ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus Pada KPP Prata

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN
MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG
MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS
(Studi Kasus Pada KPP Pratama Blora)

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:
DENNIS ARYO BIMA
B200 090 298

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan judul:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN
MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG
MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS (Studi Kasus Pada KPP Pratama
Blora).
Yang ditulis oleh:
DENNIS ARYO BIMA
B 200 090 298
Penandatanganan berpendapat bahwa Naskah Publikasi tersebut telah memenuhi
syarat untuk diterima.
Surakarta, 22 Juli 2014
Pembimbing

( Dra. Mujiyati, M.Si )

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta

( Dr. H. Triyono, M.Si )


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN
MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG
MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS (Studi Kasus Pada KPP Pratama
Blora)
Oleh:
Dennis Aryo Bima
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kemauan membayar pajak bagi wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Blora. Kemauan wajib
pajak dalam membayar kewajiban perpajakan merupakan hal penting dalam
penarikan pajak.
Populasi penelitian ini adalah wajib pajak orang pibadi yang melakukan
pekerjaan bebas sebagai tenaga ahli yang terdaftar di KPP Pratama Blora. Sampel
yang digunakan dalam pemilihan data menggunakan teknik purposive sampling,
dengan penentuan jumlah sampel penelitian menggunakan rumus slovin. Terdapat
86 kuesioner yang diolah dalam penelitian ini. Metode analisis data dalam
pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat variabel independen yaitu
kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan,

persepsi efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan pajak, menghasilkan
hanya kualitas pelayanan pajak yang mempunyai pengaruh positif terhadap
kemauan membayar pajak pada taraf signifikansi 5%.
Kata kunci: pajak, kemauan membayar pajak, pekerjaan bebas, kualitas
pelayanan pajak.
PENDAHULUAN
Negara Republik Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat
mempunyai tujuan dalam menjalankan pemerintahannya. Salah satu tujuan
Negara adalah untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, meningkatkan
harkat dan martabat rakyat untuk menjadi manusia seutuhnya. Sebagaimana
tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Alenia IV, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Maka daripada itu
pembangunan disegala bidang dilakukan untuk membentuk masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila.

Syarat mutlak menuju kemandirian bangsa adalah dengan meningkatkan
peran aktif seluruh masyarakat melalui pembayaran pajak. Pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU No. 16
tahun 2009). Banyak kekurangan-kekurangan apabila kita dapat melihat dari pajak
itu sendiri, misalnya asas perpajakan yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tidak
langsung dinikmati oleh wajib pajak. Memang harus disadari bahwa jalan-jalan
halus, pusat-pusat kesehatan masyarakat, pembangunan sekolah-sekolah negeri,
irigasi yang baik dan fasilitas-fasilitas publik lainnya dapat dinikmati oleh
masyarakat merupakan hasil dari pembayaran pajak.
(Widayati dan Nurlis, 2010) Pemungutan pajak bukan suatu pekerjaan
yang mudah, disamping peran aktif dari petugas perpajakan, juga dituntut
kemauan dari para wajib pajak itu sendiri. Dimana menurut undang-undang
perpajakan Indonesia menganut self assessment system

yang memberi

kepercayaan terhadap wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan
sendiri pajaknya. Menyebabkan kebenaran pembayaran pajak tergantung pada
kejujuran wajib pajak selain dalam pelaporan kewajiban perpajakannya.
Kemauan wajib


pajak

dalam

membayar

kewajiban

perpajakan

merupakan hal penting dalam penarikan pajak. Sebab dalam self assessment
system, kesadaran membayar pajak merupakan faktor penting dalam pelaksanaan
sistem tersebut. Pengetahuan yang baik tentang pemberlakuan sistem perpajakan
akan memudahkan pelaksanaan sistem perpajakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan wajib pajak orang pribadi
yang melakukan pekerjaan bebas adalah kesadaran membayar pajak, pengetahuan
dan pemahaman atas peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas
sistem perpajakan, dan pelayanan yang berkualitas (Nugroho, 2012). Dengan
pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan pajak, kesadaran wajib pajak dan
persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan diharapkan agar wajib pajak

orang pribadi yang melakukan pekejaan bebas mempunyai kemauan untuk

membayar pajak. Kualitas pelayanan menimbulkan kemauan wajib pajak untuk
membayar pajak.

