Analisis Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional Pengaruhnya Terhadap Tingkat Bagi Hasil Dan Implikasinya Pada Penghimpunan Deposito Mudharabah Pada PT Bank Syariah Mandiri

(1)

The Analysis of the Conventional Bank’s Interest Rate Deposit Effected to the Rate of Profit And Its Implication to the Funds Deposited of Mudharaba of

PT Bank Syariah Mandiri

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh: Rima Rismayanti

21107129

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

i

HASIL DAN IMPLIKASINYA PADA PENGHIMPUNAN DEPOSITO

MUDHARABAHPADA PT BANK SYARIAH MANDIRI

Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Syariah Mandiri. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat suku bunga deposito bank konvensional pengaruhnya terhadap tingkat bagi hasil dan implikasinya pada penghimpunan deposito Mudharabah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan tahunan PT Bank Syariah Mandiri selama kurun waktu 10 tahun, dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi Pearson, analisis jalur, koefisien determinasi, uji hipotesis, dan juga menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 15.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat suku bunga deposito bank konvensional dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 cenderung mengalami penurunan, hal ini berdasarkan ketentuan BI rate yang menjadi acuan penetapan tingkat suku bunga. Sedangkan untuk variabel tingkat bagi hasil dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 pun cenderung mengalami penurunan, hal ini karena penentuan tingkat bagi hasil mengikuti tingkat suku bunga bank konvensional. Variabel penghimpunan deposito mudharabah dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 cenderunng mengalami kenaikan. Tingkat suku bunga deposito bank konvensional berdampak positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil. Secara parsial, tingkat suku bunga deposito bank konvensional berdampak negatif dan signifikan terhadap penghimpunan deposito mudharabah. Sedangkan tingkat bagi hasil berdampak positif dan signifikan terhadap penghimpunan deposito mudharabah.Kemudian dampak secara simultan lebih besar dari secara parsial.

Kata kunci: Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional, Tingkat Bagi Hasil dan Penghimpunan Deposito Mudharabah.


(3)

ii

IMPLICATIONS TO THE FUNDS DEPOSITED OF MUDHARABA OF PT BANK SYARIAH MANDIRI

This research was conducted at the PT Bank Syariah Mandiri. The purpose of this study is to find out the conventional bank’s interest rate deposit effected to the rate of profit and its implications to the funds deposited of mudharaba.

The methods used in this research are descriptive and verification methods. The units of analysis in this study are financial report of Balance Sheet and Notes to the Financial Statement on years of PT Bank Syariah Mandiri for 10 years, from 2001 until 2010. The tests of statistic used are the calculation of Pearson correlation, path analysis, determination coefficient, hypothesis test, and also use the help of an application program of SPSS 15.0 for windows.

The result showed that the conventional bank’s interest rate deposit from 2001 until 2010 disposed to have some decreases, these things are based on the stipulation of BI rate becoming the reference of interest rate’s decision. Whereas the variable of the rate of profit from 2001 until 2010 disposed to have some decreases too, these things are because the determination of rate of profit following the conventional bank’s interest rate. The variable funds deposited of mudharaba from 2001 until 2010 disposed to have some increases. The conventional bank’s interest rate deposit have positive impact and significant on the rate of profit. Partially, the conventional bank’s interest rate deposit has negative impact and significant on the funds deposited of mudharaba. The other ways, the rate of profit has positive impact and significant on the funds deposited of mudharaba. Then, simultaneously impact is greater than partially.

Keywords: Conventional Bank’s Interest Rate Deposit, Rate of Profit, Funds Deposited of Mudharaba.


(4)

Alhamdulillah, segala SWT yang telah memberikan senantiasa tercurah pada

sehingga kita menjadi manusia yang berilmu penge Skripsi ini dimaksudkan

menempuh program Ekonomi di Universitas yang diambil yaitu:

BANK KONVENSIONAL BAGI HASIL DAN

DEPOSITO MUDHARABAH PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI Penulis tidak bisa

menemukan hambatan Setyanusa, S.E.,M.Ak. waktu guna membimbing, berharga demi selesainya

ikhtiar penulis mampu melewatinya. Penulis menyadari bahwa dalam teknik penulisannya keterbatasan pengetahuaan

iii

dulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat tercurah pada revolusioner peradaban manusia, Muhammad sehingga kita menjadi manusia yang berilmu pengetahuan.

maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM).

yaitu: “ANALISIS TINGKAT SUKU BUNGA KONVENSIONAL PENGARUHNYA TERHADAP

HASIL DAN IMPLIKASINYA PADA PENGHIMPUNAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI

tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun skripsi hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan Bapak

E.,M.Ak.selaku dosen pembimbing yang telah banya membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk

selesainya penyusunan skripsi ini, akhirnya dengan ikhtiar penulis mampu melewatinya.

Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih terdapat kekuran penulisannya maupun materi serta pembahasanya, pengetahuaan dan pengalaman penulis. Oleh karena

panjatkan kehadirat Allah Shalawat dan salam manusia, Muhammad SAW

syarat kelulusan dalam Akuntansi Fakultas (UNIKOM). Dimana judul BUNGA DEPOSITO TERHADAP TINGKAT PENGHIMPUNAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI”.

skripsi ini, penulis Bapak Inta Budi yang telah banyak meluangkan petunjuk yang sangat dengan doa, semangat

ni masih terdapat kekurangan baik pembahasanya, mengingat na itu, kritik dan


(5)

iv

semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun materil, sehingga laporan skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.S.E.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, S.E.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ony Widilestraningtyas, S.E.,M.Si., selaku dosen wali kelas penulis, kelas Akuntansi-3.

5. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.

6. PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Mandiri, Tbk dan Bursa Efek Indonesia yang telah menyajikan informasi keuangan secara transparan sebagai bahan penelitian dalam skripsi ini.

7. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan support baik moril dan materil serta kasih sayang dan doa yang tiada henti.Gomawo omma, appa.

8. Rika onni, Hilman oppa, dan uri dongsaeng; Riki, Resa dan Iqbal.


(6)

v

11. Ros, Gita dan teman-temanku di kelas Akuntansi-3 angkatan 2007.

12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu ucapan terima kasih.

Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandung, Juli 2011 Penulis

Rima Rismayanti NIM. 21107129


(7)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya muslim. Dewasa ini mereka menyadari bahwa penerapan hukum Islam harus menyeluruh diterapkan dalam semua sektor kehidupan, termasuk di dalamnya perekonomian. Sistem perekonomian yang diinginkan oleh sebagian besar masyarakat muslim di Indonesia adalah berbasis syariah (berlandaskan Al-Quran). Oleh karena itu, MUI sebagai pembimbing dan pelayan umat (Ra'iy wa khadim al ummah)

mengupayakan adanya perekonomian yang sesuai dengan prinsip Islam yaitu perbankan syariah yang sekarang marak keberadaanya. Bahkan, bank konvensional pun sekarang menyediakan basis syariahnya.

Fenomena perkembangan perbankan syariah ini merupakan sebuah fenomena yang sangat menarik dan unik, karena fenomena ini terjadi justru di saat kondisi perekonomian nasional berada pada keadaan yang mengkhawatirkan. Meskipun kalau dilihat dari volume usaha perbankan syariah jika dibandingkan dengan total keseluruhan volume usaha perbankan nasional, maka nilainya masih relatif kecil, yaitu sebesar Rp 2,5 trilyun. Sedangkan total volume usaha perbankan nasional secara keseluruhan mencapai angka Rp 1.087 trilyun (http://ib.eramuslim.com).


(8)

Beberapa fakta pesatnya pertumbuhan perbankan syariah dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah:

 Dana Pihak Ketiga, jumlah dana masyarakat yang ditempatkan di perbankan

Keterangan Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10 Bank umum 1,127,937 1,287,102 1,510,834 1,753,292 1,950,712 2,096,036

Bank syariah

15,581 19,347 28,011 36,852 52,271 58,078

Market share bank syariah

1.38% 1.50% 1.85% 2.10% 2.68% 2.77%

Sumber: www.syariahmandiri.co.id

 Pembiayaan, jumlah dana yang disalurkan perbankan kepada masyarakat

Pembiayaan Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10 Bank Umum 695,648 792,297 1,002,012 1,307,688 1,437,930 1,586,492

Bank Syariah

12,405 16,113 20,717 26,109 34,452 46,260

Market share bank syariah

1.78% 2.03% 2.07% 2.00% 2.40% 2.92%

Sumber: www.syariahmandiri.co.id

 Aset, total kekayaan yang dimiliki perbankan

Aset Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10 Bank umum 1,469,827 1,693,850 1,986,501 2,310,557 2,534,106 2,678,265

Bank syariah

20,880 26,722 33,016 49,555 66,090 75,205

Market share bank syariah

1.42% 1.58% 1.66% 2.14% 2.61% 2.81%

Sumber: www.syariahmandiri.co.id

Dana pihak ketiga, pembiayaan dan aset perbankan syariah tumbuh lebih pesat dibandingkan perbankan umum sehingga market share perbankan syariah terhadap perbankan umum senantiasa meningkat. Hal ini ditopang oleh outlet


(9)

Jumlah Outlet Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10 Konvensional 8236 9,110 9,680 10,868 12,837 12,972

Syariah 434 509 568 790 998 1,302

Perbandingan 5.27% 5.59% 5.87% 7.27% 7.77% 10.04% Sumber: www.syariahmandiri.co.id

Selain ekspansi perbankan syariah untuk meningkatkan jumlah outletnya, pertumbuhan outlet yang pesat juga karena maraknya pembukaan bank syariah, baik Bank Umum Syariah (BUS) ataupun Unit Usaha Syariah (UUS). Perkembangan ini membuat banyak pihak, mulai pemerintah, akademisi, perusahaan hingga masyarakat mencoba untuk memahami perbankan syariah lebih jauh, mulai dari filosofi, sistem operasional hingga produknya.

