6.BAB 1 - pendahuluan

PENDAHULUAN

Amanat Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) pasal 3 ayat (2) menyatakan bahwa Pemerintah Daerah
diwajibkan untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan secara terpadu sesuai
dengan kewenangannya. Salah satu dokumen perencanaan pambangunan daerah yang
wajib disusun tersebut adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang
disebut dengan Rencana Kerja Pemarintah Daerah (RKPD).
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang DKI Jakarta sebagai
Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, Provinsi DKI Jakarta adalah daerah khusus
yang berfungsi sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sekaligus
sebagai daerah otonom pada tingkat provinsi. Dengan demikian mempunyai posisi yang
strategis dalam pembangunan nasional. Selain itu, dalam kawasan regional –
Internasional, Provinsi DKI Jakarta juga mempunyai peran sebagai kota metropolitan yang

I.1

PENDAHULUAN

berpengaruh di lingkup negara - negara ASEAN. Dengan kedudukan demikian, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas unutk menata, membangun dan mengembangkan

kehidupan ekonomi, sosial, budaya, dan politik menjadi nyaman, tertib, aman dan
bermartabat.
Dengan kedudukan seperti di atas, Provinsi DKI Jakarta mempunyai tantangan yang
besar dan kompleks. Tantangan tersebut antara lain adalah (1) pemenuhan peningkatan
mutu pelayanan publik; (2) penataan, penyediaan dan pengembangan perumahan dan
permukiman; (3) penataan dan pengembangan sistem transportasi;
penyediaan dan pengembangan tempat usaha;

(4) penataan,

(5) pencegahan, pengendalian dan

penanganan banjir dan pencemaran lingkungan; (6) pengembangan tata kelola
pemerintahan; serta (7) penciptaan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya dan
politik.
Kondisi obyektif yang dijabarkan di atas merupakan materi utama dalam
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah Provinsi DKI Jakarta tahun
2017 yang dimuat dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Sebagai
dokumen perencanaan tahunan, RKPD dapat menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat
Jakarta.

RKPD adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan dalam penyusunannya
mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Secara substansi, RKPD memuat
rancangan kerangka ekonomi daerah; prioritas pembangunan daerah; rencana kerja,
pendanaan indikatof dan prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah pusat maupun daerah ataupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat dan dunia usaha. Lebih lanjut, penjabaran substansi dalam RKPD dapat dilihat
pada gambar 1.1 berikut :

I.2

PENDAHULUAN

Gambar 1.1 Penjabaran substansi dalam Dokumen RKPD Tahun 2017

Visi pembangunan 5 (lima) tahun yang tertuang dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2013-2017 adalah:
“Jakarta Baru, Kota Modern yang Tertata Rapi, Menjadi Tempat Hunian yang layak dan
Manusiawi, Memiliki Masyarakat Berkebudayaan, dan dengan Pemerintahan yang
Berorientasi pada Pelayanan Publik”

Sesuai dengan RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017, RKPD Tahun 2017
merupakan tahun keempat perencanaan pembangunan lima tahun dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2917. Fokus pembangunan tahun 2017 adalah “Memastikan
Perubahan dan Pencapaian Sasaran Pembangunan Jangka Menengah”.
Seluruh kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta
tahun 2017 diarahkan untuk mewujudkan visi misi pembangunan lima tahun serta
mempercepat pencapaian berbagai tujuan dan sasaran pembangunan yang tercantum
dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017. Selain itu, penyusunan RKPD Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2017 juga mengacu pada pelaksanaan agenda pembangunan nasional
(NAWA CITA) yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

I.3

PENDAHULUAN

(RPJMN) Tahun 2015-2019 dan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun
2017.
Penyusunan RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 dilakukan dengan menerapkan
pendekatan politik, teknokratik, top - down dan bottom - up, serta partisipatif. Pendekatan
politik dalam penyusunan RKPD Tahun 2017 dilakukan dengan cara mengedepankan

proses politik di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku. Pada prinsipnya pendekatan politik memandang bahwa
proses penyusunan rencana harus mengedepankan kehendak dan kepentingan rakyat
pemilih yang sudah memberikan hak pilihnya kepada organisasi politik dan Kepala Daerah
berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan. Selain itu, pendekatan
politik juga dilakukan melalui pelibatan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD)
Provinsi

DKI

Jakarta

dalam

Musyawarah

Perencanaan

Pembangunan


Daerah

(Musrenbang) dan sinkronisasi atas hasil reses DPRD DKI Jakarta.
Pendekatan teknokratis dalam penyusunan RKPD Tahun 2017 pada prinsipnya
mengedepankan penggunaan metoda dan kerangka berpikir ilmiah dan sistematik dalam
melakukan analisis masalah, menyusun perkiraan ekonomi makro dan menyusun rencana
program dan kegiatan pembangunan. Pendekatan teknokratik dilakukan melalui forum
diskusi dan konsultasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk
pejabat fungsional perencana, tenaga ahli dari lembaga/institusi dan perguruan tinggi;
serta staf perencana dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta
Pendekatan top-down dilakukan dengan mengacu pada agenda dan prioritas
pembangunan nasional yang tercantum dalam dalam RPJMN 2015-2019. Pendekatan

bottom-up dilakukan dengan memperhatikan usulan dari kelurahan, kecamatan dan
kota/kabupaten melalui forum Rembuk RW, Musrenbang Kelurahan, Musrenbang
Kecamatan, Musrebang Kota/Kabupaten, dan Musrenbang Provinsi.
Pendekatan partisipastif dilakukan dengan mengembangkan forum konsultasi
publik yang melibatkan tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat dalam merumuskan
masalah dan prioritas pembangunan daerah tahun 2017.

