ASKEP KELUARGA FREEDMAN KASMA YULIANI C12114311 fix

PENGKAJIAN KELUARGA MODEL FRIEDMAN
A. Data Dasar Keluarga
1.
2.
3.
4.
5.

Nama Keluarga
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
No. Telepon

: Tn. A
: 52 Tahun
: Tidak tamat SD
: Sopir
: Jl. Tidung Mariolo V
:


No.

NAMA

JENIS
KELAMIN

HUBUNGAN
DENGAN KK

1

Ny. M

Perempuan

Istri

2


An. Ii

perempuan

Anak

3

An. Ia

Perempuan

Anak

4

An. It

Laki-laki


Anak

5

An. M

Laki-Laki

Anak

6

An. Is

Perempuan

Anak

UMUR


PEKERJAAN

PENDIDIKAN

43

URT

SMA

19

Tidak bekerja

Tidak tamat SD

17

Tidak bekerja


Tidak tamat SD

15

Tidak bekerja

Tidak tamat SD

14

Tidak bekerja

SD

6

Tidak bekerja

Belum sekolah


Genogram 3 Generasi
Genogram 3 generasi tidak dikaji dikarenakan keluarga Tn. A tidak ingin memaparkan
riwayat keluarganya karena menganggap hal tersebut adalah privasi yang tidak boleh
disebarluaskan.
6. Tipe keluarga : Keluarga besar (extended family) yang terdiri dari Istri dan 5 orang
anak
7. Latar belakang budaya :
a. Latar belakang budaya keluarga atau anggota keluarga. Keluarga Tn. A
merupakan keluarga yang bersuku bugis Makassar jadi kebiasaaan yang
digunakan kadang–kadang menggunakan kebudayaan bugis. Jika ada anggota
keluarga yang sakit biasanya diobati dengan cara – cara tradisional dan apabila
tidak sembuh baru dibawa ke dokter praktek.

b. Bahasa yang digunakan sehari-hari di rumah adalah Bahasa Makassar dan
Bahasa Indonesia.
c. Asal daerah Jl. Tidung Mariolo Lr. V
d. Hubungan sosial keluarga dengan etnis yang lain baik, keluarga tidak pernah
cekcok/bermasalah dengan lingkungan sekitarnya.
e. Tempat tinggal keluarga rata – rata berasal dari etnis bugis.

f. Aktivitas :
1) Agama = menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut, yaitu
islam.
2) Sosial = anggota keluarga ikut dalam kegiatan sosial separti kerja bakti.
3) Budaya = berkomunikasi dengan bahasa bugis dan Indonesia.
4) Rekreasi = salah satu saran hiburan keluarga adalah aktifitas menonton TV
bersama setelah makan malam.
5) Pendidikan Keluarga
Tn. A tidak tamat SD sedangkan Ny. M tamat SMA, anak pertama, kedua
dan ketiga tidak tamat SD sedangkan anak keempat tamat SD dan anak
bungsu Tn. A belum sekolah.
g. Kebiasaaan berpakaian tradisional atau modern dilakukan saat ada acara
perkawinan saja.
h. Struktur kekuatan keluarga banyak dipengaruhi oleh budaya modern.
i. Keluarga memanfaatkan pelayanan dan praktek kesehatan. Selain itu, keluarga
Tn. A juga biasa mendapatkan pengobatan dari dukun serta biasa menggunakan
pelayanan kesehatan tradisional.
8. Identifikasi agama :
a. Agama keluarga Islam.
b. Tidak ada perbedaan anggota keluarga dalam keyakinan agama dan prakteknya.

c. Keluarga aktif menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
d. Ibadah keagamaan dilakukan oleh keluarga seperti mengikuti sholat berjamaah
di masjid.

e. Keluarga menjadikan agama sebagai dasar keyakinan atau nilai yang
mempengaruhi kehidupan keluarga.
9. Status kelas sosial
Pekerjaan kepala keluarga adalah sopir. Kepala keluarga yang menafkahi anggota
keluarga (istri dan anak-anaknya). Pendapatan kepala keluarga dapat mencukupi
kebutuhan anggota keluarga, dan keluarga mengatur keuangan dengan sebaik
mungkin agar dapat menyisakan sebagian uangnya untuk di tabung.
10. Rekreasi keluarga:
Aktifitas keluarga yang dilakukan sebagai hiburan keluarga/rekreasi keluarga
adalah menonton TV bersama di rumah setelah makan malam. Hal ini dilakukan
setiap hari. Rekreasi diluar dilakukan oleh keluarga jika ada kesempatan berkumpul
bersama.
B. Tahap Perkembangan dan Sejarah Keluarga
1.

Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Keluarga memiliki anak remaja dengan usia 14 dan 15 tahun. Setiap masalah yang
dijumpai si anak setiap hari selalu dikonsultasikan degan orang tua. Selain itu, usia
anak bungsu Tn. A akan dipersiapkan untuk menempuh pendidikan di SD. Selain
itu anak pertama dan kedua Tn. A dalam kesehariannya tidak bekerja. Tahap
perkembangan keluarga belum terpenuhi.

