HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKS KLUSIF PADA BALITA DI DUSUN BULUS II KELURAHAN CANDI BINANGUN PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA

  

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN

PEMBERIAN ASI EKS KLUSIF PADA BALITA

DI DUSUN BULUS II KELURAHAN CANDI

BINANGUN PAKEM SLEMAN

YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

Dewi Mulyani Nopianti

  

060201130

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH

  

YOGYAKARTA

2010

  

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN

PEMBERIAN ASI EKS KLUSIF PADA BALITA

DI DUSUN BULUS II KELURAHAN CANDI

BINANGUN PAKEM SLEMAN

YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

Dewi Mulyani Nopianti

  

060201130

  Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal Pembimbing

  Yuni Purwati, S.Kep.,Ns

  

THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTHERS’ WORKING STATUS AND

EXCLUSIVE TODDLER BREAST-FEEDING IN BULUS II HAMLET CANDI

1 BINANGUN VILLAGE PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA 2 3 Dewi Mulyani Nopianti , Yuni Purwati

ABSTRACT

Background to the study : Exclusive breast feeding has been a recommendation of

  nutritionists around the world because it gives many benefits for the baby and the mother. An exclusive breast- fed baby has a stronger immune system than the non exclusive breast-fed one. Working status is one of the factors that influence exclusive breast- feeding. A working mother tends to have less time to breast-feed her baby than the non-working mother.

  

Purpose of the study : finding the relationship between mothers’ working status and

  exclusive toddler breast- feeding in Bulus II hamlet Candi Binangun village Pakem Sleman Yogyakarta.

  

Methodology: This study used non-experimental method with correlation technique

  using cross sectional approach. This study used 35 respondents chosen by accidental sampling technique analyzed using chi square data analysis.

  

Result of the study : The result of chi square analysis showed significant asymmetry

  value as much as 0.631 (p>0.05). This result shows that there is no relationship between mothers’ working status and exclusive breast- feeding. The result of descriptive analysis showed that the number of non-working mothers who breast- fed the baby was bigger, which was as many as 12 people (66.6%), than the number of working mothers who breast- fed the baby as many as 10 people (58.8%).

  

Suggestion: The following study is suggested to use a data collecting technique which

  can gain more detailed information in order to get more complete data, and it is suggested to use more than 35 samples.

  Key Words : Mothers’ working status, exclusive breast-feeding, toddler References : 21 Books (1997-2008), 3 researches, 4 websites Pages : 54 Pages, 8 tables, 2 Pictures, 5 Appendice.

  1 2 Title of Research 3 Student of PSIK of STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

  

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN

PEMBERIAN ASI EKS KLUSIF PADA BALITA

DI DUSUN BULUS II KELURAHAN CANDI

BINANGUN PAKEM SLEMAN

  1 YOGYAKARTA

  2

  3 Dewi Mulyani Nopianti , Yuni Purwati

  

INTISARI

Latar Belakang: Pemberian ASI eksklusif sangat dianjurkan oleh para ahli gizi di

  seluruh dunia karena banyak manfaat positif yang dapat dirasakan baik oleh bayi maupun ibu. Bayi yang diberikan ASI eksklusif akan memiliki kekebalan tubuh lebih tinggi dibanding bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Status pekerjaan merupakan salah satu faktor pemberian ASI eksklusif. Ibu yang bekerja cenderung memiliki waktu yang lebih sedikit untuk menyusui bayinya dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.

  

Tujuan: Mengetahui hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif

pada balita di Dusun Bulus II Kelurahan Candi Binangun Pakem Sleman Yogyakarta.

Metodologi Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode non eksperimental

  menggunakan teknik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 35 orang dengan tehnik pengambilan sampel dengan aksidental

  sampling dan analisis data menggunakan chi square.

  

Hasil Penelitian: Hasil analisis chi square memperlihatkan harga asymetri signifikan

  sebesar 0,631 (p>0,05). Hal tersebut menunjukkan tidak ada hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil analisa deskriptif menunjukkan ibu yang tidak bekerja dan memberikan ASI eksklusif lebih banyak yaitu 12 orang (66,6%) dibandingkan dengan ibu yang bekerja dan memberikan ASI eksklusif yaitu 10 orang (58,8%).

  

Saran: Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan tehnik pengumpulan data yang

  dapat menggali informasi yang lebih rinci sehingga dapat diperoleh data yang lebih lengkap dan memakai sampel yang lebih dari 35 sampel.

