PENGAN PENERAPAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) DI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN
MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI
Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi

PENGALAMAN PENERAPAN SISTEM PENJAMINAN MUTU
INTERNAL (SPMI) DI POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES BANDUNG
Supriadi *
*Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung, Kepala Unit Penjaminan Mutu

Abstract
PENDAHULUAN Saat ini semua Perguruan Tinggi diwajibkan melaksanakan penjaminan
mutu sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang RI nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi, Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi nomor 44 tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
nomor 62 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Penjaminan mutu
merupakan proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi secara
konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah,
dosen, tenaga penunjang, serta pihak lain yang berkepentingan) memperoleh kepuasan.Sebelum
alih bina dari Kementerian Kesehatan ke Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (tahun 2012)
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung sudah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 :

2008, dan sekarang ini selain menggunakan SMM ISO 9001 : 2008 juga menerapkan Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM-PT) meliputi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI),
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) dan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD
Dikti).Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung mempunyai tugas menyiapkan peserta didik untuk
menjadi tenaga kesehatan yang beriman dan bertaqwa, kreatif, inovatif, dan memiliki daya saing
kuat pada Program Diploma III dan IV. Sebagai institusi tenaga kesehatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan melalui
pelaksanaan sistem penjaminan mutu pergutuan tinggi (SPM-PT) Melalui SPMI Poltekkes Kemenkes
Bandung memastikan bahwa sistem penjaminan mutu berjalan dengan baik guna memelihara
kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi, yakni penyelengaraan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat (Tri Dharma PT) sehingga terjadi proses pendidikan yang terstandar
dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Berikut dipaparkan pengalaman Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bandung dalam menyelenggarakan SPM-PT, khususnya tentang Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) KEGIATAN SPMI POLTEKKES KEMENKES
BANDUNG Kegiatan yang dilakukan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung dalam rangka
penerapan SPMI, adalah dengan menerapkan langkah manajemen SPMI, yaitu PPEPP (Penetapan,
Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian dan Peningkatan Standar). Sebelum PPEPP dijalankan, tahap
awal yang dilakukan adalah membangun komitmen seluruh civitas, dengan melakukan upaya
peningkatan pemahaman terhadap mutu, seperti menghadirkan para pakar, melakukan excecutive


briefing terhadap para pengelola, sosialisasi secara internal terhadap civitas akademik sampai
membuat komitmen secara tertulis, dengan tujuan tercipta budaya mutu dalam bekerja. Pada tahap
penetapan standar dilakukan dengan menyiapkan dan mempelajari berbagai peraturan perundangundangan yang berlaku, nilai-nilai dasar yang dianut Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung, visi,
misi dan renstra, serta hasil studi pelacakan lulusan dan pengguna lulusan, kemudian melakukan
benchmarking ke Perguruan Tinggi lain baik yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan
maupun Perguruan Tinggi lain atau dengan mengundang narasumber yang memahami sistem
penjaminan mutu pendidikan tinggi (SPM-PT), selanjutnya menyusun standar melaui kegiatan
workshop dan menetapkan pemberlakukan standar oleh Direktur, termasuk manual pelaksanaan
standar yang merupakan turunannya, seperti standar operasional prosedur (SOP) atau intruksi kerja
(IK) serta berbagai formulur (FM).Tahap kedua pelaksanaan standar, yakni melaksanakan standar
oleh audience atau subyek yang tercantum dalam standar tersebut seperti Direktur, Ketua Jurusan,
Ketua Program Studi, Kepala Sub Bagian, Kepala Unit, Kepala Urusan, Dosen, Tenaga
Kependidikan, dan juga mahasiswa. Unit penjaminan mutu (UPM) bertindak sebagai koordinator,
fasilitator, atau bahkan supervisor terhadap pelaksanaan semua standar. Pada standar tertentu UPM
dan Sub UPM menjadi audience. Pada kegiatan ini pengelola di tingkat direktorat melakukan
bimbingan teknis (bintek) secara terencana terhadap penerapan standar di unit kerja masingmasing.Tahap ketiga evaluasi standar, dimana Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung beserta
seluruh unit kerja di dalamnya melakukan evaluasi atau asesmen terhadap proses, keluaran dan
hasil dari pelaksanaan standar. Pelaksana evaluasi sendiri adalah : 1) Pelaksana standar (audience),
2) Unit kerja sebagai pembuat dan pelaksana standar, dan 3) Pengelola di Tingkat Direktorat dan
Jurusan/Prodi. Kegiatan Pemantauan Pendidikan dilakukan oleh Pembantu Direktur Bidang