2. Riwayat keluarga inti : keluarga hidup dengan bahagia
3. Riwayat keluarga sebelumnya tidak ada.
C. Data Lingkungan
1. Denah rumah tidak dikaji lebih lanjut dikarenakana keluarga memiliki tradisi hanya
anggota keluarga yang bisa melewati ruang tengah rumahnya.
2. Karakteristik rumah : Tipe rumah permanen. Kondisi rumah : terdiri dari 4 kamar
tidur , 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga dan 1 dapur. 1 kamar di tempati oleh kepala
keluarga dan istri, dan 3 kamar ditempati oleh masing-masing anak- anaknya.
Ventilasi cukup baik karena udara dan cahaya masih bisa masuk kedalam ruangan


Bahan dasar lantai keramik, pengaturan barang –barang rumah teratur.




Dapur : sumber air dari sumur dan PDAM, dapur terpelihara dan ada pendingin



makanan (kulkas).



bersih.



Observasi secara umum, kebersihan dan sanitasi rumah bersih.

Kamar mandi : kamar mandi bersih dan terpelihara, keadaan air jernih dan

Area tidur : area tidur keluarga di kamar tidur.

Depan rumah ada halaman seluas 1 M x 6 M dan digunakan tempat sebagai

teras rumah.

• Pembuangan sampah: sampah dikumpulkan pada satu tempat didepan
kontrakan dan diambil petugas.
Kepuasan masing-masing anggota keluarga terhadap penggunaan ruangan:
mereka merasa puas walaupun kamar yang tersedia sebanyak 3 kamar tidur
dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 6 orang.
3. Karateristik tetangga dan komunitas :




Tipe lingkungan tempat tinggal di lorong



Keadaan tempat tinggal bersih dan terpelihara



Tipe tempat tinggal hunian keluarga Tn. A adalah rumah pribadi.



Pengangkutan sampah tempat tinggal oleh petugas



keluarga.



berlebihan (biasa-biasa saja).

Tidak ada polusi udara yang berasal dari tetangga di samping rumah

Kelas sosial rata-rata sedang artinya tidak kekurangan tetapi juga tidak

Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial yang ada dalam lingkungan
adalah rumah ibadah (mesjid), dan komunitas seperti Posyandu, tempat
rekreasi keluarga di mall dan tempat permandian lainnya, dan kasus
kriminal yang terjadi di komunitas 6 bulan terakhir tidak ada.

4. Mobilitas geografis keluarga: Keluarga Tn.A menempati rumah sendiri sejak
menikah dengan Ny. M sampai sekarang.

5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Keluarga Tn. A tidak
mempunyai masalah dengan tetangganya sehingga keluarga Tn. A sering
berkunjung ke rumah tetangganya setiap ada waktu luang. Keluarga Tn. A jarang
mengikuti kegiatan di wilayahnya karena sibuk dengan rutinitasnya.
6. Sistem pendukung keluarga: keluarga mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri dan
bantuan dari anak-anaknya jika diperlukan. Informal: jika ada keluarga yang sakit
keluarga membawanya ke puskesmas atau dokter praktek.

D. Stuktur keluarga
1. Pola komunikasi : anggota keluarga berhubungan pada umumnya baik antara satu
anggota dengan anggota keluarga yang lain, saling menghormati, saling
berinteraksi, antara yang satu dengan yang lain.
Setiap

anggota

keluarga

memiliki

kesempatan

untuk

mengungkapkan

permasalahan yang dialami, kepala keluarga sebagai pendengar dan dipecahkan
secara bersama-sama.
2. Struktur kekuatan keluarga : pembuat keputusan adalah kepala keluarga tetapi tidak
menutup kemungkinan anggota keluarga yang lain sebagai pengambil keputusan
karena segala permasalahan dipecahkan dengan cara musyawarah yang mengatur
disiplin dan aktivitas anak adalah orang tua.
3. Struktur peran

➢ Formal : setiap anggota keluarga melakukan peran masing-masing seperti pada
:



Kepala keluarga :
-

melakukan perannya sebagai penanggung jawab anggota keluarga,
Pencari nafkah bagi keluarga.



-

pengatur rumah tangga

-

perawatan anggota keluarga

Ibu:



-

ibu rumah tangga

-

mengasuh anak-anaknya

Anak:
Semua anak-anak sebagai anggota keluarga patuh kepada kedua orang
tuanya.

Peran tersebut diatas dapat berlaku fleksibel jika dibutuhkan namun jika ada
masalah dalam peran, maka yang memberi nasehat pada anggota keluarga
adalah kepala keluarga atau menyelesaikan dengan cara musyawarah.

➢ Informal: peran informal dan peran yang tidak jelas yang ada di keluarga yang
bersifat adaptif adalah pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi
kegiatan mendorong setuju dan menerima konstribusi dari orang lain
pendamaian karena jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik
diselesaikan dengan jalan musyawarah.

