Budidaya Kayu Putih 0

BUDIDAYA KAYU PUTIH
KATA PENGANTAR
Pengelolaan hut an selama kurang lebih t iga dekade t elah menimbulkan dampak luasnya hut an yang
t erdegradasi. Oleh karena it u, t ekanan pada hut an alam harus dikurangi, dan unt uk it u Depart emen
Kehut anan t elah menet apkan orient asi kebij akan pembangunan kehut anan ke depan merupakan era
rehabilit asi dan konservasi.
Sebagai bagian dari kebij akan j angka panj ang t ersebut , Depart emen Kehut anan t elah menet apkan 5
(lima) kebij akan priorit as yang meliput i pemberant asan penebangan liar, penanggulangan kebakaran
hut an, rest rukt urisasi sekt or kehut anan, rehabilit asi lahan dan konservasi sumberdaya hut an dan
penguat an desent ralisasi kehut anan dengan payung "§oci al For est r y".
Badan Penelit ian dan Pengembangan Kehut anan sebagal unit penyedia Ilmu Penget ahuan dan Teknologi
(IPTEK) di bawah Depart emen Kehut anan berf ungsi ant ara lain menyediakan inf ormasi t eknologi unt uk
mendukung pembangunan hut an yang berkelanj ut an.
Buku pet unj uk prakt is ini merupakan salah sat u media unt uk alih IPTEK kepada pengguna t ermasuk
para penyuluh dan masyarakat , khususnya t erkait dengan penyelenggaraan "Soci al For est r y"
Kehadiran buku saku ini diharapkan berdampak posit if dan bermanf aat bagi pengembangan j enis-j enis
t anaman hut an.

1.

PENDAHULUAN


Gambar 1. Buah Kayu Put ih
yang baru dipet ik

2.

Kayu put ih (Mel al euca caj uput i sub sp. caj uput i ) t ersebar secara alami di kepulauan Maluku
dan Aust ralia bagian ut ara. Jenis ini t elah berkembang luas di Indonesia, t erut ama di pulau
Jawa dan Maluku dengan memanf aat kan daunnya unt uk disuling secara t radisional oleh
masyarakat maupun secara komersial menj adi minyak at siri yang bernilai ekonomi t inggi. Jenis
t anaman ini mempunyai daur biologis yang panj ang, cepat t umbuh, dapat t umbuh baik pada
t anah yang berdrainase baik maupun j elek dengan kadar garam t inggi maupun asam dan
t oleran dit empat t erbuka sert a t ahan t erhadap kebakaran.

3.

Penelit ian P3BPTH pada Kebun Benih semai uj i ket urunan j enis Kayu put ih di Gunungkidul
diperoleh est imasi peningkat an genet ik unt uk rendemen minyak sebesar 21% t erhadap rat a-rat a
populasi pada kebun benih, akan t et api bila dibandingkan dengan rendemen yang dihasilkan
dari pabrik, peningkat an rendemen minyak lebih dari 100%.


4.

Terhadap kadar 1, 8 cyneole, peningkat an yang dihasilkan sebesar 10%. Sedangkan unt uk sif at
pert umbuhan t anaman diperoleh peningkat an sebesar 15 - 20%. Dengan peningkat an rendemen
minyak sebesar 100%, maka diharapkan produksi minyak kayu put ih dapat dit ingkat kan menj adi
lebih dari 2 kali dengan luasan t anaman yang sama (Susant o, M. 2001).

5.

Pembuat an bibit dapat dilakukan secara generat if (bij i) dan veget at if .

6.

PEMBUATAN BIBIT
2. 1.

Secara Generat if

Tahapan yang harus diperhat ikan dalam pembuat an bibit secara generat if adalah pengumpulan

benih dan kegiat an di persemaian.
2. 1. 1. Pengumpulan Benih
Beberapa hal yang pert u diperhat ikan unt uk mendapat kan benih kayu put ih yang baik adalah :

1.

Pohon induk t erseleksi yang dipilih harus memiliki f enot ip dan genot ipe unggul sepert i :
sehat , pert aj ukan rindang, berbuah lebat sert a mempunyai kandungan rendemen
minyak dan kandungan sineol yang t inggi.

2.

Pohon induk dipilih dari sumber benih yang baik, yait u dari Kebun Benih, at au dari
Areal Produksi Benih (APB) at aupun dari pohon yang t erseleksi (pohon plus).

3.