Penyusunan RKPD Tahun 2017 juga mempertimbangkan pendekatan berbasis
kewilayahan sesuai dengan permasalahan dan potensi setiap kelurahan, kecamatan dan
kota/kabupaten administrasi, terutama dalam pengembangan sistem administrasi
pemerintahan dan pusat-pusat pengembangan kawasan. Dengan menerapkan seluruh
pendekatan perencanaan tersebut, RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 diharapkan

I.4

PENDAHULUAN

menjadi dokumen perencanaan yang memenuhi prinsip kebersamaan, berkeadilan,
berkelanjutan,

berwawasan

lingkungan,

serta

kemandirian


dengan

menjaga

keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional.
Berbagai pendekatan perencanaan tersebut diperkuat dengan penerapan
perencanaan berbasis kinerja dan berbasis sistem informasi sesuai dengan Peraturan
Daerah (Perda) Nomor 14 Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan dan Penganggaran
Terpadu. Penerapan sistem perencanaan dan penganggaran terpadu tersebut mempunyai
tujuan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas seluruh
proses perencanaan dan penganggaran daerah.
Prinsip perencanaan dan penganggaran terpadu sebagaimana yang diamanatkan
pada pasal 5 Perda Nomor 14 Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan dan
Penganggaran Terpadu tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Perencanaan merupakan satu kesatuan antara prinsip perencanaan pembangunan
dengan sistem penganggaran daerah;

(2) Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang dengan

rencana pembangunan daerah;

(3) Perencanaan wajib mewujudkan keterkaitan antara kebijakan perencanaan
pembangunan dengan sistem penganggaran untuk menjamin ketersediaan
pendanaan;

(4) Perencanaan merupakan wahana untuk mengalokasikan apbd sebesar-besarnya bagi
pembangunan daerah;

(5) Perencanaan mewajibkan adanya konsistensi penggunaan program, kegiatan dan
indikator dan target kinerja dalam perencanaan pembangunan dengan dokumen
penganggaran; dan

(6) Perencanaan dilaksanakan oleh pemerintah daerah bersama para pemangku
kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing.

1.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;


2.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

I.5

PENDAHULUAN

3.

Undang-Undang

Nomor

25

Tahun

2004


tentang

Sistem

Perencanaan

Pembangunan Nasional;
4.

Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

5.

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

6.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan;

7.

Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2014

tentang

Pemerintahan

Daerah;

sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015;
8.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun 2016;

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga;
15. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
16. Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016;
17. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2017;

I.6

PENDAHULUAN

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun
2017;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang perubahan atas
Peraturan
2011

Menteri

tentang

Pedoman

Dalam
Pemberian

Negeri
Hibah

Nomor
dan

Bantuan

32

Tahun

Sosial

yang

Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
22. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta;
23. Peraturan Daerah Nomor 14 tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan dan
Penganggaran Terpadu;
24. Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030;
25. Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah tahun 2005-2025;
26. Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2013-2017;
27. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi.
28. Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
29. Peraturan Gubernur Nomor 112 Tahun 2013 tentang Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan Dunia Usaha;
30. Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2013 tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Gubernur Nomor 161 Tahun 2014;

I.7

PENDAHULUAN

31. Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengusulan, Evaluasi,
Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahan, Pertanggungjawaban, Pelaporan dan
Monitoring Hibah, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
32. Peraturan Gubernur Nomor 175 Tahun 2015 tentang Pengenaan Kompensasi
terhadap Pelampauan Nilai Koefisien Lantai Bangunan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Gubernur Nomor 119 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Gubernur Nomor 175 Tahun 2015 tentang
Pengenaan Kompensasi terhadap Pelampauan Nilai Koefisien Lantai Bangunan;
33. Keputusan Gubernur Nomor 555 Tahun 2016 tentang Tim Penyusun Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017;
34. Keputusan Gubernur Nomor 1009 Tahun 2016 tentang Daftar Program dan
Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah Menurut
Urusan Pemerintahan.

RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 disusun untuk menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.
Penyusunan RKPD Tahun 2017 merupakan bagian dari penerapan sistem perencanaan
pembangunan nasional, dan bagian dari penerapan sistem perencanaan dan
penganggaran terpadu. Dokumen RKPD Tahun 2017 menjadi pedoman dalam
penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) dan
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Unit Kerja
Perangkat Daerah (UKPD) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD) DKI Jakarta tahun 2017.
Hubungan dokumen RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 dengan dokumen
perencanaan lainnya dapat dijelaskan pada Gambar 1.2 sebagai berikut:

I.8

PENDAHULUAN

Gambar 1.2 Bagan hubungan antar dokumen terhadap RKPD Tahun 2017

Dalam praktiknya, penyusunan RKPD 2017 juga disusun dengan memperhatikan
kebijakan tingkat nasional. Penyusunannya mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015 - 2019 serta Renstra masing - masing Kementerian dan Lembaga
di tingkat pusat.
Dengan proses dan substansi materi yang lengkap dan proses yang sistematis,
RKPD diharapkan dapat menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Dokumen RKPD juga akan menjadi dasar
penyusunan dokumen KUA dan PPAS. Dokumen KUA dan PPAS merupakan dasar untuk
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD/UKPD tahun 2017 serta dasar
penyusunan RAPBD DKI Jakarta Tahun Anggaran 2017. Dengan demikian, dokumen RKPD
ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan APBD Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta tahun 2017.