LANDASAN TEORI
Pengertian Pajak
Dalam Mujiyati,M. Abdul Aris (2011), menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani
pengertian pajak adalah:
Iuran

masyarakat kepada

negara

yang

dapat

dipaksakan


yang

terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum
(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Rochmat Sumitro, SH menyatakan
bahwa:
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra
prestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
Wajib Pajak
Menurut UU No. 28 Tahun 2007, Wajib pajak adalah orang pribadi atau
badan meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak, dan
pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Pajak Penghasilan
Setiap pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak berdasarkan penghasilan
yang didapat dengan melihat aturan dari perpajakan yang telah ditentukan.

Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh yang dapat digunakan untuk konsumsi dan menambah kekayaan, baik
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia
apapun.

dalam bentuk nama dan bentuk

Pekerjaan Bebas
Pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi
yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan
yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja (UU No. 28 tahun 2007). Menurut
Yustinus (2011:153) Orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas dan
bertindak untuk dan atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama
persekutuannya disebut tenaga ahli.
Mereka yang termasuk tenaga ahli tediri dari pengacara, akuntan, arsitek,
dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris. Cakupan tenaga ahli lebih sempit,
terbatas pada delapan profesi. Karakteristik dari tenaga ahli adalah sebagai
berikut:
1.


Memiliki keahlian khusus

2.

Tidak terikat oleh suatu hubungan kerja (independen), artinya dalam waktu
bersamaan dapat secara bebas memberikan jasanya kepada pihak lain.

3.

Khusus tenaga ahli, mereka melakukan pekerjaan di luar perkumpulannya.
Mereka bertindak untuk dan atas nama sendiri.

Kemauan Membayar Pajak
Kemauan membayar merupakan suatu nilai dalam seseorang rela untuk
membayar, mengorbankan atau menukarkan sesuatu untuk memperoleh barang
atau jasa. Berdasarkan definisi diatas, maka kemauan membayar pajak dapat
diartikan sebagai suatu nilai yang rela dikondisikan oleh seseorang (yang
ditetapkan dengan peraturan) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran
umum negara dengan tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi) secara
langsung (Widayati dan Nurlis, 2010).

Kesadaran Membayar Pajak
Menurut Suryadi (2006) terdapat indikator penting dalam meningkatkan
kesadaran wajib pajak: menciptakan persepsi positif wajib pajak terhadap
kewajiban perpajakannya, mempelajari karakteristik wajib pajak, meningkatkan
pengetahuan perpajakan wajib pajak dan penyuluhan perpajakan kepada wajib
pajak.

Kesadaran membayar pajak dapat diartikan sebagai bentuk sikap moral
yang

memberikan sebuah

kontribusi

kepada

negara

untuk


menunjang

pembangunan negara dan berusaha untuk menaati semua peraturan yang telah
ditetapkan oleh negara serta dapat dipaksakan kepada wajib pajak.
Pengetahuan dan Pemahaman Peraturan Perpajakan
(Widayati dan nurlis: 2010) terdapat indikator bahwa wajib pajak
mengetahui peraturan perpajakan. Pertama, kepemilikan NPWP. Setiap wajib
pajak yang memiliki penghasilan wajib untuk mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP sebagai salah satu sarana untuk pengadministrasian pajak.
Kedua, pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib
pajak. Apabila wajib pajak telah mengetahui dan memahami kewajibannya
sebagai wajib pajak, maka mereka akan melakukannya, salah satunya adalah
membayar pajak. Ketiga, pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi
perpajakan. Semakin tahu dan paham wajib pajak terhadap peraturan perpajakan,
maka akan semakin tahu dan paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan
diterima bila melalaikan kewajiban perpajakan mereka. Hal ini tentu akan
mendorong setiap wajib pajak yang taat akan menjalankan kewajibannya dengan
baik. Keempat, pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, PKP, dan tarif
pajak. Dengan mengetahui dan memahami mengenai tarif pajak yang berlaku,
maka akan dapat mendorong wajib pajak untuk menghitung kewajiban pajak
sendiri secara benar. Kelima, wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan
perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh KPP dan yang Keenam, bahwa
wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training
perpajakan yang mereka ikuti.
Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan
Persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengorganisasian,
pengintepretasian terhadap stimulus oleh organisasi atau individu sehingga
merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktifitas integrated dalam diri
individu. Sedangkan efektifitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang
menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai
(Suryadi: 2006).

