Independensi Pers Mahasiswa (Studi Komparasi Antara Lembaga Pers Mahasiswa DinamikA IAIN Salatiga dan Lembaga Pers Mahasiswa MISSI UIN Walisongo Semarang). - Test Repository

INDEPENDENSI PERS MAHASISWA

  

(Studi Komparasi Antara Lembaga Pers Mahasiswa DinamikA IAIN

Salatiga dan Lembaga Pers Mahasiswa MISSI UIN Walisongo Semarang)

SKRIPSI

  Diajukan Kepada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah (Fakda) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

  Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

  

Oleh:

ALVINA FITRIA

NIM. 11714003

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MOTTO

سان ل ل مهع ف نأ سان لا ري خ

  

Artinya: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain"

  • -HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni-

  

Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti

wartawan dan berbicaralah seperti orator.

  • -H. Oemar Said Tjokroaminoto-

  

Keep Moving...!

  • -Alvina Fitria-

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya dedikasikan kepada: 1.

  Orang tua terhebat titipan Allah SWT, Almarhum ibu saya, Mutiyem dan bapak saya, Sumarno, yang selama ini terus menanam ladang kebahagiaan di keluarga kami.

  2. Saudara-saudaraku, Mbak Nur Yani, Achmad Rifa‟i dan Seli Septiana, yang selalu menjadi partner hidup luar biasa.

  3. Pendamping perjalanan hidupku berikutnya, Mas Arif Ariyanto D, yang telah memilihku menjadi penghujung cintanya.

  4. Sahabat-sahabatku, Izzah Khoiri, Kurotul „Ain, Sofiyatun, Indana K. Nida, Tika Lutfia N, yang sudah menjadi guru untuk pengalaman yang tak terbeli.

  5. Guru besarku LPM DinamikA, KPI angkatan 2014, Ma‟had al-Jami‟ah

  IAIN Salatiga, almamater Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, MA Ma‟arif Grabag, SMP Terbuka 1 Grabag, dan SD Negeri Sumurarum.

KATA PENGANTAR مىحرلا نمح رلا الله مسب

  Alhamdulilahirabil„alamin puji syukur kepada Allah SWT penulis

  panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun umatnya menuju jalan yang penuh kemanfaatan ini.

  Penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari motivasi dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu, dengan tidak menguragi rasa hormat penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum., selaku dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, dosen Pembimbing Akademik, sekaligus dosen pembimbing skripsi.

  3. Ibu Dra. Maryatin, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

  4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah bersedia memberikan ilmu, membimbing dan terus memotivasi.

  5. Seluruh civitas akademik IAIN Salatiga yang membantu dalam melancarkan urusan administrasi maupun yang lainnya.

  6. Seluruh Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam.

  Besar harapan penulis semoga semua perbuatan baik diterima dan diridhoi Allah SWT. Penulis sadar benar bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis secara pribadi serta bagi para pembaca umunya. Amiin Yaa Robbal „Alamin.

  Salatiga, 29 Maret 2018 Penulis

  Alvina Fitria NIM.117-14-027

  ABSTRAK

  Fitria, Alvina, 2018. Independensi Pers Mahasiswa (Analisis Framing

  Terhadap Lembaga Pers Mahasiswa DinamikA IAIN Salatiga dan Lembaga Pers Mahasiswa MISSI UIN Walisongo Semarang) . Skripsi. Fakultas Dakwah. Jurusan

  Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Mukti Ali, M. Hum. Kata Kunci: Independensi, Pers Mahasiswa, LPM DinamikA, LPM MISSI.

  Penelitian dalam skripsi ini bertujuan: 1) Mengetahui tingkat pemahaman pers mahasiswa terhadap Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. 2) Mengetahui aktualisasi independensi pers mahasiswa ditengah maraknya intervensi terhadap pers.

  Penelitian ini merupakan field research dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan dengan cara observasi, pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi kemudian menganalisa hasil yang diperoleh selama penelitian.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) Sudut pandang pemahaman sangat berpengaruh pada laju perkembangan pola pikir pers mahasiswa. Bahkan untuk memahami setiap hukum dan etika jurnalis, seorang anggota pers mahasiswa perlu memahami secara bertahap. 2) Intervensi yang ada pada pers mahasiswa (baik LPM DinamikA maupun LPM MISSI) hampir sama, yaitu faktor internal dan eksternal, baik untuk kepentingan personal, golongan, atau lembaga yang menaungi. Kebebasan pers selalu dapat dirasakan apabila setiap unsur dapat bersinergi. Sikap peka, terbuka, dirasa perlu agar tidak terjadi noise antara dua atau lebih pihak yang bersangkutan.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ......................................................................................... 0 HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... i HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................iii MOTTO............................................................................................................. v PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... ix DAFTAR ISI ..................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ................................................................................... 1 B.Rumusan Masalah ............................................................................... 9 C.Tujuan Penelitian ................................................................................ 9 D.Manfaat Penelitian ............................................................................ 10 E.Manfaat Penelitian ............................................................................ 10 F. Kerangka Berfikir............................................................................. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ................................................................................. 19 B. Landasan Teori ................................................................................ 24

  BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................ 38 B.Lokasi Penelitian .............................................................................. 39 C.Sumber Data ..................................................................................... 40

  1. Sumber Data Primer ..................................................................... 19

  2. Sumber Data Sekunder ................................................................. 21 D.Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 43 E.Prosedur Pengumpulan Data ............................................................. 44 F.Teknik Analisis Data ......................................................................... 44 G.Pengecekan Keabsahan Data ............................................................. 47 H.Tahap-Tahap Penelitian .................................................................... 47

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ................................................................................. 63

  1. Profil LPM DinamikA IAIN Salatiga ........................................... 63

  2. Profil LPM MISSI UIN Walisongo Semarang .............................. 63

  3. Reduksi Hasil Wawancara ............................................................ 63

  4. Profil Responden .......................................................................... 63

  B. Pembahasan ............................................................................................ 80

  1.Pemahaman Pers Mahasiswa Terhadap Undang-Undang dan Etika Pers63

  2.Aktualisasi Independensi Pers Mahasiswa .......................................... 63

  BAB V PENUTUP A.Simpulan .......................................................................................... 81 B.Saran................................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Tahap-tahap penelitian.

  Gambar 2. Struktur Organisasi LPM DinamikA IAIN Salatiga Gambar 3. Struktur Organisasi LPM MISSI UIN Walisongo Semarang.

  DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar Nilai SKK 2. Lembaran Konsultasi 3. Surat Izin Penelitian 4. Pedoman Wawancara 5. Transkrip Wawancara 6. Koding Wawancara 7. Contoh Cover Produk Majalah Pers Mahasiswa 8. Foto Penelitian 9. Riwayat Hidup Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini, kebebasan pers di Indonesia sudah dijamin oleh undang-

  undang yang mengatur secara gamblang tentang hal tersebut. Meskipun demikian, tidak semua masyarakat memahami makna kebebasan pers dan mengetahui fungsi pers bagi masyarakat. Padahal, baru-baru ini secara tidak sadar, hampir setiap warga negara berlaku sebagai jurnalis warga (citizen journalism). Setiap detik peristiwa yang terjadi di tengah warga dengan pesat meluas dan menjadi sajian publik tanpa memperhatikan dan mempertimbangkan apa-apa yang menjadi dampak dari informasi yang disebarkan.

  Dengan tegas Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers menjamin dan melindungi kebebasan pers. Secara eksplisit, kebebasan pers tertuang pada

  pasal 2 yang berbunyi, “Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan dan supremasi hukum.” Pada pasal 4 turut menjelaskan, “Kebebasan pers dijamin sebagai hak warga negara; (1) Terhadap pers tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyensoran; (2) Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi; (3) Dalam mempertanggunjawabkan pemberitaan, di depan hukum, pers mempunyai Hak Tolak (4). Pasal 18 semakin menegaskan kemerdekaan pers dengan isinya, “Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan pasal 4 ayat 2 dan 3 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah)” (Luwarso, 2008: 3).

  Meskipun banyak undang-undang yang telah mengatur dan mengakui kebebasan pers, bukan berarti media selalu menyajikan pemberitaan sesuai kepentingan publik. Tidak dapat dipungkiri bahwa dibalik tersiarnya pemberitaan baik dari media lokal, nasional, maupun media yang berbasis internasional sekalipun masih terdapat kecenderungan penguasaan media. Ada oknum pemilik modal dan penguasa politik yang akan membayang-bayangi laju media pemberitaan.

  Mengerucut kepada pers mahasiswa yang terlepas dari kepentingan royalti, banyak ditemukan kasus yang menyinggung adanya pihak yang masih leluasa mengintervensi. Diketahui bahwa hampir seluruh pers mahasiswa di Indonesia ini rata-rata mengikuti pola kelembagaan kampus.

  Dengan begitu, apapun yang disiarkan oleh pers akan dimata-matai oleh lembaga. Alih-alih membina pergerakan mahasiswa, justru pers akan lebih mudah dikuasai lembaga karena segala bentuk kegiatan masih pada jangkauan dan ranah lembaga terkait.

  Mundur ke sejarah pers mahasiswa yang dahulu muncul akibat dari pengaruh gerakan kemahasiswaan dan gerakan kebangsaan. Pers mahasiswa berkembang pesat di berbagai daerah setelah peristiwa G 30 S/PKI. Pada masa itu, ketika harian umum banyak dibredel oleh pemerintah, pers mahasiswa justru menemukan celah untuk tetap menerbitkan tulisan yang berbau kritik sosial di tengah masyarakat. Diantaranya pers mahasiswa Salemba (UI), Kampus (ITB), Gelora Mahasiswa (UGM), dan Derap Mahasiswa (IKIP Yogyakarta). Namun setahun kemudian surat kabar kampus juga turut dilarang terbit (Mondry, 2008: 35).

  Menyikapi perkembangan pers mahasiswa hingga dewasa ini, tentu banyak sekali problematika yang terjadi pada panggung kejurnalistikan.