I.9

PENDAHULUAN

I.10

Dokumen RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 merupakan masukan bagi
penyusunan prioritas RKP Tahun 2017 terutama menyangkut tujuan dan sasaran
pembangunan, prioritas program dan kegiatan, serta kerangka pendanaan melalui
mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas).
Keterkaitan RKPD Tahun 2017 dan RKP Tahun 2017 juga menyangkut sinergi dan
sinkronisasi kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan kebijakan Pemerintah Pusat
dalam mendukung pelaksanaan agenda pembangunan nasional Nawa Cita yang
tercantum dalam RPJMN Tahun 2015-2019 terutama dalam perwujudan:

Cita 1

:

Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara;

Cita 2

:

Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya;

Cita 3

:

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan

Cita 4

:

Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;

Cita 5

:

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

Cita 6

:

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional;

Cita 7

:

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik;

Cita 8

:

Melakukan revolusi karakter bangsa; dan

Cita 9

:

Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Penyusunan RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 juga memperhatikan arah
kebijakan kementerian/lembaga yang tercantum dalam Renstra Kementerian/Lembaga
sebagai penjabaran RPJMN Tahun 2015-2019. Dengan demikian, dokumen RKPD Provinsi
DKI Jakarta tahun 2017 merupakan dokumen yang integratif, komprehensif, sinergis, dan
konstruktif dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan nasional.

PENDAHULUAN

I.11

Dokumen RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 merupakan dokumen
perencanaan pembangunan tahun kelima atau tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
untuk mewujudkan visi:
“Jakarta Baru, Kota Modern yang Tertata Rapi, Menjadi Tempat Hunian yang layak dan
Manusiawi, Memiliki Masyarakat Berkebudayaan, dan dengan Pemerintahan yang
Berorientasi pada Pelayanan Publik”.
Dan 5 (lima) misi, yaitu:

Misi 1

:

Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;

Misi 2

:

Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun
seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain;

Misi 3

:

Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau
bagi warga kota;

Misi 4

:

Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus
memiliki kesadaran dalam memelihara kota; dan

Misi 5

:

Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada
pelayanan publik.

Arah Pembangunan Tahun 2017 yang tertuang dalam RPJMD 2013-2017 adalah
“Memastikan Perubahan dan Pencapaian Sasaran Pembangunan Jangka Menengah”.
Dalam dokumen RKPD 2017, arah pembangunan ini diintegrasikan dengan Tema RKPD
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 yaitu Membangun Manusia Unggul Jakarta Tahun 2017.

PENDAHULUAN

Gambar 1.3 Arah Pembangunan dan Tema RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017

RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 memuat Renja SKPD/UKPD Tahun 2017
yang merupakan representasi dari Renstra SKPD tahun 2013 - 2017. Renja SKPD/UKPD
tahun 2017 memuat program dan kegiatan sesuai dengan prioritas pembangunan tahun
2017, hasil penelaahan hasil reses DPRD, hasil Rembuk RW dan Musrenbang serta
disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi setiap SKPD/UKPD.
RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 merupakan dasar penyusunan rancangan
KUA Tahun 2017 dan rancangan PPAS Tahun 2017 untuk dibahas dan disepakati antara
Gubernur dengan Pimpinan DPRD Provinsi DKI Jakarta. Penyusunan KUA-PPAS digunakan
untuk menjamin konsistensi antara perencanaan dan penganggaran seluruh kebijakan,
program dan kegiatan SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

I.12

PENDAHULUAN

Dalam rangka mempermudah proses perencanaan dalam penyusunan Rencana
Kerja SKPD/UKPD

serta untuk meningkatkan transparansi dalam penyusunan

perencanaan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan daftar program dan kegiatan
SKPD/UKPD menurut Urusan Pemerintahan Daerah. Daftar program dan kegiatan
SKPD/UKPD menurut Urusan Pemerintahan dituangkan dalam Keputusan Gubernur
Nomor 1009 Tahun 2016 yang menjadi salah satu acuan bagi Kepala SKPD/UKPD dalam
penyusunan Rancangan Rencana Kerja Tahun 2017.
Daftar program dan kegiatan terdiri atas :
1. Daftar program dan kegiatan yang bersifat generik atau umum dimana dapat
digunakan oleh seluruh SKPD/UKPD dalam menyusun rencana kerja dan telah
mengikat hingga jenis pengeluaran dengan tidak bisa ditambah atau dikurangi. Daftar
program dan kegiatan yang bersifat generik atau umum yang tercantum dalam
Lampiran Keputusan Gubernur Nomor 1009 Tahun 2016 yaitu :
KODE

x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x

xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx

xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx

PROGRAM DAN KEGIATAN

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx

PROGRAM DAN KEGIATAN PADA SETIAP SKPD/UKPD
Program Peningkatan dan Pengelolaan Kantor
Pemeliharaan peralatan dan perlengkapan kerja
Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur
Pengisian Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Penyediaan BBM KDO/KDO Khusus
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Penyediaan jasa administrasi surat menyurat/Caraka
Penyediaan jasa dan pengadaan perlengkapan keamanan kantor
Penyediaan jasa dan pengadaan perlengkapan kebersihan kantor
Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah
Penyediaan Jasa Pengolahan Air Limbah
Penyediaan jasa perizinan KDO/KDO khusus
Penyediaan jasa surat menyurat
Penyediaan Jasa Telepon, Air, Listrik dan Internet (TALI)
Penyediaan Makanan dan Minuman
Penyediaan peralatan rumah tangga
Penyediaan Sewa Mesin Foto Copy
dst …………………………

