Sabang Makalah Gravity
Penyelidikan Gaya Berat Daerah Panas Bumi Jaboi, P. Weh
Kodya Sabang – Nangroe Aceh Darussalam
Oleh: Edi Suhanto, Dendi Surya Kusuma, Ade Djudjun
Sari
Pengukuran gaya berat telah dilakukan di daerah panas bumi Jaboi dan sekitarnya pada sekitar 220 titik ukur.
Daerah penyelidikan berada di Pulau Weh yang merupakan pulau gunungapi muda yang terbentuk dalam zona
depresi Semangko. Penyelidikan ditujukan untuk melihat struktur-struktur bawah permukaan yang berkaitan dengan
sistem panas bumi daerah tersebut. Anomali Bouguer daerah ini memperlihatkan kecenderungan pola regional
berarah baratlaut-tenggara dengan nilai gayaberat yang meninggi dari baratdaya ke timurlaut. Arah pola regional
ini bersesuaian dengan arah struktur besar Sumatera karena memang daerah panas bumi ini berada di salah satu
zona struktur Sumatera. Beberapa kelurusan dengan pola yang kuat dan tegas, terutama di timurlaut daerah
penyelidikan, mempertegas keberadaan struktur-struktur berarah baratlaut-tenggara dan hampir utara-selatan, yang
secara geologi dapat dikenali di permukaan dan merupakan struktur-struktur yang relatif tua di daerah ini. Di
selatan daerah penyelidikan, pola anomali Bouguer terlihat lebih komplek; beberapa kelurusan kecil terlihat pada
arah baratdaya-timurlaut terutama yang memotong manifestasi fumarola Jaboi. Di sekitar Gunung Cot Leumo Matee
anomali Bouguer bernilai rendah, yang mungkin mencerminkan densitas secara keseluruhan dari produk kedua
gunungapi muda ini relatif lebih rendah daripada densitas sekitarnya. Anomali residual orde-2, yang merupakan
hasil ekstraksi anomali Bouguer dengan bidang polimomial orde-2, lebih mempertegas lagi keberadaan kelurusankelurusan dan anomali rendah tadi. Secara umum, di daerah selatan daerah penyelidikan dimana manifestasi panas
bumi Jaboi berada didominasi oleh kelurusan-kelurusan berarah baratdaya-timurlaut dan baratlaut-tenggara.
I. Pendahuluan
II. Geologi Daerah Penyelidikan
Pengukuran gaya berat telah dilakukan di daerah
panas bumi Jaboi dan sekitarnya sebagai salah
satu metode yang diterapkan dari beberapa
metode terpadu geologi, geokimia, dan geofisika.
Daerah penyelidikan terletak di salah satu pulau
terbarat Indonesia, Pulau Weh (Gambar 1),
termasuk dalam wilayah Kota Sabang – Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam. Tujuan pengukuran
gaya berat adalah untuk mengenali strukturstruktur bawah permukaan yang berguna dalam
mempelajari sistem panas bumi daerah tersebut.
Tulisan ini memuat hasil penyelidikan gaya berat
disertai diskusi-diskusi yang ada kaitan dengan
metode lainnya.
Daerah panas bumi jaboi terletak di Pulau Weh
yang merupakan salah satu pulau gunung api
muda yang berada pada jalur orogen Sunda yang
membentuk kerucut-kerucut gunung api muda.
Zona graben Teluk Sabang-Balohan maupun
Lhok Pria Laot diduga ada hubungan dengan
lembah Krueng Raya di daratan Aceh yang
merupakan suatu segmen mendatar sinistral atau
dextral yang membentuk sesar merencong. Zona
patahan yang terbentuk di pulau Weh merupakan
sesar normal, geser mendatar yang berarah utara
– selatan dan baratlaut–tenggara. Pada deretan
lembah besar ditemukan bebrapa manifestasi
permukaan panas bumi yang berupa mataair
panas, fumarola/solfatar, batuan teralterasi
hidrotermal. Manifestasi fumarola Jaboi berada
pada lereng Gunung Leumo Matee –
Semeureuguh yang merupakan gunungapi paling
muda di P. Weh.
95
P. WEH
96
daerah penyelidikan
5.5
III. Hasil Penyelidikan
5
3.1 Pengukuran di Lapangan
ACEH
Gambar 1. Peta indeks daerah penyelidikan di P. Weh
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
Pengukuran gaya berat di lakukan pada sekitar
220 titik ukur dengan diprioritaskan melingkupi
daerah komplek manifestasi Jaboi. Nilai
pengukuran diikatkan ke nilai gaya berat DG0
Bandung melalui sebuah titik basis yang
6-1
digunakan untuk koreksi penutupan harian.
