MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PADA KOMUNITAS PENGRAJIN EMPING UNTUK PEMBERDAYAAN USAHA BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG

  

MANAJEMEN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PADA

KOMUNITAS PENGRAJIN EMPING UNTUK PEMBERDAYAAN

USAHA BERBASIS MASYARAKAT

DI KECAMATAN MENES

KABUPATEN PANDEGLANG

  SKRIPSI

  

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh Erin Nurfajriah

  NIM 6661111964

  

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, Januari 2015

  

ABSTRAK

  Erin Nurfajriah, NIM. 6661111964, Skripsi. Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif Pada Komunitas Pengrajin Emping Untuk Pemberdayaan Usaha Berbasis Masyarakat Di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. Pembimbing I: Dr.

  Suwaib Amiruddin., M.Si dan Pembimbing II: Titi Stiawati., M.Si Ekonomi kreatif merupakan salah satu cara dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menggunakan kreativitas dan ide yang dimiliki oleh masyarakat. Namun, manajemen pengembangannya belum dilaksanakan dengan efektif. Pelatihan dan pembinaan yang diberikan tidak merata, terbatas, dan tumpang tindih. Selain itu tidak adanya pengawasan untuk pengrajin emping. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen pengembangan ekonomi kreatif pada komunitas pengrajin emping untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes. Penelitian ini bertitik tolak dari teori Fungsi Manajemen dari John F. Mee (2001) yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

  Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara semi struktur, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan menurut Miles & Huberman. Hasil dan kesimpulannya adalah proses perencanaan tidak didukung dengan sosialisasi dan belum terciptanya proses kerjasama yang baik antar dinas dengan pengrajin emping, sedangkan bentuk pengembangan yang tidak diterapkan dengan syarat atau aturan untuk mendapatkannya. Selain itu, manajemennya belum efektif karena selain dari proses sampai bentuk pengembangannya pengawasannya tidak dilaksanakan dengan rutin. Sarannya adalah harus adanya sosialisasi tentang pengembangan dalam pelaksanaan perencanaan, ciptakan kerjasama yang baik antar pihak yang bersangkutan, dan jumlah tenaga lapangan harus sesuai dengan jumlah kelompok pengrajin Kata Kunci: Ekonomi Kreatif, Komunitas Pengrajin Emping, Manajemen.

  ABSTRACT

  

Erin Nurfajriah, NIM. 6661111964, Skripsi. Development Management of

Economy Creative on Emping Industries Community for Establishing Business

Public in Menes, Pandeglang. Guidance I: Dr. Suwaib Amiruddin., M.Si and

Gudance II: Titi Stiawati., M.Si

Creative economy is one of the ways to enhance public economy by using

creativities and ideas of public. Howover, management of its development has not

been done effectively. Some of trainings given is limited and overlapped. Besides,

there is no control system for the whole home industries of emping. This research

aims to know about management system of creative economy development on

emping industries community for establishing their public busibess in Menes area.

This research uses The Management Functions theory by John F.Mee whice is

consisted of planning, organizing, actuating, and controlling. Descriptive method

and qualitative approach are used in this research. All data needed is collected by

semi-structure intervies, observation, and documentation study. Data analyzing

technique used in this research refers to Miles and Huberman. This research

result that planning process is not supported by socialization and there is no

cooperative proces between government and emping industries. Meanwhile, the

development system is done without regulation. Besides, management system of

emping industries does not work effectively. As an oponion, planning socialization

should be done, working cooperatively, and managing all human resources exist

in controlling system. Keyword: Economy Creative, Emping Industries community, Management.

  “Apapun yang kamu lakukan percayalah, akan ada orang yang tidak suka dengan apa yang kamu lakukan

  ” Skripsi ini kupersembahkan: Mamah dan Bapak dan Almarhum

  Mbah dan orang-orang yang sudah mendukung dan mensuport

KATA PENGANTAR

  

i

  Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi yang berjudul

  “Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang ”.

