Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

Kajian Wacana

SitiMulyani

Silabus (Kompetensi Mata Kuliah)
1

2

3

4

5

6

• Memahami konsep wacana
• Memahami struktur wacana
• Memahami ciri, tipe, dan tema wacana
• Memahami dan menganalisis kohesi dan

koherensi
• Memahami prinsip dan analisis wacana
• Menganalisis berbagai jenis dan bentuk wacana

wacana

wac/wak/ vak
(Sanskerta)

wac (kata kerja
golongan III
parasmaepada(m)
= berkata/ berujar

wacana
‘membendakan’
-- perkataan/
tuturan

Wacana

discursus/Latin
(lari bolak-balik)

Dis (dari/ dalam arah
yang berbeda)+ currere
(lari)

discourse/Inggris

discursus

Discourse/ wacana

Ada tidaknya kesatuan
makna/ organisasi
semantis

Bentuk wacana
Bentuk bukan
wacana


Anton M
Moeliono

HG Tarigan

Harimurti
Kridalaksana

• Rentetan kalimat yang berkaitan ang menghubungkan
proposisi yang satu dengan lainnya dalam kesatuan
makna

• Satuan bahasa paling lengkap, lebih tinggi dari klausa
dan kalimat, kohesi dan koherensi yang baik, awal dan
akhir yang jelas, berkesinambungan, secara lisan dan
tertulis

• Direalisasikan dalam bentuk kata, kalimat, paragraf,
atau karangan utuh yang membawa amanat lengkap


wacana
kalimat
klausa
frasa
kata
morfem
fonem

Unsur-unsur
wacana

Unsur internal
Unsur
eksternal

Unsur internal
Kata dan kalimat
Kalimat : serangkaian kata yang menyatakan
pikiran dan gagasan yang lengkap dan logis

Kalimat: ucapan bahasa yang memiliki arti penuh
dan batas keseluruhannya ditentukan oleh
intonasi (sempurna)

Teks dan koteks
Teks; bahasa tulis, wacana; bahasa lisan, teks = naskah,
analisis teks: objek kajian kata dan kalimat, analisis
wacana melibatkan konteks tutran. Teks esensi wujud
bahasa yang direalisasikan/ diucapkan dalam wacana
Koteks (co-text); teks sejajar, koordinatif, memiliki
hubungan teks lain

Unsur Eksternal
wacana
Implikatur
Presuposisi
Referensi
Inferensi
Konteks


Implikatur
Pengertia
n

Jenis

• Grice; ujaran yang menyiratkan
sesuatu yang berbeda dengan
yang diucapkan (maksud/
keinginan

• Implikatur
konvensional
;
pengertian yang bersifat umum
dan
konvensional,
bersifat
nontemporer/ tahan lama
• Implikatur percakapan; makna

dan
pengertian
bervariasi
tergantung
konteks,
nonkonvensional

Presuposis
i
Turunan dari presupposition ‘perkiraan/
persangkaan/praanggapan’

Pengetahuan bersama, syarat yang diperlukan bagi
benar-tidaknya suatu kalimat. Misalnya: Dheweke
dagang, merupakan presuposisi bagi kebenaran kalimat
Dagangane laris

Referensi
Hubungan antara referen dengan lambang yang
dipakai untuk mewakilinya. Referen : unsur luar

bahasa yang ditunjuk oleh unsur bahasa

Referensi
Eksofora
(situasional/kontekstual)

endofora
(tekstual)

Anafora

katafora

Inferensi/ inference ‘simpulan’

Anton m Moeliono:
proses yang harus
dilakukan
pembaca/pendenga
r untuk memahami

makna yang secara
harafiah tidak
terdapat dalam
wacana

Inferensi
percakapan:
Dengan itu
proses
mitra tutur
interpretasi
dapat menduga
yang ditentukan
maksud
oleh situasi,
penutur dan
konteks dan
dapat memberi
aspek sosiorespon
kultural


Inferensi

Jokowi pada
hari pertama
memulai
memenuhi
janjinya pada
masyarakat
pendukungny
a

• Iya di hari ini
mulai rapat
dengan semua
kepala dinas
• Setelah itu
menelusuri
kawasan-kawasan
kumuh