Penentuan
koordinat
dilakukan
dengan
menggunakan Wild T0 buatan Switzerland
dengan ketinggian mengacu ke rata-rata tinggi
laut setempat. Pengikatan titik ke peta dasar
menggunakan Global Posisioning System tipe
navigasi pada proyeksi UTM WGS-84.
Penentuan densitas batuan dari batuan contoh
yang dapat dianggap mewakili daerah
penyelidikan untuk koreksi Bouguer diperoleh
nilai rata-rata sekitar 2.45 g/cm3. Penentuan
densitas Bouguer dengan menggunakan data
pengukuran gaya berat (metode Parasnis)
memberikan hasil antara 2.45 – 2.55 g/cm3.
Anomali-anomali gaya berat berikut ini
menggunakan densitas koreksi sebesar 2.50
g/cm3 (Gambar 2).
120
(gObs-gN+FA)
100
80
(hasil regresi linier hampir dengan seluruh data
memperlihat harga antara 2.45 -2.55 g/cm3)
60
-5
0
5
10
15
20
(BC-TC)
Gambar 2. Penentuan densitas Bouguer dengan cara
Parasnis
3.2 Anomali Bouguer
Gambar 3 memperlihatkan peta anomali gaya
berat untuk densitas 2.50 g/cm3. Peta anomali
Bouguer memperlihatkan kecenderungan pola
regional berarah baratlaut-tenggara dengan nilai
gayaberat yang meninggi dari hampir baratdaya
ke timurlaut. Arah pola regional ini bersesuaian
dengan arah struktur besar Sumatera karena
memang daerah panas bumi ini berada di salah
satu zona struktur Sumatera. Beberapa kelurusan
dengan pola yang kuat dan tegas, terutama di
timurlaut daerah penyelidikan, mempertegas
keberadaan struktur-struktur berarah baratlauttenggara dan hampir utara-selatan, yang secara
geologi dapat dikenali di permukaan dan
merupakan struktur-struktur yang relatif tua di
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
daerah ini. Di tengah dan selatan daerah
penyelidikan, pola anomali Bouguer terlihat
lebih komplek; beberapa kelurusan kecil terlihat
pada arah baratdaya-timurlaut terutama yang
memotong manifestasi fumarola Jaboi. Di sekitar
Gunung Leumo Matee anomali Bouguer bernilai
rendah, yang mungkin mencerminkan densitas
secara keseluruhan dari produk gunungapi muda
ini relatif lebih rendah daripada densitas
sekitarnya.
3.3 Pemisahan Anomali dengan Permukaan
Polinom Orde-2
Untuk mendapatkan informasi gaya berat yang
berkaitan dengan target prospeksi panas bumi
(lokal), dilakukan pemisahan anomali Bouguer
dari kecenderungan regionalnya (struktur
dalam/regional). Pemisahan dilakukan dengan
cara mensubtraksi anomali Bouguer dengan
permukaan polinom yang dianggap mewakili
kecenderungan permukaan regional. Polinom
orde-2 dianggap paling wewakili daerah
penyelidikan mengingat tidak terlalu luasnya
daerah penyelidikan dan kecenderungan pola
regional yang dapat dikenali pada anomali
Bouguer yang menunjukkan bidang sederhana
orde-2. Permukaan polinom orde-2 diperlihatkan
pada Gambar 4. Permukaan ini cenderung
berarah hampir baratlaut-tenggara dengan nilai
yang meninggi dari baratdaya ke timurlaut. Nilai
yang meninggi ke arah hampir utara-timurlaut ini
mungkin disebabkan oleh karena daerah di
timurlaut sampai hampir ke tengah daerah
penyelidikan dominan diisi oleh batuan vulkanik
tua yang lebih masif dibandingkan dengan
daerah tengah ke baratdaya yang diisi oleh
batuan vulkanik muda yang lebih banyak
terrekahkan sebagai pengisi struktur depresi
besar Semangko.
3.3 Anomali Residual
Anomali residual orde-2 (Gambar 5) lebih
mempertegas lagi keberadaan kelurusankelurusan yang dikenali dari anomali Bouguer.
Kelurusan-kelurusan baratlaut-tenggara dan
hampir utara-selatan secara tegas terlihat di
bagian utara daerah penyelidikan. Di tengah dan
selatan pola komplek yang dikenali dari anomali
Bouguer terlihat lebih tegas lagi. Secara umum,
di daerah tengah dan selatan daerah penyelidikan
dimana manifestasi panas bumi Jaboi berada
didominasi oleh kelurusan-kelurusan berarah
baratdaya-timurlaut dan baratlaut-tenggara.
Kompleksitas kelurusan di sekitar komplek
6-2
manifestasi Jaboi mencerminkan kompleksitas
struktur geologi di daerah tersebut apalagi bila
mengingat daerah tersebut sebagai tempat
termuda bagi produk aktifitas kegunungapian P.
Weh.
3.4 Kelurusan Gaya Berat dan Struktur
Geologi
Kelurusan-kelurusan
gaya
berat
berarah
baratlaut-tenggara dan hampir utara-selatan yang
secara tegas terlihat di bagian utara daerah
penyelidikan sangat cocok dengan keberadaan
struktur-struktur geologi yang dapat dikenali di
permukaan dan dari kelurusan kontur topografi.
kompleksitas kelurusan di daerah tengah dan
selatan tidak dapat dikenali dari geologi
permukaan mungkin karena tingkat erosi yang
kuat. Namun suatu struktur sesar berarah
baratdaya-timurlaut yang memotong fumarola
dan mata air panas Jaboi dapat dikenali dari
kelurusan gaya berat. Kelurusan/sesar ini secara
geologi dikenali sebagai struktur muda yang
kemungkinan merupakan salah satu struktur
yang mengontrol kemunculan manifestasi panas
bumi permukaan di daerah Jaboi (lihat makalah
tentang geologi Jaboi).
IV. Kesimpulan
• Anomali gaya berat memperlihatkan secara
jelas struktur-struktur tua sisa pembentukan
pulau gunungapi P. Weh.
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
• Anomali gaya berat mengandung struktur
regional berarah baratlaut-tenggara dengan
nilai yang merendah ke arah baratdaya atau ke
arah pusat depresi besar struktur Semangko.
• Anomali gaya berat memperlihatkan pola
kelurusan yang komplek di daerah prospek
panas bumi Jaboi dan sekitarnya, dengan
dominan arah kelurusan baratlaut-tenggar dan
baratdaya-timurlaut.
• Sebuah kelurusan berarah baratdaya-timurlaut
yang memotong manifestasi Jaboi berimpit
dengan sebuah struktur geologi, dan
kemungkinan salah satu yang mengontrol
kemunculan manifestasi panas bumi daerah
Jaboi.
Daftar Pustaka
Akbar N. dkk, 1972, Laporan inventarisasi
Gejala Panas Bumi Pulau Weh, D.I. Aceh,
Sumut
dan
Jambi/Kerinci.
Laporan
Direktorat
Geologi
Bandung
(tidak
dipublikasikan)
Katili J.A. & F. Hehuwat 1980, Geoteconics of
Indonesia a modern View. On the
occurrence of large Transcurrent Fault in
Sumatera, Indonesia.
Telford and Sheriff, 1990. Applied Geophysics,
Cambridge University
6-3
Peta Anomali Bouguer untuk Densitas Koreksi 2.50 g/cm3
650000
SELAT AROIH RUBIA
U. Seukundo
Cot Sekundo
D.A
TEL. LHO KRUENG RAYA
U. Batee Meurunrung
Cot Punceu
UK
NE
T
O
LA
U. Lhut
U. louwing
TEL. TEUPIN RING
Cot Bateedong
TELUK LHO PRIA LOAT
Kroeng Raya
Cot Potibang
U. teupin reudep
Cot Teupinpanah
Cot Labuban
Cot Bakoe Yoeng
TEL. TIUPIN GAPANG
Lm Nibong
Cot Aluto
U. Batee meutiyen
Cot Drien Klah
Paya Seunara
Northing (m) UTM_WGS 84
TEL. TIUPIN ATEU
U. Murung
Cot. Gapang
Cot. Pawang
TEL. TIUPIN KRUENG
U. Gurutong
COT GUA SEMANTUNG
646000
Blang Tunong
Seurui
Lho Ba'Jumpa
Cot Leungangen
Pria Laot
Cot Ateu
351.3
COT DAMAR
K r.
P.
W
E
B al
oh
an
H
BALOHAN
COT ABEUKEE
SUKAKARYA
Blang Garut
COT MARALON
ALUE PRUMPING
365.2
G. Sarongkeris
Cot Kulam
Cot Leumo Mate
COT PANGKALE
Batee Shok
Kr. Ce
Cot Palana
Cot Kenaldi
t
unono
U. Pi
Paya Karing
642000
CEUNOHOT
SUKA JAYA
U. Ceuhumkameng
A. Ba
Paya Semisi
ngau
Cot Batee Pageu
COT SIMEUREUGUN
Cot Da Intan
Beurawan
COT LAMPASE
U. Batee Meuon
A.
Ce
uh
am
A.
San
ai
U. Teupinanoe
Keuneukai
U. Ceuhum
100
Meureulo
COT MATALE
U. Teupin Rudeub
U Muduru
638000
Mata air panas
Lapangan Fumarola/solfatara
746000
750000
754000
758000
762000
Easting (m) UTM_WGS 84
Gambar 3. Peta anomali Bouguer untuk densitas koreksi 2.50 g/cm3. Kontur warna merah untuk nilai anomali tinggi
dan biru untuk yang rendah. Latar belakangnya adalah kontur topografi yang dilengkapi image topo hitam
putih.