  Proposal skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Ilmu Sosial pada konsentrasi kebijakan publik program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Terimakasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu secara moril maupun materiil dalam melakukan penelitian untuk kelancaran proposal skripsi ini, secara khusus untuk doa yang tiada terputus dari kedua orang tua atas jerih payah yang tulus ikhlas dalam mendidik dan juga kepada keluargaku. Sehubungan dengan hal itu maka peneliti juga menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.sos., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Ibu Rahmawati, S,sos., M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Bapak Iman Mukhroman, S.sos., M.Si., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S,sos., M.Si., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Ibu Listyaningsih, S.sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Bapak Riswanda, S.Sos., M.PA., Ph.D., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Ibu Ima Maesaroh, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  9. Bapak Dr.Suwaib Amiruddin., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu mengarahkan, membe

  10. Ibu Titi Stiawati., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang mengarahkan, memberikan masukan atau kritikan yang membangun, memberikan semangat dan motivasi.

  11. Ibu Rini Handayani., M.Si., selaku Dosen Penguji Proposal Skripsi dan selaku Dosen Ketua Penguji Sidang Skripsi yang sudah memberikan saran dan ilmu.

  12. Bapak Hasuri., M.Si., selaku Dosen Penguji Sidang Skripsi yang sudah memberikan saran dan ilmu.

  13. Kepada rekan-rekan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pandeglang, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, dan Pengrajin Pembuat Emping Melinjo di Kecamatan Menes yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas bantuannya, motivasinya dan pengalaman yang luar biasa sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

  14. Terima kasih kepada mamah, bapak, aa, dede, bi mpah, dan keluarga Hasan Armani yang selalu memberikan semangat dan doa untuk teteh.

  15. Terima kasih kepada sahabat-sahabat tercinta seperjuangan Uca, Kiki, Yenita, Indri, Teh Ella, Teh Ririn, Olla, Tommy, Ubay, Novega, Nendi, Dodi, dan yang lainnya yang selalu memberikan motivasi, berbagi pengalaman, selalu menjadi pendengar yang baik, dan sudah menjadi sahabat yang baik.

  ii

  16. Terima kasih kepada sahabat-sahabat tercinta Syifa,, Dini, Devit, Putri, dan Melinda selalu memberikan semangat, menjadi pendengar yang baik, menjadi sahabat yang baik, dan menemani dalam penelitian ini.

  17. Terima kasih kepada kawan-kawan ANE NR 2011 yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya.

  18. Terima kasih untuk sahabat-sahabat dan teman-teman bermain yang selalu mensupport dalam menyelesaikan penelitian ini.

  Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna sempurnanya proposal skripsi ini. Peneliti berharap semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya untuk peneliti.

  Serang, Desember 2015 Peneliti Erin Nurfajriah

  

iii

  

DAFTAR ISI

  LEMBAR PERSETUJUAN PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR………………………………………………………………. i DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. iv DAFTAR TABEL.

  ………………………………………………………………… vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. ix

  BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1

  1.1 Latar Belakang………………………………………………………………. 1

  1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………………... 14

  1.3 Batasan Masalah …………………………………………………………... 15

  1.4 Rumusan Masalah………………………………………………………….. 15

  1.5 Tujuan Penelitian…………………………………………………………... 16

  1.6 Manfaat Penelitian……………………………………………………….... 16

  1.7 Sistematika Penulisan……………………………………………………… 17

  

iv

  

v

  3.1 Metode Penelitian………………………………………………………...... 50

  3.7 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………........... 68

  3.6 Penentuan Informan..........……………………………………………….... 55

  3.5 Instrumen Penelitian……………………………………………………...... 54

  3.4 Fenomena yang Diamati………………………………………………….... 52

  3.3 Lokasi Penelitian…………………………………………………………... 52

  3.2 Fokus Penelitian………………………………………………………….... 51

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN …...…………………………………… 50

  BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN …………………………………………………………..... 23

  2.4 Asumsi Dasar ...……………………………………………………............. 51

  2.3 Kerangka Berfikir………………………………………………………...... 46

  2.2 Penelitian Terdahulu……………………………………………………….. 44

  2.1.3 Pemberayaan...................…………………………………………... 37

  2.1.2 Ekonomi Kreatif.........……………………………………………... 32

  2.1.1 Manajemen……………………………………………..................... 23

  2.1 Landasan Teori………………………………………….................……….. 23

  3.8 Pengujian Validitas Data………………………………………………….. 68

  

vi

  3.9 Jadwal Penelian............................................................................................ 71

  BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………......................... 73

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian.......................................................................... 73

  4.2 Deskripsi Data............................................................................................. 79

  4.3 Deskripsi Hasil Penelitian........................................................................... 82

  4.4 Pembahasan.............................................................................................. 113 BAB V Penutup.........................