➢ Perawatan keluarga: merawat anggota keluarga secara maksimal anggota
keluarga dibawa ke puskesmas, ke klinik atau tempat pelayanan kesehatan
yang lain jika ada yang sakit. Selain itu, keluarga Tn. A juga sering
mengkomsumsi ramuan herbal jika sakit. Peran informal yang merusak antara
lain: tidak ada
Analisa model peran: model yang mempengaruhi anggota dalam melaksanakan
perannya adalah Tn.A sebagai kepala keluarga.
Variabel yang mempengaruhi struktur peran: keadaan sosial ekonomi keluarga
sangat mempengaruhi peran keluarga Tn. A baik secara formal maupun
informal. Sebagai kepala keluarga, Tn.A melaksanakan tugasnya sebagaimana
seharusnya menjadi seorang ayah adapun Ny. M, senantiasa merawat anakanaknya dan mengkomunikasikannya kepada Tn.A jika ada masalah dalam
keluarganya. Adapun anak Tn. A khususnya anak pertama sampai anak ke
empat, meskipun belum bekerja tetapi jika Tn.A meminta bantuan, mereka
selalu membantu Tn. A. Berdasrakan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa
posisi keluarga dengan peran yang dilaksanakan sudah sesuai. Dalam keluarga

Tn. A sendiri, peran keluarga sepenuhnya dikontrol oleh kepala keluarga yaitu
Tn A sendiri.
4. Nilai-nilai keluarga : nilai-nilai kebudayaan yang dominan dianut oleh keluarga
adalah kepala keluarga sebagai pengambil keputusan dan sumber pencari nafkah.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif :
Keluarga Tn. A saling memberikan perhatian dan kasih sayang. Tn. A senantiasa
mendukung apa yang dilakukan oleh anggota keluarga selama dalam batas
kewajaran dan tidak melanggar etika dan sopan santun. Jika ada salah satu anggota
keluarga yang sakit atau mempunyai masalah biasannya diselesaikan secara
bersama – sama atau dengan musyawarah.
2. Fungsi sosialisasi:
Interaksi antar anggota keluarga terjalin dengan baik, masing – masing anggota
keluarga memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan santun dalam
berperilaku. Keluarga Tn. A memiliki hubungan sosial yang baik dengan para
tetangga.
3. Fungsi perawatan kesehatan, keyakinan, nilai-nilai dan perilaku keluarga.
Keluarga mendefenisikan bahwa sehat itu jika bisa melakukan kegiatan/aktivitas
tanpa hambatan sedangkan sakit jika mengalami kelemahan atau penurunan fungsi
tubuh.
Keluarga mampu melaporkan tanda dan perubahan penting yang terjadi pada
anggota keluarga jika sakit. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap
sakit yang dirasa. Masalah kesehatan keluarga sering dialami oleh keluarga
Tn.A,yaitu istri menderita hipertensi, namun pada saat Ny. M mengetahui
gejalanya, Ny.M langsung melakukan penanganan awal seperti meminum obat
herbal. Adapun Tn. A, hingga saat ini tidak mengalami masalah kesehatan yang
serius dan Tn.A tidak merokok.
Praktek diet keluarga : keluarga mengetahui sumber–sumber makanan bergizi.
Yang bertanggung jawab terhadap anggaran dan pengolahan makanan adalah istri,

makanan disiapkan dalam bentuk hangat, lebih sering digoreng dan direbus, jumlah
makanan 3 sampai 4 macam, ada batasan anggaran belanja, hal itu dilakukan agar
bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan bisa menabung.
Kebisaaan tidur dan istirahat : jumlah jam tidur anggota keluarga sesuai dengan
tahap perkembangan anggota keluarga. Ada jam-jam tidur tertentu yang harus
diikuti oleh setiap anggota keluarga seperti, pada saat jam 10 malam semuanya
harus tidur dan semua anggota keluarga tidur di kamar tidur.
Latihan dan rekreasi: keluarga menyadari bahwa istirahat yang cukup penting
untuk kesehatan. Jika banyak kegiatan/aktivitas dirumah tetap dihentikan jika
saatnnya istirahat.
Kebisaaan penggunaan obat–obatan dalam keluarga : tidak ada penggunaan
alkohol, tetapi Ny. M kadang-kadang mengomsumsi obat-obat herbal yang
berdasarkan pengalaman sebelumnya ketika Ny. M mengalami gejala hipertensi
ramuan herbal tersebut dapat disembuhkan.
Peran keluarga dalam praktek perawatan diri : keluarga sangat memperhatikan
status kesehatannya. Terlihat dari personal hygiene/ kebersihan diri keluarga yang
baik. Yang mengambil keputusan dalam urusan kesehatan adalah kepala keluarga
dan anggota keluarga yang dewasa.
Praktek lingkungan: keluarga merasa tempat tinggalnya yang sekarang sudah
sangat luas dan sudah cukup untuk menampung keluarga-keluarganya.
Pencegahan secara medis: keluarga mengatakan apabila mereka semua dalam
keadaan sehat mereka mengatakan “merasa senang dan nyaman”.
Praktek kesehatan gigi: sumber air keluarga adalah PDAM, anak – anak diajarkan
untuk menggosok gigi secara teratur. Waktu yang tepat untuk menggosok gigi
adalah pagi dan malam hari sebelum tidur namun hal itu kadang tidak dilakukan.
Keluarga tidak memeriksakan gigi jika tidak sakit.
Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada keluarga yang meninggal karena penyakit
kronis.

