STUDI ANALISIS KONSEP SADD ADH-DHARI’AH DAN FATH ADH-DHARI’AH DALAM SEWA-MENYEWA ORKES DI KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN.

(1)

SKRIPSI

Oleh

Zuhrotul Mahzumah

NIM. C02211072

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Syari’ah dan Hukum

Jurusan Hukum Perdata Islam

Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah)

SURABAYA


(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

IlmuSyari’ah danEkonomi Islam

Oleh

Zuhrotul Mahzumah

NIM. C02211072

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Syari’ah dan Hukum

Jurusan Hukum Perdata Islam

Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah)

SURABAYA


(3)

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Zuhrotul Mahzumah NIM : C02211072

Fakultas/Jurus- : Syariah dan Hukum/ Hukum Perdata Islam/ Ekonomi Islam an/Prodi (Muamalah)

Judul Skripsi : Studi Analisis Konsep Sadd Adh-Dhari>’ah dan Fath} Adh-Dhari>’ah Dalam Sewa-Menyewa Orkes Di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian yang dirujuk sumbernya.

Surabaya, 30 Desember 2014 saya yang menyatakan,

Zuhrotul Mahzumah NIM. C02211072


(4)

Skripsi yang ditulis oleh Zuhrotul Mahzumah NIM C02211072 ini telah diperiksa dan disetujui untuk dimunaqasahkan.

Surabaya, 30 Desember 2014 Pembimbing,

Prof, Dr. H. A. Faishal Haq, M.Ag. NIP. 195005201982031002


(5)

(6)

(7)

Sadd Adh-Dhari>’ah dan Fath} Adh-Dhari>’ah dalam Sewa-Menyewa Orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan”. untuk menjawab pertanyaan pertama bagaimana mekanisme sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Kedua, bagaimana analisis Sadd Adh-Dhari>’ah dan Fath} Adh-Dhari’ah terhadap kebolehan sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

Data penelitian ini dihimpun melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil wawancara dan observasi kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis, adapun pola pikir yang digunakan adalah pola pikir induktif yaitu menggambarkan fenomena-fenomena yang ditemukan dilapangan, kemudian dianalisis dengan teori Sadd Adh-Dhari>’ah dan

Fath} Adh-Dhari>’ah untuk selanjutnya ditarik sebuah kesimpulan.

Hasil penelitian dilapangan menemukan bahwa pelaksanaan akadP sewa-menyewa orkes yang ada di kecamatan Turi Kabupaten Lamongan dalam kesepakatan pertama pihak penyewa dan pihak yang menyewakan sudah menyepakati syarat-syarat dalam sewa-menyewa tetapi di kemudian hari pihak yang menyewa orkes tersebut telah melanggar kesepakatan yang sudah dijanjikan di awal perjanjian tersebut. Padahal sudah dijelaskan bahwa sewa-menyewa merupakan perjanjian antara pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa. Dan tidak boleh melanggar yang sudah disepakati berdua. Dan kemudan dianalisis dengan teori Sadd Adh-Dhari>’ah dan Fath} Adh-Dhari>’ah dalam analisis ini membawakan dampak yang ditimbulkan diantaranya yaitu: 1. Menyebabkan timbulnya gaya hidup baru 2. memanfaatkan kesempatan menonton pertunjukkan orkes ini sambil meminum minuman keras 3. Menyebabkan matinya kreatifitas Maka perlu dicegah karena mafsadah (bahaya) yang ditimbulkan lebih berbahaya sehingga bisa membahayakan diri sendiri dan orang yang menyewa orkes tersebut. Dan dalam sewa-menyewa orkes sebenarnya perbuatan yang diperbolehkan dalam Islam tetapi jika mengandung unsur kemungkaran dan kemaksiatan yang harus diluruskan dalam ajaran Agama Islam.

Sejalan dengan kesimpulan di atas, Bagi masyarakat yang menyewa orkes di acara hajatan atau acara-acara lainnya hendaknya kalau sudah dinyatakan ijab Kabul atau serah terima tidak ada yang perlu diributkan dan tidak saling menyalahkan antara pihak penyewa dan pihak yang menyewakan.


(8)

SAMPUL DALAM... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN... iv

MOTTO ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TRANSLITERASI ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 10

C. Rumusan Masalah... 10

D. Kajian Pustaka ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Kegunaan Penelitian ... 12

G. Definisi Operasional ... 13

H. Metode Penelitian... 14

I. Sistematika Pembahasan ... 21

BAB II KONSEP SADD ADH-DHARI>’AH, FATH} ADH-DHARI>’AH DAN IJA>RAH A. Konsep Sadd Adh-Dhari>’ah ... 23

1. Pengertian Sadd Adh-Dhari>’ah ... 23

2. Dasar Hukum Sadd Adh-Dhari>’ah ... 27

3. Kedudukan Sadd Adh-Dhari>’ah Dalam Penetapan Hukum ... 33

B. Konsep Fath} Adh-Dhari>’ah ... 34

1. Pengertian Fath} Adh-Dhari>’ah ... 34


(9)

C. Konsep ... 37

1. Pengertian Al-Ija>rah... 37

2. Dasar Hukum Al-Ija>rah ... 39

3. Rukun Al-Ija>rah ... 41

4. Syarat-Syarat Al-Ija>rah ... 42

5. Macam-Macam Al-Ija>rah ... 42

6. Berakhirnya Akad Al-Ija>rah ... 43

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA ORKES DI KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Di Kecamatan Turi Kabupten Lamongan ... 45

1. Letak Geografis Lokasi Penelitian ... 45

2. Kondisi Geografis Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan ... 48

3. Sosial Pendidikan ... 48

4. Sosial Keagamaan ... 50

5. Sosial Ekonomi ... 51

B. Gamabaran Umum Masalah Sewa-Menyewa Orkes Di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan ... 53

1. Latar Belakang Sewa-Menyewa Orkes ... 53

2. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Sewa-Menyewa Orkes ... 55

3. Motivasi Orkes ... 55

4. Dampak Positif ... 56


(10)

Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan ... 59 B. Analisis Fath} Adh-Dhari>’ah Sewa-Menyewa Orkes Di

Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan ... 60 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 65 B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam hukum Islam sudah dijelaskan bahwa syarat-syarat dan rukum dalam sewa-menyewa harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak tetapi di dalam sewa-menyewa orkes yang ada di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan antara penyewa dan yang menyewakan sejak pertama sudah mengucapkan kesepakatan atau perjanjian jika suatu saat dalam penyewaan ada barang yang rusak atau barang yang cacat ditangan pihak penyewa harus mengganti rugi barang yang rusak tersebut, tetapi pihak penyewa ini tidak mau bertanggung jawab atas barang yang rusak ditangan pihak penyewa tersebut. Dan dalam Islam sama seperti akad yang tidak sah dalam sewa-menyewa.

Sewa-menyewa orkes mempunyai dampak negatif yang begitu besar bagi masyarakat yang menimbulkan sewa-menyewa orkes memiliki kearah lebih besar jika dibandingkan dengan dampak positifnya. Dan biasanya dalam pementasan atau acara hajatan sampai acara kampaye sangat sering menyewa orkes. Dan dampak yang begitu besar dampak negatif daripada dampak positif.

Orkes merupakan kelompok pemain musik yang bermain bersama dengan seperangkat alat musiknya, musik yang dimainkan bermacam-macam seperti musik dangdut, musik gambus, musik melayu, musik


(12)

simfoni dan musik tiup. Namun yang sampai saat ini masih banyak diminati oleh para penggila orkes adalah orkes dangdut.1

Dangdut merupakan salah satu hiburan rakyat. Sebagai salah satu hiburan rakyat, penikmat dangdut tersegmentasi dalam masyarakat luas dari kalangan menengah ke bawah dari berbagai usia. Sebenarnya musik dangdut merupakan bentuk seni hiburan dan pertunjukan yang muncul sebagai bentuk percampuran berbagai kesenian di Indonesia. Musisi yang dikenal sebagai “Raja Dangdut” yakni Rhoma Irama yang mengenalkan jenis musik dangdut ini. Bahkan perkembangan musik dangdut dari waktu-kewaktu menjadikan hiburan ini semakin memasyarakat. Dalam setiap kegiatan yang melibatkan banyak orang, hiburan dangdut menjadi suguhan utama, dari acara pernikahan, perayaan ulang tahun kemerdekaan sampai ulang tahun perusahaan atau institusi dan ulang tahun seseorang sampai kampanye partai politik, hiburan dangdut selalu menjadi sajian utama.

Musik dangdut telah dikenal luas sebagai musik rakyat khususnya dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. Hampir semua rakyat kelas pekerja sangatlah mencintai musik dangdut. Banyak sekali musisi-musisi dangdut yang berhasil sukses dan terkenal berkat bakat di bidang musik dangdut. Namun, hanya sedikit masyarakat yang mengetahui asal-muasal dari musik dangdut itu sendiri.2

1 http://www.artikata.com/arti-342999-orkes. html. diakses pada 23 Oktober 2014.

2Ikhsan Rosyid, “Goyang Ngebor, Goyang Gergaji, dan Dangdut Koplo Pantura Jatim vs Janji


(13)

Awal mulanya, musik dangdut berasal dari musik melayu yang berkembang pada sekitar tahun 1940-an. Namun pada perkembangannya sekarang, musik dangdut tidak hanya dipengaruhi oleh musik melayu, tapi juga dipengaruhi oleh musik dari India dan Arab. Musik India sangat mempengaruhi musik dangdut, terutama masalah digunakannya tabla dari musik India. Lalu untuk masalah cengkok serta harmonisasi musik, dangdut mendapatkan pengaruh besar dari musik India.

Saat ini, musik dangdut menjadi lebih populer lagi ketika muncul artis-artis pantura Jawa Timur. Namun sejak munculnya artis-artis pantura tersebut, musik dangdut mengundang perdebatan. Hal ini mengingat sebagian besar goyang dangdut yang tidak lagi mendasarkan pada nilai-nilai moral. Terlebih lagi budaya Jawa Timur pada umumnya lebih dikenal blak-blakan. Jauh dari kebudayaan keraton yang “serba” adiluhung. Namun Jawa Timur identik dengan “urakan” dan cenderung “tidak beradab” menurut kacamata keraton. Sehingga, musik dangdut yang merupakan kreasi dan ekspresi seni khas Jawa Timur tidak lagi berpedoman pada nilai-nilai kesopanan ala keraton.3

Saat ini beragam musik sangat disukai oleh beberapa masyarakat, terutama yang populer saat itu orkes dangdut, banyak masyarakat yang melakukan sewa-menyewa orkes untuk acara-acara tertentu misalnya acara sunatan, acara nikahan bahkan sampek acara kampayen parpol juga


(14)

menyewa orkes. Sewa-menyewa musik dan sejenisnya diperbolehkan dalam islam asalkan sudah sesuai dengan rukun dan syarat sewa-menyewa.