Dalam rangka akselerasi pencapaian market share bank syariah, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan baru bagi industri perbankan syariah, yaitu PBI No 8/3/PBI/2006. Materi paling penting pada peraturan tersebut adalah penerapan office channeling bagi bank-bank syariah. Kebijakan ini merupakan inovasi baru bagi pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia. Kebijakan office channeling juga dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat kepada jasa perbankan syariah. Dengan sistem baru ini bank syariah tidak perlu lagi membuka cabang UUS di banyak tempat dalam memberikan pelayanan perbankan syariah. Sehingga biaya ekspansi jauh lebih efisien. Penerapan office channeling, akan semakin memudahkan masyarakat melakukan transaksi syariah. Dengan kata lain, akses terhadap lokasi bank syariah yang selama ini menjadi kendala akan dapat teratasi. (http://agustianto.wordpress.com)


(10)

Data yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) sampai dengan akhir tahun 2008 menunjukkan bahwa Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan Syariah di Indonesia yang kian merosot. Nilai dana masyarakat di bank syariah pada akhir Juli 2008 sebesar Rp 32,90 triliun, nilai tersebut lebih kecil Rp 150 miliar dibandingkan dengan dana masyarakat per akhir Juni, yang sebesar Rp 33,05 triliun. Penurunan tersebut diindikasikan karena persaingan antara bank syariah dengan bank konvensional yang semakin ketat, dalam bentuk agresifitas bank umum dalam menawarkan bunga.

Saat likuiditas di pasar ketat, bank umum berupaya menggaet dana masyarakat dengan mengerek bunga tinggi. Tentunya bunga tinggi ini hanya diberikan pada berbagai produk yang tidak diikutsertakan dalam program penjaminan. Sehingga faktor utama yang menjadi bahan pertimbangan nasabah adalah perolehan bunga dan imbal hasil yang tinggi. Laporan yang dirilis oleh BI menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga di bank umum didominasi oleh nasabah korporat, yaitu institusi dan perusahaan yang memiliki nilai rata-rata diatas Rp. 100 juta untuk simpanan tabungan atau deposito.

Sedangkan nasabah ritel faktor utama yang menjadi bahan pertimbangan adalah berbagai jenis pelayanan dan kemudahan yang ditawarkan, sehingga di pasar retail persaingan bunga cenderung diabaikan. Untuk mempertahankan besaran dana masyarakat, bank syariah kini mulai memberikan nisbah atau bagi hasil simpanan yang lebih kompetitif. Beberapa bank Syariah yang sudah mulai kompetitif memperbaiki struktur nisbahnya diantaranya adalah Niaga Syariah dengan tingkat nisbah berkisar 9,5%-10% untuk nasabah institusi dan untuk


(11)

nasabah ritel berkisar 7,75%-8,75%; BSMI juga menaikkan nisbah dari 8,5%-9% menjadi sekitar 10% (http://nustaffsite.gunadarma.ac.id).

Faktor-faktor yang menyebabkan minat menjadi nasabah (Sri Eka Sadriatwati, 2009), yaitu:

a. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan maupun produk pinjaman.

b. Jasa-jasa bank lainnya, menerapkan biaya nominal atau persentase tertentu.

c. Sistem perbankan syariah yang digunakan adalah sistem bagi hasil, sehingga tidak memberatkan nasabah.

Data publikasi BI menyebutkan, dari total dana pihak ketiga per Januari 2008, simpanan deposito mudharabah (bagi hasil) masih mengkomposisi sebesar 51,98 persen atau Rp 10,663 triliun. Sedangkan, tabungan mudharabah

mengkomposisi 32,05 persen atau Rp 6,574 triliun. Sementara, giro wadiah

mengkomposisi sebesar 15,98 persen dari total dana pihak ketiga bank syariah (Agustianto, 2008).

Pada fase perkembangan saat ini, perbankan syariah tidak hanya memiliki peluang, melainkan juga berbagai permasalahan. Nasabah dan masyarakat secara umum masih melihat bank syariah sama dengan bank konvensional karena margin yang harus dibayar oleh nasabah tak kalah tinggi dengan bunga (Saifuddin, 2007). Pemahaman masyarakat yang masih terbatas mengenai sistem keuangan syariah tersebut menjadi salah satu alasan masyarakat untuk tidak berinvestasi di bank syariah (Bank Indonesia, 2005).


(12)

Kunci kesuksesan bank syariah sangat ditentukan oleh tingkat kepercayaan publik terhadap kekuatan finansial bank yang bersangkutan, dan kepercayaan yang diberikan para depositor dan investor, karena keduanya adalah stakeholder

utama. Untuk meraih kepercayaan tersebut adalah dengan kualitas informasi yang diberikan kepada publik. Bank syariah harus mampu meyakinkan publik bahwa ia memiliki kemampuan dan kapasitas di dalam mencapai tujuan-tujuan finansial maupun tujuan-tujuan yang sesuai syariat Islam (Nurmala dan Dian Nirmala Dewi, 2009).

Masyarakat yang loyal syariah terbatas paling sekitar 10-15% (Agustianto, 2008). Bank-bank syariah harus berjuang keras untuk memberikan bagi hasil yang kompetitif dengan memperhatikan efisiensi dan manajemen risiko yang cermat. Jika tingkat bagi hasil jauh di bawah bunga bank, maka sebagian kecil nasabah rasioanl-materialis akan kembali menarik dananya dari bank syariah. Namun bagi nasabah yang rasional-moralis, tingkat bunga tidak berpengaruh baginya untuk pindah ke bank konvensional. Apalagi nasabah spiritual, betapapun tingginya tingkat suku bunga, mereka tetap loyal menempatkan dananya di bank syariah (Nurmala dan Dian, 2009).


(13)

Tabel 1.1

Penghimpunan Deposito Mudharabah PT Bank Syariah Mandiri

Tahun Suku Bunga (%)

Bagi Hasil (%)

Deposito (Rp) 2001 15,62 10,44 231.526.111.000 2002 14,64 12,77 636.363.294.000 2003 8,57 9,90 1.616.617.346.000

2004 6,5 7,81 3.333.868.710.000

2005 8,27 7,29 3.951.761.029.000 2006 11,12 7,06 3.510.183.617.000 2007 7,39 7,33 5.526.360.715.000 2008 7,56 7,32 8.020.742.499.243 2009 8,36 7,47 9.791.401.299.742

2010 6,47 6,72 15.437.049.088.976

(Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BSM yang telah diolah)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa selama kurun waktu 10 tahun yaitu dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010, tingkat suku bunga deposito bank konvensional cenderung mengalami penurunan dan hal ini diikuti oleh tingkat bagi hasil yang juga mengalami penurunan. Sedangkan, jumlah penghimpunan deposito mudharabah pada PT Bank Syariah Mandiri dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 cenderung mengalami kenaikan tiap tahunnya meskipun tidak diimbangi oleh tingkat bagi hasil yang cenderung mengalami penurunan. Kenaikan penghimpunan deposito mudharabah ini lebih disebabkan oleh tingkat suku bunga deposito bank konvensional yang mengalami penurunan.

Pada tahun 2003, 2004, dan 2010, terdapat penurunan tingkat bagi hasil yang justru membuat penghimpunan deposito mudharabah meningkat. Dan kenaikan jumlah deposito mudharabah disebabkan oleh penurunan tingkat suku bunga deposito bank konvensional.Di samping itu, Penurunan tingkat suku bunga deposito tersebut mempengaruhi penurunan tingkat bagi hasil.


(14)

Pada tahun 2002 dan 2007, penghimpunan deposito mudharabah

mengalami kenaikan yang diikuti oleh kenaikan tingkat bagi hasil. Sedangkan tingkat suku bunga deposito bank konvensional mengalami penurunan.

