BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Karakter Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Karakter Rasa Ingin Tahu - PENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PELAJARAN IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MENGGUNAKAN METODE GUIDED NOTE T

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Karakter Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Karakter Rasa Ingin Tahu Karakter dapat diperoleh melalui pendidikan baik pendidikan

  formal maupun non formal. Pendidikan karakter non formal dapat diperoleh dari kebiasaan orang tua atau keluarga beserta lingkungan masyarakat, kemudian pendidikan karakter formal dapat diperoleh melalui proses pendidikan di sebuah satuan pendidikan atau sekolah.

  (Saptono, 2011: 23) pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik berlandaskan kebijakan inti yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Kementerian Pendidikan Nasional terdapat 18 jenis nilai karakter bangsa yang salah satunya adalah rasa ingin tahu.

  Rasa ingin tahu membuat siswa menjadi aktif, salah satu belajar yang terbaik adalah dengan mengamati siswa pada waktu proses pembelajaran. (Zunaedi 2011:75) mengatakan rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu hal yang belum pernah atau belum dimengerti sebelumnya. Sedangkan (Mustari 2014: 85) mengatakan bahwa rasa ingin tahu adalah emosi yang dihubungkan dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu adalah sebuah sikap siswa yang berusaha untuk mencari tahu yang belum mereka ketahui sebelumnya.

b. Indikator Rasa Ingin Tahu

  Karakter rasa ingin tahu menurut Daryanto (2012: 138 -147) memiliki beberapa indikator yaitu : 1) Indikator sekolah

  a) Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah

  b) Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu 2) Indikator siswa

  a) Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pembelajaran.

  b) Membaca atau mendiskusikan perjuangan mempertahankan kemerdekaan c) Bertanya tentang beberapa yang baru didengar mengenai perjuangan mempertahankan kemerdekaan d) Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran diluar yang dibahas dikelas.

  Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa indikator rasa ingin tahu akan mengalami keberhasilan dalam kelas tersebut siswa merasa antusias dalam pembelajaran, dan siswapun selalu merasa ingin tahu yang dijelaskan oleh guru. Indikator rasa ingin tahu pada siswa ada empat macam yang pertama bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang sedang dipelajari, kedua membaca atau berdiskusi mengenai gejala alam yang baru terjadi, ketiga bertanya tentang berbagai hal yang baru di dengar, keempat yaitu bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran tetapi yang di luar pembahasan di dalam kelas.

2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar

  Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. (Arifin 2013:12) berpendapat bahwa prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak siswa. (Muhibbin 2008: 141) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan.

  Kesimpulan tentang beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dari pengalaman, latihan dan faktor- faktor yang mempengaruhinya yang tertuang dalam bentuk nilai yang diberikan oleh guru.

b. Fungsi Prestasi Belajar Prestasi belajar (achievement)

  Prestasi belajar mempunyai fungsi, (Arifin 2013:12) fungsi belajar diantaranya : 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

  4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap

  (kecerdasan) siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena siswalah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

  Fungsi prestasi belajar yang telah dikemukakan, terlihat jelas bahwa prestasi belajar menunjukan kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai siswa. Tinggi rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan cerminan pengetahuan yang didapat oleh siswa. Selain itu prestasi belajar dapat dijadikan inovasi bagi siswa, orang tua siswa, guru karena prestasi belajar berguna untuk memberikan informasi tentang tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Orang tua siswa, guru juga dapat mengetahui yang menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

  Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor sosial budaya, faktor lingkungan sekolah, faktor ekonomi, dan faktor lingkungan keluarga. Keterlibatan orang tua mungkin memiliki arti penting dalam kegiatan berbasis sekolah. Kegiatan ini mungkin melibatkan kontak dengan guru, memeriksa kehadiran siswa di sekolah. Sedangkan menurut Ahmadi dan Supriyono (2004:138) faktor yang mempengaruhi belajar adalah :

  1) Faktor internal

  Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor jasmani (fisiologi), yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 2) Faktor eksternal

  Faktor eksternal yang mempengaruhi pestasi belajar adalah lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan kelompok.

  Berdasarkan penjelasan di atas mengenai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, unsur-unsur penting yang menjadi landasan adalah faktor jasmani dan faktor eksternal. Adanya faktor tersebut maka diharapkan siswa mampu mendapatkan prestasi belajar yang optimal.

3. Metode Catatan Terbimbing (Guided Note Taking) a.

  

Pengertian Metode Catatan Terbimbing (Guided Note Taking)

  Metode pembelajaran Guided Note Taking merupakan metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif (cooperative learning ). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran tersebut.

