RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
RENCANA
TERPADU DAN
PROGRAM
INVESTASI
INFRASTRUKTUR
JANGKA
MENENGAH
KABUPATEN
MURUNG
RAYA
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan
strategi dokumen rencana Tataruan seperti RTRW, RPJMD,
RP2KP, RTBL, RISPAM, SSK dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkunan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK),
Program satu milyar satu desa, serta penjelasan mengenai
Keterpaduan Strategi dan Rencan Pembangunan pada skala
Kabupaten/Kota maupun kawasan
05 KETERPADUAN
STRATEGI
PENGEMBANGAN
KABUPATEN/KOTA
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
5.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
MURUNG RAYA
Dokumen RTRW menghasilkan suatu rencana struktur ruang dan pola ruang yang
harus ditetapkan selama 20 tahun, dengan masa perencaan 2011-2020. Pada bab ini membahas
arahan yang harus diterapkan dan dijadikan acuan dalam penyusunan RPI2-JM tahun 2016.
Berikut ini merupakan arahan rencan struktur ruang dan pola ruang yang akan dicapai pada
tahun 2020.
Tabel 5. 1 Arahan RTRW Kabupaten Murung Raya
Rencana Struktur Ruang
A. Pusat Kegiatan Lokal
Pada Kawasan ini ditetapkan untuk pusat kegiatan
lokal terdapat di Kecamatan Murung
Kegiatan Utama:
a. Pusat Pemerintahan Daerah Otonom Kabupaten
b. Pusat distribusi-koleksi barang umum regional
c. Pusat jasa transportasi darat regional
d. Pusat jasa transportasi sungai regional
e. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan
rakyat, pengolahan hasil pertanian);
f. Pengembangan Perdagangan skala Kabupaten
g. Pengembangan Pendidikan skala Kabupaten
h. Pengembangan
Sarana
Kesehatan
skala
Kabupaten
i. Pengembangan Permukiman
j. Pengembangan Pariwisata.
B. Pusat Kegiatan Lokak Perkotaan
PKLP terdapat di Tumbang Laung yang berada di
Kecamatan Permata Intan. Pusat kegiatan ini
berungsi sebaga pusat pengembanagan Kawasan
Pertanian, perdaganagan dan jasa. Kegiatan Utama
Berupa:
a. Kegiatan perdagangan dan jasa;
b. Pengembangan kegiatan pertanian (tanaman
pangan, holtikultura dan perkebunan);
c. Pengembangan perikanan;
d. Pengembangan kegiatan agropolitan (kegiatan
produksi, pengolahan serta pemasaran produkproduk pertanian);
e. Pengembangan kegiatan industri (pengolahan
hasil pertanian);
f. Pengembangan kawasan kehutanan.
C. Pusat Pelayan Kawasan
Ditetapkan dikawasan Kecamatan Sungai Babuat,
Perkotaan Makunjang Kecamatan Barito Tuhup
Raya, Perkotaan Saripoi Kecamatan Tanah Siang,
Perkotaan Dirung Lingkin Kecamatan Tanah Siang
Selatan, Perkotaan Tumbang Kunyi Kecamatan
Sumber Barito, Perkotaan Muara Joloi Kecamatan
Seribu Riam, Perkotaan Tumbang Olong Kecamatan
Uut Murung, Kegiatan utama PPK Secara Umum:
a. Pusat pelayanan umum tingkat kecamatan
b. Pusat pengembangan perdagangan dan jasa skala
kecamatan
c. Kawasan konservasi
Rencana Pola Ruang
1. Kawasan Lindung
A. Kawasan Hutan Lindung
Terdapat indikasi kondisi yang merupakan untuk
mengatasi berbagai kerusakan pada kawasan hutan
lindung, dibawah ini merupakan arahan rencana:
1) Hutan Lindung Menjadi Tegalan
Dikembalikan ke fungsi semula karena
tingkat kelerengan yang besar yang
menyebabkan rawan longsor
Dilakukan konservasi yang diterapkan
dengan sistem terasering dan rorak mengikuti
arah kontur. Jenis tegakan yang digunakan
mengikuti tegakan yang sudah ada untuk
menyesuaikan dengan ekosistem semula.
Pengelolaan dengan prinsip hutan kemitraan,
yaitu dengan melibatkan mesyarakat lokal
secara aktif dalam pengelolaan untuk
keberhasilan program dalam jangka waktu
yang panjang.
Pengendalian erosi dengan tutupan lahan
jenis tanaman semak, rumpun bambu sampai
tanaman keras dan pengeturan drainase
limpasan.
Upaya pengembalian fungsi hutan dengan
mempertimbangkan fungsi ekosistem dan
ekologis dengan menanam kembali pohon
buah.
Teknologi konservasi yang dapat diterapkan
dengan sistem terasering dan rorak yang
mengikuti arah kontur. Jenis tegakan yang
tepat berupa tanaman pete, akasia, pohon
buah (sawo, durian, alpukat) yang dapat
dipanen tanpa menganggu tegakannya.
Pengelolaan dengan prinsip hutan kemitraan,
yaitu dengan melibatkan mesyarakat lokal
secara aktif dalam pengelolaan, penanaman,
panen dan pasca panen. Kegiatan ini
dimaksudkan
agar
tidak
merugikan
masyarakat yang pada awalnya telah
mengelola
hutan
untuk
kebutuhan
ekonominya
2) Hutan Lindung menjadi kebun campuran
Pengendalian fungsi hutan dengan tanaman
keras bukan hutan tebang misalnya pohon
buah, pete, pucung, dsb.
Pengelolaan kawasan penyangga dengan
tanaman produksi non-kayu, misalnya pinus,
kayu putih, kebun putih, kebun kakao, kebun
campur dan tanaman keras lainnya.
Melibatkan masyarakat yang menggarap
hutan tersebut melalui kegiatan reboisasi
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-2
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
mulai dari penanaman, perawata, panen dan
pasca panen sehingga dapat dipenuhi syarat
ekologis dan ekonomisnya. Masyarakat dapat
terus memanfaatkan hutan ini tanpa harus
menganggu ekologis hutan itu sendiri.
Mempertahankan keberadaan kebun campur
dengan mengganti tegakan yang ada sehingga
tidak mengurangi fungsi ekologis hutan.
Pengembangan
kebun
campur
tetap
menggunakan sistem terasering mengingat
tekstur tanah eksisting halus dan rawan erosi.
3) Hutan lindung rusak akibat longsor
Upaya pengendalian top soil dengan metode
rorak. Untuk mempertebal lapisan tanah dan
menahan erosi digunakan teras bangku.
Untuk lokasi dengan kemiringan >40%
diperlukan penanganan yang cepat, dapat
ditambahkan blok tanah subur pada
terasering dan rorak.
Jenis vegetasi yang tepat untuk kelerengan
>40% adalah beringin, sedangkan untuk
kelerengan 15-40% adalah tanaman keras
seperti pohon buah, jenis tanaman penutup
seperti semak belukar, rumpun bambu dan
tanaman keras lainnya.
B. Sempadan Sungai
Berdasarkan kriteria penetapan sempadan sungai
pada peraturan menteri PU no.63/PRT/1993 pada
sungai Kabupaten Murung Raya ditetapkan
sungainya sebgai berikut:
1) Sungai Barito, Laung, Babuat, Joloi, Busang
dan lainnya yang mempunyai kedalaman lebih
dari 3 meter untuk sempadan sungainya
ditetapkan
- Sungai yang tidak bertanggul, garis sempadan
sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 15
(lima belas) meter dihitung dari tepi sungai
- Sungai yang bertanggul yang berada di
kawasan permukiman sempadan sungai
ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima)
meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul
2) Sungai kecil yang mempunyai kedalaman tidak
lebih dari 3 meter yang tersebar di seluruh
wilayah kecamatan Kabupaten Murung Raya
sempadan sungainya ditetapkan:
- Sungai yang tidak bertanggul, garis sempadan
sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai
- Sungai yang bertanggul yang berada di
kawasan luar sepanjang kaki tanggul.
3) Untuk anak sungai yang mengalir ke sungai
kecil yang biasanya dimanfaatkan untuk irigasi
(pengairan) dan drainase sekunder untuk yang
bertanggul ditetapkan garis sempadan 1 (satu)
meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul
untuk yang berada di dalam kawasan
permukiman dan 3 meter untuk yang tidak
bertanggul dihitung dari tepi sungai
4) Pengelolaan zona pemanfaatan DAS dilakukan
dengan membagi tipologi DAS. Berdasarkan
tipologinya, DAS terbagi menjadi daerah hulu
sungai, daerah sepanjang aliran sungai, daerah
irigasi, daerah perkotaan dan industri, serta
daerah muara sungai dan pantai.
5) Arahan kegiatan daerah hulu sungai:
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-3
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
- Pengaturan erositas dan pemeliharaan hutan
- Pengaturan tanah-tanah perkebunan
- Pengaturan tanah-tanah pertanian
a) Arahan kegiatan daerah sepanjang aliran
sungai
- Pengembangan irigasi
- Pengembangan navigasi dan transportasi
air
- Pengembangan drainase
- Pengembangan sarana dan prasarana
pengembangan
sumber
daya
air.
(pengendalian
banjir,
pengendalian
sedimen, pengembangan suplai air bersih
perkotaan, pencegahan pencemaran,
peningkatan kualitas air baku.
b) Arahan kegiatan muara sungai/pantai
- Pengembangan
perikanan/tambak/perikanan darat
- Pengembanagan pariwisata dengan tetap
memperhatikan aspek ekologis.
c) Luas sempadan sungai Kabupaten Murung
raya adalah 786,71 Km2. Kebijakan
pemanfaatan
ruang
pada
kawasan
perlindungan setempat di Kabupaten
Murung Raya ditujukan untuk melindungi
kawasan
sempadan
sungai
dari
kemungkinan gangguan kegiatan budidaya
yang dapat mengganggu kelestarian.
- Pencegahan dilakukaknnya kegiatan
budidaya di sepanjang sungai yang dapat
mengganggu atau merusak kualitas air
- Pengendalian terhadap kegiatan ada di
sepanjang sungai agar tidak berkembang
lebih jauh
- Pengamanan aliran sungai
- Penanganan industri.
C. Kawasan Sekitar Mata Air
Kawasan sekitar mata air, yaitu kawasan kurang
lebih berjari – jari 200 meter dari mata air,
merupakan kawasan perlindungan setempat.
Sebagai upaya konservasi maka dilakukan
penataan sekitar mata air dan menerapkan batas
konservasi sekitar dengan jari-jari kurang lebih
200m. Pengeloalaan kawasan seitar mata air antara
lain dilakukan dengan:
1) Perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan
yang menyebabkan alih fungsi lindung dan
menyebabkan kerusakan kualitas sumber air;
2) Pembuatan sistem saluran bila sumber
dimanfaatkan untuk air minum atau irigasi;
3) Selain sebagai sumber air minum dan irigasi,
sumber air juga digunakan untuk pariwisata
peruntukannya
diijinkan
selama
tidak
mengurangi kualitas tata air yang ada.
Penggunaan sumber air untuk rekreasi dan
renang, perlu dibuat kolam tersendiri;
4) Pengembangan tanaman perdu, tanaman
tegakan tinggi, dan penutup tanah atau ground
cover untuk melindungi pencemaran dan erosi
terhadap air; serta
5) Membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan
secara langsung untuk bangunan yang tidak
berhubungan dengan konservasi mata air.
D. Sempadan Irigasi
Kawasan perlindungan setempat lainnya berupa
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-4
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
kawasan sempadan irigasi sebagaimana adalah
kawasan sepanjang kanan-kiri saluran irigasi
primer dan sekunder, baik irigasi bertangggul
maupun tidak. Kawasan sempadan irigasi terletak
pada kecamatan-kecamatan yang memiliki saluran
irigasi primer dan sekunder.
a) Garis sempadan saluran irigasi tak bertanggul
- Garis sempadan saluran irigasi tak bertanggul
jaraknya diukur dari tepi.
- Luar parit drainase di kanan dan kiri irigasi.
- Jarak garis sempadan sekurang-kurangnya
sama dengan kedalaman saluran irigasi.
- Untuk saluran irigasi yang mempunyai
kedalaman kurang dari satu meter, jarak garis
sempadan sekurang-kurangnya satu meter.
b) Garis sempadan saluran irigasi bertanggul
- Garis sempadan saluran irigasi bertanggul
diukur dari sisi luar kaki tanggul.
- Jarak garis sempadan sekurang-kurangnya
sama dengan ketinggian tanggul saluran
irigasi.
- Untuk tanggul yang mempunyai ketinggian
kurang dari satu meter, jarak garis sempadan
sekurang-kurangnya satu meter.
c) Garis
sempadan
saluran
irigasi
pada
lereng/tebing
- Jarak garis sempadan untuk sisi lereng diatas
saluran sekurang-kurangnya sama dengan
kedalaman saluran irigasi.
- Jarak garis sempadan untuk sisi lereng
dibawah saluran sekurang-kurangnya sama
dengan ketinggian tanggul irigasi.
d) Garis sempadan saluran pembuangan irigasi
- Garis sempadan saluran pembuangan irigasi
tak bertanggul jaraknya diukur dari tepi luar
kanan dan kiri saluran pembuangan irigasi
dan garis sempadan saluran pembuangan
irigasi bertanggul diukur dari sisi luar kaki
tanggul.
- Garis sempadan saluran pembuangan irigasi
jaraknya diukur dari sisi/tepi luar saluran
pembuang irigasi atau sisi/tepi luar jalan
inspeksi.
- Lriteria penetapan jarak garis sempadan
saluran pembuang irigasi sama dengan
penetapan pada saluran irigasi sebagaimana
dimaksud pada point 1 dan 2.
E. Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Proporsi RTH kawasan perkotaan di wilayah
Kabupaten Murung Raya adalah paling sedikit 30
% dari luas kawasan perkotaan, yang diisi oleh
tanaman baik yang tumbuh secara alamiah
maupun yang sengaja di tanam. Pembagian RTH
ini terdiri dari RTH publik paling sedikit 20 % dan
RTH privat 10 %. Distribusi RTH kawasan
perkotaan disesuaikan dengan sebaran penduduk
dan hierarki pelayanan dengan memperhatikan
rencana struktur dan pola ruang wilayah.
F. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan
Cagar Budaya
1) Jenis fauna yang ada di cagar alam ini antara
lain Burung Rangkong, Owa owa, Burung
Murai Batu, Burung Merak, Monyet, Ular,
Kancil, Rusa, Babi, Beruang Madu, dan Kodok
racun. Selain itu juga kawasan ini memiliki
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-5
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
potensi walet yang banyak dicari oleh
masyarakat.
2) Pengelolan cagar alam ini di bawah Seksi
Konservasi Wilayah III Muara Teweh,
BKSDA Kalimantan Tengah. Pengelolaan
kawasan CA Bukit Sapat Hawung lebih perlu
diperhatikan di masa depan, karena:
a) Merupakan wilayah tangkapan air bagi
Sungai Barito (mengalir ke Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Selatan) dan
Sungai Mahakam (mengalir ke Kalimantan
Timur). Wilayah tangkapan air seluas
239.000 hektare, dan berada di bagian hulu,
tentunya mempunyai peran penting bagi
tata air dua sungai besar di Pulau
Kalimantan ini.
b) Sumber daya hayatinya belum banyak
dieksplorasi, padahal pemanfaatannya oleh
penduduk di sekitar kawasan cukup tinggi.
Fungsi kawasan untuk menjaga cadangan
plasma nutfah di masa depan perlu
diperhitungkan. Apalagi masih banyak
potensi hayati, seperti tumbuhan berkhasiat
obat, yang belum dikembangkan untuk
kepentingan kemanusiaan.
c) Perlunya mencari lokasi yang cocok untuk
pelepasliaran orangutan, yang saat ini
dirawat
di
pusat-pusat
rehabilitasi
orangutan
di
Kalimantan
Tengah.
Berdasarkan hasil inventarisasi potensi
kawasan guna pelepasliaran orangutan di
Hulu Sungai Murung dan Hulu Sungai
Busang, kondisi fisik kedua kawasan yang
berada di daerah penyangga CA Sapat
Hawung merupakan areal berpotensi guna
pelepasan orangutan.
G. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
1) Rumah Betang Konut terletak di Kecamatan
Tanah Siang tepatnya di Desa Konut berjarak 8
Km dari Kota Puruk Cahu atau dpat ditempuh
dalam waktu kurang lebih 30 menit dengan
menggunakan kendaraan.
2) Rumah Betang bantian terletak di Kecamatan
Permata Intan berjarak 30 Km dari Kota Puruk
Cahu dapat ditempuh dengan jalan sungai dan
darat.
3) Rumah Betang Apat terletak di Kecamatan
Permata Intan berjarak 30 Km dari Kota Puruk
Cahu dapat ditempuh dengan jalan sungai dan
darat. Keunikan rumah Betang Apat adalah
telah berusia lebih dari 200 tahun.
Rencana pengelolaan kawasan konservasi
budaya dan sejarah meliputi :
Benda cagar budaya berupa bangunan
yang fungsional, harus dikonservasi dan
direhabilitasi bagi bangunan yang sudah
mulai rusak; serta
Penerapan sistem insentif bagi bangunan
yang dilestarikan dan pemberlakuan sistem
disinsentif bagi bangunan yang mengalami
perubahan fungsi.
H. Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana alam terdiri atas kawasan
rawan tanah longsor. Wilayah rawan bencana
tanah longsor, banjir lumpur, dan erosi cenderung
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-6
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
berada pada kawasan dengan tektur tanah halus
dan ketebalan soil melebihi 90 Cm. wilayah yang
berada pada lahan dengan kelerengan lebih dari 40
% dengan tegakan rendah juga berpotensi menjadi
wilayah rawan bencana.
Kawasan-kawasan yang memiliki kerawanan
longsor meliputi:
a. Kecamatan Uut Murung
b. Kecamatan Seribu Riam
c. Kecamatan Sumber Barito
d. Kecamatan Tanah Siang
e. Kecamatan Sungai babuat
f. Kecamatan barito Tuhup Raya
I. Kawasan Lindung Geologi
Dalam perjalananya aliran air tanah ini seringkali
melewati suatu lapisan akifer yang diatasnya
memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air
(impermeabel) hal ini mengakibatkan perubahan
tekanan antara airtanah yang berada di bawah
lapisan penutup dan airtanah yang berada
diatasnya. Perubahan tekanan inilah yang
didefinisikan sebagai air tanah tertekan (confined
aquifer) dan air tanah bebas (unconfined aquifer).
Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan air
tanah bebas sering kita lihat dalam penggunaan
sumur gali oleh penduduk.
Kawasan imbuhan air tanah di Kabupaten Murung
Raya terdapat di Kecamatan Uut Murung dan
Kecamatan Seribu Riam.
2. Kawasan Budi Daya
A. Kawasan Hutan Produksi
Pada hutan produksi pada dasarnya hasil
hutan dapat dikelola seoptimal mungkin, tetapi tetap
memberlakukan prinsip dasarnya yakni “apa yang
diambil dari alam harus diganti dengan hal yang
serupa kepada alam” sehingga pengambilan hasil
hutan harus dilaksanakan secara bergilir dan
dilakukan penanaman kembali sebagai bagian dari
upaya pelestarian sekaligus mempertahankan
kualitas alam. Rencana penanganan kawasan hutan
produksi tetap adalah :
Pengusahaan hutan produksi melalui pemberian
ijin HPH dengan menerapkan pola tebang pilih
(stripcroping).
Reboisasi dan rehabilitasi lahan pada bekas
tebangan HPH, dan tidak dapat dialih
fungsikan ke budidaya lainnya kecuali
mengganti tanaman dengan tegakan yang
dapat memberikan fungsi perlindungan.
Pengembangan zona penyangga pada kawasan
hutan produksi yang berbatasan dengan hutan
lindung.
Upaya pengembalian kondisi hutan bekas
tebangan melalui reboisasi dan rehabilitasi
lahan kritis.
Bila pada kawasan ini terdapat kawasan
budidaya maka harus dibatasi dan tidak boleh
dikembangkan lebih lanjut.
Rencana luas kawasan hutan yang bisa
diproduksi di Kabupaten Murung Raya
antara lain:
Hutan Produksi (HP)
Hutan produksi di Kabupaten Murung Raya
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-7
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
B.
Rencana Pola Ruang
tersebar di semua kecamatan dengan rencana
luas kawasan kurang lebih 1.965,40 Km2
Hutan Produksi Terbatas (HPT)
Hutan Produksi Terbatas adalah Hutan yang
dialokasikan untuk produksi kayu dengan
intensitas rendah. Hutan produksi terbatas ini
umumnya
berada
di
wilayah
pegunungan di mana lereng-lereng yang curam
mempersulit kegiatan pembalakan.
Hutan produksi terbatas (HPT) di Kabupaten
Murung Raya berada di Kecamatan Uut
Murung, Seribu Riam, Sumber Barito, Sungai
Babuat, Tanah Siang, Laung Tuhup, dan
Kecamatan Barito Tuhup Raya. Luas kawasan
direncanakan kurang lebih 12.102,70 Km2.
Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK)
Hutan
konversi,
yakni
hutan
yang
dicadangkan untuk penggunaan lain, dapat
dikonversi untuk pengelolaan non-kehutanan.
Hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK)
di Kabupaten Murung Raya berada di Sumber
Barito, Sungai Babuat, Tanah Siang, Laung
Tuhup, Barito Tuhup Raya, Permata Intan,
Tanah Siang Selatan, dan Kecamatan Murung.
Luas kawasan direncanakan sebesar 1.274,01
Km2
Mengenai Hutan Produksi yang dapat
dikonversi maka diusulkan untuk menjadi
Areal Penggunaan Lain (APL) untuk
mengakomodir perkembangan Kabupaten
Murung Raya ke depan.
Kawasan Peruntukan Pertanian
a. Peruntukan Tanaman Pangan
Kawasan Pertanian Basah
Pertanian sawah di Kabupaten Murung
Raya dapat dibedakan menjadi sawah
irigasi dan sawah tadah hujan. Untuk
sawah irigasi seluas 14 Ha. Padi sawah
ini tersebar di Kecamatan Permata Intan
seluas 10 Ha dan Kecamatan Murung
seluas 4 Ha. Dengan direncanakannya
DI Dikin seluas 850 Ha (RTRW Propinsi
Kalimantan Tengah) maka diprediksikan
luas kawasan ini akan bertambah.
Pertanian lahan kering adalah lahan yang
ketika musim hujan ditanami padi dan
saat musim kemarau ditanami padi gogo
atau palawija seperti kacang hijau,
kedelai, kacang tanah, ubi kayu.
Termasuk dalam pertanian lahan kering
adalah peruntukan tegalan, kebun
campuran dan lahan pertanian yang
tidak mendapat layanan irigasi atau
sawah tadah hujan. Luas lahan pertanian
lahan kering hingga akhir tahun
perencanaan tahun 2031 dan berupa
tegalan di Kabupaten Murung Raya
direncanakan 53,22 Km2. Adapun
arahan pengelolaan lahan ini adalah
sebagai berikut:
- Kawasan pertanian lahan kering
secara spesifik dikembangkan dengan
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-8
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
memberikan tanaman tahunan yang
produktif. Lahan ini diperuntukkan
untuk menunjang kehidupan secara
langsung untuk rumah tangga
masyarakat
sehingga
memiliki
penggunaan tanah campuran seperti
palawija,
hortikultura
maupun
penunjang perkebunan dalam skala
kecil;
- Dalam beberapa hal kawasan ini
merupakan kawasan yang boleh
dialihfungsikan
untuk
kawasan
terbangun dengan berbagai fungsi,
sejauh sesuai dengan Rencana Detail
Tata Ruang; serta
- Alih fungsi lahan tegalan menjadi
kawasan
terbangun
diarahkan
meningkatkan nilai ekonomi ruang
ataupun
pemenuhan
kebutuhan
fasilitas
dan
berbagai
sarana
masyarakat.
3) Peruntutkan Hortikultura
Rencana
pengembangan
kawasan
holtikutura di Kabupaten Murung Raya
hingga tahun 2031 sebesar 4.484 hektar
dengan komoditi unggulan berupa
durian, mangga dan pisang. Wilayah
pengembangannya
antara
lain
Kecamatan
Murung,
Kecamatan
Permata Intan, Tanah Siang, Tanah
Siang Selatan, Sumber Barito, Sungai
babuat, Barito Tuhup Raya, dan
Kecamatan Laung Tuhup.
Mengutamakan komoditas yang
memiliki nilai ekonomis tinggi
dan
memiliki
kemampuan
pemasaran yang luas terutama
eksport;
Kawasan ini sebaiknya tidak
diadakan alih fungsi lahan kecuali
untuk kegiatan pertanian dengan
catatan memiliki nilai ekonomi
lebih
tinggi
dan
memiliki
kemampuan penyerapan tenaga
kerja yang lebih luas;
Beberapa
bagian
kawasan
hortikultura khususnya sayuran
terletak pada ketinggian diatas
1.000 meter dpl, dan banyak
memiliki kelerengan > 40%.
Kawasan ini harus dilakukan
peningkatan konservasi lahan
dengan mengolah secara teknis
dan vegetatif; serta
Kawasan
holtikultura
buahbuahan harus dikembangkan
dengan
memperhatikan
nilai
ekonomi yang tinggi.
4) Peruntukan Perkebunan
Rencana pengembangan di Kabupaten
Murung
Raya
untuk
kawasan
Perkebunan ini berdasarkan komoditas
masing-masing antara lain
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-9
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
perkebunan komoditi karet di semua
kecamatan
perkebunan komoditi kopi di semua
kecamatan
perkebunan komoditi cengkeh meliputi:
Kecamatan Murung;
Kecamatan Laung Tuhup;
Kecamatan Tanah Siang;
perkebunan komoditi Lada di semua
kecamatan
perkebunan komoditi jambu mete di
semua kecamatan
perkebunan komoditi kakao meliputi:
Kecamatan Laung Tuhup;
perkebunan komoditi kelapa sawit
meliputi:
Kecamatan Murung; dan
Kecamatan Laung Tuhup.
perkebunan komoditi kelapa di semua
kecamatan
perkebunan komoditi pinang di semua
kecamatan
perkebunan komoditi kemiri di semua
kecamatan
perkebunan komoditi kapuk randu di
semua kecamatan
Upaya pemanfaatan perkebunan antara lain
adalah :
Mengembangkan industri pengolahan
hasil komoditi;
Pengembangan fasilitas sentra produksi
dan pemasaran pada pusat kegiatan
ekonomi di Perkotaan Murung Raya;
Pengembangan perkebunan, misalnya
merehabilitasi tanaman perkebunan
yang rusak atau pada area yang telah
mengalami
kerusakan
yaitu
mengembalikan fungsi perkebunan yang
telah berubah menjadi area pertanian
tanaman pangan;
Pengembangan kawasan-kawasan yang
berpotensi untuk tanaman perkebunan
sesuai dengan rencana;
Diversifikasi
tanaman
perkebunan
sebagai upaya untuk optimalisasi
pemanfaatan lahan kering;
Pengembangan
pasar
produksi
perkebunan; dan
Pengolahan hasil perkebunan terutama
dengan meningkatkan kualitas bahan
baku untuk memperoleh nilai tambah.
Upaya penanganan/pengelolaan kawasan
perkebunan, meliputi :
Kawasan perkebunan tidak boleh
dialihfungsikan untuk kegiatan yang
lain, dan dapat ditingkatkan perannya
sebagai penunjang pariwisata dan
penelitian;
Peningkatan pemanfaatan kawasan
perkebunan
dilakukan
melalui
peningkatan peran serta masyarakat
yang tergabung dalam kawasan masingmasing; dan
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-10
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
Penetapan komoditi tanaman tahunan
selain mempertimbangkan kesesuaian
lahan, konservasi tanah dan air, juga
perlu mempertimbangkan aspek sosial
ekonomi,
keindahan/estetika
dan
keuangan.
5) Peruntukan Peternakan
Meningkatkan kegiatan peternakan
secara alami dengan mengembangkan
padang penggembalaan, dan pada
beberapa bagian dapat menyatu
dengan kawasan perkebunan atau
kehutanan;
Kawasan peternakan dalam skala
besar dikembangkan pada lokasi
tersendiri, diarahkan mempunyai
keterkaitan dengan pusat distribusi
pakan ternak;
Mengolah hasil ternak sehingga
memiliki nilai ekonomi yang tinggi;
Pengembangan ternak unggulan yang
dimiliki oleh daerah yaitu komoditas
ternak yang memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif; serta
Ternak unggas dan ternak lain yang
memiliki potensi penularan penyakit
pada manusia harus dipisahkan dari
kawasan permukiman.
6) Kawasan Peruntukan Perikanan
Sedangkan komoditi yang menjadi
andalan adalah ikan mas dan ikan nila.
Rencana
pengembangan
diantaranya
pengembangan instalasi Pengembangan
Ikan Lokal yaitu Ikan Lomi dan Ikan Sapan
di stasiun perikanan di Desa Puruk Cahu
Sebrang dan Desa Dirung Lingkin.
Rencana kawasan perikanan budidaya
Kabupaten Murung Raya adalah sebagai
berikut:
Mengembangkan metode budidaya
yang berbasis kelestarian sumberdaya
Mengembangkan, meningkatkan dan
mengoptimalkan kegiatan budidaya
perikanan
Mendorong peningkatan nilai tambah
manfaat hasil-hasil perikanan budidaya
yang didukung oleh industri pengolahan
ikan dan dukungan akses yang baik ke
pasar.
Pengembangan penerapan teknologi
dalam
kegiatan
usaha
budidaya
perikanan.
Mendorong dan meningkatkan bantuan
permodalan usaha kepada kegiatan
usaha masyarakat
Pengembangan budidaya air payau yang
diupayakan tidak merusak ekosistem
yang ada
Pengembangan pengelolaan limbah
secara terpadu
Pemberdayaan
masyarakat
sekitar
dalam pengembangan dan pengelolaan
perikanan
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-11
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
C.
Rencana Pola Ruang
Penerapan dan Sertifikasi CBIB (Cara
Budidaya Ikan yang Baik)
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Potensi galian tambang di Kabupaten
Murung Raya terdiri dari batubara, emas,
intan, kapur, bentonit, dan pasir/kerikil.
Batubara merupakan jenis bahan tambang
yang sangat potensial di kabupaten ini,
dengan cadangan terindikasi yaitu 60,9 juta
ton tipe lignit, 130,2 juta ton tipe thermal,
dan 866 juta ton tipe premium.
Dari beberapa bahan galian tambang
potensial di Kabupaten Murung Raya
tersebut yang telah menarik perhatian para
investor baik dari dalam maupun luar negeri
adalah tambang emas dan batubara.
Arahan
pengelolaan
kawasan
pertambangan antara lain:
Pengembangan kawasan pertambangan
dilakukan dengan mempertimbangkan
potensi bahan galian, kondisi geologi
dan geohidrologi dalam kaitannya
dengan kelestarian lingkungan.
Pengelolaan
kawasan
bekas
penambangan yang telah digunakan
harus direhabilitasi dengan melakukan
penimbunan tanah subur sehingga
menjadi lahan yang dapat digunakan
kembali sebagai kawasan hijau, ataupun
kegiatan budidaya lainnya dengan tetap
memperhatikan
aspek
kelestarian
lingkungan hidup.
Setiap kegiatan usaha pertambangan
harus menyimpan dan mengamankan
tanah atas (top soil) untuk keperluan
rehabilitasi/reklamasi
lahan
bekas
penambangan.
Dari
kacamata
penataan
ruang,
pengembangan
kegiatan
sektor
ESDM/pertambangan menghadapi isu
dan permasalahan terkait dengan
potensi kesenjangan perkembangan,
pemanfaatan yang tidak sepenuhnya
memperhatikan
kaidah
sustainable
development sehingga mengakibatkan
degradasi
lingkungan,
keterkaitan
dengan sistem perekonomian wilayah
yang masih rendah, serta belum
sepenuhnya memanfaatkan sumber
daya yang terkandung di ruang lautan.
Penyelesaian permasalahan penataan
ruang dalam pengembangan kegiatan
sektor ESDM/pertambangan harus
diorientasikan untuk mendapatkan
alternatif yang paling menguntungkan
negara (pemerintah dan masyarakat)
dalam jangka panjang.
Pengembangan
kegiatan
sektor
ESDM/pertambangan perlu didorong
sebagai
bagian
dari
upaya
pengembangan
wilayah
dengan
pendekatan penataan ruang. Dengan
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-12
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
demikian
pelaksanaannya
harus
didasarkan pada rencana tata ruang
wilayah, selaras dengan komitmen
daerah untuk menjaga lingkungan,
memiliki sasaran kewilayahan di
samping sasaran sektoral, serta selaras
dengan
tatanan
perekonomian
masyarakat setempat.
D. Kawasan Peruntukan Industri
Rencana pengelolaan kawasan industri
dan perdagangan, yaitu :
Pengembangan kawasan dan sentra
industri rumah tangga;
Pengembangan fasilitas perekonomian
berupa koperasi pada setiap pusat
kegiatan perkotaan dan perdesaan;
Pengembangan
ekonomi
dan
perdagangan dengan pengutamaan
UKM; dan
Penetapan skenario ekonomi wilayah
yang menunjukkan kemudahan dalam
berinvestasi dan Penjelasan tentang
kepastian hukum yang menunjang
investasi.
E.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Terkait dengan pelaksanaan pengembangan
pariwisata di Kabupaten Murung Raya ini, maka
beberapa aspek yang terkait dengan perencanaan
kawasan wisata perlu ditindaklanjuti dengan :
Tetap melestarikan alam sekitar untuk menjaga
keindahan obyek wisata.
Tidak melakukan pengrusakan terhadap obyek
wisata alam seperti menebang pohon.
Menjaga
dan
melestarikan
peninggalan
bersejarah.
Meningkatkan daya tarik wisata melalui
penetapan jalur wisata, kalender wisata,
informasi dan promosi wisata.
F.
Kawasan Peruntukan Permukiman
Pengembangan permukiman di Kabupaten
Murung Raya terdapat dua pendekatan yaitu
pendekatan pada kawasan permukiman perkotaan,
dan permukiman pedesaan, secara faktual
Kabupaten Murung Raya masih didominasi wilayah
pedesaan. Luas kawasan permukiman di Kabupaten
Murung Raya seluas 77,77 Km2.
Disamping itu penyediaan perumahan ini juga
dapat dilakukan melalui pengembangan kapling siap
bangun. Dalam pengembangan perumahan di
Kabupaten Murung Raya, perlu memperhatikan halhal sebagai berikut:
Didalam pengembangan perumahan tidak boleh
merusak lingkungan.
Didalam
penataan
perumahan
harus
memperhatikan
lingkungan
dan
harus
berdasarkan
ketentuan
Koefesien
Dasar
Bangunan (KDB), Koefesien Lantai Bangunan
(KLB) dan Tinggi Lantai Bangunan (TLB).
Pada lokasi-lokasi yang berfungsi sebagai ruang
terbuka hijau dan bersifat khusus, sebaiknya
tidak dialih fungsikan untuk permukiman atau
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-13
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
kegiatan-kegiatan wilayah kota lainnya yang
diperkirakan mampu menurunkan kualitas
lingkungan, ruang terbuka hijau tersebut dapat
berupa lapangan olah raga, taman kota, daerah
resapan air, konservasi sungai, dan sawah
produktif. Selain itu setiap pengembangan
perumahan minimal harus disertai dengan
ruang terbuka hijau, baik berupa taman,
lapangan olah raga dan lain-lain, sehingga
antara perumahan dengan ruang terbuka hijau
terdapat keseimbangan.
Mendorong partisipasi masyarakat untuk
mengadakan pengembangan rumah sendiri,
tetapi penataannya harus mengikuti rencana
tata ruang yang telah ada.
Konsep untuk pengembangan permukiman dan
fasilitas penunjang kegiatan di wilayah kota
diarahkan dengan pemasyarakatan konsolidasi
tanah.
Pengembangan permukiman terutama yang
dikembangkan oleh developer harus disertai
dengan kerja sama antara pihak developer dan
pemerintah
secara
proaktif,
misalnya
kemudahan dalam pemberian ijin lokasi dan
kemudahan perijinan lainnya dengan catatan
sesuai dengan fungsi peruntukan tanahnya.
Untuk pengembangan perumahan yang
dilakukan oleh pengembang (developer) harus disertai
pula dengan fasilitas umum dan sosial, ruang
terbuka hijau, lapangan olah raga, peribadatan,
makam, perbelanjaan, serta jaringan jalan yang
menghubungkan dengan jalan yang ada di
sekitarnya, serta jalan utama wilayah kota. Sehingga
akan menambah minat masyarakat untuk membeli
perumahan tersebut
G. Peruntukan Permukiman Perkotaan
Berdasarkan acuan-acuan tersebut di atas
pengembangan kawasan permukiman perkotaan di
Kabupaten Murung Raya lebih diarahkan pada
penggunaan
lahan
non
produktif
dengan
kebijaksanaan penataan ruang secara rinci meliputi :
Pemenuhan kebutuhan perumahan dengan
penambahan luas kawasan permukiman
perkotaan
di
lahan
yang
tingkat
produktivitasnya rendah, yaitu lahan pertanian
kering (tegalan, perkebunan, dll)
Tindakan preventif terhadap dampak bencana
yang terjadi di kawasan rawan bencana alam.
Penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan
permukiman dengan memperhatikan proporsi
ketersediaan ruang terbuka hijau dan
infrastruktur penunjang permukiman terhadap
luas total sebesar 40%.
Permukiman lahan perkotaan berdasarkan
deliniasi rencana kawasan perkotaan meliputi
Kecamatan yang merupakan daerah pusat
pengembangan kegiatan pelayanan. Selain itu
perkembangan permukiman perkotaan di arahkan
pada lokasi-lokasi yang disusun dalam perencanaan
IKK.
H. Peruntukan Permukiman Perdesaan
Kawasan permukiman perdesaan adalah suatu
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-14
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
kawasan untuk permukiman pada lokasi sekitarnya
masih didominasi oleh lahan pertanian, tegalan,
perkebunan dan lahan kosong serta aksesibilitas
umumnya kurang, jumlah sarana dan prasarana
penunjang juga terbatas atau hampir tidak ada,
kawasan dengan ciri dan karakteristik Sifat dan
karakteristik lingkungan permukiman yang masih
mencirikan tata dan lingkungan kehidupan rural.
Luas penggunaan ruang untuk perumahan di
lingkungan permukiman pedesaan ini adalah 500
m2. Interaksi pergerakan di lingkungan permukiman
masih rendah dan sangat dipengaruhi oleh interaksi
hubungan eksternal.
Pada kawasan permukiman perdesaan yang
memiliki potensi sebagai penghasil produk unggulan
pertanian atau sebagai kawasan sentra produksi
akan dilengkapi dengan lumbung desa modern, juga
pasar komoditas unggulan. Selanjutnya beberapa
komoditas yang memiliki prospek pengembangan
melalui pengolahan akan dilakukan pengembangan
industri kecil dengan membentuk sentra industri
kecil.
I. Kawasan peruntukan Lainnya
a. Kawasan Pengembangan Sektor Informal
Dalam
pengembangan
kawasan
perdagangan dan jasa perlu diberikan ruang
publik, terutama di wilayah perkotaan yang
berhubungan
dengan
adanya
kegiatan
perdagangan informal PKL. Pedagang kaki
lima (street trading/street hawker) adalah salah
satu usaha dalam perdagangan dan salah satu
wujud sektor informal. Kecenderungannya
PKL berada pada lokasi strategis terkait dengan
arah pergerakan orang dan terkait dengan
sektor pelayanan perdagangan-jasa lainnya
(pasar, mall/plaza, tempat mangkal kendaraan
dan sebagainya). Pengadaan tempat khusus
untuk PKL pada tempat-tempat strategis di
pusat kota dengan sistem pengelolaan khusus
agar tidak menimbulkan permasalahan kota
dan operasional. Sistem pengelolaan khusus
tersebut antara lain : relokasi pada kawasan
khusus, pada waktu tertentu dan untuk jenis
barang/ niaga khusus (misalnya: PKL khusus
kuliner, PKL khusus barang bekas, PKL khusus
buah dan sebagainya).
Kawasan khusus untuk sektor informal ini
diarahkan pada kawasan strategis sekitar pusat
kota mendukung kawasan perdagangan dan
jasa
formal.
Pengembangan
kawasan
perdagangan dilakukan secara bersinergi
dengan perdagangan informal sebagai sebuah
aktivitas perdagangan yang saling melengkapi.
Pengembangan kawasan khusus sektor informal
lokasinya diarahkan sesuai dengan arahan
dalam rencana detail perkotaan
b. Kawasan Pertahan dan Keamanan
Kawasan pertahanan negara adalah
wilayah yang ditetapkan secara nasional yang
digunakan untuk kepentingan pertahanan.
Kawasan pertahanan dan keamanan di
Kabupaten Murung Raya meliputi:
Komando Distrik Militer (Kodim) di
perkotaan Puruk cahu;
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-15
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
Komando Rayon Militer (Koramil) tiap
kecamatan di Kabupaten;
Kepolisian Resor (Polres) di perkotaan
Puruk Cahu; dan
Kepolisian Sektor (Polsek) di tiap
kecamatan di Kabupaten.
Pengelolaan kawasan pertahanan dan
keamanan di Kabupaten Murung Raya antara
lain:
identifikasi kawasan pertahanan keamanan
negara di Kabupaten; dan
penyusunan rencana rinci kawasan sekitar
pertahanan keamanan negara.
Sumber: RTRW Kabupaten Murung Raya 2013-2018
5.2. IDENTIFIKASI KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN MURUNG
RAYA BERDASARKAN RTRW
Pemilihan kawasan strategis ditinjau dari beberapa potensi perkembangangan yang
dimilki dan meliha seberapa pengaruh terhadap kesejahterahan masyrakat. Pemilihan kawasan
strategis dapat berpengaruh terhadapa sektor lainnya. Berikut ini merupakan tabel kawasan
Strategis yang telah ditetapkan RTRW Kabupaten Murung Raya 2013-2018.
Tabel 5. 2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Murung Raya Berdasarkan RTRW
Kawasan Strategis
Kabupaten Kota
Kawasan Perkotaan
Kawasan Agropolitan
Aspek Ekonomi
Aspek Ekonomi
Kawasan Bersejarah
Aspek Sosial Budaya
Sudut Kepentingan
Lokasi/Batas Kawasan
Puruk Cahu
Kecamatan Barito Tuhup Raya
Kecamatan Permata Intan
Kecamatan Murung
Kecamatan Laung Tuhup
Kecamatan Sungai Babuat
Kecamatan Sumber Barito
Kecamatan Tanah Siang
Air terjun Bumbun
Bukit Puruk Kambang
Kawasan Hutan Kota
Aspek Lingkungan
Sumber: RTRW Kabupaten Murung Raya 2011-2031
5.3. IDENTIFIKASI PROGRAM RTRW KABUPATEN MURUNG RAYA
TERKAIT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA
KARYA
Pada subbab ini membahas mengenai Indikasi Program yang mengatur rencana struktur
ruang dan kawasan strategis yang sudah direncanakan. Indikasi program yang dapat
direncanakan dapat dijalankan penuh dengan baik dan dapat diimplementasikan dengan
baik. Berikut ini adalah tabel yang mengenai idikasi program yang telah ditetapkan pada
RTRW 2011-2031.
Tabel 5. 3 Identifikasi Program RTRW Kabupaten Murung Raya Terkait Pembangunan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya
NO
Program
Kegiatan
1
Peningkatan
Fungsi
PKL
Puruk Cahu
Penyusunan RDTR
Kota
Peningkatan
Puruk Cahu
Merupakan
KSK
(YA/TIDAK)
YA
APBD Kab
BAPPEDA
Puruk Cahu
YA
APBD Kab
PDAM
Lokasi
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
Sumber dana
Pelaksanaan
V-16
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
NO
2
3
Program
Peningkatan
Fungsi
PKLp
Tumbung Lahung
Peningkatan
fungsi
PPK
Tumbang Batian
Kegiatan
Kapasitas PDAM
Peningkatan Pusat
Perdagangan
Pembuatan
Masterplan
Drainase
Pengembangan
Saran Kesehatan
Peningkatan PLN
Peningkatan
Perbangkan
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan Pasar
Penigkatan
pendidikan
Pembangunan
Sarana
Olahraga
dan Alun-alun
Pembangunan
terminal B
Pembangunan
SPBU
Pembuatan
Masteplan
Hutan
Kota
Pembangunan
Hutan Kota
Penyusunan RDTR
Kota
Pembangunan
Pelayanan
Air
Bersih
Pembangunan Pusat
Perdagangan
Pembuatan
Masterplan
Drainase
Peningkatan PLN
Peningkatan
Perbankan
Peningkatan
Perumahan
Pembangunan pasar
Peningkatan
Pendidikan
Pembangunan
Sarana olahraga
Pembangunan
Terminal tipe C
Pembangunan Pusat
kesehatan
Peningkatan Pusat
pengumpulan
barang
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Lokasi
Merupakan
KSK
(YA/TIDAK)
Sumber dana
Pelaksanaan
Puruk Cahu
YA
APBD Kab
Pemkab
Puruk Cahu
YA
APBD Kab
PU
Puruk Cahu
YA
APBD Kab
Pemkab
Puruk Cahu
Puruk Cahu
YA
YA
APBN/Swasta
Swasta
Pusat/Swasta
Swasta
Puruk Cahu
YA
Swasta/APBD
PU/Swasta
Puruk Cahu
Puruk Cahu
YA
YA
APBD Kab
APBD
Pemkab
Pemkab
Puruk Cahu
YA
APBD
Pemkab
Puruk Cahu
YA
APBD prov
Provinsi
Puruk Cahu
YA
Swasta
Swasta
APBD
Kehutanan
APBD
Pemkab
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD Kab
Bappeda
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD Kab
PDAM
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD Kab
PU
Tumbang Lahun
Tumbang Lahun
TIDAK
TIDAK
APBN/swasta
Swasta
Pusat/swasta
Swasta
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD/swasta
Pemkab/swasta
Tumbang Lahun
Tumbang Lahun
TIDAK
TIDAK
APBD
APBD
Pemkab
Pemkab
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD
Pemkab
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD
Perhubungan
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD
Pemkab
Tumbang Batian
TIDAK
APBD
Pemkab
Tumbang Batian
TIDAK
Swasta
Swasta
Tumbang Batian
TIDAK
Swasta
Pemkab
Tumbang Batian
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-17
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
NO
4
5
6
Program
Peningkatan
Fungsi
PPK
Muara laung
Peningkatan
Fungsi
PPK
Makunjung
Peningkatan
Fungsi
PPK
Saripoi
Kegiatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Layanan air
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Lokasi
Merupakan
KSK
(YA/TIDAK)
Sumber dana
Pelaksanaan
Tumbang Batian
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Batian
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Batian
Tumbang Batian
TIDAK
TIDAK
PLN/swasta
APBD Kab
Pusat/swasta
PDAM
Tumbang Batian
TIDAK
APBD Kab
Pemkab/swasta
Muara Laung
TIDAK
Swasta
Swasta
Muara Laung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Laung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Laung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Laung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Laung
Muara Laung
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Muara Laung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Laung
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Makunjung
TIDAK
Swasta
Swasta
Makunjung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Makunjung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Makunjung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Makunjung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Makunjung
Makunjung
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Makunjung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Makunjung
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Saripoi
TIDAK
Swasta
Swasta
Saripoi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Saripoi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-18
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
NO
7
8
9
Program
Peningkatan
Fungsi
PPK
Dirung Lingkung
Peningkatan
Fungsi
PPK
Tumbang Kunyi
Peningkatan
Fungsi
PPK
Muara Joloi
Kegiatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Lokasi
Merupakan
KSK
(YA/TIDAK)
Sumber dana
Pelaksanaan
Saripoi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Saripoi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Saripoi
Saripoi
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Saripoi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Saripoi
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Dirung Lingkung
TIDAK
Swasta
Swasta
Dirung Lingkung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Dirung Lingkung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Dirung Lingkung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Dirung Lingkung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Dirung Lingkung
Dirung Lingkung
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Dirung Lingkung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Dirung Lingkung
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Tambang Kunyi
TIDAK
Swasta
Swasta
Tambang Kunyi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tambang Kunyi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tambang Kunyi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tambang Kunyi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tambang Kunyi
Tambang Kunyi
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Tambang Kunyi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tambang Kunyi
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Muara Joloi
TIDAK
Swasta
Swasta
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-19
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
NO
10
11
12
Program
Peningkatan
Fungsi
PPK
Tumbang Colong
Peningkatan
Fungsi
PPL
Konut
Peningkatan
Fungsi
PPL
Kuhung
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Pembangunan Pusat
Pengumpulan
Barang
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Peningkatan PLN
Muara Joloi
Merupakan
KSK
(YA/TIDAK)
TIDAK
Muara Joloi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Joloi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Joloi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Joloi
Muara Joloi
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Muara Joloi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Joloi
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Tumbang Colong
TIDAK
Swasta
Swasta
Tumbang Colong
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Colong
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Colong
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Colong
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Colong
Tumbang Colong
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Tumbang Colong
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Colong
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Konut
TIDAK
APBD Kab
Perhubungan
Konut
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Konut
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Konut
TIDAK
Pemkab/Swasta
Pengembangan
Pelayanan Air
Pembangunan Pusat
Pengumpulan
Barang
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Konut
TIDAK
APBD
Kab/Swasta
APBD
Kuhung
TIDAK
APBD Kab
Perhubungan
Kuhung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Kuhung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Kegiatan
Lokasi
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
Sumber dana
Pelaksanaan
APBD Kab
Pemkab
PDAM
V-20
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
NO
Program
Kegiatan
Kesehatan
Peningkatan PLN
13
14
1
Peningkatan
Fungsi
PPL
Tumbang kolon
Peningkatan
Fungsi
PPL
Lakutan
Lokasi
Merupakan
KSK
(YA/TIDAK)
Kuhung
TIDAK
Pengembangan
Pelayanan Air
Pembangunan Pusat
Pengumpulan
Barang
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Peningkatan PLN
Kuhung
Pengembangan
Pelayanan Air
Pembangunan Pusat
Pengumpulan
Barang
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Peningkatan PLN
Pengembangan
Pelayanan Air
Perwujudan Sistem Transportasi
A. Peningkatan
Ruas
Kolektor
Jalan
Primer 1
Ruas
Kolektor
Primer 3
Ruas Jalan lokal
Primer
Sumber dana
Pelaksanaan
Pemkab/Swasta
TIDAK
APBD
Kab/Swasta
APBD
Tumbang Kolon
TIDAK
APBD Kab
Perhubungan
Tumbang Kolon
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Kolon
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Kolon
TIDAK
Pemkab/Swasta
Tumbang Kolon
TIDAK
APBD
Kab/Swasta
APBD
Lakutan
TIDAK
APBD Kab
Perhubungan
Lakutan
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Lakutan
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Lakutan
TIDAK
Pemkab/Swasta
Lakutan
TIDAK
APBD
Kab/Swasta
APBD
Puruk Cahu – Km
50.
Sei
Hanyu
–
Tumbang Lahung.
Tumbang Lahung –
SP. Muara Lahung.
Puruk Cahu – Batas
Muara Teweh.
Km.50 – Batas Kota
Muara Teweh
Muara Lahung – KP
1
1. Ruas
jalan
Puruk Cahu –
Tumbang
Lahung. ;
2. Ruas
jalan
Puruk Cahu –
Muara Laung
3. Ruas
jalan
Tumbang
Lahung
–
TumbangBantia
n.
4. Ruas
jalan
Dirung Lingkin
– Saripoi.
5. Ruas
jalan
Dirung Lingkin
–
Tumbang
Lahung.
YA
APBN
Pusat
YA
APBD Prov
Provinsi
YA
APBD Kab
PU
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
PDAM
PDAM
PDAM
V-21
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
NO
Program
Kegiatan
Lokasi
Sumber dana
Pelaksanaan
6.
B.
Pembanguna
n terminal
C. Pembanguna
n
Sub
Terminal
A. Peningkatan
Terminal Type C
Terminal Type B
Sub Terminal
Transportasi Sungai
Pelabuhan Sungai
Ruas
jalan
Dirung Lingkin
–
Tumbang
Bantian.
7. Ruas
jalan
Tumbang
Bantian
–
Tumbang
Kunyi.
8. Ruas
jalan
Tumbang
Bantian
–
Saripoi.
9. Ruas
jalan
Muara Laung
Tuhup
–
Makunjung.
10. Ruas
jalan
Muara Laung –
Saripoi.
11. Ruas
jalanSaripoi –
Tumbang
Olong.
12. Ruas
jalan
Tumbang
Olong – Muara
Joloi.
Tumb
TERPADU DAN
PROGRAM
INVESTASI
INFRASTRUKTUR
JANGKA
MENENGAH
KABUPATEN
MURUNG
RAYA
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan
strategi dokumen rencana Tataruan seperti RTRW, RPJMD,
RP2KP, RTBL, RISPAM, SSK dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkunan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK),
Program satu milyar satu desa, serta penjelasan mengenai
Keterpaduan Strategi dan Rencan Pembangunan pada skala
Kabupaten/Kota maupun kawasan
05 KETERPADUAN
STRATEGI
PENGEMBANGAN
KABUPATEN/KOTA
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
5.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
MURUNG RAYA
Dokumen RTRW menghasilkan suatu rencana struktur ruang dan pola ruang yang
harus ditetapkan selama 20 tahun, dengan masa perencaan 2011-2020. Pada bab ini membahas
arahan yang harus diterapkan dan dijadikan acuan dalam penyusunan RPI2-JM tahun 2016.
Berikut ini merupakan arahan rencan struktur ruang dan pola ruang yang akan dicapai pada
tahun 2020.
Tabel 5. 1 Arahan RTRW Kabupaten Murung Raya
Rencana Struktur Ruang
A. Pusat Kegiatan Lokal
Pada Kawasan ini ditetapkan untuk pusat kegiatan
lokal terdapat di Kecamatan Murung
Kegiatan Utama:
a. Pusat Pemerintahan Daerah Otonom Kabupaten
b. Pusat distribusi-koleksi barang umum regional
c. Pusat jasa transportasi darat regional
d. Pusat jasa transportasi sungai regional
e. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan
rakyat, pengolahan hasil pertanian);
f. Pengembangan Perdagangan skala Kabupaten
g. Pengembangan Pendidikan skala Kabupaten
h. Pengembangan
Sarana
Kesehatan
skala
Kabupaten
i. Pengembangan Permukiman
j. Pengembangan Pariwisata.
B. Pusat Kegiatan Lokak Perkotaan
PKLP terdapat di Tumbang Laung yang berada di
Kecamatan Permata Intan. Pusat kegiatan ini
berungsi sebaga pusat pengembanagan Kawasan
Pertanian, perdaganagan dan jasa. Kegiatan Utama
Berupa:
a. Kegiatan perdagangan dan jasa;
b. Pengembangan kegiatan pertanian (tanaman
pangan, holtikultura dan perkebunan);
c. Pengembangan perikanan;
d. Pengembangan kegiatan agropolitan (kegiatan
produksi, pengolahan serta pemasaran produkproduk pertanian);
e. Pengembangan kegiatan industri (pengolahan
hasil pertanian);
f. Pengembangan kawasan kehutanan.
C. Pusat Pelayan Kawasan
Ditetapkan dikawasan Kecamatan Sungai Babuat,
Perkotaan Makunjang Kecamatan Barito Tuhup
Raya, Perkotaan Saripoi Kecamatan Tanah Siang,
Perkotaan Dirung Lingkin Kecamatan Tanah Siang
Selatan, Perkotaan Tumbang Kunyi Kecamatan
Sumber Barito, Perkotaan Muara Joloi Kecamatan
Seribu Riam, Perkotaan Tumbang Olong Kecamatan
Uut Murung, Kegiatan utama PPK Secara Umum:
a. Pusat pelayanan umum tingkat kecamatan
b. Pusat pengembangan perdagangan dan jasa skala
kecamatan
c. Kawasan konservasi
Rencana Pola Ruang
1. Kawasan Lindung
A. Kawasan Hutan Lindung
Terdapat indikasi kondisi yang merupakan untuk
mengatasi berbagai kerusakan pada kawasan hutan
lindung, dibawah ini merupakan arahan rencana:
1) Hutan Lindung Menjadi Tegalan
Dikembalikan ke fungsi semula karena
tingkat kelerengan yang besar yang
menyebabkan rawan longsor
Dilakukan konservasi yang diterapkan
dengan sistem terasering dan rorak mengikuti
arah kontur. Jenis tegakan yang digunakan
mengikuti tegakan yang sudah ada untuk
menyesuaikan dengan ekosistem semula.
Pengelolaan dengan prinsip hutan kemitraan,
yaitu dengan melibatkan mesyarakat lokal
secara aktif dalam pengelolaan untuk
keberhasilan program dalam jangka waktu
yang panjang.
Pengendalian erosi dengan tutupan lahan
jenis tanaman semak, rumpun bambu sampai
tanaman keras dan pengeturan drainase
limpasan.
Upaya pengembalian fungsi hutan dengan
mempertimbangkan fungsi ekosistem dan
ekologis dengan menanam kembali pohon
buah.
Teknologi konservasi yang dapat diterapkan
dengan sistem terasering dan rorak yang
mengikuti arah kontur. Jenis tegakan yang
tepat berupa tanaman pete, akasia, pohon
buah (sawo, durian, alpukat) yang dapat
dipanen tanpa menganggu tegakannya.
Pengelolaan dengan prinsip hutan kemitraan,
yaitu dengan melibatkan mesyarakat lokal
secara aktif dalam pengelolaan, penanaman,
panen dan pasca panen. Kegiatan ini
dimaksudkan
agar
tidak
merugikan
masyarakat yang pada awalnya telah
mengelola
hutan
untuk
kebutuhan
ekonominya
2) Hutan Lindung menjadi kebun campuran
Pengendalian fungsi hutan dengan tanaman
keras bukan hutan tebang misalnya pohon
buah, pete, pucung, dsb.
Pengelolaan kawasan penyangga dengan
tanaman produksi non-kayu, misalnya pinus,
kayu putih, kebun putih, kebun kakao, kebun
campur dan tanaman keras lainnya.
Melibatkan masyarakat yang menggarap
hutan tersebut melalui kegiatan reboisasi
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-2
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
mulai dari penanaman, perawata, panen dan
pasca panen sehingga dapat dipenuhi syarat
ekologis dan ekonomisnya. Masyarakat dapat
terus memanfaatkan hutan ini tanpa harus
menganggu ekologis hutan itu sendiri.
Mempertahankan keberadaan kebun campur
dengan mengganti tegakan yang ada sehingga
tidak mengurangi fungsi ekologis hutan.
Pengembangan
kebun
campur
tetap
menggunakan sistem terasering mengingat
tekstur tanah eksisting halus dan rawan erosi.
3) Hutan lindung rusak akibat longsor
Upaya pengendalian top soil dengan metode
rorak. Untuk mempertebal lapisan tanah dan
menahan erosi digunakan teras bangku.
Untuk lokasi dengan kemiringan >40%
diperlukan penanganan yang cepat, dapat
ditambahkan blok tanah subur pada
terasering dan rorak.
Jenis vegetasi yang tepat untuk kelerengan
>40% adalah beringin, sedangkan untuk
kelerengan 15-40% adalah tanaman keras
seperti pohon buah, jenis tanaman penutup
seperti semak belukar, rumpun bambu dan
tanaman keras lainnya.
B. Sempadan Sungai
Berdasarkan kriteria penetapan sempadan sungai
pada peraturan menteri PU no.63/PRT/1993 pada
sungai Kabupaten Murung Raya ditetapkan
sungainya sebgai berikut:
1) Sungai Barito, Laung, Babuat, Joloi, Busang
dan lainnya yang mempunyai kedalaman lebih
dari 3 meter untuk sempadan sungainya
ditetapkan
- Sungai yang tidak bertanggul, garis sempadan
sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 15
(lima belas) meter dihitung dari tepi sungai
- Sungai yang bertanggul yang berada di
kawasan permukiman sempadan sungai
ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima)
meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul
2) Sungai kecil yang mempunyai kedalaman tidak
lebih dari 3 meter yang tersebar di seluruh
wilayah kecamatan Kabupaten Murung Raya
sempadan sungainya ditetapkan:
- Sungai yang tidak bertanggul, garis sempadan
sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai
- Sungai yang bertanggul yang berada di
kawasan luar sepanjang kaki tanggul.
3) Untuk anak sungai yang mengalir ke sungai
kecil yang biasanya dimanfaatkan untuk irigasi
(pengairan) dan drainase sekunder untuk yang
bertanggul ditetapkan garis sempadan 1 (satu)
meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul
untuk yang berada di dalam kawasan
permukiman dan 3 meter untuk yang tidak
bertanggul dihitung dari tepi sungai
4) Pengelolaan zona pemanfaatan DAS dilakukan
dengan membagi tipologi DAS. Berdasarkan
tipologinya, DAS terbagi menjadi daerah hulu
sungai, daerah sepanjang aliran sungai, daerah
irigasi, daerah perkotaan dan industri, serta
daerah muara sungai dan pantai.
5) Arahan kegiatan daerah hulu sungai:
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-3
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
- Pengaturan erositas dan pemeliharaan hutan
- Pengaturan tanah-tanah perkebunan
- Pengaturan tanah-tanah pertanian
a) Arahan kegiatan daerah sepanjang aliran
sungai
- Pengembangan irigasi
- Pengembangan navigasi dan transportasi
air
- Pengembangan drainase
- Pengembangan sarana dan prasarana
pengembangan
sumber
daya
air.
(pengendalian
banjir,
pengendalian
sedimen, pengembangan suplai air bersih
perkotaan, pencegahan pencemaran,
peningkatan kualitas air baku.
b) Arahan kegiatan muara sungai/pantai
- Pengembangan
perikanan/tambak/perikanan darat
- Pengembanagan pariwisata dengan tetap
memperhatikan aspek ekologis.
c) Luas sempadan sungai Kabupaten Murung
raya adalah 786,71 Km2. Kebijakan
pemanfaatan
ruang
pada
kawasan
perlindungan setempat di Kabupaten
Murung Raya ditujukan untuk melindungi
kawasan
sempadan
sungai
dari
kemungkinan gangguan kegiatan budidaya
yang dapat mengganggu kelestarian.
- Pencegahan dilakukaknnya kegiatan
budidaya di sepanjang sungai yang dapat
mengganggu atau merusak kualitas air
- Pengendalian terhadap kegiatan ada di
sepanjang sungai agar tidak berkembang
lebih jauh
- Pengamanan aliran sungai
- Penanganan industri.
C. Kawasan Sekitar Mata Air
Kawasan sekitar mata air, yaitu kawasan kurang
lebih berjari – jari 200 meter dari mata air,
merupakan kawasan perlindungan setempat.
Sebagai upaya konservasi maka dilakukan
penataan sekitar mata air dan menerapkan batas
konservasi sekitar dengan jari-jari kurang lebih
200m. Pengeloalaan kawasan seitar mata air antara
lain dilakukan dengan:
1) Perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan
yang menyebabkan alih fungsi lindung dan
menyebabkan kerusakan kualitas sumber air;
2) Pembuatan sistem saluran bila sumber
dimanfaatkan untuk air minum atau irigasi;
3) Selain sebagai sumber air minum dan irigasi,
sumber air juga digunakan untuk pariwisata
peruntukannya
diijinkan
selama
tidak
mengurangi kualitas tata air yang ada.
Penggunaan sumber air untuk rekreasi dan
renang, perlu dibuat kolam tersendiri;
4) Pengembangan tanaman perdu, tanaman
tegakan tinggi, dan penutup tanah atau ground
cover untuk melindungi pencemaran dan erosi
terhadap air; serta
5) Membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan
secara langsung untuk bangunan yang tidak
berhubungan dengan konservasi mata air.
D. Sempadan Irigasi
Kawasan perlindungan setempat lainnya berupa
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-4
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
kawasan sempadan irigasi sebagaimana adalah
kawasan sepanjang kanan-kiri saluran irigasi
primer dan sekunder, baik irigasi bertangggul
maupun tidak. Kawasan sempadan irigasi terletak
pada kecamatan-kecamatan yang memiliki saluran
irigasi primer dan sekunder.
a) Garis sempadan saluran irigasi tak bertanggul
- Garis sempadan saluran irigasi tak bertanggul
jaraknya diukur dari tepi.
- Luar parit drainase di kanan dan kiri irigasi.
- Jarak garis sempadan sekurang-kurangnya
sama dengan kedalaman saluran irigasi.
- Untuk saluran irigasi yang mempunyai
kedalaman kurang dari satu meter, jarak garis
sempadan sekurang-kurangnya satu meter.
b) Garis sempadan saluran irigasi bertanggul
- Garis sempadan saluran irigasi bertanggul
diukur dari sisi luar kaki tanggul.
- Jarak garis sempadan sekurang-kurangnya
sama dengan ketinggian tanggul saluran
irigasi.
- Untuk tanggul yang mempunyai ketinggian
kurang dari satu meter, jarak garis sempadan
sekurang-kurangnya satu meter.
c) Garis
sempadan
saluran
irigasi
pada
lereng/tebing
- Jarak garis sempadan untuk sisi lereng diatas
saluran sekurang-kurangnya sama dengan
kedalaman saluran irigasi.
- Jarak garis sempadan untuk sisi lereng
dibawah saluran sekurang-kurangnya sama
dengan ketinggian tanggul irigasi.
d) Garis sempadan saluran pembuangan irigasi
- Garis sempadan saluran pembuangan irigasi
tak bertanggul jaraknya diukur dari tepi luar
kanan dan kiri saluran pembuangan irigasi
dan garis sempadan saluran pembuangan
irigasi bertanggul diukur dari sisi luar kaki
tanggul.
- Garis sempadan saluran pembuangan irigasi
jaraknya diukur dari sisi/tepi luar saluran
pembuang irigasi atau sisi/tepi luar jalan
inspeksi.
- Lriteria penetapan jarak garis sempadan
saluran pembuang irigasi sama dengan
penetapan pada saluran irigasi sebagaimana
dimaksud pada point 1 dan 2.
E. Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Proporsi RTH kawasan perkotaan di wilayah
Kabupaten Murung Raya adalah paling sedikit 30
% dari luas kawasan perkotaan, yang diisi oleh
tanaman baik yang tumbuh secara alamiah
maupun yang sengaja di tanam. Pembagian RTH
ini terdiri dari RTH publik paling sedikit 20 % dan
RTH privat 10 %. Distribusi RTH kawasan
perkotaan disesuaikan dengan sebaran penduduk
dan hierarki pelayanan dengan memperhatikan
rencana struktur dan pola ruang wilayah.
F. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan
Cagar Budaya
1) Jenis fauna yang ada di cagar alam ini antara
lain Burung Rangkong, Owa owa, Burung
Murai Batu, Burung Merak, Monyet, Ular,
Kancil, Rusa, Babi, Beruang Madu, dan Kodok
racun. Selain itu juga kawasan ini memiliki
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-5
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
potensi walet yang banyak dicari oleh
masyarakat.
2) Pengelolan cagar alam ini di bawah Seksi
Konservasi Wilayah III Muara Teweh,
BKSDA Kalimantan Tengah. Pengelolaan
kawasan CA Bukit Sapat Hawung lebih perlu
diperhatikan di masa depan, karena:
a) Merupakan wilayah tangkapan air bagi
Sungai Barito (mengalir ke Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Selatan) dan
Sungai Mahakam (mengalir ke Kalimantan
Timur). Wilayah tangkapan air seluas
239.000 hektare, dan berada di bagian hulu,
tentunya mempunyai peran penting bagi
tata air dua sungai besar di Pulau
Kalimantan ini.
b) Sumber daya hayatinya belum banyak
dieksplorasi, padahal pemanfaatannya oleh
penduduk di sekitar kawasan cukup tinggi.
Fungsi kawasan untuk menjaga cadangan
plasma nutfah di masa depan perlu
diperhitungkan. Apalagi masih banyak
potensi hayati, seperti tumbuhan berkhasiat
obat, yang belum dikembangkan untuk
kepentingan kemanusiaan.
c) Perlunya mencari lokasi yang cocok untuk
pelepasliaran orangutan, yang saat ini
dirawat
di
pusat-pusat
rehabilitasi
orangutan
di
Kalimantan
Tengah.
Berdasarkan hasil inventarisasi potensi
kawasan guna pelepasliaran orangutan di
Hulu Sungai Murung dan Hulu Sungai
Busang, kondisi fisik kedua kawasan yang
berada di daerah penyangga CA Sapat
Hawung merupakan areal berpotensi guna
pelepasan orangutan.
G. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
1) Rumah Betang Konut terletak di Kecamatan
Tanah Siang tepatnya di Desa Konut berjarak 8
Km dari Kota Puruk Cahu atau dpat ditempuh
dalam waktu kurang lebih 30 menit dengan
menggunakan kendaraan.
2) Rumah Betang bantian terletak di Kecamatan
Permata Intan berjarak 30 Km dari Kota Puruk
Cahu dapat ditempuh dengan jalan sungai dan
darat.
3) Rumah Betang Apat terletak di Kecamatan
Permata Intan berjarak 30 Km dari Kota Puruk
Cahu dapat ditempuh dengan jalan sungai dan
darat. Keunikan rumah Betang Apat adalah
telah berusia lebih dari 200 tahun.
Rencana pengelolaan kawasan konservasi
budaya dan sejarah meliputi :
Benda cagar budaya berupa bangunan
yang fungsional, harus dikonservasi dan
direhabilitasi bagi bangunan yang sudah
mulai rusak; serta
Penerapan sistem insentif bagi bangunan
yang dilestarikan dan pemberlakuan sistem
disinsentif bagi bangunan yang mengalami
perubahan fungsi.
H. Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana alam terdiri atas kawasan
rawan tanah longsor. Wilayah rawan bencana
tanah longsor, banjir lumpur, dan erosi cenderung
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-6
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
berada pada kawasan dengan tektur tanah halus
dan ketebalan soil melebihi 90 Cm. wilayah yang
berada pada lahan dengan kelerengan lebih dari 40
% dengan tegakan rendah juga berpotensi menjadi
wilayah rawan bencana.
Kawasan-kawasan yang memiliki kerawanan
longsor meliputi:
a. Kecamatan Uut Murung
b. Kecamatan Seribu Riam
c. Kecamatan Sumber Barito
d. Kecamatan Tanah Siang
e. Kecamatan Sungai babuat
f. Kecamatan barito Tuhup Raya
I. Kawasan Lindung Geologi
Dalam perjalananya aliran air tanah ini seringkali
melewati suatu lapisan akifer yang diatasnya
memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air
(impermeabel) hal ini mengakibatkan perubahan
tekanan antara airtanah yang berada di bawah
lapisan penutup dan airtanah yang berada
diatasnya. Perubahan tekanan inilah yang
didefinisikan sebagai air tanah tertekan (confined
aquifer) dan air tanah bebas (unconfined aquifer).
Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan air
tanah bebas sering kita lihat dalam penggunaan
sumur gali oleh penduduk.
Kawasan imbuhan air tanah di Kabupaten Murung
Raya terdapat di Kecamatan Uut Murung dan
Kecamatan Seribu Riam.
2. Kawasan Budi Daya
A. Kawasan Hutan Produksi
Pada hutan produksi pada dasarnya hasil
hutan dapat dikelola seoptimal mungkin, tetapi tetap
memberlakukan prinsip dasarnya yakni “apa yang
diambil dari alam harus diganti dengan hal yang
serupa kepada alam” sehingga pengambilan hasil
hutan harus dilaksanakan secara bergilir dan
dilakukan penanaman kembali sebagai bagian dari
upaya pelestarian sekaligus mempertahankan
kualitas alam. Rencana penanganan kawasan hutan
produksi tetap adalah :
Pengusahaan hutan produksi melalui pemberian
ijin HPH dengan menerapkan pola tebang pilih
(stripcroping).
Reboisasi dan rehabilitasi lahan pada bekas
tebangan HPH, dan tidak dapat dialih
fungsikan ke budidaya lainnya kecuali
mengganti tanaman dengan tegakan yang
dapat memberikan fungsi perlindungan.
Pengembangan zona penyangga pada kawasan
hutan produksi yang berbatasan dengan hutan
lindung.
Upaya pengembalian kondisi hutan bekas
tebangan melalui reboisasi dan rehabilitasi
lahan kritis.
Bila pada kawasan ini terdapat kawasan
budidaya maka harus dibatasi dan tidak boleh
dikembangkan lebih lanjut.
Rencana luas kawasan hutan yang bisa
diproduksi di Kabupaten Murung Raya
antara lain:
Hutan Produksi (HP)
Hutan produksi di Kabupaten Murung Raya
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-7
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
B.
Rencana Pola Ruang
tersebar di semua kecamatan dengan rencana
luas kawasan kurang lebih 1.965,40 Km2
Hutan Produksi Terbatas (HPT)
Hutan Produksi Terbatas adalah Hutan yang
dialokasikan untuk produksi kayu dengan
intensitas rendah. Hutan produksi terbatas ini
umumnya
berada
di
wilayah
pegunungan di mana lereng-lereng yang curam
mempersulit kegiatan pembalakan.
Hutan produksi terbatas (HPT) di Kabupaten
Murung Raya berada di Kecamatan Uut
Murung, Seribu Riam, Sumber Barito, Sungai
Babuat, Tanah Siang, Laung Tuhup, dan
Kecamatan Barito Tuhup Raya. Luas kawasan
direncanakan kurang lebih 12.102,70 Km2.
Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK)
Hutan
konversi,
yakni
hutan
yang
dicadangkan untuk penggunaan lain, dapat
dikonversi untuk pengelolaan non-kehutanan.
Hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK)
di Kabupaten Murung Raya berada di Sumber
Barito, Sungai Babuat, Tanah Siang, Laung
Tuhup, Barito Tuhup Raya, Permata Intan,
Tanah Siang Selatan, dan Kecamatan Murung.
Luas kawasan direncanakan sebesar 1.274,01
Km2
Mengenai Hutan Produksi yang dapat
dikonversi maka diusulkan untuk menjadi
Areal Penggunaan Lain (APL) untuk
mengakomodir perkembangan Kabupaten
Murung Raya ke depan.
Kawasan Peruntukan Pertanian
a. Peruntukan Tanaman Pangan
Kawasan Pertanian Basah
Pertanian sawah di Kabupaten Murung
Raya dapat dibedakan menjadi sawah
irigasi dan sawah tadah hujan. Untuk
sawah irigasi seluas 14 Ha. Padi sawah
ini tersebar di Kecamatan Permata Intan
seluas 10 Ha dan Kecamatan Murung
seluas 4 Ha. Dengan direncanakannya
DI Dikin seluas 850 Ha (RTRW Propinsi
Kalimantan Tengah) maka diprediksikan
luas kawasan ini akan bertambah.
Pertanian lahan kering adalah lahan yang
ketika musim hujan ditanami padi dan
saat musim kemarau ditanami padi gogo
atau palawija seperti kacang hijau,
kedelai, kacang tanah, ubi kayu.
Termasuk dalam pertanian lahan kering
adalah peruntukan tegalan, kebun
campuran dan lahan pertanian yang
tidak mendapat layanan irigasi atau
sawah tadah hujan. Luas lahan pertanian
lahan kering hingga akhir tahun
perencanaan tahun 2031 dan berupa
tegalan di Kabupaten Murung Raya
direncanakan 53,22 Km2. Adapun
arahan pengelolaan lahan ini adalah
sebagai berikut:
- Kawasan pertanian lahan kering
secara spesifik dikembangkan dengan
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-8
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
memberikan tanaman tahunan yang
produktif. Lahan ini diperuntukkan
untuk menunjang kehidupan secara
langsung untuk rumah tangga
masyarakat
sehingga
memiliki
penggunaan tanah campuran seperti
palawija,
hortikultura
maupun
penunjang perkebunan dalam skala
kecil;
- Dalam beberapa hal kawasan ini
merupakan kawasan yang boleh
dialihfungsikan
untuk
kawasan
terbangun dengan berbagai fungsi,
sejauh sesuai dengan Rencana Detail
Tata Ruang; serta
- Alih fungsi lahan tegalan menjadi
kawasan
terbangun
diarahkan
meningkatkan nilai ekonomi ruang
ataupun
pemenuhan
kebutuhan
fasilitas
dan
berbagai
sarana
masyarakat.
3) Peruntutkan Hortikultura
Rencana
pengembangan
kawasan
holtikutura di Kabupaten Murung Raya
hingga tahun 2031 sebesar 4.484 hektar
dengan komoditi unggulan berupa
durian, mangga dan pisang. Wilayah
pengembangannya
antara
lain
Kecamatan
Murung,
Kecamatan
Permata Intan, Tanah Siang, Tanah
Siang Selatan, Sumber Barito, Sungai
babuat, Barito Tuhup Raya, dan
Kecamatan Laung Tuhup.
Mengutamakan komoditas yang
memiliki nilai ekonomis tinggi
dan
memiliki
kemampuan
pemasaran yang luas terutama
eksport;
Kawasan ini sebaiknya tidak
diadakan alih fungsi lahan kecuali
untuk kegiatan pertanian dengan
catatan memiliki nilai ekonomi
lebih
tinggi
dan
memiliki
kemampuan penyerapan tenaga
kerja yang lebih luas;
Beberapa
bagian
kawasan
hortikultura khususnya sayuran
terletak pada ketinggian diatas
1.000 meter dpl, dan banyak
memiliki kelerengan > 40%.
Kawasan ini harus dilakukan
peningkatan konservasi lahan
dengan mengolah secara teknis
dan vegetatif; serta
Kawasan
holtikultura
buahbuahan harus dikembangkan
dengan
memperhatikan
nilai
ekonomi yang tinggi.
4) Peruntukan Perkebunan
Rencana pengembangan di Kabupaten
Murung
Raya
untuk
kawasan
Perkebunan ini berdasarkan komoditas
masing-masing antara lain
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-9
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
perkebunan komoditi karet di semua
kecamatan
perkebunan komoditi kopi di semua
kecamatan
perkebunan komoditi cengkeh meliputi:
Kecamatan Murung;
Kecamatan Laung Tuhup;
Kecamatan Tanah Siang;
perkebunan komoditi Lada di semua
kecamatan
perkebunan komoditi jambu mete di
semua kecamatan
perkebunan komoditi kakao meliputi:
Kecamatan Laung Tuhup;
perkebunan komoditi kelapa sawit
meliputi:
Kecamatan Murung; dan
Kecamatan Laung Tuhup.
perkebunan komoditi kelapa di semua
kecamatan
perkebunan komoditi pinang di semua
kecamatan
perkebunan komoditi kemiri di semua
kecamatan
perkebunan komoditi kapuk randu di
semua kecamatan
Upaya pemanfaatan perkebunan antara lain
adalah :
Mengembangkan industri pengolahan
hasil komoditi;
Pengembangan fasilitas sentra produksi
dan pemasaran pada pusat kegiatan
ekonomi di Perkotaan Murung Raya;
Pengembangan perkebunan, misalnya
merehabilitasi tanaman perkebunan
yang rusak atau pada area yang telah
mengalami
kerusakan
yaitu
mengembalikan fungsi perkebunan yang
telah berubah menjadi area pertanian
tanaman pangan;
Pengembangan kawasan-kawasan yang
berpotensi untuk tanaman perkebunan
sesuai dengan rencana;
Diversifikasi
tanaman
perkebunan
sebagai upaya untuk optimalisasi
pemanfaatan lahan kering;
Pengembangan
pasar
produksi
perkebunan; dan
Pengolahan hasil perkebunan terutama
dengan meningkatkan kualitas bahan
baku untuk memperoleh nilai tambah.
Upaya penanganan/pengelolaan kawasan
perkebunan, meliputi :
Kawasan perkebunan tidak boleh
dialihfungsikan untuk kegiatan yang
lain, dan dapat ditingkatkan perannya
sebagai penunjang pariwisata dan
penelitian;
Peningkatan pemanfaatan kawasan
perkebunan
dilakukan
melalui
peningkatan peran serta masyarakat
yang tergabung dalam kawasan masingmasing; dan
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-10
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
Penetapan komoditi tanaman tahunan
selain mempertimbangkan kesesuaian
lahan, konservasi tanah dan air, juga
perlu mempertimbangkan aspek sosial
ekonomi,
keindahan/estetika
dan
keuangan.
5) Peruntukan Peternakan
Meningkatkan kegiatan peternakan
secara alami dengan mengembangkan
padang penggembalaan, dan pada
beberapa bagian dapat menyatu
dengan kawasan perkebunan atau
kehutanan;
Kawasan peternakan dalam skala
besar dikembangkan pada lokasi
tersendiri, diarahkan mempunyai
keterkaitan dengan pusat distribusi
pakan ternak;
Mengolah hasil ternak sehingga
memiliki nilai ekonomi yang tinggi;
Pengembangan ternak unggulan yang
dimiliki oleh daerah yaitu komoditas
ternak yang memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif; serta
Ternak unggas dan ternak lain yang
memiliki potensi penularan penyakit
pada manusia harus dipisahkan dari
kawasan permukiman.
6) Kawasan Peruntukan Perikanan
Sedangkan komoditi yang menjadi
andalan adalah ikan mas dan ikan nila.
Rencana
pengembangan
diantaranya
pengembangan instalasi Pengembangan
Ikan Lokal yaitu Ikan Lomi dan Ikan Sapan
di stasiun perikanan di Desa Puruk Cahu
Sebrang dan Desa Dirung Lingkin.
Rencana kawasan perikanan budidaya
Kabupaten Murung Raya adalah sebagai
berikut:
Mengembangkan metode budidaya
yang berbasis kelestarian sumberdaya
Mengembangkan, meningkatkan dan
mengoptimalkan kegiatan budidaya
perikanan
Mendorong peningkatan nilai tambah
manfaat hasil-hasil perikanan budidaya
yang didukung oleh industri pengolahan
ikan dan dukungan akses yang baik ke
pasar.
Pengembangan penerapan teknologi
dalam
kegiatan
usaha
budidaya
perikanan.
Mendorong dan meningkatkan bantuan
permodalan usaha kepada kegiatan
usaha masyarakat
Pengembangan budidaya air payau yang
diupayakan tidak merusak ekosistem
yang ada
Pengembangan pengelolaan limbah
secara terpadu
Pemberdayaan
masyarakat
sekitar
dalam pengembangan dan pengelolaan
perikanan
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-11
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
C.
Rencana Pola Ruang
Penerapan dan Sertifikasi CBIB (Cara
Budidaya Ikan yang Baik)
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Potensi galian tambang di Kabupaten
Murung Raya terdiri dari batubara, emas,
intan, kapur, bentonit, dan pasir/kerikil.
Batubara merupakan jenis bahan tambang
yang sangat potensial di kabupaten ini,
dengan cadangan terindikasi yaitu 60,9 juta
ton tipe lignit, 130,2 juta ton tipe thermal,
dan 866 juta ton tipe premium.
Dari beberapa bahan galian tambang
potensial di Kabupaten Murung Raya
tersebut yang telah menarik perhatian para
investor baik dari dalam maupun luar negeri
adalah tambang emas dan batubara.
Arahan
pengelolaan
kawasan
pertambangan antara lain:
Pengembangan kawasan pertambangan
dilakukan dengan mempertimbangkan
potensi bahan galian, kondisi geologi
dan geohidrologi dalam kaitannya
dengan kelestarian lingkungan.
Pengelolaan
kawasan
bekas
penambangan yang telah digunakan
harus direhabilitasi dengan melakukan
penimbunan tanah subur sehingga
menjadi lahan yang dapat digunakan
kembali sebagai kawasan hijau, ataupun
kegiatan budidaya lainnya dengan tetap
memperhatikan
aspek
kelestarian
lingkungan hidup.
Setiap kegiatan usaha pertambangan
harus menyimpan dan mengamankan
tanah atas (top soil) untuk keperluan
rehabilitasi/reklamasi
lahan
bekas
penambangan.
Dari
kacamata
penataan
ruang,
pengembangan
kegiatan
sektor
ESDM/pertambangan menghadapi isu
dan permasalahan terkait dengan
potensi kesenjangan perkembangan,
pemanfaatan yang tidak sepenuhnya
memperhatikan
kaidah
sustainable
development sehingga mengakibatkan
degradasi
lingkungan,
keterkaitan
dengan sistem perekonomian wilayah
yang masih rendah, serta belum
sepenuhnya memanfaatkan sumber
daya yang terkandung di ruang lautan.
Penyelesaian permasalahan penataan
ruang dalam pengembangan kegiatan
sektor ESDM/pertambangan harus
diorientasikan untuk mendapatkan
alternatif yang paling menguntungkan
negara (pemerintah dan masyarakat)
dalam jangka panjang.
Pengembangan
kegiatan
sektor
ESDM/pertambangan perlu didorong
sebagai
bagian
dari
upaya
pengembangan
wilayah
dengan
pendekatan penataan ruang. Dengan
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-12
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
demikian
pelaksanaannya
harus
didasarkan pada rencana tata ruang
wilayah, selaras dengan komitmen
daerah untuk menjaga lingkungan,
memiliki sasaran kewilayahan di
samping sasaran sektoral, serta selaras
dengan
tatanan
perekonomian
masyarakat setempat.
D. Kawasan Peruntukan Industri
Rencana pengelolaan kawasan industri
dan perdagangan, yaitu :
Pengembangan kawasan dan sentra
industri rumah tangga;
Pengembangan fasilitas perekonomian
berupa koperasi pada setiap pusat
kegiatan perkotaan dan perdesaan;
Pengembangan
ekonomi
dan
perdagangan dengan pengutamaan
UKM; dan
Penetapan skenario ekonomi wilayah
yang menunjukkan kemudahan dalam
berinvestasi dan Penjelasan tentang
kepastian hukum yang menunjang
investasi.
E.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Terkait dengan pelaksanaan pengembangan
pariwisata di Kabupaten Murung Raya ini, maka
beberapa aspek yang terkait dengan perencanaan
kawasan wisata perlu ditindaklanjuti dengan :
Tetap melestarikan alam sekitar untuk menjaga
keindahan obyek wisata.
Tidak melakukan pengrusakan terhadap obyek
wisata alam seperti menebang pohon.
Menjaga
dan
melestarikan
peninggalan
bersejarah.
Meningkatkan daya tarik wisata melalui
penetapan jalur wisata, kalender wisata,
informasi dan promosi wisata.
F.
Kawasan Peruntukan Permukiman
Pengembangan permukiman di Kabupaten
Murung Raya terdapat dua pendekatan yaitu
pendekatan pada kawasan permukiman perkotaan,
dan permukiman pedesaan, secara faktual
Kabupaten Murung Raya masih didominasi wilayah
pedesaan. Luas kawasan permukiman di Kabupaten
Murung Raya seluas 77,77 Km2.
Disamping itu penyediaan perumahan ini juga
dapat dilakukan melalui pengembangan kapling siap
bangun. Dalam pengembangan perumahan di
Kabupaten Murung Raya, perlu memperhatikan halhal sebagai berikut:
Didalam pengembangan perumahan tidak boleh
merusak lingkungan.
Didalam
penataan
perumahan
harus
memperhatikan
lingkungan
dan
harus
berdasarkan
ketentuan
Koefesien
Dasar
Bangunan (KDB), Koefesien Lantai Bangunan
(KLB) dan Tinggi Lantai Bangunan (TLB).
Pada lokasi-lokasi yang berfungsi sebagai ruang
terbuka hijau dan bersifat khusus, sebaiknya
tidak dialih fungsikan untuk permukiman atau
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-13
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
kegiatan-kegiatan wilayah kota lainnya yang
diperkirakan mampu menurunkan kualitas
lingkungan, ruang terbuka hijau tersebut dapat
berupa lapangan olah raga, taman kota, daerah
resapan air, konservasi sungai, dan sawah
produktif. Selain itu setiap pengembangan
perumahan minimal harus disertai dengan
ruang terbuka hijau, baik berupa taman,
lapangan olah raga dan lain-lain, sehingga
antara perumahan dengan ruang terbuka hijau
terdapat keseimbangan.
Mendorong partisipasi masyarakat untuk
mengadakan pengembangan rumah sendiri,
tetapi penataannya harus mengikuti rencana
tata ruang yang telah ada.
Konsep untuk pengembangan permukiman dan
fasilitas penunjang kegiatan di wilayah kota
diarahkan dengan pemasyarakatan konsolidasi
tanah.
Pengembangan permukiman terutama yang
dikembangkan oleh developer harus disertai
dengan kerja sama antara pihak developer dan
pemerintah
secara
proaktif,
misalnya
kemudahan dalam pemberian ijin lokasi dan
kemudahan perijinan lainnya dengan catatan
sesuai dengan fungsi peruntukan tanahnya.
Untuk pengembangan perumahan yang
dilakukan oleh pengembang (developer) harus disertai
pula dengan fasilitas umum dan sosial, ruang
terbuka hijau, lapangan olah raga, peribadatan,
makam, perbelanjaan, serta jaringan jalan yang
menghubungkan dengan jalan yang ada di
sekitarnya, serta jalan utama wilayah kota. Sehingga
akan menambah minat masyarakat untuk membeli
perumahan tersebut
G. Peruntukan Permukiman Perkotaan
Berdasarkan acuan-acuan tersebut di atas
pengembangan kawasan permukiman perkotaan di
Kabupaten Murung Raya lebih diarahkan pada
penggunaan
lahan
non
produktif
dengan
kebijaksanaan penataan ruang secara rinci meliputi :
Pemenuhan kebutuhan perumahan dengan
penambahan luas kawasan permukiman
perkotaan
di
lahan
yang
tingkat
produktivitasnya rendah, yaitu lahan pertanian
kering (tegalan, perkebunan, dll)
Tindakan preventif terhadap dampak bencana
yang terjadi di kawasan rawan bencana alam.
Penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan
permukiman dengan memperhatikan proporsi
ketersediaan ruang terbuka hijau dan
infrastruktur penunjang permukiman terhadap
luas total sebesar 40%.
Permukiman lahan perkotaan berdasarkan
deliniasi rencana kawasan perkotaan meliputi
Kecamatan yang merupakan daerah pusat
pengembangan kegiatan pelayanan. Selain itu
perkembangan permukiman perkotaan di arahkan
pada lokasi-lokasi yang disusun dalam perencanaan
IKK.
H. Peruntukan Permukiman Perdesaan
Kawasan permukiman perdesaan adalah suatu
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-14
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
kawasan untuk permukiman pada lokasi sekitarnya
masih didominasi oleh lahan pertanian, tegalan,
perkebunan dan lahan kosong serta aksesibilitas
umumnya kurang, jumlah sarana dan prasarana
penunjang juga terbatas atau hampir tidak ada,
kawasan dengan ciri dan karakteristik Sifat dan
karakteristik lingkungan permukiman yang masih
mencirikan tata dan lingkungan kehidupan rural.
Luas penggunaan ruang untuk perumahan di
lingkungan permukiman pedesaan ini adalah 500
m2. Interaksi pergerakan di lingkungan permukiman
masih rendah dan sangat dipengaruhi oleh interaksi
hubungan eksternal.
Pada kawasan permukiman perdesaan yang
memiliki potensi sebagai penghasil produk unggulan
pertanian atau sebagai kawasan sentra produksi
akan dilengkapi dengan lumbung desa modern, juga
pasar komoditas unggulan. Selanjutnya beberapa
komoditas yang memiliki prospek pengembangan
melalui pengolahan akan dilakukan pengembangan
industri kecil dengan membentuk sentra industri
kecil.
I. Kawasan peruntukan Lainnya
a. Kawasan Pengembangan Sektor Informal
Dalam
pengembangan
kawasan
perdagangan dan jasa perlu diberikan ruang
publik, terutama di wilayah perkotaan yang
berhubungan
dengan
adanya
kegiatan
perdagangan informal PKL. Pedagang kaki
lima (street trading/street hawker) adalah salah
satu usaha dalam perdagangan dan salah satu
wujud sektor informal. Kecenderungannya
PKL berada pada lokasi strategis terkait dengan
arah pergerakan orang dan terkait dengan
sektor pelayanan perdagangan-jasa lainnya
(pasar, mall/plaza, tempat mangkal kendaraan
dan sebagainya). Pengadaan tempat khusus
untuk PKL pada tempat-tempat strategis di
pusat kota dengan sistem pengelolaan khusus
agar tidak menimbulkan permasalahan kota
dan operasional. Sistem pengelolaan khusus
tersebut antara lain : relokasi pada kawasan
khusus, pada waktu tertentu dan untuk jenis
barang/ niaga khusus (misalnya: PKL khusus
kuliner, PKL khusus barang bekas, PKL khusus
buah dan sebagainya).
Kawasan khusus untuk sektor informal ini
diarahkan pada kawasan strategis sekitar pusat
kota mendukung kawasan perdagangan dan
jasa
formal.
Pengembangan
kawasan
perdagangan dilakukan secara bersinergi
dengan perdagangan informal sebagai sebuah
aktivitas perdagangan yang saling melengkapi.
Pengembangan kawasan khusus sektor informal
lokasinya diarahkan sesuai dengan arahan
dalam rencana detail perkotaan
b. Kawasan Pertahan dan Keamanan
Kawasan pertahanan negara adalah
wilayah yang ditetapkan secara nasional yang
digunakan untuk kepentingan pertahanan.
Kawasan pertahanan dan keamanan di
Kabupaten Murung Raya meliputi:
Komando Distrik Militer (Kodim) di
perkotaan Puruk cahu;
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-15
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
Komando Rayon Militer (Koramil) tiap
kecamatan di Kabupaten;
Kepolisian Resor (Polres) di perkotaan
Puruk Cahu; dan
Kepolisian Sektor (Polsek) di tiap
kecamatan di Kabupaten.
Pengelolaan kawasan pertahanan dan
keamanan di Kabupaten Murung Raya antara
lain:
identifikasi kawasan pertahanan keamanan
negara di Kabupaten; dan
penyusunan rencana rinci kawasan sekitar
pertahanan keamanan negara.
Sumber: RTRW Kabupaten Murung Raya 2013-2018
5.2. IDENTIFIKASI KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN MURUNG
RAYA BERDASARKAN RTRW
Pemilihan kawasan strategis ditinjau dari beberapa potensi perkembangangan yang
dimilki dan meliha seberapa pengaruh terhadap kesejahterahan masyrakat. Pemilihan kawasan
strategis dapat berpengaruh terhadapa sektor lainnya. Berikut ini merupakan tabel kawasan
Strategis yang telah ditetapkan RTRW Kabupaten Murung Raya 2013-2018.
Tabel 5. 2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Murung Raya Berdasarkan RTRW
Kawasan Strategis
Kabupaten Kota
Kawasan Perkotaan
Kawasan Agropolitan
Aspek Ekonomi
Aspek Ekonomi
Kawasan Bersejarah
Aspek Sosial Budaya
Sudut Kepentingan
Lokasi/Batas Kawasan
Puruk Cahu
Kecamatan Barito Tuhup Raya
Kecamatan Permata Intan
Kecamatan Murung
Kecamatan Laung Tuhup
Kecamatan Sungai Babuat
Kecamatan Sumber Barito
Kecamatan Tanah Siang
Air terjun Bumbun
Bukit Puruk Kambang
Kawasan Hutan Kota
Aspek Lingkungan
Sumber: RTRW Kabupaten Murung Raya 2011-2031
5.3. IDENTIFIKASI PROGRAM RTRW KABUPATEN MURUNG RAYA
TERKAIT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA
KARYA
Pada subbab ini membahas mengenai Indikasi Program yang mengatur rencana struktur
ruang dan kawasan strategis yang sudah direncanakan. Indikasi program yang dapat
direncanakan dapat dijalankan penuh dengan baik dan dapat diimplementasikan dengan
baik. Berikut ini adalah tabel yang mengenai idikasi program yang telah ditetapkan pada
RTRW 2011-2031.
Tabel 5. 3 Identifikasi Program RTRW Kabupaten Murung Raya Terkait Pembangunan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya
NO
Program
Kegiatan
1
Peningkatan
Fungsi
PKL
Puruk Cahu
Penyusunan RDTR
Kota
Peningkatan
Puruk Cahu
Merupakan
KSK
(YA/TIDAK)
YA
APBD Kab
BAPPEDA
Puruk Cahu
YA
APBD Kab
PDAM
Lokasi
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
Sumber dana
Pelaksanaan
V-16
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
NO
2
3
Program
Peningkatan
Fungsi
PKLp
Tumbung Lahung
Peningkatan
fungsi
PPK
Tumbang Batian
Kegiatan
Kapasitas PDAM
Peningkatan Pusat
Perdagangan
Pembuatan
Masterplan
Drainase
Pengembangan
Saran Kesehatan
Peningkatan PLN
Peningkatan
Perbangkan
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan Pasar
Penigkatan
pendidikan
Pembangunan
Sarana
Olahraga
dan Alun-alun
Pembangunan
terminal B
Pembangunan
SPBU
Pembuatan
Masteplan
Hutan
Kota
Pembangunan
Hutan Kota
Penyusunan RDTR
Kota
Pembangunan
Pelayanan
Air
Bersih
Pembangunan Pusat
Perdagangan
Pembuatan
Masterplan
Drainase
Peningkatan PLN
Peningkatan
Perbankan
Peningkatan
Perumahan
Pembangunan pasar
Peningkatan
Pendidikan
Pembangunan
Sarana olahraga
Pembangunan
Terminal tipe C
Pembangunan Pusat
kesehatan
Peningkatan Pusat
pengumpulan
barang
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Lokasi
Merupakan
KSK
(YA/TIDAK)
Sumber dana
Pelaksanaan
Puruk Cahu
YA
APBD Kab
Pemkab
Puruk Cahu
YA
APBD Kab
PU
Puruk Cahu
YA
APBD Kab
Pemkab
Puruk Cahu
Puruk Cahu
YA
YA
APBN/Swasta
Swasta
Pusat/Swasta
Swasta
Puruk Cahu
YA
Swasta/APBD
PU/Swasta
Puruk Cahu
Puruk Cahu
YA
YA
APBD Kab
APBD
Pemkab
Pemkab
Puruk Cahu
YA
APBD
Pemkab
Puruk Cahu
YA
APBD prov
Provinsi
Puruk Cahu
YA
Swasta
Swasta
APBD
Kehutanan
APBD
Pemkab
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD Kab
Bappeda
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD Kab
PDAM
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD Kab
PU
Tumbang Lahun
Tumbang Lahun
TIDAK
TIDAK
APBN/swasta
Swasta
Pusat/swasta
Swasta
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD/swasta
Pemkab/swasta
Tumbang Lahun
Tumbang Lahun
TIDAK
TIDAK
APBD
APBD
Pemkab
Pemkab
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD
Pemkab
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD
Perhubungan
Tumbang Lahun
TIDAK
APBD
Pemkab
Tumbang Batian
TIDAK
APBD
Pemkab
Tumbang Batian
TIDAK
Swasta
Swasta
Tumbang Batian
TIDAK
Swasta
Pemkab
Tumbang Batian
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-17
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
NO
4
5
6
Program
Peningkatan
Fungsi
PPK
Muara laung
Peningkatan
Fungsi
PPK
Makunjung
Peningkatan
Fungsi
PPK
Saripoi
Kegiatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Layanan air
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Lokasi
Merupakan
KSK
(YA/TIDAK)
Sumber dana
Pelaksanaan
Tumbang Batian
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Batian
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Batian
Tumbang Batian
TIDAK
TIDAK
PLN/swasta
APBD Kab
Pusat/swasta
PDAM
Tumbang Batian
TIDAK
APBD Kab
Pemkab/swasta
Muara Laung
TIDAK
Swasta
Swasta
Muara Laung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Laung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Laung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Laung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Laung
Muara Laung
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Muara Laung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Laung
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Makunjung
TIDAK
Swasta
Swasta
Makunjung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Makunjung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Makunjung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Makunjung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Makunjung
Makunjung
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Makunjung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Makunjung
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Saripoi
TIDAK
Swasta
Swasta
Saripoi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Saripoi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-18
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
NO
7
8
9
Program
Peningkatan
Fungsi
PPK
Dirung Lingkung
Peningkatan
Fungsi
PPK
Tumbang Kunyi
Peningkatan
Fungsi
PPK
Muara Joloi
Kegiatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Lokasi
Merupakan
KSK
(YA/TIDAK)
Sumber dana
Pelaksanaan
Saripoi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Saripoi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Saripoi
Saripoi
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Saripoi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Saripoi
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Dirung Lingkung
TIDAK
Swasta
Swasta
Dirung Lingkung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Dirung Lingkung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Dirung Lingkung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Dirung Lingkung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Dirung Lingkung
Dirung Lingkung
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Dirung Lingkung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Dirung Lingkung
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Tambang Kunyi
TIDAK
Swasta
Swasta
Tambang Kunyi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tambang Kunyi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tambang Kunyi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tambang Kunyi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tambang Kunyi
Tambang Kunyi
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Tambang Kunyi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tambang Kunyi
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Muara Joloi
TIDAK
Swasta
Swasta
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
V-19
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
NO
10
11
12
Program
Peningkatan
Fungsi
PPK
Tumbang Colong
Peningkatan
Fungsi
PPL
Konut
Peningkatan
Fungsi
PPL
Kuhung
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Peningkatan
Pelayanan
Keuangan
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Pembuatan
Sub
Terminal
Penyusunan RDTR
Kecamatan
Peningkatan PLN
Pembangunan
Pelayanan
air
Bersih
Peningkatan pusat
Pengumpulan
Barang
Pengembangan
Perumahan
Pembangunan Pusat
Pengumpulan
Barang
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Peningkatan PLN
Muara Joloi
Merupakan
KSK
(YA/TIDAK)
TIDAK
Muara Joloi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Joloi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Joloi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Joloi
Muara Joloi
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Muara Joloi
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Muara Joloi
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Tumbang Colong
TIDAK
Swasta
Swasta
Tumbang Colong
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Colong
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Colong
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Colong
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Colong
Tumbang Colong
TIDAK
TIDAK
PLN/Swasta
APBD Kab
Pusat/Swasta
PDAM
Tumbang Colong
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Colong
TIDAK
APBD/Swasta
Pemkab/Swasta
Konut
TIDAK
APBD Kab
Perhubungan
Konut
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Konut
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Konut
TIDAK
Pemkab/Swasta
Pengembangan
Pelayanan Air
Pembangunan Pusat
Pengumpulan
Barang
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Konut
TIDAK
APBD
Kab/Swasta
APBD
Kuhung
TIDAK
APBD Kab
Perhubungan
Kuhung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Kuhung
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Kegiatan
Lokasi
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
Sumber dana
Pelaksanaan
APBD Kab
Pemkab
PDAM
V-20
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
NO
Program
Kegiatan
Kesehatan
Peningkatan PLN
13
14
1
Peningkatan
Fungsi
PPL
Tumbang kolon
Peningkatan
Fungsi
PPL
Lakutan
Lokasi
Merupakan
KSK
(YA/TIDAK)
Kuhung
TIDAK
Pengembangan
Pelayanan Air
Pembangunan Pusat
Pengumpulan
Barang
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Peningkatan PLN
Kuhung
Pengembangan
Pelayanan Air
Pembangunan Pusat
Pengumpulan
Barang
Peningkatan
Perdagangan
dan
Jasa
Peningkatan
Pendidikan
dan
Kesehatan
Peningkatan PLN
Pengembangan
Pelayanan Air
Perwujudan Sistem Transportasi
A. Peningkatan
Ruas
Kolektor
Jalan
Primer 1
Ruas
Kolektor
Primer 3
Ruas Jalan lokal
Primer
Sumber dana
Pelaksanaan
Pemkab/Swasta
TIDAK
APBD
Kab/Swasta
APBD
Tumbang Kolon
TIDAK
APBD Kab
Perhubungan
Tumbang Kolon
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Kolon
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Tumbang Kolon
TIDAK
Pemkab/Swasta
Tumbang Kolon
TIDAK
APBD
Kab/Swasta
APBD
Lakutan
TIDAK
APBD Kab
Perhubungan
Lakutan
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Lakutan
TIDAK
APBD Kab
Pemkab
Lakutan
TIDAK
Pemkab/Swasta
Lakutan
TIDAK
APBD
Kab/Swasta
APBD
Puruk Cahu – Km
50.
Sei
Hanyu
–
Tumbang Lahung.
Tumbang Lahung –
SP. Muara Lahung.
Puruk Cahu – Batas
Muara Teweh.
Km.50 – Batas Kota
Muara Teweh
Muara Lahung – KP
1
1. Ruas
jalan
Puruk Cahu –
Tumbang
Lahung. ;
2. Ruas
jalan
Puruk Cahu –
Muara Laung
3. Ruas
jalan
Tumbang
Lahung
–
TumbangBantia
n.
4. Ruas
jalan
Dirung Lingkin
– Saripoi.
5. Ruas
jalan
Dirung Lingkin
–
Tumbang
Lahung.
YA
APBN
Pusat
YA
APBD Prov
Provinsi
YA
APBD Kab
PU
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
PDAM
PDAM
PDAM
V-21
PENYUSUNAN RENCANA TERPADU DAN PROGAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2016-2020
NO
Program
Kegiatan
Lokasi
Sumber dana
Pelaksanaan
6.
B.
Pembanguna
n terminal
C. Pembanguna
n
Sub
Terminal
A. Peningkatan
Terminal Type C
Terminal Type B
Sub Terminal
Transportasi Sungai
Pelabuhan Sungai
Ruas
jalan
Dirung Lingkin
–
Tumbang
Bantian.
7. Ruas
jalan
Tumbang
Bantian
–
Tumbang
Kunyi.
8. Ruas
jalan
Tumbang
Bantian
–
Saripoi.
9. Ruas
jalan
Muara Laung
Tuhup
–
Makunjung.
10. Ruas
jalan
Muara Laung –
Saripoi.
11. Ruas
jalanSaripoi –
Tumbang
Olong.
12. Ruas
jalan
Tumbang
Olong – Muara
Joloi.
Tumb