Sewa-menyewa adalah perjanjian antara pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa. Pihak yang menyewakan atau pihak pemilik menyerahkan barang yang hendak disewa kepada pihak penyewa untuk dinikmati sepenuhnya, sebagai salah satu perjanjian maka penyewa merupakan suatu persetujuan antara pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa.

Dalam penelitian yang saya temukan dilapangan ini tidak memenuhi syarat-syarat dan rukun dalam sewa-menyewa. Pihak yang menyewakan dan pihak yang menyewa sudah ada ijab Kabul serah terima dari kedua belah pihak dan sudah membuat perjanjian jika sewaktu-waktu dalam acara pementasan ada keributan pihak yang menyewakan tidak mau bertanggung jawab atas kejadian tersebut dan pihak penyewa sudah sepakat tetapi di suatu acara tersebut ada keributan pihak penyewa menuntun pihak yang menyewakan. Dan ini tidak terpenuhi syarat-syarat dan rukun dalam sewa-menyewa menurut Islam.

Seperti yang ada di kacamatan turi kabupaten lamongan yang terdapat tiga orkes yaitu di Desa Geger dan Kauman. Orkes yang sering disewa bahkan berkali-kali disewa adalah orkes yang ada di desa geger yang bernama LA Sonata. Orkes tersebut sangat populer di kalangan masyarkat mestipun LA Sonata tidak pernah mempromosikan diri kepada


(15)

masyarakat. Hal tersebut dikarenakan LA Sonata merupakan bagian dari Sonata grup yang berada di Jombang.

Selain LA Sonata, di desa geger juga terdapat orkes-orkes yang juga merupakan bagian dari Sonata grup yang berada di jombang, seperti Elektun dan Fifta. Namun orkes-orkes tersebut tidak sepopuler LA Sonata. Hal itu disebabkan karena artis-artis LA Sonata lebih cantik-cantik di bandingkan dengan Elektun dan Fifta. Disamping itu, artis-artis LA Sonata sangat fulgar dan mempunyai suara yang merdu.

Sewa-menyewa orkes yang ada di kecamatan turi kabupaten lamongan yang terdapat di tiga desa yaitu Geger dan Kauman mempunyai dampak yang positif bagi masyarakat. Dengan adanya hiburan orkes banyak tamu undangan yang hadir pada acara tersebut dan memberikan hiburan pada tamu-tamu undangan yang hadir.

Sewa-menyewa orkes tersebut juga mempunyai dampak negatif yaitu menimbulkan kemaksiatan dan berakibat buruk bagi penyewa karena menampilkan artis dengan berpakaian yang kurang sopan dan memamerkan bentuk tubuh bahkan menggunakan pakaian terbuka pada bagian-bagian yang seharusnya ditutupi dan sering menimbulkan para pihak yang menonton bersyahwat hingga pada akhirnya melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama dan menjadi ajang keributan dan mabuk-mabukkan bagi para pemuda.

Dalam Islam, penjelasan mengenai hukum alat musik atau hiburan diperbolehkan. Namun ketika hiburan tersebut berakibat pada kemaksiatan


(16)

maka hal ini merupakan bentuk kemungkaran yang harus segera diluruskan. Dalam penelitian kali ini, sewa menyewa orkes merupakan hal yang sering dilakukan dan sering terjadi di kalangan masyarakat.

Secara etimologi sewa menyewa atau al-ijara>h adalah menjual manfaat. Al-Ijara>h adalah akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah, serta menerima pengganti. Adapun pengertian sewa-menyewa menurut istilah ulama berbeda-beda. Ulama Syafi’iyah Al-Ijara>h adalah suatu jenis akad atau transaksi terhadap suatu manfaat yang dituju tertentu bersifat mubah dan boleh dimanfaatkan dengan cara memberi imbalan tertentu.4 Dan menurut pendapat Sayyid Sabiq, al-ijara>h adalah suatu jenis akad atau transaksi untuk mengambil manfaat dengan jalan memberi penggantian.5

Al-ijara>h dalam bentuk sewa-menyewa merupakan kegiatan muamalah yang telah disyariatkan dalam Islam. Hukum asalnya menurut jumhur ulama adalah mubah atau boleh bila dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Syara’ berdasarkan ayat al-Qur’a>n, hadist-hadist Nabi, dan ketetapan Ijma ulama. Dan tujuan disyariatkan al-Ijara>h

adalah untuk memberi keringanan kepada umat dalam pergaulan hidup. Banyak orang yang mempunyai uang, tetapi tidak dapat bekerja. Dipihak lain banyak orang yang mempunyai tenaga atau keahlian yang

Abdul Rahman Ghazaly, Fiqih Muamalat, cet.1 (Jakarta:Kencana, 2010), 277.


(17)

membutuhkan uang. Dengan adanya al-Ijara>h kedua saling mendapatkan keuntungan dan kedua belak pihak saling mendapatkan manfaat. 6

Sewa-menyewa diperbolehkan al-Qur’a>n, as-Sunnah dan Ijma’ ulama’. Dalil al-Qur’a>n yaitu firman Allah swt dalam surat al-Th}alaq (65) ayat 6:


(18)

sadd adh-dhari>’ah adalah menghambat atau menghalangi atau menyumbat semua jalan yang menuju kepada kerusakan atau maksiat.9

Pada dasarnya dhari>’ah adalah penilaian terhadap akibat sesuatu perbuatan. Apabila perbuatan itu menjurus kepada sesuatu kewajiban, dhari>’ahnya menjadi wajib, bila akan menimbulkan kerusakan, keburukan atau kejahatan, maka dhari>’ahnya harus di hindari atau di larang.10

Dasar hukum sadd adh -dhari>’ah terdapat pada al-Qur’a>n: firman Allah swt surat An-Nur (24) ayat 31


(19)

kecil perbuatan itu menyebabkan di kerjakannya perbuatan terlarang, sedangkan kemungkinan yang ketiga yaitu kemungkinan di kerjakannya atau tidak di kerjakannya perbuatan terlarang itu sama.12

Sedangkan Fath{ Adh-Dhari>’ah adalah suatu perbuatan yang dapat membawa kepada sesuatu yang dianjurkan, bahkan diwajibkan.13 Dan apabila hendak melakukan suatu perbuatan yang hukumnya wajib, maka berbagai upaya dalam rangka melaksanakan kewajiban tersebut hukumnya wajib. Sesuai dengan kaidah ushul fiqih yang menganjurkan jika perbuatan atau pekerjaan itu wajib atau halal maka hukumnya juga wajib atau halal:14


(20)

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Demi kepentingan yang lebih mendalam dan lebih fokus terhadap masalah yang akan dikaji, penulis merasa perlu untuk memberikan identifikasi masalah dan batasan masalah yang berkaitan dengan sewa-menyewa orkes menggunakan analisis sadd adh-dhari>’ah dan fath{ adh-dhari>’ah. Dari latar belakang di atas dapat diambil beberapa identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Mekanisme akad sewa-menyewa orkes 2. Implementasi sewa-menyewa orkes 3. Dampak negatif sewa-menyewa orkes 4. Dampak positif sewa-menyewa orkes

5. Hukum sewa-menyewa orkes menurut analisis sadd adh-dhari<’ah

6. Hukum sewa-menyewa orkes menurut analisis fath{ adh-dhari<’ah

Adapun batasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mekanisme akad sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

2. Analisis sadd adh-dhari>’ah dan fath{ adh-dhari>’ah terhadap sewa-menyewa orkes.

C. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:


(21)

1. Bagaimana mekanisme akad sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan ?

2. Bagaimana analisis sadd adh-dhari>’ah dan fath{ adh-dhari>’ah terhadap sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan ?

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang pernah diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini bukan merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian yang telah ada.16

Adapun skripsi yang telah membahas mengenai orkes dan sejenisnya pernah dibahas oleh Achmad Agus Amin berjudul “Implementasi Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi Dari Aspek Larangan Dan Batasannya Terhadap Penyanyi Orkes Melayu Dangdut Dalam Perspektif Fiqh Siyasah” tahun 2012 yang pernah diteliti oleh , Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel jurusan Siyasah Jinayah angkatan 2012.17 Skripsi tersebut menguraikan tentang pornografi dari aspek larangannya dan batasannya terhadap penyanyi orkes melayu dangdut. Skripsi ini memberikan kesimpulan bahwa penyanyi orkes melayu

Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (Surabaya: Fakultas

Syari’ah, 2014), 8.

Achmad Agus Amin, “Implementasi Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi Dari Aspek Larangan Dan Batasannya Terhadap Penyanyi Orkes Melayu Dangdut Dalam Perspektif Fiqh Siyasah”, Skripsi, (Siyasah Jinayah, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012), 1.


(22)

dangdut yang berorientasi pada pornografi dilarang dalam undang-undang nomor 44 tahun 2008.

Sedangkan penelitian yang penulis lakukan ini berbeda dari penelitian yang diatas, dan adapun letak perbedaannya ada pada letak analisis.

E. Tujuan Penelitian

Dalam segala jenis kegiatan pastilah memiliki suatu tujuan untuk pencapainnya. Maka dari itu, dalam melakukan penelitian ini, penulis juga memiliki tujuan untuk mencapainya. Tujuan-tujuan tersebut antara lain: 1. Mengetahui mekanisme akad sewa-menyewa orkes di Kecamatan

Turi Kabupaten Lamongan.

2. Mengetahui bagaimana analisis Sadd Adh-dhari>’ah dan Fath{ Adh-Dhari>’ah terhadap sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai nilai tambah dan memberikan kemanfaatan bagi para pembaca terutama bagi penulis sendiri. Lazimnya, kegunaan penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Secara teoritis (keilmuan), penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan sumbangsih untuk ilmu pengetahuan tentang perekonomian Islam.


(23)

2. Secara praktis (terapan), penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh semua pihak yang terlibat dalam kegiatan menyewa, agar sewa-menyewa orkes secara Islam dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan sewa-menyewa orkes.

G. Definisi Operasional

Untuk mempermudah menghindari terjadinya perbedaan pemahaman pembaca dalam mengartikkan judul proposal ini, maka penulis perlu memandang untuk mengemukakan secara jelas, tegas dan terperinci maksud dari judul tersebut di antaranya:

Sadd Adh-Dhari>’ah : segala yang membawa kepada sesuatu yang terlarang, yang mengandung mafsadah (kerusakan).18


(24)

H. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan upaya untuk pencarian hal-hal yang baru, memecahkan problem dan mencari jawaban atau pemecahannya yang belum diketahui, bahkan mungkin juga merintis jalan baru untuk menemukan sesuatu yang baru.20 Sedangkan metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.21 Dan karakteristik penelitian ilmiah meliputi sistematis, logis, empiris. Sistematis adalah suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar dan logis, dari yang mudah dan sederhana sampai komplek. Logis adalah suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empiris. Empiris adalah suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari.22

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang dilakukan langsung di lapangan. Dan dengan menggunakan pendekatan kualitatif

Untuk menghasilkan gambaran yang sistematis dibutuhkan langkah-langkah yang meliputi: data yang di kumpulkan, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

Mukayat D. Brotowidjoyo, Metodologi Penelitian Dan Penulisan Karangan Ilmiah,

(Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1992), 2.

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2012), 2.


(25)

1. Data yang dikumpulkan

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang di maksud.23

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan diatas, maka data yang bisa dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas: a. Lokasi penelitian yang terletak di Desa Geger, Desa Kauman dan

Desa Kruwul yang terdapat Di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

b. Data tentang mekanisme sewa-menyewa orkes menurut analisis

Sadd Adh-Dhari>’ah dan Fath{ Adh-Dhari>’ah.

2. Sumber data penelitian

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya.24 Dan didalam sumber data penelitian dikelompokkan menjadi dua sumber data primer dan sumber data sekunder:

a. Sumber data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber asli (langsung dari informasi) yang memiliki informasi

Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 87.

24 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Asdi


(26)

atau data tersebut.25 Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu wawancara langsung dengan yang punya orkes Di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

b. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan yang memiliki informasi atau data tersebut. 26 Data sekunder atau data pendukung dalam penelitian ini adalah buku-buku yang relevansinya dengan penelitian ini. Data tersebut diantaranya adalah:

1. Ilmu Ushul Fiqih, Rachmat Syafe’i 2. Konsep Ijtihad Al-Syaukani, Nasrun Rusli 3. Ushul Fiqh, Amir Syarifudin

4. Ushul Fiqh 1, Nasrun Haroen

5. Ushul Fiqh Jilid 2, Amir Syarifuddin 6. Ushul Fiqih, Muhammad Abu Zahrah

7. Ushul Fiqh: Metode Mengkaji dan Memahami Hukum Islam Secara Komprehensif, Amir Syarifudin

8. Ushul Fiqh: Kaidah-Kaidah Penetapan Hukum Islam, Miftahul Arifin , A. Faishal

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,

(yogyakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2009), 86. Ibid.


(27)

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah langkah yang sangat penting dalam melakukan penelitian. Dan dalam teknik pengumpulan data yang dilakukan dikecamatan turi kabupaten lamongan agar mendapatkan data yang benar-benar valid antara lain:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.27 Adapun observasi yang dilakukan penulis yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung di kecamatan turi kabupaten lamongan.

Bapat Mat Suheri Yang mempunyai Orkes


(28)

b. Wawancara

Wawancara yaitu suatu bentuk komunikasi verbal, yaitu semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi, wawancara, pertanyaan dan jawabn diberikan secara verbal. Biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapan, namun komunikasi dapat juga dilakukan melalui telepon. Terkadang wawancara dilakukan antara 2 orang, tetapi sering juga dilakukan 2 orang atau lebih.28 Dalam hal ini dilakukan wawancara orang yang menyewa orkes di kecamatan turi kabupaten lamongan. Bapak Mat Suheri pemilik orkes yang ada di Desa Geger, bapak Aji Afandi berasal dari Desa Badurame yang menyewa orkes di Bapak Mat Suheri suatu ketika antara bapak Mat Suheri sebagai pemilik dan Bapak Aji Afandi sebagai penyewa orkes tersebut telah membuat kesepakatan atau


(29)

perjanjian jika dalam acara pementasan ada keributan saya sebagai pamilik orkes tidak bertanggung jawab bapak Aji Afandi sebagai penyewa orkes telah melanggar kesepakatan atau perjanjian tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Yakni proses penyampaian data yang dilakukan melalui data tertulis yang memuat garis besar data yang akan dicari dan berkaitan dengan judul penelitian.29 Dalam hal ini dokumentasi yang dikumpulkan adalah data sensus, penelitian terdahulu dan, peraturan yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu sewa-menyewa orkes dan kondisi tempat sewa-menyewa orkes.

4. Teknik Pengolahan Data

a. Editing, data yang sudah dikumpulkan tersebut lalu diperiksa kembali secara cermat. Pemeriksaan tersebut meliputi segi kelengkapan sumber informasi, kejelasan makna, kesesuaian dan keselarasan antara satu dan yang lainnya, relevansi dan keseragaman, serta kesatuan kelompok data kembali data yang diperoleh.


(30)

b. Organizing, menyusun data yang diperoleh secara sistematis menurut kerangka paparan yang telah direncanakan sebelumnya. c. Analizing, menganalisis data tersebut sehingga diperoleh

kesimpulan-kesimpulan tertentu.30

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi (catatan lapangan), dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.31

Data yang diambil dalam penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/dianalisis dengan cara berfikir induktif yaitu berfikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan berdasarkan data tersebut, kemudian dicarikan data lagi secara berulang-ulang, sehingga dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak

Ibid, 92.


(31)

berdasarkan data yang terkumpul dan pada akhirnya hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.32

Teknik yang pakai dalam penelitian ini dimulai dengan memaparkan data tentang sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan dan dampak positif dan negatif yang dianalisis menggunakan sadd adh-dhari>’ah dan fath adh-dhari>’ah.

I. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini, memuat lima bab dengan pembahasan, yaitu:

Bab pertama merupakan pendahuluan yang menjelaskan: Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Kajian Pustaka, Tujuan Penelitian, Kegunaan Hasil Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.

Bab kedua merupakan konsep sadd adh-dhari>’ah, fath{ adh-dhari>’ah

dan al-Ijara>h yang memuat: Sadd Adh-Dhari>’ah di dalamnya membahas tentang pengertian, dasar hukum dan kedudukan sadd adh-dhari’ah. Fath{ Adh-Dhari>’ah di dalamnya membahas tentang pengertian, dasar hukum dan kedudukan fath} adh-dhari>’ah. Al-Ijara>h di dalamnya membahas tentang pengertian, rukun dan syarat, macam-macan dan berakhirnya akad al-Ijara>h. Bab ketiga merupakan gambaran umum lokasi penelitian tentang Praktek Sewa-Menyewa orkes yang berada di kecamatan turi kabupaten


(32)

lamongan yang meliputi: Letak Geografis lokasi penelitian, Kondisi Geografis, Sosial Pendidikan, Sosial keagamaan, Sosial Ekonomi dan Gambaran Umum orkes di Desa Kruwul, Desa Geger dan Desa Kauman. Gambaran masalahnya berupa latar belakang sewa-menyewa (Al-Ijara>h)

orkes, dan pihak-pihak yang terlibat dalam sewa-menyewa (Al-Ijara>h)

orkes, motivasi orkes, dampak positif dan dampak negative orkes.

Bab keempat merupakan Analisis Sadd Adh-Dhari>’ah Terhadap Sewa-Menyewa Orkes dan Analisis Fath{ Adh-Dhari>’ah terhadap sewa-menyewa orkes di kecamatan turi kabupaten lamongan.

Bab kelima merupakan penutup yang memuat tentang kesimpulan dan saran-saran dalam penelitian.


(33)

DILAKSANAKAN)DAN IJA<RAH(SEWA-MENYEWA)

A. Sadd Adh-Dhari>’ah

1. Pengertian Sadd Adh-Dhari>’ah


(34)

Sedangkan secara terminologi SaddAdh-dhari>’ah yaitu sesuatu yang membawa kepada yang dilarang dan menimbulkan kemudharatan.3 Dan ada beberapa pendapat ulama tentang Sadd

Adh-Dhari>’ah antara lain:

Menurut Muhammad Abu Zahrah Sadd Adh-Dhari>’ah adalah sesuatu yang menjadi perantara ke arah perbuatan yang diharamkan atau dihalalkan.4

Menurut imam asy-Syatibi Sadd Adh-Dhari>’ah seperti yang dikutip oleh Adrewi adalah:


(35)

mengandung kemashalatan. Akan tetapi, bila tujuannya tidak baik, misalnya untuk menghindari dari kewajiban zakat maka hukumnya dilarang. Hal itu di dasarkan ada pertimbangan, bahwa hukum zakat wajib, sedangkan hibbah adalah sunnah.6

As-Syaukani dalam Nasrun Ruslin memberi definisi Adh-Dhari>’ah dengan masalah (sesuatu) yang dilihat secara lahir adalah mubah (boleh), tetapi membawa kepada perbuatan yang terlarang. Definisi tersebut mirip dengan definisi yang dirumuskan oleh asy-Syatibi dalam Nasrun Ruslin, yakni: “segala yang membawa kepada sesuatu yang terlarang, yang mengandung mafsadah (kerusakan).” Dari definisi ini muncul istilah Sadd Adh-Dhari>’ah (menutup sarana kepada kejahatan).7

Menurut al-QarafiSadd Adh-Dhari>’ah adalah memotong jalan kerusakan (mafsadah) sebagai cara untuk menghindari kerusakan tersebut.8 Meski suatu perbuatan bebas dari unsur kerusakan

(mafsadah), namun jika perbuatan itu merupakan jalan atau sarana terjadi suatu kerusakan (mafsadah), maka kita harus mencegah perbuatan tersebut.

6 Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), 132.

7 Nasrun Ruslin, Konsep Ijtiha>d Al-Syaukani; Relenvansinya Bagi Pembaharuan Hukum Islam Di

Indonesia, (Jakarta: PT. Logos, 1999), 142-143.