Akademik (Pudir I), Kepala Sub Bagian Administrasi Akademik dan kemahasiswaan (ADAK) dan
Kepala Urusan Akademik di tingkat Direktorat dan Koordinator Akademik di tingkat Jurusan/Prodi,
meliputi pemantauan proses akademik, seperti ketepatan kehadiran dosen dan mahasiswa, sesuai
jadwal, kesesuaian materi kuliah dengan sillbus dan RPP, dan lain sebagainya. Pemantauan
dilakukan minimal satu bulan sekali. Pemantauan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dilakukan
oleh Pudir I, Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di tingkat Direktorat dan Sub Unit PPM di
tingkat Jurusan/Prodi, pemantauan dilakukan minimal tiga kali dalam setiap kegiatan. Pemantauan
Bidang Non Akademik dilakukan oleh Pudir III, Kapala Sub Bagian ADAK dan Kepala Urusan
kemahasiswaan di Tingkat Direktorat, dan Koordinator Kemahasiswaan di Tingkat Jurusan/Prodi,
sedang bidang non kademik lainnya sesuai dengan unit kerjanya masing-masing.Tahap keempat
pengendalian standar, kegiatan yang dilakukan berupa audit mutu internal (AMI) dan audit mutu
eksternal oleh SAI Global (ISO 9001 : 2008). Pelaksanakan AMI di Poltekkes Kemenkes Bandung
dibawah koordinasi Unit Penjaminan Mutu (UPM) yang dilaksanakan setiap semester. AMI
dilaksanakan oleh Auditor Mutu Internal, saat ini Poltekkes Bandung memiliki Auditor Internal 20
orang yang dilatih secara khusus. Kegiatan AMI diawali dengan menyusun TOR (Term Of
Reference), menyusun jadual, membuat surat tugas, melaksanakan asesmen, melakukan audit ke
Prodi, menyusun tindak lanjut perbaikan ketidaksesuaian, dan membuat laporan. Sedangkan audit
mutu eksternal (surveillance) dilakukan oleh SAI Global satu tahun satu kali, dan akreditasi oleh
BAN-PT atau LAM PT Kesehatan, saat ini seluruh Program Studi di Poltekkes Bandung telah di
akreditasi dengan hasil akreditasi 12 Prodi B dan satu Prodi A (Prodi Keperawatan Bandung).Tahap

kelima yaitu peningkatan standar. Upaya peningkatan standar didasari adanya perkembangan
masyarakat, kemajuan ilmu dan teknologi, serta peningkatan tuntutan kebutuhan pemangku
kepentingan internal dan eksternal Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung. Setiap tahun
diselenggarakan workshop peningkatan standar, baik di unit kerjanya masing-masing atau secara
keseluruhan di Tingkat Direktorat yang dikoordinasikan oleh UPM. Selain hal-hal di atas, di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung juga setiap semester mengukur tingkat kepuasan
pelanggan (custemer statisfaction). Kepuasan pelanggan diukur dengan menggunakan instumen
terhadap layanan pembelajaran, layanan administrasi akademik, layanan laboratorium
dan layanan perpustakaan. Selain itu juga diukur kepuasan dosen dan tenaga kependidikan

terhadap layanan Pengelola (Direktorat). Nilai kepuasan dianalisa sehingga diperoleh aspek yang
paling tidak puas, untuk ditindaklanjuti, sedangkan keluhan di tampung melalui berbagai sarana,
seperti menulis dan memasukan ke kotak saran/keluhan, melalui audiensi, atau penyampaian
langsung baik melalui pembimbing akdemik, dosen, tenaga kependidikan atau tenaga kependidikan.
Keluhan tersebut ditindaklanjuti oleh unit kerja dimana keluahan itu
disampaikan. PENUTUP Penerapan SPMI untuk membangun pendidikan tinggi yang berkualitas
menjadi suatu kebutuhan untuk menjalankan amanat UU no. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, dan
UU No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Uraian tentang penerapan SPMI di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bandung, menggambarkan suatu upaya membangun dan mengembangan tri
dharma PT yang didasari oleh komitmen tinggi secara konsisten dan terus menerus. Melalui

informasi singkat ini semoga menjadi inspirasi untuk membangun pendidikan tinggi yang
berkualitas guna menghasilkan lulusan yang kompeten. Ahir kata tiada gading yang tak retak, kami
mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan.