PENERAPAN TEKNOLOGI FLUIDIZED BED DRYER DENGAN PENAMBAHAN ZEOLIT 3A UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSIPENGERINGAN GABAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)
Jurnal Tek
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
PENERAPAN TEK
KNOLOGI FLUIDIZED BED DRYE
ER DENGAN
PENAMBAHAN
AN ZEOLIT 3A UNTUK MENINGK
KATKAN
EFIS
ISIENSIPENGERINGAN GABAH
Noor Hid
idayati, Utami Diah P., Ratnawati, *), Suherman
an
Jurusan Tekn
eknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponeg
egoro
Jln. Prof. Soedarto
arto, Tembalang, Semarang 50239, Telp/Fax: (024)7
4)7460058
Abstrak
Pengeringan gabah dengan
an metode konvensional saat ini sudah tidak relevan un
untuk digunakan. Kebutuhan
beras yang terus meningkat setiapp tahun menjadi faktor utama untuk diadakannya inov
novasi terhadap sistem yang
sudah ada. Kapasitas pengeringann menggunakan
m
sinar matahari sebagai media pengerin
ring memerlukan waktu yang
lama dan tempat yang luas. Salah
lah satu alternatif pengeringan gabah adalah dengan
an alat pengering mekanis.
Dengan alat pengering mekanis ini,
ni, maka proses pengeringan dapat lebih cepat dan pro
roses distribusi gabah dapat
berlangsung secara kontinyu. Penge
gering gabah fluidized bed dryer ini menjadi salah satu pilihan karena konsumsi
energi yang rendah, kualitas gab
abah hasil pengeringan baik dan kapasitas penger
geringan yang tinggi serta
memberikan kemudahan dalam kon
kontrol. Analisa terhadap variable suhu, dan flowrat
rate akan digunakan dalam
penelitian ini untuk mengetahui kine
inerja dari alat pengering.
ring; fluidized bed.
Kata kunci: energy; padi; pengering
Abstract
Now, drying paddy using
ng conventional method is irrelevant to used. The need
eed of grain increasing each
year is one of the main factor thatt pushes
p
scientist to invent new methods of drying paddy
ddy grain. The old method is
unusefull since it takes up space, needed
ne
the sun as the drying media which causes a long
lon drying time. One of the
alternative of drying paddy grain is by
b using mechanic dryer. By using this type of dryer,
r, the
t process of drying takes
faster comparing to the old method
od and the distribution of grain is supplied continuou
ously. The dryer which uses
fluidized bed can be one of the solu
olution due to its less energy consumption, a better dry
rying result and high drying
capacity. The variable used to identi
ntify drying performance is temperature and loading wei
weight. From the experiment,
it is resulted that the best temperatur
ture for drying paddy grain is 50 C with the flowrate 3,5 m/s.
fluidized bed.
Key word : energy; paddy; dryer;flu
1. Pendahuluan
Indonesia merupakan nega
gara agraris yang kaya akan hasil pertanian. Salah sa
satu hasil utama pertanian
negara Indonesia adalah padi. Bahka
hkan Negara Indonesia merupakan negara urutan ketiga
ga penghasil padi terbesar di
dunia. Namun hasil pengolahan pad
padi tidak sesuai dengan hasil panen yang sebenarnya
ya karena pengolahan pasca
panen yang kurang optimal dari para
ara petani. Salah satu tahap pengolahannya adalah proses
ses pengeringan gabah. Pada
proses pengeringan yang kurang efisien
e
dapat menyebabkan berat gabah menyusutt bbahkan dapat mengurangi
kualitasnya.
Pengeringan gabah merupak
pakan proses untuk mengurangi kadar air dengan tujuan
an menghasilkan beras yang
berkualitas. Metode pengeringan gabah
g
ada dua metode yaitu pengeringan alamii dan pengeringan buatan.
Pengeringan alami dapat dilakukan
kan dengan bergantung cuaca dan membutuhkan tenaga
ten
manusia pada saat
pengeringan gabah. Selain itu, prose
oses pengeringan tersebut membutuhkan waktu 1-3 har
ari dan membutuhkan lahan
yang luas. Sementara, metode peng
ngeringan buatan merupakan alternatif pengeringan ya
yang dapat dilakukan tanpa
bergantung pada cuaca yaitu dengan
an alat pengering buatan.
m
unggun terfluidisasi dipilih karena mutu
utu produk yang didapatkan
Alat pengeringan buatan menggunakan
relatif baik (seragam), kontinyuitass pproduksi terjamin, dapat dioperasikan siang dan mala
alam serta pemantauan dapat
dilakukan sehingga kadar air akhirr gabah
ga
dapat dikontrol.
65
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])
Jurnal Tek
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
2. Bahan dan Metode Penelitian
Bahan baku yang digunakan
kan adalah padi yang didapatkan dari areal persawah
ahan di daerah Tembalang,
Semarang. Rangkaian alat pengeri
ering fluidized bed dryer yang dilengkapi sensorr suhu
s
serta alat pengukur
kelembaban udara serta zeolit 3A.. Prosedur percobaan adalah sebagai berikut: Gabahh basah
b
hasil panen ditampi
secara ,manual,lalu ditimbang seban
anyak 100 kg tiap variabel. Memasukan zeolit pada kolom
ko
zeolit, menghidupkan
blower dan heater pada pengering
ing fluidized bed dryerserta dipanaskan hingga suhuu variabel yang ditentukan
diperoleh. Kemudian memasukkan gabah kedalam unggun kemudian katup aliran udar
dara (flowrate)diatur sampai
variabel yang diinginkan diperole
oleh. Menjalankan proses pengeringan gabah dalam
lam alat pengering hingga
kelembapan udara konstant. Selamaa proses berlangsung suhu dan aliran bahan dijaga teta
etap konstan serta mengukur
suhu udara pengering keluar dan kel
kelembaban. Setelah proses selesai alat dimatikan , gab
abah dikeluarkan dan diukur
kadar air yang terkandung dalam gab
abah. Mengulangilangkah diatas untuk variabel yang lai
lain.