Pengumpulan buah sebaiknya pada musim panen raya. Biasanya musim berbunga mulai
bulan Maret dan masa berbuah lebat pada bulan Sept ember.


4.

Pohon induk yang berbuah lebat dipanj at unt uk memilih buah yang t elah masak, yait u
yang berwama kecoklat an.

5.

Memet ik buah yang masak dari t angkai buah dan t idak perlu memot ong dahan, agar
pohon induk t idak t erganggu proses reproduksinya.

6.

Pemisahan benih (ekst r aksi beni h) dari buah yang masak sangat mudah, cukup dij emur
di bawah sinar mat ahari dan benih akan lepas dengan sendirinya.

7.

ukuran benih kayu put ih sangat halus, sehi ngga pada wakt u pengumpulan benih agar
menghindari dari t iupan angin. Set iap gram benih kayu put ih yang baik rat a-rat a dapat
menghasilkan 2. 700 bibit (Doran et al, 1998, dalam Susant o, 2001).


8.

Penyimpanan benih di lakukan pada kondisi kering dengan kelembaban 5 - 8% dalam
ref rigerat or (lemari es) pada suhu 3-5oC. Dengan kondisi demikian benih dapat
bert ahan sampai beberapa t ahun.

2. 1. 2. Persemaian
Persyarat an areal persemaian ant ara lain mudah dij angkau, sumber air (ket ersediaan air)
cukup, t opograf i relat if dat ar, t enaga kerj a relat if mudah diperoleh, t erhindar dari
penggembalaan dan t erdapat saluran (drainase) pembuangan air yang baik.
Persiapan media t abur :

o

Menyiapkan bak t abur dengan lubang drainase dibawahnya. Bak t abur t idak perlu
t erlalu luas karena ukuran benih sangat halus, cukup dengan bak plast ik ukurat i 25 x 35
x 10 cm beberapa buah.

o


Media t abur cukup menggunakan pasir st eril dengan cara dij emur dibawah sinar
mat ahari, at au digoreng kering (sangrai), at au disemprot dengan f ungisida (Benl at e).

o

Media t abur t idak padat , dan harus mempunyai porosit as yang baik (pasir) sehingga
t idak merusak perakaran pada saat disapih.

o

Pada t ahap ini media t idak perlu subur at au dipupuk, karena sif at nya sement ara dan
kecambah masih memiliki nut risi bawaan dari lembaganya (cot yl edon)

Penaburan

13. Benih sebelum dit abur

sebaiknya dicampur pasir halus yang st eril, agar benih t idak
menggumpal (menggerombol) mengingat ukuran benih sangat halus.


14. Benih dit abur

merat a di at as bak t abur, kemudian dit ut up dengan sedikit lapisan pasir
halus agar benih t idak mudah t erbang

15. Unt uk menj aga kelembaban dan t iupan angin,

sebaiknya bak t abur dit ut up plast ik

t ransparan (sungkup)

16. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan sprayer

halus pada pagi dan sore hari agar
media t abur selalu basah (lembab). Set elah pekerj aan penyiraman selesai, plast ik
dit ut up kembali, karena benih akan berkecambah apabila cahaya, oksigen dan air
cukup t ersedia.

17. Set elah ± 5 hari


dibedeng t abur benih mulai berkecambah, dan + 2 minggu siap unt uk
dipindah ke bedeng sapih.

Persiapan penyapihan

Gambar 2. bedeng sapih kayu put ih
milik P3BPTH Yogyakart a

18. Menyiapkan bedeng sapih dengan ukuran 5m

x 1m agar memudahkan dalam perawat an.

19. Media sapih yang digunakan sebaiknya mempunyai

kandungan nut risi yang lebih
lengkap, yait u dengan menggunakan media t anah, pasir dan kompos dengan
perbandingan 7: 2: 1.

20. Media dimasukkan kedalam kant ong plast ik (polybag).


Ukuran polybag yang digunakan
t idak perlu t erlalu besar, karena bat ang dan t aj uk semai kayu put ih ukurannya relat if
ramping, sehingga cukup menggunakan ukuran 9cm x 12cm.

21. Apabila menggunakan pot rays,

maka media yang digunakan adalah yang dapat kompak
dengan akar serabut t anaman, sehingga pada saat dilepas dari pot rays media t idak
hancur. Disarankan menggunakan bahan organik t anaman dicampur dengan kompos.

22. Kant ong plast ik (pol ybag) sebaiknya disusun t erat ur

di bedeng sapih yang t elah
disiapkan, unt uk memudahkan perawat an dan menghit ung j umlah bibit .