I.13

PENDAHULUAN

2. Daftar program dan kegiatan yang tidak bersifat generik atau umum, tidak mengikat
hingga jenis pengeluaran namun hanya mengikat pada arah kebijakan, program,
indikator dan target. Salah satu contoh program dan kegiatan yang bersifat generik
atau umum yang tercantum dalam Lampiran Keputusan Gubernur Nomor 1009 Tahun
2016 yaitu :
KODE
1
1
1
1
1
1

01
01
01
01
01
01

01
01
01
01
01
01

1 01
1 01

01
01

1 01

01

PROGRAM DAN KEGIATAN
Program Pendidikan Anak Usia Dini
Pelatihan Guru PAUD
Pengadaan Alat Peraga Edukasi (APE) PAUD
Penyediaan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) SLB Negeri
Penyediaan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) TK Negeri
Penyelenggaraan Hari Anak Nasional (HAN) siswa PAUD Tingkat
Kabupaten
006 Penyelenggaraan Hari Anak Nasional (HAN) siswa PAUD Tingkat Kota
007 Penyelenggaraan Hari Anak Nasional (HAN) siswa PAUD Tingkat
Provinsi
xxx dst …………………………
001
002
003
004
005

Dalam penyusunan Rencana Kerja SKPD/UKPD Tahun 2017, Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta mengaplikasikan sistem e-budgeting. Sistem e-budgeting tahun 2017
merupakan system yang memadukan keseluruhan proses mulai dari perencanaan yang
menghasilkan dokumen RKPD, interface antara perencanaan dengan penganggaran yang
menghasilkan dokumen KUA PPAS serta penganggaran yang menghasilan dokumen
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Dalam
sistem e-budgeting, tercantum sasaran dan prioritas, arah kebijakan, kesesuaian dengan
prioritas nasional (Nawa CIta), program beserta indikator kinerja sampai dengan kegiatan
menurut Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi acuan rumusan Rencana Kerja
SKPD/UKPD Tahun 2017.

I.14

PENDAHULUAN

Gambar 1.4 Tampilan Muka Log in Sistem E-Budgeting

Gambar 1.5 Dashboard Sistem E-Budgeting

I.15

PENDAHULUAN

Gambar 1.6 Daftar Kegiatan Rancangan Renja SKPD/UKPD dalam Sistem E-Budgeting

I.16

PENDAHULUAN

Gambar 1.7 Keterkaitan Nawa Cita dengan Arah Kebijakan, Program dan Indikator Kinerja
dalam Penyusunan Renja SKPD/UKPD dalam Sistem E-Budgeting

Penyusunan RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 ini dilakukan melalui beberapa
tahapan perencanaan yang dilakukan secara teknokratis, partisipatis dan politis. Tahapan
dan proses penyusunan RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 secara garis besar adalah
sebagai berikut:

(1) Penyusunan Pra Rancangan Awal RKPD tingkat Kelurahan dan Kecamatan, memuat
hasil rembuk RW, arah kebijakan pembangunan kelurahan, dan program dan prioritas
kelurahan serta kecamatan sesuai dengan kewenangan yang diberikan, yang
mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 14 tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan
dan Penganggaran Terpadu.

(2) Pelaksanaan Musrenbang Kelurahan dan Musrenbang Kecamatan untuk menyusun
usulan prioritas kegiatan dari 267 kelurahan dan 44 kecamatan yang akan
dilaksanakan tahun 2017.

(3) Penyusunan Rancangan Awal RKPD yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dasar
penyusunan Rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD/UKPD.

(4) Penyusunan hasil Musrenbang Kota dan Kabupaten yang selanjutnya menjadi dasar
bagi penyusunan Rancangan RKPD, dan perbaikan Rancangan Renja SKPD melalui

I.17

PENDAHULUAN

pembahasan dalam forum UKPD dan forum SKPD. Dokumen Rancangan RKPD ini
selanjutnya menjadi materi pembahasan dalam Musrenbang Provinsi.

(5) Penyusunan hasil Musrenbang Provinsi RKPD yang selanjutnya menjadi dasar
penyempurnaan Rancangan RKPD menjadi Rancangan Akhir RKPD. Dokumen
Rancangan Akhir RKPD ini selanjutnya akan ditetapkan menjadi Peraturan Gubernur.

(6) Perumusan dan penetapan RKPD tahun 2017 dilakukan melalui proses yang
komprehensif dengan melibatkan pemangku kepentingan dan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Proses penyusunan RKPD Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2017 dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.8 Alur Proses Penyusunan Dokumen RKPD Tahun 2017

RKPD Tahun 2017 juga diharapkan dapat memenuhi aspirasi masyarakat yang
disampaikan melalui berbagai forum dialog dan diskusi, dan menjadi pedoman bagi
seluruh SKPD/UKPD dalam penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan;
menjamin konsistensi perencanaan pembangunan antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah, dan antara Pemerintah Daerah dengan pelaku pembangunan lainnya.
Sesuai dengan pasal 6 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, perencanaan
pembangunan Provinsi DKI Jakarta tahun 2017 menggunakan 4 (empat) pendekatan yaitu
pendekatan teknokratis, pendekatan partisipatif, pendekatan politis dan pendekatan top
down.

I.18

PENDAHULUAN

Yang dimaksud dengan Pendekatan teknokratis adalah proses pendekatan yang
mengedepankan penggunaan metoda dan kerangka berpikir ilmiah dan sistematik dalam
melakukan analisis masalah. Dalam hal ini proses teknokratik digunakan pada proses
penyusunan perkiraan ekonomi makro daerah dan menyusun rencana program dan
kegiatan pembangunan.

Gambar 1.9 Proses Teknokratik dalam penyusunan RKPD 2017

Selain itu pendekatan teknokratik dilakukan melalui forum diskusi dan konsultasi
yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk pejabat fungsional
perencana, tenaga ahli dari lembaga/institusi dan perguruan tinggi; serta staf perencana
dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) di
lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Yang dimaksud dengan pendekatan partisipastif dalam hal ini adalah proses yang
dilakukan dengan mengembangkan forum konsultasi publik yang melibatkan tokoh
masyarakat dan organisasi masyarakat dalam merumuskan masalah dan prioritas
pembangunan daerah tahun 2017. Hal ini dijalankan melalui Musrenbang dan dialog
interaktif dengan pemangku kepentingan guna menyusun Rencana Kerja yang akuntabel.

I.19

PENDAHULUAN

Pendekatan partisipatif/bottom-up dilakukan dengan memperhatikan usulan dari
kelurahan, kecamatan dan kota/kabupaten melalui forum Musrenbang mulai dari Rembuk
RW, Musrenbang Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Musrebang Kota/Kabupaten, dan
Musrenbang Provinsi. Hasil usulan perencanaan dari bawah (bottom - up) selanjutnya
disinkronkan dengan kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang tercantum
dalam Rancangan RKP Tahun 2017.

REMBUK RW

MUSRENBANG
267
KELURAHAN

MUSRENBANG
44
KECAMATAN

MUSRENBANG
5 KOTA/1 KAB

MUSRENBANG
PROVINSI

Gambar 1.10 : Proses Perencanaan Partisipatif dalam Penyusunan RKPD 2017

Perencanaan partisipatif dalam penyusunan RKPD Tahun 2017 yang dilakukan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat RW
sampai tingkat Provinsi.
1. Rembuk RW
Rembuk RW adalah musyawarah masyarakat di tingkat Rukun Warga (RW) untuk
mengidentifikasi masalah, kebutuhan, dan menentukan kegiatan untuk menyelesaikan
masalah berdasarkan skala prioritas yang hasilnya dirumuskan bersama. Rembuk RW
yang dilakukan di tingkat Rukun Warga prosesnya dilakukan dengan melibatkan
masyarakat. Hasil dari Rembuk RW di bahas di forum Musrenbang Kelurahan yang diikuti
oleh unsur masyarakat, aparat kelurahan dan pemangku kepentingan lainnya.
2. Musrenbang Kelurahan
Musrenbang Kelurahan adalah forum antar pemangku kepentingan (stakeholder)
dalam rangka menyusun rencana kerja pemerintah daerah tingkat kelurahan untuk jangka
waktu satu tahun. Adapun tujuan dari Musrenbang Kelurahan adalah :

I.20

PENDAHULUAN

a.

Menentukan kegiatan prioritas hasil Rembuk RW yang menjadi kewenangan
Kelurahan sesuai dengan pagu Kelurahan.

b.

Untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap usulan Rencana
Kegiatan pembangunan di wilayah kelurahan.

c.

Menentukan

perwakilan

(unsur

masyarakat)

untuk

mengikuti

Musrenbang

Kecamatan.
3. Musrenbang Kecamatan
Musrenbang Kecamatan adalah forum antar pemangku kepentingan (stakeholder)
dalam rangka menyusun rencana kerja pemerintah daerah tingkat Kecamatan untuk
jangka waktu satu tahun. Adapun tujuan dari pelaksanaan Musrenbang Kecamatan
adalah:
a.

Menetapkan kegiatan prioritas hasil Rembuk RW yang menjadi kewenangan
kecamatan sesuai dengan pagu Musrenbang Kecamatan.

b. Untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap usulan
Rencana Kegiatan pembangunan di wilayah Kecamatan.
c. Menentukan

perwakilan

(unsur

masyarakat)

untuk

mengikuti

Musrenbang

Kota/Kabupaten.
4. Musrenbang Kota/Kabupaten
Musrenbang Kota/Kabupaten adalah forum antar pemangku kepentingan
(stakeholder) dalam rangka menyusun rencana kerja pemerintah daerah tingkat
Kota/Kabupaten untuk jangka waktu satu tahun. Adapun tujuan dari pelaksanaan
Musrenbang Kota/Kabupaten adalah :
a. Menetapkan kegiatan prioritas hasil Rembuk RW yang menjadi kewenangan
Kota/Kabupaten sesuai dengan pagu Musrenbang Kota/Kabupaten.
b. Untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap usulan Rencana
Kegiatan pembangunan di wilayah Kota/Kabupaten.
c. Menentukan perwakilan (unsur masyarakat) untuk mengikuti Musrenbang Provinsi.
5. Musrenbang Provinsi
Musrenbang Provinsi adalah forum antar pemangku kepentingan dalam rangka
menyusun rencana pembangunan Provinsi DKI Jakarta, yang merupakan kelanjutan dari
Musrenbang yang dilakukan secara berjenjang dari tingkat kelurahan, kecamatan, dan
Kota/Kabupaten administrasi yang lebih lanjut disinkronkan dengan hasil musyawarah
forum UKPD pada tingkatan UKPD Kota/Kabupaten dan tingkatan SKPD yang

