PENGGUNAAN DANA APBN APBD

PENGGUNAAN DANA
APBN/APBD

Penjelasan
Mengenai
Mekanisme
Perpajakan
TAHUN 2014
1

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SOSIALISASI PERPAJAKAN

DANA APBN/APBD
2

 Pada dasarnya di dalam setiap penggunaan dana

APBN/APBD terdapat PPN dan/atauPPh.
 PPN dan/atau PPh atas pengeluaran dana APBN/APBD

dipungut atau dipotong oleh Bendahara Pengeluaran
dana APBN/APBD yang telah memiliki NPWP.
 Bendaharawan Pemerintah yang mengelola dana
APBN dan atau APBD wajib mendaftarkan diri untuk
mendapatkan NPWP. Nama Bendahara pada NPWP
sebaiknya dikaitkan dengan nama SATKERnya.
 REKANAN yang menerima dana APBN/APBD adalah
Badan Hukum atau Orang Pribadi yang telah memiliki
NPWP dan telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP).
SOSIALISASI PERPAJAKAN

KEWAJIBAN BENDAHARA
PENGELOLA DANA APBN DAN ATAU APBD

MENDAFTARKAN DIRI UNTUK MENDAPATKAN NPWP

MENGHITUNG, MEMOTONG, MENYETOR DAN MELAPOR
PPh YANG TERUTANG SETIAP BULAN DENGAN FORMULIR YANG SESUAI


MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PADA SAAT MELAKUKAN
PEMOTONGAN PAJAK (PPh pasal 21, PPh PASAL 23 DAN PPh FINAL)
MENYETORKAN PAJAK YANG TELAH DIPOTONG/DIPUNGUT KE BANK ATAU
KANTOR POS MENGGUNAKAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP) PADA TANGGAL
YANG TELAH DITENTUKAN

MENGISI DAN MENANDATANGANI DAN MENYAMPAIKAN
SURAT PEMBERITAHUNAN PAJAK DENGAN FORMULIR YANG SESUAI
SOSIALISASI PERPAJAKAN

3

LAPORAN BENDAHARA
PENGELOLA DANA APBN DAN/ATAU APBD

SPT MASA PPh PASAL 21 (SETIAP BULAN)

SPT MASA PPh PASAL 22 (SETIAP BULAN PENGADAAN BARANG)

SPT MASA PPh PASAL 23 (SETIAP BULAN PENGADAAN JASA)


SPT MASA PPh FINAL PASAL 4 AYAT 2 (SETIAP BULAN JASA KONSTRUKSI DAN
/ATAU SEWA TANAH DAN BANGUNAN)

SPT MASA PPN (SETIAP BULAN PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA)

SOSIALISASI PERPAJAKAN

4

DANA APBN/APBD
5

SETOR

BANK/
KANTOR POS

LAPOR
SPT Masa


SSP

BENDAHARA PEMERINTAH

REKANAN

PAJAK
PPh & PPN

* BADAN HUKUM USAHA
* ORANG PRIBADI

KE

KPP PRATAMA

SOSIALISASI PERPAJAKAN

5


PENGGUNAAN DANA
APBN/APBD
6

 PEMBAYARAN ATAS GAJI/HONOR/UPAH/

HADIAH/UANG TRANSPORT DIKENAKAN
PEMOTONGAN PPh 21
 PENGADAAN (PEMBELIAN)BARANG
DIKENAKAN PEMUNGUTAN PPh 22 DAN ATAU
PPN
 PENGADAAN JASA (PERBAIKAN) DIKENAKAN
PEMOTONGAN PPh 23/PPh FINAL DAN PPN
 PENGENAAN BEA METERAI
SOSIALISASI PERPAJAKAN

PPh PASAL 21
7


GAJI
PEMBAYARAN HONOR
UPAH
UANG TRANSPORT
DLL
SOSIALISASI PERPAJAKAN

DASAR HUKUM
8

 UU No.7 Tahun 1983 stdtd UU No.36 Tahun 2008

tentang Pajak Penghasilan Pasal 21
 PP No. 80 tahun 2010 tentang tarif pemotongan
dan pengenaan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang
menjadi beban APBN atau APBD
 Permenkeu 262/PMK.03/2010 tentang Tata Cara
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi
Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota
POLRI, dan Pensiunannya atas Penghasilan yang

Menjadi Beban APBN atau APBD
 PerdirjenPajak Nomor 31/PJ/2012 tentang pedoman
teknis Pemotongan PPh Pasal 21
SOSIALISASI PERPAJAKAN

ILUSTRASI SINGKAT
9

1.

GAJI & TUNJANGAN dikurangi Biaya Jabatan, Iuran Pensiun
dan PTKP = Penghasilan Kena Pajak X (Tarif PPh pasal 17)

2.

HONOR*)
PNS
Gol. III = 5% (FINAL)
Gol. I dan II = 0% (FINAL)


Gol. IV = 15% (FINAL)

NON PNS
ber NPWP = 5%
Tidakber NPWP = 6%
*) Pembayaran lain dengan nama apa pun, kecuali biaya
perjalanan dinas, perlakuannya dipersamakan dengan honor
SOSIALISASI PERPAJAKAN

10

3. HONOR kepada BUKAN PEGAWAI (NON PNS)

sehubungan dengan pemberian jasa
a. Tidak berkesinambungan
Tarif Ps. 17 x 50% x Jumlah Bruto
(min : 5% x 50% x jumlah bruto atau 6% x
50%
x jumlah bruto bagi yg tidak ber NPWP)
b. Berkesinambungan

- 50% Jumlah bruto kumulatif x Tarif psl 17
(lapisan tarif berdasar 50% x jumlah bruto
kumulatif)
SOSIALISASI PERPAJAKAN

Lanjutan :--11

- (50% Jumlah bruto –PTKP) x Tarif Pasal 17

(lapisan tarif berdasar jumlah PKP Kumulatif)
dengan syarat :
- tidak mendapat penghasilan di tempat lain
dan
- ber NPWP
Bagi yang tidak punya NPWP dikenakan 20%
lebih tinggi
SOSIALISASI PERPAJAKAN

Yang termasuk kategori bukan pegawai (non PNS) meliputi :
12












tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari
pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan
aktuaris;
pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,
bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis,
dan seniman lainnya;
olahragawan
penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;

pengarang, peneliti, dan penerjemah;
pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan
sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi,
dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;
Agen iklan

SOSIALISASI PERPAJAKAN

Lanjutan : kategori bukan pegawai (non PNS)
13







pengawas atau pengelola proyek;
pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang
menjadi perantara;
Petugas penjaja barang dagangan;
Petugas dinas luar asuransi
Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling
dan kegiatan sejenis lainnya

SOSIALISASI PERPAJAKAN

Lanjutan :--14

4. Honor ke peserta kegiatan (non PNS) : a.l.
a. peserta perlombaan dalam segala bidang
b. peserta rapat, konferensi, sidang,
pertemuan,
atau kunjungan kerja
c. peserta atau anggota dalam suatu
kepanitiaan
sebagai penyelenggara kegiatan ttn
d. peserta pendidikan dan pelatihan
e. peserta kegiatan lainnya
SOSIALISASI PERPAJAKAN

Lanjutan….
15

PPh 21 terutang

Tarif psl 17 x jumlah penghasilan bruto
Bagi yang tidak punya NPWP dikenakan
20% lebih tinggi

SOSIALISASI PERPAJAKAN

LANJUTAN
16

5. UPAH HARIAN/MINGGUAN
UPAH PERHARI200.000 MAKA SISANYA
DIKENAKAN PAJAK 5% yg ber NPWP
DAN 6%(TDK berNPWP)
CONTOH
Upah Budi 140.000 maka tdk dipotong pajak
Upah Anto 210.000 maka 210.000200.000=10.000
PPh 21 Anto = 5% X 10.000 = Rp 500
SOSIALISASI PERPAJAKAN

Pemungutan Penyetoran dan
Pelaporan PPh Pasal 21
17

PPh Pasal 21 dipotong oleh bendaharawan

pada saat pembayaran penghasilan (membuat
bukti potong)
Penyetoran paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya menggunakan SSP atas nama
Bendaharawan dan ditandatangani dan dicap
oleh bendaharawan pemotong
Pelaporan menggunakan formulir SPT 1721
ke KPP Pratama; paling lambat tanggal 20
bulan berikutnya
SOSIALISASI PERPAJAKAN

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
(PTKP)
URAIAN

DIRI PEGAWAI

18

SETAHUN SEBULAN
24.300.000 2.025.000

TAMBAHAN UNTUK PEGAWAI YANG
KAWIN

2.025.000

168.750

TAMBAHAN UNTUK SETIAP ANGGOTA
KELUARGA SEDARAH DAN SEMENDA
DLM GARIS KETURUNAN LURUS SERTA
ANAK ANGKAT YG DITANGGUNG
SEPENUHNYA, MAKS 3 ORANG

2.025.000

168.750

STATUS
TK/0
TK/1
TK/2
TK/3

Mulai 2013
24.300.000
26.325.000
28.350.000
30.375.000

SOSIALISASI PERPAJAKAN

STATUS
K/0
K/1
K/2
K/3

Mulai 2013
26.325.000
28.350.000
30.375.000
32.400.000

PTKP UNTUK KARYAWATI

STATUS KAWIN

HANYA UTK DIRI
SENDIRI, YAITU
RP 24.300.000,00
SETAHUN

STATUS KAWIN
SUAMI
TDK MENERIMA/
MEMPEROLEH
PENGHASILAN

- UTK DIRI
SENDIRI
- STATUS KAWIN
- TANGGUNGAN
MAKS 3 ORG

SYARAT.
MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI
PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA
KECAMATAN
SOSIALISASI PERPAJAKAN

19

STATUS TDK
KAWIN

- UTK DIRI
SENDIRI
- TANGGUNGAN
MAKS 3 ORG

PPh PASAL 22
20

BELANJA BARANG

SOSIALISASI PERPAJAKAN

DASAR HUKUM PPh 22
21

UU No. 36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat

atas UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan Pasal 22
Permenkeu 154/PMK03/2007 Jo 236/KMK03/2003

Jo 392/KMK.03/2001 Jo 254/KMK.03/2001
(DIHAPUS mulai 31 Agustus 2010)
Permenkeu 154/PMK.03/2010 mengganti PMK

254/KMK.03/2001 mulai 31 Agustus 2010

SOSIALISASI PERPAJAKAN

BESARNYA PUNGUTAN PPh PASAL 22
ATAS PEMBELIAN BARANG
OLEH :
BENDAHARA PEMERINTAH PUSAT/DAERAH,
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
INSTANSI/LEMBAGA PEMERINTAH
DAN LEMBAGA NEGARA LAINNYA

PPh 22 = 1,5 % DARI HARGA BELI
(TIDAK TERMASUK PPN)

SIFAT TIDAK FINAL
SOSIALISASI PERPAJAKAN

22

DIKECUALIKAN DARI
PEMUNGUTAN PPh Pasal 22

PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG YANG
JUMLAHNYA PALING BANYAK Rp 2.000.000,00
(BUKAN JUMLAH YANG DIPECAH-PECAH) mulai 31-8-2010
Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas,
pelumas, air PDAM, benda-benda

pos

Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan
penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
mulai 31-8-2010
SOSIALISASI PERPAJAKAN

23

TATA CARA
PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN
PPh PASAL 22
DIPUNGUT PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN

DISETOR PADA HARI YANG SAMA

KE BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO

SSP
Setelah Penyetoran maka
SSP lembar ke 1 untuk WP Rekanan
SSP Lembar ke 3 dan 5 untuk Bendahara Pemungut
SOSIALISASI PERPAJAKAN

24

PENGISIAN PADA SSP
25

SSP DIISI ATAS NAMA DAN NPWP WAJIB PAJAK
REKANAN TETAPI DITANDATANGANI OLEH
BENDAHARA
- SSP sekaligus merupakan bukti pemungutan

PPh Pasal 22
- Apabila WP rekanan belum berNPWP maka
SSP diisi atas nama dan NPWP bendaharawan,
dengan konsekuensi tarif pemungutan menjadi
3% (100% lebih tinggi dari tarif normal)

SOSIALISASI PERPAJAKAN

TATA CARA PELAPORAN
PELAPORAN
PPh PASAL 22
SPT MASA
F.1.1.32.02

KE KPP PRATAMA
SELAMBAT-LAMBATNYA
TANGGAL 14 BULAN BERIKUTNYA

JIKA JATUH PADA HARI LIBUR

PADA HARI KERJA BERIKUTNYA
SOSIALISASI PERPAJAKAN

26

TARIF PPh 22 & PENGHITUNGANNYA
27

SOSIALISASI PERPAJAKAN

CONTOH
Pembelian ATK

Rp 2.310.000,-

Tgl Pembayaran

12 April 2010

Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

28

100/110 x
2.310.000

Rp 2.100.000,-

PPN

10 % x
2.100.000

Rp 210.000,-

PPh pasal 22

1.5% x
2.100.000

Rp 31.500,-

(Rekanan ber-NPWP)

3% x 2.100.000

Rp 63.000,-

(Rekanan Tidak berNPWP)

Batas Waktu Penyetoran

Batas Waktu Pelaporan

SOSIALISASI PERPAJAKAN

PPh pasal 22

12 April 2010

PPN

7 Mei 2010

PPh pasal 22

14 Mei 2010

PPN

14 Mei 2010

PPh PASAL 23
29

BELANJA JASA

SOSIALISASI PERPAJAKAN

DASAR HUKUM PPh 23
30

UU No. 36 Tahun 2008 tentang perubahan

keempat atas UU No. 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan pasal 23
Permenkeu 244/PJ.03/2008 tentang jenis jasa
lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (1) huruf c angka 2 UU No. 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah diubah terakhir dengan UU No. 36
Tahun 2008

SOSIALISASI PERPAJAKAN

PEMOTONG PPh PASAL 23/26
ADALAH :
• BADAN PEMERINTAH
• SUBJEK PAJAK BADAN DALAM NEGERI
• PENYELENGGARA KEGIATAN
• BENTUK USAHA TETAP
• PERWAKILAN PERUSAHAAN LUAR
NEGERI LAINNYA
• ORANG PRIBADI TERTENTU
YANG DITUNJUK DIRJEN PAJAK

Saat MEMBERIKAN PENGHASILAN
YANG BERASAL

BARANG
MODAL

SOSIALISASI PERPAJAKAN

PENYERAHAN
JASA

31

PENYELENG. KEGIATAN
SELAIN YG TLH DIPOTONG
PPh PSL 21

JENIS JASA YANG DIKENAKAN PPh Pasal 23
32
Jenis Penghasilan

No.
1

Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf g UU PPh

15%

(tidak
berNPWP)
30%

2

Bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf f UU PPh

15%

30%

3

Royalti

15%

30%

4.

Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain
yang telah dipotong PPh 21

15%

30%

5.

Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan harta yang telah
dikenai PPh Final pasal 4 (2)

2%

4%

6.

Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konstruksi (*), jasa konsultan

2%

4%

SOSIALISASI PERPAJAKAN

(berNPWP)

7 Jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan PMK244/PMK.03/2008 dengan tarif 2%
a.
Jasa penilai (appraisal);

33

b.

Jasa aktuaris;

c.

Jasa akuntansi, pembukuan, dan asestasi laporan keuangan;

d

Jasa perancang (design);

e
f

Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas), kecuali
yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap;
Jasa penunjang di bidang penambangan migas :

g

Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas :

h

i

Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara:
1)bidang aeronautika, termasuk :
2)bidang non-aeronatika, termasuk :
Jasa penebangan hutan;

j

Jasa pengolahan limbah;

k

Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services);

l

Jasa perantara dan/atau keagenan;

m

Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa Efek,
KSEI dan KPEI;

SOSIALISASI PERPAJAKAN

n

Jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuail yang dilakukan oleh KSEI;

o

Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara

p

Jasa mixing film;

q

Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;

r

Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau
sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, perawatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV Kable, alat
transportasi/kendaraan dan/atau bangunan selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya
di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;

s

34

t

Jasa maklon

u

Jasa penyelidikan dan keamanan;

v

Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer; yaitu kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengusaha
jasa penyelenggara kegiatan meliputi antara lain penyelenggaraan pameran, konvensi, pagelaran musik,
pesta, seminar, peluncuran produk, konferensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa
penyelenggara kegiatan
Jasa pengepakan;

w
x
y

Jasa penyediaan tempat dan / atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk
penyampaian informasi;
Jasa pembasmian hama;

z

Jasa kebersihan atau cleaning service;

aa Jasa catering atau Jasa boga
SOSIALISASI PERPAJAKAN

TARIF PPh 23 & PENGHITUNGANNYA
35

SOSIALISASI PERPAJAKAN

CONTOH
36
Sewa Kendaraan

Rp 1.100.000,-

Tgl Pembayaran

20 April 2010

Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

100/110 x
1.100.000

Rp 1.000.000,-

PPN

10 % x
1.000.000

Rp 100.000,-

PPh pasal 23

2% x 1.000.000

Rp 20.000,-

(Rekanan ber-NPWP)

4% x 1.000.000

Rp 40.000,-

(Rekanan Tidak berNPWP)

Batas Waktu Penyetoran

Batas Waktu Pelaporan
SOSIALISASI PERPAJAKAN

PPh pasal 23

10 Mei 2010

PPN

7 Mei 2010

PPh pasal 23

20 Mei 2010

PPN

14 Mei 2010

TATA CARA PEMOTONGAN
PPh PASAL 23
37

DILAKUKAN PADA SAAT PENGHASILAN DIBAYARKAN

BUKTI PEMOTONGAN

F.1.1.33.06

1
2
3

SOSIALISASI PERPAJAKAN

UNTUK REKANAN
LAMPIRAN SPT MASA PPh
PASAL 23
ARSIP PEMOTONG

37

TATA CARA PENYETORAN
PPh PASAL 23
38
JUMLAHKAN PPh PSL 23 DALAM
BUKTI PEMOTONGAN
SELAMA SATU BULAN TAKWIM
DISETOR KE BANK PERSEPSI ATAU
KANTOR POS DAN GIRO DGN MENGGUNAKAN
SSP atas nama Bendaharawan
PALING LAMBAT TGL 10 BULAN TAKWIM
BERIKUTNYA SETELAH BULAN SAAT
TERUTANGNYA PAJAK
APABILA TGL 10 JATUH PD HARI LIBUR,
MAKA PENYETORAN DILAKUKAN PADA
HARI KERJA BERIKUTNYA

SOSIALISASI PERPAJAKAN

38

TATA CARA PELAPORAN
PPh PASAL 23/26
39

MENGISI DGN LENGKAP DAN BENAR
SPT MASA PPh PSL 23/26 (F.1.1.32.03)
RANGKAP 2
LAMPIRAN
* LEMBAR KE-3 SSP BUKTI SETORAN PPh PSL 23/26
* DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PPh PSL 23/26 (D.1.1.32.05)
* LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN (F.1.1.33.06)