23. Pemasangan naungan cabaya (par anet

75%) selama 3 bulan agar int ensit as cabaya t idak
t erlalu t inggi t erut ama pada saat siang hari dan lebih baik lagi naungan dapat dibuka

pada pagi hari agar cahaya pagi (ul t r a vi ol et ) dapat mengenai bibit dan media sehingga
pert umbuhan bibit lebih sehat .

24. Pemasangan sungkup plast ik t ransparan di

bedeng sapih agar kelembaban dapat
t erj aga. Hasil percobaan menunj ukkan bahwa dengan pemberian sungkup plast ik
t ransparan dapat menekan kemat ian bibit . Pekerj aan ini sebaiknya sudah siap sebelum
dilakukan pekerj aan penaburan.

Penyapihan

25. Karakt erist ik semai

kayu put ih sangat khas dibandingkan j enis t anaman hut an lainnya
sehingga memerlukan perlakuan khusus.

26. Set elah bibit

berada selama 2 minggu di bedeng t abur, at au t umbuh daun 2 helai at au

lebih dan t inggi lebih dari 1cm, maka bibit segera dipindahkan ke bedeng sapih.
Penyapihan sebaiknya menggunakan alat pinset , karena kondisi semai sangat kecil dan
peka t erhadap gesekan.

27. Apabila j arak ant ara bak t abur

berj auhan dengan areal penyapihan, maka bibit dari
bedeng t abur diambil dan dipindahkan ke kot ak plast ik yang berisi air bersih, agar bibit
t idak cacat dan t idak kekeringan.

28. Dibuat

lubang t anam pada media sapih di pol ybag sedalam panj ang akarnya (3-5cm)
agar perakaran t idak melipat / pat ah. Bibit dit anam perlahan kemudian dit ut up dengan
media sert a dipadat kan dengan dit ekan perlahan. Diusahakan agar perakaran j angan
sampai melipat .

29. Set elah disapih,

dilakukan penyiraman halus (kabut ) dengan menggunakan pompa
sprayer (nozel halus), mengingat t inggi bibit rat a-rat a 1 cm, dan mudah roboh.

30. Lebih baik dipasang sungkup plast ik agar

kelembaban lingkungan bibit dapat t erj aga
dan bibit t erlindungi dari gangguan hama pengganggu (burung, belalang, kat ak, t ikus
dan sebagainya). Sungkup dapat dibuka set elah semai berumur 8 minggu.

Pemeliharaan

Gambar 3. Penyapihan Benih dengan pinset

Penyiraman sampai umur 2 bulan dengan sprayer halus, dilakukan pada pagi dan sore hari.
Pada f ase in kecambah kayu put ih pert umbuhannya lambat , bahkan t ampak sepert i berhent i
(dor man) berkisar ant ara 7-8 minggu. Tinggi semai rat a-rat a masih 1-2cm, sehingga
penyiraman perlu dilakukan dengan hat i-hat i karena sist em perakaran dan bat ang masih sangat
rent an dan mudah pat ah.
Penggunakan alat sprayer halus akan berdampak baik t erhadap bibit karena dapat mengurangi
pengaruh kinet ik semprot an air t erhadap semai yang baru berkecambah.
Set elah t inggi bibit lebih dari 15 cm, penyiraman dapat menggunakan sprayer yang agak besar
at au gembor, karena kondisi perakaran cukup kuat . Penyiraman dilakukan 2 kali sehari secara
rut in pada pagi dan sore.
Penyiangan (weedi ng), yait u pekeraan pembersihan dari t anaman pengganggu yang ada pada
polybag (biasanya dari j enis rumput ) dilakukan set iap hari. Penyiangan dilakukan dengan hat ihat i karena akan mengganggu akar kayu put ih. Apabila gulmanya lebih besar dari kayu put ih,
lebih baik bat ang gulma dipot ong/ digunt ing.
Pendangiran, berupa pekerj aan penggemburan permukaan media agar aerasi menj adi baik dan
perakaran menj adi sempurna. Dilakukan bersamaan dengan pekerj aan pembersihan gulma.
Unt uk memacu pert umbuhan bibit dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK (I5: 15: 15),
yang dilarut kan dan disemprot kan set iap 2 minggu sekali. At au pemberian pupuk but iran NPK
sebanyak 2-3 but ir per polybag set iap 2 minggu sekali.
Hama yang umumnya menyerang dan mengganggu di persemaian adalah ulat dan belalang.
Serangan hama pengganggu dapat dicegah dengan cara penyemprot an insekt isida. Binat ang
pengganggu yang umumnya dij umpai adalah burung yang mencari makanan di persemaian.
Pencegahan dilakukan dengan memberi naungan berupa sharlon/ paranet , at au menggunakan
sungkup plast ik.
Penyakit yang umumnya dij umpai di persemaian adalah j amur yang dapat dicegah dengan
penyemprot an f ungisida. Diupayakan j uga dengan membuat saluran pembuangan air disekit ar
bedengan, agar t idak t erj adi genangan air.
Pemot ongan cabang/ bakal cabang dan akar yang keluar menembus polybag pada bibit t ua yang
belum dipindah ke lapangan, dimaksudkan agar percabangan t idak t erlalu banyak dan akar
bibit t idak rusak pada saat dipindahkan kelapangan
2. 2.

