PENGARUH WAKTU PERENDAMAN DAN KONSENTRASI H3PO4 TERHADAP PROSES PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI CANGKANG SAWIT UNTUK MENGOLAH POME (PALM OIL MILL EFFLUENT) - POLSRI REPOSITORY

  

LAPORAN AKHIR

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN DAN KONSENTRASI H3PO4

TERHADAP PROSES PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI

CANGKANG SAWIT UNTUK MENGOLAH POME (PALM OIL MILL

  

EFFLUENT)

Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan

Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia

  

Politeknik Negeri Sriwijaya

Oleh :

SYLVIZAH SINTA PRATIWI

0611 3040 0358

  

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2014

  

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR

  3

  4 PENGARUH WAKTU PERENDAMAN DAN KONSENTRASI H PO

TERHADAP PROSES PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI

CANGKANG SAWIT UNTUK MENGOLAH POME (PALM OIL MILL

  

EFFLUENT)

OLEH :

SYLVIZAH SINTA PRATIWI

061130400358

   Palembang, Juni 2014 Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. A. Husaini, M.T. Ir. Irawan Rusnadi, M.T.

NIP. 195904091989031001 NIP. 1967061989031004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Kimia

  

Politeknik Negeri Sriwijaya

Ir. Robert Junaidi, M.T.

  

NIP. 196607121993031003

  MOTTO “Jangan menunggu datangnya kesuksesan,melainkan berupayalah meraihnya walau sesulit memungkin “

  ( penulis) “Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna “

  (Einstein) “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya”

  (Albaqarah [2]:286) “Pengetahuan tidaklah cukup; kita harus mengamalkankannya. Niat tidaklah cukup; kita harus melakukannya”

  ( Johhan Wolfgang von Goethe) Kupersembahkan untuk :

  • Kedua orang tuaku tercinta,

  Terima kasih atas dukungan secara moril maupun materil,serta nasehat dan doa yang diberikan kepadaku.

  • Saudara – saudara ku tersayang Terima kasih atas doa,motivasi,dan nasihat yang sangat bermanfaat.
  • Teman sekelasku “KC-11” dan teman-teman seperjuangan Terima kasih atas semangat,bantuan,dan saling mendoakan.
  • Dosen –dosen ku di jurusan tekim yang kusayangi Terima kasih atas doa,nasihat,dan bimbingan selama ini.
  • Almamater yang ku banggakan.

  ABSTRAK Pengaruh Waktu Perendaman dan konsentrasi aktivator H

  3 PO 4 terhadap proses

  pembuatan karbon aktif dari cangkang sawit untuk mengolah POME (Palm Oil

Mill Effluent).

(Sylvizah Sinta Pratiwi.2014.78 Halaman.26 Tabel.22 Gambar. 4 Lampiran)

  Cangkang kelapa sawit merupakan limbah yang dihasilkan dari pengolahan industri kelapa sawit yang pemanfaatannya belum maksimal. Pengolahan cangkang kelapa sawit sebagai arang aktif adalah salah satu cara mudah untuk menambah nilai ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk

  3

  

4

  mengetahui pengaruh konsentrasi H PO dan waktu perendaman terhadap mutu karbon aktif dari cangkang kelapa sawit. Proses pengarangan dilakukan pada temperatur 550 C dan konsentrasi H

  3 PO 4 10,15,20dan 25 %. Karakterisktik yang

  memenuhi standar mutu SNI-06-3730-1995 dihasilkan dengan konsentrasi H

  3 PO

  4

  25 % menghasilkan karbon aktif dengan kondisi kadar air 3,76 %,kadar abu 4,22 %, kadar zat terbang 10,88 %, bilangan iod 877,71 mg/g. Pada adsorpsi isoterm karbon aktif dengan konsentrasi H

3 PO 4 25% dan waktu aktivasi 24 jam, jumlah adsorbat yang terserap sebesar 0,3289 mg/g, 0,1179 mg/g, dan 0,0360 mg/g.

  Karbon aktif ini kemudian diaplikasikan pada POME (Palm Oil Mill Effluent) dengan penurunan kadar COD dari 62,72 mg/l menjadi 25,088 mg/l, BOD dari 40,768 mg/l menjadi 35,245 mg/l, TSS 2 mg/l tidak mengalami penurunan dan pH nya dari 6,4 menjadi 6,5.

  Kata kunci : Cangkang sawit, Karbon aktif, H

  3 PO 4 , Adsorpsi, POME

  

ABSTRACT

The effect of activation time and conccentration of H

  3 PO 4 activator to process

activated Carbon from palm shell for treatment POME (Palm Oil Mill Effluent).

  ( Sylvizah Sinta Pratiwi. 2014. 78 Pages. 26 Tables.22Pictures.4Attachments) Oil palm shell waste is generated from the processing of palm oil industry

that utilization is not maximized. Processing of oil palm shell as activated carbon

is one easy way to add economic value. This study aims to determine the effect of

H

  3 PO 4 concentration and activation time on the quality of activated carbon from

oil palm shell. Authoring process carried out at a temperature of 550 C and the

  

3

  4

concentration of 10,15,20 and 25% H PO . Characteristics that meet quality

standart SNI-06-3730-1995 produced a concentration of 25% H

  3 PO 4 produce

activated carbon with the condition of the water content of 3.76%, 4.22% ash

content, volatile matter content of 10.88%, iodine number 877.71 mg / gand by

using isoterm Freundlich, adsorbate number that adsorbed 0,3289 mg/g; 0,1179

mg/g; and 0,0360 mg/g.The activated carbon is then applied to the POME (Palm

Mill Effluent) with reduced levels of oil palm from COD 62.72 mg / l to 25.088 mg

/ l, BOD of 40.768 mg / l to 35.245 mg / l, TSS 2 mg / l does not decline and pH

from 6.4 to 6.5.

  

3

  4 Keywords: Shell Oil, Activated carbon, H PO , Adsorption, POME

  

DAFTAR TABEL

Halaman

  61 Tabel 15. Kadar Abu pada setiap Karbon Aktif.........................................

  69 Tabel 25. Data Pengamatan Adsorbat yang Terserap pada setiap Konsentrasi.................................................................................

  69 Tabel 24. Data Pengamatan Penentuan Isoterm Freundlich......................

  68 Tabel 23. Data Pengamatan Penentuan Log x/m.......................................

  67 Tabel 22. Data Pengamatan Penentuan Jumlah Massa yang Teradsorpsi..

  67 Tabel 21. Data Pengamatan Penentuan Log C...........................................

  66 Tabel 20. Data Pengamatan Konsentrasi Akhir CH 3 COOH......................

  3 COOH 1 N........................

  65 Tabel 19. Data Pengamatan Pengenceran CH

  64 Tabel 18. Bilangan Iodin pada setiap Karbon Aktif...................................

  63 Tabel 17. Kadar Karbon Terikat pada setiap Karbon Aktif.......................

  62 Tabel 16. Kadar Zat Terbang pada setiap Karbon Aktif............................

  59 Tabel 14. Kadar Air pada setiap Karbon Aktif..........................................

  Tabel 1. Karakteristik Cangkang Kelapa Sawit.......................................

  59 Tabel 13. Data Pengamatan Hasil Pengolahan Limbah Cair.....................

  58 Tabel 12. Data Pengamatan Penentuan Adsorpsi Isoterm Freundlich.......

  57 Tabel 11. Data Pengamatan Penentuan Daya Serap Iod............................

  56 Tabel 10. Data Pengamatan Penentuan Kadar Zat Terbang.......................

  55 Tabel 9. Data Pengamatan Penentuan Kadar Abu...................................

  55 Tabel 8. Data Pengamatan Penentuan Kadar Air.....................................

  40 Tabel 7. Data Pengamatan Penentuan Rendemen....................................

  39 Tabel 6. Data Hasil Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit...................

  14 Tabel 5. Analisa Karbon Aktif dari Cangkang Kelapa Sawit..................

  10 Tabel 4. Penggunaan Karbon Aktif dalam Industri.................................

  9 Tabel 3. Standar Kualitas Karbon Aktif Menurut SNI. 06-3730-1995...

  5 Tabel 2. Standar Kualitas Karbon Aktif Menurut SII. 0258-79..............

  71

  Tabel 26. Data Hasil Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit....................

  73

  DAFTAR GAMBAR

  59 Gambar 13. Aktivasi karbon aktif dengan larutan H3PO4 ..................................

  61 Gambar 22. Aplikasi karbon aktif pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit .......

  61 Gambar 21. Karbon aktif yang dihasilkan ...........................................................

  61 Gambar 20. Limbah cair pabrik kelapa sawit ......................................................

  60 Gambar 19. Desikator .........................................................................................

  60 Gambar 18. Penentuan kadar abu ........................................................................

  60 Gambar 17. Penentuan kadar zat terbang ............................................................

  59 Gambar 16. Penentuan kadar air .........................................................................

  59 Gambar 15. Pengeringan karbon aktif setelah dinetralkan ..................................

  59 Gambar 14. Penetralan karbon aktif setelah di aktivasi ......................................

  59 Gambar 12. Neraca analitik .................................................................................

  Halaman Gambar 1. Cangkang Kelapa Sawit ...................................................................

  58 Gambar 11. Larutan H3PO4 10,15,20,dan 25% ..................................................

  58 Gambar 10. Satu unit sieving shacker .................................................................

  39 Gambar 9. Cangkang sawit sebelum dan sesudah dikaronisasi ........................

  40 Gambar 7. Grafik Hubungan Waktu Aktivasi dengan Bilangan Iod ................. 41 Gambar 8. Satu unit furnace ..............................................................................

  38 Gambar 6. Grafik Hubungan Waktu Aktivasi dengan Kadar Karbon Terikat ..

  36 Gambar 5. Grafik Hubungan Waktu Aktivasi dengan kadar zat terbang ..........

  35 Gambar 4. Grafik Hubungan Waktu Aktivasi dengan kadar abu ......................

  24 Gambar 3. Grafik Hubungan Waktu Aktivasi dengan kadar air .......................

  5 Gambar 2. Skema Pembuatan Karbon Aktif .....................................................

  62

  LAMPIRAN

  Halaman Lampiran I Data Pengamatan dan Data Hasil ....................................................

  55 Lampiran II Perhitungan .....................................................................................

  60 Lampiran III Gambar ............................................................................................

  74 Lampiran IV Surat .................................................................................................

  79

  

DAFTAR PUSTAKA

A Mun’im, dan Bardi M. 1999. Pembuatan Karbon Aktif dari Tanah Gambut.

  Jatim : Fakultas Teknologi Industri UPN Agusriyadin, dkk. 2012. Adsorpsi Rhodamin B Menggunakan Arang Aktif

  Cangkang Kelapa Sawit yang Diaktivasi secara Fisika dan Kimia . Kendari : Jurusan Kimia FMIPA Universitas Haluoleo.

  Ambarlina, Ika. 2012. Pengolahan Limbah Cair Industri Kelapa Sawit dengan

  Menggunakan Karbon Aktif dari Sekam Padi . Laporan Akhir Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya. Tidak Diterbitkan.

  Astuti. 1990. Efektivitas Arang Aktif Sebagai Adsorben Pada Pengolahan Air Limbah. Medan : Universitas Sumatera Utara. Azwir . 2006. Arang Dari Limbah Tempurung Kelapa Sawit. Banjarbaru : Jurnal Penelitian Hasil Hutan.

  Bogor,BPPI. 1980. Pembuatan Karbon Aktif dari Tanah Gambut. Jatim : Fakultas Teknologi Industri UPN

  Chandra Kirana, Adi. 2011. Pembuatan karbon Aktif dari Campuran Serutan

  Kayu, Jerami Padi dan Cangkang Kelapa Sawit sebagai Media Pengolahan Limbah Cair Industri Kelapa sawit . Palembang : Politeknik Negeri

  Sriwijaya Diao . 2002. Pembuatan dan Karakteristik Karbon Aktif dari Kulit Ubi Kayu . Solo : Teknik Kimia Universitas Setia Budi. Purwanto, Djoko. 2011. Arang Dari Limbah Tempurung Kelapa Sawit.

  Banjarbaru : Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Faizah, dan Tutik. 2001 . Efektivitas Arang Aktif Sebagai Adsorben Pada Pengolahan Air Limbah. Medan : Universitas Sumatera Utara.

  Hanum, Farida. 2009. Efektivitas Arang Aktif Sebagai Adsorben Pada Pengolahan Air Limbah. Medan : Universitas Sumatera Utara.

  Irvan, Hulman. 2009. Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis Guiennensis

  Jacq.) Di Sungai Pinang Estate, Pt Bina Sains Cemerlang, Minamas

  Plantation, Sime Darby Group Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Bogor : Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

  Pertanian Institut Pertanian Bogor. Jankowska. 1991. Efektivitas Arang Aktif Sebagai Adsorben Pada Pengolahan Air Limbah. Medan : Universitas Sumatera Utara.

  Kasnawati. 2011. Penggunaan Limbah Sabut Kelapa Sawit Sebagai Bahan Untuk

  Mengolah Limbah Cair. Sekoloh Tinggi Teknik Darma Yadi (STITEK) : Ilmu Teknologi (ILTEK).

  Kurniati, Elly. 2008. Pemanfaatan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Arang Aktif .

  Jawa Timur : Teknik Kimia FTI UPN. Miranti. 2012. Efektivitas Arang Aktif Sebagai Adsorben Pada Pengolahan Air Limbah. Medan : Universitas Sumatera Utara.

  Nurhasanah. 2009. Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) pada Medan : Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet dan Domestik. Universitas Sumatera Utara.Padil, dkk. 2006. Pembuatan Arang Aktif dari Sisa Pembuatan Asap Cair . Pekanbaru : Universitas Riau.

  Purwanto, Djoko. 2011. Arang Dari Limbah Tempurung Kelapa Sawit.

  Banjarbaru : Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Rumidatul, Alfi. 2006. Efektivitas Arang Aktif Sebagai Adsorben Pada Pengolahan Air Limbah. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

  Salamah, Siti. 2008. Pembuatan Karbon Aktif dari Kulit Buah Mahoni dengan

  Perlakuan Perendaman dengan Larutah KOH . Yogyakarta : Teknik Kimia

  Universitas Ahmad Dahlan Salim, dan Sudrajat. 1994. Kelapa Sawit dan Aneka Pengolahannya.

  es 9 Februari 2013)

  Sani. 2011. Pembuatan Karbon Aktif dari Tanah Gambut. Jatim : Fakultas Teknologi Industri UPN

  Saputro ,Mugiyono. 2010. Pembuatan Karbon Aktif dari Kulit Kacang Tanah

  (Arachis hypogeal) dengan Aktivator Asam Sulfat . Semarang : Teknik Kimia. Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Sembiring, Melita Tryana dan Tuti Sarma Sinaga. 2003. Arang Aktif ( Pengenalan dan Proses Pembuatannya ). Sumatera Utara : Teknik Industri USU. Shreve. 1997. Pembuatan Karbon Aktif dari Tanah Gambut. Jatim : Fakultas

  Teknologi Industri UPN Syahputra, dan Soedarsono. 1980 . Efektivitas Arang Aktif Sebagai Adsorben Pada Pengolahan Air Limbah. Medan : Universitas Sumatera Utara.

  Treybal. 1980. Kajian Eksperimental Efektifitas Arang Aktif Mesh 40 dari Limbah

  Serbuk Penggergajian Kayu Jati dalam Penyerapan Polutan Limbah Cair dari Industri Batik di Tamansari Yogyakarta. Yogyakarta : Teknik Mesin

  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. V, Kardila. 2011. Penggunaan Limbah Sabut Kelapa Sawit Sebagai Bahan Untuk

  Mengolah Limbah Cair. Sekoloh Tinggi Teknik Darma Yadi (STITEK) : Ilmu Teknologi (ILTEK).

  _______. 2011. Kelapa Sawit dan Aneka Pengolahannya.

  

  es 9 Februari 2013)

  

LAMPIRAN I

DATA-DATA

1.1 Penentuan Rendemen

  

Tabel 7. Data Pengamatan Rendemen Cangkang Kelapa Sawit

Waktu (jam) Suhu ( o

C) Massa Cangkang Sawit (gr) Massa arang (gr)

  1 550 3000 901,2

1.2 Penentuan Kadar Air

  

Tabel 8. Data Pengamatan Penentuan Kadar Air

Konsentrasi H

3 PO

  4 (%) Waktu Aktivasi (jam) Massa Krusibel Kosong (m

1 )

  (gr) Massa Krusibel Kosong + Sampel Awal (m

  2 ) (gr) Massa Krusibel Kosong + Sampel Akhir (m

  3 ) (gr)

  10 18 36,5754 37,5754 37,4812 20 36,5852 37,5852 37,4930 22 36,5618 37,5618 37,4761 24 36,5806 37,5806 37,5083

  15 18 36,5704 37,5704 37,4774 20 36,5672 37,5672 37,4775 22 36,5667 37,5667 37,4844 24 36,5807 37,5807 37,5131

  20 18 36,5696 37,5696 37,4808 20 36,5758 37,5758 37,4938 22 36,5764 37,5764 37,4996 24 36,5872 37,5872 37,5331

  25 18 36,5753 37,5753 37,5208 20 36,5843 37,5843 37,5313 22 36,5692 37,5692 37,5247 24 36,5697 37,5697 37,5321

1.2 Penentuan Kadar Abu

  