Pada tahun 2005 dan 2008, terdapat penurunan tingkat bagi hasil yang justru membuat penghimpunan deposito mudharabah meningkat. Sedangkan tingkat suku bunga deposito bank konvensional pun mengalami kenaikan. Hal tersebut terjadi sebaliknya pada tahun 2006, penghimpunan deposito mudharabah

mengalami penurunan yang disebabkan tingkat suku bunga deposito bank konvensional pun mengalami kenaikan, sedangakan tingkat bagi hasil mengalami penurunan. Hal ini kemungkinan membuat nasabah bank syariah menarik depositonya atau beralih menjadi nasabah bank konvensional yang notabene sebelumnya nasabah bank syariah ini merupakan nasabah bank konvensional.

Pada tahun 2009, kenaikan jumlah deposito mudharabah diikuti oleh kenaikan tingkat bagi hasil. Dan kenaikan tingkat bagi hasil tersebut dipengaruhi oleh tingkat suku bunga bank konvensional mengalami kenaikan juga.

Secara teori, penghimpunan deposito mudharabahsangat dipengaruhi oleh besar imbal jasa atau return. Jika tingkat suku bunga deposito bank konvensional mengalami penurunan, nasabah akan cenderung mendepositokan uangnya di bank konvensional. Hal ini akan menyebabkan jumlah penghimpunan deposito

mudharabah di bank syariah mengalami penurunan, jika tidak diimbangi oleh tingkat bagi hasil yang kompetitif atau bersaing dengan tingkat suku bunga deposito bank konvensional.


(15)

Dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional Pengaruhnya terhadap Tingkat Bagi Hasil dan Implikasinya pada Penghimpunan Deposito

Mudharabahpada PT Bank Syariah Mandiri”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1) Pada tahun 2003, 2004 dan 2010, tingkat suku bunga deposito bank konvensional mengalami penurunan dan hal ini menyebabkan jumlah penghimpunan deposito mudharabah mengalami kenaikan meskipun tidak diimbangi oleh tingkat bagi hasil yang mengalami penurunan.

2) Pada tahun 2005 dan 2008, tingkat suku bunga deposito bank konvensional mengalami kenaikan tetapi jumlah penghimpunan deposito

mudharabah mengalami kenaikan meskipun tidak diimbangi oleh tingkat bagi hasil yang mengalami penurunan. Hal ini dapat diartikan bahwa tingkat suku bunga deposito bank konvensional dan tingkat bagi hasil tidak berpengaruh terhadap penghimpunan deposito mudharabah.

3) Pada tahun 2009, penghimpunan deposito mudharabah mengalami kenaikan yang diimbangi oleh kenaikan tingkat bagi hasil. Akan tetapi, tingkat suku bunga deposito bank konvensional pun mengalami kenaikan. Ketika bank konvensional dan bank syariah sama-sama menawarkan


(16)

return yang tinggi, kemudian nasabah memilih mendepositokan uangnya di bank syariah, hal ini mungkin disebabkan oleh loyalitas nasabah PT Bank Syariah Mandiri yang semakin baik. Selain itu, bank tersebut lebih gencar memberikan pelayanan dan pemahaman yang baik mengenai perbankan syariah.

1.2.2 Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang akan dirumuskan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat suku bunga deposito bank konvensional. 2. Bagaimana tingkat bagi hasil bank syariah.

3. Bagaimana penghimpunan deposito mudharabah.

4. Adakah hubungan antara tingkat bunga deposito bank konvensional dan tingkat bagi hasil bank syariah.

5. Adakah pengaruh tingkat bunga deposito bank konvensional terhadap penghimpunan deposito mudharabahpada PT Bank Syariah Mandiri. 6. Adakah pengaruh tingkat bagi hasil terhadap penghimpunan deposito

mudharabahpada PT Bank Syariah Mandiri.

7. Seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga deposito bank konvensional dan tingkat bagi hasil terhadap penghimpunan deposito mudharabahpada PT Bank Syariah Mandiri secara simultan.


(17)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian atas “Analisis Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional Pengaruhnya terhadap Tingkat Bagi Hasil dan Implikasinya pada Penghimpunan Deposito mudharabah“, dapat memberi masukan untuk kebijakan pengambilan keputusan bagi perusahaan dalam meningkatkan penghimpunan jumlah dana pihak ketiga, yaitu deposito mudharabah. Khususnya pada PT Bank Syariah Mandiri yang menjadi tempat penelitian.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat suku bunga deposito bank konvensional. 2. Untuk mengetahui tingkat bagi hasil bank syariah.

3. Untuk mengetahui penghimpunan deposito mudharabah.

4. Untuk mengetahui hubungan tingkat suku bunga deposito bank konvensional dan tingkat bagi hasil bank syariah.

5. Untuk mengetahui pengaruh tingkat bunga deposito bank konvensional terhadap penghimpunan deposito mudharabah pada PT Bank Syariah Mandiri.

6. Untuk mengetahui pengaruh tingkat bagi hasil terhadap penghimpunan deposito mudharabahpada PT Bank Syariah Mandiri.


(18)

7. Untuk menganalisis pengaruh tingkat suku bunga deposito bank konvensional dan tingkat bagi hasil terhadap penghimpunan deposito

mudharabahpada PT Bank Syariah Mandiri secara simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

Dapat memberikan informasi bagi perusahaan yang diteliti, yaitu PT Bank Syariah Mandiri mengenai deposito mudharabah yang penghimpunannya dipengaruhi oleh tingkat suku bunga deposito bank konvensional dan tingkat bagi hasil itu sendiri.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi pengembangan ilmu Akuntansi

Memberikan referensi dalam dunia perbankan syariah yang saat ini marak dikaji, khususnya tentang keterkaitan antara tingkat suku bunga deposito bank konvensional dan tingkat bagi hasil terhadap penghimpunan deposito mudharabah.

2. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin mengkaji di bidang yang sama, yaitu menganalisis tingkat suku bunga deposito bank konvensional, tingkat bagi hasil dan penghimpunan deposito mudharabah.


(19)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengambil instansi perbankan untuk dijadikan tempat penelitian yaitu PT Bank Syariah Mandiri. Kantor pusat beralamat di Jl. M.H. Tamrin No. 5 Jakarta 10340, telepon: (021) 2300509, 39839000, fax: (021) 09832989. Adapun penelitian pada perusahaan ini dilakukan dari mulai bulan Maret sampai dengan bulan Juli.

1.6 Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Maret 2011 sampai dengan Juli 2011, seperti yang dapat dilihat melalui tabel di bawah ini.

Tabel 1.2 Pelaksanaan Penelitian Tahap Prosedur Bulan Mar 2011 Apr 2011 Mei 2011 Jun 2011 Jul 2011 Ags 2011 I

Tahap Persiapan :

a. Membuat outline dan proposal UP

b.Mangambil formulir penyusunan skripsi c. Menentukan tempat

penelitian

II

Tahap Pelaksanaan :

a. Bimbingan UP

b.Pendaftaran Seminar UP

c. Seminar UP d.Revisi UP

e. Membuat outline dan proposal Skripsi f. Penelitian Perusahaan g.Penyusunan skripsi h.Bimbingan skripsi


(20)

III

Tahap Pelaporan :

a. Menyiapkan draft skripsi

b.Sidang akhir skripsi c. Penyempurnaan


(21)

15 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Gambaran Umum Bank Konvensional dan Bank Syariah

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan (Kasmir, 2008:25), yang dimaksud dengan bank adalah:

“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Menurut Ahmad Rodoni, Abdul Hamid (2008:14) bank syariah adalah: “Bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.”

Sedangkan menurut Perwataatmadja (Edy dan Untung, 2005:33) bank syariah adalah:

“Bank yang beroperasi sesuai sengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bank ini tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Hadist.”


(22)

Persamaan antara bank syariah dengan bank konvensional terletak pada salah satu tujuannya dalam mencari keuntungan dan pelayanan masyarakat dalam lalu lintas uang. Persamaan lainnya adalah dalam persaingan antarbank. Tanpa memandang bank syariah atau bank konvensional, masyarakat cenderung memilih bank dengan pelayanan yang paling baik. Dari segi produk bank, keduanya pun tidak jauh berbeda, hanya saja bank syariah memiliki istilah sendiri dalam penyebutannya.

Tabel 2.1

Komparasi Istilah-Istilah dalam Operasional Perbankan Syariah No. Produk/Jasa Prinsip Syariah

1 Giro Wadi’ah yad dhamanah

2 Tabungan Wadi’ah yad dhamanah danmudharabah

3 Deposito Mudharabah

4 Simpanan khusus Mudharabah muqayyadah

Sumber: Edy dan Untung (2005:47)

Secara umum, perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah Bank Konvensional Bank Syariah

Memakai metode bunga Berdasarkan margin keuntungan

Profit Oriented Profit danfalah oriented Hubungan dengan nasabah dalam

bentuk hubungan debitor-kreditor

Kemitraan Creator of money supply Users of real fund Tidak membedakan investasi yang

halal dan haram

Investasi hanya pada bidang usaha yang halal

Tidak memiliki Dewan Pengawas Syariah

Opersional harus sesuai dengan arahan Dewan Pengawas Syariah


(23)

2.1.2 Suku Bunga Bank Konvensional 2.1.2.1 Konsep Bunga Bank

Menurut Kasmir (2008:131):

“Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartkan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).” Selain itu, menurut Rahman (2001:173) tingkat bunga adalah:

“Harga yang harus dibayarkan terhadap pinjaman uang dan besarnya ditentukan pula oleh besarnya permintaan dan penawaran uang.”

Dari pengertian di atas dapat dijabarkan bahwa bunga bank di dapat oleh nasabah atas “hasil” dari penyimpanan uangnya di bank (dana pihak ketiga), baik itu berupa giro, tabungan maupun deposito. Sebaliknya, nasabah yang meminjam uang dari bank (kredit) akan membayar bunga yang dikenakan bank atas pinjaman atau kreditnya tersebut.

2.1.2.2 Jenis Bunga Bank

Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya (Kasmir, 2008:131-132), yaitu sebagai berikut.

1. Bunga simpanan

Bunga yang diberikan sebagai balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito.


(24)

2. Bunga pinjaman

Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit.

Kedua macam bunga diatas merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Selain itu, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pun sebaliknnya.

2.1.2.3 Faktor yang mempengaruhi Suku Bunga

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga (Kasmir, 2008:132-134), adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan dana

Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun, apabila dana yang ada simpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit, maka bunga simpanan akan turun.

b. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka di samping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus meperhatikan pesaing. Dalam


(25)

arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16%, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan di atas bunga pesaing misalnya 16%. Namun, sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing.

c. Kebijakan pemerintah

Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditatapkan oleh pemerintah.

d. Target laba yang diinginkan

Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.

e. Jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya. Hal ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah.

f. Kualitas jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang diberikan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah.


(26)

g. Reputasi perusahaan

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet di masa mendatang ralatif kecil dan sebaliknya.

h. Produk yang kompetitif

Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.

i. Hubungan baik

Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan pada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa. j. Jaminan pihak ketiga

Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankan pun berbeda. Demikian pula sebaliknya jika penjamin pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan.


(27)

2.1.2.4 Metode Pemberian Bunga

Bank dalam memberikan bunga kepada nasabah yang mendepositokan uangnya (deposan) disesuaikan atau berdasarkan jenis deposito yang dipilih nasabah. Adapun jenis-jenis deposito yang ada di Indonesia adalah diantaranya:

1. Deposito Berjangka

Merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga.

Bunga deposito dapat ditarik setiap bulan atau setelah jatuh tempo (jangka waktu) sesuai jangka waktunya, baik ditarik tunai maupun nontunai (pemindahbukuan) dan dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya. Jumlah yang disetorkan dalam bentuk bulat dan batas minimalnya. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dikenakan penalty rate(denda).

Insentif diberikan untuk jaminan nominal yang besar baik berupa, special rate maupun insentif, seperti hadiah atau cendramata lainnya. Insentif juga dapat diberikan kepada nasabah yang loyal terhadap bank tersebut.

Deposito yang diterbitkan dalam valuta asing biasanya diterbitkan oleh bank devisa. Perhitungan, penerbitan, pencairan dan bunga dilakukan menggunakan kurs devisa umum. Penerbitan deposito berjangka dalam


(28)

valas biasanya diterbitkan dalam valas yang kuat seperti US Dollar, Yen Jepang atau DM Jerman. Berikut adalah rumus perhitunganya:

prosentase bunga (PA) x nominal

Bunga= x bulan pengambilan bunga

12 bulan 2. Sertifikat Deposito

Merupakan deposito yang diterbtikan dengan jangka waktu 2, 3, 6 dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain. Pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka, baik tunai maupun nontunai.

Penerbitan nilai sertifikat deposito sudah tercetak dalam berbagai nominal dan biasanya dalam jumlah bulat. Dengan demikian, nasabah dapat membeli dalam lembaran banyak untuk jumlah nominal yang sama. Berikut adalah rumus perhitunganya:

prosentase bunga (PA) x nominal

Bunga= x bulan jatuh tempo

12 bulan 3. Deposito on Call

Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal tujuh hari dan paling lama kurang dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan).

Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call. Sebelum deposito on call dicairkan terlebih dahulu tiga hari sebelumnya


(29)

nasabah sudah memberitahukan bank penerbit. Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.

prosentase bunga (PM) x nominal

Bunga= x hari jatuh tempo

30 hari

2.1.3 Bagi Hasil Bank Syariah 2.1.3.1 Konsep Bagi Hasil

Pengertian dari bagi hasil menurut Karim (2004:191) adalah:

“Bentuk return (perolehan kembaliannya) dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali itu bergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem bagi hasil merupakan salah satu praktik perbankan syariah.”

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa bagi hasil merupakan return dari investasi yang dilakukan. Adapaun besar kecilnya return bergantung pada hasil (profit)usaha yang dilakukan dari investasi tersebut. Jadi penerimaan return ini tidak tetap jumlah atau nominalnya.

2.1.3.2 Metode Bagi Hasil

Mekanisme perhitungan bagi hasil terdiri dari dua sistem (IBI, 2001:264), diantaranya adalah:

1. Profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil net dari pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.


(30)

2. Revenue sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.

2.1.3.3 Faktor yang mempengaruhi Bagi Hasil

Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil terbagi menjadi dua garis besar (Syafi’i Antonio, 2001:139-140), diantaranya:

1. Faktor langsung a. Invesment rate

Merupakan persentase aktual dana yang diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan investment rate sebesar 80 persen, hal ini berarti 20 persen dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas. b. Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan

Merupakan jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode yaitu rata-rata saldo minimum bulanan atau rata-rata saldo harian. Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan, akan menghasilkan jumlah dana aktual yang digunakan.

c. Nisbah (profit sharing ratio)

 Salah satu ciri al-mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.


(31)

 Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu bank, misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.

 Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dan account lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.

2. Faktor tidak langsung

a. Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah

 Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya (profit and sharing). Pendapatan yang “dibagihasilkan” merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya.

 Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini disebut revenue sharing. b. Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting)

Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya.

2.1.3.4 Perhitungan Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Perhitungan bagi hasil deposito mudharabah didasarkan pada kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana, yaitu berdasarkan mudharabah mutlaqah (URIA) atau mudharabah muqayyadah(RIA).

1. Mudharabah muthlaqah(URIA)

Dalam menghitung bagi hasil deposito mudharabah mutlaqah (URIA), basis perhitungan adalah hari bagi hasil sebenarnya, termasuk tanggal tutup buku, namun tidak termasuk tanggal pembukaan deposito


(32)

mudharabah mutlaqah (URIA) dan tanggal jatuh tempo. Sedangkan jumlah hari dalam sebulan yang menjadi angka penyebut/angka pembagi adalah hari kalender bulan yang bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, 31 hari). Berikut adalah rumus perhitungannya:

hari bagi hasil x nominal deposito mudharabahx tingkat bagi hasil

hari kalender yang bersangkutan Sumber: Karim (2010:352)

Dalam memperhitungkan bagi hasil deposito mudharabah mutlaqah, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

 Hasil perhitungan bagi hasil dalam angka satuan bulat tanpa mengurangi hak nasabah.

a. Pembulatan ke atas untuk nasabah b. Pembulatan ke bawah untuk bank

 Hasil perhitungan pajak dibulatkan ke atas sampai puluhan terdekat. Pembayaran bagi hasil deposito mudharabah mutlaqah (URIA) dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu:

Anniversary date

 Pembayaran dilakukan secara bulanan, yaitu tanggal yang sama dengan tanggal pembukaan deposito.

 Tingkat bagi hasil yang dibayarkan adalah tingkat bagi hasil tutup buku bulan terakhir.

 Bagi hasil bulanan yang diterima nasabah dapat diafiliasikan ke rekening lainnya sesuai permintaan deposito.


(33)

End of month

 Pembayaran dilakukan secara bulanan, yaitu pada tanggal tutup buku setiap bulan.

 Bagi hasil bulan pertama dihitung secara propoorsional hari efektif termasuk tanggal tutup buku, namun tidak termasuk tanggal pembukaan deposito.

 Bagi hasil bulan terakhir dihitung secara proporsional hari efektif tidak termasuk tanggal jatuh tempo deposito. Tingkat bagi hasil yang dibayarkan adalah tingkat bagi hasil tutup buku bulan terakhir.

 Jumlah hari sebulan adalah jumlah hari kalender bulan yang bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, 31 hari).

 Bagi hasil bulanan yang diterima nasabah dapat diafiliasikan ke rekening lainnya sesuai permintaan deposan.

2. Mudharabah muqayyadah(RIA)

Perhitungan bagi hasil mudharabah mutlaqah (RIA) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Perhitungan bagi hasil Cluster Pool of Fund

Cluster Pool of Fund adalah metode pembayaran bagi hasil deposito mudharabah muqayyadah (RIA) yang dilakukan secara bulanan, triwulanan, semesteran atau periodisasi lain yang disepakati. Berikut adalah rumus perhitungannya:


(34)

hari bagi hasil x nominal deposito muqayyadahx tingkat bagi hasil hari kalender yang bersangkutan

Sumber: Karim (2010:355)

Dalam hal ini, pembayaran bagi hasil deposito mudharabah muqayyadah(RIA) dapat dilakukan melalui metode sebagai berikut:  Anniversary date

 Pembayaran dilakukan secara bulanan, yaitu tanggal yang sama dengan tanggal pembukaan deposito.

 Tingkat bagi hasil yang dibayarkan adalah tingkat bagi hasil tutup buku bulan terakhir.

 Bagi hasil bulanan yang diterima nasabah dapat diafiliasikan ke rekening lainnya sesuai permintaan deposito.

End of month

 Pembayaran dilakukan secara bulanan, yaitu pada tanggal tutup buku setiap bulan.

 Bagi hasil bulan pertama dihitung secara propoorsional hari efektif termasuk tanggal tutup buku, namun tidak termasuk tanggal pembukaan deposito.

 Bagi hasil bulan terakhir dihitung secara proporsional hari efektif tidak termasuk tanggal jatuh tempo deposito. Tingkat bagi hasil yang dibayarkan adalah tingkat bagi hasil tutup buku bulan terakhir.

 Jumlah hari sebulan adalah jumlah hari kalender bulan yang bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, 31 hari).


(35)

 Bagi hasil bulanan yang diterima nasabah dapat diafiliasikan ke rekening lainnya sesuai permintaan deposan.

b. Perhitungan bagi hasil Specific Project

Specific Project adalah metode pembayaran bagi hasil yang disesuaikan dengan arus kas proyek yang dibiayai. Dalam menghitung bagi hasil ini, basis perhitungan hari bagi hasil deposito adalah hari tanggal pembukaan deposito sampai dengan tanggal pembayaran bagi hasil terdekat, dan menjadi angka pembilang atau number of day. Sedangkan jumlah hari tanggal pembayaran bagi hasil terakhir sampai tanggal pembayaran bagi hasil berikuntya menjadi angka penyebut/angka pembagi. Dalam hal nominal proyek yang dibiayai lebih dari satu nasabah atau oleh bank dan nasabah, maka bagi hasil dihitung secara proporsional. Rumus perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut:

hari bagi hasil nominal deposito

hari bagi hasil terakhir sampai bagi

hasil berikutnya x

nominal proyek yang dibiayai

x return

proyek

Sumber: Karim (2010:356)

2.1.4 Deposito Mudharabah 2.1.4.1 Konsep Mudharabah

Menurut Syafi’i Antonio (2001:95), mudharabah berasal dari kata dhab, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih


(36)

tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha (Muhammad Rawas Qal’aji, Mujam Lughat Al-Fuqaha (Beirut:Darun Nafs:1985)). Secara teknis, al-mudharabah adalah kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal.

Menurut Sri dan Wasilah (2008:111), menerangkan bahwa mudharabah adalah:

“Akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh misconduct, negligence atauviolationoleh pengelola dana.”

PERJANJIAN BAGI HASIL

Sumber: Syafi’i Antonio (2001:98) Gambar 2.1

Skema Mudharabah PROYEK / USAHA

PEMBAGIAN KEUNTUNGAN

MODAL

Bank (Shahibul Maal) Nasabah


(37)

Dari skema di atas dapat dijabarkan bahwa bank dan nasabah sebelumnya melakukan kesepakatan (akad) pembagian prosentase bagi hasil atas proyek atau usaha tertentu. besar kecilnya nisbah tergantung kesepakatan kedua belah pihak atas pertimbangan dan kemashlahatan kedua belah pihak. Setelah keuntungan dibagikan berdasarkan kesepakatan sebelumnya, Bank selain mendapatkan bagian keuntungan juga menerima kembali uang (modal) yang ditanam kepada nasabah. Atau sebaliknya jika nasabah berada di posisi shahibul maal (pemilik dana) atas uangnya yang disimpan di bank; seperti giro, tabungan atau deposito.

2.1.4.2 Rukun dan Ketentuan Syariah Akad Mudharabah

Rukun Mudharabahada empat (Syafi’i Antonio, 2008:116-117), yaitu: 1. Pelaku, terdiri atas: pemilik dana dan pengelola dana

2. Objek Mudharabah, berupa: modal dan kerja 3. Ijab kabul/serah terima

4. Nisbah keuntungan

Ketentuan syariah adalah sebagai berikut: 1. Pelaku

a. Pelaku harus cakap hukum dan baliqh.

b. Pelaku akad mudharabah dapat dilakukan sesama atau dengan nonmuslim.

c. Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia boleh mengawasi.


(38)

2. Objek Mudharabah  Modal

a. Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau aset lainnya (dinilai sebesar nilai wajar), harus jelas jumlah dan jenisnya.

b. Modal hanya tunai dan tidak utang.

c. Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya sehingga dapat dibedakan dari keuntungan.

d. Pengelola dana tidak diperkenankan untuk memudharabahkan kembali modal mudharabah, dan apabila terjadi maka dianggap terjadi pelangaran kecuali atas seizin pemilik dana.

e. Pengelola dana memiliki kebebasan untuk mengatur modal menurut kebijaksanaan dan pemikirannya sendiri, selama tidak dilarang syariah.

 Kerja

a. Kontribusi pengelola dana dapat berbentuk keahlian, keterampilan, selling skill, management skilldan lain-lain.

b. Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh diintervensi oleh pemilik dana.

c. Pengelola dana harus menjalankan usaha sesuai dengan syariah. d. Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang ada dalam

kontrak.

e. Dalam hal pemilik dana tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, pengelola dana sudah menerima


(39)

modal dan sudah bekerja maka pengelola dana berhak mendapatkan imbalan/ganti rugi/upah.

3. Ijab Kabul

Adalah pernyataan dan ekspresi saling ridhaatau rela diantara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.

4. Nisbah Keuntungan

a. Nisbah adalah besaran yang digunakan untuk pembagian keuntungan, mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang bermudharabah atas keuntungan yang diperoleh. Nisbah keuntungan harus diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak. Jika dalam akad tidak disebutkan akad tersebut tidak dijelaskan masing-masing porsi, maka pembagiannya menjadi 50% dan 50%.

b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. c. Shahibul maal (Pemilik dana) tidak boleh meminta pembagian

keuntungan dengan menyatakan nilai nominal tertentu karena dapat menimbulkan riba.

2.1.4.3 Konsep Deposito Mudharabah

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito (Kasmir, 2008:85) adalah:

“Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.”


(40)

Adapun yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa No. 03/DSN-MUI/IV/2000 yang menyatakan bahwa:

“Deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.”

Dilihat dari pengertian diatas, secara teknis hampir sama dengan deposito di bank konvensional. Hanya deposito mudharabah menggunakan prinsip syariah yaitu mudharabah. Konsekuensi dari penggunaan prinsip mudharabah adalah adanya sistem bagi hasil dari bank untuk investor.

2.1.4.4 Bentuk Mudharabah

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana, terdapat dua bentuk mudharabah, yaitu:

1. Mudharabah Muthalaqah (Unrestricted Invesment Account, URIA) Pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syariah mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana URIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan. Dalam hal pencairan deposito ini dengan pembayaran bagi hasil bulanan yang dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo, bank syariah dapat mengenakan denda


(41)

(penalty) kepada nasabah yang bersangkutan sebesar 3% dari nominal bilyet deposito mudharabah muthalaqah(URIA). Klausula denda harus ditulis dalam akad dan dijelaskan kepada nasabah pada saat pembukaan deposito mudharabah muthalaqah(URIA) semua jangka waktu (1, 3, 6 dan 12 bulan) untuk disepakati bersama oleh nasabah dan bank. Dalam hal ini, bagi hasil yang menjadi hak nasabah dan belum dibayarkan, harus dibayarkan.

2. Mudharabah Muqayyadah (Restricted Invesment Account, RIA)

Berbeda halnya dengan deposito mudharabah muthalaqah (URIA), dalam deposito mudharabah muqayyadah (RIA), pemilik dana memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah dalam mengelola investasinya. Dengan kata lain, bank syariah tidak mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana RIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan. Dalam penggunaan dana deposito mudharabah muqayyadah(RIA) terdapat dua metode, yakni:

a. Cluster of Fund yaitu penggunaan dana untuk beberapa proyek dalam suatu jenis industri bisnis.

b. Specific Projectyaitu pengunaan dana untuk suatu proyek tertentu.

Dalam hal pencairan deposito mudharabah muqayyadah(RIA),terdapat ketentuan sebagai berikut:

 Khusus untuk cluster, apabila dikehendaki oleh deposan, deposito dapat dicairkan atau ditarik kembali sebelum jatuh tempo yang


(42)

disepakati dalam akad. Akibat tidak terpenuhinya jangka waktu akad, bank mengenakan denda (penalty)sesuai klausula denda yang disepakati dalam akad.

 Khusus untuk specific project, deposito tidak dapat dicairkan atau ditarik kembali sebelum jatuh temponya tanpa konfirmasi dan persetujuan tertulis di bank. Bank dapat menolak permohonan pencairan sebelum jatuh tempo bila memberatkan bank. Dalam hal bank menyetujui pencairan sebelum jatuh tempo, bank dapat mengenakan denda (penalty)sesuai kesepakatan.

Deposito mudharabah muqayyadah (RIA) dengan pembayaran bagi hasil secara bulanan dapat dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo dengan dikenakan denda (penalty) sebesar 3% dari nominal bilyet deposito mudharabah muqayyadah (RIA). Klausula denda harus ditulis dalam akad dan dijelaskan kepada nasabah pada saat pembukaan deposito mudharabah muqayyadah(RIA) semua jangka waktu (1, 3, 6 dan 12 bulan) untuk disepakati bersama oleh nasabah dan bank. Dalam hal ini, bagi hasil yang menjadi hak nasabah dan belum dibayarkan, harus dibayarkan.

2.1.4.5 Ketentuan Umum Deposito Mudharabah

Adapun ketentuan umum deposito berdasarkan mudharabah (DSN, 2001:19) adalah sebagai berikut:


(43)

1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharibatau pengelola dana.

2. Dalam kapasitasnya menjadi mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akadpembukaan rekening.

5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbahkeuntungan yang menjadi haknya.

6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.

2.1.5 Hubungan Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional dan Tingkat Bagi Hasil Bank Syariah

Tarsidin (2010:189) menyatakan bahwa:

“Saat ini pendapatan bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah terhadap simpanan masyarakat diindikasikan masih merujuk pada tingkat bunga yang diberikan oleh bank konvensional.”

Dari pernyataan di atas dapat dijabarkan bahwa besarnya return atau bagi hasil bank syariah masih mengacu pada tingkat bunga yang diberikan oleh bank


(44)

konvensional. Hal tersebut dapat diartikan jika tingkat suku bunga pada bank konvensional naik, maka tingkat bagi hasil pada bank syariah pun akan mengalami kenaikan.

Hal ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya oleh M. Showwam (2009) yang menyatakan bahwa:

“Untuk uji parsial hanya CAR, inflasi, dan suku bunga yang mampu berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah bank umum syariah. Hasil uji t menyimpulkan bahwa CAR dan inflasi berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil. Temuan yang cukup menarik adalah pengaruh positif suku bunga bank konvensional terhadap tingkat bagi hasil. Hal ini mengindikasikan masih digunakannya suku bunga bank konvensional sebagai tolok ukur (benchmark) dalam penentuan tingkat bagi hasil simpanan bank umum syariah.”

Dari penelititan di atas dapat dilihat bahwa tingkat suku bunga deposito bank konvensional berpengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil. Hal itu menunjukkan tingkat suku bunga deposito bank konvensional masih digunakan sebagai tolok ukur dalam penentuan tingkat bagi hasil bank syariah.

2.1.6 Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional terhadap Penghimpunan Deposito Mudharabah

Edy dan Untung (2005:89) menyatakan bahwa:

“Produk perbankan syariah ternyata tidak seutuhnya bebas dari pengaruh metode bunga.”

Dari pernyataan di atas dapat dijabarkan bahwa produk perbankan syariah (Ahmad, 2008:22-37), yaitu terdiri dari:


(45)

1. Produk penyaluran dana

Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam tiga kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaanya yaitu:

a) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip jual beli.

b) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip sewa.

c) Transaksi pembiayaan untuk usaha kerja sama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil. Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan bank ditentukan di depan menjadi harta atas barang atau jasa lainnya. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual beli, seperti murabahah, salam dan istishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa yaitu ijarah. Sedangkan pada kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Produk perbankan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah musyarakahdan mudharabah.

2. Produk penghimpunan dana

Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional yang ditetapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ahdan mudharabah.


(46)

Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa perbankan antara lain berupa:

a) Sharf merupakan prinsip dalam jual beli valuta asing, dimana bank mengambil keuntungan dari hasil jual beli valuta asing ini.

b)Ijarah atau sewa dengan jenis kegiatannya yaitu, penyewaan kotak simpanan (safe deposit box)dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian). Bank mendapatkan imbalan sewa dari jasa tersebut.

Dari penjabaran di atas dapat dilihat bahwa deposito termasuk ke dalam produk penghimpunan dana yang termasuk ke dalam produk perbankan syariah yang tidak seutuhnya bebas dari pengaruh metode bunga. Hal ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya oleh Nurdin Farikh (2007) yang menyebutkan bahwa:

“Dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah dipengaruhi oleh tingkat suku bunga deposito konvensional. Apabila suku bunga deposito konvensional naik, maka deposito Mudharabah akan mengalami penurunan karena masyarakat akan cenderung menyimpan dananya di bank konvensional. Hal ini bertentangan dengan tingkat bagi hasil bank syariah yang memiliki hubungan yang searah dengan perkembangan jumlah deposito perbankan syariah.”

2.1.7 Pengaruh Tingkat Bagi Hasil terhadap Penghimpunan Deposito Mudharabah

Bagi hasil merupakan nama lain dari return yang digunakan dalam perbankan syariah. Sama halnya dengan produk penghimpunan dana seperti deposito mudharabah pun menghasilkan returnatau dengan kata lain bagi hasil.


(47)

Tarsidin (2010:192) mengatakan bahwa:

“Besarnya rasio bagi hasil antara bank syariah dan deposannya pada dasarnya ditentukan dengan memperhatikan tingkat inflasi, juga level kompetitif dibandingkan yang ditawarkan bank lain, serta premi risiko. Besarnya simpanan masyarakat yang dapat dihimpun oleh bank syariah akan sangat ditentukan oleh tingkat bagi hasil yang diperolah deposan.”

2.1.8 Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional terhadap Tingkat Bagi Hasil dan Implikasinya pada Penghimpunan Deposito Mudharabah

Muhammad (2005:111) menyatakan bahwa:

“Bank Islam harus mampu memberikan bagi hasil kepada penyimpan dana minimal sama dengan atau lebih besar dari suku bunga yang berlaku di bank konvensional. Ini adalah konsep ideal yang diharapkan dapat dicapai oleh bank syariah dalam menjalankan aktivitasnya. Sebab masyarakat sekarang masih selalu membandingkan tingkat bunga yang berlaku dibank konvensional. Jika bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah lebih kecil dari suku bunga, maka dimungkinkan banyak nasabah bank syariah yang mengundurkan diri. Demikian pula sebaliknya jika bank syariah meminta kepada nasabah.”

Dalam penelitian sebelumnya oleh Haron dan Ahmad (2000) yang menyatakan bahwa:

“Since there is no pre-determined rate of return involved in Islamic banking system, it is unknown whether Islamic bank customers are subjected to the normal conventional theory of economic behavior. If this assumption is true, a conclusion can be made that both interest rate of deposit account of conventional banks and rate of profit declared by Islamic bank have strong relationship with the amount of deposit of Islamic banks. ”

Penelitian ini didukung oleh penelitian Ani dan Wasilah (2010) yang mengatakan bahwa:


(48)

“Tingkat bagi hasil akan mempunyai hubungan yang positif terhadap jumlah dana deposito bank syariah. Asumsinya, bahwa para deposan menyimpan uangnya di dana deposito berjangka bank konvensional dengan motif profit maximization. Jika manajemen bank syariah juga mempunyai asumsi yang sama, maka bank syariah akan berusaha untuk memberikan tingkat bagi hasil minimal sama atau bahkan lebih tinggi dari pada yang diinfokan oleh bank konvensional.”

Mengingat seluruh atau sebagian nasabah bank syariah sebelumnya adalah juga nasabah bank konvensional, bahkan sejumlah konsumen merupakan nasabah dikeduanya. maka kemungkinan besar mereka juga menganggap faktor harga dana (yield atas nisbah bagi hasil) sebagai faktor yang penting pula dalam menempatkan dana deposito disuatu bank syariah.

Asumsinya, semakin tinggi tingkat suku bunga deposito di bank konvensional, maka nasabah akan tergiur untuk menyimpan uangnya (mendepositokan) di bank konvensioanl. Hal itu menyebabkan berkurangnya atau beralihnya depositor bank syariah ke bank konvensional.

Dari penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat sebagai nasabah dalam hal meyimpan uangnya untuk didepositokan di bank berorientasi pada keuntungan (profit maximization). Oleh karena itu, bank syariah dalam menghimpun dana pihak ketiga melalui deposito mudharabah harus bersaing dengan bank konvensional dalam hal memberikan pendapatan atas deposito yang disimpan nasabah. Itu artinya, tingkat suku bunga deposito bank konvensional mempengaruhi penghimpunan deposito mudharabah pada bank syariah.


(49)

2.2 Kerangka Pemikiran

Konsep perbankan syariah adalah relatif baru bagi masyarkat Indonesia, termasuk masyarakat muslim itu sendiri. Bank syariah muncul sebagai solusi alternatif terhadap persoalan antara bunga bank dengan riba, dengan demikian kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapatkan jawaban dengan lahirnya bank syariah. Keberadaan perbakan Islam di Indonesia telah mendapatkan pijakan dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1992 yang merevisi dengan UU No. 10 tahun 1998, dengan tugas mengakui keberadaan dan berfungsinya bank bagi hasil atau bank syariah.

Pengembangan produk-produk bank tidak dapat dilepaskan dari metode operasi bank yang pendekatannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mempelajari ketentuan syariah tentang metode ekonomi Islam atau melihat mekanisme yang lazim berkembang dalam operasional perbankan konvensional dan kemudian menempatkan ketentuan hukum Islam yang dapat diimplementasikan ke dalam mekanisme tersebut.

Sama halnya dengan bank konvensional, bank syariah menghimpun dananya dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ahdan mudharabah. Prinsip wadi’ahditerapkan pada produk giro dan tabungan, sedangkan mudharabahuntuk produk tabungan dan deposito.

Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadiah yad dhamanah. Bank dapat memanfaatkan dan menyalurkan dana yang disimpan serta menjamin bahwa


(50)

dana tersebut dapat ditarik setiap saat oleh nasabah penyimpan dana. Manfaat yang diperoleh nasabah penyimpan dana adalah jaminan keamanan terhadap simpanannya serta fasilitas-fasilitas giro dan tabungan lainnya.

Prinsip mudharabah terbagi atas dua jenis, yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. Dalam kegiatan penghimpunan dana pada bank syariah, prinsip mudharabah mutlaqah dapat diterapkan untuk pembukaan rekening tabungan dan deposito. Berdasarkan prinsip ini, tidak ada batasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Sedangkan prinsip mudharabah muqayyadah merupakan simpanan khusus dimana nasabah penyimpan dana menetapkan syarat-syarat penyaluran dana yang harus diikuti bank.

Hubungan antara nasabah dan penyimpan dana dengan bank adalah hubungan investor dengan pengelola investasi. Menurut Yuslam (dalam buku Edy dan Untung) menyatakan bahwa dalam perspektif bisnis, nasabah penyimpan dana yang berinvestasi di bank syariah memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi daripada di bank konvensional. Hal ini karena investasi di bank syariah tidak memberikan janji yang pasti mengenai return, sedangkan bank konvensional menjanjikan bunga yang pasti.

Sri (2009) dalam penelitiannya meyatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan minat menjadi nasabah bank syariah yaitu:

1. Menetapakan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan maupun produk pinjaman.

2. Jasa-jasa bank lainnya, menerapkan biaya nominal atau persentase tertentu.


(51)

3. Sistem perbankan syariah yang digunakan adalah sistem bagi hasil, sehingga tidak memberatkan nasabah.

Meski produk tabungan atau depoisto bank syariah kurang populer di Indonesia, kecenderungan masyarakat menempatkan dana di bank Islam diperkirakan akan terus meningkat. Apalagi jika kondisi ekonomi terus membaik dan bank-bank konvensional menawarkan bunga rendah. Juga bertambahnya jumlah bank maupun cabang syariah membuat metode bank ini (dan produk-produknya) lebih dikenal oleh masyarakat. (http://takaful.com)

Tabel 2.3

Matrik Penelitian Terdahulu

No Nama Tahun Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan

1 Haron dan Ahmad

2000 The Effects of Conventional Interest Rates and Rate of Profit on Funds

Deposited with Islamic

Banking System in Malaysia

1. Suku bunga deposito bank konvensional (variabel X1) mempunyai pengaruh negatif terhadap deposito Mudharbah (variabel Y). 2. Secara simultan, suku bunga

deposito bank konvensional dan bagi hasil berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. Menggunakan variabel

tingkat suku bunga bank konvensional, tingkat bagi hasil dan deposito mudharabah

1. Mengguna-kan analisis statistik jalur

2. Penelitian di lakukan pada bank Syariah yang ada di Indonesia yaitu, PT Bank

Syariah Mandiri


(52)

2 Husnelly 2003 Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Investasi Dana Masyarakat Pada Bank Syariah (Studi Kasus Pada BSM) 1. Secara simultan, selisih antara suku bunga dengan tingkat bagi hasil berpengarh terhadap jumlah investasi dana masyarakat (deposito Mudharbah). 2. Secara parsial

X1, X2 tidak berpengarh terhadap jumlah investasi dana masyarakat (deposito Mudharbah). 1. Mengambil dua variabel, yaitu tingkat suku bunga deposito bank

konvensional dan tingkat bagi hasil terhadap penghimpu-nan deposito mudharabah 2. Penelitian

dilakukan pada PT Bank Syariah Mandiri 1. Tidak meneliti faktor-faktor investasi dana masyarakat secara kompleks. 2.

Mengguna-kan analisis statistik jalur

3 Imbang J. Mangkuto

2004 Pengaruh Tingkat Suku Bunga

Deposito Konvensional dan Tingkat Pendapatan Deposito Mudharaba terhadap Pertumbuhan Deposito di Bank

Muamalat Indonesia

Tingkat Suku Bunga Deposito Konvensional dan Tingkat Pendapatan Deposito Mudharaba berpengaruh terhadap pertumbuhan deposito. Menggunakan variabel

tingkat suku bunga bank konvensional, tingkat bagi hasil dan deposito mudharabah

1. Mengguna-kan analisis statistik jalur 2. Tempat

penelitian di PT Bank Syariah Mandiri 4 Nurdin Farikh 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dana Pihak Ketiga

Perbankan

Tidak signifikan bagi hasil pada tingkat deposit bank syaiah selama periode penelitian

merupakan

Mengambil variabel

tingkat suku bunga

deposito bank konvensional, tingkat bagi

1. Pengukuran hanya pada deposito Muhdaraba h dan tingkat bagi hasil


(53)

Syariah dan Konvensional di Indonesia

sinyal bahwa nasabah

perbankan syariah memiliki ketahanan secara prinsip terhadap nilai-nilai religius.

hasil dan deposito mudharabah

2. Mengguna-kan analisis statistik jalur 3. Tempat

penelitian di PT Bank Syariah Mandiri 5 M. Showwam Azmy 2009 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil

Simpanan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2005-2008

Untuk uji parsial hanya CAR, inflasi, dan suku bunga yang mampu

berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil simpanan

mudharabah bank umum syariah.

Pengaruh positif suku bunga bank konvensional terhadap tingkat bagi hasil.

Menggunakan variabel

tingkat suku bunga bank konvensional dan tingkat bagi hasil 1. Pengukuran hanya pada variabel suku bunga deposito bank konvension al dan tingkat bagi hasil 2. Mengguna-kan analisis statistik jalur 3. Tempat penelitian di PT Bank Syariah Mandiri 6 Ani dan

Wasilah 2010 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

(Deposito Mudharabah 1 Bulan) Bank Muamalat Indonesia (BMI)

Faktor-faktor tersebut adalah tingkat suku bunga deposito bank

konvensional, tingkat bagi hasil, inflasi dan ukuran bank berpengaruh terhadap penghimpunan deposito mudharabah (berjangka 1 bulan).

Mengambil variabel

tingkat suku bunga

deposito bank konvensional, tingkat bagi hasil dan penghimpunan deposito mudharabah 1. Pengukuran deposito Muhdaraba htidak hanya pada jangka 1 bulan 2. Menggunak

an analisis statistik jalur 3. Tempat

penelitian di PT Bank Syariah Mandiri


(54)

Berdasarkan uraian tersebut penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Dari kerangka pemikiran tersebut maka dapat dibuat paradigma penelitian. Menurut Sugiyono (2010:42) paradigma penelitian adalah:

“Pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statsitik yang akan digunakan.”

BI

Bank Konvensonal Bank Syariah

Menghimpun dana pihak ketiga

Menghimpun dana pihak ketiga

Deposito Mudharabah Deposito

Bagi hasil Bunga

Tingkat suku bunga deposito bank konvensional berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil dan implikasinya pada


(55)

Dengan paradigma penelitian, penulis dapat menggunakannya sebagai panduan untuk membuat hipotesis penelitian dan selanjutnya dapat digunakan dalam mengumpulkan data dan analisis. Selain itu, paradigma penelitian juga mempermudah penulis dalam menjelaskan hubungan antarvariabel dan pengaruhnya.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

X: Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional Y: Tingkat Bagi Hasil

Z: Penghimpunan Deposito Mudharabah Gambar 2.3

Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara yang digunakan sebelum dilakukannya penelitian dalam hal pendugaannya menggunakan statistika untuk menganalisanya.

Sugiyono (2009:64) menyatakan bahwa hipotesis adalah:

“Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam kalimat.”

X

Y


(56)

Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian merupakan pernyataan mengenai hubungan antarvariabel yang belum terbukti. Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya pengaruh tingkat suku bunga deposito bank konvensional terhadap tingkat bagi hasil dan implikasinya pada penghimpunan deposito mudharabah.


(57)

51 3.1 Objek Penelitian

Pengertian dari objek penelitian menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati (2010:29) adalah:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi obyek penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sesuatu hal atau objek yang perlu ditentukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian agar terdapat kejelasan mengenai apa yang akan diteliti. Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito bank konvensional, tingkat bagi hasil dan penghimpunan deposito

mudharabah pada PT Bank Syariah Mandiri.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data. Umi Narimawati (2010:29), menjelaskan bahwa:

“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.


(58)

Menurut Sugiyono (2010:2), yaitu:

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan cara dalam memecahkan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan teliti dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan. Metode penelitian juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran.

Berdasarkan rumusan dan tujuan sebelumnya, penelitian ini termasuk penelitian terapan. Menurut Sugiyono (2010:4) yang dikutip dari Gay (1977) mengungkapkan bahwa:

“Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis”.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka). Dengan menggunakan metode penelitian ini, akan diketahui hubungan yang signifikan atau tidaknya antarvariabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.


(59)

Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:29) menerangkan metode deskriptif sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Sedangakan pengertian verifikatif menurut Mashuri dalam Umi Narimawati (2010:29) sebagai berikut:

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dan metode verifikatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis fakta-fakta yang ada, serta menjelaskan tentang hubungan antarvariabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.

Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, diolah dan dianalisis lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari. Setelah itu, dari data tersebut akan dapat ditarik suatu kesimpulan.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi pihak-pihak yang terlibat dalam proses penelitian.


(1)

Bab V Kesimpulan Dan Saran

151

4. Tingkat suku bunga deposito bank konvensional berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabahsebesar 60,20%.

5. Tingkat suku bunga deposito bank konvensional berpengaruh signifikan terhadap penghimpunan deposito mudharabahsebesar 63,64%.

6. Tingkat bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap penghimpunan deposito mudharabahsebesar 2,40%.

7. Tingkat suku bunga deposito bank konvensional dan tingkat bagi hasil secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap penghimpunan deposito mudharabahsebesar 66,10%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mencoba memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dan sebagai bahan pertimbangan bagi PT Bank Syariah Mandiri, yaitu diantaranya:

1. Perlu penyediaan layanan syariah (office channeling) pada bank konvensional PT Bank Mandiri, Tbk sebagai induk perusahaan untuk meningkatkan jumlah penghimpunan deposito mudharabah pada PT Bank Syariah Mandiri, sekaligus mempermudah akses nasabah dalam menggunakan produk syariah PT Bank Syariah Mandiri.

2. Tingkat bagi hasil yang ditawarkan PT Bank Syariah Mandiri perlu dipertahankan agar penghimpunan deposito mudharabah terus mengalami kenaikan. Selain itu, tingkat bagi hasil atas simpanan deposito mudharabah yang diberikan sangat kompetitif.


(2)

Bab V Kesimpulan Dan Saran

152

3. Semakin dioptimalkan operasionalisasi kantor cabang, kantor cabang pembantu, unit layanan syariah, kantor kas, konter layanan syariah dan payment point yang sudah ada untuk menunjang aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan, salah satunya yaitu aktivitas perusahaan dalam penghimpunan dana pihak ketiga (khususnya deposito).

4. Perlu penambahan edukasi mengenai manfaat dan pentingnya perbankan syariah baik itu bagi sumber daya manusia yang ada di perusahaan maupun nasabah agar loyalitas terhadap PT Bank Syariah Mandiri terjaga.


(3)

153

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid. 2008. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim.

Andika Novta Budiani. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pendanaan Pada Bank Muamalat Indonesia”. Skripsi FEUI. 2007

Ani dan Wasilah. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan) Bank Muamalat Indonesia”. SNA. 2010.

Arifin Zainul. 2009. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia Publisher.

Ari Cahyono. “Pengaruh Indikator Makroekonomi terhadap DPK dan Pembiayaan pada BankSyariah Mandiri”. Tesis PSKTTI UI. 2009.

Edy Wibowo dan Untung Hendy. 2005. Mengapa Memilih Bank Syariah?. Bogor: Ghalia Indonesia.

Haron, Sudin dan Norafifah Ahmad. “The Effect of Conventional Interest Rates and Rate of Profit on Funds Deposited with Islamic Banking System in Malaysia”. International Journal Of Islamic Financial Service, Vol 1, No 4. 2000.

Haron, Sudin dan Wan Nursofiza. “Measuring Depositor’s of Malaysian Islamic Banking System: A Co-integration Approach”. Proceeding 6th International Conference on Islamic Economic and FinanceVol.2. 2005. Heri Sudarsono. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi.

Yogyakarta: Ekonisia.

Husnelly.“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Dana Masyarakat pada Bank Syariah (Studi Kasus Pada BSM)”. Tesis PSKTTI, 2003.

Karim Adiwarman. 2008. Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(4)

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mangkuto, Imbang J. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional dan Tingkat Pendapatan Deposito Mudharaba terhadap Pertumbuhan Deposito di Bank Muamalat”. Tesis PSKTTI UI. 2004. Muhammad. 2005. Bank Syariah: Problem dan Prospek Perkembangan di

Indonesia.Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Moh. Nazir Ph.D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Moh. Ramly dan M. Rustan. 2005. Akuntansi Perbankan: petunjuk Praktis Operasional Bank. Yogyakarta: Graha Ilmu.

M. Showwam Azmy. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2005-2008”.Skripsi UIN Yogyakarta. 2009.

M. Syafii Antonio. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

Nurdin Farikh. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah dan Konvensional di Indonesia”. Tesis PSKTTI UI. 2007.

Nurmala dan Dian Nirmala D. “Perbankan Syariah Indonesia dalam Perkembangannya dan Permasalahannya”. Jurnal Ilmiah ESAI Vol. 3 No. 1 Januari 2009. ISSN No. 1978-6034.

Sri Eka S. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat pada Perbankan Syariah”. Jurnal Vol.5 No. 1 Maret 2009.

Sri Mulhayati dan Wasilah. 2008. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(5)

155

Sunarto Zulkifli. 2007. Panduan Praktis Transaksi: Perbankan Syariah. Jakarta: ZIkrul Hakim.

Tarsidin. 2010. Bagi Hasil: Konsep dan Analisis. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Tika Arundina. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank Konvensional dan Tingkat Bagi Hasil Bank yYariah Terhadap DPK Bank Syariah”. Skripsi FEUI. 2007.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia: Aplikasi contoh & Perhitungannya. Jakarta: Agung Media.

Umi Narimawati, dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Jakarta: Genesis Press.

http://www.idx.co.id

http://www.bankmandiri.co.id

http://www.banksyariahmandiri.co.id http://www.bi.go.id

http://agustianto.wordpress.com/2008/01/05/optimalisasi-office-channeling-bank-syariah/

http://ib.eramuslim.com

http://nustaffsite.gunadarma.ac.id http://takaful.com


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Rima Rismayanti

NIM : 21107129

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Tempat Tanggal Lahir : Subang, 11 Juli 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : JL. Lama No. 11 RT 03 RW 03 Cisalak

Subang 41283

E-mail : rimaragohaeyo@yahoo.co.kr

Data Pendidikan

Tahun 1992-1994 : TK. PGRI Cisalak

Tahun 1994-2000 : SDN 3 Cisalak

Tahun 2000-2003 : SMPN 1 Cisalak

Tahun 2003-2006 : SMAN 1 Subang

Tahun 2007-2011 : Universitas Komputer Indonesia ( UNIKOM)

Bandung

Pendidikan Non Formal


Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Suku Bunga Konvensional dan Bagi Hasil Terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia

3 82 98

Analisis Perbandingan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit terhadap Jumlah Kredit dan Pembiayaan pada Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia

2 44 92

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus Bank SUMUT Syariah cabang Medan)

20 241 96

Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Deposito, dan Jumlah Bagi Hasil Deposito terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Tahun 2008-2012)

0 13 130

Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional Dengan Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Di Indonesia

0 5 53

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Inflasi Tingkat Bunga Nilai Tukar Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Penghimpunan Deposito Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan) (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2011-2015).

0 3 10

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM TERHADAP JUMLAH Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syar

0 1 13

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 2 16

BAB 1 Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2013).

0 2 7

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP PERTUMBUHAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 0 7