  Kata kunci

: Status pekerjaan ibu, pemberian ASI eksklusif, balita

Daftar Pustaka : 21 Buku (1997-2008); 3 Karya ilmiah; 4 Internet

  Halaman : 54 Halaman; 8 Tabel; 2 Gambar; 5 Lampiran

  1 Judul Skripsi

  2 Mahasiswa PSIK STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

  3 Dosen P SIK STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

  PENDAHULUAN

  ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi karena mempunyai nilai gizi yang paling tinggi. Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh para ahli gizi di seluruh dunia, tidak satupun susu buatan manusia mampu menggantikan perlindungan kekebalan tubuh bayi, seperti yang diperoleh dari kolostrum yaitu ASI yang dihasilkan hari pertama setelah kelahiran bayi yang sangat besar manfaatnya, sehingga pemberian ASI merupakan langkah awal membentuk sumber daya manusia yang berkualitas (Krisnatuti & Yenrina, 2003, hlm 5).

  Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi antara lain pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, sosial, ekonomi dan budaya yang berkembang di masyarakat. Pekerjaan berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif, ibu yang bekerja cendrung memiliki waktu yang sedikit untuk menyusui bayinya akibat kesibukan bekerja, sedangkan ibu yang tidak bekerja mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui bayinya (Amiruddin, 2007). Ibu menyusui yang bekerja merupakan mayoritas ibu- ibu yang tidak menyusui secara eksklusif (Roesli, 2005). Berbagai pendapat pernah mengemukakan antara lain terbatasnya waktu untuk mengurus dan menyusui bayi, ASI yang semakin lama semakin sedikit dan kewajiban untuk cantik di dunia publik (Elvina,2002).

  Menurut Ellen 2004. ASI bukanlah sekedar makanan tambahan tetapi penyelamat kehidupan karena lebih dari 25.000 bayi di indonesia dan lebih dari 1,3 juta bayi di seluru dunia dapat diselamatkan dengan pemberian ASI, kajian WHO atas lebih dari 3000 penelitian menunjukkan bahwa pemberia ASI selama 6 bulan adalah jangka waktu paling optimal untul pemberia ASI eksklusif. Semula pemerintah Indonesia menganjurkan para ibu menyusui bayinya hingga usia 4 bulan. Namun sejalan dengan hasil kajian WHO diatas menkes lewat Kepmenkes No. 450/2004 menganjurkan perpanjangan ASI eksklusif hingga 6 bulan (

  www.kompas.co.id

  , diperoleh tangga l 5 juli 2010) Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI eksklusif masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu formula dan faktor ibu yang bekerja. Pada ibu yang bekerja, singkatnya masa cuti hamil/melahirkan mengakibatkan sebelum masa pemberian ASI eksklusif berakhir sudah harus kembali bekerja, hal ini mengganggu upaya pemberian ASI eksklusif.

  Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di dusun Bulus II, kelurahan Candi Binangun, Pakem Sleman Yogyakarta, bahwa terdapat 15 ibu- ibu yang mempunyai balita, dan memeparkan bahwa proses pemberia ASI eksklusif pada saat bayi mereka berusia 0-6 bulan tidak dijalankan. ibu yang sebagian besar bekerja di Dalam peneltian ini, peneliti pabrik garmen dari jam 08.00-15.00. dibantu oleh seorang asisten yang menyebabkan ibu sering peneliti. Sebelum wawancara meninggalkan bayinya. dilakukan terlebih dahulu responden telah menyetujui inform

  consent,

  dimana responden

  METODOLOGI PENELITIAN menyatakan setuju untuk diteliti.

  Data dianalisis Penelitian ini merupakan menggunakan analisis

  non eksperimental

  penelitian deskriptif dan analisis

  teknik dengan menggunakan inferensial yaitu Chi Square. korelasi

  , yaitu penelitian yang Analisis deskriptif digunakan dilakukan untuk mengetahui untuk mengetahui status hubungan antar variabel yakni pekerjaan ibu menyusui. Chi status pekerjaan ibu dengan Square merupakan statistik pemberian ASI eksklusif (Sugiono, nonparametrik yang digunakan 1997 : 6). Ditinjau dari pendekatan untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan asosiatif sampel yang

  cross sectional

  pendekatan berkorelasi dan datanya (pendekatan silang), data yang berbentuk nominal, mencakup variabel status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI

  HASIL DAN PEMBAHASAN

  eksklusif pada balita di dusun Bulus II kelurahan Candi Binangun, 1. Pakem Sleman Yogyakarta