Tabel 9. Data Pengamatan Penentuan Kadar Abu

Konsentrasi H

3 PO4 (%) Waktu Aktivasi (jam) Massa Krusibel Kosong (m

  1 ) (gr) Massa Krusibel Kosong + Sampel Awal (m

  2 ) (gr) Massa Krusibel Kosong + Sampel Akhir (m

  3 ) (gr)

  10 18 29,8300 30,8300 29,8498 20 27,3225 28,3225 27,3448 22 27,0180 28,0180 27,0427 24 27,2463 28,2463 27,2718

  15 18 27,3323 28,3323 27,3544 20 29,8504 30,8504 29,8737 22 29,8300 30,8300 29,8549 24 22,4482 23,4482 22,4794

  20 18 27,7677 28,7677 27,7952 20 26,4576 27,4576 26,4873 22 28,3767 29,3767 28,4092 24 27,1567 28,1567 27,1954

  25 18 26,1628 27,1628 26,1952 20 25,2345 26,2345 25,2721 22 26,7384 27,7384 26,7785 24 27,6574 28,6574 27,6996

1.3 Penentuan Kadar Zat Terbang

  

Tabel 10. Data Pengamatan Penentuan Kadar Zat Terbang

Konsentrasi H

3 PO

  4 (%) Waktu Aktivasi (jam) Massa Krusibel Kosong (m

  

1

) (gr) Massa Krusibel Kosong + Sampel Awal (m

  2 ) (gr) Massa Krusibel Kosong + Sampel Akhir (m

  3 ) (gr)

  10 18 13,2814 14,2814 14,1085 20 13,3826 14,3826 14,2108 22 14,7117 15,7117 15,5445 24 13,7966 14,7966 14,6365

  15 18 13,5529 14,5529 14,3776 20 12,6925 13,6925 13,5182 22 13,8271 14,8271 14,6593 24 10,9454 11,9454 11,7852

  20 18 12,1602 13,1602 12,9836 20 12,5125 13,5125 13,3406 22 11,2376 12,2376 12,0681 24 13,9276 14,9276 14,7738

  25 18 15,2653 16,2653 16,1154 20 14,1634 15,1634 15,0082 22 12,3748 13,3748 13,2236 24 15,2337 16,2337 16,0873

1.4 Penentuan Daya Serap Iod

  Massa sampel = 0,125 gr Normalitas natrium tiosulfat = 0,133 N Volume KI dan I

  2 = 25 mL

  Volume filtrat = 10 mL Volume blanko = 7,5 mL Be I

  2 = 126,91 mg/mek Tabel 11. Data Pengamatan Penentuan Daya Serap Iod Konsentrasi Aktivator H

3 PO

  4 (%)

Waktu

Aktivasi

  

(jam)

Volume Titran (mL) Daya Serap terhadap Iod (%)

  10

  18 7 168,79 20 6,8 236,30 22 6,4 371,34 24 6,2 438,85

  15 18 5,5 675,16 20 5,5 675,16 22 5,4 708,92 24 5,4 708,92

  20 18 5,3 742,68 20 5,3 742,68 22 5,3 742,68 24 5,2 776,43

  25 18 5,2 776,43 20 5,1 810,19 22 5,1 810,19 24 4,9s 877,71

1.5 Penentuan Adsorpsi Isoterm Freundlich

  

Tabel 12. Data Pengamatan Penentuan Adsorpsi Isoterm Freundlich

No Massa adsorben (gr) Konsentrasi Awal Adsorbat (N) Volume Titran NaOH (mL) Volume Filtrat (mL)

  1 1 0,5 49,0 46,5

  2 1 0,25 26,0

  48

  3 1 0,125 12,5

  48

  1.6 Hasil Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit Tabel 13. Data Pengamatan Hasil Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit

Parameter POME Sebelum POME Sesudah Satuan

  COD 62,72 25,088 mgO

  2

  /L BOD 40,768 35,245 mg/L pH 6,4 6,5 -

  TSS

  2 2 mg/L

LAMPIRAN II

  

PERHITUNGAN

  2.1 Penentuan Rendemen

  Massa cangkang sawit awal = 3000 gr Massa arang = 901,2 gr Rendemen =

  Massa arang Massa cangkang sawit

  × 100% =

  901,2 3000

  × 100% = , %

  2.2 Penentuan Kadar Air

a. Karbon Aktif dengan Konsentrasi 10% selama 18 Jam

  2

  − m

  IM = m

  m

  2

  − m

  1

  × 100% =

  (37,5754−37,4812) gr (37,5754−36,5754) gr

  × 100% = , %

  Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil perhitungan kadar air pada setiap sampel karbon aktif dapat dilihat pada tabel 14.