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
6-4
Permukaan Gaya Berat Polinomial Orde-2
650000
SELAT AROIH RUBIA
U. Seukundo
Cot Sekundo
UK
NE
D.A
TEL. LHO KRUENG RAYA
U. Batee Meurunrung
Cot Punceu
T
O
LA
U. Lhut
U. louwing
TEL. TEUPIN RING
Cot Bateedong
TELUK LHO PRIA LOAT
Kroeng Raya
Cot Potibang
U. teupin reudep
Cot Teupinpanah
Cot Labuban
Cot Bakoe Yoeng
TEL. TIUPIN GAPANG
Lm Nibong
Cot Aluto
U. Batee meutiyen
Cot Drien Klah
Paya Seunara
Northing (m) UTM_WGS 84
TEL. TIUPIN ATEU
U. Murung
Cot. Gapang
Cot. Pawang
TEL. TIUPIN KRUENG
mgal
646000
U. Gurutong
COT GUA SEMANTUNG
Blang Tunong
Seurui
Lho Ba'Jumpa
Cot Leungangen
Pria Laot
Cot Ateu
351.3
COT DAMAR
K r.
P.
W
E
B al
oh
an
H
BALOHAN
COT ABEUKEE
SUKAKARYA
Blang Garut
COT MARALON
ALUE PRUMPING
365.2
G. Sarongkeris
Cot Kulam
Cot Leumo Mate
COT PANGKALE
Batee Shok
t
unono
Kr. Ce
Cot Palana
U. Pi
Cot Kenaldi
Paya Karing
642000
CEUNOHOT
SUKA JAYA
U. Ceuhumkameng
A. Ba
Paya Semisi
ngau
Cot Batee Pageu
COT SIMEUREUGUN
Cot Da Intan
Beurawan
COT LAMPASE
U. Batee Meuon
A.
Ce
uh
am
A.
San
ai
U. Teupinanoe
Keuneukai
U. Ceuhum
100
Meureulo
COT MATALE
U. Teupin Rudeub
U Muduru
638000
746000
750000
754000
758000
762000
Easting (m) UTM_WGS 84
Gambar 4. Peta kontur permukaan polinomial orde-2 daerah penyelidikan. Kontur warna merah untuk nilai anomali
tinggi dan biru untuk yang rendah. Latar belakangnya adalah kontur topografi yang dilengkapi image topo
hitam putih.
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
6-5
Peta Anomali Sisa Orde-2 untuk Densitas Koreksi 2.50 g/cm3
650000
SELAT AROIH RUBIA
U. Seukundo
Cot Sekundo
UK
NE
D.A
TEL. LHO KRUENG RAYA
U. Batee Meurunrung
Cot Punceu
T
O
LA
U. Lhut
U. louwing
TEL. TEUPIN RING
Cot Bateedong
TELUK LHO PRIA LOAT
Kroeng Raya
Cot Potibang
U. teupin reudep
Cot Teupinpanah
Cot Labuban
Cot Bakoe Yoeng
Lm Nibong
Cot Aluto
U. Batee meutiyen
Cot Drien Klah
Paya Seunara
TEL. TIUPIN ATEU
U. Murung
Cot. Gapang
Cot. Pawang
TEL. TIUPIN KRUENG
mgal
646000
U. Gurutong
COT GUA SEMANTUNG
Blang Tunong
Seurui
Lho Ba'Jumpa
Cot Leungangen
Pria Laot
Cot Ateu
351.3
COT DAMAR
K r.
P.
W
E
B al
oh
an
H
BALOHAN
COT ABEUKEE
SUKAKARYA
Blang Garut
COT MARALON
ALUE PRUMPING
365.2
G. Sarongkeris
Cot Kulam
Cot Leumo Mate
COT PANGKALE
Batee Shok
Cot Palana
U. Pi
t
unono
Kr. Ce
Northing (m) UTM_WGS 84
TEL. TIUPIN GAPANG
Cot Kenaldi
Paya Karing
642000
CEUNOHOT
SUKA JAYA
U. Ceuhumkameng
Paya Semisi
ngau
A. Ba
Cot Batee Pageu
ai
COT SIMEUREUGUN
Cot Da Intan
Beurawan
COT LAMPASE
U. Batee Meuon
A.
Ce
uh
am
A.
San
U. Teupinanoe
Keuneukai
U. Ceuhum
100
Meureulo
COT MATALE
U. Teupin Rudeub
U Muduru
638000
Mata air panas
Kelurusan gaya berat
Lapangan Fumarola/solfatara
746000
750000
754000
758000
762000
Easting (m) UTM_WGS 84
Gambar 5. Peta anomali gaya berat sisa orde-2 untuk densitas koreksi 2.50 g/cm3. Kontur warna merah untuk nilai
anomali tinggi dan biru untuk yang rendah. Latar belakangnya adalah kontur topografi yang dilengkapi
image topo hitam putih.
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
6-6
Kodya Sabang – Nangroe Aceh Darussalam
Oleh: Edi Suhanto, Dendi Surya Kusuma, Ade Djudjun
Sari
Pengukuran gaya berat telah dilakukan di daerah panas bumi Jaboi dan sekitarnya pada sekitar 220 titik ukur.
Daerah penyelidikan berada di Pulau Weh yang merupakan pulau gunungapi muda yang terbentuk dalam zona
depresi Semangko. Penyelidikan ditujukan untuk melihat struktur-struktur bawah permukaan yang berkaitan dengan
sistem panas bumi daerah tersebut. Anomali Bouguer daerah ini memperlihatkan kecenderungan pola regional
berarah baratlaut-tenggara dengan nilai gayaberat yang meninggi dari baratdaya ke timurlaut. Arah pola regional
ini bersesuaian dengan arah struktur besar Sumatera karena memang daerah panas bumi ini berada di salah satu
zona struktur Sumatera. Beberapa kelurusan dengan pola yang kuat dan tegas, terutama di timurlaut daerah
penyelidikan, mempertegas keberadaan struktur-struktur berarah baratlaut-tenggara dan hampir utara-selatan, yang
secara geologi dapat dikenali di permukaan dan merupakan struktur-struktur yang relatif tua di daerah ini. Di
selatan daerah penyelidikan, pola anomali Bouguer terlihat lebih komplek; beberapa kelurusan kecil terlihat pada
arah baratdaya-timurlaut terutama yang memotong manifestasi fumarola Jaboi. Di sekitar Gunung Cot Leumo Matee
anomali Bouguer bernilai rendah, yang mungkin mencerminkan densitas secara keseluruhan dari produk kedua
gunungapi muda ini relatif lebih rendah daripada densitas sekitarnya. Anomali residual orde-2, yang merupakan
hasil ekstraksi anomali Bouguer dengan bidang polimomial orde-2, lebih mempertegas lagi keberadaan kelurusankelurusan dan anomali rendah tadi. Secara umum, di daerah selatan daerah penyelidikan dimana manifestasi panas
bumi Jaboi berada didominasi oleh kelurusan-kelurusan berarah baratdaya-timurlaut dan baratlaut-tenggara.
I. Pendahuluan
II. Geologi Daerah Penyelidikan
Pengukuran gaya berat telah dilakukan di daerah
panas bumi Jaboi dan sekitarnya sebagai salah
satu metode yang diterapkan dari beberapa
metode terpadu geologi, geokimia, dan geofisika.
Daerah penyelidikan terletak di salah satu pulau
terbarat Indonesia, Pulau Weh (Gambar 1),
termasuk dalam wilayah Kota Sabang – Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam. Tujuan pengukuran
gaya berat adalah untuk mengenali strukturstruktur bawah permukaan yang berguna dalam
mempelajari sistem panas bumi daerah tersebut.
Tulisan ini memuat hasil penyelidikan gaya berat
disertai diskusi-diskusi yang ada kaitan dengan
metode lainnya.
Daerah panas bumi jaboi terletak di Pulau Weh
yang merupakan salah satu pulau gunung api
muda yang berada pada jalur orogen Sunda yang
membentuk kerucut-kerucut gunung api muda.
Zona graben Teluk Sabang-Balohan maupun
Lhok Pria Laot diduga ada hubungan dengan
lembah Krueng Raya di daratan Aceh yang
merupakan suatu segmen mendatar sinistral atau
dextral yang membentuk sesar merencong. Zona
patahan yang terbentuk di pulau Weh merupakan
sesar normal, geser mendatar yang berarah utara
– selatan dan baratlaut–tenggara. Pada deretan
lembah besar ditemukan bebrapa manifestasi
permukaan panas bumi yang berupa mataair
panas, fumarola/solfatar, batuan teralterasi
hidrotermal. Manifestasi fumarola Jaboi berada
pada lereng Gunung Leumo Matee –
Semeureuguh yang merupakan gunungapi paling
muda di P. Weh.
95
P. WEH
96
daerah penyelidikan
5.5
III. Hasil Penyelidikan
5
3.1 Pengukuran di Lapangan
ACEH
Gambar 1. Peta indeks daerah penyelidikan di P. Weh
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
Pengukuran gaya berat di lakukan pada sekitar
220 titik ukur dengan diprioritaskan melingkupi
daerah komplek manifestasi Jaboi. Nilai
pengukuran diikatkan ke nilai gaya berat DG0
Bandung melalui sebuah titik basis yang
6-1
digunakan untuk koreksi penutupan harian.
Penentuan
koordinat
dilakukan
dengan
menggunakan Wild T0 buatan Switzerland
dengan ketinggian mengacu ke rata-rata tinggi
laut setempat. Pengikatan titik ke peta dasar
menggunakan Global Posisioning System tipe
navigasi pada proyeksi UTM WGS-84.