I.21

PENDAHULUAN

dilaksanakan pada tingkatan SKPD. Tujuan dari pelaksanaan Musrenbang Provinsi adalah
untuk untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap Rancangan
RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 yang mencangkup :
a. menetapkan usulan hasil Rembuk RW Tahun 2016 yang ditujukan ke tingkat provinsi
sebagai Renja SKPD;
b. menetapkan kegiatan Program Unggulan;
c. menetapkan kegiatan prioritas SKPD;
d. menetapkan usulan UKPD yang diakomodir di tingkat provinsi;
e. menjaring dan menyepakati usulan program/kegiatan tahun 2017 yang akan
diusulkan kepada Pemerintah Pusat.
6. Sistem e-Musrenbang
Pelaksanaan MUSRENBANG di Provinsi DKI Jakarta mengacu pada Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan
Penganggaran Terpadu. Dalam pelaksanaannya, MUSRENBANG yang dilakukan di Provinsi
DKI Jakarta berbeda dengan provinsi-provinsi lainnya di Indonesai. Pelaksanaan
MUSRENBANG di Jakarta dilakukan secara berjenjang mulai dari proses rembuk pada
tingkat komunitas warga (RW), Musrenbang Kelurahan, Musrenbang Kecamatan,
Musrenbang Kabupaten/Kota hingga Musrenbang Provinsi. Untuk memudahkan
pelaksanaan rangkaian proses perencanaan pembangunan daerah tersebut, Provinsi DKI
Jakarta mengembangkan Sistem e-Musrenbang sejak tahun 2013. Sistem e-Musrenbang
ini berfungsi untuk menyerap aspirasi masyarakat dalam bentuk usulan kegiatan ke dalam
APBD. Selain itu, sistem e-Musrenbang ini juga memberikan informasi histori usulan
kegiatan tersebut pada proses penyusunan APBD. Melalui pengembangan Sistem ini
diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBD yang
transparan dan akuntabel.
Untuk perencanaan tahun 2017, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan inovasi
pada proses pelaksanaan Musrenbang. Beberapa perubahan mendasar yang dilakukan
pada sistem e-Musrenbang yaitu penggunaan template usulan kegiatan, penggunaan
userID ketua RW, penghapusan kuota usulan kegiatan, adanya pengusulan langsung oleh
masyarakat

dan

pembuatan

interface

baru

e-Musrenbang

(http://musrenbang.jakarta.go.id) yang jauh lebih human friendly. Keuntungan dari
pengembangan sistem e-Musrenbang ini adalah:

I.22

PENDAHULUAN

1. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengusulkan usulan kegiatan
karena adanya template kegiatan;
2. Meningkatkan

partisipasi

masyarakat

dalam

proses

pembangunan,

dengan

diberikannya akses langsung kepada masyarakat pengusul kegiatan selaku penerima
manfaat;
3. Jumlah anggaran dapat terukur karena adanya harga satuan yang melekat pada
tempate kegiatan yang diberikan. Selain itu masyarakat tidak perlu memperkirakan
lagi jumlah anggaran kegiatan yang diusulkan;
4. Aspirasi masyarakat yang tidak mengikuti Rembuk RW juga dapat ditampung melalui
kanal usulan langsung.
5. Masyarakat dapat terus melakukan monitor hasil tindak lanjut terhadap usulannya.

Gambar 1.11

Mekanisme e-Musrenbang

Pada pelaksanaan MUSRENBANG Tahun 2016 ini, Ketua RW diberikan UserID
sehingga proses input usulan kegiatan dilakukan pada level komunitas. Pada forum
Rembuk RW, Ketua RW dapat menginput kegiatan dengan memilih template usulan
kegiatan yang telah disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Template kegiatan
merupakan menu usulan kegiatan yang dapat diusulkan warga DKI Jakarta. Template ini
disusun berdasarkan history usulan-usulan kegiatan yang dapat diakomodir/dilaksanakan
oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan mengambil data dari pelaksanaan
Musrenbang 3 (tiga) tahun terakhir. Tidak ada pembatasan kuota jumlah usulan kegiatan
maupun tujuan usulan yang dapat diusulkan oleh masyarakat. Selain usulan yang
berdasarkan template, masyarakat dapat pula mengusulkan kegiatan baru melalui

I.23

PENDAHULUAN

mekanisme usulan tambahan dalam sistem e-Musrenbang dan akan dibahas pada Forum
UKPD tingkat Kabupaten/Kota.

