DANA PROGRAM KEHUTANAN SOSIAL DIAMBIL DARI APBN

DANA PROGRAM KEHUTANAN SOSIAL DIAMBIL DARI APBN
Jakarta (Bisnis): Pendanaan program kehutanan sosial, kata Menhut M. Prakosa, akan diambil dari
APBN dan dana reboisasi tanpa bunga. Menurut Menhut proyek itu merupakan program unggulan
Dephut untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat sekitar hutan. "Besarnya dana
yang dibutuhkan masih dalam proses penetapan namun yang jelas akan disediakan semaksimal
mungkin," kata Prakosa kemarin.
Dia mengemukakan bahwa untuk penyediaan kebutuhan bibit, pihaknya akan meminta pohon kayu jenis
unggul kepada PT Perhutani (Persero) yang saat ini sedang menggalakkan program seed for people
melalui program kerja sama bagi hasil.
Melalui proyek kehutanan sosial, katanya, masyarakat akan mendapatkan tambahan penghasilan dari
upah tanaman musiman sebagai tumpang sari dan bagi hasil karena hutan dikelola bersama antara
masyarakat dan pemerintah.
Proyek itu, ujarnya merupakan program jangka panjang karena itu aturan di sektor kehutanan akan
dibenahi untuk dapat menunjang agar program ini menjadi berkesinambungan.
Program utama
"Program kehutanan sosial ini diharapkan menjadi program utama pembangunan kehutanan nasional
yang tidak akan diubah-ubah meskipun terjadi pergantian menteri," katanya.
Menteri mengemukakan bahwa program kehutanan sosial akan dapat berjalan seperti halnya
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) milik PT Perhutani dan hutan rakyat yang
dikembangkan di Jawa dalam jangka panjang.
Sebelumnya, ketika membuka pencanangan program seed for people Hutanku Masa Depanku di

Lumajang belum lama ini, Prakosa mengatakan Dephut akan menunjuk PT Inhutani I-V untuk
melaksanakan program kehutanan sosial di luar Jawa.
Menurut Menhut, lokasi atau lahan yang akan dikerjakan dalam program kehutanan sosial itu akan
ditunjuk langsung oleh Dephut. "Kita akan carikan lahan yang aman statusnya dan kepastian
kawasannya sehingga tidak ada klaim macam-macam ketika program itu berhasil dilaksanakan."
Dia mengatakan dengan program ini akan menjadi jembatan bagi Inhutani untuk menutupi kesenjangan
rehabilitasi kawasan hutan rusak yang tidak mampu atau tidak dapat dikerjakan oleh sektor swasta.
Proyek kehutanan sosial dalam jangka panjang, tambahnya, juga diharapkan untuk mengatasi masalah
illegal logging dan hilangnya hutan. Prakosa menambahkan bahwa dengan tekanan eksploitasi
penebangan hutan yang tinggi maka hutan nasional akan menjadi semakin tipis dan dikhawatirkan akan
menjadi bencana.
"Jika itu terjadi maka pembangunan disektor-sektor lain akan sia-sia. Karena tetap akan terjadi bahaya
banjir dan bencana alam akibat tidak tertangani pembangunan di sektor kehutanan secara baik," katanya.