  …………………………………....................... 123

  5.1 Kesimpulan................................................................................................ 123

  5.2 Saran......................................................................................................... 124

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas Lahan Produksi Sayuran Di Kabupaten Pandeglang................. 6Tabel 1.2 Daftar Kelompok Usaha Pengolahan Emping Melinjo di Kabupaten

  Pandeglang Tahun 2015..................................................................... 7

Tabel 3.1 Informan

  Penelitian…………………………………….................... 56 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ...

  ……………………………….................... 63 Tabel 3.3

  Jadwal Penelitian ………………………………………................... 74

Tabel 4.1 Jumlah Wisatawan Berkunjung Ke Obyek Wisata dan Akomodasi yang ada di Kabupaten Pandeglang Tahun 2008-

  2014..................................................................................................... 75

Tabel 4.2 Daftar Informan .................................................................................. 82Tabel 4.3 Ringkasan Pembahasan..................................................................... 122

  viii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka

  Berfikir ……………………………………….. 48

Gambar 3.1 Analisis Data Me nurut Miles & Huberman ……………... 66

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  ix

  Surat Permohonan Ijin Mencari Data 2. Tabel Inventarisir Kelompok Usaha Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2015 3. Tabel Data Kelompok Usaha Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2014-2015 4. Rencana Kerja dan Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah

  Pemerintahan Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2014 5. Tabel Banyaknya Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah Melinjo dan Petai di Kabupaten Pandeglang

6. Data Pemetaan Produksi Sayuran di Kabupaten Pandeglang 7.

  Membercheck 8. Matriks Sebelum Reduksi Data 9. Matriks Setelah Reduksi Data 10.

  Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Masalah perekonomian dan pasar bebas menjadi tantangan terberat dalam globalisasi. Globalisasi menyebabkan ketidakadilan ekonomi antara negara maju dengan negara berkembang. Globalisasi menyuburkan negara maju dengan kemampuan mereka mengambil hasil bumi dari negara berkembang dan kekuatan mereka memberikan pengaruh ekonomi, sosial dan budaya ke negara-negara berkembang, dalam rangka meningkatkan perekonomian Indonesia, Presiden RI telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2009-2015.

  Instruksi Presiden tersebut dikeluarkan untuk menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan. Pengembangan Ekonomi Kreatif diperlukan untuk mengatasi jumlah kemiskinan agar tidak semakin meningkat. Pengembangan Ekonomi Kreatif banyak ditentukan oleh perkembangan industri-industri kreatif di tanah air. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif yang bertujuan untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia, dengan sasaran, arah, dan strategi yang terlampirkan dalam naskah Instruksi Presiden tersebut.

  Konsep Ekonomi Kreatif merupakan konsep di era ekonomi baru yang menggunakan ide dan kreatifitas yang dimiliki sumber daya manusia dalam kegiatan ekonomi untuk pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Konsep Ekonomi Kreatif semakin menjadi sorotan diberbagai negara karena Ekonomi Kreatif ini dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian. Di Indonesia, Ekonomi Kreatif mulai terdengar saat pemerintah mencari cara untuk meningkatkan daya saing produk nasional dalam menghadapi pasar global.

  Ekonomi Kreatif sangat tergantung kepada modal manusia (human

capital atau intellectual capital, ada juga yang menyebutnya creative capital).

  Ekonomi Kreatif membutuhkan sumber daya manusia yang kreatif, yang mampu melahirkan berbagai ide dan menterjemahkannya ke dalam bentuk barang dan jasa yang bernilai ekonomi. Proses produksinya bisa saja mengikuti kaidah ekonomi industri, tetapi proses ide awalnya adalah kreativitas.

  Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam budaya, aneka ragam bahasa, memiliki sumber daya alam yang berlimpah, memiliki banyak etnis, pulau, suku bangsa, agama, dan salah satu negara yang memiliki penduduk dengan jumlah banyak.