Gambar 1.12 Dashboard Sistem e-Musrenbang

Gambar 1.13 Pengusulan kegiatan melalui template pada sistem e-Musrenbang

I.24

PENDAHULUAN

Selanjutnya seluruh usulan hasil Rembuk RW tersebut akan diverifikasi dan
divalidasi secara berjenjang mulai dari Musrenbang Kelurahan dilanjutkan pada
Musrenbang tingkat Kecamatan, kemudian Musrenbang tingkat Kabupaten/Kota
Administratif, dan terakhir pada Musrenbang tingkat Provinsi. Selain untuk memastikan
seluruh usulan kegiatan dapat tersaring sesuai dengan prioritas wilayahnya, hal ini
dimaksudkan juga untuk memantapkan fungsi Lurah dan Camat selaku Estate Manager
dan Urban Manager. Sebagai Estate Manager dan Urban Manager, para Lurah dan Camat
wajib mengetahui wilayah kerjanya masing-masing. Sehingga seluruh usulan kegiatan
(baik usulan yang merupakan kewenangan Lurah/Camat maupun kewenangan
UKPD/SKPD) dengan lokasi di wilayah Kelurahan dan Kecamatan, wajib diverifikasi dan
divalidasi oleh Lurah dan Camat yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan agar
Lurah/Camat mengetahui seluruh usulan-usulan kegiatan di wilayahnya. Sebagai
tambahan untuk menyempurnakan validitas sebuah usulan kegiatan, usulan kegiatan
yang telah divalidasi pada Musrenbang Kelurahan, disurvey oleh Tim Teknis (tim
gabungan UKPD Teknis) sebelum Musrenbang Kecamatan.
Setelah melewati tahapan Musrenbang Kelurahan dan Kecamatan, usulan-usulan
kegiatan tersebut dibahas pada forum UKPD di tingkat Kabupaten/Kota. Pada forum ini,
usulan masyarakat dipadupadankan dengan Renja UKPD tingkat Kabupaten/Kota. Hasil
dari forum ini kemudian dibahas pada Musrenbang Kabupaten/Kota. Pada fase ini seluruh
usulan kegiatan yang telah diverifikasi dan divalidasi pada sistem e-Musrenbang
(http://musrenbang.jakarta.go.id)

dimigrasi

ke

dalam

sistem

perencanaan

yang

terintegrasi dengan sistem e-Budgeting (http://managedki.net). Di tahap ini, bottom up
planning

(perencanaan

partisipatif)

dikolaborasikan

dengan

top-down

planning

(perencanaan teknokratif) menjadi renja SKPD/UKPD melalui sistem perencanaan yang
terintegrasi dengan sistem e-Budgeting.
Pada tahap selanjutnya, renja SKPD/UKPD tersebut dibahas pada forum SKPD di
tingkat Provinsi. Pada tahap ini, pembahasan dilakukan secara internal Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta untuk memastikan seluruh kegiatan dalam Renja SKPD/UKPD telah
memenuhi kaidah-kaidah:
1. Berorientasi pada manfaat untuk rakyat (Otak Penuh, Perut Penuh dan Dompet
Penuh) dan prioritas pencapaian tternujuan pembangunan daerah (sesuai RPJMD
2013-2017);
2. Mengakomodir usulan-usulan masyarakat melalui mekanisme Musrenbang yang
dimulai dari Rembuk RW;
3. Kegiatan-kegiatan antar wilayah dapat diseragamkan;

I.25

PENDAHULUAN

4. Memenuhi kebijakan belanja dengan prinsip money follow priority program, tidak lagi

money follow function. Hal ini berarti bahwa dilakukan prioritasi program secara
ketat, tidak lagi mengalokasikan kegiatan berdasarkan struktur organisasi semata.
5. Pemangkasan program dan kegiatan yang tidak jelas dan tidak ada manfaat langsung
bagi masyarakat.
Selanjutnya, hasil dari Forum SKPD tersebut dibahas pada forum Musrenbang
Provinsi. Pada forum ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengundang publik (para pakar,
pemerhati

perkotaan, organisasi

kemasyarakatan

dan

LSM)

selaku

stakeholder

pembangunan DKI Jakarta untuk memberi masukan guna menyempurnakan Renja
SKPD/UKPD dan selanjutnya dapat menjadi dokumen RKPD 2017.

Pada prinsipnya pendekatan politik memandang bahwa proses penyusunan
rencana harus mengedepankan kehendak dan kepentingan rakyat pemilih yang sudah
memberikan hak pilihnya kepada organisasi politik dan Kepala Daerah berdasarkan
program-program pembangunan yang ditawarkan.

Gambar 1.14 Proses Politis dalam penyusunan RKPD 2017

I.26

PENDAHULUAN

Selanjutnya pendekatan top - down dilakukan melalui penyusunan Rencana Kerja
SKPD/UKPD dengan mengacu pada prioritas pembangunan daerah yang tercantum
dalam RPJMD 2013-2017 serta agenda dan prioritas pembangunan nasional yang
tercantum dalam rancangan RKP Tahun 2017 dan arah kebijakan dalam RPJMN 2015 2019.

Gambar 1.15 Proses Top Down dalam penyusunan RKPD 2017

Dalam sinkornisasi perencanaan dengan kebijakan pembangunan nasional,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan koordinasi dengan Kementerian /Lembaga
terkait serta pengusulan kegiatan prioritas nasional yang berlokasi di Provinsi DKI Jakarta.
Koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait dapat dilakukan dalam rangka
pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan serta dalam rangka pengusulan Dana
Alokasi Khusus di Provinsi DKI Jakarta.
Penyusunan Rencana Program Dan Kegiatan Prioritas Daerah pada RKPD 2017
melalui proses Teknokratik, partisipatif, politik, top down - bottom up sehingga diharapkan
diperoleh hasil yang akuntabel dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Jakarta. Dengan
demikian kegiatan yang akan dilakukan oleh SKPD/UKPD di lingkungan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta akan bisa menjawab kebutuhan masyarakat dan tepat sasaran.