  Tugas pers yang mulanya menjadi media penyebaran informasi kepada publik seolah berganti menjadi penulis skenario pencitraan bagi pihak yang berkepentingan. Hal ini tak jauh berbeda dengan realitas yang ada di lingkungan pers mahasiswa. Pers hanya menjadi penyimak dan menjadi aksesoris yang bisa dijadikan tedeng aling-aling. Jual-beli idealisme bahkan sudah menjadi praktik secara transparan manakala pers harus berproses dibawah tekanan dan batasan.

  Padahal jika kita menyimak lebih jauh tentang pers, pers merupakan bagian dari pilar negara demokrasi. Posisi pers menjadi partner pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan dan melengkapi pilar demokrasi yang lain

  • –legislatif, eksekutif, yudikatif-. Keberadaannya sebagai penyeimbang dan wadah aspirasi warga negara patut menjadi perbincangan khusus. Apabila pers dan pemerintah dapat saling mengisi,
bukan tidak mungkin ini akan menjadi simbiosis mutualisme (tidak terkecuali bagi pers mahasiswa).

  Menyoal kebebasan pers yang ada di Indonesia, sebenarnya kebebasan pers tidak hanya menuntut pemenuhan hak dan kewajiban semata. Tetapi harus siap mempertanggungjawabkan tulisan yang dibuat oleh seorang jurnalis. Dalam konteks inilah, kehidupan pers di Indonesia tidak terlepas dari pagar-pagar yang berbentuk undang-undang, misalnya, Undang-Undang Pokok Pers No. 40 Tahun 1999. Bahkan, di Indonesia pun dikenal juga adanya Kode Etik Jurnalistik yang merupakan pedoman penulisan bagi seluruh wartawan di Indonesia (Kusumaningrat, 2012: 14).

  Meskipun seringkali undang-undang pers dan kode etik digaungkan, tidak membuat pers di negeri ini benar-banar bebas sebagaimana isi yang terkandung dalam naungan hukum insan pers. Masih banyak ditemukan gejolak dan praktik konglomerasi atau penguasan politik yang siap menikam kebebasan pers dan menghanguskan idealisme insan pers. Inilah yang pada akhirnya menyita perhatian peneliti untuk menarik benang merah atas realita pers yang ada di lingkungan kampus atau dikenal dengan pers mahasiswa. Dengan demikian, penulis mencoba mengangkatnya sebagai bahan untuk skripsi dengan judul “INDEPENDENSI PERS MAHASISWA (Analisis Framing Terhadap Lembaga Pers Mahasiswa DinamikA IAIN Salatiga dan Lembaga Pers Mahasiswa MISSI UIN Walisongo Semarang) ”.

  B. Fokus Penelitian

  Agar penelitian lebih fokus dan terarah, penulis mengerucutkan penelitian menjadi beberapa pertanyaan penelitian, diantaranya:

  1. Bagaimana tingkat pemahaman pers mahasiswa terhadap Undang- Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik?

  2. Bagaimana aktualisasi independensi pers mahasiswa ditengah maraknya intervensi terhadap pers?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini mempunyai tujuan yang relevan dengan masalah yang diteliti. Adapun tujuan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Mengetahui tingkat pemahaman pers mahasiswa terhadap Undang- Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik.

  2. Mengetahui aktualisasi independensi pers mahasiswa ditengah maraknya intervensi terhadap pers.

  D. Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian pada umumnya ada dua yaitu teoritis dan praktis. Manfaat teoritis akademis terkait dengan kontribusi tertentu dan penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis. Sedangkan manfaat praktis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian (Amrullah, 2013: 19). Adapun manfaat penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat teoretis

  Penelitian ini diharapkan mampu menambah literasi berupa kajian teori mengenai kebebasan pers. Selain itu, sebagai penjelasan lanjut tentang kebebasan pers yang lebih dulu berkembang agar tidak menjadi teori yang tumpang-tindih atau tidak menimbulkan perlawanan terhadap teori klasik.

2. Manfaat praktis

  Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi insan pers dalam melaksanakan profesionalisme kerja sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik dan Undang-undang tentang Pers Nomor

  40 Tahun 1999. Di samping itu, insan pers dapat lebih berhati-hati dalam memaknai independensi pers dan tidak menyalahgunakan hukum atau undang-undang yang mengikat dengan dalih sebagai tameng profesi.

E. Penelitian Terdahulu

  Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah penulis lakukan, ditemukan banyak penelitian yang membahas tentang kebebasan pers secara umum. Namun, hanya beberapa penelitian yang membahas Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) secara khusus. Adapun beberapa penelitian mengenai pers diantaranya:

1. Penelitian ini milik Ibno Hajar tahun 2014

  Peneliti merupakan mahasiswa Jurusan Siyasah Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogjakarta. Penelitian disusun dalam bentuk skripsi dengan judul,

  “Perlindungan Hukum Terhadap Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dalam Proses Peliputan Berita Ditinjau dari Undang-undang Nomor

40 Tahun 1999 Tentang Pers ”. Penelitian ini menitikberatkan pada

  peran pers mahasiswa sebagai kontrol sosial di Indonesia serta dampak UU Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers terhadap kebebasan pers mahasiswa dalam meliput berita. Selain itu, penelitian ini menjelaskan adanya diskriminasi terhadap pers mahasiswa untuk mempunyai perlindungan hukum.

  2. Penelitian ini milik Syukron Makmun tahun 2015 Peneliti merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

  Penelitian disusun dalam bentuk skripsi dengan judul,

  “Kajian Kebebasan Pers d alam UU No. 40 Tahun 1999”. Penelitian ini

  menitikberatkan pada kesesuaian kebebasan pers di Indonesia yang berpedoman pada UU No. 40 Tahun 1999 serta pengaruh terhadap pers di Indonesia pasca disahkannya UU tersebut.

  3. Penelitian ini milik Sri Widari Zulfa Tahun 2013 Peneliti merupakan mahasiswa Departemen Antropologi

  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

  Medan. Penelitian disusun dalam bentuk skripsi dengan judul, “Pers Mahasiswa: Studi Deskriptif Mengenai Dinamika Pers Mahasiswa SUARA USU”. Menelitian ini menitikberatkan pada idealisme pers mahasiswa di USU yaitu pers mahasiswa SUARA USU tetap bertahan melewati dinamika pers. Kajian ini dilakukan dengan melihat bagaimana serta apa saja aspek-aspek yang dapat menggambarkan idealisme anggota pers mahasiswa tersebut dan menggambarkan dinamika pers itu hingga saat ini. Kajian ini juga menjelaskan bagaimana pers mahasiswa itu masih tetap bertahan dengan dinamika pers yang saat ini terjadi.

4. Penelitian ini milik Hamdan Daulay pada Tahun 2008

  Peneliti merupakan Lektor kepala dalam mata kuliah Jurnalistik, Program Doktor Ilmu Politik UGM Yogyakarta, Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian disusun dalam bentuk jurnal dengan judul, “Kode Etik Jurnalistik dan Kebebasan Pers di Indonesia Ditinjau dari Perspektif Islam”. Dalam penelitian ini dikupas secara gamblang tentang bagaimana kebebasan pers yang ada pada saat ini ditinjau dari perspektif Islam. Disisi lain, penelitian ini juga mempertanyakan tentang kode etik jurnalistik yang ada pada saat ini bisa mengontrol kebebasan pers dan mengetahui dampak kebebasan pers terhadap nilai budaya dan agama yang ada di tengah masyarakat.

F. Kerangka Berfikir

  Permasalahan kebebasan pers pada dunia media penyiaran sebenarnya sudah menjadi PR lama. Ada beragam pendapat yang seringkali dijumpai terkait kebebasan pers. Bukan hanya pers umum, pers mahasiswa pun merasakan demikian. Jika di pers umum rata-rata bermasalah dengan praktikkonglomerasi dan kepentingan politik, pers mahasiswa juga berkutat pada hal yang serupa namun dengan cakupan yang lebih sempit.

  Kebebasan pers dengan demikian adalah kebebasan berkomunikasi dan berekspresi dalam memberikan informasi kepada publik melalui media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Kebebasan ini menunjuk tidak ada campur tangan negara atau pemerintah maupun elemen masyarakat lain, baik individu maupun kolektif dalam memberikan informasi kepada publik, dan secara konstitusional keberadaannya dilindungi oleh negara (Mahdi, 2015: 19).

  Kebebasan pers merupakan harapan insan pers ditengah gerusan elit-elit berkepentingan. Tidak semua pers mahasiswa mempedulikan akan pentingnya kebebasan pers bagi mereka. Mereka hanya berusaha menyajikan informasi kepada publik tanpa sadar bahwa ada hal lain yang harus diperjuangkan untuk menjalankan profesi mereka dengan sepenuhnya. Sikap kritis pers mahasiswa sekarang pun terus mengalami degradasi yang membuat pihak lain merasa di untungkan. Hal tersebut yang akhirnya mendorong beberapa pihak khususnya peneliti untuk mengetahui masih adakah independensi pers mahasiswa untuk mewujudkan dan memperjuangkan kebebasan atau independensi pers.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman isi, dan halaman daftar lampiran.

  Kedua adalah bagian isi dan bagian akhir yang peneliti susun dalam lima bab dengan rincian sebagai berikut:

  BAB I: PENDAHULUAN Bab ini akan membahas: Latar Belakang, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Penelitian Terdahulu, Kerangka Berfikir dan Sistematika Penulisan. BAB II: LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas: Pers dan Sejarah Perkembangannya, Sejarah Pers Mahasiswa, Independensi Pers atau Kebebasan Pers, dan Analisis Framing dalam Penelitian Kualitatif. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas: Pendekatan dan Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, dan Tahap-tahap Penelitian.

  BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang temuan penelitian dan analisis hasil penelitian mengenai independensi pers mahasiswa yng terjadi di LPM DinamikA IAIN Salatiga dan LPM MISSI UIN Walisongo Semarang.