KE KPP
PRATAMA
PD HARI KERJA
BERIKUTNYA
SOSIALISASI PERPAJAKAN

SELAMBAT-LAMBATNYA
TANGGAL 20 BULAN
BERIKUTNYA
JIKA JATUH PD
HARI LIBUR
39

SEWA ATAS TANAH
DAN/ATAU BANGUNAN
DASAR HUKUM
UU PPh Pasal 4 ayat (2)
PP No. 5 Tahun 2002

TARIF = 10 % DARI JUMLAH BRUTO
NILAI PERSEWAAN
Tanah, Rumah, Toko, Gudang
ruangan, gedung perkantoran, rumah toko

Termasuk Biaya Perawatan, Pemeliharaan,
Keamanan, Fasilitas Lainnya
Penyetoran paling lambat tgl 10 bulan beriktnya
Pelaporan paling lambat tgl 20 bulan beriktnya
40
SOSIALISASI
PERPAJAKAN

JASA KONSTRUKSI

DASAR HUKUM
UU PPh Pasal 4 ayat (2)
PP No.51Tahun 2008

Jasa Konstruksi :
layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi,
layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan
layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi
Pekerjaan Konstruksi :
keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan
perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan
yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal,
dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya
untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain
41

SOSIALISASI PERPAJAKAN

TARIF JASA KONSTRUKSI

2% (dua persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan
oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil
4% (empat persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan
oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha
3% (tiga persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan
oleh Penyedia Jasa selain Penyedia Jasa
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b
4% (empat persen) untuk Perencanaan Konstruksi
atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha
6% (enam persen) untuk Perencanaan Konstruksi
atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha
42

SOSIALISASI PERPAJAKAN

PENYETORAN DAN PELAPORAN
PPh FINAL SEWA DAN JASA
KONSTRUKSI
43

 PENYETORAN PAJAK DILAKUKAN PALING

LAMBAT TANGGAL 10 BULAN BERIKUTNYA
 MENGGUNAKAN SSP ATAS NAMA DAN NPWP
BENDAHARAWAN SERTA DITANDATANGANI
OLEH BENDAHARAWAN
 MEMBUAT BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL
 PELAPORAN PAJAK DILAKUKAN PALING

LAMBAT TANGGAL 20 BULAN BERIKUTNYA
MENGGUNAKAN SPT MASA PPh FINAL
DILAMPIRI BUKTI POTONG PPh FINAL
SOSIALISASI PERPAJAKAN

PPN
44

ATAS
BELANJA BARANG
DAN
BELANJA JASA
SOSIALISASI PERPAJAKAN

DASAR HUKUM PPN
BENDAHARAWAN
45

UU Nomor 42 Tahun 2009 perubahan keempat

atas UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai
PP 144 tahun 2000 tentang barang dan jasa yg
tidak kena PPN
PP 12 tahun 2001 stdtd PP 31 tahun 2007 Tentang
Impor dan atauPenyerahan Barang Kena Pajak
Tertentu yg bersifat strategis yg dibebaskan dari
pengenaan PPN
Kepmenkeu 563/KMK.03/2003 tentang Penunjukan
Bendaharawan Pemerintah dan KPPN untuk
Memungut, Menyetor dan Melaporkan PPN dan
PPnBM
SOSIALISASI PERPAJAKAN

MENGENAL PPN
46

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak

yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak di dalam daerah Pabean.
Pengenaan PPN pada prinsipnya semua Barang
dan Jasa dikenakan PPN, kecuali yang
dikecualikan oleh Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku.
Bendahara HARUS mencari rekanan PKP, apabila
terpaksa/sulit menemukan rekanan PKP maka
sementara dengan rekanan non PKP dengan syarat
tidak boleh membuat Faktur Pajak/ membuatkan
Faktur Pajak.
SOSIALISASI PERPAJAKAN

TIDAK DIKENAKAN PPN
1.

2.
3.
4.
5.
6.

7.

47

Pembayaran yg jumlahnya paling banyak Rp
1.000.000 (termasuk PPN) dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah
Pembelian buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan
buku-buku pelajaran agama
Pembelian barang hasil pertambangan yang diambil
langsung dari sumbernya
Barang-barang kebutuhan pokok, barang hasil
pertanian
Makanan ternak,unggas dan ikan
Bibit dan atau benih pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan dan perikanan
Makanan dan minuman yang disajikan di hotel,
restoran, rumah makan dan sejenisnya

SOSIALISASI PERPAJAKAN

LANJUTAN
48

8. Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik seperti

Jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan,
laboratorium kesehatan, dan sanatorium;
9. Jasa di bidang pelayanan sosial;
10. Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko
11. Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna
usaha dengan hak opsi;
12. Jasa di bidang keagamaan;
13. Jasa di bidang pendidikan;
14. Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah
dikenakan Pajak Tontonan;
SOSIALISASI PERPAJAKAN

LANJUTAN
49

15. Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan ;
16. Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air;
17. Jasa di bidang tenaga kerja;

18. Jasa dibidang perhotelan meliputi jasa persewaan

kamar termasuk fasilitas yang terkait dengan
kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap
dan jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara
atau pertemuan dihotel, penginapan, motel, losmen
dan hostel
19. Jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka
menjalankan pemerintahan secara umum
20. Jasa Catering (mulai 1 April 2010)
SOSIALISASI PERPAJAKAN

Pemungutan Penyetoran dan
Pelaporan PPN
50

PPN dipungut oleh bendaharawan pada saat

pembayaran
Penyetoran menggunakan SSP atas nama
Wajib Pajak Rekanan dan ditandatangani dan
dicap oleh bendaharawan pemungut paling
lambat tanggal 7 bulan berikutnya
Pelaporan menggunakan formulir 1107 PUT
ke KPP Pratama; paling lambat tanggal 14
bulan berikutnya

SOSIALISASI PERPAJAKAN

BEA METERAI
51

 UU No.13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai
 Permenkeu nomor 55/PMK.03/2009
 KepdirjenPajak Nomor 02/PJ/2003
 Bea Meterai adalah Pajak atas dokumen.
 Dokumen yg memuat jumlah uang atau dokumen

kontrak /perjanjian.
 Penerima Dokumen terutang Bea Meterai
- 3.000 atas bukti pembayaran senilai 250.000 s.d 1 juta
- 6.000 atas bukti pembayaran senilai diatas 1 juta
- 6.000 atas dokumen kontrak/perjanjian
SOSIALISASI PERPAJAKAN

PENGISIAN NPWP PADA SSP
JENIS PAJAK

NPWP

TANDA TANGAN
DAN CAP

PPh PASAL 22 DAN PPN

REKANAN

BENDAHARA

PPh PASAL 21

BENDAHARA BENDAHARA

PPh PASAL 23

BENDAHARA BENDAHARA

PPh FINAL SEWA TANAH
DAN /ATAU BANGUNAN

BENDAHARA BENDAHARA

PPh FINAL JASA
KONSTRUKSI

BENDAHARA BENDAHARA

SOSIALISASI PERPAJAKAN

54

PENGISIAN KODE SSP
KODE AKUN
PAJAK

KODE JENIS
SETORAN

PPh PASAL 21

411121

100

PPh PASAL 21 Final

411121

402

PPh PASAL 22 (Barang)
PPh PASAL 23 (Jasa )

411122
411124

900
104

PPh FINAL SEWA TANAH
DAN /ATAU BANGUNAN

411128

403

PPh FINAL JASA KONSTRUKSI

411128
411211

409
900

JENIS PAJAK

Gaji PNS dan Honor non PNS
Honor PNS

PPN (Barang & Jasa)
SOSIALISASI PERPAJAKAN

55

TERIMA KASIH
56

SOSIALISASI PERPAJAKAN