I.27

PENDAHULUAN

RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 menjadi pedoman bagi penyelenggaraan
pembangunan oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta. RKPD
memuat arah kebijakan, sasaran, prioritas dan program pembangunan serta kegiatan
yang bersifat terukur, terpadu, berorientasi pada pendekatan fungsi pembangunan dan
berkelanjutan sesuai dengan visi dan misi RPJMD Provinsi DKI Jakarta.
Tujuan penyusunan RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

(1)

Menyediakan satu acuan bagi DPRD Provinsi DKI Jakarta, seluruh Kepala SKPD,
Kepala UKPD, dan seluruh Lurah dan Camat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta dalam menentukan prioritas program dan kegiatan Tahun 2017;

(2)

Menjadi pedoman dalam penyusunan rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA),
rancangan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Provinsi DKI Jakarta Tahun
2017;

(3)

Menetapkan program prioritas untuk masing-masing urusan pemerintahan dalam
rangka pencapaian target Perjanjian Kinerja.

(4)

Memperkuat koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi pembangunan baik antar
SKPD/UKPD, dan antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat;

(5)

Memberikan jaminan kepastian kebijakan sebagai komitmen Pemerintah dalam
penyelenggaran urusan Pemerintahan;

(6)

Menyediakan tolak ukur untuk menilai dan mengevaluasi kinerja setiap SKPD/UKPD
di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta; serta menyusun Laporan Keterangan
Pertanggung Jawaban (LKPJ), Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(LPPD) dan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD);

(7)

Menciptakan iklim pemerintahan yang partisipastif, responsif, dan kondusif dalam
melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan;

(8)

Menggerakan

dan

mengarahkan

seluruh

pemangku

kepentingan,

dan

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan dan program
pembangunan Provinsi DKI Jakarta;

(9)

Menjadi acuan dalam pengembangan kerjasama dan kemitraan antara Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, pelaku usaha swasta dan masyarakat; dan antara Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dengan pemerintah daerah lainnya.

I.28

PENDAHULUAN

I.29

(10) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.

Sistematika dokumen RKPD tahun 2017 adalah sebagai berikut:
BAB I

:

Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang, tahapan penyusunan, dasar hukum
penyusunan, hubungan antar dokumen RKPD dengan dokumen rencana
pembangunan daerah lainnya, maksud dan tujuan

sistematika dokumen,

maksud dan tujuan penyusunan RKPD yang mencakup :
(1) Latar Belakang;
(2) Tahapan Penyusunan;
(3) Dasar Hukum;
(4) Hubungan RKPD dan Dokumen Perencanaan Lainnya;
(5) Maksud dan Tujuan penyusunan RKPD, serta
(6) Sistematika Dokumen RKPD.
BAB II

:

Evaluasi

Hasil

Pelaksanaan

RKPD

Tahun

lalu

dan

Capaian

Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintahan
Bab ini menguraikan gambaran umum kondisi daerah, hasil evaluasi RKPD, dan
permasalahan pembangunan daerah yang memuat :
(1) Gambaran Umum Kondisi Provinsi DKI Jakarta;
(2) Evaluasi Pencapaian kinerja RKPD tahun 2015;
(3) Review pencapaian indikator kinerja program RPJMD sampai dengan tahun
2015;
(4) Permasalahan Pembangunan Daerah dan Isu Strategis Tahun 2017.
BAB III

:

Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah
Bab ini menerangkan tentang kondisi ekonomi Tahun 2015 dan perkiraan tahun
berjalan (Tahun 2016), yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan
ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah
dalam mendanai pembangunan daerah Tahun 2017 yang memuat :
(1) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
(2) Arah Kebijakan Keuangan Daerah

PENDAHULUAN

BAB IV

:

I.30

Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah,
Bab ini menjelaskan tentang prioritas dan sasaran pembangunan daerah Tahun
2017 berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun
2015 dan target yang direncanakan dalam RPJMD untuk Tahun 2017, sehingga
dapat digambarkan permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis yang
mendesak dengan mempertimbangkan kerangka ekonomi daerah dan
kemampuan pendanaan dalam Tahun 2017 yang antara lain memuat
(1) Tujuan dan Sasaran Pembangunan,
(2) Prioritas Pembangunan Daerah.

BAB V

:

Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah
Dalam Bab ini disajikan seluruh rencana program dan kegiatan pemerintahan
daerah dalam Tahun 2017 yang memuat :
(1) Renja SKPD/UKPD Tahun 2017;
(2) Usulan

Rembuk

Kecamatan/Musrenbang

RW/Musrenbang
Kota/Kab

dan

Kelurahan/Musrenbang

Musrenbang

Provinsi

yang

diakomodir dalam Renja SKPD/UKPD Tahun 2017;
(3) Rekomendasi Hasil Reses DPRD Provinsi DKI Jakarta yang diakomodir dalam
Renja SKPD/UKPD;
(4) Usulan kegiatan prioritas provinsi yang diusulkan ke Pemerintah Pusat;
(5) Program dan kegiatan prioritas kewilayahan 5 (lima) Kota Administrasi dan 1
(satu) Kabupaten Administrasi tahun 2017;
(6) Program dan kegiatan prioritas Bodetabek tahun 2017
BAB VI

:

Penutup
Dalam BAB ini menjelaskan harapan dari RKPD 2017 dan menguraikan prinsip
dan kaidah pelaksanaan RKPD 2017.