  Pemerintah melalui Departemen Perdagangan bekerja sama dengan Departemen Perindustrian dan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) serta didukung oleh KADIN kemudian membentuk tim Indonesia Design Power 2006-2010 yang bertujuan untuk menempatkan produk Indonesia menjadi produk yang dapat diterima di Pasar Internasional namun tetap memiliki karakter nasional. Setelah menyadari akan besarnya kontribusi Ekonomi Kreatif terhadap negara maka pemerintah selanjutnya melakukan studi yang lebih intensif dan meluncurkan cetak biru Pengembangan Ekonomi Kreatif.

  Dalam upaya merangsang pertumbuhan dan mempromosikan industri kreatif, Pemerintah mengadakan program-program berskala besar seperti : Peluncuran studi pemetaan kontribusi industri kreatif Indonesia pada ajang Trade Expo Indonesia, Pencanangan Tahun Indonesia Kreatif tahun 2009, Pekan Produk Kreatif 2009, dan Pameran Ekonomi Kreatif.

  Ekonomi Kreatif perlu dikembangkan karena Ekonomi Kreatif berpotensi yang signifakan, menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun cita dan identitas bangsa, mengembangkan ekonomi berbasis kepada sumber daya yang terbarukan, menciptakan inovasi dan kreatifitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa, dan Memberikan dampak sosial yang positif. Pengembangan Ekonomi Kreatif diawali dari kreatifitas yang sudah ada, sudah berjalan, dan sudah tercipta. Pengembangan Ekonomi Kreatif dikelola oleh Pemerintah Daerah untuk mendapatkan hasil lebih dari sebelum adanya pengelolaan pengembangan dari Pemerintah.

  Industri kuliner memiliki peran penting dalam Ekonomi Kreatif. Bersama dengan industri kerajinan dan wisata, kuliner menjadi bagian dalam pengembangan pariwisata lokal. Gerakan Ekonomi Kreatif pun akan dimulai dengan produk bermuatan lokal.

  Banten memiliki beberapa macam wisata diantaranya adalah wisata alam yang meliputi wisata pantai, wisata rekreasi, wisata cagar alam, dan wisata air terjun. Selain itu, adapula wisata budaya yang meliputi wisata budaya kerajinan, wisata budaya kesenian tradisional, dan wisata budaya masyarakat adat. Adapula wisata rekreasi, wisata ziarah/religi, wisata situs bersejarah, dan wisata kuliner. Wisata kuliner meliputi Sate Bandeng, Otak-otak, Nasi Sumsum, Kue Balok, Emping, dan wisata-wisata kuliner lainnya yang terdapat di Provinsi Banten.

  Kawasan wisata yang dimiliki suatu daerah dapat mendorong pengembangan ekonomi kreatif suatu daerah, karena ketika wisatawan datang berkunjung ke tempat objek wisata di suatu daerah maka wisatawan tersebut akan mencari oleh-oleh ciri khas daerah tersebut. Banyak tempat wisata, hotel atau villa atau cottages, dan restaurant atau rumah makan yang sudah memiliki ijin dan terdaftar di Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.

  Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten yang terdapat di Provinsi Banten yang memiliki banyak kawasan-kawasan pariwisata yang sudah terkenal dan selalu ramai dikunjungi para wisatawan khususnya setiap masa liburan. Mulai dari kawasan wisata pantai, wisata religi, wisata kuliner, dan wisata alam. Jumlah wisatawan yang berkunjung baik wisata nusantara maupun wisata manca negara setiap tahunnya naik.

  Wisata kuliner yang terdapat di Kabupaten Pandeglang meliputi Emping Melinjo, Otak-otak, Angeun Lada, Kue Jojorong, Kue Pasung, Balok Menes, Apem Putih, dan wisata-wisata kuliner lainnya.

  Wilayah agropolitan yang terdapat di Kabupaten Pandeglang adalah Kecamatan Carita, Banjar, Cimanggu, Cigeulis, Pagelaran, Cikedal, Jiput, Menes, Cibaliung, Cisata, Mandalawangi, Cadasari, dan Kecamatan Koroncong. Jenis ekonomi kreatif yang terdapat di Kabupaten Pandeglang meliputi Emping Melinjo yang terbuat dari bahan dasar melinjo, otak-otak yang terbuat dari bahan dasar ikan, opak yang terbuat dari beras ketan, balok yang terbuat dari singkong, dan beberapa jenis ekonomi kreatif lainnya yang terdapat di Kabupaten Pandeglang.

  Luas lahan pertanian melinjo merupakan lahan terluas dibandingkan dengan luas lahan pertanian produksi sayuran-sayuran yang lain, hal ini dapat dilihat dari data yang didapatkan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Luas Lahan Produksi Sayuran di Kabupaten Pandeglang Tahun 2012

  No. Komoditas Luas (Ha)

  1. Bawang Merah

  8

  2. Bawang Daun

  68

  3. Sawi 126

  4. Wortel

  29

  5. Kacang Panjang 445

  6. Cabe Merah 329

  7. Tomat 133

  8. Terung 202

  9. Ketimun 413

  10. Melinjo 1.250

  11. Petai 555

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang, 2012.

  Kelompok usaha pengolahan emping melinjo yang mendapatkan pelatihan dan pembinaan dan bantuan-bantuan di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2015 terdapat 28 kelompok pengolahan emping sebagai berikut dalam tabel 1.2.

Tabel 1.2 Daftar Kelompok Usaha Pengolahan Emping Melinjo Tahun 2015

  10. Saketi Ciandur

  18. Cipeucang Cikaduduen Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015.

  17. Mandalawangi Giri Pawarna

  16. Pandeglang Kadomas

  15. Banjar Kadu Maneuh

  14. Kaduhejo Mandalasari

  13. Cikedal Karya Utama

  12. Jiput Banyu Resmi

  11. Pagelaran Bulagor, Tegal Papak, Bama Hilir, Maga Giri, Sindang Jaya, dan Montor.

  9. Menes Menes dan Alas wangi

  No. Kecamatan Desa

  8. Cisata Kondang Jaya

  7. Sumur Cigorondong

  6. Cikayung Angsana

  

5. Cigeulis Taruma Negara, Ciseureuheun, Waringin

Jaya

  4. Carita Tembong dan Sukarame

  3. Patia Idaman dan Idaman

  2. Koroncong Pasir Karag

  1. Labuan Sukamaju

  Menes ditetapkan sebagai kawasan oleh pemerintah daerah dengan penghasilan utama emping melinjo. Makanan Khas Menes yang terkenal adalah emping dan balok. Emping adalah makanan sejenis kerupuk yang terbuat dari melinjo. Hasil produksi melinjo di Kecamatan Menes dengan banyak pohong 8.501 pohong dengan hasil produksi 3.809 kwintal (Tahun 2014). Disini, diproduksi beragam emping dengan rupa-rupa rasa secara tradisional oleh penduduk setempat. Di kecamatan ini terdapat APE (Asosiasi Pengrajin Emping). Emping dikelola dan diproduksi ke berbagai daerah hingga manca negara. Di Kecamatan Menes terdapat puluhan usaha skala rumah tangga yang memproduksi emping melinjo. Hasil emping yang diproduksi 7 kwintal per bulan per rumah.

  Setiap tahun produksi emping di Kecamatan Menes meningkat karena setiap tahun memiliki peningkatan jumlah pelanggan. Untuk jumlah pengrajin emping setiap produksi sampai 25 orang untuk pembuatana emping jenis keceprek dan 15 atau 20 orang untuk pembuatan emping yang dilakukan setiap seminggu sekali pembuatannya. Sementara balok merupakan makanan yang terbuat dari singkong. Singkong banyak ditanam di Menes dengan produksi 2.283 ton per tahun yang ditanam di atas lahan 233 hektar. Selain itu, terdapat juga peternakan domba dengan produksi rata-rata 5.743 ekor per tahun.

  Besarnya potensi yang dimiliki dan peluang pengembangan yang masih sangat terbuka lebar menyebabkan Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang memberikan prioritas pada pengembangan sistem agribisnis emping melinjo, termasuk di dalamnya koperasi. Koperasi dalam bentuk koperasi produksi didirikan oleh pengrajin emping melinjo yang ada di Kecamatan Menes (hasil wawancara dengan staf di Kantor Kecamatan Menes).

  Pelatihan dan pembinaan merupakan salah satu cara untuk mengembangkan pontesi yang terdapat di Kecamatan Menes. Pelatihan dan pembinaan untuk pengrajin emping di Kabupaten Pandeglang dilaksanakan dari tahun 2012. Pembinaan dan pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pandeglang untuk mengembangkan usaha pembuatan emping yang merupakan hasil pertanian di Kabupaten Pandeglang.