Secara veget at if

Pembiakan secara veget at if pada t anaman kayu put ih t elah dilakukan dengan berbagai macam
t eknik dengan t uj uan unt uk mempert ahankan sif at induknya.
Berikut beberapa t eknik pembiakan veget at if kayu put ih yang t elah dilakukan oleh Pusat
Penelit ian dan Pengembangan Biot eknologi dan Pemuliaan Tanaman Hut an (P3BPTH)
Yogyakart a.
2. 2. 1.

Pembuat an st ek pucuk dengan t eknik rej uvinasi st ek cabang

Gambar 4. Rej uvinasi st ek cabang

Beberapa hal pent ing dalam t eknik pembuat an st ek pucuk dengan t eknik rej uvenasi st ek
cabang yait u sebagai berikut :

31. Pengambilan cabang dari

pohon induk hasil seleksi di hut an t anaman kayu put ih dengan
cara cabang dipot ong dari bagian t erbawah sepanj ang 40cm dan diamet er 2 - 4 cm.
Uj ung cabang dit ut up lilin unt uk menghambat kekeringan, selanj ut nya cabang
direndam dalam air pada bak plast ik dengan kedalaman 5cm dan air selalu digant i
set iap hari.

32. Penanaman cabang dalam bak berisi

pasir dit ut up dengan sungkup plast ik pada
kedalaman 10cm. Perlu diperhat ikan bahwa bagian bawah bak di beri lubang, sehingga
bak t idak t ergenang air.

33. Penyiraman dilakukan set iap hari

dengan sprayer halus sert a penambahan air kedalam
bak pasir apabila kelembabannya kurang.

34. Menj aga lingkungan pembiakan,

yait u dengan menj aga kelembaban dalam bak sungkup
diat as 80%, suhu ruangan dibawah 30oC dan diberi naungan dengan int ensit as cahaya
75% pada siang hari.

35. Set elah berumur

1, 5 bulan, st ek akan menghasilkan t rubusan dan dapat diambit st ek

pucuknya

36. Mat eri

st ek pucuk diambil dari t rubusan t ersebut dengan cara memot ong daunnya dan
dit inggalkan sepert iga bagian unt uk mengurangi t ingkat penguapan. Pemangkasan dan
penanaman st ek dilakukan pada pagi hari (sebelum j am 1O pagi) kemudian dicelupkan
pada larut an Root one F dengan konsent rasi 50% sekit ar 30 det ik

37. Penanaman st ek pucuk pada pot

plast ik berisi media pasir yang disusun dalam bak st ek
yang diberi sungkup. Teknik ini disamping biayanya relat if murah dapat menghasilkan
present ase t umbuh yang baik yait u sebesar 57%, .

2-2. 2. St ek pucuk dari kebun pangkas

Gambar 5. St ek pucuk Kayu Put ih

Langkah yang perlu dilakukan dalam t eknik pembuat an st ek pucuk dari kebun pangkas adalah:

38. Pemilihan t unas yang t umbuh aut ot r op (ke at as) pada t anaman kayu put ih yang t elah
dipangkas. Tunas yang baik adalah yang t idak t erlalu t ua at au t erlalu muda, dengan
panj ang sekit ar 30cm. Panj ang st ek kurang lebih 3-4 ruas ( ±10cm) dan dari sat u t unas
dapat diambil sampai 3 st ek.

39. Penanaman st ek pucuk dilakukan pada bedeng st ek dengan media pasir

dan sebelumnya
bagian pangkal st ek diolesi Root one F. Bedeng segera dit ut up sungkup plast ik unt uk
memelihara kelembaban diat as 80%.

