSID, yang dengan penuh dedikasi membagi ilmu, membimbing, memberikan dukungan, bantuan dan arahan yang sangat bermanfaat untuk penulis dari awal kuliah sampai selesai.

  4. Karyawan sekretariat PBSID (Mas Sidiq) yang selalu sabar memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan kuliah di PBSID sampai penyusunan skripsi ini.

  5. Kedua orangtuaku yang tercinta, yang selalu memberikan cinta, doa, dukungan, dan semangat yang sangat berharga bagi penulis. Alm.

  Bapak Marcus Subantoro dan Ibu Theresia Sarwi Mulatsih, terima kasih atas cinta, doa, dukungan, dan semangat yang tulus kepada penulis.

  6. Kakakku tersayang, Alfonsus Satrio Wicaksono terima kasih atas doa, dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.

  7. Saudara-saudaraku yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Simbah Putri, Pakde, Budhe, Om, Tante, serta kakak-adik sepupu terima kasih doa dan dukungannya kepada penulis.

  8. Penyemangatku “BEAR” terima kasih telah memberikan cinta, kasih sayang, perhatian, dan masukan-masukan yang berharga kepada penulis.

  9. Teman-teman PBSID angkatan 2006 terima kasih atas kebersamaannya selama kuliah di PBSID.

  10. Semua pihak yang belum disebutkan yang turut membantu kelancaran penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini belum sempurna. Semoga penelitihan ini berguna dan menjadi inspirasi bagi penelitian selanjutnya.

  Penulis Priska Roselina Pratiwi

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................. viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN PUBLIK ..... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I   PENDAHULUAN ...........................................................................

  1 1.1   Latar Belakang masalah .......................................................... 1   1.2   Rumusan Masalah .................................................................. 2   1.3   Tujuan Penelitian .................................................................... 3   1.4   Definisi Istilah .......................................................................... 3   1.5   Manfaat Penelitian ................................................................. 4   1.6   Ruang Lingkup ....................................................................... 5   1.7   Sistematika Penelitian ............................................................. 5   BAB II   LANDASAN TEORI ......................................................................... 6   2.1   Penelitian yang Relevan .......................................................... 6   2.2   Landansan Teori ......................................................................

   8 2.2.1   Pragmatik ....................................................................... 8       2.2.2 Konteks ...........................................................................

  9 2.2.3   Tuturan ........................................................................... 10  

2.2.4   Tindak Tutur ................................................................... 10  

   2.2.6   Jenis Tindak Tutur Ilokusi ............................................. 13   2.2.7   Wacana ............................................................................. 14  

  

2.2.8 Iklan ................................................................................. .15

2.2.9 Bahasa Iklan ................................................................... 16  

  

2.2.10 Pilihan Kata. .................................................................. 19  

2.2.11 Iklan Media Cetak ....................................................... 20   BAB III   METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 21   3.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 21   3.2   Subjek Penelitian ..................................................................... 21   3.3   Teknik Pengumpulan Data .................................................... 22   3.4   Instrumen Penelitian ............................................................... 22   3.5   Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 22  

  BAB IV   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 24 4.1   Deskripsi Data .......................................................................... 24   4.2   Hasil Analisis Data ................................................................... 25   4.2.1 Tindak Tutur Lokusi Dalam Iklan Mobil ...................

  25 4.2.2.1 Iklan Mobil Honda ............................................

  26

4.2.2.2 Iklan Mobil Mitsubhisi .....................................

27  

4.2.2.3 Iklan Mobil Nissan ............................................

29  

4.2.2.4 Iklan Mobil Toyota ............................................

30   4.2.2.5 Iklan Mobil Suzuki ............................................ 31  

  4.2.2.6 Iklan Mobil Marcedes-Benz ............................. 33   4.2.2.7 Iklan Mobil Kia ................................................. 33  

4.2.2.8 Iklan Mobil Isuzu ..............................................

  34 4.2.2.9 Iklan Mobil Ford ............................................... 34   4.2.2.10 Iklan Mobil Mazda .......................................... 35  

4.2.2.11 Iklan Mobil Hyundai .......................................

35   4.2.2.12. Iklan Mobil Peugeot .......................................

  36   4.2.2   Tindak Tutur Ilokusi Dalam Iklan Mobil .....................

  36 4.2.2.1 Iklan Mobil Honda ............................................

  37

  4.2.2.3 Iklan Mobil Nissan ............................................ 43   4.2.2.4 Iklan Mobil Toyota ............................................ 46   4.2.2.5 Iklan Mobil Suzuki ............................................ 49   4.2.2.6 Iklan Mobil Marcedes-Benz ............................ 51   4.2.2.7 Iklan Mobil Kia ................................................. 52   4.2.2.8 Iklan Mobil Isuzu ..............................................

  55 4.2.2.9 Iklan Mobil Ford ............................................... 55   4.2.2.10 Iklan Mobil Mazda .......................................... 57   4.2.2.11 Iklan Mobil Hyundai ....................................... 58   4.2.2.12 Iklan Mobil Peugeot ........................................ 59   4.2.3   Tindak Tutur Perlokusi Dalam Iklan Mobil ...............

  60 4.2.2.1 Iklan Mobil Honda ............................................

  61 4.2.2.2 Iklan Mobil Mitsubhisi ..................................... 62   4.2.2.3 Iklan Mobil Nissan ............................................ 62   4.2.2.4 Iklan Mobil Toyota ............................................ 63   4.2.2.5 Iklan Mobil Suzuki ............................................ 64   4.2.2.6 Iklan Mobil Marcedes-Benz ............................ 65   4.2.2.7 Iklan Mobil Kia ................................................. 66   4.2.2.8 Iklan Mobil Isuzu ..............................................

  67 4.2.2.9 Iklan Mobil Ford ............................................... 67   4.2.2.10 Iklan Mobil Mazda .......................................... 68   4.2.2.11 Iklan Mobil Hyundai ....................................... 68   4.2.2.12 Iklan Mobil Peugeot ........................................ 69   4.3      Pembahasan ................................................................................

   69

  4.3.1 Tindak Lokusi ...................................................................  

  70

  4.3.2 Tindak Ilokusi ...................................................................  

  73

  4.3.3 Tindak Perlokusi  ...............................................................  

  79 BAB V   PENUTUP .........................................................................................

  82  

  5.1 Kesimpulan ................................................................................ 82 5.2 Saran .........................................................................................

  83

  DAFTAR PUSTAKA. ....................................................................................

  84 LAMPIRAN. ...................................................................................................

  86 DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................

  98    

  DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN GAMBAR IKLAN 1. Iklan Mobil Honda .....................................................................................

  87 2. Iklan Mobil Mitsubhisi .............................................................................. 88   3. Iklan Mobil Nissan ..................................................................................... 89   4. Iklan Mobil Toyota ..................................................................................... 90   5. Iklan Mobil Suzuki ..................................................................................... 91   6. Iklan Mobil Marcedes-Benz ..................................................................... 92   7. Iklan Mobil Kia .......................................................................................... 93   8. Iklan Mobil Isuzu .......................................................................................

  94 9. Iklan Mobil Ford ........................................................................................ 95   10. Iklan Mobil Mazda ................................................................................... 96   11. Iklan Mobil Hyundai ................................................................................ 96   12. Iklan Mobil Peugeot ................................................................................. 97  

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi, media massa mempunyai peran yang sangat penting

  untuk menyampaikan berita serta berbagai informasi kepada masyarakat luas. Isi media dikendalikan oleh produsen melalui cara-cara tertentu untuk mengirimkan pesan-pesan. Agar mudah dipahami peristiwa-peristiwa dijadikan bentuk simbolis dan pilihan komunikator atas kumpulan simbol tadi akan mempengaruhi makna peristiwa bagi penerimanya. Pada dasarnya isi media adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya. Penggunaan bahasa (kata-kata yang dipilih) mengekspresikan pilihan, sikap, kecenderungan komunikator yang dimaksudkan untuk menyalurkan pengirim maupun penerima pesan.

