Kasus Hukum untuk Legal Opinion | Muchamad Ali Safa'at
Kronologi Kasus Fahri
Sampai Dipecat PKS
Pembelaan Fahri terhadap Novanto di kasus
'papa minta saham' disorot.
Senin, 4 April 2016 | 17:52 WIB
VIVA.co.id – Presiden Partai Keadilan Sejahtera Mohamad
Sohibul Iman telah menandatangani surat keputusan
pemecatan terhadap Fahri Hamzah dari semua jenjang
keanggotaan partai. SK DPP telah ditandatanganinya pada
1 April 2016.
Menurut Sohibul, keputusan pemecatan itu dilakukan
setelah sebuah proses panjang ditempuh. Mulai dari
pembicaraan baikbaik sampai peringatan dari Badan
Penegak Disiplin Organisasi hingga kemudian dibentuk
Majelis Tahkim untuk mengadili Fahri Hamzah.
Pagi tadi, Senin 4 April 2016, DPP PKS mengunggah
penjelasan kronologi pemecatan Fahri Hamzah di laman
resminya. Berikut ini rangkaian peristiwa secara kronologi
hingga berujung pemecatan Fahri Hamzah.
Berawal terpilihnya pengurus baru pada 10 Agustus 2015.
Mereka melakukan konsolidasi dan memberikan arah baru
bagi PKS selama di bawah kepemimpinan mereka, yakni
Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Aljufri dengan wakilnya
Hidayat Nurwahid, serta Mohamad Sohibul Iman sebagai
Presiden DPP PKS.
Karena menempati posisi strategis, Fahri diberikan perhatian
khusus. Pada 1 September 2015, Fahri dibriefing oleh tiga
nama tadi ihwal arah baru partai seraya memintanya tidak
mengeluarkan pernyataan kontroversial dan kontraproduktif
bagi partai.
Seiring berjalannya waktu, ternyata Fahri dianggap tidak
mengindahkan instruksi pimpinan baru PKS. Dia justru
mengeluarkan pernyataan kontroversial baru, misalnya soal
kenaikan tunjangan gaji DPR dan pembahasan revisi UU
KPK.
Pimpinan PKS juga mempersoalkan sikap Fahri dalam
kasus papa minta saham yang membelit Setya Novanto
yang kala itu menjabat Ketua DPR. Sikap Fahri saat itu
dianggap tidak proporsional dan kontraproduktif bagi partai.
Peristiwa itu memuncak pada 1 Desember 2015, Ketua
Majelis Syuro Salim Segaf memanggil Fahri di kantor DPP
PKS. Saat itu, Fahri ditanya perkembangan proses
pengunduran diri dari jabatannya sebagai wakil ketua DPR.
Singkat cerita, Fahri menolak mengundurkan diri hingga
kemudian PKS memproses sanksi terhadapnya. Proses
penjatuhan sanksi diawali adanya laporan dari Bidang
Kaderisasi DPP PKS yang mengadu ke BPDO DPP PKS.
Tak selesai di situ, kemudian dibentuk Majelis Tahkim yang
kemudian menyidang Fahri. Setelah melalui serangkaian
persidangan, keputusan memecat Fahri dijatuhkan pada 11
Maret 2016. Proses bergulir hingga pada 1 April 2016,
Presiden DPP PKS Sohibul Iman meneken SK pemecatan
tersebut.
Menerima perlakuan itu, Fahri tak terima. Dia menganggap
tindakan itu sebagai kezaliman yang wajib dilawan. Fahri
akan mendaftarkan gugatannya itu ke Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan, sebagaimana tempat domisili DPP PKS.
"Paling telat besok, gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan, sesuai lokasinya (DPP PKS)," kata Fahri di gedung
DPR RI, Jakarta, Senin 4 April 2016.
Sampai Dipecat PKS
Pembelaan Fahri terhadap Novanto di kasus
'papa minta saham' disorot.
Senin, 4 April 2016 | 17:52 WIB
VIVA.co.id – Presiden Partai Keadilan Sejahtera Mohamad
Sohibul Iman telah menandatangani surat keputusan
pemecatan terhadap Fahri Hamzah dari semua jenjang
keanggotaan partai. SK DPP telah ditandatanganinya pada
1 April 2016.
Menurut Sohibul, keputusan pemecatan itu dilakukan
setelah sebuah proses panjang ditempuh. Mulai dari
pembicaraan baikbaik sampai peringatan dari Badan
Penegak Disiplin Organisasi hingga kemudian dibentuk
Majelis Tahkim untuk mengadili Fahri Hamzah.
Pagi tadi, Senin 4 April 2016, DPP PKS mengunggah
penjelasan kronologi pemecatan Fahri Hamzah di laman
resminya. Berikut ini rangkaian peristiwa secara kronologi
hingga berujung pemecatan Fahri Hamzah.
Berawal terpilihnya pengurus baru pada 10 Agustus 2015.
Mereka melakukan konsolidasi dan memberikan arah baru
bagi PKS selama di bawah kepemimpinan mereka, yakni
Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Aljufri dengan wakilnya
Hidayat Nurwahid, serta Mohamad Sohibul Iman sebagai
Presiden DPP PKS.
Karena menempati posisi strategis, Fahri diberikan perhatian
khusus. Pada 1 September 2015, Fahri dibriefing oleh tiga
nama tadi ihwal arah baru partai seraya memintanya tidak
mengeluarkan pernyataan kontroversial dan kontraproduktif
bagi partai.
Seiring berjalannya waktu, ternyata Fahri dianggap tidak
mengindahkan instruksi pimpinan baru PKS. Dia justru
mengeluarkan pernyataan kontroversial baru, misalnya soal
kenaikan tunjangan gaji DPR dan pembahasan revisi UU
KPK.
Pimpinan PKS juga mempersoalkan sikap Fahri dalam
kasus papa minta saham yang membelit Setya Novanto
yang kala itu menjabat Ketua DPR. Sikap Fahri saat itu
dianggap tidak proporsional dan kontraproduktif bagi partai.
Peristiwa itu memuncak pada 1 Desember 2015, Ketua
Majelis Syuro Salim Segaf memanggil Fahri di kantor DPP
PKS. Saat itu, Fahri ditanya perkembangan proses
pengunduran diri dari jabatannya sebagai wakil ketua DPR.
Singkat cerita, Fahri menolak mengundurkan diri hingga
kemudian PKS memproses sanksi terhadapnya. Proses
penjatuhan sanksi diawali adanya laporan dari Bidang
Kaderisasi DPP PKS yang mengadu ke BPDO DPP PKS.
Tak selesai di situ, kemudian dibentuk Majelis Tahkim yang
kemudian menyidang Fahri. Setelah melalui serangkaian
persidangan, keputusan memecat Fahri dijatuhkan pada 11
Maret 2016. Proses bergulir hingga pada 1 April 2016,
Presiden DPP PKS Sohibul Iman meneken SK pemecatan
tersebut.
Menerima perlakuan itu, Fahri tak terima. Dia menganggap
tindakan itu sebagai kezaliman yang wajib dilawan. Fahri
akan mendaftarkan gugatannya itu ke Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan, sebagaimana tempat domisili DPP PKS.
"Paling telat besok, gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan, sesuai lokasinya (DPP PKS)," kata Fahri di gedung
DPR RI, Jakarta, Senin 4 April 2016.