Penentuan densitas batuan dari batuan contoh
yang dapat dianggap mewakili daerah
penyelidikan untuk koreksi Bouguer diperoleh
nilai rata-rata sekitar 2.45 g/cm3. Penentuan
densitas Bouguer dengan menggunakan data
pengukuran gaya berat (metode Parasnis)
memberikan hasil antara 2.45 – 2.55 g/cm3.
Anomali-anomali gaya berat berikut ini
menggunakan densitas koreksi sebesar 2.50
g/cm3 (Gambar 2).
120
(gObs-gN+FA)
100
80
(hasil regresi linier hampir dengan seluruh data
memperlihat harga antara 2.45 -2.55 g/cm3)
60
-5
0
5
10
15
20
(BC-TC)
Gambar 2. Penentuan densitas Bouguer dengan cara
Parasnis
3.2 Anomali Bouguer
Gambar 3 memperlihatkan peta anomali gaya
berat untuk densitas 2.50 g/cm3. Peta anomali
Bouguer memperlihatkan kecenderungan pola
regional berarah baratlaut-tenggara dengan nilai
gayaberat yang meninggi dari hampir baratdaya
ke timurlaut. Arah pola regional ini bersesuaian
dengan arah struktur besar Sumatera karena
memang daerah panas bumi ini berada di salah
satu zona struktur Sumatera. Beberapa kelurusan
dengan pola yang kuat dan tegas, terutama di
timurlaut daerah penyelidikan, mempertegas
keberadaan struktur-struktur berarah baratlauttenggara dan hampir utara-selatan, yang secara
geologi dapat dikenali di permukaan dan
merupakan struktur-struktur yang relatif tua di
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
daerah ini. Di tengah dan selatan daerah
penyelidikan, pola anomali Bouguer terlihat
lebih komplek; beberapa kelurusan kecil terlihat
pada arah baratdaya-timurlaut terutama yang
memotong manifestasi fumarola Jaboi. Di sekitar
Gunung Leumo Matee anomali Bouguer bernilai
rendah, yang mungkin mencerminkan densitas
secara keseluruhan dari produk gunungapi muda
ini relatif lebih rendah daripada densitas
sekitarnya.
3.3 Pemisahan Anomali dengan Permukaan
Polinom Orde-2
Untuk mendapatkan informasi gaya berat yang
berkaitan dengan target prospeksi panas bumi
(lokal), dilakukan pemisahan anomali Bouguer
dari kecenderungan regionalnya (struktur
dalam/regional). Pemisahan dilakukan dengan
cara mensubtraksi anomali Bouguer dengan
permukaan polinom yang dianggap mewakili
kecenderungan permukaan regional. Polinom
orde-2 dianggap paling wewakili daerah
penyelidikan mengingat tidak terlalu luasnya
daerah penyelidikan dan kecenderungan pola
regional yang dapat dikenali pada anomali
Bouguer yang menunjukkan bidang sederhana
orde-2. Permukaan polinom orde-2 diperlihatkan
pada Gambar 4. Permukaan ini cenderung
berarah hampir baratlaut-tenggara dengan nilai
yang meninggi dari baratdaya ke timurlaut. Nilai
yang meninggi ke arah hampir utara-timurlaut ini
mungkin disebabkan oleh karena daerah di
timurlaut sampai hampir ke tengah daerah
penyelidikan dominan diisi oleh batuan vulkanik
tua yang lebih masif dibandingkan dengan
daerah tengah ke baratdaya yang diisi oleh
batuan vulkanik muda yang lebih banyak
terrekahkan sebagai pengisi struktur depresi
besar Semangko.
3.3 Anomali Residual
Anomali residual orde-2 (Gambar 5) lebih
mempertegas lagi keberadaan kelurusankelurusan yang dikenali dari anomali Bouguer.
Kelurusan-kelurusan baratlaut-tenggara dan
hampir utara-selatan secara tegas terlihat di
bagian utara daerah penyelidikan. Di tengah dan
selatan pola komplek yang dikenali dari anomali
Bouguer terlihat lebih tegas lagi. Secara umum,
di daerah tengah dan selatan daerah penyelidikan
dimana manifestasi panas bumi Jaboi berada
didominasi oleh kelurusan-kelurusan berarah
baratdaya-timurlaut dan baratlaut-tenggara.
Kompleksitas kelurusan di sekitar komplek
6-2
manifestasi Jaboi mencerminkan kompleksitas
struktur geologi di daerah tersebut apalagi bila
mengingat daerah tersebut sebagai tempat
termuda bagi produk aktifitas kegunungapian P.
Weh.
3.4 Kelurusan Gaya Berat dan Struktur
Geologi
Kelurusan-kelurusan
gaya
berat
berarah
baratlaut-tenggara dan hampir utara-selatan yang
secara tegas terlihat di bagian utara daerah
penyelidikan sangat cocok dengan keberadaan
struktur-struktur geologi yang dapat dikenali di
permukaan dan dari kelurusan kontur topografi.
kompleksitas kelurusan di daerah tengah dan
selatan tidak dapat dikenali dari geologi
permukaan mungkin karena tingkat erosi yang
kuat. Namun suatu struktur sesar berarah
baratdaya-timurlaut yang memotong fumarola
dan mata air panas Jaboi dapat dikenali dari
kelurusan gaya berat. Kelurusan/sesar ini secara
geologi dikenali sebagai struktur muda yang
kemungkinan merupakan salah satu struktur
yang mengontrol kemunculan manifestasi panas
bumi permukaan di daerah Jaboi (lihat makalah
tentang geologi Jaboi).
IV. Kesimpulan
• Anomali gaya berat memperlihatkan secara
jelas struktur-struktur tua sisa pembentukan
pulau gunungapi P. Weh.
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
• Anomali gaya berat mengandung struktur
regional berarah baratlaut-tenggara dengan
nilai yang merendah ke arah baratdaya atau ke
arah pusat depresi besar struktur Semangko.
• Anomali gaya berat memperlihatkan pola
kelurusan yang komplek di daerah prospek
panas bumi Jaboi dan sekitarnya, dengan
dominan arah kelurusan baratlaut-tenggar dan
baratdaya-timurlaut.
• Sebuah kelurusan berarah baratdaya-timurlaut
yang memotong manifestasi Jaboi berimpit
dengan sebuah struktur geologi, dan
kemungkinan salah satu yang mengontrol
kemunculan manifestasi panas bumi daerah
Jaboi.
Daftar Pustaka
Akbar N. dkk, 1972, Laporan inventarisasi
Gejala Panas Bumi Pulau Weh, D.I. Aceh,
Sumut
dan
Jambi/Kerinci.
Laporan
Direktorat
Geologi
Bandung
(tidak
dipublikasikan)
Katili J.A. & F. Hehuwat 1980, Geoteconics of
Indonesia a modern View. On the
occurrence of large Transcurrent Fault in
Sumatera, Indonesia.
Telford and Sheriff, 1990. Applied Geophysics,
Cambridge University
6-3
Peta Anomali Bouguer untuk Densitas Koreksi 2.50 g/cm3
650000
SELAT AROIH RUBIA
U. Seukundo
Cot Sekundo
D.A
TEL. LHO KRUENG RAYA
U. Batee Meurunrung
Cot Punceu
UK
NE
T
O
LA
U. Lhut
U. louwing
TEL. TEUPIN RING
Cot Bateedong
TELUK LHO PRIA LOAT
Kroeng Raya
Cot Potibang
U. teupin reudep
Cot Teupinpanah
Cot Labuban
Cot Bakoe Yoeng
TEL. TIUPIN GAPANG
Lm Nibong
Cot Aluto
U. Batee meutiyen
Cot Drien Klah
Paya Seunara
Northing (m) UTM_WGS 84
TEL. TIUPIN ATEU
U. Murung
Cot. Gapang
Cot. Pawang
TEL. TIUPIN KRUENG
U. Gurutong
COT GUA SEMANTUNG
646000
Blang Tunong
Seurui
Lho Ba'Jumpa
Cot Leungangen
Pria Laot
Cot Ateu
351.3
COT DAMAR
K r.
P.
W
E
B al
oh
an
H
BALOHAN
COT ABEUKEE
SUKAKARYA
Blang Garut
COT MARALON
ALUE PRUMPING
365.2
G. Sarongkeris
Cot Kulam
Cot Leumo Mate
COT PANGKALE
Batee Shok
Kr. Ce
Cot Palana
Cot Kenaldi
t
unono
U. Pi
Paya Karing
642000
CEUNOHOT
SUKA JAYA
U. Ceuhumkameng
A. Ba
Paya Semisi
ngau
Cot Batee Pageu
COT SIMEUREUGUN
Cot Da Intan
Beurawan
COT LAMPASE
U. Batee Meuon
A.
Ce
uh
am
A.
San
ai
U. Teupinanoe
Keuneukai
U. Ceuhum
100
Meureulo
COT MATALE
U. Teupin Rudeub
U Muduru
638000
Mata air panas
Lapangan Fumarola/solfatara
746000
750000
754000
758000
762000
Easting (m) UTM_WGS 84
Gambar 3. Peta anomali Bouguer untuk densitas koreksi 2.50 g/cm3. Kontur warna merah untuk nilai anomali tinggi
dan biru untuk yang rendah. Latar belakangnya adalah kontur topografi yang dilengkapi image topo hitam
putih.
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
6-4
Permukaan Gaya Berat Polinomial Orde-2
650000
SELAT AROIH RUBIA
U. Seukundo
Cot Sekundo
UK
NE
D.A
TEL. LHO KRUENG RAYA
U. Batee Meurunrung
Cot Punceu
T
O
LA
U. Lhut
U. louwing
TEL. TEUPIN RING
Cot Bateedong
TELUK LHO PRIA LOAT
Kroeng Raya
Cot Potibang
U. teupin reudep
Cot Teupinpanah
Cot Labuban
Cot Bakoe Yoeng
TEL. TIUPIN GAPANG
Lm Nibong
Cot Aluto
U. Batee meutiyen
Cot Drien Klah
Paya Seunara
Northing (m) UTM_WGS 84
TEL. TIUPIN ATEU
U. Murung
Cot. Gapang
Cot. Pawang
TEL. TIUPIN KRUENG
mgal
646000
U. Gurutong
COT GUA SEMANTUNG
Blang Tunong
Seurui
Lho Ba'Jumpa
Cot Leungangen
Pria Laot
Cot Ateu
351.3
COT DAMAR
K r.
P.
W
E
B al
oh
an
H
BALOHAN
COT ABEUKEE
SUKAKARYA
Blang Garut
COT MARALON
ALUE PRUMPING
365.2
G. Sarongkeris
Cot Kulam
Cot Leumo Mate
COT PANGKALE
Batee Shok
t
unono
Kr. Ce
Cot Palana
U. Pi
Cot Kenaldi
Paya Karing
642000
CEUNOHOT
SUKA JAYA
U. Ceuhumkameng
A. Ba
Paya Semisi
ngau
Cot Batee Pageu
COT SIMEUREUGUN
Cot Da Intan
Beurawan
COT LAMPASE
U. Batee Meuon
A.
Ce
uh
am
A.
San
ai
U. Teupinanoe
Keuneukai
U. Ceuhum
100
Meureulo
COT MATALE
U. Teupin Rudeub
U Muduru
638000
746000
750000
754000
758000
762000
Easting (m) UTM_WGS 84
Gambar 4. Peta kontur permukaan polinomial orde-2 daerah penyelidikan. Kontur warna merah untuk nilai anomali
tinggi dan biru untuk yang rendah. Latar belakangnya adalah kontur topografi yang dilengkapi image topo
hitam putih.
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
6-5
Peta Anomali Sisa Orde-2 untuk Densitas Koreksi 2.50 g/cm3
650000
SELAT AROIH RUBIA
U. Seukundo
Cot Sekundo
UK
NE
D.A
TEL. LHO KRUENG RAYA
U. Batee Meurunrung
Cot Punceu
T
O
LA
U. Lhut
U. louwing
TEL. TEUPIN RING
Cot Bateedong
TELUK LHO PRIA LOAT
Kroeng Raya
Cot Potibang
U. teupin reudep
Cot Teupinpanah
Cot Labuban
Cot Bakoe Yoeng
Lm Nibong
Cot Aluto
U. Batee meutiyen
Cot Drien Klah
Paya Seunara
TEL. TIUPIN ATEU
U. Murung
Cot. Gapang
Cot. Pawang
TEL. TIUPIN KRUENG
mgal
646000
U. Gurutong
COT GUA SEMANTUNG
Blang Tunong
Seurui
Lho Ba'Jumpa
Cot Leungangen
Pria Laot
Cot Ateu
351.3
COT DAMAR
K r.
P.
W
E
B al
oh
an
H
BALOHAN
COT ABEUKEE
SUKAKARYA
Blang Garut
COT MARALON
ALUE PRUMPING
365.2
G. Sarongkeris
Cot Kulam
Cot Leumo Mate
COT PANGKALE
Batee Shok
Cot Palana
U. Pi
t
unono
Kr. Ce
Northing (m) UTM_WGS 84
TEL. TIUPIN GAPANG
Cot Kenaldi
Paya Karing
642000
CEUNOHOT
SUKA JAYA
U. Ceuhumkameng
Paya Semisi
ngau
A. Ba
Cot Batee Pageu
ai
COT SIMEUREUGUN
Cot Da Intan
Beurawan
COT LAMPASE
U. Batee Meuon
A.
Ce
uh
am
A.
San
U. Teupinanoe
Keuneukai
U. Ceuhum
100
Meureulo
COT MATALE
U. Teupin Rudeub
U Muduru
638000
Mata air panas
Kelurusan gaya berat
Lapangan Fumarola/solfatara
746000
750000
754000
758000
762000
Easting (m) UTM_WGS 84
Gambar 5. Peta anomali gaya berat sisa orde-2 untuk densitas koreksi 2.50 g/cm3. Kontur warna merah untuk nilai
anomali tinggi dan biru untuk yang rendah. Latar belakangnya adalah kontur topografi yang dilengkapi
image topo hitam putih.
Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005
6-6