8 Sarmin Syukur, Ilmu Ushul Fiqih Perbandingan ; Sumber-Sumber Hukum Islam, (Surabaya:


(36)

Menurut Mukhtar Yahya dan Fatchurrahman Sadd Adh-Dhari>’ah adalah meniadakan atau menutup jalan yang menuju kepada perbuatan yang terlarang.9

Sedangkan menurut Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah Sadd Adh-Dhari>’ah adalah jalan atau perantara tersebut bisa berbentuk sesuatu yang dilarang maupun yang dibolehkan.10 Contoh apabila semua tujuan itu tidak sampai kecuali dengan adanya sebab-sebab dan jalan (sarana) yang membawa kepada tujuan tersebut, maka sebab-sebab dan jalan (sarana) tersebut hukumnya mengikuti hukum tujuan. Oleh karena itu jalan kepada hukum yang dilarang harus dicegah, karena akan menimbulkan kerusakan.

Dari beberapa contoh pengertian di atas, tampak bahwa sebagian ulama seperti asy-Syathibi dan asy-Syaukani mempersempit

Adh-Dhari>’ah sebagai sesuatu yang awalnya diperbolehkan. Namun al-Qarafi dan Mukhtar Yahya menyebutkan Adh-Dhari>’ah secara umum dan tidak mempersempitnyahanya sebagai sesuatu yang diperbolehkan. Di samping itu, Ibnu al-Qayyim juga mengungkapkan adanya Adh-Dhari>’ah yang pada awalnya memang dilarang.

9 Mukhtar Yahya dan Fatchurrahman, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Islam; Fiqh Islami,

(Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1986), 347.

10 Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, A’lam al-Muqi’in, Juz II, (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah,


(37)

Sebagai gambaran untuk memahami Sadd Adh-Dhari’ah

dapat diilustrasikan dari pepatah yang mengatakan: “ lebih baik mencegah dari pada mengobati” pepatah ini dapat ini kita pahami bahwa mencegah itu relatif lebih mudah dan tidak memerlukan biaya besar. Adapun mengobati resikonya lebih besar dan membutuhkan waktu serta biaya yang tidak sedikit. Hukum islam dibangun atas dasar menarik maslahat dan menolak madharat. Untuk mencapai dua hal tersebut, maka diperlukan antisipasi dan usaha.11

Jalan (perbuatan) yang akan menuju kepada keharaman , hukumnya haram. Dan ini harus dicegah, di tutup (Saddudz Dzari>’iyah). Jalan (perbuatan) yang akan menuju kepada sesuatu yang diperbolehkan, hukumnya mubah (boleh). Sesuatu yang mana kewajiban tidak dapat dilaksanakan kecuali dengan sesuatu tersebut maka sesuatu itu wajib dilaksanakn (Fath{u Al-Dzari>’ah).12

2. Dasar HukumSadd Adh-Dhari>’ah

Pada dasarnya, tidak ada dalil yang jelas tentang boleh atau tidaknya menggunakan SaddAdh-Dhari>’ah. Namun beberapa nas{

11 Sapiudin Shidiq, Ushul Fiqh, (Jakarta: Penada Media Group, 2011), 104.

12 A. Faishal Haq, Ushul Fiqh; Kaidah-Kaidah Penetapan Hukum Islam, (Surabaya: PT. Citra


(38)

yang mengarah kepadanya baik al-Qur’a>n, as-sunnah, maupun kaidah fiqih, antara lain:

a. Al- Qur’a>n


(39)

Dalam kitab tafsir Al-Maraghi bahwa setelah Allah mengeluarkan adam dan hawa dari surga untuk turun ke bumi, menjadikan bumi sebagai temapt tinggal mereka, dan setan adalah musuh mereka berdua, Allah menurunkan pula bagi adam dan keturunannya segala kebutuhannya dalam urusan dunia dan Agama, seperti pakaian yang digunakan sebagai penutup aurat dan perhiasan.

Pakaian untuk menutupi aurat yaitu perkara yang dianggap buruk bila terlihat. Perhiasan ialah perkara untuk keindahan lahiriah. Yang pertama merupakan kebutuhan primer dan yang kedua sebagai kebutuhan sekunder. Dan untuk menutup aurat dengan pakaian merupakan nikmat Allah kepada manusia . Allah mengajari, memudahkan, dan mensyari’atkan pada mereka pakaian untuk menutup aurat yyang terbuka. Fungsi lain adalah sebagai hiasan dan keindahan, menggantikan pemandangan buruk ketelanjangan.


(40)

(41)

(42)

Kandungan kaidah fiqih ini menjelaskan bahwa jika terjadi pertentangan antara kerusakan dan kemashalatan (kebaikan) pada suatu perbuatan atau jika satu perbuatan ditinjau dari segi terlarang, karena mengandung kerusakan dan ditinjau dari segi yang lain mengandung kemaslahatan, maka segi larangan yang harus didahulukan. Hal ini disebabkan karena perintah meninggalkan larangan lebih kuat dari pada perintah menjalankan kebaikan.21

Dari kaidah diatas adalah bahwa segala perbuatan dan perkataan yang dilakukan mukallaf yang dilarang syara’ terkadang menyampaikan dengan sendirinya kepada kerusakan tanpa perantara, seperti zina, pencurian dan pembunuhan. Namun terkadang tidak menyampaikan dengan sendirinya, tetapi dia menjadi wasilah kepada sesuatu yang lain yang menyampaikan kepada kerusakan tersebut, seperti khalwat yang tidak menjadi sebab terjadinay pencampuran keturunan, tetapi dia menjadi perantara kepada zina yang menimbulkan kerusakan.22

Ibid.,


(43)

3. Kedudukan Sadd Adh-Dhari>’ah Dalam Penetapan Hukum

Dikalangan ulama ushul dalam menetapkan kedudukan Sadd Adh-Dhari>’ah dalam hukum Islam adalah dengan memandang dua sisi, yaitu:

a. Motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu jika tujuannya dilarang, maka jalannya pun dilarang dan jika tujuannya wajib, maka jalannya pundiwajibkan.

b. Dari segi dampaknya (akibat) jika akibat suatu perbuatan menghasilkan kemaslahatan seperti yang diajarkan syari’ah, maka wasilah hukumnya boleh dikerjakan, dan sebaliknya jika akibat perbuatan adalah kerusakan, walaupun tujuannya demi kebaikan maka hukumnya tidak boleh.23

Sedangkan ulama yang menerima secara terbatas adalah ulama Hanafiyah, Syafi’iyah dan Syi’ah dapat menerima Sadd Adh-Dhari>’ah sebagai dalil jika kemafsad}atan yang akan muncul itu pastikan akan terjadi atau paling tidak diduga keras akan terjadi jika sebuah Sadd Adh-Dhari>’ah dikerjakan.24

Ulama Z}ahiriyyah tidak mengakui kehujjahan Sadd Adh-Dhari>’ah sebagai salah satu dalil dalam menetapkan hukum syara’. Hal tersebut sesuai dengan prinsip mereka yang hanya menggunakan

23Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2010), 137.


(44)

nas} (al-Qur’a>n dan as-Sunnah) dan tidak menerima campur tangan logika (ra’yu) dalam masalah hukum.25

Pada umumnya semua ulama menerima metode Sadd Adh-Dhari>’ah kecuali ulama Z{ahiriyyah. Hanya saja penerapannya yang berbeda perbedaan tentang ukuran kualifikasi Sadd Adh-Dhari’ah

yang akan menimbulkan kerusakan dan yang dilarang.26

Terlepas dari kategori mana Sadd Adh-Dhari>’ah yang dilarang, metode Sadd Adh-Dhari>’ah berhubungan langsung dengan memelihara kemaslahatan dan menghindari mafsadat.Memelihara maslahat termasuk tujuan yang disyari’atkan dalam hukum Islam.27

B. Fath{ Adh-Dhari>’ah

1. Pengertian Fath{ Adh-Dhari>’ah


(45)

isimbentuk tunggal yang berarti perantara (wasilah) atau jalan ke suatu tujuan.29

Misalnya jika menuntut ilmu adalah sesuatu yang diwajibkan, maka wajib pula segala hal yang menjadi sarana untuk tercapai usaha menuntut ilmu, seperti membangun sekolah dan menyusun anggaran pendidikan yang memadai.

Fath} Adh-Dhari>’ah menurut terminologi adalahmenetapkan hukum atas suatu perbuatan tertentu yang pada dasarnya diperbolehkan, baik dalam bentuk membolehkan (ibahah),

menganjurkan (istihab), maupun mewajibkan (ijab) karena perbuatan tersebut bisa menjadi sarana terjadinya perbuatan lain yang memang telah dianjurkan atau diperintahkan.30

2. Dasar Hukum Fath{ Adh-Dhari>’ah

Adapun dasar-dasar yang bisa dijadikan rujukan Fath} Adh-Dhari>’ah:

a. Al-Qur’a>n

Al-Qur’a>n surat Al-Ah}za>b (33): 32

29Ibid, 219.


(46)


(47)

Hanabilah dapat berdampak pada kemaslahatan, sedangkan beberapa jumhur ulama menganggapnya sebagai muqaddimah. 3. Kedudukan Fath{ Adh-Dhari>’ah Dalam Penetapan Hukum

Para ulama telah sepakat tentang adanya hukum pendahuluan tersebut, tetapi mereka tidak sepakat dalam menerimanya sebagai

Dzari>’ah. Ulama Malikiyah dan Hanabilah dapat menerima sebagai

Fath}Adh-Dhari’ah, sedangkan ulama Syafi’iyah, Hanafiyah dan sebagian Malikiyyah menyebutkan hanya sebagai muqaddimah, tidak termasuk sebagai kaidah dzari>’ah. Namun, mereka sepakat bahwa hal itu bisa dijadikan sebagai hujjah dalam menetapkan hukum.32

C. Al-Ija>rah (Sewa-Menyewa)

1. PengertianAl-Ija>rah (Sewa-Menyewa Secara etimologi kata


(48)

setelah habis masa berlaku perjanjian dalam sewa.kewajiban bagi penyewa harus membayar barang yang di sewa sebagaimana yang telah ditentukan oleh orang yang menyewakan.