  Emping melinjo merupakan makanan khas Kabupaten Pandeglang yang sudah terkenal dan dibuat dari melinjo yang ditanam di wilayah Kabupaten Pandeglang. Emping Melinjo merupakan salah satu wisata kuliner yang berada di daerah Kecamatan Menes. Emping melinjo menjadi salah satu usaha yang merupakan Ekonomi Kreatif. Pembuatan emping melinjo dilakukan di rumah- rumah warga. Sehingga, dalam usaha pembuatan emping melinjo ini ibu-ibu rumah tangga tidak akan terganggu dalam mengurus rumah, anak, dan suaminya. Emping melinjo yang terkenal terdapat di Kecamatan Menes dan emping melinjo merupakan salah satu produk unggulan Kecamatan Menes.

  Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang telah ditemukan di lapangan bahwa industri kreatif yang ada di Kecamatan Menes tumbuh dan berproduksi selama ini adalah emping. Namun selama ini pengembangan dilakukan oleh pengrajin itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan kelompok pengrajin, Pemerintah tidak memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang Ekonomi Kreatif itu sendiri. Hal ini berdasarkan hasil wawancara awal dengan salah satu masyarakat Kecamatan Menes bahwa masyarakat masih awam tentang Ekonomi Kreatif itu sendiri.

  Pada observasi awal peneliti banyak menemukan beberapa masalah dalam manajemen pemberdayaan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. Dan permasalahan yang terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif emping melinjo di Kecamatan Menes. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang tidak memiliki kerjasama yang baik dalam mengembangkan ekonomi kreatif emping melinjo. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang memiliki tugas dalam penegmbangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes karena emping melinjo merupakan salah satu jenis hasil pertanian di Kecamatan Menes. Untuk Dinas Prindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang memiliki tugas dalam pengembangan jenis ekonomi kreatif untuk proses perdagangan dan pemasarannya. Hal ini berdasarkan hasil observasi awal dengan salah satu staf di bidang usaha Dinas Pertanian dan Peternakan kabupaten Pandeglang.

  Kemudian dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pada pasal 26h yang menjelaskan bahwa setiap pengusaha pariwisata berkewajiban meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan dan pendidikan. Pelatihan dan Pembinaan Ekonomi Kreatif yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang telah berjalan setiap tahun. Pelatihan dan pembinaan yang dilakukan setiap setahun sekali, namun sesuai dengan wawancara awal yang telah dilakukan kepada salah satu pengrajin Emping Melinjo di daerah Desa Alaswangi Kecamatan Menes bahwa pelatihan dan pembinaan pada tahun 2015 tidak akan dilaksanakan lagi. Hal ini diperkuat dengan tidak adanya lagi pengawasan yang dilakukan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang baik dalam pengawasan keuangan maupun pengawasan teknis. Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan kurang optimal karena dalam pelaksanaan lapangannya masyarakat belum mengembangkan pelatihan yang didapat, hal ini dibuktikan dengan adanya proses pemasaran yang masih dilakukan di daerah itu sendiri.

  Pengembangan ekonomi kreatif Kabupaten Pandeglang yang dilaksanakan dengan cara menampilkan dalam pameran yang rutin dilaksanakan setiap tahun hanya dua merek emping melinjo yang di tampilkan dalam pameran. Emping melinjo yang ditampilkan hanya emping melinjo yang berasal dari Desa Alaswangi Kecamatan Menes dan dari Kecamatan Carita. Hal ini berdasarkan hasil wawancara awal dengan Sekertaris Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang.

  Tidak semua jenis emping yang dihasilkan oleh masyarakat ditampilkan dalam pameran. Pameran merupakan salah satu cara untuk mengembangan, memperkenalkan, dan mempromosikan hasil masyarakat daerah sendiri. Pameran yang diselenggarakan pemerintahan Kabupaten Pandeglang setiap setahun sekali hanya menampilkan satu jenis emping hasil buatan salah satu masyarakat pengrajin emping melinjo di Kecamatan Menes sedangkan untuk jenis emping melinjo hasil masyarakat yang lain tidak diminta untuk ditampilkan. Hal ini berdasarkan hasil observasi awal dengan salah satu masyarakat pengrajin emping yang terdapat di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang.

  Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan setiap tahun oleh Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, dan Dinas Ketahanan dan Pangan hanya melibatkan beberapa pembuat emping saja sedangkan yang lainnya tidak. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pembuat emping melinjo di Kecamatan Menes.