  Metode pembelajaran Guided Note Taking atau catatan

  terbimbing adalah metode pembelajaran yang menggunakan suatu bagan, skema (handout) sebagai media yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan ketika seorang guru sedang menyampaikan pelajaran dengan metode ceramah. Tujuan Metode pembelajaran

  Guided Note Taking adalah agar metode ceramah yang

  dikembangkan oleh guru mendapat perhatian siswa, terutama pada kelas yang jumlah siswanya cukup banyak (Suprijono, 2015: 124).

  Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode

  

guide note taking adalah metode pembelajaran yang fungsinya

  mengarahkan siswa membuat catatan yang sistematis terhadap pembelajaran yang sedang dihadapi dengan cara mengisi bagian yang kosong dari bagan, skema, formulir atau bentuk lainnya yang telah disiapkan guru. Metode Guide Niote Taking sangat membantu dalam proses pembelajaran untuk memudahkan siswa menghafal materi pelajaran.

b. Manfaat Metode Guide Note Taking

  Guided Note Taking memiliki manfaat dalam pembelajaran,

  adapun manaat dari metode Guided Note Taking dalam buku Suprijono (2015: 124) adalah:

  1) Siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif).

  2) Membuat siswa tertarik untuk mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan guna menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka. 3) Dapat dikembangkan untuk mengetahui stock of knowledge siswa. 4) Membuat metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian siswa. 5) Membuat siswa tetap berkonsentrasi dari awal sampai akhir pembelajaran 6) Membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar.

  Manfaat metode tersebut diharapkan bisa menambah pemahaman siswa dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. Manfaat lain dari metode Guided Note Taking dapat mempermudah siswa dalam pelajaran IPS yang bersifat menghafal.

c. Langkah-Langkah Guide Note Taking

  Pembelajaran menggunakan metode Guided Note Taking memiliki urutan dalam proses pembelajaranya. Langkah

  • – langkah pembelajaran metode Guide Note Taking menurut (Suprijono, 2015: 105) adalah sebagai berikut:

  1) Memberi bahan ajar misalnya berupa handout kepada siswa. 2) Materi ajar disampaikan dengan metode ceramah. 3) Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang kosong dalam handout tersebut, misalnya dengan mengosongkan istilah atau definisi atau bisa dengan cara menghilangkan beberapa kata kunci. 4) Menjelaskan kepada siswa bahwa bagian yang kosong dalam handout memang sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi mengikuti pembelajaran. 5) Selama penyampaian materi berlangsung siswa diminta mengisi bagian-bagian yang kosong. 6) Setelah penyampaian materi dengan ceramah selesai, mintalah kepada siswa membacakan handoutnya.

  Berdasarkan beberapa pendapat mengenai langkah-langkah

  

guide note taking diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

  Metode pembelajaran Guided Note Taking merupakan pembelajaran dengan metode ceramah dengan memberikan catatan yang telah dikosongi sebagian kata kunci dari materi. Pertama yang dilakukan oleh guru yaitu memuat catatan tentang keseluruhan materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dan beberapa bagian yang penting dari catatan tersebut sengaja dikosongkan. Kegiatan inti membagikan lembar catatan tersebut kepada siswa dan menjelaskan bahwa ada beberapa catatan yang sengaja dikosongkan dan harus diisi siswa saat guru menjelaskan materi tersebut. Kegiatan penutup guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, setelah penyampaian materi dengan ceramah selesai, mintalah kepada siswa membacakan lembar catatannya.

4. Media Video a. Pengertian Media Pembelajaran

  Media pembelajaran menurut Arsyad (2007: 3) kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti’ tengah’ perantara, atau pengantar. Secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media yang akan digunakan dalam penelitian oleh peneliti yaitu media audio visual yang dipercaya mampu untuk menunjang dan mempermudah peneliti dalam menyampaikan materi atau memberi gambaran tentang materi yang akan diajarkan.

b. Pengertian Video

  Video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang bersifat fakta (kejadian atau peristiwa penting, berita) maupun fiktif seperti misalnya ceritera, bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional (Sardiman, 2008: 74). Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam berinteraksi yang berlangsung antara siswa dan pendidik, sedangkan video pembelajaran merupakan gambar yang bergerak disertai dengan suara, sehingga dapat dikatakan bahwa video merupakan media audio visual yang dapat dijadikan sebagai alat penyampaian pesan-pesan atau materi pelajaran.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian Pembelajaran

  Pembelajaran adalah membangun pengetahuan melalui pengalaman, interaksi sosial dan dunia nyata. Pembelajaran berpusat pada siswa, pendidik sebagai moderator, fasilitator, dan sumber belajar dalam pembelajaran menurut Yamin (2012: 10). Diperkuat oleh Trianto (2013: 17) pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, diantara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah diterapkan sebelumnya. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan interaksi antar guru dan siswa, siswa sebagai pusat kegiatan dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

  b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

  Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat penting diajarkan di Sekolah Dasar. Menurut Somantri dalam Sapriya (2008: 9), bahwa Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan . Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Sardjiyo (2012: 126) IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai sapek kehidupan atau satu perpaduan.

  Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan ilmu yang mengajarkan tentang ilmu sosial dengan menelaah, menganalisis secara ilmiah serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan nilai yang di harapkan siswa mampu menjadi warga negara yang baik yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis.

  c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

  Tujuan pembelajaran IPS menurut Alma Buchari (2003: 150-151) tujuan IPS adalah siswa harus memiliki latar belakang pengetahuan yang dibutuhkan dalam menanggapi masalah sosial, sikap bertanggung jawab, dan kemampuan di bidang sosial, belajar, bekerja, bekerjasama dan intelektual. Pembelajaran IPS sangat penting bagi siswa sekolah daar untuk bisa mengetahui hal-hal yang telah terjadi di lingkungan sekitar, sejarah dan ekonomi. (Daldjoeni 1997: 23-24) adalah ilmu pengetahuan sosial yang bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik. Ilmu pengetahuan IPS mempelajari clossed areas yaitu masalah-masalah sosial yang pantang untuk dibicarakan dimuka umum.

  Dengan mempelajari ilmu pengetahuan sosial siswa secara langsung dapat mempelajari dan mengamati norma-norma serta kebiasaan baik ataupun buruk yang berlaku dalam masyarakat tersebut sehingga siswa mendapatkan pengalaman langsung adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat, serta dapat membentuk dirinya menjadi masyarakat yang baik dengan menaati peraturan yang berlaku dan turut pula mengembangkanya serta bermanfaat pula dalam mengembangkan pendidikanya ke jenjang yang lebih tinggi.

d. Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

  Standar kompetensi Kompetensi dasar

  2.Memahami peranan tokoh 2.3 menghargai jasa dan peranan pejuang dan masyarakat dalam tokoh perjuangan dalam mempersiapkan dan memproklamasikan kemerdekaan mempertahankan kemerdekaan Indonesia indonesia

  Sumber Silabus KTSP

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

  1. BochFrançoise. (2005), yang berjudul “Note Taking and Learning: A

  Summary of Research”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas menggunakan metode catatan terbimbing siswa.

  Belajar mengambil catatan baik tidak diragukan lagi mengambil waktu sebanyak belajar menulis dengan cara yang relatif berpengalaman setidaknya lima belas tahun.

  Catatan mengambil dan belajar aspek ringkasan penelitian mencatat yang telah disebutkan, peneliti percaya belajar untuk mencatat pengembangan berbagai keterampilan yang mengambil beberapa tahun untuk menguasai. Tujuan pengajaran untuk membantu kemajuan siswa tidak lebih cepat tetapi dengan cara bahwa keterampilan peneliti dalam menggunakan alat ini sangat diperlukan meningkatkan. Hasil dari

  penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan menggunakan metode Guided Note Taking.

  2. Lee. (2013), yang ber judul “Notetaking Instruction Enhances Students’

  Science Learning”. Penelitian ini menggunakan metode catatan terbimbing siswa. Belajar Pengetahuan, daripada diproduksi produk,

  telah menjadi Pusat kota komoditi ekonomi masyarakat modern. Seperti yang dicatat lebih dari dua dekade sebelumnya, siswa yang memiliki akses pengetahuan memiliki kekuatan dan memiliki kesempatan terbaik untuk sukses.

  Penelitian telah menunjukkan bahwa didik pengetahuan terbatas mengenai kemampuan belajar adalah besar alasan bahwa pertemuan akademis kesulitan di sekolah. Dalam menanggapi hal ini situasi, pendidik sering merekomendasikan model instruksi sebagai wahana meningkatkan hasil pembelajaran bagi anak-anak. Selain itu, tuntutan pengetahuan transfer ke novel konteks juga merekomendasikan model instruksi sebagai cara untuk membantu siswa belajar mendatang alamat kebutuhan. Banyak studi terkait dengan model instruksi menyarankan bahwa siswa harus diajarkan bahwa kemampuan belajar menghasilkan dampak positif pada pembelajaran, harus diajarkan cukup dini. Hasil

  

dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan

menggunakan model Guided Note Taking.

3. Gazali (2013), yang berjudul “ Eksperimentasi model pembelajaran tipe

  

tipe team assisten individualization Guided Note Taking (TAI GNT)

  ditinjau dari kemandiran belajar. Berdasarkan hasil analisis terhadap data penelitian yang telah dilaksanakan sebagai berikut : (1) Model pembelajaran kooperatif tipe TAI GNT memberikan prestasi belajar IPS yang lebih baik dibandingkan dengan model TAI dan model pembelajaran konvensional, dan model pembelajaran kooperatif TAI memberikan prestasi belajar IPS yang lebih baik dari model pembelajaran konvensional. (2) Siswa dengan kategori kemandirian belajar tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kategori kemandirian belajar sedang dan rendah, dan siswa dengan kategori kemandirian belajar sedang dan siswa dengan katergori kemandirian belajar rendah memiliki prestasi belajar yang sama baiknya. (3) Pada masing-masing kategori kemandirian belajar model pembelajaran TAI GNT memberikan prestasi belajar yang lebih baik dari model pemelajaran kooperatip tipe TAI dan model konvensional, dan model TAI memberikan prestasi belajar IPS yang lebih baik dari model pembelajaran konvensional. (4) Pada masing-masing model pembelajaran siswa dengan kategori kemandirian belajar tinggi memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kategori kemandirian belajar sedang dan rendah, dan siswa dengan kategori kemandirian belajar sedang dan siswa dengan katergori kemandirian belajar rendah memiliki prestasi belajar yang sama baiknya.

4. Anggraini dkk. (2014) yang berjudul “Eksperimentasi model Think

  

Pair Share (TPS) dengan Guided Note Taking (GNT) pada materi

  persamaan garis lurus ditinjau dari kemampuan bekerja sama kelas VIII SMP/MTs negeri di kota Surakarta pada tahun 2013/2014”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah instrumen kemampuan bekerja sama siswa dan intrumen tes prestasi belajar IPS materi persamaan garis lurus kelas VII SMP. Hasil penelitian tersebut yaitu: (1) model pembelajaran kooperatif tipe TPS-GNT memberikan prestasi belajar IPS yang lebih baik dari pada model pembelajaran TPS biasa dan pembelajaran langsung, sedangkan model pembelajaran TPS biasa memberikan prestasi lebih baik daripada menggunakan pembelajaran langsung pada materi pokok persamaan garis lurus, (2) siswa dengan kemampuan bekerja sama tinggi mempunyai prestasi belajar IPS yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan bekerja sama sedang dan rendah, sedangkan siswa dengan kemampuan bekerja sama sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan kemampuan bekerja sama rendah pada materi pokok persamaan garis lurus, (3) pada masing-masing kemampuan bekerja sama, siswa dengan kemampuan bekerja sama tinggi, kemampuan bekerja sama sedang, dan kemampuan bekerja sama rendah, siswa yang menggunakan model pembelajaran TPS-GNT, TPS dan Langsung memberikan pretasi belajar yang sama baiknya, (4) pada masing-masing model pembelajaran TPS- GNT, TPS dan pembelajaran langsung memberikan prestasi belajar IPS sama baiknya pada masing-masing kemampuan bekerja sama.

C. Kerangka Pikir

  Setelah dilakukan observasi di kelas V semester II SD Negeri 2 Gumingsir Kecamatan Pagentan, ditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Khususnya pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan siswa sulit untuk menerima materi yang di ajarkan oleh guru karena pembelajaran IPS yang bersifat menghafal dan metode yang di gunakan oleh guru hanya ceramah sehingga siswa sulit memahami materi yang disampaikan guru. Munculnya permasalahan tersebut salah satunya karena kurangnya rasa ingin tahu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran menjadi tidak maksimal, interaksi belajar masih didominasi guru, siswa menjadi pasif, tidak berani bertanya maupun menyampaikan pendapat, sehingga interaksi siswa tidak maksimal.

  Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan siswa kelas V semester II pelajaran 2017/2018 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa masih belum berhasil menguasai materi menghargai jasa para pahlawan. Melihat kondisi tersebut perlu adanya inovasi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Peneliti akan mencoba menggunakan metode pembelajaran Guided Note Taking sebagai bentuk dari inovasi dalam pendidikan.

  Metode pembelajaran Guided Note Taking akan mendorong siswa untuk mengenal cara belajar untuk memahami materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan baik. Metode ini juga memberikan ruang gerak berpikir yang bebas kepada siswa untuk mencari konsep dan menyelesaikan sendiri masalah yang terkait dengan materi yang disampaikan oleh guru. Berikut ini kerangka berpikir dalam bentuk diagram.

  Sekema kerangka berpikir dalam pembelajaran melalui metode Guided Note Taking.

  Rendahnya rasa ingin Sebelum menggunakan tahu dan prestasi

  Kondisi awal model pembelajaran belajar siswa berbasis masalah

  Dalam pembelajaran pendidik menggunakan Tindakan

  Siklus 1 model pembelajaran berbasis masalah

  Siswa melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis

  Siklus 2 masalah Rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa meningkat

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian

D. Hipotesis Tindakan

  Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :

  1. Penerapan metode Guided Note Taking dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan di kelas V SD Negeri 2 Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara.

  2. Penerapan metode Guided Note Taking dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan di kelas V SD Negeri 2 Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara.