RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

  RENCANA TERPADU DAN KABUPATEN PROGRAM

  INVESTASI MURUNG

  INFRASTRUKTUR JANGKA RAYA MENENGAH Pada bab ini menjelaskan mengenai aspek kelembagaan Dinas

  10 ASPEK Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksaan, dan aspek sumber daya Manusia

  KELEMBAGAAN

10.1. ARAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA

  Dibawah ini merupakan kebijakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan Kabupaten/Kota

  1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

  Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masingmasing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

  2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

  PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari

  Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”. Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

  3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

  Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing- masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

  Bupati/Walikota DPRD Sekretaris

  Dinas Lembaga/Badan

  Sumber: PP 41/2007 Gambar 10. 1 Keorganisasiaan Pemerintahan Kabupaten/Kota 4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014

  Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya. Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

  Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah. Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat

  Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM) Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu : a.

  Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi; b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan

  Pemda; c. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat; d. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government; e.

  Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi; f. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern

  Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP); g. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan

  Indikator Kinerja Utama (IKU; h. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masingmasing, penerapan SPM pada Kab/Kota. i. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan .

  Gambar 10. 2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010 Cipta Karya 6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

  Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksi- kan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masingmasing. Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

  7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

  Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU- an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM. Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

  8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

  Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

  9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

  Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

  10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan

Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai

Negeri Sipil

  Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan. Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan. Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

10.2. KONDISI KELEMBAGAAN SAAT INI

  Pada Bab ini menguraikan sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan pemerintah kabupaten Murung Raya yang menangani Bidang Cipta Karya

10.2.1. KONDISI KEORGANISASIAN BIDANG CIPTA KARYA

  Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya.

  Sebagaimana Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, guna kelancaran pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Murung Raya sebagai daerah otonom, serta berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Peraturan Daerah kabupaten Murung Raya Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Peraturan Daerah kabupaten Murung Raya Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Murung Raya, Peraturan Daerah kabupaten Murung Raya Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Kecamatan dan Kelurahan dan Peraturan Daerah kabupaten Murung Raya Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Daerah Puruk Cahu serta Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Murung Raya maka organisasi perangkat daerah Kabupaten Murung Raya terdiri dari :

1. Sekretariat a.

  Sekretariat Daerah b. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat 2. Dinas Daerah a.

  Dinas Pendidikan b. Dinas Kesehatan c.

  Dinas Pekerjaan Umum d.

  Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil e. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi f. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika g.

  Dinas Pariwisata, Seni Budaya, Pemuda dan Olahraga h.

  Dinas Pertanian, Peternakan dan perikanan i. Dinas Kehutanan j. Dinas Pertambangan dan energi k.

  Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah l. Dinas Perkebunan m.

  Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 3. Inspektorat dan Badan a.

  Inspektorat b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah c. Badan Kepegawaian Daerah d.

  Badan Lingkungan Hidup e. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat f. Badan pemberdayaan Masyarakat dan Desa 4. Kantor a.

  Kantor Ketahanan pangan b. Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana c. Kantor Polisi Pamong Praja d.

  Kantor Pelayanan Perizinan terpadu 5. Rumah Sakit Umum Daerah 6. Kecamatan 7. Kelurahan 8. Unit Pelaksanaan Teknis Dins dan/ atau Badan.

  Tugas, fungsi dan struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Murung Raya tertuang dalam Peraturan Bupati Murung Raya Nomor 11 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Inspektorat, Bappeda, BLH, RSUD, Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Murung Raya.

10.2.2. KONDISI KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA

  Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

  Secara internal, Cipta Karya keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

  Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

  Tabel 10. 1Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya No Instansi Peran Pembangunan Bidang Cipta Karya Unit/Bagian Yang Menangani pembangunan Bidang Cipta karya

  Pelaksanaan pengembangan kawasan; j. Pemberian fasilitasi pengembangan pelaku pembangunan perumahan dan peran serta masyarakat; k. Pelaksanaan pengaturan, pembinaan, pembangunan, pengawasan tata ruang; l. Pemberian fasilitasi bidang pekerjaan umum Kecamatan; m.

  Pengkoordinasian perumusan A.

  3 Sekretaris a.

  Bidang Sumber Daya Air E. Bidang Cipta Karya

  Bidang Tata Ruang D.

  Sekretariat B. Bidang Perumahan C.

  A.

  Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; q. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

  Pelaksanaan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum; p.

  Pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang pekerjaan umum; n. Pelaksanaan koordinasi perijinan bidang pekerjaan umum; o.

  Pelaksanaan pembinaan perumahan formal, swadaya; i.

  1 BAPPEDA a.

  Pelaksanaan pengaturan, pembinaan, pembangunan, pengawasan binamarga; f. Pelaksanaan pengaturan, pembinaan, pembangunan, pengawasan cipta karya; g. Pemberian fasilitasi dan pengendalian pembiayaan perumahan; h.

  Pelaksanaan pengaturan, pembinaan, pembangunan, pengawasan dan pengendalian sumberdaya air; d. Pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan pengairan lintas Kecamatan tertentu serta strategis; e.

  Penyusunan program dan pengendalian di bidang pekerjaan umum; b. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum; c.

  2 PU a.

  Bidang Sarana dan Prasarana

  Sekretariat B. Bidang Ekonomi C.

  Koordinasi penelitian dan pengembang lingkup Kabupaten A.

  Perencanaan antar Instansi di Lingkungan Pemerintah Kabupaten maupun dengan instansi lain e.

  Penyusunan program-program tahunan c. Koordinasi perencaan antar instansi di lingkungan pemerintah Kabupaten maupun dengan instansi lain d. Koordinasi

  Penyusunan pola perencanaan pembangunan daerah menurut tingkat dan tahapannya b.

  Bidang Pembangunan

  Unit/Bagian Yang Menangani No Instansi Peran Pembangunan Bidang Cipta Karya pembangunan Bidang Cipta karya

  Daerah kebijakan pemerintah daerah; B.

  Perekonomian dan

  b. administrasi Pembangunan Penyelenggaraan pemerintahan; c.

  Pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintah daerah; d. Pengkoordinasiaan pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;

  e. dan mengevaluasi Pemantauan pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah; f.

  Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah; g.

  Pelaksanaan pengawasan pemungutan pendapatan daerah, dan; h.

  Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  4 Dinas a.

  Perencanaan program pengawasan Inspektorat b.

  Perumusan kebijakan teknis dan fasilitasi pengawasan c.

  Pembinaan dan pengendalian teknis bidang pengawasan umum d.

  Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas bidang pengawasan e. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas- tugas bidang pengawasan umum

  5 Dinas

  a. Sekretaris Perumusan kebijakan teknis di bidang

  Kesehatan pelayanan rumah sakit

  b. urusan Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pelayanan rumah sakit;

  c. dan pengendalian Pembinaan pelayanan rumah sakit

  6 BLH a.

  a. Pemantauan Kualitas Lingkungan Bidang Peningkatan Kapasitas

  b. dan konservasi Mitra Lingkungan Perlindungan lingkungan sumber daya alam b.

  Bidang Pemulihan Kerusakan

  c. Lingkungan Pengembangan dan peningkatan akses informasi sumber daya alam dan c.

  Bidang Penataan Hukum dan lingkungan hidup analisis Dampak Lingkungan d.

  Bidang Pengendaliaan Pencemaran Lingkungan e. Bidang Pengendalian

  Pencemaran Lingkungan

  7 Dinas a.

  a. Perumusan kebijakan dalam rangka Sekretaris

  PARSEPOR perencanaan pembinaan dan b.

  Kepala Bidang Kebudayaan pembangunan bidang Pariwisata, Seni Budaya,Pemuda dan Olah Raga di tetapkan oleh Kepala Daerah b.

  Melaksanakan kebijakan operasional, pemberian bimbingan dan pembinaan, pemberian perizinan sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan peraturan yang berlaku c. Kepala Dinas Pariwisata, Seni

  Budaya, Pemuda dan Olah Raga melaksanakan tugas mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan melaksanakan perencanaan pengembangan dan pembangunan objek wisata, seni

  Unit/Bagian Yang Menangani No Instansi Peran Pembangunan Bidang Cipta Karya pembangunan Bidang Cipta karya

  budaya serta pemasaran dan pelayanan kepariwisataan, pembinaan dan olah raga

  d. penyelenggaraan Perencanaan pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan daerah, sejarah dan benda purbakala e.

  Penyusunan perencanaan kerjasama dengan berbagai pihak dibidang kebudayaan f. Pengembangan dan peningkatan jaringan informasi kebudayaan serta penanaman nilai-nilai sejarah dan tradisi

  Sumber: Renstra Kabupaten Murung Raya 10.2.3.

   KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CITA KARYA

  Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.

  Tabel 10. 2 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya Latar Belakang Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Jabatan Fungsional Pendidikan

  Dinas PU Gol IV = 2 Orang S2: 3 orang Gol III = 25 Orang S1: 24 orang Gol II = 18 Orang SM : 4 Orang

  • Gol I = 4 Orang SMA : 17 Orang SMP : 2 Orang SD : 4 Orang Dinas BAPPEDA Gol IV = 10 Orang S2: 9 orang

  Gol III = 70 Orang S1: 53 orang Gol II = 18 Orang SM : - Orang

  • Gol I = 2 Orang SMA : 34 Orang SMP : 1 Orang SD : 2 Orang Dinas Sekretarian

  S2: 11 orang Daerah

  S1: 50 orang SM : 1 Orang

  • SMA : 31 Orang SMP : 3 Orang SD : 4 Orang Dinas Inspektorat Gol IV = 6 Orang S2: 1 orang

  Gol III = 18 Orang S1: 25 orang Gol II = 5 Orang SM : 1 Orang

  • Gol I = - Orang SMA : 17 Orang SMP : 2 Orang SD : - Orang Dinas Kesehatan

  S2: 1 orang S1: 48 orang SM : 277 Orang

  SMA : 90 Orang SMP : 3 Orang SD : - Orang

  BLH Gol IV = 2 Orang S2: 2 orang Gol III = 16 Orang S1: 15 orang

  • Gol II = 8 Orang SM : 4 Orang

  Latar Belakang Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Jabatan Fungsional Pendidikan

  Gol I = - Orang SMA : 5 Orang SMP : - Orang SD : - Orang

  Dinas PARSEPOR Gol IV = 5 Orang S2: 3 orang Gol III = 14 Orang S1: 16 orang Gol II = 5 Orang SM : 2 Orang

  • Gol I = -2Orang SMA : 3 Orang SMP : 1Orang SD : 1 Orang

  Sumber: Renstra Kabupaten Murung Raya 10.3.

ANALISIS KELEMBAGAAN

  Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

10.3.1. ANALISIS KEORGANISASIAN BIDANG CIPTA KARYA

  Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2- JM Bidang Cipta Karya.

  Struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan peraturan perundangann yang berlaku. Tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawab organisasi yang terlibat sudat dalam Perda Kabupaten Murung Raya Nomor 3 tahun 2008. Permasalahan yang terjadi uraian tugas masih belumdan fungsi masih belum terperinci. Perlunya perincian agar terjadinya pengoptimalisasi uraian tugas dan fungsi yang lebih terarah 10.3.2.

ANALISIS KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA

  Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

  Perangkat yang mendukung peraturan daerah penyelenggaraan RPI2JM masih sangat terbatas. perlunya peraturan-peraturan lainnya yaitu perda persampahan, perda BG, Perda air Limbah, pengolahan drainase dan pengelolaan air bersih.

  10.3.3. ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CIPTA KARYA

  Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2- JM Bidang Cipta Karya.

  Kualitas SDM yang terdapat di Kabupaten Murung Raya SSDM yang masih kurang hal ini dapat dilihat dari pegawai yang ada. Diperlukan pelatihan teknis untuk meningkatkan SDM yang masih banyak ketinggalan. Perlunya penambahan Staf yang masih kurang.

  10.3.4. ANALISIS SWOT KELEMBAGAAN

  Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

  (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaanpertanyaan yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).

  Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan kelembagaan.

  Tabel 10. 3Analisis SWOT

  Peluang (O) Ancaman (T) Faktor Eksternal

  a. Dukungan

  a. hukum Adanya Kesadaran pemerintah pusat dan masyarakat yang masih

  Pemerintah Propinsi lemah

  b. yang cukup b.

  Angaran Pelayanan publik masih memadai belum optimal c.

  c. Faktor Internal Ketersediaan data dan Daya saing aparatur masih informasi belum meadai

  Kekuatan (S) Strategi SO (Kuadran 1) Strategi ST (Kuadran 2) a.

  a. peluang- a. Adanya motivasi aparatur Memanfaatkan Peningkatan pelayan publik untuk maju dan mandiri peluang untuk meninkatkan b.

  Sosialisasi terkait produk

  b. SDM dan semangat kerja. hukum daerah Adanya kerjasama antar Dinas.

  b.

  c. pelayanan Pemanfaatan akses ke Peningkatan pemerintah propinsi dan publik pusat untuk merealisasikan

  d. profesional Peningkatan komitmen kabupaten aparatur dengan mengikuti dalam membangun pusat- pendidikan dan pelatihan pusat pertumbuhan ekonomi

  Kelemahan (W) Strategi WO (Kuadran 3) Strategi WT (Kuadran4) a.

  a. pelatihan a. Kualitas Staff yang masih Mengadakana Peningkatan SDM belum Memadai untuk meningkatkan SDM b.

  Meningkatkan kinerja antar

  b. pendidikan

  b. data dan tiap Dinas Kualifikasi Peningkatan terhadap unit kerja masih informasi belum berkompeten

  Sumber : Hasil Analisis, 2015 10.3.5.

RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

  Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya. Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.

10.3.6. RENCANA PENGEMBANGAN KEORGANISASIAN

  Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.

  Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya. Adapun usulan program yang guna pengembangan kelembagaan diantaranya adalah berikut.

  1. Koordinasi antar lembaga pemangku kebijakan.

  2. Pembentukan HIPPAM dan organisasi yang menangani infrastruktur sektoral 3.

  Pembuatan dokumen tata ruang yang komperhensif 4. Harmonisasi pelaksanaan tata ruang sesuai strategi pembangunan daerah 5. Sosialisasi rencanan umum tata ruang kabupaten.

10.3.7. RENCANA PENGEMBANGAN KETATALAKSANAAN

  Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

  Usulan peraturan daerah baru untuk mendukung penyelenggaraan program pengembangan prasarana Kabupaten Murung Raya.

1. Peraturan Daerah tentang Drainase 2.

  Peraturan Daerah tentang Persampahan 3. Peraturan Daerah Tentang Sanitasi 4. Peraturan Daerah Air bersih 5. Peraturan Daerah penataan Permukiman 6. Peraturan Daerah Bangunan Dan Lingkungan 10.3.8.

RENCANA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

  Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.

  Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU.

  Peningkatan SDM disetiap perangkat SKPD dengan cara memberikan penyelenggaraan kursus/latihan untuk meningkatkan kapasitas aparatur yang terlibat. Dikarenakan Staff disetiap SKPD masih kurang perlunya penambahan untuk meningkatakan kualitas pelayanan.