  BAB V: PENUTUP Bab ini berisi simpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pers dan Sejarah Perkembangannya Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers

  pasal 1 ayat 1 dijelaskan, “Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis a turan yang tersedia.”

  Tentu saja Undang-undang tentang pers juga yang hingga saat ini menjadi rambu-rambu jurnalistik dan dipakai sebagai payung hukum dan menjadi tameng bagi insan pers dalam melakukan profesionalisme kerja. Dengan adanya undang-undang yang disahkan, maka secara jelas pers juga mendapatkan perlindungan.

  Istilah pers sendiri baru muncul setelah J. Guttenberg menemukan mesin cetak yang kerjanya menekan (press) kertas untuk mencetak, yang awalnya diartikan sebagai persuratkabaran, namun belakangan banyak juga yang menyebut media elektronik sebagai bagian dari pers tersebut (Mondry, 2008: 17-18). Pers dalam arti sempit yaitu yang menyangkut kegiatan komunikasi yang hanya dilakukan dengan perantara barang cetakan. Sedangkan pers dalam arti kata luas adalah yang menyangkut kegiatan komunikasi baik yang dilakukan dengan media cetak maupun dengan media elektronik seperti radio, televisi maupun internet (Kusumaningrat, 2014: 17).

  Meskipun terdefinisi demikian, namum pers yang ada pada saat sekarang ini menjadi lebih luas cakupannya. Misalnya saja di masa sekarang, oplah penerbitan media informasi berbsis cetak kian menurun jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu.

  Mengimbangi hal itu, kini penerbitan pers yang sangat pesat berkembang adalah produk pers yang dipublikasikan melalui internet.

  Internet yang dimaksud disini punmengalami perkembangan. Diketahui bahwa masa sekarang ini banyak sekali sosial media yang dimanfaatkan sebagai sarana meneyebarkan informasi, seperti halnya

  

website, youtube, instagram, facebook, line , dan masih banyak sosial

media lainnya.

  Pada dasarnya, pers mahasiswa bukan sekedar organisasi yang berkiprah di dunia jurnalistik. Bahasa dan pengetahuan juga menjadi bagian dari pengembangan pers mahasiswa. Pertama, sistem bahasa; bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya.

  

Kedua , sistem pengetahuan; sistem pengetahuan dalam kultural

  universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia (Fajrie, 2017: 58). Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri (Abdullah, 2017: 171).

  Kegiatan jurnalistik awalnya terjadi sekitar 3000 tahun yang lalu, ketika raja Firaun di Mesir, Amenhotep III, mengirim ratusan pesan kepada para perwiranya di berbagai provinsi, yang berisi tentang hal-hal yang terjadi di ibukota kerajaan itu (Kusumaningrat, 2014: 16).

  Mengetahui sejarah yang demikian, dapat dikatakan bahwa pers sekarang adalh pers instan. Dimana banyak sekalisarana tau media yang dapat digunakan untuk mempercepat dalam perluasan informasi.

  Pers mempunyai dua sisi kedudukan, yaitu pertama merupakan medium komunikasi yang tertua di dunia, dan kedua pers sebagai lembaga masyarakat dan juga sistem politik (Saptohadi, 2011: 130). Falsafah pers disusun berdasarkan sistem politik yang dianut oleh masyarakat dimana pers bersangkutan hidup (Kusumaningrat, 2014: 17).

  Berdasarkan teori di atas, pers dapat dikatakan sebagai medium atau perantara masyarakat untuk memperoleh informasi juga sebagai jembatan antara pemerintah dan rakyatnya dalam pengawalan birokrasi.

2. Sejarah Pers Mahasiswa

  Perlu disadari bahwa organisasi seperti pers mahasiswa merupakan saalah satu dari kelompok-kelompok sosial. Kelompok- kelompok sosial itu dapat didasarkan pada kategori kelompok sosial tetentu, bisa kelompok sosial berdasar pada wilayah atau lingkungan tempat tinggal, kelompok berdasar pada pekerjaan, kelompok etnis, pada kelompok agama, dan bahkan kelompok status sosial dan status ekonomi (Ali, 2017: 6).

  Tak terkecuali dengan sejarah pers secara umum, di ranah pers mahasiswa yang ada di Indonesia pun mengalami sejarah panjang hingga mengalami berbagai perkembangan-perkembangan yang ada sampai saat ini. Awalnya, pers berkembang sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Menurut Siregar (1983), dipengaruhi oleh gerakan kemahasiswaan dan gerakan kebangsaan. Setelah Kebangkitan Nasional tahun 1908 dan Sumpah Pemuda tahun 1928, terbitlah media berkala; Jong Java (1914), Oesaha Pemoeda (media mahasiswa Indonesia di Kairo, 1930), Indonesia Merdeka (media mahasiswa Indonesia di Belada, 1924), Soeara Indonesia Moeda (sesudah Sumpah Pemuda 1928), dan Jaar Boek (Mahasiswa THS/ITB 1930-1941). Pada zaman penjajahan Jepang, sejarah pers mahasiswa tidak memiliki catatan penting, karena situasi peperangan, bidang jurnalistik ini di kalangan mahasiswa mengalami kemunduran. Sebab umumnya adalah karena mahasiswa ikut aktif berjuang dan ketatnya sensor yang dilakukan penjajah Jepang (Mondry, 2008: 33).

  Kemudian pada zaman pasca kemerdekaan Republik Indonesia, pers semakin banyak bermunculan setelah tahun 1950-an. Kebanyakan penerbitan media pers berasal dari dua organisasi, yaitu intrauniversitas dan ekstrauniversitas. Pada masa ini pula sempat dua kali diadakan konferensi antarmedia. Konferensi pertama pada tahun 1955 melahirkan organisasi Ikatan Wartawan Mahasiswa Indonesia (IWMI) dan Serikat Pers Mahasiswa (SPM). Pada kongres kedua yang terjadi pada tahun 1958, kedua organisasi tersebut melebur menjadi Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) (Mondry, 2008: 34).

  Beranjak pada sejarah perkembangan pers di era demokrasi terpimpin. Pada masa ini IPMI sebagai organisasi pers mahasiswa mengalami kesulitan-kesulitan, bahkan beberapa penerbitan mahasiswa tidak mampu terbit lama. Hal itu disinyalir lantaran kesulitan mengembangkan diri pada akhir masa demokrasi liberal. Sementara di orde baru, pasca peristiwa G 30 S/PKI, pers mahasiswa kembali muncul dan berkembang dengan pesat di berbagai wilayah. Bahkan pers mahasiswa dapat tetap terbit ketika banyak media penerbitan umum dibredel dan dihentikan hak edarnya. Pers mahasiswa kemudian memecah menjadi pers kampus (internal kampus) dan pers mahasiswa (seperti pers umum dan penerbitan dilakukan di luar kampus) (Mondry, 2008: 35).

  Setelah memasuki fase normalisasi kehidupan kampus (NKK) dan diterapkannya PP No. 5/1980 tentang Pokok-Pokok Organisasi Universitas atau Institut Negeri, tampak adanya kecenderungan tumbuhnya pers kampus di berbagai perguruan tinggi di indonesia (Mondry, 2008: 36).

3. Independensi Pers atau Kebebasan Pers

  Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor: 03/SK- DP/III/2006 tentang Kode Etik Jurnalistik Pasal 1 menjelaskan: “Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Pada Kode Etik Jurnalistik itu pula dapat dibaca penafsiran terhadap kata independen, yakni “memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers,” (Pranoto, 2014:111).

  Secara umum, kebebasan pers (press freedom) dapat didefinisikan sebagai jaminan kebebasan bagi media untuk menjalankan aktivitas jurnalistik dari pencarian hingga publikasi berita. Kebebasan berguna bukan hanya bagi media, tetapi juga bagi publik (Luwarso, 2008: 5).

  Kebebasan pers dalam menyajikan berita merupakan salah satu unsur pilar negara demokrasi. Selain itu, pers juga memiliki kemerdekaan untuk mencari dan menyampaikan informasi penting untuk mewujudkan Hak Asasi Manusia (Ariyanti, 2010: 7).

  Kebebasan pers dengan demikian adalah kebebasan berkomunikasi dan berekspresi dalam memberikan informasi kepada publik melalui media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Kebebasan ini menunjuk tidak ada campur tangan negara atau pemerintah maupun elemen masyarakat lain, baik individu maupun kolektif dalam memberikan informasi kepada publik, dan secara konstitusional keberadaannya dilindungi oleh negara (Mahdi, 2015: 19).

  Perlindungan terhadap kebebasan pers pun dicantumkan secara tegas dalam konstitusi. Selama hampir setengah abad sejak Dekrit Presiden Soekarno untuk kembali ke UUD ‟45 dicanangkan pada 5 Juli 1959, pers Indonesia sudah berjuang keras, meskipun dengan berbagai perjuangan yang berat.Untuk mendapatkan kebebasannya dengan segala macam manuver politiknya. Baru di penghujung abad 20pers mendapat jaminan setelah Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers disahkan dan UUD Amandemen II diterima oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (Kusumaningrat, 2014: 42).

  Kebebasan pers adalah hak milik publik yang harus diperoleh sebagai konsekuensi dari hak memperoleh informasi (right to know) dan hak menyampaikan pendapat (right to express). Kebebasan pers adalah norma kultural yang jadi acuan nilai bersama (shared values)di ruang publik sdangkan pers bebas adalah kondisi yang melandasi keberadaan institusi pers yang menjamin otonomi pers menjalankan fungsi sosialnya. Kebebasan pers adalah istilah yang menunjuk jaminan atas hak-hak warga memperoleh informasi sebagai dasar guna membentuk sikap dan pendapat dalam konteks sosial dan estetis yang untuk itu diperlukan media masa sebagai institusi kemasyarakatan (Masduki, 2005: 7).

4. Studi Komparasi

  Komparasi berasal dari bahasa inggris comparative yang berarti membandingkan atau menurut kamus bahasa indonesia komparasi adalah membandingkan (Senja, 479).

B. Landasan Teori

  Sepanjang sejarah pers, banyak teori yang berkembang dan dianut pers. Namun secara umum, ada empat teori yang cukup dikenal.

  Keempat teori itu antara lain; Teori Pers Otoritarian, Libertarian, Tanggung Jawab Sosial, dan Soviet Komunis. Adapun ciri dari tiap teori pers adalah:

1. Teori Pers Otoritarian

  Teori ini berasala dari filsafat kekuasaan monarkhi absolut, kekuasaan pemerintah absolut atau keduanya yang dianut negara (kerajaan) masa lalu.Tujuan utama teori ini mendukung dan memajukan kebijakan pemerintah yang berkuasa dan mengabdi pada negara. Cirinya adalah sebagai berikut; a) media tidak melakukan hal-hal di luar kewenangan dari pemerintah; b) selamanya tunduk pada penguasa; c) menghindari penentangan terhadap mayoritasenyensoran dibenarkan; d) perlawanan terhadap pemerintah dianggap pidana, e) pelaku media tidak bebas di organisasi medianya (Mondry: 2008, 61-62).

  2. Teori Pers Libertarian Teori ini memutarbalikan posisi manusia dan negara seperti yang yang dipandang teori otoritarian. Manusia, menurut filsafat yang dianut, bukanlah makhluk tergantung yang perlu dituntun dan diarahkan. Cirinya adalah sebagai berikut; a) kebebasan publikasi dan tolak sensor; b) kebebasan terbit dan distribusi; c) kebebasan mengecam pemerintah; d) kebebasan menolak publikasi; e) pendapat perlindungan kebebasan; f) menolak pembatasan hukum;

  g) menolak pembatasan ekspor-impor; h) menuntut otonomi profesional tinggi (Mondry: 2008, 64).

  3. Teori Pers Tanggung Jawab Sosial Teori ini, orang yang ingin menyatakan sesuatu dapat saja menggunakan media massa, tidak harus mereka yang memiliki izin seperti teori otoritarian, tidak harus memiliki kemampuan ekonomi seperti teori libertarian, apalagi tidak berhak sama sekali seperti teori Soviet Komunis. Pengawasan tidak hanya berasal dari dalam seperti teori libertarian, teori ini mengatakan bahwa pengawasan dilakukan melalui pendapat masyarakat , tindakan konsumen dan etika-etika kaum profesional (Mondry, 2008: 65). Cirinya adalah sebagai berikut; a) media memenuhi kewajiban tertentu pada masyarakat; b) penetapan kewajiban berdasarkan standar profesi tentang informasi, kebenaran, ketepatan, objektivitas, dan keseimbangan; c) pelaksanaan berdasar kerangka hukum dan kelembagaan yang ada; d) penegasan pers untuk menghindari kejahatan dalam bentuk apapun; e) memiliki sifat pluralis; f) produk pers dibatasi ukuran standar profesi; g) profesionalisme wartawan dan media bertanggung jawab terhadap masyarakat, majikan dan pasar (Mondry: 2008, 65).

4. Teori Pers Soviet Komunis

  Tanggung jawab utama pengawasan pers Soviet ada di tangan partai, bukan pada pemerintah. Cirinya adalah sebagai berikut; a) pers melayani kepentingan dari (dan dikendalikan) kelas pekerja;

  b) pers tidak boleh dimiliki secara probadi; c) pers melakukan fungsi positifbagi negara melalui “sosialisasi norma yang dibuatkan kebijakannya, pendidikan, informasi, motivasi, dan mobilisasi; d) pers harus tanggap terhadap keinginan dan kebutuhan publik kelas pekerja; e) masyarakat berhak menyensor dan menindak secara hukum bila melakukan publikasi anti- masyarakat; f) pers harus menyajikan pandangan yang lengkap dan objektif; g) o rientasi wartawan mesti tertuju untuk “kepentingan terb aik masyarakat (kelas pekerja)”; h) media harus menjadi pendukung gerakan prograsif (partai) (Mondry: 2008, 66-67).

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan field research dengan pendekatan

  kualitatif. Menurut Milles dan Michael, penelitian kualitatif akan mendapatkan data kualitatif yang sangat menarik, memiliki sumber dari deskripsi yang luas dan berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Peneliti dapat memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat, serta dapat memperoleh penemuan-penemuan yang tidak diduga sebelumnya untuk membentuk kerangka teoretis baru (Maslikhah, 2003: 319).

B. Lokasi Penelitian

  Untuk memperoleh data dan fakta yang akurat, penulis memilih lokasi penelitian di dua tempat. Pertama di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) DinamikA Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang beralamat di Gedung A Lantai 2 kampus satu IAIN Salatiga, Jalan Tentara Pelajar No. 2 Salatiga. Kedua di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) MISSI Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang beralamat di Gedung PKM Fakultas Dakwah dan Komunikasi kampus tiga UIN Walisongo, Jalan Prof. Hamka KM. 2 Semarang.

C. Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2006: 129). Dalam penulisan skripsi ini, sumber data yang digunakan adalah sumber data yang terkait dengan subyek dari mana data diperoleh. Adapun sumber data terdiri dari sumber data primer dan sekunder: 1.

   Sumber Data Primer

  Sumber data primer (utama) bersifat dasar dan asli, diantaranya meliputi; manuskrip-manuskrip seperti surat-surat, buku harian, jurnal- jurnal atau catatan harian, berbagai jenis wawancara, penyelidikan statistik yang diadakan secara langsung pada asalnya, laporan ruang penelitian, buku-buku, artikel dari majalah dalam jumlah yang banyak, sama dengan materi yang ditemui si pekerja riset tanpa peng-redaksian atau penafsiran yang membatasi makna tulisan aslinya (Soeharto, 1989: 11-12).

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik field research serta teknik dokumentasi. Yaitu peneliti mengumpulkan data langsung dari pihak pertama dan penemuan- penemuan yang ada di lapangan.

2. Sumber Data Sekunder

  Sumber data sekunder (urutan kedua) bersifat derivative atau sebagai hasil dari materi-materi utama, diantaranya melibatkan buku- buku referensi seperti ensiklopedi-ensiklopedi, buku-buku katalog atau kumpulan makalah yang termuat di dalam berbagai majalah, makalah berupa laporan dan penguraian penemuan-penemuan para ahli pengetahuan, naskah yang ditulis oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi, dan dari peneliti-peneliti materi dasar lainnya (Soeharto, 1989: 12).

  Buku juga merupakan bentuk dari media massa, sehingga memiliki peran yang signifikan dalam membentuk pola pikir masyarakat. Oleh karena itu, buku dipandang sebagai bahan referensi dan bahan ajar yang dapat dipercaya. Buku merupakan produk atau bentuk dari wacana (Saputro, 2017: 4).

  Sumber data sekunder secara sederhana berarti peneliti memperoleh bahan dari tangan kedua dan bukan data orisinil (Zed, 2004: 5). Agar lebih mendalam dan memperoleh data yang benar- benar dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menempuh beberapa cara.

  Peneliti mendapatkan data dari beberapa sumber, diantaranya:

  

person (orang), place (tempat), dan paper (pustaka) (Arikunto, 2006:

  107). Person terdiri dari beberapa pihak terkait, diantaranya; anggota Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) DinamikA Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dan anggota Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) MISSI Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Paper dengan membandingkan produk tulisan dari LPM DinamikA dan LPM MISSI. Place yaitu tempat di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)

  DinamikA Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) MISSI Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

D. Teknik Pengumpulan Data

  Wawancara mendalam (in-depth interview) dilakukan sebagai salah satu langkah meperoleh data yang akurat. Wawancara ini dilakukan secara terbuka dan tidak ada pemaksaan oleh peneliti kepada narasumber terkait data dan fakta yang diungkapkan. Menurut Mulyana, wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Maslikhah, 2003: 322).

  Meskipun demikian, kisi-kisi wawancara yang berisi tentang independensi pers mahasiswa juga digunakan peneliti. Tujuannya, agar penelitian yang dilakukan tidak keluar dari batasan masalah. Agar tidak kehilangan data penting, peneliti menggunakan sound recorder dan catatan hasil wawancara.

  Selain melalui wawancara, peneliti juga mengumpulkan data dengan cara observasi secara terbuka. Hal itu dilakukan agar keseimbangan informasi yang didapat dari narasumber sesuai dengan fakta di lapangan dan agar tidak ditemukan rekayasa dalam menjalankan praktik jurnalistik.

  Observasi terbuka kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga antara responden dan peneliti terjadi hubungan atau interaksi secara wajar (Sukardi, 2005: 79). Observasi dilakukan untuk mendapatkan data dan fakta tentang aktualisasi independensi pers mahasiswa.

E. Prosedur Pengumpulan Data

  Berikut adalah tahapan yang ditempuh peneliti dalam penelitian terkait independensi pers mahasiswa: a.

  Mencari narasumber dari LPM DinamikA IAIN Salatiga dan LPM MISSI UIN Walisongo Semarang.

  b.

  Mengajukan permohonan penelitian.

  c.

  Melakukan observasi tempat penelitian.

  Prosedur pengumpulan data adalah tahapan yang ditempuh peneliti dalam mendapatkan data yang akan disajikan dalam hasil penelitian.

  Menjalin kesepakatan terkait waktu pelaksanaan penelitian dengan pihak yang bersangkutan.

  e.

  Melakukan penelitian tahap pertama dengan mencari informasi umum.

  f.

  Melakukan penelitian kedua dengan menggali informasi lebih dalam.

  g.

  Mengamati proses aktualisasi independensi pers mahasiswa di lapangan.

  d. h.

  Hasil riset kualitatif kemudian diuji melalui Focus Group bersama anggota persma.

  Discussion i.

  Mendokumentasikan segala data yang diperoleh baik dalam bentuk gambar, tulisan, audio, maupun produk jurnalistik yang lainnya.

F. Teknik Analisis Data

  Sebagaimana penelitian kualitatif, peneliti melakukan proses reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data dalam menganalisis hasil penelitian yang telah dilakukan.