Sedangkan secara terminologi para ulama mendefinisikan al-Ija>rah:

Menurut pendapat ulama HanafiyahIja>rah ialah akad untuk membolehkan pemilikan manfaat yang di ketahui dan disengaja dari suatu zat yang disewa dengan imbalan.34

Menurut pendapat ulama Malikiyah Ija>rah ialah nama bagi akad-akad untuk kemanfaatan yang bersifat manusiawi dan untuk sebagian yang dapat dipindahkan.35

Menurut pendapat ulama asy-Syafi’iyah Ija>rah ialah akad atas sesuatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah serta menerima-menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti tertentu.36

Menurut Amir Syarifuddin secara sederhana dapat diartikan dengan akad atau transaksi manfaat atau jasa dengan imbalan tertentu.Bila yang menjadi objek transaksi adalah manfaat atau jasa dari suatu benda disebut Ija>rah Al’ain, seperti sewa-menyewa rumah

34Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah…,114.

35 Ibid.


(49)

untuk ditempati.Bila yang menjadi objek transaksi manfaat atau jasa dari tenaga seseorang disebut Ija>rah Ad-Dzimah atau upah mengupah, seperti upah mengetik skripsi.Sekalipun objeknya berbeda keduanya dalam konteks fiqh disebut al-Ija>rah.37

Menurut al-Kasa>ni Ijara>h ialah Transaksi terhadap suatu manfaat dengan imbalan.38

Menurut pendapat asy-Sya>rbini al-Khat}i<b Ija>rah adalah Pemilikan manfaat dengan adanya imbalan dan syarat-syarat.

Menurut pendapat Ibnu Quda>mah Ija>rah adalah Akad kemanfaatan sesuatu yang dibolehkan dalam waktu tertentu dengan suatu imbalan.

Dari definisi-definisi diatas, maka dapat diambil suatu pengertian al-Ija>rah secara terminologi adalah perjanjian atas manfaatbenda kepada orang lain dengan ganti pembayaran dan syarat-syarat tertentu.

2. Dasar Hukum Al-Ija>rah

Al-Ija>rah (sewa) disahkan syari’at berdasarkan al-Qur’a>n dan as-Sunnah:

37 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh…, 216.


(50)

a. Al-Qur’a>n


(51)

kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan.40


(52)

Menurut pendapat ulama Hanafiyah rukun al-Ija>rah hanya satu yaitu ijab dan qabul dari dua belah pihak yang bertransaksi.43

4. Syarat- Syarat Al-Ija>rah

Sebuah akad sewa dinyatakan sah jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Kerelaan dua pihak yang melakukan akad.

2. Mengetahui manfaat dengan sempurna barang yang di akadkan, sehingga mencegah terjadinya perselisihan.

3. Hendaklah barang yang menjadi objek traksaksi (akad) dapat dimanfaatkan kegunaannya menurut criteria, realita dan syara’. 4. Dapat diserahkan sesuatu yang disewakan berikut kegunaan

(manfaatnya).

5. Bahwa manfaat adalah hal yang mubah bukan yang di haramkan.44

5. Macam-Macam Al-Ija>rah Ijarah ada dua macam:

1. Ija>rah atas manfaat atau disebut juga dengan sewa-menyewa

43Abdul Rahman Ghazaly. dkk, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2010), 278.


(53)

Akad sewa-menyewa dibolehkan atas manfaat yang mubah, seperti pakaian dan perhiasan untuk dipakai. Adapun manfaat yang diharamkan maka tidak boleh disewakan, karena barangnya diharamkan. Dengan demikian, tidak boleh mengambil imbalan untuk manfaat yang diharamkan, seperti bangkai dan darah. 2. Ija>rah atas pekerjaan atau disebut juga upah mengupah

Ija>rah atas pekerjaan atau upah-mengupah adalah suatu akad Ija>rah untuk melakukan suatu perbuatan tertentu. Misalnya mengangkut barang ke tempat tertentu. Orang yang melakukan pekerjaan disebut aji>r atau tenaga kerja.45

6. Berakhirnya Akad Al-Ija>rah

Menurut Sayyid Sabiq, Ija>rah akan menjadi batal bila ada hal-hal sebagai berikut:

1. Terjadinya cacat pada barang sewaan yang terjadi pada tangan penyewa

2. Rusaknya barang yang disewakan 3. Rusaknya barang yang diupahkan

4. Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, berakhirnya masa yang telah ditentukan dan selesainya pekerjaan.46

45Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), 329-333.


(54)

Menurut Ulama Hanafiyah salah satu pihak dari yang berakad boleh membatalkan al-Ija>rah jika ada kejadian-kejadian yang luar biasa, seperti terbakarnya gedung, tercurinya barang-barang dagangan, dan kehabisan modal.


(55)

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

1. Letak Geografis Lokasi Penelitian

Kata Bapak kepala camat Edy Yunan Achmadi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan awalnya Kecamatan Turi berpusat di desa yang bernama Turi. Dan turi adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Lamongan, provinsi jawa timur. Letak Kecamatan Turi sekitar 4-5 Km ke arah utara dari Kruwul, dan dipindah ke kruwul yang terletak di desa sukoanyar, dukuh kruwul orang sering menyebut kruwul. Tujuan pemindahan lokasi ibu kota tersebut supaya kecamatan ini mudah untuk berkembang karena lokasinya terletak di jalan raya Jakarta - Surabaya tepatna diapit sebelah barat kota Bojonegoro (jalur tengah) dan kota Tuban (jalur pantura) dan sebelah timur kota Gresik dan agar bisa di jangkau dengan kedaraan apapun.1

Kecamatan Turi ada disebelah barat desa Turi dan jauh dari desa saya seandainya saya pergi ke kecamatan Turi harus melewati desa Kombo, Kemlagi Gede, Guyangan, Turi, Kauman, Glagah dan Jalak dulu agar bisa sampai ke Kecamatan Turi. Dan letak Kecamatan Turi sangat strategis dan tempat pelayanan bagi masyarakat sangat bersih dan di


(56)

Kecamatan Turi juga ada 3 Agama yang terdapat di Desa Balun tiap hari Minggu di buat untuk orang-orang Kristen yang melaksanakan shalat di gereja dan di hari Jum’at orang Islam ziarah ke Paserean yang terdapat di desa Balun tapi yang melaksanakan ziarah ke paserean konon katanya yang keluarganya makan ikan lele tidak boleh ziarah ke situ tapi kalau dari keluarga yang tidak makan lele wajib ziarah ke paserean tersebut.

Kecamatan turi merupakan salah satu kecamatan dari 27 kecamatan yang berada di kabupaten lamongan yang letak geografi kecamatan turi di sebelah barat ibu kota kabupaten lamongan dengan jarak orbitasi 5 km dari ibu kota lamongan yang di lalui jalan raya Surabaya-Jakarta secara astronomis, kecamatan turi terletak pada posisi 7 01’ 30” LS 7 06’ 30” LS dan 112 20’ 30” BT 112 26’ 00” BT. Secara geografi batas-batas wilayah kecamatan turi yaitu Di sebelah utara Kecamatan Turi yaitu Kecamatan Kalitengah, sebelah selatan Kecamatan Turi yaitu Kecamatan Lamongan, sebelah timur Kecamatan Turi yaitu Kecamatan Deket dan sebelah barat Kecamatan Turi yaitu Kecamatan Sukodadi.2

Adapun secara struktural untuk mempermudah kepala camat dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemegang amanah dari pemerintah maka perlu dibantu oleh para staf-staf yang lain, dalam mempermudah menjalankan tugas tersebut, maka perlu dibentuk struktur organisasi pemerintahan kecamatan, adapun struktur pemerintahan kecamatan yaitu


(57)

di awasi oleh suatu lembaga yang bernama BPD ( Badan Pemerintahan Daerah) yaitu sebagai pengawas dari kinerja para perangkat , kemudian dalam mengawasi kinerja tersebut dibantu oleh seorang kepala camat yang dipilih secara langsung oleh masyarakat dengan macam jabatan kurang lebih 6 tahun.

Nama-nama para staf perangkat Kecamatan Turi sebagai berikut: bapak Edy Yunan Achmadi, SSTP. M.Si sebagai kepala camat, yang mana dibantu oleh sekretaris camat yaitu bapak Nur Salim, SH. MM, adapun sekretaris camat tersebut dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh oleh bapak Swisty Riyantini, SE selaku kaur keuangan dan bapak Hariyanto selaku kaur umum, selain itu juga dibantu oleh para staf-staf yang lain seperti kasi pemerintahan dijabat oleh bapak Sujak, S.Sos, dan kasi trantib dijabat oleh bapak Umar Hasan, S.Sos, kasi ekonomi & pemerintahan di jabat oleh bapak Kabul, SE, MM dan kasi PMD dijabat oleh bapak Ana Azemi, SE.3

Kecamatan Turi terdiri dari 19 desa dari desa-desa tersebut dipimpin oleh kepala desa, jumlah penduduk keseluruhan di Kecamatan Turi 51,363 Jiwa, Luas Kecamatan Turi 48,69 Km&Sup 2, dan kepadatan Kecamatan Turi 1,055 Jiwa/Km&Sup 2.


(58)

Berdasarkan data luas tanah yang ada di Kecamatan Turi Tanah Sawah Seluas 3.870,5 Ha

Tanah Tegal Seluas 478, 1 Ha Tanah Pekarangan Seluas 481,07 Ha

Tanah Hutan Negara -Ha

Tanah Lain-Lain Seluas 39,343 Ha

Sumber: Bapak Edy Yunan Achmadi, Kepala Camat Kecamatan Turi

2. Kondisi Geografi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

Secara geografi Kecamatan Turi termasuk Kecamatan yang di keliling dengan sawah dan ladang yang tanahnya berwarna hitam sehingga dengan demikian mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Adapun jumlah penduduk Kecamatan Turi untuk yang perempuan 28.031 orang sedangkan jumlah penduduk laki-laki 28.648 orang sehingga jika di jumpai dari keseluruhan penduduk Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan yaitu berjumlah 56.679 orang, yang mana terdiri dari 18.074 kepala keluarga (KK).4

3. Sosial Pendidikan

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (sumber daya manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada tingkatan perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi


(59)

maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga akan membantu program pemerintah dalam mengatasi pengangguran dan kemiskinan.

Masalah pendidikan tidak terlepas dari sarana dan prasarana lembaga pendidikan yang ada, karena sarana tersebut merupakan tolak ukur bagi perkembangan pendidikan anak didik generasi yang akan dating.

Adapun rincian tentang sarana pendidikan dan jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan berdasarkan hasil data profil kecamatan tahun 2013 adalah:

a. Prasarana Pendidikan Formal a. Taman Kanak-Kanak (TK) b. SD/ Sederajat

c. SLTP/ Sederajat d. SLTA/ Sederajat

b. Tingkat Pendidikan Penduduk

a. Penduduk Tamat SD/ Sederajat : 2.318 orang b. Penduduk Tamat SLTP/ Sederajat : 368 orang c. Penduduk Tamat SLTA/ Sederajat : 368 orang d. Penduduk Tamat Sarjana : 56 orang

Pendidikan yang relative rendah menyebabkan kurangnya bekal dan keterampilan untuk hidup layak, sehingga pola piker masyarakat


(60)

desa-desa yang ada di kecamatan turi kabupaten lamongan yang sedikit sederhana cara berfikir turun-temurun apa yang di katakan oleh orang-orang terdahulu atau adat. Sehingga tidak dapat berkembang dengan baik tanpa ada pikiran untuk mengembangkannya.

4. Sosial Keagamaan

Dari seluruh jumlah penduduk yang terdapat di catatan kantor kecamatan turi kabupaten lamongan hampir di nyatakan 100 % penduduknya beragama Islam dan ada 3 agama yang di anut oleh penduduk desa balun kecamatan turi kabupaten lamongan yaitu islam berjumlah 3.807 jiwa, kristen protestan berjumlah 621 jiwa dan hindhu berjumlah 284 jiwa dan dengan 4 tempat ibadah yakni masjid 2 buah, gereja 1 buah, dan pura 1 buah serta beberapa fasilitas ibadah yang lain seperti pondok pesantren dan musholla-musholla.5

Hal ini menunjukkan bahwa Agama Islam yang di anut oleh mayoritas penduduk berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, sehingga corak dan tradisi budaya yang di latar belakangi ajaran Islam juga di buktikan dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada seperti yang bersifat harian seperti shalat berjamaah di musholla dan ada juga yang shalat berjamaah di masjid yang terdapat di desanya masing-masing, dan ada yang bersifat mingguan seperti yasinan, istiqosah yang di lakukan oleh bapak-bapak atau ibu-ibu yang ada di desa-desa sekitarnya dan


(61)

jami’iyah yang di lakukan oleh para remaja-remaja yang terdapat di rumah warga yang di tentukan dan dilakukan bergilir tiap minggu. Keberadaan pondok pesantren yang terdapat di desa turi kecamatan turi kabupaten lamongan juga sangat mempengaruhi tradisi dan corak Islam yang di anut oleh masyarakat desa-desa yang ada di kecamatan turi. Di kecamatan turi juga terdapat masjid-masjid dan musholla di tiap-tiap desa yang mayoritas beragama Islam, maka akan berdampak pula pada pola piker yang religius.

5. Sosial Ekonomi

Secara umum pencaharian warga masyarakat Kecamatan Turi dapat terindentifikasikan ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Dalam usaha memenuhi sehari-hari masyarakat kecamatan turi kabupaten lamongan yang terdiri dari berbagai macam-macam sektor pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan keahlian masing-masing yaitu :

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No. Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Petani 95 Persen

2 Pekerja Sektor Jasa/Perdagangan 75 Persen 3 Pekerja Sektor Industri 30 Persen

Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa masyarakat kecamatan turi kabupaten lamongan adalah petani. Dengan bertani mereka memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, seperti menanam padi, ubi, kacang


(62)

panjang dan kecapir yang bias mereka jual dan mereka tanam di pinggir-pinggir atau di pematang sawah sekiranya dapat dikonsumsi dalam jangka waktu dekat tanpa harus menunggu lama.

Adapun macam-macam pekerjaan-pekerjaan lain yang dilakukan oleh masyarakat kecamatan turi kabupaten lamongam untuk menunjang perekonomian mereka di bidang jasa atau perdagangan antara lain: jasa pemerintahan seperti pegawai desa dan pegawai negeri sipil, jasa lembaga keuangan, jasa perdagangan dan jasa keterampilan.

Penduduk yang belum bekerja atau menganggur menurut profil kecamatan turi kabupaten lamongan tahun 2013 sampai sekarang kurang lebih adalah :

a. Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang belum bekerja : 100 orang b. Jumlah angkatan kerja usia 15-55 tahun : 300 orang

Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa masyarakat kecamatan turi kabupaten lamongan perlu di sadari bahwa pendidikan itu sangat penting untuk kemajuan generasi muda ke depa, sehingga mampu menciptakan hal-hal baru untuk kemajuan terutama untuk desa-desa yang terdapat di kecamatan turi kabupaten lamongan. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang bersekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi, maka dapat di harapkan dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dia miliki agar lebih maju, baik dari sisi manajemen maupun perkembangan kedepannya agar bias lebih di kenal oleh masyarakat luas dan di jadikan contoh oleh desa-desa lainnya.


(63)

B. Gambaran Umum Masalah Sewa-Menyewa Orkes Di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

Sewa-menyewa adalah perjanjian antara pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa. Pihak yang menyewakan atau pihak pemilik menyerahkan barang yang hendak disewa kepada pihak penyewa untuk dinikmati sepenuhnya, sebagai salah satu perjanjian maka penyewa merupakan suatu persetujuan antara pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa.

Dan gambaran umum sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan ini ada permasahalan yang mengenai sewa-menyewa orkes dalam Al-ija>rah atau sewa-menyewa sudah dijelaskan dalam kitab fiqih

mu’a>malah syarat-syarat dan rukun dalam sewa-menyewa tetapi dikalangan masyarakat ini ada yang melanggar perjanjian atau kesepakatan antara penyewa dan orang yang menyewakan. Kata bapak Mat Suheri ada salah satu orang yang menyewa orkesnya yang bernama bapak Aji Afandi sejak awal kedua belah pihak ini sudah bersepakat jika suatu saat ada barang yang rusak bapak Aji Afandi menanggung semua barang rusak tadi tetapi penyewa tidak mau bertanggung jawab atas barang yang rusak tersebut. Dan kesepakatan pertama sudah disepakati tetapi penyewa melanggar perjanjian yang di ucapkan sejak pertama. Dalam Islam persoalan ini tidak sah karena tidak berpegang pada mu’a>malah.


(64)

1. Latar Belakang Sewa-Menyewa Orkes

Awal mula orkes LA Sonata di promosikan oleh bapak Musiron yang mempunyai orkes Mahesta sekaligus ketua Mahesta Lamongan. Orkes ini sangat terkenal di kalangan masyarakat Lamongan dan luar Lamongan6

Pertama kali orkes LA Sonata di dirikan oleh bapak Mat Suheri dan mempunyai anggota-anggota yang di ambil dari Desa Geger sendiri untuk memainkan alat-alat musik tersebut.7

Adapun dalam sewa-menyewa orkes di Desa Geger Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan harus ada kesepakatan antara pemilik orkes dengan orang yang menyewa orkes tersebut dan dalam penyewaan harus memenuhi syarat-syarat dalam sewa-menyewa orkes tersebut. Kata bapak Mat Suheri boleh main orkes asal satu jangan pakai narkoba dan agar orkes yang di sajikan bisa menghibur masyarakat dan meramehkan masyarakat yang melihat.

Awal mula orkes Fifta yang ada di Desa Kauman pertama kali muncul di populerkan oleh bapak Amari yang selaku mempunyai orkes tersebut beliau pengen memgembangkan bakat-bakat anak para pemuda yang ada di Desa Kauman agar anak-anak muda yang ada di Desa tersebut tidak pengangguran.8

6 Musiron, Wawancara, Geger Lamongan, 22 November 2014.

7 Mat Suheri, Wawancara, Geger Lamongan, 22 November 2014.


(65)

Dan dalam orkes Fifta ini dulunya sebelum orkes LA Sonata muncul orkes ini sangat populer sekali terus orkes LA Sonata muncul orkes yang ada di Desa kauman ini tidak populer seperti yang dulu.

2. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Sewa-Menyewa Orkes

Pihak-pihak yang sering terlibat dalam sewa-menyewa orkes terdapat pada Desa Badurame dan Desa Brondong di Desa Geger sendiri juga sering menyewa orkes LA Sonata ini kalau ada acara-acara malam hajatan dan berbentuk lesehan 1 kali pentas 1 juta dan yang memakai pentas harus dapat izin dari pihak kepolisian dan yang lesehan tidak memakai izin dari kepolisian.9

Pihak-pihak yang sering terlibat dalam sewa-menyewa orkes Fifta adalah di berbagai desa-desa karena orkes ini juga terkenal tapi tidak populer orkes LA Sonata. Dan dalam satu pementasan orkes Fifta ini Cuma mengeluarkan uang 1 juta itu sudah dalam bentuk pentas panggung tidak perlu izin kepolisian.10

3. Motivasi Orkes

Kata bapak Mat Suheri motivasi dalam orkes disini bukan untuk mencari keuntungan tapi Cuma untuk mengembangkan bakat karang taruna yang ada di desa tersebut soalnya dalam karang taruna yang terdapat pada Desa Geger tersebut tidak ada kegiatan biar tidak

9 Mat Suheri, Wawancara, Lamongan, 22 November 2014.


(66)

pengangguran jadi bapak Mat Suheri mengembangkan bakatnya dan menciptakan kreatifnya dengan penuh perjuangan agar karyanya bisa berkembang dan bisa membuat nama desa geger tersebut menjadi desa yang terkenal dengan orkes LA Sonata tersebut.11

4. Dampak Positif

Kata pak Mat Suheri dalam orkes mempunyai dampak positif dan dampak negatif diantaranya sebagai berikut dan dampak-dampak positif-nya yaitu:

Beberapa lagu dangdut mempunyai makna atau mengandung pesan-pesan moral dan pendidikan, lagu-lagu tersebut mengajarkan atau menasehati agar remaja tidak terlena oleh pengaruh buruk yang diakibatkan kemajuan teknologi. Banyak lagu dangdut yang bertema sosial dan mengangkat realita kehidupan ketika orang-orang terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa, ketika melihat ketidakadilan dan ketidakmanusiaan.

Lagu-lagu tersebut bisa mewakili mereka dalam berteriak dan menyuarakan hati nuraninya yang mencurahkan sisi hitam masyarakat kelas bawah. Kiat menyadarkan masyarakat terutama generasi muda, juga banyak dijumpai dalam lirik lagu dangdut yang mengangkat masalah perjudian yang semakin marak dalam berbagai bentuk.


(67)

Selain menggambarkan permasalahan masyarakat, melalui lagu-lagu dangdut banyak kita jumpai kebijaksanaan untuk hidup bermasyarakat secara baik bahkan tidak jarang nasehat untuk kerukunan hidup dan kehati-hatian manusia dalam menentukan masa depannya. Dampak positif lainnya adalah lahirnya kreatifitas untuk mencoba menerjuni bidang yang satu ini.

Lagu dangdut tidak mempengaruhi perilaku penggemarnya. Berbeda dengan pengagum fanatik jenis musik lain yang bisa ditandai dengan munculnya model rambut cepak dan baju dan kalung rap.

5. Dampak Negatif

Dan juga mempunyai dampak negatif nilai-nilai kualitas dari sejumlah lagu dangdut kurang diperhatikan. Sangat sulit untuk menemui nilai lebih dari kreatifitas seniman dangdut sekarang. Selain itu, dampak negatif dari orkes adalah :

1. Munculnya pola hidup atau kebiasaan untuk memburu

tempat-tempat yang diketahui akan menggelar pertunjukkan musik dangdut.

2. Timbulnya gaya hidup yang baru, yakni kesenangan memasuki

rumah hiburan yang khusus menyajikan musik dan lagu dangdut. 3. Meskipun tidak seluruhnya, sebagian dari pengagum fanatik

dangdut, seringkali memanfaatkan kesempatan menonton pertunjukkan musik ini sambil meminum minuman keras.


(68)

4. Timbulnya peniruan di kalangan remaja terhadap penyanyi idola.

Hal ini menyebabkan matinya kreatifitas dan buntunya inovasi untuk membentuk jati diri

5. Banyak lagu-lagu dangdut yang mengandung pengertian sensual

dibawakan oleh para pengamen remaja di berbagai tempat dan menyebabkan mereka matang sebelum waktunya.


(69)

Dalam praktek sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan ada salah satu pihak yang melanggar kesepakatan antara pihak yang menyewa dan orang yang menyewakan. Dalam Islam sudah di jelaskan bahwa syarat-syarat sewa-menyewa harus ada ijab Kabul serah terima dari kedua belah pihak. Dalam penelitian sewa-menyewa orkes ini antara pihak penyewa dan pihak yang menyewakan sejak pertama sudah mengucapkan ijab Kabul antara kedua belah pihak tetapi pihak yang menyewa telah melanggar kesepakatan yang telah diucapkan sejak pertama dikarenakan orkes yang disewa ini berdampak positif bagi penyewa. Maka selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Sadd Adh-Dhari>’ah dan Fath} Adh-Dhari>’ah karena dampak positif dalam acara pementasan lebih besar dibandingkan dengan dampak negatifnya.

A. Analisis Sadd Adh-Dhari>’ah Sewa-Menyewa Orkes Di Kecamatan Turi

Kabupaten Lamongan

Dari analisis ini mempunyai dampak negatif dan dampak positif di antaranya sebagai barikut:

1. Dampak Negatif

Dampak negatif dari sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan dalam jangka waktu dekat maupun dalam jangka waktu jauh di antaranya yaitu:


(70)

1. Munculnya pola hidup baru dan pergaulan yang bebas.

2. Timbulnya gaya hidup yang baru, yakni kesenangan memasuki tempat hiburan.

3. sambil meminum minuman keras

4. Timbulnya peniruan di kalangan remaja terhadap penyanyi idola. Hal ini menyebabkan matinya kreatifitas dan buntunya inovasi untuk membentuk jati diri

B. Analisis Fath} Adh-Dhari’ah Sewa-Menyewa Orkes Di Kecamatan Turi

Kabupaten Lamongan 1. Dampak Positif

Sewa-menyewa orkes dalam kehidupan masyarakat di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan memang sudah kebiasaan warga yang mau mengadakan acara hajatan atau acara lain-lainnya. Dalam sewa-menyewa orkes secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan dampak dalam kehidupan sehari-hari baik dampak positif maupun dampak negatif. Adapun dampak positif dalam sewa-menyewa orkes dalam jangka waktu yang dekat maupun dalam jangka panjang di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan yaitu:

Banyak tamu undangan yang hadir pada acara tersebut dan memberikan hiburan pada tamu-tamu undangan yang hadir.


(71)

Beberapa lagu dangdut mempunyai makna atau mengandung pesan-pesan moral dan pendidikan, lagu-lagu tersebut mengajarkan atau menasehati agar remaja tidak terlena oleh pengaruh buruk yang diakibatkan kemajuan teknologi. Banyak lagu dangdut yang bertema sosial dan mengangkat realita kehidupan ketika orang-orang terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa, ketika melihat ketidakadilan dan ketidakmanusiaan.

Menyadarkan masyarakat terutama generasi muda, juga banyak dijumpai dalam lirik lagu dangdut yang mengangkat masalah perjudian yang semakin marak dalam berbagai bentuk.

Selain menggambarkan permasalahan masyarakat, melalui lagu-lagu dangdut banyak kita jumpai kebijaksanaan untuk hidup bermasyarakat secara baik bahkan tidak jarang nasehat untuk kerukunan hidup dan kehati-hatian manusia dalam menentukan masa depannya.

Sebagaimana yang telah dijelaskan penyusun di atas mengenai dampak positif dan dampak negatif dari sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Pada bagian bab akhir ini dijelaskan mengenai analisis Sadd Adh-Dhari>’ah dan Fath} Adh-Dhari>’ah

terhadap sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi kabupaten lamongan. Sewa-menyewa menurut masyarakat di desa-desa lain memang


(72)

membawa dampak positif, tetapi selain itu juga membawa dampak negatif.

Dampak negatif yang timbul dari sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan menimbulkan kemaksiatan dan berakibat buruk bagi penyewa karena menampilkan artis dengan berpakaian yang kurang sopan dan memamerkan bentuk tubuh bahkan

e ggu aka pakaian terbuka pada bagian-bagian yang seharusnya ditutupi dan sering menimbulkan para pihak yang menonton bersyahwat hingga pada akhirnya melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama dan menjadi ajang keributan, mabuk-mabukkan bagi para pemuda dan menyebabkan matinya kreatifitas dan buntunya inovasi untuk membentuk jati diri.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dampak negatif dari sewa-menyewa orkes yang ada di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan pada dasarnya sewa-menyewa orkes lebih besar dampak negatifnya dibandingkan dengan dampak positifnya. Oleh karena itu apabila di analisis menggunakan metode Sadd Adh-Dhari>’ah

maka sewa-menyewa orkes perlu dicegah karena membawa dampak negatif yang lebih besar untuk kelangsungan hidup bermasyarakat.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam kaidah fiqhiyah bahwa menolak atau mencegah kerusakan itu lebih diutamakan meskipun


(73)

membawa kemaslahatan, dalam artian menjadi diri lebih diutamakan dari pada mencegah harta, karena menurut masyarakat desa Geger dan Kauman Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan menyatakan bahwa alasan masyarakat Geger dan Kauman menyewakan orkes tersebut agar bisa meramekan masyarakat yang menyewa dan mempunyai hajatan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, kebolehan sewa-menyewa orkes pada dasarnya memiliki dampak positif dan dampak negatif. Oleh karena itu jika dianalisis dengan menggunakan metode

Sadd Adh-Dhari>’ah dan Fath} Adh-Dhari>’ah maka sewa-menyewa orkes perlu mendapat perhatian lebih dan bahkan perlu dicegah.

Dijelaskan bahwa sebagai sesama muslim diwajibkan untuk mencegah kemungkaran atau mencegah kerusakan semampunya. Kemungkaran itu jangan didiamkan saja, jika didiamkan akan merajalela. Bila harus diperingatkan dengan perbuatan biar berhenti kemungkaran tersebut itu tidak menjadi masalah. Namun, bila tidak sanggup maka dengan lisan (dengan nasihat peringatan atau perkataan yang sopan santun). Sekalipun ini agak lambat berubahnya. Tetapi kalau masih juga tidak sanggup maka cukuplah bahwa hati kita tidak ikut-ikut menyetujui adanya kemungkaran itu. Hanya saja yang terakhir ini adalah suatu tanda bahwa iman kita sangat lemah sekali. Karena dengan


(74)

hati itu hanya bermanfaat untuk diri kita sendiri, sedangkan perbuatan atau nasihat itu dapat bermanfaat untuk kita dan masyarakat umum hingga kemungkaran itu tidak terus menjadi-jadi.

Dari penelitian yang dlakukan bahwasanya kebolehan sewa-menyewa orkes itu boleh asalkan dalam acara pertunjukkan atau pementasan tidak mengandung kemungkaran dan kemaksiatan (minum-minuman keras). Jika dalam pertunjukkan atau pementasan itu mengandung unsur yang di bolehkan dalam Agama Islam dan mengandung pendidikan bermoral yang Islami yang di bolehkan dalam Islam.


(75)

A. Kesimpulan

Dari pemaparan skripsi di atas maka dapat diambil kesimpulan diantaranya yaitu:

Dalam praktek sewa-menyewa ini harus memenuhi syarat-syarat dan rukun dalam sewa-menyewa. Tetapi dalam sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan antara pihak penyewa dan pihak yang menyewakan telah berijab Kabul serah terima tetapi ada salah satu pihak yang melanggar kesepakatan karena pihak yang menyewa orkes merasa rugi karena dalam acara pementasan orkes tersebut menimbulkan banyak dampak positifnya. Dan kemudian ditarik kesimpulan dengan teori Sadd Adh-Dhari>’ah dan Fath}} Adh-Dhari>’ah

1. Analisis Sadd Adh-Dhari>’ah yang menimbulkan dampak diantaranya yaitu Memanfaatkan menonton orkes sambil minum-minuman keras dan sambil tawuran. Maka bagi penyewa orkes merasa rugi karena dalam acara pementasan tersebut banyak orang-orang tawuran.

2. Analisis Fath} Adh-Dhari’ah yang menimbulkan dampak di antaranya yaitu Dampak Positif : banyaknya tamu undangan yang hadir pada acara tersebut dan memberikan hiburan pada tamu-tamu undangan yang hadir, mempunyai makna dan mengandung pesan-pesan moral pendidikan dalam orkes-orkes yang berbau Islami


(76)

B. Saran

Berdasarkan hasil pemaparan tersebut maka penyusun ingin memberikan beberapa saran yaitu:

1. Bagi masyarakat yang menyewa orkes di acara hajatan atau acara-acara lainnya hendaknya kalau sudah dinyatakan ijab Kabul atau serah terima tidak ada yang perlu diributkan dan tidak saling menyalahkan antara pihak penyewa dan pihak yang menyewakan.