Cara
memahami
PA (Pinsip Analogi):
berdasarkan akal atau
pengetahuan/
pengalaman umumnya

PPL (Prinsip Penafsiran
Lokal): berdasarkan
konteks lokal yang
melingkupi wacana

Konteks (dell Hymes)
S

P

E

A

K

I

N

G

• Setting and scene: latar dan suasana. Latar bersifat fisik (tempat dan waktu) scene bersifat
psikis (suasana psikologis yang menyertai tuturan)

• Partisipants: peserta tutur (usia, pendidikan, latar sosial)

• Ends: hasil/ tanggapan yang diharapkan dari penutur, tujuan akhir pembicaraan

• Act sequences: pesan/ amanat (bentuk dan isi pesan) Pragmatig bentuk pesan : lokusi, ilokusi,
dan perlokusi

• Key: cara, nada, sikap atau semangat dalam melakukan percakapan

• Instrumentalities: sarana / media percakapan

• Norm: norma/ aturan yang membatasi percakapan

• Genres: jenis wacana

Macam konteks
Linguistik : kalimat-kalimat dalam
wacana

Epistemis : latar belakang
pengetahuan yang diketahui semua
partisipan

Fisik : tempat, objek pembicaraan,
tindakan para partisipan

Sosial: relasi sosio-kultural yang
melengkapi hubungan partisipan

Keutuhan wacana
Kohesi : kepaduan bentuk yang secara
struktural membentuk ikatan sintaktikal.
Kohesi mencakup aspek gramatikal dan
leksikal .

Koherensi:
kepaduan
dan
keterpaduan
antarsatuan dalam teks, sehingga dalam
wacana mengandung pertalian makna atau isi
kalimat. Mencakup aspek semantik dan
topikalisasi

Kohesi

Kohesi gramatikal: referensi,
subtitusi, elipsis, konjungsi,

Kohesi leksikal: sinonim,
antonim, hiponim, repetisi,
kolokasi,dan ekuivalensi

Kohesi gramatikal

Referensi

Substitusi
:

Elipsis

Konjungsi

• Penggunaan kata/ kelompok kata untuk menunjuk kata/
kelompok kata lainnya
• Ada dua jenis : eksoforik (di luar wacana) dan endotorik )
dalam wacana). Endoforis terdiri atas anafora dan katafora
• Terkait pula dengan kata ganti: orang, tempat, tunjuk

• penggantian unsur bahasa yang satu
dengan unsur bahasa yang lain
• Proses penghilangan satuan kebahasaan lain
• Tujuan untuk efektivitas dan efisiensi
• Sarana perangkai unsur kewacanaan
• Jenis: adversatif (namun, tetapi), kausal (sebab, karena),
korelatif (apalagi, demikian juga),subordinatif (meskipun ,
kalau), temporal (sebelumnya, sesudahnya, lalu,
kemudian)

Macam koherensi
1. Hubungan
sebab-akibat

• Kalimat yang satu bermakna sebab
kalimat lain menjadi akibat
• Ia tidak mungkin menemukan fiksi di
perpustakaan itu. Koleksi perpustakaan itu
jurnal ilmiah.

2. Hubungan
sarana-hasil

• Salah satu kalimat menjawab pertanyaan: mengapa hal itu
dapat terjadi, dan hasil itu sudah tercapai
• Mahasiswa itu dapat menyelesaikan studinya dengan tepat
waktu. Tidak mengherankan karena ia rajin belajar dan
sangat tekun

Hubungan
alasan sebab

• Salah satu kalimat menjawab pertanyaan : apa alasannya?
• Ia harus menyelesaikan studinya pada semester ini.
Sekarang ia sudah berada di semester ke empat belas.

Hubungan
sarana tujuan

• Satu bagian menjawab pertanyaan: apa
yang hrs, dilakukian untuk capai tujuan
• Belajarlah dengnan rajin dan tekun.
Studimu akan selesai tepat waktu

Hubungan
latar kesimpulan

• Satu bagian menjawab pertanyaan:
bukti apa yang menjadi dasar simpulan
itu
• Kulit gadis itu sehat dan bersih.
Nampaknya ia rajin merawat diri.