Perasaan dan persepsi menyangkut pelayanan perawatan kesehatan : pelayanan
kesehatan di komunitas sangat berguna bagi keluarga namun jika berobat di
Puskesmas terkadang tidak memuaskan karena fasilitas yang ada dan dokter
spesialis masih minim serta sistem rujukan yang masih rumit jika ingin berobat ke
RS yang bertipe A atau B seperti Labuang Baji atau RS Wahidin Sudirohusodo.
Keluarga mengetahui jika ada keluarga yang gawat segera dibawa ke RS bagian
gawat darurat dan keluarga memiliki BPJS.
Logistik untuk mendapat perawatan: keluarga jika ingin berobat ke pelayanan
kesehatan menggunakan motor. Tidak ada masalah dalam penggunaan fasilitas
umum.

F. Koping keluarga
1. Stressor–stressor yang dialami oleh keluarga : Jika Tn. A mengalami masalah dalam
hal ekonomi, mereka mendapat bantuan dari sanak saudaranya.
2. Keluarga mampu bertindak berdasarkan penilaian yang obyektif dan realistis
terhadap situasi yang mengandung stress, mampu melihat dan menempatkan situasi
dan kondisi yang tepat.
3. Jika keluarga menghadapi situasi yang penuh stress dengan penuh kesabaran.
Strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah adalah musyawarah dengan
anggota keluarga. Strategi koping internal keluarga: saat berkumpul sesekali ada
humor diruang makan atau saat nonton televisi.
Strategi koping eksternal: mencari informasi ke tetangga jika ada masalah
kesehatan.

G. PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN
KEPALA :
Rambut

Mata

Telinga

Hidung

Mulut dan gigi
Leher dan
tenggorokan

Dada dan paru

Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Kulit
Kuku
TD

Tn. A
Rambut lurus, hitam, potongan
pendek, rambut dan kulit kepala
bersih, tidak ada ketombe

ANGGOTA KELUARGA
Ny. M
An. Ii
Rambut berombak, hitam, panjang
Rambut hitam lurus panjang, ,
sampai punggung, rambut tidak
tidak rontok, kulit kepala bersih,
rontok, kulit kepala bersih tidak ada tidak ada ketombe
ketombe.

An. Ia
Rambut hitam lurus panjang, ,
tidak rontok, kulit kepala bersih,
tidak ada ketombe

Sklera tidak ikterus, konjungtiva
tidak anemis, tidak ada peradangan,
visus normal.

Sklera tidak ikterus, konjungtiva
tidak anemis, tidak ada peradangan,
visus normal.

Sklera tidak ikterus, konjungtiva
tidak anemis, tidak ada
peradangan, visus normal.

Sklera tidak ikterus, konjungtiva
tidak anemis, tidak ada
peradangan, visus normal.

Bersih, tidak ada luka, tidak ada
penumpukan serumen, dan
pendengaran baik.

Bersih, tidak ada luka, tidak ada
penumpukan serumen, dan
pendengaran baik.

Bersih, tidak ada luka, tidak ada
penumpukan serumen, dan
pendengaran baik

Bersih, tidak ada luka, tidak ada
penumpukan serumen, dan
pendengaran baik

Bersih, tidak ada sekret dan tidak
ada kelainan.

Bersih, tidak ada sekret dan tidak
ada kelainan.

Bersih, tidak ada sekret dan
tidak ada kelainan.

Bersih, tidak ada sekret dan tidak
ada kelainan.

Tidak ada stomatitis, gigi geraham
sudah tanggal
Nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid tidak ada,
kesulitan menelan tidak ada.

Tidak ada stomatitis, gigi geraham
sudah tanggal
Nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid tidak ada,
kesulitan menelan tidak ada.

Tidak ada stomatitis, gigi masih
utuh
Nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid tidak
ada, kesulitan menelan tidak ada.

Pergerakan dada simetris, tidak ada
penggunaan otot-otot bantu
pernapasan, ronchi(-).

Pergerakan dada simetris, tidak ada
penggunaan otot-otot bantu
pernapasan, ronchi(-).

Tidak ada stomatitis, gigi masih
utuh
Nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid tidak
ada, kesulitan menelan tidak
ada.
Pergerakan dada simetris, tidak
ada penggunaan otot-otot bantu
pernapasan, ronchi(-).

Bunyi jantung I dan II murni

Bunyi jantung I meningkat dan II
murni
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan, pergerakan
bebas, tidak ada cedera
Warna kulit sawo matang, turgor
kulit baik, tidak ada luka
Pendek dan bersih
180/100 mmHg

Bunyi jantung I dan II murni

Bunyi jantung I dan II murni

Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan, pergerakan
bebas, tidak ada cedera
Warna kulit sawo matang,
turgor kulit baik, tidak ada luka
Pendek dan bersih
120/80

Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan, pergerakan
bebas, tidak ada cedera
Warna kulit sawo matang, turgor
kulit baik, tidak ada luka
Pendek dan bersih
120/70

Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan, pergerakan
bebas, tidak ada cedera
Warna kulit sawo matang, turgor
kulit baik, tidak ada luka
Pendek dan bersih
120/80mmHg

Pergerakan dada simetris, tidak
ada penggunaan otot-otot bantu
pernapasan, ronchi(-).

.Suhu
Nadi
Respirasi

37º C
80 x/menit
20 x/menit

37º C
120 x/menit
14 x/menit

36,5º C
90 x/menit
24 x/menit

36 ºC
92 x/menit
27 x/menit

PEMERIKSAAN
KEPALA :
Rambut

An. It
Rambut hitam lurus pendek, , tidak rontok,
kulit kepala bersih, tidak ada ketombe

ANGGOTA KELUARGA
An. M
Rambut hitam lurus pendek, , tidak rontok, kulit
kepala bersih, tidak ada ketombe

An. Is
Rambut hitam lurus pendek, , tidak rontok,
kulit kepala bersih, tidak ada ketombe

Mata

Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak
anemis, tidak ada peradangan, visus normal.

Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis,
tidak ada peradangan, visus normal.

Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak
anemis, tidak ada peradangan, visus normal.

Telinga

Bersih, tidak ada luka, tidak ada penumpukan
serumen, dan pendengaran baik

Bersih, tidak ada luka, tidak ada penumpukan
serumen, dan pendengaran baik

Bersih, tidak ada luka, tidak ada
penumpukan serumen, dan pendengaran
baik

Hidung

Bersih, tidak ada sekret dan tidak ada
kelainan.

Bersih, tidak ada sekret dan tidak ada kelainan.

Bersih, tidak ada sekret dan tidak ada
kelainan.

Mulut dan gigi

Tidak ada stomatitis, gigi masih utuh

Tidak ada stomatitis, gigi masih utuh
Nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid tidak ada, kesulitan
menelan tidak ada.
Pergerakan dada simetris, tidak ada penggunaan
otot-otot bantu pernapasan, ronchi(-).

Tidak ada stomatitis, gigi

Leher dan
tenggorokan
Dada dan paru

Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Kulit
Kuku
TD
.Suhu
Nadi
Respirasi

Nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid tidak ada, kesulitan
menelan tidak ada.
Pergerakan dada simetris, tidak ada
penggunaan otot-otot bantu pernapasan,
ronchi(-).
Bunyi jantung I dan II murni
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan, pergerakan bebas, tidak
ada cedera
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik,
tidak ada luka
Pendek dan bersih
110/70
36,4º C
88 x/menit
20 x/menit

Bunyi jantung I dan II murni
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan, pergerakan bebas, tidak ada
cedera
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, tidak
ada luka
Pendek dan bersih
120/70
36,7 ºC
72 x/menit
22 x/menit

Nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid tidak ada, kesulitan
menelan tidak ada.
Pergerakan dada simetris, tidak ada
penggunaan otot-otot bantu pernapasan,
ronchi(-).
Bunyi jantung I dan II murni
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan, pergerakan bebas, tidak
ada cedera
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik,
tidak ada luka
Pendek dan bersih
130/80
37,1 ºC
69 x/menit
19 x/menit

H. Harapan keluarga
Harapan keluarga tentang kesehatan masing–masing anggota keluarga yaitu
keluarga berharap agar semua anggota keluarga sehat walafiat. Bisa memenuhi
kebutuhan hidup, hidup tenang, aman, dan tentram, bisa membentuk keluarga yang
sakinah mawaddah warahmah dan bisa mendapatkan bantuan dari perawat dalam
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
I. KESIMPULAN
Keluarga Tn. A merupakan keluarga besar yang terdiri dari suami istri, 5 orang
anak yang menganut agama islam dengan suku bugis Makassar. Tn. A tinggal dalam
rumah permanen yang merupakan rumah pribadi Tn. A yang mereka tinggali sejak
pernikahannya dengan Ny. M dengan kondisi yang bersih baik di dalam dan luar
rumah. Tahap perkembangan dalam keluarga belum tepenuhi sesuai hal ini terlihat 3
orang anak dari Tn. A putus sekolah dan hingga saat ini belum bekerja.
Struktur peran dalam keluarga terjaga denga baik, dimana masing-masing
anggota kelurga memiliki dan tahu peran mereka masing-masing sehingga komunikasi
antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya juga cukup baik. Pengambilan
keputusan diambil oleh Tn. A sebagai kepala keluarga, tetapi sebelum ditetapkan
keputusan akhir, semua anggota keluarga dimintai pendapat dengan musyawarah
dalam keluarga. Begitu juga saat keluarga mengalami masalah maka mereka saling
membantu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Fungsi keluarga dalam keluarga ini belum terpenuhi yaitu dari aspek kesehatan,
dimana keluraga Tn. A telah mengetahui bahwa Ny. M (istri Tn. A) telah menderita
hipertensi namun jarang ke pelayanan kesehatan dikarenakan merasa malas untuk antri
lama di puskesmas, sehingga pengetahuan tentang penyakitnya juga sangat kurang dan
hanya dibiarkan saja. Ny. M hanya menggunakan pengobatan konvensional yakni
dengan menggunakan tanaman herbal ketika penyakitnya sedang kambuh. Selain itu,
setelah menggunakan tanaman herbal dan penyakitnya belum sembuh Ny. M ke apotik
untuk mengambil obat. Ny. M mengatakan bahwa dia tidak membatasi makanannya.

ANALISA DATA
No.

Data

Diagnosa

1.

Domain 5: Persepsi/kognisi
Data Subyektif:
- Ny. S mengatakan selalu bertanya tentang ramuan Kelas 4 : Kognisi
herbal maupun jenis obat-obatan yang bisa Defisiensi pengetahuan (00126)
dikonsumsi oleh penderita hipertensi kepada
tetangganya agar tidak perlu lagi ke puskesmas jika
hipertensinya kambuh
Data Objektif
-terlihat pada saat pengkajian oleh mahasiswa, Ny. S
menyuruh anaknya untuk mengambilkan daun
belimbing di sekitar rumahnya untuk diminum jika
sewaktu-waktu lehernya tegang
-Ny. S tidak ke puskesmas dengan segera jika merasa
pusing akan tetapi memilih meminum ramuan herbal
terlebih dahulu dan meminum obat-obatan yang dibeli
di warung sekitar rumahnya

2.

Domain 12: Kenyamanan
Data Subjektif:
- Ny. S sering mengeluhkan pusing, nyeri tengkuk. P; Kelas 1 : Kenyamanan fisik
nyeri karena tekanan darah tinggi, Q: Nyeri terasa Nyeri kronis (00133)
dirasa cekot cekot, R; nyeri dirasakan di bagian
tengkuk, S: skala nyeri 5, T: nyeri hilang timbul.
- Keluarga mengatakan kepalanya terasa pusing
Data Objektif:
- Riwayat nyeri Ny. S sudah lebih dari 6 bulan
dan nyerinya hilang timbul
- Pada pengkajian Ny. M dilakukan pemeriksaan fisik:
TD:180/100 mmHg, Nadi 120 x/menit, respirasi 14
kali/menit dengan BB 57 kg TB 150 dan hasil
pemeriksaan fisik juga didapatkan keluhan pusing,
lemas dan nyeri.

RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis
2. Defisiensi pengetahuan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DATA

DIAGNOSA

Nyeri kronis
Data Subjektif:
- Ny.
S
sering
mengeluhkan
pusing,
nyeri tengkuk. P; nyeri
karena tekanan darah
tinggi, Q: Nyeri terasa
dirasa cekot cekot, R;
nyeri
dirasakan
di
bagian tengkuk, S: skala
nyeri 5, T: nyeri hilang
timbul.
- Keluarga mengatakan
kepalanya terasa pusing
Data Objektif:
- Riwayat nyeri Ny. S
sudah lebih dari 6 bulan
dan nyerinya hilang
timbul
- Pada pengkajian Ny. M
dilakukan pemeriksaan
fisik:
TD:180/100
mmHg,
Nadi
120
x/menit, respirasi 14
kali/menit dengan BB 57
kg TB 150 dan hasil
pemeriksaan fisik juga
didapatkan
keluhan
pusing, lemas dan nyeri.

TUJUAN

NOC

NIC

Setelah dilakukan
penyuluhan
kesehatan
(pendkes) kepada
keluarga mengenai
efektivitas latihan
otot
progressive,
keluarga
dapat
mengingatkan
pasien mengotrol
nyerinya saat timbul

Keluarga
mampu
mengenal:
1. Keluarga mampu
mengenal
Level 1
Domain IV :
Pengetahuan kesehatan
dan perilaku.
Hasil yang
menggambarkan sikap,
pemahaman, dan
tindakan terhadap
kesehatan dan penyakit.
Level 2
Kelas S : pengetahuan
tentang kesehatan.
Hasil yang
menggambarkan
pemahaman keluarga
dalam pemanfaatan
informasi untuk
meningkatkan,
mempertahankan, dan
perbaikan kesehatan.
Level 3 : Hasil
Pengetahuan :
Manajemen Hipertensi

1. Keluarga mampu mengenal
Level 1
Domain 3 : Perilaku.
Memberikan dukungan fungsi psikososial dan
memfasilitasi perubahan gaya hidup
Level 2
Kelas S : pendidikan pasien
Intervensi yang memfasilitasi pembelajaran
Level 3 : intervensi
Pendidikan kesehatan tentang penyakit yang
dialaminya (5510)
➢ Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya
hidup perilaku saat ini pada individu dan
keluarga
➢ Identifikasi factor internal atau eksternal
yang dapat meningkatkan atau mengurangi
motivasi untuk berprilaku sehat
➢ Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa depan dan/atau
mengendalikan prosas penyakit
➢ Identifikasi kebutuhan belajar
kemampuan keluarga, keterampilan
perawat, sumber daya yang tersedia, dan
kemungkinan sukses pencapaian tujuan.
➢ Rumuskan tujuan dalam program
pendidikan kesehatan
➢ Libatkan individu dan keluarga dalam
perencanaan dan rencana implementasi

gaya hidup atau modivikasi perilaku
kesehatan
➢ Berikan ceramah untuk menyampaikan
informasi yang lebih besar
➢ Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk menolak perilaku yang tidak sehat
atau beresiko daripada memberikan saran
untuk menghindari atau merubah perilaku
➢ Pertimbangkan
dukungan
keluarga
terhadap perilaku yang kondusif bagi
kesehatan
Hindari penggunaan tehnik dengan menakutnakuti sebagai strategi untuk memotivasi klien
agar merubah perilaku kesehatan dan gaya
hidup
Data Subyektif:
- Ny. S mengatakan selalu
bertanya tentang ramuan
herbal maupun jenis
obat-obatan yang bisa
dikonsumsi
oleh
penderita
hipertensi
kepada tetangganya agar
tidak perlu lagi ke
puskesmas
jika
hipertensinya kambuh
Data Objektif
-terlihat
pada
saat
pengkajian
oleh
mahasiswa,
Ny.
S
menyuruh anaknya untuk
mengambilkan
daun
belimbing di sekitar

Domain
1:
Promosi
Kesehatan.
Kelas
2
:
Manajemen
Kesehatan.
Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan keluarga
(00099)

Domain 5:
Persepsi/kognisi
Kelas 4 : Kognisi
Defisiensi
pengetahuan
(00126)

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
6x
kunjungan,
keluarga mampu :
1. Mengenal
masalah
kesehatan

1. Keluarga mampu
mengenal
Level 1
Domain IV :
Pengetahuan kesehatan
dan perilaku.
Hasil yang
menggambarkan sikap,
pemahaman, dan
tindakan terhadap
kesehatan dan penyakit.
Level 2
Kelas S : pengetahuan
tentang kesehatan.
Hasil yang
menggambarkan
pemahaman keluarga
dalam pemanfaatan

1. Keluarga mampu mengenal
Level 1
Domain 3 : Perilaku.
Memberikan dukungan fungsi psikososial dan
memfasilitasi perubahan gaya hidup
Level 2
Kelas S : pendidikan pasien
Intervensi yang memfasilitasi pembelajaran
Level 3 : intervensi
Pendidikan kesehatan tentang penyakit yang
dialaminya (5510)
➢ Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya
hidup perilaku saat ini pada individu dan
keluarga
➢ Identifikasi factor internal atau eksternal
yang dapat meningkatkan atau mengurangi
motivasi untuk berprilaku sehat

rumahnya untuk diminum
jika
sewaktu-waktu
lehernya tegang
-Ny. S tidak ke puskesmas
dengan segera jika merasa
pusing
akan
tetapi
memilih
meminum
ramuan herbal terlebih
dahulu dan meminum
obat-obatan yang dibeli di
warung sekitar rumahnya.

informasi untuk
meningkatkan,
mempertahankan, dan
perbaikan kesehatan.
Level 3 : Hasil
Pengetahuan :
Manajemen hipertensi

2. Meningktakan
kemampuan
keluarga dalam
memgambil
keputusan yang
tepat.

➢ Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa depan dan/atau
mengendalikan prosas penyakit
➢ Identifikasi kebutuhan belajar kemampuan
keluarga, keterampilan perawat, sumber
daya yang tersedia, dan kemungkinan
sukses pencapaian tujuan.
➢ Rumuskan tujuan dalam program
pendidikan kesehatan
➢ Libatkan individu dan keluarga dalam
perencanaan dan rencana implementasi
gaya hidup atau modivikasi perilaku
kesehatan
➢ Berikan ceramah untuk menyampaikan
informasi yang lebih besar
➢ Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk menolak perilaku yang tidak sehat
atau beresiko daripada memberikan saran
untuk menghindari atau merubah perilaku
➢ Pertimbangkan
dukungan
keluarga
terhadap perilaku yang kondusif bagi
kesehatan
➢ Hindari penggunaan tehnik dengan
menakut-nakuti sebagai strategi untuk
memotivasi klien agar merubah perilaku
kesehatan dan gaya hidup

2. Keluarga mampu
2. Keluarga mampu memutuskan
memutuskan
Level 1
Level 1
Domain 3 : Perilaku
Domain IV :
Level 2
Pengetahuan kesehatan Kelas R : Bantuan Koping
Intervensi untuk membantu orang lain untuk
dan perilaku.
membangun kekuatan diri, untuk beradaptasi

Level 2
Kelas Q :
Perilaku sehat
Hasil yang
menggambarkan
tindakan keluarga untuk
meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan.
Level 3 :Hasil
berpartispasi dalam
keputusan perawatan
kesehatan (1606)

pada perubahan fungsi atau menerima
tingkatan fungsi yang lebih tinggi
Level 3 : Intervensi
Dukungan penngambilan keputusan
➢ Bangun komunikasi sedini mungkin
dengan pasien sejak kunjungan pertama
➢ tentukan apakah terdapat perbedaan antara
pandangan pasien dan penyedia perawatan
kesehatan mengenai kondisi pasien
➢ berikan informasi sesuai permintaan pasien
➢ jadilah penghubung antara pasien dan
keluarga
➢ informasikan dengan pasien mengenai
pandangan-pandanagan
atau
solusi
alternative dengan cara yang jelas dan
mendukung
➢ fasilitasi percakapan pasien mengenai
tujuan perawatan
➢ bantu
pasien
mengindentifikasi
keuntungan dan kerugian dari setiap
alternative pilihan

3. Keluarga mampu merawat
Level 1
Domain 5 : Keamanan
Level 2
3. Meningkatkan
Kelas X : Perawatan sepanjang hidup
3. Keluarga mampu
Intervensi untuk memfasilitasi fungsi untuk
kemampuan
keluarga dan meigkatkan kesehatan serta
keluarga dalam merawat
kesejahteraan anggota keluarga sepanjang
merawat
Level 1
Domain VI : Kesehatan kehidupan
Keluarga
Level 3: Intervensi
Peningkatan keterlibatan keluarga
➢ identifikasi kemampuan anggota kelurga
untuk terlibat dalam perawatan pasien

Level 2
Kelas X :
Kesejahteraan
Keluarga
Hasil yang
menggambarkan
lingkugan keluarga,
keseluruhan status
kesehatan , dan
kompetensi social dari
keluarga sebagai unit
Level 3
Hasil :
Partisipasi keluarga
dalam perawatan
professional (2605)
4. Keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan

➢ identifikasi harapan anggota keluarga
untuk pasien
➢ monitor struktur dan peran keluarga
➢ dorong anggota keluarga dan pasien untuk
membantu dalam mengembangkan rencana
perawatan, termasuk hasil yang diharapkan
dan pelaksanaan rencana perawatan
➢ monitor keterlibatan anggota keluarga
dalam perawatan pasien
➢ informasikan factor-faktor yag dapat
meinngkatakan kondisi pasien pada
keluarga
➢ fasilitasi pemahaman mengenai aspek
medis dari kondisi pasien

4. Keluarga
mampu
memodifikasi
4. Keluarga mampu
lingkungan
memodifikasi lingkungan
Level 1
Level 1
Domain 4 : Keamanan.
Domain IV :
Pengetahuan kesehatan Dukungan yang diberikan untuk melindungi
dari bahaya
dan perilaku.
Level 2
Kelas T :
Kontrol risiko dan
keamanan.
Hasil yang
menggambarkan status
keamanan
individu/keluaga dan
tindakan untuk
mencegah, mengurangi,

Level 2
Kelas V: .
Managemen risiko.
Intervensi yang dilakukan untuk menurunkan
risiko dan memantau risiko yang ada secara
terus-menerus sepanjang waktu
Level 3 : Intervensi
Identifikasi resiko (6610)
➢ Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu
dan
dokumentasikan
bukti
yag

atau mengontrol
ancaman kesehatan.
Level 3 :
Kontrol risiko (1902)







5. Memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan

5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
Level 1
Domain V : Kondisi
kesehatan yang
dirasakan
Level 2
Kelas E : Kepuasan
mengenai Perawatan
Hasil yang
menggambarkan persepsi
atau penerimaan individu
tentang kualitas dan
kecukupan perawatan
kesehatan yang
disediakan

menunjukkan adannya penyakit medis,
diagnose keperawatn, serta perawatanya
Kaji ulanng data yang didapatka dari
pengkajia resiko secara rutin
Identifikasi adaya sumber-sumber agensi
untuk membantu menurunkan factor
resiko
Pertimbangkan ststus pemenuhan seharihari
Diskusikan dan rencanakan aktivitasaktivitas pengurangan resiko
Pertimbangkan
suber-sumber
di
komunitas yang sesuai dengan kebutuhan
kesehatan dan pemenuhan jesehatan
sehari-hari

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
Level 1
Domain 6 : Sistem kesehatan
Level 2
Kelas Y : Mediasi system kesehatan
Intervensi untuk memfasilitasi kesepakatan
antara pasien/keluarga dan system pelayanan
kesehatan
Level 3:intervensi
Panduan system pelayanan kesehatan
➢ Jelaskan system perawatan kesehatan
segera, cara kerjanya dana apa yang bisa
diharapakan pasien atau kelaurga
➢ Informasikan pasien mengenai perbadaan
berbagai jenis fasilitas pelayanan
kesehatan

Level 3
Kepuasan klien : akses
terhadap sumber-sumber
perawatan (3000)

➢ Informasikan pasien mengenai sumber
daya masyarakatdan konntak person yang
tepat di komunitas
➢ Informasikan pasien cara mengakses
layanan emergency melalui telpon dan
layanan kendaraan
➢ Dorong konsultasi dengan professional
perawatan kesehatan lainnya dengan tepat