  Proses pemasaran yang dilakukan oleh para pengrajin emping melinjo hanya diedarkan di daerah itu sendiri. Proses pemasaran yang dilakukan belum diedarkan keluar daerah-daerah. Tidak ada kemajuan dari sebelum mendapatkan pelatihan sampai dengan setelah mendapatkan pelatihan proses pemasaran hanya dilakukan di tempat mereka sendiri. Hal ini berdasarkan hasil observasi awal dengan salah satu masyarakat pengrajin emping melinjo di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang.

  Kurangnya pengawasan terhadap keuangan yang telah diberikan kepada pengrajin emping sebagai bantuan modal. Pengrajin emping melinjo yang diberikan bantuan modal tidak diberikan tanggung jawab untuk melaporkan bagaimana kondisi modal yang dimiliki setelah mendapatkan bantuan modal.

  Modal yang diberikan berupa uang sebesar Rp.5.000.000 dan bantuan pembuatan bangunan dan mesin-mesin yang dibutuhkan oleh pengrajin emping dalam menunjang kemajuan usaha. Tetapi tidak pernah dilaksakan pengawasan atau pengontrolan terhadap bantuan yang diberikan pemerintah. Hal ini berdasarkan hasil observasi awal yang saya lakukan ke Desa Alaswangi tempat pembuatan emping milik Ibu Miyah.

  Selain itu, tidak ada pula pengawasan terhadap proses pengembangan pemasaran yang dilakukan oleh pengrajin emping melinjo oleh pemerintah setelah mendapatkan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk masyarakat pengrajin emping melinjo. Hal ini berdasrakan hasil observasi awal kepada salah satu masyarakat pengrajin emping di Kecamatan Menes.

  Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di atas, kondisi lapangan koordinasi pemberdayaan sudah ada tetapi terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan pelatihan dan pembinaan bagi pengrajin emping oleh setiap dinas terkait tidak di dasarkan kerjasama sehingga tidak jelas apa saja tugas masing-masing dinas dalam pelatihan yang dilaksanakan.

  Dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang pengembangan ekonomi kreatif terdapat 6 sasaran pengembangan ekonomi kreatif berdasarkan hasil observasi awal peneliti, sasaran poin 1 yaitu insan kreatif dengan pola pikir dan moodset kreatif dibutuhkan untuk pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes. Hal tersebut karena dalam pengolahan emping melinjo di Kecamatan Menes masih banyak masyarakat yang menggunakan teknik tradisional contohnya dalam rasa emping yang hanya rasa original. Hal tersebut mencirikan belum terciptanya insan yang kreatif dengan pola pikir dan moodset kreatif.

  Alasan saya sebagai peneliti memilih jenis ekonomi kreatif emping melinjo di Kecamatan Menes karena berdasarkan masalah-masalah yang saya temukan selama observasi awal, Kecamatan Menes yang merupakan daerah agropolitan tetapi masyarakat masih lemah dalam memanfaatkannya untuk pengembangan dan kesejahteraan masyarakat. Pertanian melinjo di Kecamatan Menes sangat baik karena jenis tanah yang dimiliki oleh Menes sangat baik untuk pertanian melinjo. Selain itu, Menes dikenal sebagai daerah yang pertama kali memproduksi emping melinjo di Kabupaten Pandeglang dan terkenal sebagai daerah penghasil emping melinjo dengan kualitas sangat baik. Emping melinjo merupakan potensi yang sangat bagus untuk membantu pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes karena emping melinjo mempunyai daya tarik untuk wisatawan yang datang ke daerah-daerah wisata yang terdapat di Kabupaten Pandeglang ketika berkunjung.

  Maka saya sebagai peneliti mengambil judul penelitian dengan judul "Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif pada Komunitas Pengrajin

  

Emping untuk Pemberdayaan Usaha Berbasis Masyarakat di Kecamatan

". Menes

1.2 Identifikasi Masalah

  Identifikasi dalam penelitian saya adalah sebagai berikut: 1.

  Tidak adanya koordinasi antar dinas-dinas terkait yaitu Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pandeglang dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pandeglang dalam proses pengembangan ekonomi kreatif.