  Iklan pada dasarnya merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan yang berkepentingan (Dunn dan Barban, dalam Widyatama, 2005). Di dalam iklan, bahasa dipakai sebagai sarana pertukaran pesan dan menjadi alat komunikasi antara produsen dengan konsumen. Melalui gambar atau foto dan kata-kata atau teksnya sebuah iklan menghasilkan tanda di dalamnya terkandung signifier (penanda) dan signified (petanda) yang kemudian membentuk makna denotatif yakni makna ekplisit yang hanya merupakan penyampaian informasi dan makna konotatif yang melibatkan perasaan, emosi dan nilai-nilai budaya. Kesemua ini membentuk sebuah proses komunikasi yang mempunyai kekuatan penting sebagai sarana pemasaran dalam bentuk informasi yang bersifat persuasif. Efek yang diharapkan dari tuturan bahasa iklan yaitu orang tertarik dan ingin menggunakan produk atau jasa yang diiklankan. Untuk itu hampir dalam setiap bahasa iklan selalu ditonjolkan kelebihan dari produk yang diiklankan.

  Wacana media cetak merupakan wacana persuasi bila ditinjau dari segi isi dan tujuannya. Bila ditinjau dari isinya, wacana media cetak berisi iklan yang menawarkan media massa dalam bentuk surat kabar atau majalah. Ditinjau dari tujuannya yaitu untuk mempengaruhi pembaca agar pembaca tergerak membelinya.

  Dalam penelitian ini penulis memilih iklan mobil dalam media cetak karena sejauh pengamatan penulis, iklan belum terlalu banyak diteliti. Alasan penulis memilih media cetak sebagai sumber data : (1) media cetak memiliki banyak iklan yang ditampilkan dengan beragam bahasa, (2) media cetak merupakan salah satu media yang menjadi sumber informasi bagi banyak orang, (3) berdasarkan pengamatan penulis media cetak merupakan salah satu media iklan yang memiliki informasi berupa iklan yang cukup banyak diminati oleh banyak kalangan. Adapun judul penelitian ini adalah “Tindak Tutur Dalam Wacana Iklan Mobil di Harian Kompas Edisi Bulan Desember 2010”.

1.2. Rumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

  Bagaimana tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi pada wacana iklan mobil di harian Kompas edisi Desember 2010?

  1.3. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi pada wacana iklan mobil di harian Kompas edisi bulan Desember 2010.

  1.4. Definisi Istilah

  Pada bagian ini dikemukakan batasan istilah-istilah pokok yang digunakan untuk memudahkan pembaca agar mendapatkan gambaran yang jelas tentang masalah yang akan diteliti. Istilah-istilah tersebut meliputi, yaitu:

  1. Wacana Bangun teoritis yang maknanya dikaji dalam kaitannya dengan konteks dan situasi komunikasinya (Rani, Abdul, dkk).

  2. Iklan Berita pesanan untuk mendorong, membujuk khayalak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan (Kamus Besar Bahasa

  Indonesia, 2005 : 247).

  3. Media Cetak Sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas (KBBI, 2007: 726).

  4. Iklan Mobil Merupakan iklan dimana pesan yang disampaikan berisi informasi tentang mobil.

  5. Tindak Lokusi Tindak tutur yang menyatakan sesuatu (Putu Wijana, 2009:20).

  6. Tindak Ilokusi Tindak tutur yang dapat dipergunakan untuk melakukan sesuatu (Putu Wijana, 2009: 22).

  7. Tindak Perlokusi Tuturan yang sering dikeluarkan oleh seseorang yang mempunyai daya pengaruh, atau efek bagi yang mendengarkannya (Putu wijana,

  2009:23).

1.5. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti periklanan, dan peneliti lain sebagai berikut ini.

  1. Bagi Para Peneliti Periklanan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk memanfaatkan tindak tutur dalam periklanan melalui pilihan kata dalam rangka meningkatkan daya persuasi iklan terhadap konsumen.

  2. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk penelitian yang lebih lanjut mengenai tindak tutur dalam periklanan.

  1.6. Ruang Lingkup

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dibatasi pada upaya mendeskripsikan tindak tutur (lokusi, ilokusi, perlokusi). Adapun surat kabar yang diteliti adalah kompas edisi bulan Desember 2010.

  1.7. Sistematika Penelitian

  Penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi istilah, dan sistematika penyajian.

  Bab II berisi landasan teori yang terdiri dari penelitian yang relevan dan teori. Bab III berisi metodologi penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, sumber data dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Bab V berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan penelitian yang relevan, landasan teori, dan

  kerangka teori. Penelitian yang relevan berisi tinjauan terhadap topik-topik sejenis yang dilakukan penelitian terdahulu. Landasan teori berisi teori-teori yang digunakan sebagai landasan analisis dalam penelitian ini yang terdiri atas pengertian pragmatik, konteks, tuturan, tindak tutur, jenis tindak tutur, wacana, iklan, bahasa iklan, komunikasi pengiklanan, pilihan kata, dan media iklan cetak. Kerangka teori berisi teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini diuraikan tinjauan pustaka, landasan teori, dan kerangka teori tersebut.