Berikut merupakan gambar
ar alat pengering fluidized bed dryer yang digunakan pada
pa penelitian ini yaitu :
Gambar 1.Alat Pengering Fluidized Bed Dryer
3. Hasil dan Pembahasan
Pengaruh Suhu Udara Penger
ering Terhadap Lama Waktu Pengeringan
0.30
X (kadar air)
40 C
0.25
50 C
0.20
60 C
0.15
0.10
0.05
0.00
20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00
0.00 160.00
Waktu (menit)
Gambar 2. Grafik Penurunan Kadar Air dalam Gabah
Ga
Padaa Berbagai
B
Variabel Suhu dan Flowrate Konstan 3.5 m/s
/s
Pada penelitian ini, pengaru
aruh suhu udara pengering terhadap lama waktu penge
geringan telah diamati. Hal
tersebut dapat dilihat melalui grafik
fik di atas yaitu pada berbagai suhu 40°C, 50°C, dan 60°C
60 dan flowrate 3.5 m/s,
66
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])
Jurnal Tek
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
dimana menunjukan terjadinya penu
nurunan kadar air dalam gabah di hampir setiap waktu
ktu pengeringan. Penurunan
kadar air dalam gabah pada suhu 60°C
60° (120 menit) lebih cepat dibandingkan pada suhu 40
40°C (180 menit) dan 50°C
(125 menit) untuk mencapai kadarr air
ai yang ditentukan yaitu 14%.
Semakin tinggi suhu udara
ra pengering, maka proses pengeringan akan semakinn cepat.
c
Hal ini dikarenakan
dengan peningkatan suhu udara pengering,
pe
semakin besar pula energi panas diberikan
kan pada bahan yang ingin
dikeringkan dan mengakibatkan per
erbedaan antara mediumpemanas dan bahan, sehingga
ga dapat membawa air yang
terkandung dalam bahan lebih bany
anyak.Hal inilah yang mendorong waktupengeringann akanmenjadilebihsingkat.
Halinijuga
dinyatakan
olehIraawan(2011)bahwa
perbedaan
suhuantaramediaa
pemanasdanbahanyang
makinbesarmenyebabkan
makiincepatnyaperpindahan
panaskedalambahandanm
makincepatpulaperpindahan
uapairdaribahanke lingkungan.
Tabel1.Waktu Un
UntukProses Pengeringan GabahPada Berbagai Variabe
bel Suhu
S
Suhu
Flowrate
Waktu
(°C)
(m/s)
(menit)
40
2.0
180
50
2.0
125
60
2.0
120
40
2.5
165
50
2.5
100
60
2.5
110
40
3.0
170
50
3.0
95
60
3.0
75
40
3.5
140
50
3.5
90
60
3.5
65
Berdasarkan tabel 1. dapat
at diamati bahwa pada berbagai variabel suhu yaitu 40
40°C, 50°C, dan 60°C dan
flowrate konstan menunjukan waktu
tu yang dibutuhkan pada proses pengeringan. Waktupeengeringan tersingkatuntuk
mendapatkan kadarairdalamgabahm
mendekati14%diperoleh secaraberturut-turut pada suh
uhu 60°C, 50°C, dan40°C.
Oleh karena itu, dapat disimpulka
lkan bahwa untuk variabel suhu yang berbeda menu
enunjukan tren yang sama
yaitu suhu yang semakin tinggii ddengan flowrate konstan dapat mempersingkat waktu
wa
proses pengeringan
gabah.
X (kadar air)
Pengaruh Flowrate Udara Pen
engering Terhadap Lama Waktu Pengeringan
0.30
2 m/s
0.25
2.5 m/s
3 m/s
0.20
3.5 m/s
0.15
0.10
0.05
0.00
20.00
40.00
60.00 80.00 100.00 120.00 140.00
Waktu (menit)
Ga
Gambar
3. Grafik Penurunan Kadar Air dalam Gabah
Pada
da Berbagai Variabel Flowrate dan Suhu Konstan 50°C
67
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])
Jurnal Tek
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
Pengaruh flowrate udara pengering
pe
terhadap lama waktu pengeringan juga tela
telah diamati pada penelitian
ini. Hal tersebut dapat dilihat melalu
alui grafik di atas yaitu pada berbagai flowrate 2 m/s,, 22,5 m/s, 3 m/s, dan 3,5 m/s
dan suhu 50°C, dimana menunjuk
jukan terjadinya penurunan kadar air dalam gabah
ah di hampir setiap waktu
pengeringan. Penurunan kadar airr dalam
d
gabah pada flowrate 3,5 m/s (90 menit) lebih
ih cepat dibandingkan pada
flowrate 2 m/s (125 menit), flowrate
te 2,5 m/s (100 menit) dan flowrate 3 m/s (95 menit).
Semakin besar flowrateud
udara pengering, menunjukan waktu yang lebih cepat
at pada proses pengeringan.
Hal ini dikarenakan dengan semaki
akin banyak udara panas yang diterima bahan dan dist
istribusi suhu yang semakin
merata, maka kadar air bahan akan
aka semakin berkurang, sehingga laju pengeringann
nnya meningkat dan waktu
pengeringan menjadi lebih singkat.
t.
Selain itu, Djaeni, dkk. (2012)
(2
menyatakan bahwa pada proses pengeringan,
an, panas dibutuhkan untuk
menguapkan air yang terkandung dalam
da
bahan dan udara yang mengalir diperlukan untu
ntuk membawa uap air hasil
pengeringan yang berada di sekitar
tar bahan agar relative humidity udara pengering tetap
tap terjaga rendah. Relative
humidity udara sekitar yang rendah
ah menyebabkan transfer massa semakin tinggi. Olehh karena
k
itu, semakin tinggi
laju alir udara pengering, maka prose
oses pengeringan akan berjalan lebih cepat.
Tabel2.Waktu Untuk
ukProses Pengeringan Gabah Pada Berbagai Variabel
el Flowrate
F
Suhu
Waktu
Flo
Flowrate
(m
(m/s)
(°C)
(menit)
2.0
40
180
2.5
40
165
3.0
40
170
3.5
40
140
2.0
50
125
2.5
50
100
3.0
50
95
3.5
50
90
2.0
60
120
2.5
60
110
3.0
60
75
3.5
60
65
Berdasarkan tabel.2., dapat
at diamati bahwa pada berbagai variabel flowrate yaitu
tu 2 m/s, 2,5 m/s, 3 m/s, dan
3,5 m/s dan suhu konstan, menun
unjukan waktu yang dibutuhkan pada proses pengeri
eringan. Waktupengeringan
tersingkatuntuk mendapatkan kadaarairdalamgabahmendekati14%diperoleh secaraberturrut-turut pada flowrate 2
m/s, 2,5 m/s, 3 m/s, dan 3,5 m/s. Ole
leh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk vari
ariabel suhu yang berbeda
menunjukan tren yang sama yaitu
itu flowrate yang semakin besar dengan suhu konsta
stan dapat mempersingkat
waktu proses pengeringan gabah.
PerbandinganKualitasFisikGaabah
Kualitas gabah yang digili
iling akan berpengaruh pada kualitas beras yangdihaasilkan. Dataperbandingan
kualitas fisik beras disajikandalamTaabel3.3.
68
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])
Jurnal Tek
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
Tabel3.PerbandinganKualitasFisikBeras
ponen
abah
Gabah Gabah Gabah Gab
Kompo
Satuan
No
III
IV
V
I
II
Mutuu
1
2
3
4
5
Kadaraair
Beraskkepala
Butirpaatah
Butirm
menir
Butirgaabah
%
%
%
%
btr/100g
10
65
20
15
0
15
75
6.7
17.3
1
10
73
18
9
0
12
22.7
22.
12.
12.5
64.
64.8
0
Keterangan:
GabahI
: Gabahyangdiperolehddaritempatpenggilingan
Makmurr
Abadi,
Demak,prosespengeriingandilakukansecara tradisional.
GabahII
: Gabahyangdiperolehddarisistempengeringanfluidizedbeddryerpada
flowr
wrate 3 m/sdansuhu50°C
dengan penambahann zeolite.
z
GabahIII : GabahINPARI13yangd
gdiperolehdariBPTPJawaTengah.
Gabah IV : Gabahyangdiperolehddarisistempengeringanfluidizedbeddryer.flowrate3 m
m/spada suhu50°C tanpa
penambahan zeolit.
Tabel3membandingkankuallitasfisikyangdiperolehdaripengeringantradisional,penngeringan pada fluidized
bed
dryer(FBD)
tanpa
zeolit,pengeringanFBDdengan
p enamb aha
han
zeolit,
dan
yangdiperolehdariBPTPJawaTengah.
h.Gabah II yang merupakan gabah hasil pengeringann FBD
F
dengan penambahan
zeolitmemberikan%BKterbaikdiband
ndingkan dengan sistem pengeringan lainnya. Hal ini
ni dikarenakan pengeringan
dengan
penambahanzeolitmampu
pumeningkatkankualitas
fisik
gabahgilingsehing
nggaakanmenghasilkanberas
dengan%BK
(beras
kepala
ala)
yanglebihtinggi
dan%BP
(butir
patah)yanglebihrendah.
SecarakeseluruhanberasyangdiperoleehdaripenggilingangabahFBDdenganpenambahanzeoli
litmemberikankualitasyan
gbaik dan masukmutuberaskualitas3.
s3.
Kadarairberaspunmenunjuk
ukkanhasilyanglebihbaik jika dikeringkan denganpeengeringan FBD dengan
IV
penambahan
zeolit.
Gabah
memberikankadarairyanglebihrendahhdibandingkangabahIInamunteteplebihtinggijikadibanndingkangabahIdanIII.Hal
inidikarenakanpengeringanpada FB
BDtanpapenambahan zeolitmemberikan waktu pengeeringan yang lebih lama
dibandingkanpengeringandenganzeoolitsehinggaberasyangdihasilkanmenjadilebihkering.
GabahIdanIIImemberikan%
%
kadarairyanggrendah.Halinidikarenakan
padasistempengeringandengancarapeenjemuransulituntuk
mengontrolkadarairsertaadanyaketiddakseragamanhasil.Pengamatanterhadapkadarairgabahs
hsetelah
prosespengeringantelah
dilakuk
kukan.Didapatkankadarair
gabahkeringsebagaiberiikut9,80%(Gabah
I),
12,56%(GabahIIdan IV)dan9%(Gabbah III).
TerlihatdisinibahwaGabahI
hIdanIIIyangdikeringkanmelaluipenjemuranmempunyaik
ikadarairyangsangatrenda
h.Ketikaprosespengeringanberlangsu
sung,bagianterluargabah
(sekam)akanlebihcepatkeringdiband
ndingkandenganbagiandalamgabah(endosperm)karenaseekamlebihtereksposudarap
engering(Abud-Archilladkk.,
2000).Halinimengakibatkanpersentassekadarairsekamyanglebih
rendahdibandingkankadarairberas.Th
.Thompson(1998),
menyatakanbahwa
wa
pada
waktupengeringanyangsama,sekamaakankehilangan4-5%kadarair,
sedangkanbutirdalaam
(endosperm)hanya
gabah
1%.Olehkarenaitu,dapatdisimpulkannbahwa
dengankadarairtinggiakanmenghasil
ilkanberasdengankadarairyangtinggipula.
Pengeringandengansisteminimember
erikankadarairgabahdanberasyanglebihbaikdaripadapenngeringantradisional.
Jikaditinjaudariparamaterku
rkualiatas%BK,%BPdan%menir,makagabahIIyangdiperoolehdaripengeringandeng
an
penambahanzeolitmemberikanhasilyyanglebihbaikdibandingkandengangabahyangdiperolehhdarisistempengeringanlai
nnya.Hal ini dikarenakan memang ternyatapengeringan
t
dengan penambahan zeolit mam
mpu meningkatkan kualitas
69
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])
Jurnal Tek
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
fisik gabah giling, sehinggakualitasb
sberasyangdihasilkanakanlebih baik.
4. Kesimpulan
1.
2.
3.
Dari hasil penelitian yang telah
te dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal
al penting yaitu:
Suhu yang semakin tinggi de
dengan flowrate konstan dapat mempersingkat waktu
wa
proses pengeringan
gabah.
sar dengan suhu konstan dapat mempersingkat wa
waktu proses pengeringan
Flowrate yang semakin besar
gabah.
Ditinjaudariparamaterkualiatas%
s%BK,%BPdan%menir,makagabahIIyangdiperolehdariipengeringan
fluidizedbeddryer(FBD)
dengan
penambahanzeolitmemberikanhasilyyanglebihbaikdibandingkan
dengangabahyangdiperolehdaris
isistempengeringanlainnya.
Ucapan Terimakasih
Terima kasih disampaikan kepada
da Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universita
itas Diponegoro yang telah
mendukung pelaksanaan penelitiann ini.
in
Daftar Pustaka
onassidanJ.J.Bimbenet(2000).ProcessingQualityOfRouughRiceDuringDryingAbud-Archilam,M.,F.Courtois,C.Bon
ModelingOfHeadRiceYielddVersusMoistureGradientAndKernelTemperature.Journ
rnalofFoodEngineering45,
pg. 161-169.
Agusniar,A.danD.Setiyani(2011).PengeringanJagungDenganMetodeMixed- Adsorpstion
on Drying Menggunakan
Zeolite Pada Unggun Terfluuidisasi.UniversitasDiponegoro:Skripsi.
Arifvianto, B. dan Indarto (2006).. Studi
St
Karakteristik Fluidisasi dan Aliran Dua Fase Pada
adat-Gas (PAsir Besi-Udara)
Pada Piupa Lurus Vertikal.
al. Media Teknik NO. 2 Tahun XXVIII, Edisi Meri 2006
06, No. ISSN. 0216-3012.
Bonazzi,C.,M.A.duPeutydanA.Them
melin(1997).InfluenceofDryingCondition On The Processing Quality of Rough
Rice. In: Drying Tec
echnology: An International Journal. Mujumddar,A.S. (Ed)., McGill
University,Quebec,pp.1141
41-1157.
Ciesielczyk, W., and Janusz, I. 200
006.Analysys of Fluidized Bed Dryng Kinetics on the
he Basis of Interphase Mass
Transfer Coefficient. Drying
ing Technology, 24: 1153-1157.
Chen,X.D.(2008).FoodDryingFundaamentals.In:DryingTechnologiesInFoodProcessing,(Eds
ds.X.D.ChendanA.S.Muju
mdar),Blackwell,Oxford,pp
,pp.1-54.
Desrosier, N.W. (1988). Teknologii P
Pengawetan Pangan. Diterjemahkan oleh M.Muljoharddjo.UI-Press,Jakarta.
Djaeni,M.(2008).EnergyEfficientMuultistageZeoliteDryingforHeatSensitive
Product.WageningenUniver
ersity:PhDthesis.
Djaeni,M.,A.Prasetyaningrumdan
Hargono(2011).
SistemPengeringAdsorppsi
DenganZeolite
(Parzel)UntukProdukBahannPangandanTanamanObat:Sebuah
Terobosan
D
Di
Bidang
Teknologi
Pengeringan. UniversitasDiiponegoro:LaporanPenelitian.
Djaeni,M.,P.Bartels, J.Sanders,G.v
.vanStratendan A.J.B.vanBoxtel(2007). Heat Efficienccy Of Multi-Stage Zeolite
Systems
For
Low
Temperature
Drying.InnProceedingsofThe5thAsiaPacificDryingConference,H
,HongKong,August 13-15,2007,pp.589-594.
Glaszmann, J.C. 1987. Isozymes And
nd Classification Of Asian Rice Varieties. Theory Appl
ppl Genet.74:21-30.
Irawan, A. 2011). Modul Laboratoriium Pengeringan. Jurusan Teknik Kimia
FakultasTeknikUniversitasS
SultanAgengTirtayasa.
Khanali, M. Sh.; Rafiee, A.; Jafari,
i, S.H.;
S
Hashemabadi and A. Banisharif. 2012. Mathemaatical modeling of fluidized
bed drying of rough rice (Oryza
(O
sativa L.) grain. Journal of Agricultural Technolo
ology 8(3): 795-810.
Listyawati (2007). Kajian Susu
usut Pasca Panen dan Pengaruh Kadar Airr Gabah TerhadapMutu
Karawang).
BerasGilingVarietasCihera
rang(StudiKasusdiKecamatanTelagasari,Kabupaten
InstitutPertanianBogor:Skriipsi
Mahayana,A.(2011).PengeringanKarragenandariRumputLautEucheumacottoniidenganSpraay
DryerdanUdaraYangDidehu
humidifikasidenganZeolitAlamTinjauan:KualitasProdukkdan
EfisiensiPanas.UniversitasD
sDiponegoro:Tesis.
70
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])
Jurnal Tek
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
Mortimore, S.,Giner, S.A., Bruce, D.M.,.
D.
1998. Two-dimensional simulation model of stea
teady-state mixed-flow grain
drying. Part 1: The model.
l. Journal of Agricultural Engineering Research, 71(1),3
),37-50. Mujumdar, Arun S.
2004. Guide To Industriall D
Drying Principles, Equipment And New Developments
nts. IWSID: Mumbai, India
Saputra, Adinda dan Ningrum, D.K (2010). Pengeringan Kunyit Menggunakan Micro
crowave dan Oven. Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Tek
eknik Universitas Diponegoro Semarang.
Soerjandoko,R.N.E.(2010).TeknikPeengujianMutuBerasSkalaLaboratorium. BalaiBesarPennelitianTanamanPadi.
BuletinTeknikPertanianVol
ol15.No.2:44-47.
Somantri, A.S (2010). Menentukann Klasifikasi
K
Mutu Fisik Beras dengan Menggunakan Te
Teknologi Pengolahan Citra
Digital dan Jaringan Syaraf
raf Tiruan. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Pa
Pascapanen Pertanian.
Soponronnarit, S. (2003). Fluidised
sed Bed Grain Drying. King Mongkut’s Universityy of Technology Thonburi,
Thailand.
Soponronnarit, S., W. Rodprapat dan
d A. Nathakaranakule (2005). Comparative Studyy of Fluidized Bed Paddy
Dying Using Hot Air and Superheated
Su
Steam. Journal of Food Engineering: Tesis
sis.
Sutarti, M dan M.Rachmawati (1994
94). Zeolit Tinjauan Literatur. Lembaga Ilmu Pengetahu
huan dan Informasi Ilmiah.
71
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
PENERAPAN TEK
KNOLOGI FLUIDIZED BED DRYE
ER DENGAN
PENAMBAHAN
AN ZEOLIT 3A UNTUK MENINGK
KATKAN
EFIS
ISIENSIPENGERINGAN GABAH
Noor Hid
idayati, Utami Diah P., Ratnawati, *), Suherman
an
Jurusan Tekn
eknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponeg
egoro
Jln. Prof. Soedarto
arto, Tembalang, Semarang 50239, Telp/Fax: (024)7
4)7460058
Abstrak
Pengeringan gabah dengan
an metode konvensional saat ini sudah tidak relevan un
untuk digunakan. Kebutuhan
beras yang terus meningkat setiapp tahun menjadi faktor utama untuk diadakannya inov
novasi terhadap sistem yang
sudah ada. Kapasitas pengeringann menggunakan
m
sinar matahari sebagai media pengerin
ring memerlukan waktu yang
lama dan tempat yang luas. Salah
lah satu alternatif pengeringan gabah adalah dengan
an alat pengering mekanis.
Dengan alat pengering mekanis ini,
ni, maka proses pengeringan dapat lebih cepat dan pro
roses distribusi gabah dapat
berlangsung secara kontinyu. Penge
gering gabah fluidized bed dryer ini menjadi salah satu pilihan karena konsumsi
energi yang rendah, kualitas gab
abah hasil pengeringan baik dan kapasitas penger
geringan yang tinggi serta
memberikan kemudahan dalam kon
kontrol. Analisa terhadap variable suhu, dan flowrat
rate akan digunakan dalam
penelitian ini untuk mengetahui kine
inerja dari alat pengering.
ring; fluidized bed.
Kata kunci: energy; padi; pengering
Abstract
Now, drying paddy using
ng conventional method is irrelevant to used. The need
eed of grain increasing each
year is one of the main factor thatt pushes
p
scientist to invent new methods of drying paddy
ddy grain. The old method is
unusefull since it takes up space, needed
ne
the sun as the drying media which causes a long
lon drying time. One of the
alternative of drying paddy grain is by
b using mechanic dryer. By using this type of dryer,
r, the
t process of drying takes
faster comparing to the old method
od and the distribution of grain is supplied continuou
ously. The dryer which uses
fluidized bed can be one of the solu
olution due to its less energy consumption, a better dry
rying result and high drying
capacity. The variable used to identi
ntify drying performance is temperature and loading wei
weight. From the experiment,
it is resulted that the best temperatur
ture for drying paddy grain is 50 C with the flowrate 3,5 m/s.
fluidized bed.
Key word : energy; paddy; dryer;flu
1. Pendahuluan
Indonesia merupakan nega
gara agraris yang kaya akan hasil pertanian. Salah sa
satu hasil utama pertanian
negara Indonesia adalah padi. Bahka
hkan Negara Indonesia merupakan negara urutan ketiga
ga penghasil padi terbesar di
dunia. Namun hasil pengolahan pad
padi tidak sesuai dengan hasil panen yang sebenarnya
ya karena pengolahan pasca
panen yang kurang optimal dari para
ara petani. Salah satu tahap pengolahannya adalah proses
ses pengeringan gabah. Pada
proses pengeringan yang kurang efisien
e
dapat menyebabkan berat gabah menyusutt bbahkan dapat mengurangi
kualitasnya.
Pengeringan gabah merupak
pakan proses untuk mengurangi kadar air dengan tujuan
an menghasilkan beras yang
berkualitas. Metode pengeringan gabah
g
ada dua metode yaitu pengeringan alamii dan pengeringan buatan.
Pengeringan alami dapat dilakukan
kan dengan bergantung cuaca dan membutuhkan tenaga
ten
manusia pada saat
pengeringan gabah. Selain itu, prose
oses pengeringan tersebut membutuhkan waktu 1-3 har
ari dan membutuhkan lahan
yang luas. Sementara, metode peng
ngeringan buatan merupakan alternatif pengeringan ya
yang dapat dilakukan tanpa
bergantung pada cuaca yaitu dengan
an alat pengering buatan.
m
unggun terfluidisasi dipilih karena mutu
utu produk yang didapatkan
Alat pengeringan buatan menggunakan
relatif baik (seragam), kontinyuitass pproduksi terjamin, dapat dioperasikan siang dan mala
alam serta pemantauan dapat
dilakukan sehingga kadar air akhirr gabah
ga
dapat dikontrol.
65
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])
Jurnal Tek
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
2. Bahan dan Metode Penelitian
Bahan baku yang digunakan
kan adalah padi yang didapatkan dari areal persawah
ahan di daerah Tembalang,
Semarang. Rangkaian alat pengeri
ering fluidized bed dryer yang dilengkapi sensorr suhu
s
serta alat pengukur
kelembaban udara serta zeolit 3A.. Prosedur percobaan adalah sebagai berikut: Gabahh basah
b
hasil panen ditampi
secara ,manual,lalu ditimbang seban
anyak 100 kg tiap variabel. Memasukan zeolit pada kolom
ko
zeolit, menghidupkan
blower dan heater pada pengering
ing fluidized bed dryerserta dipanaskan hingga suhuu variabel yang ditentukan
diperoleh. Kemudian memasukkan gabah kedalam unggun kemudian katup aliran udar
dara (flowrate)diatur sampai
variabel yang diinginkan diperole
oleh. Menjalankan proses pengeringan gabah dalam
lam alat pengering hingga
kelembapan udara konstant. Selamaa proses berlangsung suhu dan aliran bahan dijaga teta
etap konstan serta mengukur
suhu udara pengering keluar dan kel
kelembaban. Setelah proses selesai alat dimatikan , gab
abah dikeluarkan dan diukur
kadar air yang terkandung dalam gab
abah. Mengulangilangkah diatas untuk variabel yang lai
lain.
Berikut merupakan gambar
ar alat pengering fluidized bed dryer yang digunakan pada
pa penelitian ini yaitu :
Gambar 1.Alat Pengering Fluidized Bed Dryer
3. Hasil dan Pembahasan
Pengaruh Suhu Udara Penger
ering Terhadap Lama Waktu Pengeringan
0.30
X (kadar air)
40 C
0.25
50 C
0.20
60 C
0.15
0.10
0.05
0.00
20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00
0.00 160.00
Waktu (menit)
Gambar 2. Grafik Penurunan Kadar Air dalam Gabah
Ga
Padaa Berbagai
B
Variabel Suhu dan Flowrate Konstan 3.5 m/s
/s
Pada penelitian ini, pengaru
aruh suhu udara pengering terhadap lama waktu penge
geringan telah diamati. Hal
tersebut dapat dilihat melalui grafik
fik di atas yaitu pada berbagai suhu 40°C, 50°C, dan 60°C
60 dan flowrate 3.5 m/s,
66
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])
Jurnal Tek
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
dimana menunjukan terjadinya penu
nurunan kadar air dalam gabah di hampir setiap waktu
ktu pengeringan. Penurunan
kadar air dalam gabah pada suhu 60°C
60° (120 menit) lebih cepat dibandingkan pada suhu 40
40°C (180 menit) dan 50°C
(125 menit) untuk mencapai kadarr air
ai yang ditentukan yaitu 14%.
Semakin tinggi suhu udara
ra pengering, maka proses pengeringan akan semakinn cepat.
c
Hal ini dikarenakan
dengan peningkatan suhu udara pengering,
pe
semakin besar pula energi panas diberikan
kan pada bahan yang ingin
dikeringkan dan mengakibatkan per
erbedaan antara mediumpemanas dan bahan, sehingga
ga dapat membawa air yang
terkandung dalam bahan lebih bany
anyak.Hal inilah yang mendorong waktupengeringann akanmenjadilebihsingkat.
Halinijuga
dinyatakan
olehIraawan(2011)bahwa
perbedaan
suhuantaramediaa
pemanasdanbahanyang
makinbesarmenyebabkan
makiincepatnyaperpindahan
panaskedalambahandanm
makincepatpulaperpindahan
uapairdaribahanke lingkungan.
Tabel1.Waktu Un
UntukProses Pengeringan GabahPada Berbagai Variabe
bel Suhu
S
Suhu
Flowrate
Waktu
(°C)
(m/s)
(menit)
40
2.0
180
50
2.0
125
60
2.0
120
40
2.5
165
50
2.5
100
60
2.5
110
40
3.0
170
50
3.0
95
60
3.0
75
40
3.5
140
50
3.5
90
60
3.5
65
Berdasarkan tabel 1. dapat
at diamati bahwa pada berbagai variabel suhu yaitu 40
40°C, 50°C, dan 60°C dan
flowrate konstan menunjukan waktu
tu yang dibutuhkan pada proses pengeringan. Waktupeengeringan tersingkatuntuk
mendapatkan kadarairdalamgabahm
mendekati14%diperoleh secaraberturut-turut pada suh
uhu 60°C, 50°C, dan40°C.
Oleh karena itu, dapat disimpulka
lkan bahwa untuk variabel suhu yang berbeda menu
enunjukan tren yang sama
yaitu suhu yang semakin tinggii ddengan flowrate konstan dapat mempersingkat waktu
wa
proses pengeringan
gabah.
X (kadar air)
Pengaruh Flowrate Udara Pen
engering Terhadap Lama Waktu Pengeringan
0.30
2 m/s
0.25
2.5 m/s
3 m/s
0.20
3.5 m/s
0.15
0.10
0.05
0.00
20.00
40.00
60.00 80.00 100.00 120.00 140.00
Waktu (menit)
Ga
Gambar
3. Grafik Penurunan Kadar Air dalam Gabah
Pada
da Berbagai Variabel Flowrate dan Suhu Konstan 50°C
67
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])
Jurnal Tek
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
Pengaruh flowrate udara pengering
pe
terhadap lama waktu pengeringan juga tela
telah diamati pada penelitian
ini. Hal tersebut dapat dilihat melalu
alui grafik di atas yaitu pada berbagai flowrate 2 m/s,, 22,5 m/s, 3 m/s, dan 3,5 m/s
dan suhu 50°C, dimana menunjuk
jukan terjadinya penurunan kadar air dalam gabah
ah di hampir setiap waktu
pengeringan. Penurunan kadar airr dalam
d
gabah pada flowrate 3,5 m/s (90 menit) lebih
ih cepat dibandingkan pada
flowrate 2 m/s (125 menit), flowrate
te 2,5 m/s (100 menit) dan flowrate 3 m/s (95 menit).
Semakin besar flowrateud
udara pengering, menunjukan waktu yang lebih cepat
at pada proses pengeringan.
Hal ini dikarenakan dengan semaki
akin banyak udara panas yang diterima bahan dan dist
istribusi suhu yang semakin
merata, maka kadar air bahan akan
aka semakin berkurang, sehingga laju pengeringann
nnya meningkat dan waktu
pengeringan menjadi lebih singkat.
t.
Selain itu, Djaeni, dkk. (2012)
(2
menyatakan bahwa pada proses pengeringan,
an, panas dibutuhkan untuk
menguapkan air yang terkandung dalam
da
bahan dan udara yang mengalir diperlukan untu
ntuk membawa uap air hasil
pengeringan yang berada di sekitar
tar bahan agar relative humidity udara pengering tetap
tap terjaga rendah. Relative
humidity udara sekitar yang rendah
ah menyebabkan transfer massa semakin tinggi. Olehh karena
k
itu, semakin tinggi
laju alir udara pengering, maka prose
oses pengeringan akan berjalan lebih cepat.
Tabel2.Waktu Untuk
ukProses Pengeringan Gabah Pada Berbagai Variabel
el Flowrate
F
Suhu
Waktu
Flo
Flowrate
(m
(m/s)
(°C)
(menit)
2.0
40
180
2.5
40
165
3.0
40
170
3.5
40
140
2.0
50
125
2.5
50
100
3.0
50
95
3.5
50
90
2.0
60
120
2.5
60
110
3.0
60
75
3.5
60
65
Berdasarkan tabel.2., dapat
at diamati bahwa pada berbagai variabel flowrate yaitu
tu 2 m/s, 2,5 m/s, 3 m/s, dan
3,5 m/s dan suhu konstan, menun
unjukan waktu yang dibutuhkan pada proses pengeri
eringan. Waktupengeringan
tersingkatuntuk mendapatkan kadaarairdalamgabahmendekati14%diperoleh secaraberturrut-turut pada flowrate 2
m/s, 2,5 m/s, 3 m/s, dan 3,5 m/s. Ole
leh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk vari
ariabel suhu yang berbeda
menunjukan tren yang sama yaitu
itu flowrate yang semakin besar dengan suhu konsta
stan dapat mempersingkat
waktu proses pengeringan gabah.
