PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PROGRAM TABUNGANMUDHARABAH, DEPOSITO MUDHARABAH, SERTA GIRO WADI’AH Penerapan Sistem Bagi Hasil Program Tabungan Mudharabah, Deposito Mudharabah, Serta Giro Wadi’ah (Studi Kasus Di Bank Syariah Bukopin, Bank Muamalat, Dan Bank

PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PROGRAM TABUNGAN
MUDHARABAH, DEPOSITO MUDHARABAH, SERTA GIRO WADI’AH
(Studi Kasus Di Bank Syariah Bukopin, Bank Muamalat, Dan Bank
Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah, Kota Surakarta )

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :
MUCHAMMAD TEGAR ANDIANTO
B200100128

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PROGRAM TABUNGAN
MUDHARABAH, DEPOSITO MUDHARABAH, SERTA GIRO WADI’AH
(Studi Kasus Di Bank Syariah Bukopin, Bank Muamalat, Dan Bank

Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah, Kota Surakarta )
MUCHAMMAD TEGAR ANDIANTO
(B200100128)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sebenarnya mengenai
penerapan akuntansi syariah pada sistem bagi hasil program tabungan
mudharabah, deposito mudharabah, dan giro wadi’ah
Penelitian ini dilakukan di tiga bank syariah, yaitu Bank Muamalat
Indonesia cabang Surakarta, BPD Jateng Sy ariah cabang Surakarta, dan Bank
Syariah Bukopin cabang Surakarta . Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan wawancara, mempelajari dokumen -dokumen termasuk brosur dari
bank syariah, serta sumber-sumber yang lain. Teknik analisis data yang digun akan
adalah deskriptif kualitatif .
Hasil analisis ini yaitu bahwa ketiga bank syariah tersebut telah berusaha
menggunakan prinsip syariah islam dengan benar, akan tetapi belum sepenuhnya
sesuai dengan kaidah syariah islam. Hal ini disebabkan dengan adanya cara
pembagian bagi hasil yang menggunakan prinsip revenue sharing. dalam revenue

sharing, menggunakan pendapatan sebagai acuan. sehingga beban -beban yang
digunakan untuk menghasilkan pendapatan tersebut belum dimasukkan. Sesuai
syariat islam, prinsip bagi hasil hendaknya selalu adil, siap menanggung rugi dan
menikmati untung secara bersama. s ehingga, penghitungan bagi hasil sebaiknya
menggunakan prinsip Profit Loss Sharing, karena menggunakan Laba bersih
sebagai acuan. Hal tersebut akan menunjukkan keadilan baik dari nasabah selaku
shahibul maal ataupun dari Bank syariah selaku pengelola dana itu sendiri.
Kata kunci: Mudharabah, Wadi’ah, Profit Loss Sharing, Revenue Sharing,
Nisbah.

PENDAHULUAN
Pada era saat ini, dunia perbankan sangatlah dipercaya oleh masyarakat
untuk memberikan jasa penyimpanan uang ataupun harta mereka, sehingga dapat
memberikan keamanan dan jaminan untuk harta tersebut. Selain karena
mendapatkan keamanan, bank juga memberikan sisa hasil usaha mereka yang
diberikan setiap bulannya, yang diberi nama dengan istilah bunga bank. Bunga
bank adalah istilah yang digunakan unt uk sisa hasil usaha yang diberikan kepada
nasabah di bank konvensional. Tetapi jika hal tersebut ditanyakan dalam bank
syariah, tidak akan ditemukan istilah tersebut. Jika di bank syariah , istilah
digunakan adalah Nisbah atau lebih dikenal dengan bagi ha sil. Bank sebagai

lembaga perantara, dirancang sedemikian rupa untuk mengolah bunga supaya
dapat merangsang investasi, tabungan dan pembiayaan (kredit).
Menurut Timami dan Soejoto (2013), munculnya bank -bank syariah
tersebut didasari dari kesadaran adanya bahaya riba bagi orang-orang muslim dari
sistem yang dianut oleh bank konvensional. Untuk itu bank syariah menawarkan
jasa perbankan penghimpunan danan dengan sitem bagi hasil dalam pembagian
keuntungan ataupun kerugian agar terhindar dari bahaya riba.
Berdasarkan pemikiran ini, peneliti tertarik untuk meneliti penerapan
sistem bagi hasil program tabungan mudharabah, deposito mudharabah, dan giro
wadi’ah ditiga bank syariah yaitu bank syariah bukopin, bank muamalat
indonesia, dan bank jateng syariah caban g surakarta. hasil penelitian ini,
diharapkan akan memberikan gambaran bagi masyarakat tentang penerapan
sistem bagi hasil yang diterapkan oleh bank syariah.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Akuntansi Syariah
Akuntansi syariah adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti
dengan dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi

sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan yang sesuai dengan k etetapan Allah SWT. (Sri dan
Wasilah dalam Putra, 2012)
Pengertian Bank Syariah
Menurut Muhammad (2002), bank Syariah adalah bank yang aktivitasnya
meninggalkan masalah riba atau bank yang beroperasi dengan tidak
mengandalkan pada bunga.
Prinsip Mudharabah
Pengertian Mudharabah
Mudharabah adalah perjanjian suatu jenis kerja sama usaha dimana pihak
pertama menyediakan dana dan pihak kedua bertanggung jawab atas pengelolaan
usaha. Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nishbah bagi hasil ya ng
disepakati bersama bersama sejak awal. Tetapi, jika terjadi kerugian, shahibul
maal (pihak yang menyediakan dana) akan kehilangan sebagai imbalan dari hasil
kerjanya selama proyek berlangsung. Berdasarkan psak 105 paragraf 5,
mudharabah dibagi atas tiga

yaitu mudharabah muthlaqah, mudharabah

muqayyah, dan mudharabah musytarakah. (Putra, 2012)
Prinsip Tabungan Mudharabah

Antonio (2001) mengungkapkan , tabungan yang menerapkan akad
mudharabah mengikuti prinsip -prinsip akad mudharabah. Diantaranya sebagai
berikut : pertama, keuntungan dari dana yang digunakan harus dibagi antara
shahibul maal (dalam hal ini nasabah) dan mudharib (dalam hal ini bank). Kedua,
adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian keuntungan.
Karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu
yang cukup.
Prinsip-Prinsip Operasi Akuntansi Syariah
Menurut Putra (2012), ada beberapa prinsip yang harus dipegang oleh
bank syariah dalam kegiatan operasi serta pelayanan terhadap masyarakat, antara
lain :

Prinsip Persaudaraan (Ukhuwah)
Prinsip persaudaraan (Ukhuwah), merupakan bentuk interaksi sosial dan
harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dan saling
tolong-menolong. Dalam transaksi syariah meliputi berbagai aspek, yaitu saling
mengenal, memahami, menolong, menjamin, dan saling bersinergi.
Prinsip Keadilan (‘Adalah)
Prinsip keadilan (‘Adalah), merupakan menempatkan sesuatu pada
tempatnyadan memberikan sesuatu pada yang berhak dan sesuai posisinya.

Implementasi keadilan da lam usaha berupa aturan prinsip muamalah yang
melarang unsur riba, dzulm, maysir, gharar, ihtikar, najasy, risywah, ta’alluq , dan
penggunaan unsur haram dalam barang dan jasa, maupun dalam aktivitas operasi.
Prinsip kemaslahatan (maslahah)
Prinsip kemaslahatan (maslahah), merupakan sesuatu yang harus
memenuhi dua unsur, yaitu halal (sesuai dengan syariah) dan thayyib (bermanfaat
dan mmbawa kebaikan).
Keseimbangan (Tawazun)
Keseimbangan (Tawazun), menekankan pada manfaat yang didapat dari
transaksi syariah tidak hanya difokuskan pada pemegang saham, melainkan pada
semua pihak yang dapat merasakan manfaat ekonomi.
Universalisme (syumuliyyah)
Universalisme

(syumuliyyah),

merupakan

transaksi


syariah

dapat

dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang ber kepentingan
(stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan sesuai dengan
semangat rahmatan lil ‘alamin.
Sistem Bagi Hasil
Tahap Penghitungan Bagi Hasil
Untuk menetapkan bagi hasil, pertama, menentukan prinsip perhitungan
bagi hasil. Kedua, menghitung jumlah pendapatan yang akan didistribusi. Ketiga,
menentukan sumber pendanaan yang digunakan sebagai dasar perhitungan bagi
hasil. keempat, menentukan pendapatan bagi hasil untuk bank atau nasabah. Dan

kelima, akuntansi bagi hasil untuk bank syariah. (Rizal, Aji, dan Ahim dalam
Putra,2012)
Menentukan Prinsip Penghitungan Bagi Hasil
Prinsip perhitungan ini sangat penting ditentukan diawal dan diketahui
oleh kedua pihak untuk melaksanakan kesepakatan, apabila tidak dikatakan ,
maka akan menjadi gharar, sehingga tidak sesuai dengan syariah. Bank syariah

boleh menggunakan prinsip bagi hasil maupun bagi untung sebagai dasar bagi
hasil.
Tahap Penghitungan Bagi Hasil Dana Pihak Ketiga
Ada dua konsep dalam pembagian bagi hasil yang dapat dilakukan oleh
bank syariah, yaitu profit or loss sharing dan revenue sharing. Yuliana (2009)
menyatakan, profit sharing adalah sistem pembagian bagi hasil yang proses
perhitungannya berdasarkan dari laba bersih yang di peroleh oleh bank syariah.
Sedangkan Ismail (2011), menyatakan bahwa m etode yang digunakan untuk
menentukan tahapan ini adalah revenue sharing (dasar penghitungan berasal dari
pendapatan sebelum dikurangi beban atau biaya).
Formula
Investasi Mudharabah – Cadangan Primer
ID =

X

Pendapatan

Rata – Rata Pembiayaan
Bagi hasil untuk masing-masing investasi mudharabah dihitung dengan

mengalikan income distribution dengan nishbah masing-masing dana investasi,
kemudian dikalikan dengan perbandingan antara investasi mudharabah tertentu
dengan total dana investasi mudharabah. Misalnya,bagi hasil tabungan, dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
Formula
tabungan
bagi hasil tabungan = ID x Nishbah tabungan x
investasi mudharabah

Menghitung Hak Bagi Hasil Untuk Nasabah Dan Bank
Yaya dan Rizal (2009), menyatakan p roporsi pendapatan yang akan dibagi
hasil untuk masing-masing kelompok sumber dana dengan menggunakan rumus :
saldo rata-rata sumber dana
Proporsi Tabungan Mudharabah =

x jumlah pendapatan yang dibagi hasil
jumlah keseluruhan saldo
rata-rata sumber dana

Prinsip Deposito Mudharabah

Pengertian
Deposito mudharabah adalah merupakan investasi melalui simpanan pihak
ketiga (perseorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dengan bagi hasil yang keun tungannya
berdasarkan kesepakatan bersama.
CARA PERHITUNGAN :
Jika yang ditanyakan adalah keuntungan yang diperoleh nasabah
keuntungan = pendapatan yang diperoleh bank syariah x presentase nishbah
nasabah x saldo rata-rata deposito per bulan di bank syariah tersebut
Jika yang ditanyakan adalah pendapatan yang d iperoleh bank dan nasabah,
ada dua metode :
Profit Sharing
Rumus = Prosentase bagi hasil yang telah disepakati x laba bersih
Revenue sharing
Rumus = Prosentase bagi hasil yang telah disepakati x laba kotor

Giro Wadi’ah
Pengertian
Giro, Menurut undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 dalam
Kashmir (2001), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan giro adalah simpanan

yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet
giro, sarana pembayaran lainnya atau de ngan cara pemindahbukuan.

Metode Penghitungan
Antonio (2001), menyatakan bahwa t eknik pengitungan bonus wadi ’ah,
dihitung dari saldo terendah dalam satu bulan. Namun, bonus wadi ’ah dapat
diberikan kepada giran sebagai berikut:
o Saldo terendah dalam satu bulan takwim diatas Rp1.000.000, - (bagi
rekening yang bonus wadiahnya dihitung dari saldo terendah).
o Saldo rata-rata harian dalam satu bulan takwim diatas Rp1.000.000, (bagi rekening yang bonus gironya dihitung dari saldo rata -rata harian).
o Saldo hariannya diatas Rp1.000.000,- (bagi rekening yang bonus
wadiahnya dihitung dari saldo harian).
Besarnya

saldo

giro

yang

mendapatkan

bonus

wadi ’ah

dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
 Rp1.000.000,- s.d. Rp50.000.000, Rp50.000.000,- s.d. Rp100.000.000, diatas Rp100.000.000,METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah metod e deskriptif analisis. Metode deskriptif
analisis adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang
lebih luas. Tujuannya adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta -fakta, hubungan antara fenomena
yang diselidiki serta menguji hipotesa -hipotesa. (Sugiyono, 2009)
Subjek Penelitian
Subjek penelitian di dalam penelitian ini adalah perusahan -perusahaan
yang bergerak di bidang perbankan syariah, yaitu pihak dari Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Bukopin, dan BPD Jateng Syariah cabang Surakarta.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data primer. Teknik yang akan digunakan
antara lain :

Interview (Wawancara)
Interview (wawancara) merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh
peneliti untuk memperoleh beberapa informasi dari subjek (responden) ditinjau
dari pelaksanaannya, peneliti menggunakan wawancara. peneliti menggunakan
teknik ini untuk mendapatkan informasi penerapan akuntansi syariah.
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sebuah metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mempelajari dokumen, catatan dan la poran yang ada di
Bank Muamalat, Bank Syariah Bukopin, dan BPD Jateng Syariah Kota Surakarta.
Observasi
Melalui teknik ini, peneliti akan melakukan pengumpulan data dengan
cara pengamatan secara langsung.

HASIL DAN PEMBAHASAN
PERHITUNGAN

BAGI

HASIL

TABUNGAN

DAN

DEPOSITO

MUDHARABAH
BPD Jateng Syariah
Cara perhitungan bagi hasil produk tabungan mudharabah dan deposito
mudharabah adalah sebagai berikut :
Bonus bagi hasil nasabah = % Nisbah bagi hasil nasabah x distribusi bagi hasil
Bonus bagi hasil Bank = %Nisbah bagi hasil Bank x distribusi Bagi hasil

Setelah itu, bank akan menghitung equivalent rate yang berlaku untuk
menghitung jumlah bagi hasil yang diperoleh oleh nasabah.
bonus bagi hasil x jumlah hari dalam 1 tahun x100%

ER

=
saldo rata-rata x jumlah hari dalam 1 bulan

Berikut adalah rumus bagi hasil yang digunakan oleh Bank Jateng Syariah dalam
menghitung bagi hasil.

Saldo Nasabah
Bagi Hasil

x Equvalent Rate (dalam %)

=

12
Bank Muamalat Indonesia
Untuk awal dari proses pembagian bagi hasil ini, Bank Muamalat akan
menghitung berapa total bagian bagi hasil yang diberikan kepada nasabah
tabungan mudharabah
Bonus Bagi hasil nasabah = %Nisbah Nasabah x alokasi bagi hasil

Di Bank Muamalat disebut dengan HI -Mil (dibaca Ha i per Mil). HI -1000
adalah angka yang menunjukkan hasil investasi yang diperoleh dari penyaluran
setiap seribu rupiah dana yang diinvestasikan ol eh bank. Untuk menentukan HI 1000, Bank Muamalat menggunakan rumus berikut ini :
Bagi Hasil Nasabah
HI-1000 =

x 1000
DPK

Keterangan :
DPK : Dana Pihak Ketiga
Untuk menghitung bagi hasil perorangan ini, rumus yang digunakan oleh Bank
Muamalat adalah :

Pendapatan Bagi hasil tabungan mudharabah Nasabah :
Rata-rata dana nasabah
1000

x HI-1000 x

Nisbah Nasabah
100

Bank Syariah Bukopin
Pada awal proses perhitungan Bagi hasil, Bank Syariah Bukopin akan
menghitung jumlah distribusi bagi hasil yang dialokasikan untuk nasabah.

Bonus Bagi hasil nasabah = %Nisbah Nasabah x alokasi bagi hasil

Selanjutnya, bank akan membuat suatu acuan untuk menghitumg Bagi
hasil untuk perorangan, yang disebut dengan Equivalent Rate (ER).

Bonus Bagi Hasil
EQ Rate =

365
x

saldo rata-rata

x 100
30

Setelah ER diketahui, maka Bank Syariah Bukopin dapat menghitung
nominal yang akan diperoleh nasabah perorangan untuk produk tabungan
mudharabah.
Nominal Bagi Hasil :
Nominal tabungan x EQ. Rate x Jumlah hari 1 bulan
365
PERHITUNGAN BONUS GIRO WADIAH
Dalam perhitungan bonus untuk produk giro wadiah ini, pada prinsipnya,
bank hanya memberikan bonus terhadap nasabah yang sesuai dengan kriteria yang
ditentukan oleh bank syariah itu sendiri. Kriteria -kriteria ini antara lain adalah
saldo giro dan jangka wa ktu nasabah menabung. Dengan kata lain, bank hanya
memberikan bonus ini sebagai semacam penghargaan kepada nasabah.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN AKUNTANSI SYARIAH
Sistem Bagi Hasil Yang Merupakan Solusi Dari Adanya Riba Didalam
Agama Islam. Riba itu muncul akibat adanya transaksi bunga, yang didalam
perbankan syariah itu dilarang. Ketiga bank diatas, baik Bank Muamalat
Indonesia, BPD Jateng Syariah, ataupun Bank Sya riah Bukopin, telah menerapkan
sistem bagi hasil. Ketika awal akan membuka rekening, baik deposito, tabungan,
atau giro, nasabah akan diberikan informasi tentang prosedur, akad, serta tentang
nisbah oleh bank syariah. Jika nasabah menyetujui, maka akan dil akukan
penulisan identitas dan formulir, yang hal itu merupakan bagian dari akad atau
ijab qabul, sebagai tanda adanya kerjasama antara bank syariah sebagai mudharib
dan nasabah sebagai shahibul maal.

Aplikasi Prinsip Bagi hasil
Baik Bank Muamalat Indonesia, BPD Jateng Syariah, dan Bank Syariah
Bukopin, berusaha untuk menerapkan bagi hasil secara cermat, layak, dan adil
sesuai syariat Islam. Ketiga bank diatas menggunakan prinsip revenue sharing,
yang dimana dasar pembagian bagi hasilnya dari laba kotor at au pendapatan
murni bank dari kegiatan penanaan.. Jika bank menggunakan prinsip loss / profit
sharing, yang dasar penghitungannya adalah laba atau rugi bersih

INTERPRETASI AKHIR
Setelah melakukan analisis diatas, dapat diketahui bahwa prinsip bagi hasil
yang diterapkan ketiga Bank Syariah, baik Bank Muamalat Indonesia, BPD Jateng
Syariah, dan Bank Syariah Bukopin, memberikan bagi hasil untuk produk
deposito Mudharabah dan tabungan Mudharabah setelah adanya proses funding,
kemudian dihasilkan sebuah pendapatan. Pembagian bagi hasil ini menggunakan
prinsip yang disebut dengan prinsip revenue sharing.
Tetapi, jika kita kembalikan ke dalam konsep bagi hasil itu sendiri, yang
sesuai syariat Islam, maka prinsip tersebut kurang sesuai. Pada dasarnya, bagi
hasil sendiri itu ibarat seperti sebuah pepatah, berat sama dipikul, ringan sama
dijinjing. Jika bank syariah tersebut mendapat keuntungan, maka nasabah dan
bank akan menikmati hasilny a. Begitupun sebaliknya, apabila bank mengalami
kerugian, tidak ada satu pihak pun yang lepas tangan, mereka akan menanggung
ruginya bersama-sama. Bahkan jika dalam kondisi tersebut, nasabah bisa tidak
akan menerima bagi hasil (Munir, 2013).
Yuliana (2013) menyatakan, berdasarkan Undang -undang nomer 21 tahun
2008, yang menyebutkan tentang posisi prinsip bagi hasil dalam perbankan
syariah yang berbunyi :
“Prinsip perbankan syariah merupakan bagian dari ajaran islam yang berkaitan
dengan ekonomi. Salah satu prinsip dalam agama islam adalah larangan riba
dalam berbagai bentuknya, dan menggunakan sistem antara lain prinsip bagi
hasil. Dengan prinsip bagi hasil, bank syariah dapat menciptakan iklim investasi
yang sehat dan adil karena semua pihak dapat berbagi untung maupun potensi

risiko yang timbul sehingga akan menciptakan posisi yang berimbang antara
bank dan nasabahnya. Dalam jangka panjang, hal ini akan mendorong pemerataan
ekonomi nasional karena hasil keuntungan tidak hanya dinikmati oleh pemilik
modal, tetapi juga pengelola modal.”
Sehingga dari pernyataan diatas, jelaslah sebuah prinsip bagi hasil
dikatakan benar apabila dari nasabah maupun bank syariah dapat berbagi, baik
saat mencapai sebuah keuntungan atau dalam menikmati sebuah kerugian.

KESIMPULAN
Pada dasarnya, penerapan sistem bagi hasil yang dilakukan oleh Bank
Syariah Bukopin, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Jateng Syariah belum
sepenuhnya menggunakan prinsip akuntansi yang sesuai syariah. Prinsip
akuntansi syariah yang digunakan oleh ketiga bank tersebut ketika melakukan
penghitungan bagi hasil adalah revenue sharing. Mengingat bahwa revenue
sharing merupakan sistem penghitungan bagi hasil yang menggunakan
pendapatan atau gross profit sebagai acuan, sehingga belum dikurangi beban yang
harus ditanggung oleh bank, dan apabila terjadi kerugian, maka nasabah yang
akan menanggung. Sehingga dikatakan ketiga bank syariah tersebut belum
sepenuh menerapkan prinsip syariah dengan benar. Penekanan disini terjadi pada
prinsip keadilan. Bagi hasil itu har us setara, menikmati bersama saat terjadi
keuntungan, dan menanggung bersama jika terjadi kerugian. Dan jika mengacu
pada hal tersebut, bank syariah seharusnya menggunakan prinsip profit loss
sharing dalam penghitungan bagi hasil, karena acuan utamanya ada lah laba bersih.
begitulah yang dimaksud prinsip syariah, walaupun dengan jumlah nominal kecil
yang diperoleh, tetapi telah memenuhi semua aspek, terutama aspek keadilan.

KETERBATASAN
Berdasarkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, dapat ditemuka n
beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya,
diantaranya :

1. Studi kasus yang digunakan ditambah, karena mungkin setiap bank,
terkhusus bank syariah, memilki beberapa konsep yang berbeda dari
segi diatas ataupun yang lain.
2. Penulis selanjutnya hendaknya mencari informasi terbaru mengenai
produk-produk perbankan syariah yang lain, karena setiap produk yang
ditawarkan oleh bank tersebut, tentu akan berfungsi dengan baik dan
benar jika kita amati dengan seksama.
3. Lebih menekankan pada konsep yang bersifat umum, untuk
diberitahukan kepada masyarakat, tetapi harus sesuai dengan kadar
yang seharusnya dan tidak melanggar privacy dari Bank Syariah itu
sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Amzamus, Zai. 2013. Deposito Syariah.
http://amzamus.blogspot.com/2013/02/deposito -syariah_3351.html.
Diakses pada tanggal 12 Juli 2014. Pukul 22.30 WIB
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik.
Jakarta : Gema Insani Press :
Bahsan, Muhammad. 2005. Giro Dan Bilyet Giro Perbankan Indonesia .
Jakarta : Raja Grafindo Persada
Bukhori, Imam dan Kurniawan Redi. 2009. Produk Perbankan Syariah ;Giro
. http://hendrakholid.net/blog/2009/10/14/giro -syariah/ . diakses pada
tanggal 13 Juli 2014. Pukul 21.30 WIB
Gustiviana. Tiara. 2011. Sistem Bagi Hasil Perbankan Syariah Pada Bank
Muamalat.

Http://gustiviana.blogspot.com/2011/12/sistem -bagi-

hasil-perbankan-syariah.html . Diakses pada tanggal 26 Juni 2014.
Pukul 14.30 WIB
Hendrarso dan Susanti, Emy. 2011. Metode Penelitian Sosial. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group

Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana
Juliana,

Ulfa

Treni.

Revenue

2009.

http://ulfatrenijuliana.blogspot.com/

Sharing.

2009/06/revenue -sharing.html.

Diakses pada tanggal 25 Juni 2014. Pukul 13.45 WIB
Kasmir. 2001. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi 2001) .
Jakarta : Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Laporan Keuangan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Syariah .
Diakses Melalui http://bankjateng.co.id/
Laporan

Keuangan

Bank

Muamalat

Indonesia.

Diakses

Melalui

Bukopin.

Diakses

melalui

http://www.muamalatbank.com/
Laporan

Keuangan

Bank

Syariah

http://www.syariahbukopin.co.id/
Masykur, Ali. 2009. Tantangan Implementasi Undang -Undang Perbankan
Syariah. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. Volume 16 Nomer 1, Maret
2009. Hal 42-49
Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta : AMP YKPN
Muhammad, Shamser ., Hasan, Taufiq ., Bader, Muhammad Khaled. 2008.
Efficiency Of Conventional Versus Islamic Banks : International
Evidence Using The Stochastic Frontier Approach (APF). Journal Of
Islamic Economics, Banking, And Finance.
Munir, Rinaldi. 2013. Jadi, Bank syariah itu tidak benar -benar sesuai syariah
ya?

.

http://rinaldimunir.wordpress.com/2013/11/11/jadi-bank-

syariah-itu-tidak-benar-benar-sesuai-syariah/ . Diakses pada 25 Juni
2014. Pukul 14.00 WIB.
Nurhasanah,

Neneng.

2011.

Contoh

soal

penghitungan

produk .

Https://anezthiencute8.blogspot.com/2011/04/contoh -perhitunganproduk-bank-syariah.html . Diakses tanggal 20 desember 2013.
pukul 20.10 WIB

Putra, Adityasmono. 2012. Analisis Penerapan Akuntansi Syariah Sistem
Bagi Hasil Dalam Program Tabungan Pada Bank Syariah Mandiri
Gresik. Jurnal akuntansi UNSA. Vol.1 nomor 1. Agustus 2012.
Ridwan, Muhammad. 2010. Bank Syariah Indonesia Kajian Filsafat Hukum
Islam. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum Qisti. Juni 2010.
Rizal. 2011. Giro. Https://aprizal27.wordpress.com/2011/10/20/giro -2/ .
Diakses pada tanggal 12 Desember 2013. Pukul 13.30 WIB
Syantoso,

Arie.

2012.

Konsep

Bagi

Hasil

Mudharabah .

http://ariesyantoso.wordpress.com/2012/07/01/konsep -bagi

-hasil-

mudharabah/. diakses pada Tanggal 3 Juni 2014. Pukul 14.17 WIB
Timami Dan Soejoto. 2013. Pengaruh Dan Manfaat Bagi Hasil Terhadap
Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah Bank Syariah Mandiri Di
Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi.Vol.1 No 3. 27 Agustus
2013.
Wiroso. 2011. PSAK 105 tentang akuntansi Perbankan syariah - Akuntansi
Mudharabah. Unpad : Pelatihan Akuntansi Perbankan Syriah
Yasin, Muhammad Nur. 2010. Argumen-Argumen Kemunculan Awal
Perbankan Syariah Di Indonesia . Jurnal Syariah dan Hukum .
Volume 2 Nomer 1. Hlm. 109 -123. Juni 2010.
Yaya dan Rizal. 2009. Akuntansi Perbankankan Syariah Teori dan Praktik
Kontemporer. Jakarta : Salemba Empat
Yuliana, Rita. 2013. Muhasabah Bank Syariah Dalam Penerapan Prinsip Bagi
Hasil. Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akun tansi Islam. Volume 1. Nomor 1 .
Halaman 1-74. Sep