   Karakteristik Responden

  dikumpulkan dalam waktu Penelitian ini bersamaan artinya setiap variabel menggunakan 35 responden penelitian hanya dikumpulkan satu yang merupakan ibu-ibu yang kali (Arikunto, 2002). mempunyai anak balita baik

  Alat pengumpulan data yang bekerja maupun yang tidak untuk status pekerjaan ibu dengan bekerja di Dusun Bulus II pemberian ASI eksklusif pada Kelurahan Candi Binangun balita adalah dengan menggunakan Pakem Sleman Yogyakarta. skrining. Skrining adalah Tabel 4.1 Karakteristik wawancara yang bebas dimana responden berdasarkan peneliti tidak menggunakan pendidikan

  Karakteristik Frekuensi %

  pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan Responden lengkap untuk pengumpulan data.

  Pendidikan 9 25,7 Pedoman wawancara yang 1. 17 48,6

  S digunakan hanya berupa garis-garis 2. 5 14,3

  S besar yang akan ditanyakan 3. 4 11,4

  Aki (Sugiyono, 2009).

  4. 35 100 Sarj

  Skrining digunakan Sumber: data prime r untuk mengetahui riwayat

  Berdasarkan tabel 4.1 pemberian ASI eksklusif antara ibu pendidikan responden paling banyak pertama adalah SMA yaitu 17 orang (48,6%), paling banyak kedua adalah SMP yaitu 9 orang (25,7%), paling banyak ketiga adalah akademi yaitu 5 orang (14,3%) dan paling sedikit adalah sarjana yaitu 4 orang.

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

  40

  Karakteristik Responden Frekuensi %

  Umur Anak 1. 1,5 bulan-9 bulan 2.

  1 tahun-2 tahun 3. 2 tahun-4 tahun

  Total

  7

  14

  14

  35

  20

  40 100

  1.000.000 yaitu 26 orang (74,3%) dan paling sedikit sebesar >Rp 1.000.000 yaitu 9 orang (25,7%).

  Berdasarkan tabel 4.4 dari 35 responden, umur anak responden paling banyak umur 1-2 tahun sebanyak 14 orang (40%) dan umur 2 tahun-4 tahun yaitu 14 orang (40%) dan paling sedikit umur 1,5 bulan-9 bulan yaitu 7 orang (20%).

Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin anak

  Karakteristik Responden Frekuensi %

  Jenis Kelamin Anak 1.

  Laki-laki 2. Perempuan

  Total

  25

  10

  35 71,4 28,6

Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan umur anak

  100 Berdasarkan tabel 4.3 dari 35 responden pendapatan keluarga responden paling banyak sebesar Rp 750.000-<Rp

  Karakteristik Responden Frekuensi %

  2

  Pekerjaan

  1. PNS 2.

  Karyawati

  3. Tani 4.

  Wiraswasta

  5. Ibu Rumah Tangga Total

  4

  10

  1

  18

  35 74,3 25,7

  35 11,4 28,6

  2,9 5,7

  51,4 100

  Sumber: data primer Berdasarkan tabel 4.2 paling banyak pertama ibu sebagai rumah tangga yaitu 18 orang (51,4%), paling banyak kedua ibu bekerja sebagai karyawati yaitu 10 orang (28,6%), paling banyak ketiga ibu bekerja sebagai PNS yaitu 4 orang (11,4%), paling banyak keempat ibu bekerja sebagai wiraswasta yaitu 2 orang (5,7%) dan paling sedikit sebagai tani yaitu 1 orang (2,9%).

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pendapatan keluarga

  Karakteristik Responden Frekuensi % Pendapatan keluarga 1.

  Rp 750.000-<Rp 1.000.000 2. =Rp 1.000.000 Total

  26

  9

  100 Berdasarkan tabel 4.5 dari 35 responden jenis kelamin anak responden paling banyak berjenis kelamin laki- laki yaitu 25 orang (71,4%) dan paling sedikit perempuan yaitu 10 orang (28,6%).

  2.

  4. Status Pekerjaan Ibu Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI

Tabel 4.6 Status pekerjaan ibu

  Eksklusif

  pada balita di dusun bulus II kelurahan Candi Binangun Tabel 4.8 Hubungan status pekerjaan Pakem Sleman Yogyakarta ibu dengan pemberian ASI eksklusif

  Tahun 2010 pada balita di dusun bulus II kelurahan Candi Binangun Pakem Sleman

  Status Frekuensi %

  Yogyakarta Tahun 2010

  Pekerjaan Pemberian ASI Total % Ibu

  Eks- % Tidak %

  Bekerja 17 48,6 klusif Eks-

  klusif

  Tidak 18 51,4

  Status Bekerja 10 45,5 7 53,8 17 48,6

  Bekerja pekerjaan Tidak

  12 54,5 6 46,2 18 51,4 Bekerja ibu

  35 100

  Total 22 100 13 100 35 100

  Total Hasil analisis pada tabel

Tabel 4.7 menunjukkan

  4.8 menunjukkan bahwa jumlah dari 35 responden sebagian besar ibu yang tidak bekerja dan status pekerjaan ibu adalah tidak memberikan ASI eksklusif yaitu bekerja yaitu 18 orang (51,4%) 12 orang (66,6%) lebih banyak dan sebagian kecil status dibandingkan dengan ibu yang pekerjaan ibu adalah bekerja bekerja dan memberikan ASI yaitu 17 orang (48,6%). eksklusif yaitu 10 orang (58,8%) sedangkan jumlah ibu yang

3. Pemberian ASI Eksklusif

  bekerja dan tidak memberikan

Tabel 4.7 Pemberian asi eksklusif pada

  ASI eksklusif yaitu 7 orang balita di dusun bulus II kelurahan Candi (41,2%) lebih banyak daripada

  Binangun Pakem Sleman Yogyakarta jumlah ibu yang tidak Tahun 2010 memberikan ASI eksklusif dan tidak bekerja yaitu 6 orang

  Pemberian Frekuensi %

  (33,4%). Hasil analisis tersebut

  ASI

  juga menunjukkan ibu yang Eksklusif 22 62,9 bekerja dan memberikan ASI

  Tidak 13 37,1 ekskklusif sebanyak 10 orang eksklusif 35 100

  (58,8%) dari 17 (100%) ibu yang Total bekerja. Sedangakan ibu yang bekerja dan tidak memberikan

  Berdasarkan tabel 4.2 ASI eksklusif sebanyak 7 orang dari 35 responden terlihat bahwa (41,2%) dari 17 (100%) ibu yang ibu yang memberikan ASI bekerja. Ibu yang tidak bekerja eksklusif lebih banyak yaitu 22 dan memberikan ASI eksklusif orang (62,9%) dibandingkan sebanyak 12 orang (66,6%) dari dengan ibu yang tidak 18 orang (100%) ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu bekerja. Sedangkan ibu yang 13 orang (37,1%). tidak bekerja dan tidak memberikan ASI sebanyak 6 orang (33,4%).

  Hasil analisis chi square didapatkan harga asimetri signifikan 0,631 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif.

A. Pembahasan 1. Karakteristik Responden

  Pada tabel 4.1 terlihat pendidikan responden paling banyak adalah SMA yaitu 17 orang (48,6%). Hal tersebut menunjukkan pendidikan responden dalam penelitian ini tergolong cukup tinggi .

  Menurut

  teori pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin luas wawasan berfikirnya dan mendorong untuk berprilaku yang positif dalam pemberian ASI eksklusif (Dalyono, 2001).

  Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang terlihat pada tabel 4.2 paling banyak responden sebagai ibu rumah tangga yaitu 18 orang (51,4%), paling banyak kedua yaitu sebagai karyawati yaitu 10 orang (28,6) paling banyak ketiga yaitu sebagai PNS sebanyak 4 orang (11,4) dan paling sedikit sebagai tani yaitu 1 orang (2,9%). Untuk ibu yang bekerja sebagai karyawati, PNS, maupun tani lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk bekerja dibandingkan dengan ibu rumah

  Pada tabel 4.3 pendapatan keluarga dalam penelitian ini paling banyak responden dengan pendapatan Rp 750.000-<Rp 1.000.000 yaitu sebanyak 26 orang (74,3%). Dengan demikian responden dalam penelitian ini tergolong dalam ekonomi kelas menengah ke bawah atau mampu . Menurut Johnson ibu dari keluarga ekonomi mampu akan mengganti pemberian ASI eksklusif dengan susu pengganti. Pemberian ASI eksklusif juga berdampak pada perekonomian pemberi ASI bagi keluarga yaitu mengurangi biaya pengeluaran terutama untuk membeli susu formula juga untuk berobat bayi (Anonim, 2002).

  Karakteristik responden berdasarkan umur anak pada

tabel 4.4 dan jenis kelamin anak pada tabel 4.5 tidak

  mempengaruhi dalam pemberian ASI eksklusif.