PerbandinganKualitasFisikGaabah
Kualitas gabah yang digili
iling akan berpengaruh pada kualitas beras yangdihaasilkan. Dataperbandingan
kualitas fisik beras disajikandalamTaabel3.3.
68
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])
Jurnal Tek
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
Tabel3.PerbandinganKualitasFisikBeras
ponen
abah
Gabah Gabah Gabah Gab
Kompo
Satuan
No
III
IV
V
I
II
Mutuu
1
2
3
4
5
Kadaraair
Beraskkepala
Butirpaatah
Butirm
menir
Butirgaabah
%
%
%
%
btr/100g
10
65
20
15
0
15
75
6.7
17.3
1
10
73
18
9
0
12
22.7
22.
12.
12.5
64.
64.8
0
Keterangan:
GabahI
: Gabahyangdiperolehddaritempatpenggilingan
Makmurr
Abadi,
Demak,prosespengeriingandilakukansecara tradisional.
GabahII
: Gabahyangdiperolehddarisistempengeringanfluidizedbeddryerpada
flowr
wrate 3 m/sdansuhu50°C
dengan penambahann zeolite.
z
GabahIII : GabahINPARI13yangd
gdiperolehdariBPTPJawaTengah.
Gabah IV : Gabahyangdiperolehddarisistempengeringanfluidizedbeddryer.flowrate3 m
m/spada suhu50°C tanpa
penambahan zeolit.
Tabel3membandingkankuallitasfisikyangdiperolehdaripengeringantradisional,penngeringan pada fluidized
bed
dryer(FBD)
tanpa
zeolit,pengeringanFBDdengan
p enamb aha
han
zeolit,
dan
yangdiperolehdariBPTPJawaTengah.
h.Gabah II yang merupakan gabah hasil pengeringann FBD
F
dengan penambahan
zeolitmemberikan%BKterbaikdiband
ndingkan dengan sistem pengeringan lainnya. Hal ini
ni dikarenakan pengeringan
dengan
penambahanzeolitmampu
pumeningkatkankualitas
fisik
gabahgilingsehing
nggaakanmenghasilkanberas
dengan%BK
(beras
kepala
ala)
yanglebihtinggi
dan%BP
(butir
patah)yanglebihrendah.
SecarakeseluruhanberasyangdiperoleehdaripenggilingangabahFBDdenganpenambahanzeoli
litmemberikankualitasyan
gbaik dan masukmutuberaskualitas3.
s3.
Kadarairberaspunmenunjuk
ukkanhasilyanglebihbaik jika dikeringkan denganpeengeringan FBD dengan
IV
penambahan
zeolit.
Gabah
memberikankadarairyanglebihrendahhdibandingkangabahIInamunteteplebihtinggijikadibanndingkangabahIdanIII.Hal
inidikarenakanpengeringanpada FB
BDtanpapenambahan zeolitmemberikan waktu pengeeringan yang lebih lama
dibandingkanpengeringandenganzeoolitsehinggaberasyangdihasilkanmenjadilebihkering.
GabahIdanIIImemberikan%
%
kadarairyanggrendah.Halinidikarenakan
padasistempengeringandengancarapeenjemuransulituntuk
mengontrolkadarairsertaadanyaketiddakseragamanhasil.Pengamatanterhadapkadarairgabahs
hsetelah
prosespengeringantelah
dilakuk
kukan.Didapatkankadarair
gabahkeringsebagaiberiikut9,80%(Gabah
I),
12,56%(GabahIIdan IV)dan9%(Gabbah III).
TerlihatdisinibahwaGabahI
hIdanIIIyangdikeringkanmelaluipenjemuranmempunyaik
ikadarairyangsangatrenda
h.Ketikaprosespengeringanberlangsu
sung,bagianterluargabah
(sekam)akanlebihcepatkeringdiband
ndingkandenganbagiandalamgabah(endosperm)karenaseekamlebihtereksposudarap
engering(Abud-Archilladkk.,
2000).Halinimengakibatkanpersentassekadarairsekamyanglebih
rendahdibandingkankadarairberas.Th
.Thompson(1998),
menyatakanbahwa
wa
pada
waktupengeringanyangsama,sekamaakankehilangan4-5%kadarair,
sedangkanbutirdalaam
(endosperm)hanya
gabah
1%.Olehkarenaitu,dapatdisimpulkannbahwa
dengankadarairtinggiakanmenghasil
ilkanberasdengankadarairyangtinggipula.
Pengeringandengansisteminimember
erikankadarairgabahdanberasyanglebihbaikdaripadapenngeringantradisional.
Jikaditinjaudariparamaterku
rkualiatas%BK,%BPdan%menir,makagabahIIyangdiperoolehdaripengeringandeng
an
penambahanzeolitmemberikanhasilyyanglebihbaikdibandingkandengangabahyangdiperolehhdarisistempengeringanlai
nnya.Hal ini dikarenakan memang ternyatapengeringan
t
dengan penambahan zeolit mam
mpu meningkatkan kualitas
69
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])
Jurnal Tek
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
fisik gabah giling, sehinggakualitasb
sberasyangdihasilkanakanlebih baik.
4. Kesimpulan
1.
2.
3.
Dari hasil penelitian yang telah
te dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal
al penting yaitu:
Suhu yang semakin tinggi de
dengan flowrate konstan dapat mempersingkat waktu
wa
proses pengeringan
gabah.
sar dengan suhu konstan dapat mempersingkat wa
waktu proses pengeringan
Flowrate yang semakin besar
gabah.
Ditinjaudariparamaterkualiatas%
s%BK,%BPdan%menir,makagabahIIyangdiperolehdariipengeringan
fluidizedbeddryer(FBD)
dengan
penambahanzeolitmemberikanhasilyyanglebihbaikdibandingkan
dengangabahyangdiperolehdaris
isistempengeringanlainnya.
Ucapan Terimakasih
Terima kasih disampaikan kepada
da Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universita
itas Diponegoro yang telah
mendukung pelaksanaan penelitiann ini.
in
Daftar Pustaka
onassidanJ.J.Bimbenet(2000).ProcessingQualityOfRouughRiceDuringDryingAbud-Archilam,M.,F.Courtois,C.Bon
ModelingOfHeadRiceYielddVersusMoistureGradientAndKernelTemperature.Journ
rnalofFoodEngineering45,
pg. 161-169.
Agusniar,A.danD.Setiyani(2011).PengeringanJagungDenganMetodeMixed- Adsorpstion
on Drying Menggunakan
Zeolite Pada Unggun Terfluuidisasi.UniversitasDiponegoro:Skripsi.
Arifvianto, B. dan Indarto (2006).. Studi
St
Karakteristik Fluidisasi dan Aliran Dua Fase Pada
adat-Gas (PAsir Besi-Udara)
Pada Piupa Lurus Vertikal.
al. Media Teknik NO. 2 Tahun XXVIII, Edisi Meri 2006
06, No. ISSN. 0216-3012.
Bonazzi,C.,M.A.duPeutydanA.Them
melin(1997).InfluenceofDryingCondition On The Processing Quality of Rough
Rice. In: Drying Tec
echnology: An International Journal. Mujumddar,A.S. (Ed)., McGill
University,Quebec,pp.1141
41-1157.
Ciesielczyk, W., and Janusz, I. 200
006.Analysys of Fluidized Bed Dryng Kinetics on the
he Basis of Interphase Mass
Transfer Coefficient. Drying
ing Technology, 24: 1153-1157.
Chen,X.D.(2008).FoodDryingFundaamentals.In:DryingTechnologiesInFoodProcessing,(Eds
ds.X.D.ChendanA.S.Muju
mdar),Blackwell,Oxford,pp
,pp.1-54.
Desrosier, N.W. (1988). Teknologii P
Pengawetan Pangan. Diterjemahkan oleh M.Muljoharddjo.UI-Press,Jakarta.
Djaeni,M.(2008).EnergyEfficientMuultistageZeoliteDryingforHeatSensitive
Product.WageningenUniver
ersity:PhDthesis.
Djaeni,M.,A.Prasetyaningrumdan
Hargono(2011).
SistemPengeringAdsorppsi
DenganZeolite
(Parzel)UntukProdukBahannPangandanTanamanObat:Sebuah
Terobosan
D
Di
Bidang
Teknologi
Pengeringan. UniversitasDiiponegoro:LaporanPenelitian.
Djaeni,M.,P.Bartels, J.Sanders,G.v
.vanStratendan A.J.B.vanBoxtel(2007). Heat Efficienccy Of Multi-Stage Zeolite
Systems
For
Low
Temperature
Drying.InnProceedingsofThe5thAsiaPacificDryingConference,H
,HongKong,August 13-15,2007,pp.589-594.
Glaszmann, J.C. 1987. Isozymes And
nd Classification Of Asian Rice Varieties. Theory Appl
ppl Genet.74:21-30.
Irawan, A. 2011). Modul Laboratoriium Pengeringan. Jurusan Teknik Kimia
FakultasTeknikUniversitasS
SultanAgengTirtayasa.
Khanali, M. Sh.; Rafiee, A.; Jafari,
i, S.H.;
S
Hashemabadi and A. Banisharif. 2012. Mathemaatical modeling of fluidized
bed drying of rough rice (Oryza
(O
sativa L.) grain. Journal of Agricultural Technolo
ology 8(3): 795-810.
Listyawati (2007). Kajian Susu
usut Pasca Panen dan Pengaruh Kadar Airr Gabah TerhadapMutu
Karawang).
BerasGilingVarietasCihera
rang(StudiKasusdiKecamatanTelagasari,Kabupaten
InstitutPertanianBogor:Skriipsi
Mahayana,A.(2011).PengeringanKarragenandariRumputLautEucheumacottoniidenganSpraay
DryerdanUdaraYangDidehu
humidifikasidenganZeolitAlamTinjauan:KualitasProdukkdan
EfisiensiPanas.UniversitasD
sDiponegoro:Tesis.
70
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])
Jurnal Tek
Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 4, Tahun
hun 2013, Halaman 65-71
Online di: http://ejournal-s1.un
.undip.ac.id/index.php/jtki
Mortimore, S.,Giner, S.A., Bruce, D.M.,.
D.
1998. Two-dimensional simulation model of stea
teady-state mixed-flow grain
drying. Part 1: The model.
l. Journal of Agricultural Engineering Research, 71(1),3
),37-50. Mujumdar, Arun S.
2004. Guide To Industriall D
Drying Principles, Equipment And New Developments
nts. IWSID: Mumbai, India
Saputra, Adinda dan Ningrum, D.K (2010). Pengeringan Kunyit Menggunakan Micro
crowave dan Oven. Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Tek
eknik Universitas Diponegoro Semarang.
Soerjandoko,R.N.E.(2010).TeknikPeengujianMutuBerasSkalaLaboratorium. BalaiBesarPennelitianTanamanPadi.
BuletinTeknikPertanianVol
ol15.No.2:44-47.
Somantri, A.S (2010). Menentukann Klasifikasi
K
Mutu Fisik Beras dengan Menggunakan Te
Teknologi Pengolahan Citra
Digital dan Jaringan Syaraf
raf Tiruan. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Pa
Pascapanen Pertanian.
Soponronnarit, S. (2003). Fluidised
sed Bed Grain Drying. King Mongkut’s Universityy of Technology Thonburi,
Thailand.
Soponronnarit, S., W. Rodprapat dan
d A. Nathakaranakule (2005). Comparative Studyy of Fluidized Bed Paddy
Dying Using Hot Air and Superheated
Su
Steam. Journal of Food Engineering: Tesis
sis.
Sutarti, M dan M.Rachmawati (1994
94). Zeolit Tinjauan Literatur. Lembaga Ilmu Pengetahu
huan dan Informasi Ilmiah.
71
*)
Penulis Penanggung Jawab (Email
ail: [email protected])