PENDAHULUAN Kadar Protein dan Sifat Organoleptik Mie Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas) Sebagai Bahan Baku Dengan Penambahan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus).

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mie merupakan produk makanan yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Konsumsi mie di Indonesia tercatat sebagai yang terbesar
kedua di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC) (Astawan, 2006). Dunia
perdagangan mengenal mie dalam berbagai macam produk, seperti mie basah,
mie kering, mie soun dan mie bihun.
Kandungan yang terdapat pada mie cukup lengkap karena terdapat
protein, karbohidrat, dan lemak. Kandungan nutrisi terbesar pada mie adalah
karbohidrat karena bahan baku utamanya adalah tepung terigu, tepung tapioka
atau tepung beras. Sedangkan kandungan proteinnya rendah. Walaupun mie
banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, tetapi bukanlah menjadi makanan
yang favorit, karena terdapat persepsi di masyarakat bahwa mie adalah makanan
kelas bawah, dan hanya membutuhkan karbohidrat sebagai penghasil energi
(Azwar,2003).
Bahan baku pembuatan mie pada umumnya adalah tepung terigu. Seperti
yang kita ketahui, negara kita masih mengimpor tepung terigu dari luar negeri
khususnya dari Cina. Padahal hasil pertanian Indonesia memiliki kekayaan

pangan yang berlimpah yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
mie menggantikan tepung terigu seperti garut, ketela pohon, singkong dan lainlainnya yang memiliki kandungan gizi tak kalah dari tepung terigu.

1

2

Ubi Jalar ungu merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang
memiliki

kandungan

karbohidrat

cukup

potensial

sebagai


bahan

penganekaragaman pangan dan agoindustri yaitu 32,30 g per 100 g ubi jalar
ungu (Rozi dan Krisdiana, 2005).
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) memiliki kulit dan daging umbi yang
berwarna ungu kehitaman (ungu pekat). Ubi jalar ungu mengandung pigmen
antosianin yang lebih tinggi daripada ubi jalar jenis lain. ubi jalar ungu mulai di
kenal menyebar ke seluruh dunia terutama negara-negara yang beriklim tropis.
Hasil penelitian oleh Saffiera tahun 2010 yaitu Chips ubi jalar ungu yang
dihasilkan dari formula terpilih memiliki kadar antosianin sebesar 2815,4320 mg
dan kadar protein 3,14%.
Hasil penelitian oleh Liur tahun 2013 yaitu substitusi terbaik tepung ubi
jalar ungu ke dalam bakso sebanyak 40% dengan nilai kadar abu sebesar 2, 03%.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan jamur pangan dari classis
Basidiomycota dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem
dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan
bagian tengah agak cekung.
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura
Departemen Pertanian, protein rata-rata 3.5 – 4 % dari berat basah. Berarti dua
kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat

kering. Kandungan proteinnya 10,5-30,4%, sedangkan beras hanya 7.3%,
gandum 13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi 25.2%. Jamur tiram juga

3

mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin,
valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin.
Hasil penelitian oleh Yundaswari (2011) yaitu es krim dengan
penambahan jamur tiram 20% dengan takaran saji 50ml, dapat memenuhi 2,26%
Angka Kecukupan Gizi (AKG) protein perhari.
Hasil penelitian oleh Nurmalia (2011) yaitu nugget jamur memiliki kadar
protein (1,76% - 2,57%).
Dari latar belakang di atas, maka pada penelitian ini akan dilakukan
penambahan jamur tiram dan pemanfaatan tepung ubi ungu sebagai bahan dasar
dengan judul “KADAR PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK MIE UBI
JALAR UNGU (Ipomoea batatas.)

SEBAGAI BAHAN BAKU DENGAN

PENAMBAHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus.) “


B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah maka perlu dibatasi permasalahannya
sebagai berikut:
1.

Subjek penelitian adalah tepung ubi jalar ungu dan jamur tiram.

2.

Objek penelitian adalah mie basah yang dibuat dari tepung ubi jalar ungu
dan penambahan jamur tiram.

3.

Parameter yang diuji adalah kadar protein dan sifat organoleptik yang
meliputi : warna, rasa, tekstur dan Aroma dengan penambahan jamur tiram
dengan dosis yang berbeda pada pembuatan mie dari tepung ubi jalar ungu.

4


C. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti mempunyai

rumusan masalah sebagai

berikut:
Bagaimana kadar protein dan sifat organoleptik mie ubi jalar ungu (Ipomoea
batatas.)

sebagai bahan baku dengan penambahan jamur tiram (Pleurotus

ostreatus.)?

D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mempunyai tujuan yaitu:
Untuk mengetahui kadar protein dan sifat organoleptik mie dari ubi jalar ungu
(Ipomoea batatas.) sebagai bahan baku dengan penambahan jamur tiram
(Pleurotus ostreatus).


E. Manfaat Penelitian

1.

Bagi IPTEK
Memberikan tambahan informasi bagi ilmu pengetahuan dan teknologi
tentang produk olahan mie berbahan baku ubi jalar ungu dengan
penambahan jamur tiram

2.

Bagi peneliti
a. Memberikan informasi bagi peneliti tentang kadar protein dan sifat
organoleptik mie ubi jalar ungu (Ipomoea batatas.) sebagai bahan
baku dengan penambahan jamur tiram (Pleurotus ostreatus.).

5

b.


Memperoleh pengalaman langsung bagaimana cara membuat mie
dengan variasi penambahan jamur tiram didalam adonan mie.

3.

Bagi Pengajin Mie
Memberikan alternatif bagi pengajin mi basah untuk mengolah mi
dengan bahan baku tepung ubi jalar ungu dan dengan bahan tambahan
jamur tiram untuk menambah citarasa mie yang berbeda dari biasanya.

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

5 81 121

PENDAHULUAN Kadar Protein Dan Sifat Organoleptik Bakso Goreng “Basreng” Ikan Lele (Clarias batrachus) Dengan Penambahan Tepung Ubi Jalar Oranye (Ipomoea batatas L) Dan Tepung Tapioka.

0 3 6

UJI DAYA SIMPAN DAN ORGANOLEPTIK SELAI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L. Pair) DENGAN PENAMBAHAN Uji Daya Simpan Dan Organoleptik Selai Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L. Pair) Dengan Penambahan Gula Pasir Dan Madu.

7 25 12

UJI DAYA SIMPAN DAN ORGANOLEPTIK SELAI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L. Pair) DENGAN PENAMBAHAN Uji Daya Simpan Dan Organoleptik Selai Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L. Pair) Dengan Penambahan Gula Pasir Dan Madu.

0 5 15

KADAR PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK MIE UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) SEBAGAI BAHAN BAKU Kadar Protein dan Sifat Organoleptik Mie Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas) Sebagai Bahan Baku Dengan Penambahan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus).

0 2 15

KADAR PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK MIE UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) SEBAGAI BAHAN Kadar Protein dan Sifat Organoleptik Mie Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas) Sebagai Bahan Baku Dengan Penambahan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus).

0 1 12

UJI KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK TAPE UBI UNGU (Ipomoea batatas L) MELALUI FERMENTASI Uji Kadar Protein Dan Uji Organoleptik Tape Ubi Ungu (Ipomoea Batatas L) Melalui Fermentasi Dengan Dosis Ragi Yang Berbeda Dan Penambahan Sari Kulit Buah Nanas

0 1 14

PENDAHULUAN Uji Protein Dan Organoleptik Kue Bolu Dengan Penambahan Tepung Biji Munggur (Pithecolobium saman) DAN UBI UNGU (Ipomoea batatas).

0 1 6

UJI KADAR PROTEIN TAPE UBI JALAR (Ipomoea batatas)DENGAN PENAMBAHAN Uji Kadar Protein Tape Ubi Jalar (Ipomoea Batatas) Dengan Penambahan Sari Buah Nanas (Ananas Comosus).

0 1 14

KAJIAN SIFAT SENSORIS DAN FUNGSIONAL CAKE UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) DENGAN BERBAGAI VARIASI BAHAN BAKU.

0 1 10