2.1 Penelitian yang Relevan

  Penelitian tentang iklan pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, namun sepengetahuan penulis belum banyak penelitian tentang iklan tindak tutur.

  Setidaknya ada dua penelitian mengenai hal itu yaitu penelitian Ventianus Sarwoyo (2009) dan Yoani Juita Sumasari (2010).

  Penelitian Ventianus Sarwoyo (2009) berjudul Tindak Ilokusi dan Penanda Tingkat Kesantunan di dalam Surat Kabar. Melalui penelitian ini Sarwoyo (2009) berupaya menjawab dua persoalan yaitu (1) jenis tindak ilokusi apa saja yang terdapat dalam tuturan di surat kabar, (2) penanda apa saja yang terdapat dalam tuturan di surat kabar yang meningkatkan tingkat kesantunan tersebut. Hasilnya sebagai berikut (1) ada empat jenis tindak ilokusi yang muncul dalam tuturan di surat kabar yaitu tindak ilokusi direktif, komisif, representatif, dan ekspresif. (2) ada empat jenis penanda tingkat kesantunan tuturan dalam surat kabar, yakni analogi, diksi atau pilihan kata, gaya bahasa, penggunaan keterangan atau kata modalitas, penyebutan subjek yang menjadi tujuan tuturan dan bentuk tuturan.

  Penelitian Yoani Juita Sumasari (2010) berjudul Analisis Tindak Tutur dalam Iklan Kosmetik di Televisi. Melalui penelitian ini Sumasari (2010) berupaya menjawab tiga persolan yaitu (1) bagaimana tindak lokusi dalam iklan kosmetik, (2) bagaimana tindak ilokusi dalam iklan kosmetik, (3) bagaimana tidak perlokusi dalam iklan kosmetik. Hasilnya sebagai berikut : (1) dari tindak ilokusinya, iklan yang dianalisis dikelompokan atas iklan yang menginformasikan adanya kosmetik yang baik dan cocok bagi penonton, serta iklan yang mengingatkan penonton bahwa tidak semua kosmetik aman bagi kulit dan kesehatan bagi pemakainya, (2) dari tindak lokusinya, terdapat empat jenis tindak lokusi, yaitu tindak lokusi asertif, tindak lokusi direktif, tindak lokusi komisif, dan tindak tutur deklaratif, (3) dari tindak perlokusinya, iklan-iklan kosmetik yang dianalisis ingin memberikan efek pada penonton berupa menarik perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan, dan tindakan. Efek yang diharapkan penonton bukan saja tertarik tetapi menyakini kalo produk yang diiklankan cocok untuknya sehingga ingin membeli dan menggunakannya.

  Bila dibandingkan dengan penelitian Sarwoyo (2009) dan Yoani (2010) di atas, penelitian ini memiliki beberapa perbedaan. Pertama, berkaitan dengan objek yang diteliti. Sarwoyo ingin mengetahui jenis tindak ilokusi yang terdapat dalam tuturan para tokoh di surat kabar, penelitian ini ingin mengetahui tindak tutur yang terdapat pada iklan mobil yang tentu saja memiliki spesifikasi tersendiri. Kedua, penelitian Yoani berkaitan dengan media televisi, penelitian ini berkaitan dengan surat kabar, selain itu objek yang diteliti pun berbeda Yoani meneliti tentang iklan kosmetik sedangkan peneliti meneliti tentang iklan mobil.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pragmatik

  Pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari pemakaian bahasa yang dikaitkan dengan konteks pemakaiannya. Makna bahasa tersebut dapat dimengerti bila diketahui konteksnya. Batasan pragmatik adalah aturan-aturan pemakaian bahasa mengenai bentuk dan makna yang dikaitkan dengan maksud pembicara, konteks, dan keadaan.

  Parera (2001:126) menjelaskan pragmatik adalah kajian pemakaian bahasa dalam komunikasi, hubungan antara kalimat, konteks, situasi, dan waktu diujarkannya dalam kalimat tersebut. Definisi yang dikemukakan oleh Parera selengkapnya dapat dilihat pada berikut ini: (a) Bagaimana intepretasi dan penggunaan tutur bergantung pada pengetahuan dunia nyata. (b) Bagaimana pembicara menggunakan dan memahami tindak pertuturan; (c) Bagaimana struktur kalimat dipengaruhi oleh hubungan antara pembicara atau penutur dan pendengar atau petutur.

2.2.2 Konteks

  Konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian. Sementara Purwo (2001:4) menjelaskan konteks adalah pijakan utama dalam analisis pragmatik.

  Konteks ini meliputi penutur dan petutur, tempat, waktu, dan segala sesuatu yang terlibat di dalam ujaran tersebut.

  Preston (dalam Supardo, 2000:46) menjelaskan bahwa konteks sebagai seluruh informasi yang berada di sekitar pemakai bahasa termasuk pemakaian bahasa termasuk pemakaian bahasa yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, hal-hal seperti situasi, jarak tempat yang merupakan konteks pemakaian bahasa. Hal ini menekankan pentingnya konteks dalam bahasa, yaitu dapat menentukan makna dan maksud suatu ujaran.

  Supardo (2000:46) membagi konteks menjadi konteks bahasa (linguistik) dan konteks di luar bahasa (non-linguistik). Konteks bahasa berupa unsur yang membentuk stuktur lahir, yakni bunyi, kata, kalimat, dan ujaran atau teks. Konteks nonbahasa adalah konteks yang tidak termasuk unsure kebahasaan.

  Berbeda dengan ahli-ahli di atas, Hymes (via Sudaryat, 2009:146- 150) menjabarkan konteks menjadi delapan jenis. Pertama latar (setting, waktu, tempat) yaitu mengacu pada tempat (ruang-space) dan waktu atau tempo (ritme) terjadinya percakapan. Kedua peserta (participant) mengacu pada peserta percakapan, yakni pembicara dan pendengar. Ketiga hasil

  (ends) mengacu pada hasil percakapan dan tujuan percakapan. Keempat amanat (message) mengacu pada bentuk dan isi amanat. Kelima cara (key) mengacu pada semangat melakukan percakapan. Keenam sarana (instrument), jalur (chanel) mengacu pada apakah pemakaian hasil dilaksanakan secara lisan atau tulis dan mengacu pula pada variasi bahasa yang digunakan. Ketujuh norma mengacu pada perilaku peserta percakapan. Kedelapan jenis atau genre yaitu mengacu pada kategori bentuk dan ragam bahasa.

  Konteks dapat berupa orang atau benda, tempat, waktu, bahasa, alat, dan tindakan. Konteks berupa orang adalah siapa yang berbicara dan dengan siapa ia berbicara. Kontek berupa tempat adalah di mana ujaran tersebut di bicarakan.

  2.2.3 Tuturan

  Tutur atau tuturan merupakan sesuatu yang ditutur, diucapkan, diujarkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 1231). Tuturan adalah kata, frase, kalimat yang diucapkan penutur ketika sedang berkomunikai. Austin (melalui Nababan, 1992: 22) menyatakan bahwa biasanya ujaran memiliki bentuk formal tertentu antara lain penyataan, memberi informasi, dan melakukan tindak bahasa.

  2.2.4 Tindak Tutur

  Konsep tindak tutur kali pertama dicetuskan oleh Austin (1962) dalam bukunya How to Do Things with World. Dalam bukunya itu, Austin membedakan antara ujaran performatif dan konstatif (deskripstif). Teori tindak tutur Austin tersebut baru tampak berkembang secara mantap setelah Seale (1969) menerbitkan buku yang berjudul Speech Acts, an Essay in the Philosophy of Language.

  Menurut Searle (1969), dalam komunikasi bahasa terdapat tindak tutur. Ia berpendapat bahwa komunikasi bahasa bukan sekedar lambang, kata, kalimat, tetapi akan lebih tepat apabila disebut produk atau hasil dari lambang, kata, atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur. Lebih tegasnya, tindak tutur adalah produk atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil dari komunikasi bahasa. Sebagaimana komunikasi bahasa yang dapat terwujud pernyataan, pertanyaan, dan perintah, tindak tutur dapat pula berwujud pernyataan, pernyataan, dan perintah.

  Tindak tutur dalam ujaran suatu kalimat merupakan penentu makna kalimat itu. Namun, makna suatu kalimat tidak ditentukan oleh satu-satunya tindak tutur seperti yang berlaku dalam kalimat yang sedang diujarkan itu, tetapi selalu dalam prinsip adanya kemungkinan untuk menyatakan secara tepat apa yang dimaksud oleh penuturnya. Oleh sebab itu, mungkin sekali dalam setiap tindak tutur, penutur menuturkan kalimat yang unik karena dia berusaha menyeseuaikan ujaran dengan konteksnya. Dalam pengertian seperti itu, studi tentang makna kalimat dan studi tentang tindak tutur bukanlah dua studi yang terpisah, melainkan satu studi dengan dua sudut pandangan yang berbeda. Dengan demikian, teori tindak tutur adalah teori yang lebih cenderung meneliti tentang makna kalimat dan bukannya teori yang lebih cenderung berusaha menganalisis struktur kalimat.

2.2.5 Jenis Tindak Tutur

  Austin (1962) menyatakan bahwa secara analitis dapat dipisahkan tiga macam tindak tutur yang terjadi secara serentak yaitu (1) tindak lokusi (lacutionary act), (2) tindak ilokusi (illocutionary act), dan (3) tidak perlokusi (perlocutionary act). Tindak lokusi oleh Searle (1987: 24) disebut tindak proposisi (propotional act) mengacu pada aktivitas bertutur kalimat tanpa disertai tanggung jawab penuturnya untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam tindak lokusi seorang penutur mengatakan sesuatu dengan pasti. Lyons (1977) menjelaskan bahwa tindak lokusi itu adalah suatu tindak berkata, yaitu menghasilkan ujaran dengan makna dan referensi tertentu. Tindak itu merupakan dasar bagi dilakukannya tindak tutur lain, lebih-lebih terhadap tindak ilokusinya (Austin, 1962).

  Tindak ilokusi adalah suatu tindak yang dilakukan dalam mengatakan sesuatu seperti membuat janji, membuat pernyataan, mengeluarkan perintah atau permintaan, menasbihkan nama sebuah kapal, dan lain-lain (Lyons,1977:730). Dalam kaitannya dengan tindak ilokusi, Austin (1962: 142) mengatakan bahwa tindak mengatakan sesuatu (of saying) berbeda dengan tindak dalam mengatakan sesuatu (in saying). Dalam tindak ilokusi didapatkan suatu daya atau kekuatan (force) yang mewajibkan si penutur untuk melakukan suatu tindakan tertentu.

  Jika dalam tindak ilokusi terlihat bahwa isi ujaran lebih ditunjukan pada diri si penuturnya, dalam tindak perlokusi isi ujaran itu lebih ditujukan pada diri pendengar. Austin (1962: 130) mengemukakan bahwa mengatakan sesuatu sering menimbulkan pengaruh pasti. Implikasi tindak ilokusi terhadap pendengar inilah yang disebut tindak perlokusi, yaitu tindak tutur yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain, menjadikan orang marah, dan menghibur orang.

  Singkatnya, untuk membuat orang bereaksi. Tujuan tertentu yang dirancang oleh si penutur dalam isi ujarannya merupakan ciri khas tindak tutur perlokusi.

2.2.6 Jenis Tindak Tutur Ilokusi

  Khusus mengenai tindak tutur ilokusi dalam aktifitas bertutur, oleah Searle (1983) digolongkan atas lima macam bentuk tuturan yang masing-masing memiliki fungsi komunikatifnya sendiri-sendiri. Kelima macam bentuk tuturan dijelaskan Rahardi (2009: 73) sebagai berikut. Pertama, asertif atau representatif ialah tindak tutur yang menjelaskan apa dan bagaimana sesuatu itu adanya, misalnya pemberian pernyataan, pemberian saran, pelaporan, pengeluhan, dan sebagainya; (2) komisif adalah tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu, misalnya bersumpah, berjanji, mengusulkan; (3) direktif ialah tindak tutur yang berfungsi mendorong pendengar melakukan sesuatu, misalnya menyuruh, meminta, menasihati; (4) ekspresif yaitu tindak tutur yang menyangkut perasaan dan sikap, misalnya berupa tindakan meminta maaf, berterima kasih, menyampaikan ucapan selamat, memuji, menyatakan belasungkawa, mengkritik; tindakann ini berfungsi untuk mengekspresikan dan mengungkapkan sifat psikologis penutur terhadap mitra tutur; (5) deklarasi yaitu tindak tutur yang menghubungkan isi proposisi dengan realitas yang sebenarnya, misalnya membaptis, menghukum, menetapkan, memecat, memberi nama, dan sebagainya.

2.2.7 Wacana

  Kata wacana dalam bahasa Indonesia sama pengertiannya dengan

  

discourse dalam bahasa Inggris. Kata discourse berasal dari bahasa Latin yang

  berarti discursus yang berarti kian kemari. Kata discursus itu diturunkan dari kata

  

dis- yang berarti dari dalam arah dan currere berarti lari. Kemudian kata

discourse diartikan sebagai (1) komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekpresi ide-

  ide atau gagasan-gagasannya, percakapan, (2) komunikasi umum terutama sebagai subjek, dan (3) risalat tertulis, disertasi formal, kuliah, ceramah, kotbah (Baryadi, 1989:3).

  Wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa (Kushartanti, dkk 2005: 92). Sebagai kesatuan makna, wacana dilihat sebagai bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara padu. Di samping itu, wacana juga terikat pada konteks.

  Sebagai kesatuan yang abstrak, wacana dibedakan dari teks, tulisan, bacaan, tuturan, atau inskripsi, yang mengacu pada makna yang sama, yaitu wujud konkret yang terlihat, terbaca, atau terdengar (Kushartanti, dkk 2005: 92).

  Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan merupakan gramatikal tertinggi atau terbesar (Tarigan, 1987:25). Dalam satuan kebahasaan atau hirarki kebahasaan, kedudukan wacana berada pada posisi paling besar atau paling tertinggi (Harimurti Kridalaksana via Mulyana, 2005: 6). Hal ini disebabkan wacana sebagai satuan gramatikal dan sekaligus objek kajian linguistik, mengandung semua unsur kebahasaan yang diperlukan dalam segala bentuk komunikasi. Wacana juga dapat diartikan sebagai seperangkat kalimat atau tuturan yang kohesif dan koheren (Tagor Pangaribuan, 2008: 55).

  Tiap kajian wacana akan selalu mengkaitkan unsur-unsur satuan kebahasaan yang ada dibawahnya, seperti fonem, morfem, frasa, klausa, atau kalimat. Di samping itu, kajian wacana juga menganalisis makna dan konteks pemakaiannya.

  Berdasarkan media yang dipakai, wacana dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1) wacana lisan, dan (2) wacana tulis (Tarigan, 1987: 52). Wacana lisan adalah wacana yang diwujudkan dalam bahasa lisan. Proses komunikasi yang terjadi antara komunikator dan komunikan adalah komunikator menyampaikan pesan verbal lisan dan komunikan menerima dengan menyimak dan mendengarkan (Tarigan, 1987: 55). Wacana tulis adalah wacana yang diwujudkan dalam bahasa tulis. Untuk menerima, memahami, dan menangkap isi, penerima harus membacanya. Dengan demikian, wacana tersebut dihasilkan oleh proses komunikasi yang searah sifatnya. Oleh karna itu, wacana tersebut sering disebut wacana monolog (Tarigan: 1987: 52).

2.2.8 Iklan

  Istilah advertising (periklanan) berasal dari kata Latin abad pertengahan

  

advertere, “mengarahkan perhatian kepada”. Istilah ini menggambarkan tipe atau bentuk pengumuman publik apa pun yang dimaksudkan untuk mempromosikan penjualan komoditas atau jasa spesifik, atau untuk menyebarkan pesan sosial atau politik (Marcel Danesi, 2010: 362). Iklan di sini disejajarkan dengan konsep

  

advertising . Sementara Spriengel menyatakan bahwa advertising adalah setiap

  penyampaian informasi tentang barang atau jasa dengan menggunakan media nonpersonal yang dibayar. Lebih lanjut Wright (1978) menambahkan bahwa iklan merupakan proses komunikasi yang mempunyai kekuatan penting sebagai sarana pemasaran, membantu layanan, serta gagasan dan ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang bersifat persuasif (via Mulyana, 2007:63-64).

  Dalam KBBI disebutkan bahwa iklan adalah berita pesanan (untuk mendorong, membujuk) tentang barang atau jasa yang ditawarkan (1989: 322).

  Umumnya, iklan dipasang di media massa, baik cetak maupun elektronik. Perbedaan antara iklan dengan informasi atau pengumuman biasa terletak pada ragam bahasa, retorika penyampaian, dan daya persuasi yang diciptakan. Pada iklan, bahasanya distrategikan agar berdaya persuasi, yaitu mempengarui masyarakat agar tertarik dan membeli.

2.2.9 Bahasa Iklan Kandungan iklan terdiri dari dua aspek yaitu tampilan visual dan bahasa.

  Oleh pembuat iklan, kedua aspek tersebut diolah agar iklan yang muncul menjadi ekspresif dan tepat mengenai sasaran yang dituju. Selama ini, kecuali pada iklan radio, para pekerja kreatif iklan tampak lebih mengekspesikan gagasannya pada aspek visual. Apalagi hai ini kemudian didukung oleh ketersediaan teknologi multimedia yang canggih. Akibatnya, kreativitas tampilan visual iklan terliat lebih menonjol dibandingkan aspek bahasa yang banyak dibebani berbagai ketentuan kebahasaan maupun etika.

  Dalam periklanan, bahasa umumnya merupakan sarana untuk menegaskan, mengacu, atau semata-mata menyatakan makna subtekstual. Ada banyak teknik verbal yang digunakan pengiklan untuk mewujudkan tujuan ini dan secara lebih umum, untuk memasukkan produk ke dalam kesadaran sosial. Berapa teknik tersebut yaitu : 1) Jingle dan slogan : Keduanya meningkatkan ingatan akan produk.

  2) Penggunaan bentuk kata perintah : ini menciptakan efek berupa nasihat yang datang dari sumber berwewenang yang tak nampak.

  3) Formula : Formula menciptakan efek dimana pernyataan tanpa makna terdengar seperti mengandung kebenaran.

  4) Aliterasi/pengulangan huruf awal : Pengulangan bunyi dalam slogan atau jingle meningkatkan kemungkinan sebuah merek diingat dan dibubuhi oleh sifat puitis. 5) Ketiadaan bahasa : Beberapa iklan secara strategis menghindari penggunaan bahasa apa pun, dan menimbulkan implikasi yang menyiratkan bahwa produk sudah berbicara untuk dirinya sendiri. 6) Penghilangan secara sengaja : Hal ini memaksimalkan fakta bahwa pernyataan penuh rahasia dan akan merebut perhatian orang.

  7) Metafora : Metafora menciptakan pencitraan yang kuat bagi produk.

  8) Metonimi : Metonimi juga menciptakan pencitraan yang kuat bagi produk.

  Sebagai tambahan, nama merek itu sendiri, seperti yang telah disebutkan, merupakan penanda dalam sebuah sistem signifikasi bagi produk, dan karenanya untuk memahami subteks dalam tiap iklan produk tersebut (Marcel Danesi, 2010: 379-380).

  Aspek-aspek bahasa iklan menurut Gilan (dalam Agustrijanto, 2002) terdiri dari pertama, kata-kata yang mengandung daya ingat. Kata-kata dapat mempengaruhi sikap dan kepercayaan orang lain. Para pembuat iklan menyadari bahwa kata-kata dapat mempengaruhi dan menambah suatu kesempurnaan produk yang dihasilkan dalam rangka menarik perhatian masyarakat. Kata-kata tersebut tidak hanya menguraikan sesuatu hal saja, tetapi dapat menyampaikan perasaan, sikap, dan gagasan yang ada dalam pikiran.

  Kedua, merek dagang berarti denotatif (sebenarnya) dan dapat pula konotatif (tidak sebenarnya) ketika suatu merek ditunjukan untuk menamai sebuah produk, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan agar dapat menciptakan makna tertentu. Nama perlu dicantumkan tidak hanya label atau identitas produk saja, tetapi bagaimana agar membawa kesan yang menarik perhatian sehingga penjualan menjadi berhasil.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

0 1 147

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan daerah

0 4 167

Diajukan unt uk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

0 0 181

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

0 0 225

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

0 0 185

PEMANFAATAN DAYA BAHASA PADA DIKSI PIDATO POLITIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

0 8 204

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

0 0 187

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

0 5 180

NILAI MORAL PADA CERITA RAKYAT DARI JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

0 5 168

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

0 2 114