BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - BAB I Candra Aji S.

   

PENDAHULUAN A.

   Latar Belakang

  Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah dasar (SD) adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam mata pelajaran IPA siswa mempelajari berbagai macam hal terkait dengan gejala-gejala alam dan pengetahuan disekitar kita mengenai kehidupan, meliputi makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik). Dalam mata pelajaran IPA siswa mengalami secara langsung pengalaman belajarnya, misalnya dengan melakukan observasi, eksperimen, serta menurut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, kreatif, dan sebagainya (Trianto, 2010:136).

  Adapun tujuan dari pembelajaran IPA yaitu membentuk peserta didik untuk dapat mengembangkan keterampilan proses ilmiahnya untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya IPA dalam kehidupan sehari-hari, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk ikut serta dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam dan menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini.

  Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan untuk mengembangkan kompetensi dan

    keterampilan tertentu agar siswa mampu memahami alam seisinya secara baik.

  Pelaksanaan pembelajaran IPA di SD hendaknya dapat mendorong siswa untuk

  1 aktif, tanggung jawab dan rasa ingin tahu yang tinggi agar dapat memahami konsep-konsep materi IPA, karena keterlibatan siswa atau partisipasi siswa merupakan salah satu hal untuk menentukan keberhasilan belajar. Siswa belajar

  IPA dengan mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga siswa akan merasa tertarik dan dapat memperkuat kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor serta tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai.

  Pelajaran IPA dapat menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami apabila siswa mendapatkan pengetahuan melalui praktek, meneliti secara langsung, dan bereksperimen terhadap objek-objek yang akan dipelajari, sehingga pembelajaran akan lebih bermanfaat dan efektif. Namun pada umumnya pembelajaran IPA diajarkan dalam bentuk pengetahuan saja, hal ini membuat siswa hanya mengandalkan hafalan, sehingga dapat menimbulkan kebosanan, kurangnya partisipasi dalam pembelajaran sehingga menjadikan kurang optimalnya prestasi belajar siswa. Pembelajaran IPA sebenarnya tidak harus dilakukan dengan menggunakan cara menghafal materi pelajaran. Siswa di SD dapat diajarkan untuk memahami konsep-konsep IPA, memiliki keterampilan proses, mempunyai minat mempelajari alam sekitar, mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dalam hal ini pembelajaran yang dilaksanakan membutuhkan sebuah metode pembelajaran yang dapat mengoptimalakan siswa untuk dapat memahami konsep IPA, yaitu dengan siswa mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga siswa akan merasa

   

  tertarik pada pembelajaran dan dapat memperkuat kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor serta tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai.

   

  Permasalahan terkait dengan prestasi belajar siswa yang rendah juga terjadi di kelas IVB SDN Karangdadap. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas IVB SDN Karangdadap mengenai prestasi belajar masih tergolong rendah. Prestasi belajar siswa tergolong rendah dalam kegiatan pembelajaran ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan harian mata pelajaran IPA, dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Hasil Ulangan Harian SDN Karangdadap Kecamatan Kalibagor Tahun Pelajaran 2014/2015

  Ulangan Harian (UH) KD.

  3.1 Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya.

  KD.

  3.3 Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui pengamatan, serta mendeskripsikan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari

  KD. 3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup.

  64,82 67,85 66,82

  

Sumber : Daftar Nilai Guru Kelas IVB SDN Karangdadap

Semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015

  Dari ketiga rata-rata nilai ulangan harian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah, dan perlu diadakan perbaikan baik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, maupun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peserta didik. Sehingga nantinya dengan adanya perbaikan tersebut prestasi belajar peserta didik dapat meningkat dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

  Selain itu hasil refleksi dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peneliti selama ini ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan kurangnya prestasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, yaitu dalam pembelajaran guru memberikan aktivitas-aktivitas belajar pada peserta didik yang sifatnya cenderung mencatat dan menghafal padahal aktivitas pembelajaran IPA akan lebih mudah diingat jika pembelajaran yang dilakukan oleh guru melibatkan siswa secara langsung, misalnya praktek dan ekperimen. Selain itu siswa kurang mampu memusatkan perhatian pada guru saat proses belajar berlangsung.

  Di samping permasalahan rendahnya prestasi belajar peserta didik, ternyata nilai karakter masih kurang dikembangkan dalam proses pembelajaran yang dilaksankan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi dimana peserta didik masih kurang kreatif dalam kegiatan pembelajaran dikelas, dapat dilihat kurangnya keberanian peserta didik untuk menyampaikan ide atau gagasannya kepada guru, rendahnya kemampuan peserta didik untuk mengemukakan pendapat, selain itu kemampuan berpikir peserta didik hanya mengetahui apa yang ada dalam buku dan masih kurang untuk mengembangkannya sendiri.

  Berdasarkan permasalahan di atas peneliti dan guru berdiskusi untuk memperbaiki kondisi dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik dan nilai kreativitas peserta didik dalam pembelajaran IPA dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan metode pembelajaran eksperimen di

   

  kelas IVB SDN Karangdadap. Prestasi belajar akan meningkat jika diikuti oleh meningkatnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Metode pembelajaran eskperimen berupaya untuk mengajak peserta didik untuk lebih aktif dan dapat menemukan pengalaman belajarnya secara langsung sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan..

  Alasan dipilihnya metode pembelajaran eksperimen ini yaitu karena model ini merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa serta didasarkan pada pandangan konstruktivisme dimana pengetahuan dibangun dari pengetahuan siswa itu sendiri. Deangan pengguanaan metode eksperimen mempuyai tujuan agar peserta didik mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Perserta didik akan terlatih berpikir ilmiah dengan kegiatan eksperimen, selain itu peserta didik akan menemukan kebenaran dari suatu teori yang sedang dipelajari ( Roestiyah, 2008:80).

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti membatasi rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana meningkatkan sikap kreatif peserta didik kelas IVB di SDN Karandadap tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan metode pembelajaran eksperimen pada pembelajaran IPA?

  2. Bagaimana meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas IVB di SDN Karangdadap tahun ajaran 2014/2015 melalui penerapan metode

   

  pembelajaran eksperimen pada pembelajaran IPA?

    C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk a.

  Meningkatkan sikap kreatif peserta didik kelas IVB di SDN Karangdadap tahun pelajaran 2014/2015 dengan memerhatikan proses pembelajaran pada penerapan metode pembelajaran ekperimen.

  b.

  Meningkatkan prestasi belajar IPA peserta didik kelas IVB di SDN Karangdadap tahun ajaran 2014/2015 dengan memerhatikan proses pembelajaran pada penerapan metode pembelajaran eksperimen.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak baik secara teoretis maupun praktis. Pihak-pihak yang secara langsung merasakan manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah peserta didik, guru, maupun sekolah.

1. Manfaat Teoretis

  Manfaat penelitian ini secara teoretis yaitu meningkatkan pengetahuan mengenai strategi mengatasi permasalahan sikap kreativitas peserta didik dan prestasi belajar peserta didik. Hasil penelitian ini dapat pula dipergunakan untuk mengembangkan starategi pembelajaran khususnya penerapan dari metode pembelajaran yang menggunakan pembelajaran motorik di tingkat Sekolah Dasar.

    2.

  Manfaat Praktis a.

  Manfaat bagi peserta didik Manfaat bagi peserta didik dapat dirinci sebagai berikut: 1) Dapat mengurangi rasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. 2)

  Dapat menciptakan suasana baru yang dapat meningkatkan gairah belajar peserta didik.

  3) Berpengaruh positif terhadap pencapaian prestasi belajar peserta didik. 4)

  Meningkatnya sikap kreativitas peserta didik kelas IVB di SDN Karangdadap tahun ajaran 2014/2015.

  b.

  Manfaat bagi guru Manfaat penelitian bagi guru dapat dirinci sebagai berikut: 1)

  Meningkatnya wawasan guru mengenai berbagai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

  2) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang merupakan tanggung jawab guru.

  3) Meningkatnya kemampuan guru dalam menguasai berbagai metode pembelajaran kreatif dan inovatif.

  4) Meningkatnya profesionalisme guru melalui kemampuannya dalam mengembangkan dan menerapkan berbagai metode pembelajaran inovatif.

  5) Melalui metode pembelajaran eksperimen, guru mencoba hal baru yang tidak seperti biasanya. c.

  Manfaat bagi sekolah Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah sebagai berikut: 1) Sebagai umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran IPA. 2)

  Meningkatnya hasil sekolah melalui peningkatan prestasi belajar peserta didik dan kinerja guru.

  3) Memberi kesempatan kepada sekolah untuk maju dan berkembang.

  d.

  Manfaat bagi peneliti Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh dalam penelitian ilmiah serta mengembangkan pengalaman langsung mengenai penerapan pembelajaran aktif dan inovatif melalui pembelajaran eksperimen.