(77)

Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam, 1994. Abu, Zahrah Muhammad. Ushul Fiqih. Mesir: Da>r Arabil, 1985.

Ach Fatwa, Fajruddin. Us}u>l Fiqh dan Kaidah Fiqhiyah. Surabaya: IAIN SA Press, 2013.

Amin, Achmad Agus.“Implementasi Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008

Tentang Pornografi Dari Aspek Larangan Dan Batasannya Terhadap Penyanyi Orkes Melayu Dangdut Dalam Perspektif Fiqh Siyasah”. Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2012.

Arifin Miftahul, Faishal Haq. Ushul Fiqih: Kaidah-Kaidah Penerapan Hukum Islam. Surabaya: Citra Media, 1997.

Arinkunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006.

Azhar Basyir, Ahmad. Azas-Azas Hukum Mu’amalat. Yogyakarta: UII Press, 1990.

Bisri Adib, Munawwir A. Fatah. Kamus Al-Bisri; Arab- Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif, 1999.

Brotowidjoyo, Mukayat D. Metodologi Penelitian Dan Penulisan Karangan Ilmiah, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1992.

Ghazaly, Abdul Rahman. Fiqih Muamalat. Cet1. Jakarta: Kencana, 2010. Haroen, Nasrun. Ushul Fiqh I. Jakarta: Logos, 1996.

Idrus, Muhammad. Metode Ilmu Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2009.

Ismail ibn Muhammad Amir Al-Shan’ani. Subul al-Sala>m Juz 3. Beirut: Da>r al-Kutb al- Ilmiyah, 1988.

Kasa>ni. Bada>’iu ash-Shana>’iu. Beirut: Da>r Al-Fikr, t.t.

M. Ash-Shiddieqy, Hasbi. Falsafah Hukum Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993.


(78)

M. Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishba>ah; Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’a>n. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Muchtar, Kemal. Ushul Fiqih Jilid. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995. Penyusun, Tim. Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel. Petunjuk Teknis

Penulisan Skripsi . Surabaya: Fakultas Syari’ah, 2014.

Qayyim Ibn Al-Jauziyyah. A’lam Al-Muqi’in. Beirut: Da>r Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 1996.

Ruslin, Nasrun. Konsep Ijtihad Al-Syaukani. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999.

Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Beirut: Daa>r Kitab A>l-Arabi, 1971. ---. Fiqih Sunnah, Jilid 4. Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006. ---. Fikih Sunnah, Jilid 13. Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987. Sahrani, Sohari. Fikih Muamalah. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Shidiq, Sapiudin. Ushul Fiqh. Jakarta: Penada Media Group, 2011.

Subagyo, Joko. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Sudarsono. Pokok-Pokok Hukum Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet, 2012.

Suhartini, Andrewi. Ushul Fiqih. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam kementerian Agama RI, 2012.

Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Syafe’I, Rachmat. Ilmu Ushul Fiqih. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998. Syarifuddin, Amir. Garis-Garis Besar Fiqh. Jakarta: Kencana, 2003. ---. Ushul Fiqh 2. Jakarta: PT. Logos, 1999.

---. Ushul Fiqh; Metode Mengkaji dan Memahami Hukum Islam Secara Komprehensif. Jakarta: Zikrul Hakim, 2004.


(79)

Syukur, Sarmin. Ilmu Ushul Fiqih Perbandingan; Sumber-Sumber Hukum Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.

Tanzeh, Ahmad. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras, 2011. Wardi, Ahmad Muslich. Fiqh Muamalat. Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Widi, Restu Kartiko. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Yahya Mukhtar, Fatchurrahman. Dasar-Dasar Pembinaan hokum Islam. Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1986.

Departemen Agama RI. Al-Qur’a>n dan Terjemah. Surabaya: Al- Hidayah, 1971. Ikhsan Rosyid, html. Diakses pada 16 Oktober 2014.


(1)

64

hati itu hanya bermanfaat untuk diri kita sendiri, sedangkan perbuatan atau nasihat itu dapat bermanfaat untuk kita dan masyarakat umum hingga kemungkaran itu tidak terus menjadi-jadi.

Dari penelitian yang dlakukan bahwasanya kebolehan sewa-menyewa orkes itu boleh asalkan dalam acara pertunjukkan atau pementasan tidak mengandung kemungkaran dan kemaksiatan (minum-minuman keras). Jika dalam pertunjukkan atau pementasan itu mengandung unsur yang di bolehkan dalam Agama Islam dan mengandung pendidikan bermoral yang Islami yang di bolehkan dalam Islam.


(2)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan skripsi di atas maka dapat diambil kesimpulan diantaranya yaitu:

Dalam praktek sewa-menyewa ini harus memenuhi syarat-syarat dan rukun dalam sewa-menyewa. Tetapi dalam sewa-menyewa orkes di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan antara pihak penyewa dan pihak yang menyewakan telah berijab Kabul serah terima tetapi ada salah satu pihak yang melanggar kesepakatan karena pihak yang menyewa orkes merasa rugi karena dalam acara pementasan orkes tersebut menimbulkan banyak dampak positifnya. Dan kemudian ditarik kesimpulan dengan teori Sadd Adh-Dhari>’ah dan Fath}} Adh-Dhari>’ah

1. Analisis Sadd Adh-Dhari>’ah yang menimbulkan dampak diantaranya yaitu Memanfaatkan menonton orkes sambil minum-minuman keras dan sambil tawuran. Maka bagi penyewa orkes merasa rugi karena dalam acara pementasan tersebut banyak orang-orang tawuran.

2. Analisis Fath} Adh-Dhari’ah yang menimbulkan dampak di antaranya yaitu Dampak Positif : banyaknya tamu undangan yang hadir pada acara tersebut dan memberikan hiburan pada tamu-tamu undangan yang hadir, mempunyai makna dan mengandung pesan-pesan moral pendidikan dalam orkes-orkes yang berbau Islami


(3)

66

B. Saran

Berdasarkan hasil pemaparan tersebut maka penyusun ingin memberikan beberapa saran yaitu:

1. Bagi masyarakat yang menyewa orkes di acara hajatan atau acara-acara lainnya hendaknya kalau sudah dinyatakan ijab Kabul atau serah terima tidak ada yang perlu diributkan dan tidak saling menyalahkan antara pihak penyewa dan pihak yang menyewakan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Salam Zarkasji, Oman Fathurrahman. Pengantar Ilmu Ushul Fiqh 1. Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam, 1994.

Abu, Zahrah Muhammad. Ushul Fiqih. Mesir: Da>r Arabil, 1985.

Ach Fatwa, Fajruddin. Us}u>l Fiqh dan Kaidah Fiqhiyah. Surabaya: IAIN SA Press, 2013.

Amin, Achmad Agus.“Implementasi Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi Dari Aspek Larangan Dan Batasannya Terhadap Penyanyi Orkes Melayu Dangdut Dalam Perspektif Fiqh Siyasah”. Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2012.

Arifin Miftahul, Faishal Haq. Ushul Fiqih: Kaidah-Kaidah Penerapan Hukum Islam. Surabaya: Citra Media, 1997.

Arinkunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006.

Azhar Basyir, Ahmad. Azas-Azas Hukum Mu’amalat. Yogyakarta: UII Press, 1990.

Bisri Adib, Munawwir A. Fatah. Kamus Al-Bisri; Arab- Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif, 1999.

Brotowidjoyo, Mukayat D. Metodologi Penelitian Dan Penulisan Karangan Ilmiah, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1992.

Ghazaly, Abdul Rahman. Fiqih Muamalat. Cet1. Jakarta: Kencana, 2010. Haroen, Nasrun. Ushul Fiqh I. Jakarta: Logos, 1996.

Idrus, Muhammad. Metode Ilmu Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2009.

Ismail ibn Muhammad Amir Al-Shan’ani. Subul al-Sala>m Juz 3. Beirut: Da>r al-Kutb al- Ilmiyah, 1988.

Kasa>ni. Bada>’iu ash-Shana>’iu. Beirut: Da>r Al-Fikr, t.t.

M. Ash-Shiddieqy, Hasbi. Falsafah Hukum Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993.


(5)

M. Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishba>ah; Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’a>n. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Muchtar, Kemal. Ushul Fiqih Jilid. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995. Penyusun, Tim. Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel. Petunjuk Teknis

Penulisan Skripsi . Surabaya: Fakultas Syari’ah, 2014.

Qayyim Ibn Al-Jauziyyah. A’lam Al-Muqi’in. Beirut: Da>r Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 1996.

Ruslin, Nasrun. Konsep Ijtihad Al-Syaukani. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999.

Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Beirut: Daa>r Kitab A>l-Arabi, 1971. ---. Fiqih Sunnah, Jilid 4. Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006. ---. Fikih Sunnah, Jilid 13. Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987. Sahrani, Sohari. Fikih Muamalah. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Shidiq, Sapiudin. Ushul Fiqh. Jakarta: Penada Media Group, 2011.

Subagyo, Joko. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Sudarsono. Pokok-Pokok Hukum Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet, 2012.

Suhartini, Andrewi. Ushul Fiqih. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam kementerian Agama RI, 2012.

Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Syafe’I, Rachmat. Ilmu Ushul Fiqih. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998. Syarifuddin, Amir. Garis-Garis Besar Fiqh. Jakarta: Kencana, 2003. ---. Ushul Fiqh 2. Jakarta: PT. Logos, 1999.

---. Ushul Fiqh; Metode Mengkaji dan Memahami Hukum Islam Secara Komprehensif. Jakarta: Zikrul Hakim, 2004.


(6)

Syukur, Sarmin. Ilmu Ushul Fiqih Perbandingan; Sumber-Sumber Hukum Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.

Tanzeh, Ahmad. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras, 2011. Wardi, Ahmad Muslich. Fiqh Muamalat. Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Widi, Restu Kartiko. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Yahya Mukhtar, Fatchurrahman. Dasar-Dasar Pembinaan hokum Islam. Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1986.

Departemen Agama RI. Al-Qur’a>n dan Terjemah. Surabaya: Al- Hidayah, 1971. Ikhsan Rosyid, html. Diakses pada 16 Oktober 2014.