  2. Status Pekerjaan Ibu

  Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan sebagian besar status pekerjaan ibu adalah tidak bekerja yaitu 18 orang (51,4%). Walaupun hasil tersebut lebih besar akan tetapi perbedaannya hanya selisih 1 orang dibanding dengan ibu yang bekerja yaitu 17 orang (48,6%). Menurut Amiruddin (2007) status pekerjaan berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif. Dalam penelitian ini sebagian besar ibu termasuk kelas ekonomi menengah ke bawah yang menurut Manullang (2007) bekerja di sektor publik kebutuhan ekonomi. Banyaknya ibu yang bekerja menyebabkan anak tidak mendapat waktu yang cukup untuk memberikan ASI dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja (Aritonang dan Priharsiwi, 2006). Hal tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa walaupun ibu bekerja di luar rumah akan tetapi tetap dapat memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 10 orang (58,8%) dengan cara menyimpan ASI perasan untuk kebutuhan anak setiap harinya. Hasil penelitian ini menunjukkan ibu yang bekerja tetap mempunyai waktu untuk menyediakan ASI perasan untuk anaknya.

  Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan ibu yang memberikan ASI eksklusif yaitu 22 orang (62,9%) lebih banyak daripada yang ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 13 orang (37,1%). Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif diantaranya pendidikan dan ekonomi. Pendidikan responden dalam penelitian ini sebagian besar SMA dan sebagian besar ibu dalam penelitian ini memberikan ASI eksklusif, maka hasil tersebut sesuai dengan teori Dalyono (2001) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu maka akan semakin luas wawasan untuk berprilaku positif dalam memberikan ASI eksklusif. Akan tetapi bertolak belakang dengan teori dari Johnson bahwa ibu dari keluarga

  ASI eksklusif dengan susu pengganti. Walaupun dalam penelitian ini sebagian besar pendapatan keluarga responden sebagian besar ekonomi menengah ke bawah atau mampu tetapi sebagian besar ibu memberikan ASI eksklusif. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar ibu memberian ASI eksklusif, hal tersebut merupakan langkah yang tepat karena dengan memberikan ASI eksklusif banyak hal positif yang diperoleh baik oleh ibu maupun bayinya (Roesli, 2008). Adapun dampak pemberian ASI eksklusif bagi bayi diantaranya ASI sebagai nutrisi untuk mencegah kekurangan gizi bayi, meningkatkan daya tubuh bayi, meningkatkan kecerdasan kognitif bayi, mencegah penyakit infeksi saluran pencernaan, mencegah infeksi saluran pencernaan dan mencegah resiko kematian. Sedangkan dampak pemberian ASI eksklusif yaitu suatu rasa kebanggaan dari ibu bahwa ia dapat memberikan kehidupan bagi bayinya, menjalin hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan bayinya (Anonim, 2002).

3. Pemberian ASI Eksklusif

  4. Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Pekerjaan Ibu

Tabel 4.8 menunjukkan ibu yang tidak bekerja dan

  memberikan ASI eksklusif lebih banyak yaitu 12 orang (66,6%) bekerja dan memberikan ASI eksklusif yaitu 10 orang (58,8%). Dari 17 orang (100%) ibu yang bekerja ada 7 orang (41,2%) ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dan dari 18 orang (100%) ibu yang tidak bekerja ada 6 orang (33,4%) yang memberikan ASI non eksklusif. Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Aulia Rahmawati (2008) yaitu ibu yang tidak bekerja dan memberikan ASI eksklusif lebih banyak dibandingkan dengan yang bekerja dan memberikan ASI eksklusif, akan tetapi pada penelitian Aulia Rahmawati (2008) hanya ada 1 orang ibu yang tidak bekerja dan tidak memberikan ASI eksklusif, hal tersebut berbeda dengan penelitian ini. Menurut Adiningsih (2006) ibu yang tidak bekerja mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang bekerja.

  Hasil analisis chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif dengan harga asymetri signifikan 0,631 (p>0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa walaupun terjadi perbedaan antara ibu yang bekerja dan tidak bekerja dalam pemberian ASI eksklusif, tetapi perbedaan tidak signifikan. Ibu yang bekerja dan tidak memberikan ASI eksklusif 7 orang (41,4%) dari 17 (100%) ibu yang bekerja dan dari 18 orang (100%) ibu yang tidak yang tidak memberikan ASI eksklusif. Jadi pekerjaan ibu tidak memberikan pengaruh yang begitu besar dalam proses pemberian ASI eksklusif. Hal tersebut dapat dikarenakan pendidikan ibu yang cukup tinggi sehingga para ibu mengetahui tentang manfaat ASI eksklusif untuk pertumbuhan anak. Hal tersebut dapat pula dikarenakan ibu yang bekerja dalam penelitian ini tetap dapat memberikan ASI eksklusif dengan cara menyimpan ASI perasan dalam botol sebelum ibu bekerja. Dan dari 18 orang (100%) ibu yang tidak bekerja 6 orang (33,4%) tidak memberikan ASI eksklusif, dapat dikarenakan dalam penelitian ini ibu memberikan ASI beserta makanan pendamping sebelum usia lebih dari 6 bulan dan menurut WHO ASI eksklusif diberikan selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain pada bayi kecuali vitamin, mineral dan obat. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Aulia Rahmawati (2008) yaitu ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-4 bulan dengan alasan bahwa ibu yang bekerja mempunyai waktu lebih sedikit dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja serta ibu yang bekerja tidak memeras ASI sebelum bekerja sehingga bayinya tidak biasa diberikan ASI

  KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1.

  KEPUSTAKAAN

  Rineka Cipta

  Jaringan informasi pangan dan gizi. Dalyono. 2001. Psikologi Pendidikan,

  Anonim. 2002. Gizi Kita Edisi II Healthy Mother Healty Baby.

  , Universitas Hassanuddin. Tidak Dipublikasikan.

  Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 6-11 Bulan Di Kelurahan Pa’baeng, Makasar tahun 2006

  Amiruddin, Ridwan. 2007. Promosi

  2. Penelitian selanjutnya Diharapkan untuk peneliti selanjutnya menggunakan tehnik pengumpulan data yang lebih baik untuk menggali informasi yang lebih rinci sehingga dapat diperoleh data yang lebih lengkap dan hasil yang lebih baik dan diharapkan menggunakan sampel yang lebih banyak yaitu lebih dari 35 responden.

  Penelitian ini dilakukan pada 35 responden di Dusun Bulus II Kelurahan Candi Binangun Pakem Sleman Yogyakarta .

  Diharapkan dapat menjadi masukan dan diharapkan tenaga kesehatan yang Diharapkan untuk peneliti selanjutnya menggunakan tehnik pengumpulan data yang lebih baik untuk menggali informasi yang lebih rinci sehingga dapat diperoleh data yang lebih lengkap dan hasil yang lebih baik dan diharapkan menggunakan sampel yang lebih banyak yaitu lebih dari 35 responden. bertugas di posyandu untuk lebih bias memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian ASI eksklusif pada ibu yang tidak bekerja dan cara memeras ASI eksklusif serta prosedur penyimpanan dan daya tahan ASI setelah diperas pada ibu yang bekerja dalam memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif di masyarakat.

  Posyandu di Dusun Bulus II Kelurahan Candi Binangun Pakem Sleman Yogyakarta

  didapatkan hasil harga asymetri signifikan tidak ada hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada balita di Dusun Bulus II Kelurahan Candi Binangun Pakem Sleman Yogyakarta.

  square

  3. Ibu yang memberikan ASI eksklusif yaitu 22 orang (62,9%) lebih banyak daripada yang ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 13 orang (37,1%) dari 35 responden.

  2. Status pekerjaan ibu didapatkan hasil sebagian besar tidak bekerja sebanyak 18 responden (51,4%)dari 35 responden (100%). Walaupun hasil tersebut lebih besar akan tetapi perbedaannya hanya selisih 1 orang (2,86%) dibanding dengan ibu yang bekerja yaitu 17 orang (48,6%).

  Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

4. Hasil analisis menggunakan chi

B. Saran 1.

  Gatra.com, 9 agustus 2006, Pernyataan UNICEF. ASI Eksklusif Tekan Angka Kematian Bayi Indonesia.

  WHO. 2003. Pemberia n Makanan

  Tambahan Makanan Untuk . Anak Menyusui

  . Jakarta : EGC Krisnatuti, Diah & Rina Yenrina. 2003.

  Menyiapkan Makanan Pendamping ASI www.kompas.co.id

  . Puspa Swara, , diperoleh tangga l 5 Jakarta juli 2010)

  Roesli . 2005. Mengenal ASI Ekskusif

  cetakan ke-tiga,

  Trubus Gatra.com, 9 agustus 2006, Pernyataan Agriwidya UNICEF. ASI Eksklusif Tekan Angka Kematian Bayi Indonesia.