  

Tabel 14. Kadar Air pada setiap Karbon Aktif

  3

  Konsentrasi Aktivator H

3 PO

  4 (%) Waktu Aktivasi (jam) Kadar Air (%)

  10 18 9,42 20 9,22 22 8,57 24 7,23

  15 18 9,30 20 8,97 22 8,23 24 6,76

  20 18 8,88 20 8,20 22 7,68 24 5,41

  25 18 5,45 20 5,30 22 4,45 24 3,76

2.3 Penentuan Kadar Abu

a. Karbon Aktif dengan Konsentrasi 10% selama 18 Jam

  1

  − m

  2

  − m

  1

  × 100% =

  (29,8498−29,8300) gr (30,8300−29,8300) gr

  × 100% = , %

  Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil perhitungan kadar abu pada setiap sampel karbon aktif dapat dilihat pada tabel 15.

  3

  AC = m

  m

  

Tabel 15. Kadar Abu pada setiap Karbon Aktif

Konsentrasi Aktivator H

3 PO

  4 (%) Waktu Aktivasi (jam) Kadar Abu (%)

  10 18 1,98 20 2,23 22 2,47 24 2,55

  15 18 2,21 20 2,33 22 2,49 24 3,12

  20 18 2,75 20 2,97 22 3,25 24 3,87

  25 18 3,24 20 3,76 22 4,01 24 4,22

2.4 Penentuan Kadar Zat Terbang

a. Karbon Aktif dengan Konsentrasi 10% selama 18 Jam

  

3

  m

  − m

  − m

  

1

  × 100% − M

  ad

  =

  (14,2814−14,1085) gr (14,2814−13,2814) gr

  × 100% − 9,42% = , %

  Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil perhitungan kadar zat terbang pada setiap sampel karbon aktif dapat dilihat pada tabel 16.

  2

  VM = m

  2

  

Tabel 16. Kadar Zat Terbang pada setiap Karbon Aktif

Konsentrasi Aktivator H

3 PO

  4 (%) Waktu Aktivasi (jam) Kadar Zat Terbang (%)

  10 18 7,87 20 7,96 22 8,15 24 8,78

  15 18 8,23 20 8,46 22 8,55 24 9,26

  20 18 8,78 20 8,99 22 9,27 24 9,97

  25 18 9,54 20 10,22 22 10,67 24 10,88

2.5 Penentuan Kadar Karbon Terikat

a. Karbon Aktif dengan Konsentrasi 10% selama 18 Jam

  FC = 100% − (IM + AC + VM) = 100% − (9,42% + 1,98% + 7,87%)

  = , % Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil perhitungan kadar karbon terikat pada setiap sampel karbon aktif dapat dilihat pada tabel 17.

  

Tabel 17. Kadar Karbon Terikat pada setiap Karbon Aktif

Konsentrasi Aktivator H

3 PO

  4 (%) Waktu Aktivasi (jam) Kadar Karbon Terikat (%)

  10 18 80,73 20 80,59 22 80,81 24 81,44

  15 18 80,26 20 80,24 22 80,73 24 80,86

  20 18 79,59 20 79,84 22 79,80 24 80,75

  25 18 81,77 20 80,72 22 80,87 24 81,14

2.6 Penentuan Bilangan Iod

a. Karbon Aktif dengan Konsentrasi 10% selama 18 Jam

  ×

  (V blanko −V titran )×BE I 2 ×N natrium tiosulfat massa sampel

  10

  25

  10

  ×

  (7,5−7) mL×126,91mg mek ⁄ ×0,133 mek mL ⁄

  0,125 gr

  = , ⁄

  Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil perhitungan biloangan iod pada setiap sampel karbon aktif dapat dilihat pada tabel 18.

  25

  Bilangan Iod =

  =

  Tabel 18. Bilangan Iodin pada setiap Karbon Aktif Konsentrasi Aktivator H

3 PO

  10 18 168,79 20 236,30 22 371,34 24 438,85

  15 18 675,16 20 675,16 22 708,92 24 708,92

  20 18 742,68 20 742,68 22 742,68 24 776,43

  25 18 776,43 20 810,19 22 810,19 24 877,71

a. Pembuatan Larutan → NaOH 0,1 N

  gr = N × V × BE = 0,1 ek L

  ⁄ × 0,25 L × 40 gr ek ⁄

  =

  → CH

  4 (%) Waktu Aktivasi (jam) Daya Serap terhadap Iod (%)

2.7 Penentuan Adsorpsi Isoterm Freundlich

3 COOH 1 N 250 mL

  M

  1

  =

  0,997×1,05 gr L ⁄ ×1000 60 gr mol ⁄

  = , ⁄

  %×ρ×1000 BM

  =

  M

  1 N = M × 2

  1

  1

  = 17,432 × 2

  = , V × N = V × N

  1

  1

  2

2 V ⁄

  1

  × 34,864 ek L ⁄ = 0,25 L × 1 ek L V = 0,00717 L

  1

  = ,

  3

b. Pengenceran CH COOH 1 N

  3 COOH 0,5 N 50 mL → CH

  V × N = V × N

  1

  1

  2

  2 V ⁄

  1

  × 1 ek L ⁄ = 50 mL × 0,5 ek L =

  Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil perhitungan pengenceranCH

3 COOH 1 N pada setiap konsentrasi lainnya dapat dilihat pada tabel 19.

  3 Tabel 19. Data Pengamatan Pengenceran CH COOH 1 N Volume yang Diambil pada Konsentrasi Larutan Induk (N)

  3 CH COOH 1 N (mL)

  0,5

  25 0,25 12,5

  0,125 6,25

  3

c. Konsentrasi Akhir CH COOH

3 COOH 0,5 N → CH

  V

  1 = 49 mL

1 N = 0,1 N

  V

  2 = 10 mL

  V × N = V × N

  1

  1

  2

  2

  ⁄ = 10 mL × N

  2

  49mL × 0,1 ek L = ,

  Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil konsentrasi akhirCH

3 COOH pada setiap konsentrasi lainnya dapat dilihat pada tabel 20.

  3 Tabel 20. Data Pengamatan Konsentrasi Akhir CH COOH

  1

  

2

  1

  V V N N

(N) (mL) (mL) (N) (N)

  2 Konsentrasi

  0,5

  49 10 0,1 0,49 0,25

  26 10 0,1 0,26 0,125 12,5 10 0,1 0,125

d. Penentuan log C → = ,

  log C = log (0,49) = − ,

  Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil penentuan log Cpada setiap konsentrasi CH

3 COOH dapat dilihat pada tabel 21.

  

Tabel 21. Data Pengamatan Penentuan Log C

Konsentrasi Log C (N)

  0,49 -0,3098 0,26 -0,5850

  0,125 -0,9030

e. Penentuan Jumlah Massa yang Teradsorpsi

3 COOH 0,5 N → Massa Awal CH

  N = 0,5 N BE = 60,05 gr/ek

  V = 0,05 L x = N × V × BE

  aw

  ⁄ = 0,5 N × 0,05 L × 60,05 gr ek

  = ,

3 COOH 0,49 N → Massa Akhir CH

  N = 0,49 N BE = 60,05 gr/ek V = 0,0405 L x = N × V × BE

  ak

  ⁄ = 0,49 N × 0,0465 L × 60,05 gr ek

  = , x = x − x

  

1 aw ak

  = (1,50125 − 1,3682)gr = ,

  Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil penentuan jumlah massa

  3 yang teradsorpsi pada setiap konsentrasi CH COOH dapat dilihat pada tabel 22.

  

Tabel 22. Data Pengamatan Penentuan Jumlah Massa yang Teradsorpsi

Massa Awal Massa Akhir

  N

  V BE x aw N

  V BE x ak x

  1

  (N) (L) (gr/ek) (N) (L) (gr/ek) 0,5 0,05 60,05 1,50125 0,49 0,0465 60,05 1,3682 0,13302

  0,25 0,05 60,05 0,750625 0,26 0,048 60,05 0,749424 0,015 0,125 0,05 60,05 0,3753 0,125 0,048 60,05 0,3603 0,00895

  f. Penentuan log x/m → Campuran 1

  x = 0,13302 gr m = 0,5 gr ⁄ log x m

  ⁄ = log 0,13302 gr 0,5 gr = − ,

  Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil penentuan log x/m pada setiap campuran dapat dilihat pada tabel 23.

  

Tabel 23. Data Pengamatan Penentuan Log x/m

x (gr) m (gr) Log x/m

  0,13302 0,5 -0,5751 0,0876 0,5 -0,7564

  0,015 0,5 -1,5228

  g. Penentuan Tetapan Isoterm Freundlich

Tabel 24. Data Pengamatan Penentuan Isoterm Freundlich

  2 No y (log x/m) x (log C) x.y x

  1 -0,5751 -0,3098 0,178165 0,09597 2 -0,7564 -0,5850 0,44249 0,34222 3 -1,5228 -0,9030 1,37508 2,31891

  2

  Σy = -2,8543 Σx = -1,7978 Σxy = 1,995735 Σx = 3,22179

  (n×Σxy)−(Σx×Σy)

  Slope =

  2

  2 (n×Σx )−(Σx) (3×1,995735)−(−1,7978×(−2,8543))

  =

  2 (3×3,22179)−(−2,8543)

  = ,

  Log x/m = log k + 1/n log C

  1 Slope = n

  1 0,563 = n

  1

  n =

  0,6088

  = ,

  2 (Σx ×Σy)−(Σxy×Σx)

  Intersep =

  2

  2 (n×Σx )−(Σx) (3,22179×(−1,7978))−(1,995735×(−2,8543))

  =

  2 (3×3,22179)−(−2,8543)

  = − , Intersep = log k

  • 0,063 = log k

   k = 0,865

  Sehingga diperoleh jumlah adsorbat yang terserap pada masing-masing kosentrasi adalah : → 0,49 N

  1

  x

  n

  m = kC

  1 1,776

  = 0,865 × 0,49 ⁄

  = , Dengan cara yang sama maka diperoleh jumlah adsorbat yang terserap pada masing-masing kosentrasidapat dilihat pada tabel 25.

  Tabel 25. Data Pengamatan Adsorbat yang Terserap pada setiap Konsentrasi

Konsentrasi x/m

  0,49 0,57886 0,25 0,39629

  0,125 0,26823

2.8Perhitungan Analisis Limbah Cair Kelapa Sawit a.Perhitungan COD

  (VBlanko−Vtitran)xNFASx BE (O2) x 1000

  COD =

  Vsampel

  • Diketahui : V titran : 3,05 mL

  POME sebelum pengolahan

  V blanko : 3,55 mL N FAS : 0,0392 mek/mL V sampel : 2,5 mL

  (3,55 mL−3,05 mL)x 0,0392 gr/BE x 8 x 1000

  COD =

  2,5 mL = 62,72 mg/L

  • Diketahui : V titran : 2,7 mL

  POME sesudah pengolahan

  V blanko : 2,9 mL N FAS : 0,0392 mek/mL V sampel : 2,5 mL

  (2,9 mL−2,7 mL)x 0,0392 gr/BE x 8 x 1000

  COD =

  2,5 mL = 25,088 mg/L

b. Perhitungan BOD

  BOD (mg/L) = ( − ) − ( − )

  

5

  5 Dimana :

  X = Oksigen terlarut sampel, t = 0

  X

  5 = Oksigen terlarut hari ke-5, t=0

  B = Oksigen terlarut blanko, t=0

5 B = Oksigen terlarut blanko hari ke-5, t= 5

  • ℎ × ℎ ×8000

  POME sebelum pengolahan

  X =

  −4

  Sehingga, X = 47,14 mg/L

5 X = 5,25 mg/L

  B = 13,241 mg/L B

  5 = 12,119 mg/L

  BOD (mg/L) = ( − ) − ( − )

  

5

  5

  = (47,14-5,25) mg/L-(13,241-12,119) mg/L

  = 40,768 mg/L

  • ℎ × ℎ ×8000

  POME sesudah pengolahan

  X =

  −4

  Sehingga, X = 45,22 mg/L

  X

  5 = 7,54 mg/L

  B = 13,241 mg/L B

  5 = 10,806 mg/L BOD (mg/L) = − − )

  ( ) − (

  5

  5

  = (45,22-7,54) mg/L-(13,241-10,806) mg/L

  = 35,245 mg/L c . Perhitungan TSS

  C = 0,2093 A = 0,2092 V sampel = 50 ml Dimana : C = massa kertas saring sampel (gr) B = massa kertas saring blanko (gr) V = volume sampel (mL)

  C−A

  TSS = x 1000000

  V 0,2093−0,2092

  = x 1000000

  50 mL

  =2 mg/L

  Tabel 26. Data Hasil Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit Parameter POME Sebelum POME Sesudah Satuan

  2 COD 62,72 25,088 mgO /L

  BOD 40,768 35,245 mg/L

  • pH 6,4 6,5 TSS

  2 2 mg/L