Hubungan
kelonggara
n - hasil

• Satu bagian menyatakan kegagalan
suatu usaha
• Sudah lama aku di kota ini mencarinya.
Alamat iitu tak juga kutemukan

Hubungan
syarat - hasil

• Satu bagian menjawab pertanyaan: apa yang harus
dilakukan/ keadaan apa yang harus dimunculkan untuk
memperoleh hasil
• Beri bumbu dan penyedap rasa yang tepat.
Masakanmu pasti enak.

Hubugan
perbandinga
n

• Saru bagian menyatakan perbandingan dengan bagian
yang lain.
• Pengantin itu sangat anggun. Seperti dewa-dewi dari
kayangan.

Hubungan
parafrastis

• Satu bagian mengungkapkan isi bagian lain dengan
cara yang berbeda
• Saya tidak setuju dengan penambahan anggaran
proyek itu, karena tahun kemarin dana tidak habis.
Sudah saatnya menghemat uang rakyat.

Hubungan
amplikatif

• Satu bagian memperkuat/ menjelaskan bagian lain.
• Dua burung itu jangan dipisahkan. Masukkan dalam satu
kandang saja.

Hubungan
aditif
waktu

• Simultan dan beruntun
• Biar dia duduk dulu. Saya akan selesaikan pekerjaan itu.
(simultan)
• Kita sudah sampai di Yogya. Langsung ke Parangtritissaja.
Habis itu baru belanja di Malioboro. (beruntun)

Hubungan
identifikasi

• Satu bagian sbg penjelas istilah yang ada di bagian lain
• Tidak bisa masuk ke universitas itu tidak bearti bodoh.
Kamu tahu nggak Einstein? Fisikawan genius itu juga
pernah gagal masuk universitas.

Hubungan
aditif non
waktu

• Para petani itu malas? Atau kurang beruntung

Hubungan
generik spesifik

• Gadis model itu sangat cantik. Wajahnya bersih,
matanya indah, bibirnya sangat menawan.
Apalagi jalannya, luar biasa.

Hubungan
ibarat

• Satu bagian memberikan gambaran
perumpamaan/ ibarat
• Kelihaiannya mengelola bisnis sungguh piawai.
Memang dia seperti belut di lumpur basah

Klasifikasi wacana berdasarkan
bentuk
Naratif : dipergunakan untuk menceriterakan,
mementingkan urutan waktu, dituturkan pertama
atau ketiga dalam waktu tertentu. Berorientasi
pada pelaku dan keseluruhan bagian diikat oleh
kronologis
Prosedural: memberikan petunjuk/ keterangan
bagaimana sesuatu harus dilakukan
Ekspositori: menjelaskan sesuatu secara informatif,
bahasa cenderung denotatif dan rasional. Ceramah
ilmiah, artikel
Hortatori : untuk mempengaruhi pendengar/
pembaca agar tertarik terhadap pendapat yang
dikemukakan, sifatnya persuasif
Dramatik : berbentuk percakapan antar penutur,
meminimalkan narasi di dalamnya
Epistoleri : dipergunakan dalam surat menyurat,
memiliki bentuk dan sistem tertentu yang menjadi
kebiasaan atau aturan

Seremonial: dipergunakan dalam
kesempatan seremonial (upacara)

Wacana naratif
Bentuk wacana yang dipergunakan untuk
menceriterakan mementingkan urutan
waktu, dituturkan pertama atau ketiga
dalam waktu tertentu. Berorientasi pada
pelaku dan keseluruhan bagian diikat oleh
kronologis
 Masy. Indonesia sbg pemakai bahasa
Indonesia dianjurkan untuk menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Baik sesuai dengan konteksnya, selain tepat
juga harus benar


?

?

O1: wah kita
sudah masuk
kota. Kita cari
gudeg dulu!

Becak dilarang di
Ibukota.

O2: Langsung ke
Parangtritis saja!

Jakarta sudah
menyiapkan
gantinya.