2. Pelatihan dan pembinaan yang diberikan kurang optimal dan sangat

  pemasaran hanya di daerah itu sendiri yaitu hanya di Kecamatan Menes itu sendiri. Kemudian terbatasnya jumlah pengrajin emping melinjo mendapatkan pelatihan dan pembinaan untuk mengembangkan usahanya yang merupakan ekonomi kreatif.

  3. Tidak adanya pengawasan dalam proses pemasaran setelah diselenggarakan pelatihan.

  4. Tidak adanya pengawasan terhadap kondisi keuangan yang merupakan bantuan modal yang diberikan kepada pengrajin emping.

  5. Terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan pelatihan dan pembinaan.

  1.3 Batasan Masalah

  Batasan Masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas adalah Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif pada Komunitas Pengrajin Emping di Kecamatan Menes dengan jenis ekonomi kreatif tanaman melinjo dalam bentuk emping melinjo.

  1.4 Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimana proses pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan Menes? 2. Bagaimana bentuk pengembangan ekonomi kreatif di Kecamatan

  Menes?

  3. Bagaimana manajemen pengembangan ekonomi kreatif pada komuntas pengrajin emping untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes?

  1.5 Tujuan Penelitian

  Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana manajemen pengembangan ekonomi kreatif pada komunitas pengrajin emping untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes.

  1.6 Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian yang diharapkan dapat dirasakan oleh semua pihak, terutama bagi pihak yang mempunyai kepentingan langsung terhadap permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat teoritis 1.

  Pendalaman pemahaman tentang Manajemen Pengembangan Ekonomi Kreatif pada komunitas pengrajin emping untuk pemberdayaan usaha berbasis masyarakat di Kecamatan Menes.

2. Sumbangsih pemikiran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan terutama tentang bidang studi ilmu sosial dan ilmu politik.

1.6.2 Manfaat Praktis 1.

  Bagi mahasiswa dapat menggunakan sebagai observasi awal mencari data dan lokasi untuk mempersiapkan Mata Kuliah Skripsi sehingga akan mempercepat kelulusan mahasiswa.

  2. Bagi pihak lain diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian lebih lanjut dalam bidang pemerintahan daerah serta sebagai sumber atau referensi terkait organisasi pemerintahan.

1.7 Sistematika Penulisan

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah menjelaskan mengapa peneliti mengambil judul penelitian tersebut, juga menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti yang tentunya relevan dengan judul yang diambil. Materi dari uraian ini, dapat bersumber dari hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, hasil seminar ilmiah, hasil pengamatan, pengalaman pribadi, dan intuisi logik.

  Latar belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas, faktual dan logik.

  1.2 Identifikasi Masalah Mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah atau variable yang akan diteliti. Identifikasi masalah biasanya dilakukan pada studi pendahuluan pada objek yang diteliti, observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasi.

  1.3 Batasan Masalah Menetapkan masalah yang paling penting dan berkaitan dengan judul penelitian. Kalimat yang biasa dipakai dalam pembatasan masalah ini adalah kalimat pernyataan.

  1.4 Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah mendefinisikan permasalahan yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan definisi operasional.

  1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah.

  1.6 Manfaat Penelitian Menggambarkan tentang manfaat penelitian baik secara praktis maupun teoritis.

  BAB

  II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS/ASUMSI DASAR PENELITIAN.

  2.1 Tinjauan Pustaka Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang digunakan untuk merumuskan masalah.

  2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi, atau Jurnal Penelitian.

  2.3 Kerangka Berfikir Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca.

  2.4 Asumsi Dasar Penelitian Menyajikan prediksi penelitian yang akan dihasilkan sebagai hipotesa kerja yang mendasari penulisan sebagai landasan awal penelitian.

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

  Sub bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu: survei (deskriptif analistis, eksplanatori, eksperimental, atau teknik kuantitatif dan kualitatif lainnya).

  2.1.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian Sub bab ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan.

  2.1.3 Lokasi Penelitian Tempat atau lokus yang dijadikan penelitian.

  2.1.4 Instrumen Penelitian Sub bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah peneliti itu sendiri.

  2.1.5 Penentuan Informan Sub bab ini menjelaskan tentang orang yang dijadikan sumber untuk mendapatkan data dan sumber yang diperlukan dalam penelitian. Dapat diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi penelitian, dipilih secara purposive dan bersifat

  snowball sampling.