40. Pemeliharaan st ek dilakukan dengan penyiraman sesering mungkin dengan sprayer
t angan. Set elah 2 bulan, st ek siap dipindahkan ke kant ong bibit / polybag yang berisi

media t anah + pupuk kandang (1: 1) unt uk memacu pert umbuhan yang lebih baik.
Set elah 2-3 bulan di persemaian, bibit t elah siap dit anam di lapangan.

Gambar 5. Rej uvi nasi st ek cahang
2. 2. 3. St ek akar
beberapa hal yang perlu diperhat ikan dalam t eknik pembuat an st ek akar adalah :

41. Dipilih bahan t anaman unt uk st ek dari

pohon induk yang baik (sehat ).

42. Pemot ongan bahan st ek sepanj ang 15-20cm.
43. Perendaman bahan st ek dalam larut an hormon yang t elah disiapkan at au mengoleskan
bagian pangkal st ek dengan hormon dalam bent uk past a.

44. Penanaman st ek pada media yang t elah disiapkan dengan j arak t anam yang t idak
t erlalu lebar (rapat ). St ek j uga dapat langsung dit anam pada media t anah dalam
polybag.

45. Penut upan ruang bedeng st ek dengan sungkup plast ik t rasparan di

bawah
naungan/ paranet unt uk menghindari int ensit as cahaya yang t erlalu t inggi.

46. Penyiraman media st ek yang t idak t erlalu basah unt uk memberikan kelembaban yang
opt imal secara t erat ur sesuai dengan kebut uhan
2. 2. 4. Cangkok
Langkah-langkah dalam pembuat an cangkok

47. Membuat

bidang cangkok dcngan menyayat at au mengupas kulit cabang sepanj ang 510cm sehingga kambium t erkelupas dan diusahakan agar kayu t erlihat kering.
Penyayat an dilakukan dengan pisau at au cut t er yang t aj am dan st eril,

48. Membungkus bidang cangkok dengan media yang t elah disediakan yang t erdiri

dari
campuran t anah dan pupuk kandang kemudian dibungkus dengan plast ik hit am dan
masing-masing uj ung pembungkus diikat secara kuat dengan t ali plast ik.

49. Set elah t erbent uk akar

pada umur 3-4 bulan (dapat dilihat dengan cara membuka
pembungkus cangkok), kemudian bagian yang t elah dicangkok dipot ong pada bagian
bawah bidang cangkok dan dipisahkan dari pohon induknya.

50. Hasil

cangkok dit empat kan pada t empat yang t eduh yang t elah disiapkan sebelum
dit anam di lapangan.

51. Penanaman t anaman hasil

cangkok pada lubang yang t elah disiapkan diusahakan cukup
dalam dengan j arak t anam rapat (1 x 1 m).

7.

PENANAMAN
Set elah bibit siap unt uk dit anam, dalam kegiat an penanaman perlu memperhat ikan persiapan
lahan dan t eknik penanaman.
3. 1.

Persiapan lahan

Pada umumnya kayu put ih relat if mudah dit anam, t erut ama pada j enis t anah grumosol, lat osol,
maupun regosol. Jarak t anam ideal pada hut an t anaman biasanya menggunakan 2 x 1 m, at au
3 x 1 m, unt uk pola t anam t umpangsari.
Pengolahan lahan dapat dilakukan dengan dicangkul at au unt uk lahan yang t opograf inya dat ar
dapat diolah dengan t rakt or. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan sist em cemplongan
yait u t anah yang diolah hanya seluas 1 M2 dari t i t ik t anam. Lubang t anam dapat dibuat dengan
berbagai macam ukuran, t et api yang dianj urkan adalah 30 cm x 30 cm x 30 cm. Lubang t anam
dipupuk dengan kompos sebanyak 1-2 kg per lubang unt uk memacu pert umbuhan awal
t anaman.
Pemasangan aj ir dengan ukuran 50-80cm agar aj ir mudah dilibat dan penanaman menj adi lebih
mudah.
3. 2.

Teknik penanaman

Gambar 6. Ilust rasi penanaman

Mat erial penanaman dapat berupa bibit dari persemaian, st ump, maupun put eran. Bibit kayu
put ih yang dit anam harus sehat , memiliki t inggi 30-50 cm dan dari segi f isik memiliki
kenampakan daun yang hij au segar, cerah, daun ut uh (t idak diserang penggerek daun), bat ang
dan perakaran baik.
Bibit memerlukan kelembaban yang t inggi sehingga pola penanaman lebih ef ekt if apabila
dilakukan pada saat curah huj an mulai t inggi (Januari - Februari).
Bibit yang siap t anam dimasukan dalam lubang yang t elah disiapkan dan t elah diisi kompas .
Sobek polybag secara cermat j angan sampai mengenai akar muda. usahakan media t anah t et ap
padat agar akar t idak t erhambat pert umbuhannya.
Menimbun lubang galian dengan t anah, rat akan dengan permukaan t anah, kemudian sekit ar
bat ang t anaman t anahnya dit inggikan agar genangan air t idak t erkumpul pada akar yang baru
dit anam.

8.

PEMELIHARAAN
Tanaman kayu put ih adalah j enis t anaman Yang t idak memerlukan pemeliharaan Yang int ensif .
Namun umur 1-2 t ahun harus lebih diperhat ikan dan dipelihara. set elah berumur 2 t ahun
t anaman t et ap dirawat , t et api dengan int ensit as Yang lebih rendah.
Kegiat an pemeliharaan meliput i penyulaman, penyiangan (weeding), pendangiran, pemupukan
dan pemangkasan bat ang.
4. 1.

Penyulaman

Tanaman kayu put ih yang mat i di areal penanaman segera disulam agar diperoleh umur
t egakan Yang sama dan dalam sat uan j umlah pohon Yang seragam. Tanaman Yang memiliki
pert umbuban lambat at au t idak sehat segera di gant i dengan bibit sulaman Yang baru agar
pert umbuhan penanaman seragam dan opt imum pert umbuhannya. Selain it u t uj uannya adalah
unt uk ef isiensi penggunaan lahan agar lebib opt imal.
4. 2.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan unt uk membersihkan t anaman dari pengganggu (gulma) agar t idak t ej adi
kompet isi hara dengan t anaman pokok.
4. 3.

Pendangiran

Pendangiran merupakan pekerj aan menggemburkan t anah pada sekit ar bat ang pokok.
Tuj uannya adalah unt uk memberikan aerasi t anah yang lebih baik dan sist em perakaran
menj adi sehat .
4. 4.

Pemupukan

Pemberian pupuk lanj ut an di lapangan cukup menggunakan pupuk kandang secukupnya at au
pupuk organik (NPK at au Urea) dengan dosis 100gr/ pohon unt uk memacu pert umbuhan
perakaran bat ang maupun daun.
Agar lebih ef ekt if dan ef esien, pekerj aan ini dilakukan bersamaan dengan pekerj aan
pendangiran dan pada saat musim huj an.
4. 5.

Pemangkasan bat ang

kegiat an pemangkasan ini bert uj uan unt uk permudaan cabang dan memudahkan dalam
pemungut an daun. Unt uk t egakan yang t elah berumur lebih dari 5 t ahun sebaiknya dilakukan
pemangkasan set inggi 1 m, dan sebaiknya pekerj aan ini dilakukan pada akhir musim kemarau
at au menj elang musim huj an.
PUSTAKA
Adinugraha, Hamdan dan Hidayat Moko. 2000. Pengar uh Bahan Tanaman Ter hadap Kemampuan
Tr ubusan Cabang pada Kegi at an Rej uvenasi M. caj uput i . Puslit bang BPTH. Yogyakart a
Kant arli, Must af a. 1993. Veget at i f Pr opagat ion of Dipt er ocar paceae by Cut t i ngs i n ASEAN Region.
ASEAN-Canada Forest Tree Seed Cent re Proj ect . Thailand.
Kasmudj o. 1982. Dasar -Dasar Pengel ol aan Mi nyak Kayu Pul i h. Yayasan Pembina Fakult as Kahut anan
UGM. Yogyakart a.
Susant o, M. dan Ayit T. Hidayat . 1997, Lapor an Tahunan Pembangunan Kebun Beni h Uj i Ket ur unan j eni s
Kayuput i h. di Gungkidul BP3BTH. Yogyakart a. Susant o, M. 2001. Keragaman Viabilit as Bij i
Mel al euca caj uput i sub sp. Caj uput i dari 5 Provenance.
Bulet in Pemuliaan Pohon. P3BPTH, Yogyakart a. Siagian, Y. Togu. dan hamdan A. A. 2001. Daya
Per t unasan Cabang dan Keber hasi l an St ekPucuk Jenis Mel al euca caj uput i Pada Beber apa
Macam Medi a. Bulet in Pemuliaan Pohon. P3BPTH. Yogyakart a