Kualitas Pelayanan Pajak
Kualitas pelayanan adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan
kepada pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat
dipertanggungjawabkan serta arus dilakukan secara terus-menerus (Hardiningsih,
2011). Pelayanan yang baik merupakan salah satu faktor dalam menciptakan
kepuasan kepada pelanggan. Suatu layanan dapat dikatakan baik apabila usaha
yang dijalankan sesuai dengan apa yang diharapkan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan data primer berupa kuesioner yang diisi oleh
responden. Sumber data primer pada penelitian secara langsung diajukan pada
responden wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yang
termasuk dalam tenaga ahli yang terdaftar di KPP Pratama Blora melalui
kuesioner. Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999). Populasi
dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan
bebas yang termasuk dalam tenaga ahli yang terdaftar di KPP Pratama Blora.
Mereka yang termasuk dalam tenaga ahli yang terdiri dari pengacara, akuntan,
arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris.
Sampel adalah bagian dari populasi yang terdiri dari elemen-elemen yang
diharapkan memiliki karakteristik yang dapat mewakili populasinya (Sekaran,
2009: 123). Sampel yang digunakan dalam pemilihan data menggunakan teknik
purposive sampling.
Alat analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui hubungan empat variabel
independen yaitu kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman
peraturan perpajakan, persepsi efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas
pelayanan pajak dengan satu variabel dependen yaitu kemauan membayar pajak.
Adapun persamaan untuk menguji hipotesis yaitu dengan
rumus sebagai berikut:
Y=

Keterangan:
Y = Kemauan membayar pajak (willingness to pay tax)
= konstanta
= koefisien regresi
= kesadaran membayar pajak
= pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan
= persepsi efektifitas sistem perpajakan
= kualitas pelayanan
= error (tingkat kesalahan)
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan bantuan program
SPSS 16.0 hubungan variabel independen terhadap variabel dependen adalah
sebagai berikut:
Kesadaran Membayar Pajak terhadap Kemauan Membayar Pajak
Pada variabel kesadaran membayar pajak menunjukkan nilai signifikan
lebih besar dari 0,05 yaitu 0,746 > 0,05. Dari hasil pengujian dapat diketahui
bahwa kesadaran membayar pajak tidak berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Widayati
dan Nurlis (2010), Sapti (2012) dan diperkuat oleh penelitian Aini (2012) tentang
pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak.
Kesadaran membayar pajak orang pribadi masih kurang untuk berkemauan untuk
membayar pajak, hal ini bisa saja kurangnya motivasi untuk membayar pajak atau
pun kurangnya sosialisasi yang dilakukan KPP Pratama Blora.
Pengetahuan dan Pemahaman Peraturan Perpajakan terhadap Kemauan
Membayar Pajak
Pada variabel pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan
menunjukkan nilai signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu 0,474 > 0,05. Dari hasil
pengujian dapat diketahui bahwa pengetahuan dan pemahaman peraturan
perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan pancawati (2011), sehingga menunjukkan

bahwa wajib pajak masih belum mengetahui secara mendalam tentang peraturan
perpajakan. Ini adalah tugas para pelayan pajak untuk memberikan pendidikan
melalui pelatihan maupun sosialisasi agar para wajib pajak mengetahui dan
memahami peraturan perpajakan.
Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan terhadap Kemauan Membayar Pajak
Pada variabel persepsi efektitas sistem perpajakan menunjukkan nilai
signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu 0,230 > 0,05. Dari hasil pengujian yang
dilakukan didapatkan bahwa persepsi efektifitas sistem perpajakan tidak
berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Widayati dan Nurlis (2010), Pancawati (2011), dan Sapti (2012).
Sistem perpajakan belum digunakan seperti pelaporan pajak secara online (eSPT), e-banking, maupun kegiatan lain yang berbasis online, sehingga responden
banyak yang tidak mengetahui sistem perpajakan. Tugas bagi fiskus untuk
mengadakan training bagi wajib pajak tentang sistem tersebut.
Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kemauan Membayar Pajak
Variabel kualitas pelayanan pajak menunjukkan nilai signifikan lebih
kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05. Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa
kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Hal ini
sejalan dengan penelitian Pancawati (2011) dan diperkuat oleh penelitian Putri
(2013). Hasil penelitian menunjukkan pengaruh positif bagi kemauan membayar
pajak, maka kualitas pelayanan harus dilanjutkan dan tetap dijaga oleh KPP
Pratama Blora.

SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data yang diperoleh dan dari analisis data yang dilakukan,
maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil uji menunjukkan pada variabel kesadaran membayar pajak,
pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, persepsi efektifitas sistem
perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, sedangkan
variabel kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar
pajak.

2. Hipotesis pertama kesadaran membayar pajak tidak berpengaruh terhadap
kemauan membayar pajak. Kesadaran membayar pajak masih kurang dibangun
didalam diri wajib pajak. Akibatnya apabila kesadaran membayar pajak
kurang, maka kemauan membayar pajak tidak meningkat.
3. Hipotesis kedua pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan tidak
berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Pengetahuan dan pemahaman
peraturan perpajakan masih kurang diketahui wajib pajak sehingga kemauan
membayar pajak tidak meningkat. Tugas para fiskus untuk mengadakan
seminar ataupun sosialisasi peraturan perpajakan kepada wajib pajak agar
mereka berkemauan membayar pajak.
4. Hipotesis ketiga persepsi efektifitas sistem perpajakan tidak berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak. Artinya belum ada kemudahan dari sistem
perpajakan yang membuat kemauan membayar pajak meningkat.
5. Hipotesis keempat kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak, sehingga semakin meningkat tingkatnya kualitas pelayanan
pajak, maka kemauan membayar pajak akan semakin meningkat.
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian diatas, ada beberapa
saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dan KPP Pratama Blora
yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian tidak hanya mengambil satu tempat objek penelitian, tetapi
mengambil beberapa tempat objek penelitian sehingga didapat sampel
penelitian yang lebih besar.
2. Menggunakan sampel wajib pajak yang terdaftar tidak hanya yang berstatus
sebagai tenaga ahli saja, dapat diperluan menjadi wajib pajak yang melakukan
pekerjaan bebas secara keseluruhan yang terdaftar di KPP Pratama Blora.
3. Menambah variasi variabel independen yang belum digunakan dalam
penelitian ini, misal sunset policy, ketegasan sanksi perpajakan dan variabelvariabel lainnya.
4. KPP Pratama Blora memberikan informasi yang transparan terhadap
pembayaran pajak yang dibayarkan wajib pajak.

5. KPP Pratama Blora harus lebih sering menginformasikan peraturan perpajakan
dan sistem perpajakan melalui sosialisasi, seminar dan training, serta
menanamkan kepada wajib pajak bahwa pajak digunakan untuk kepentingan
bersama.
6. KPP Pratama Blora harus memberikan solusi yang baik untuk wajib pajak yang
lokasi tempat tinggalnya jauh dari kota Blora agar merasa nyaman terhadap
pelayanan pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Anindita Nur. 2012. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk
Membayar Pajak Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan
Pekerjaan Bebas Di Kabupaten Blora. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Hardiningsih, Pancawati dan Nila Yulianawati. 2011. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Program Studi Akuntansi
Universitas Stikubank. Semarang.
Handayani, Sapti Wuri, dkk. 2012. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemauan
Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan
Bebas. Simposium Nasional XV. Banjarmasin
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Satu. BPFE-UGM. Yogyakarta.
Mujiati dan M. Abdul Aris. 2011. Perpajakan Kontemporer. Muhammadiyah
University Press. Surakarta.

Prastowo, Yustinus dkk. 2011. Buku Pintar Menghitung Pajak Profesi, Badan
Usaha dan Peristiwa Khusus. Jakarta: Penerbit Raih Asa Sukses.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Buku 2 Edisi 4. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku 1 Edisi 4.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
www.suaramerdeka.com. KPP Pratama Blora. Diakses pada tahun 2012.
Supadmi, Ni Luh. 2009. Meningkatkan Kepatuan Wajib Pajak Melalui Kualitas
Pelayanan. Universitas Udayana Bali.
Suryadi. 2006 Model Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib Pajak dan
Pengaruhnya.
Undang-undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan Menjadi Undang-undang.
Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undangundang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

Undang-undang Perpajakan No. 28 Tahun 2007 tentang ketentuan Umum dan tata
Cara Perpajakan.
Utami, Putri Risky. 2012. Kualitas Pelayanan Fiskus Dan Pengetahuan Tentang
Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (studi kasus
pada wajib pajak yang terdaftar diKPP Pratama Pekalongan).
Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
Vanessa, Tatiana dan Priyo Hari.2009. Dampak Sunset Policy Terhadap Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Makalah
Simposium Nasional Indonesia Perpajakan II. Madura.
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Widaningrum. 2007. Identifikasi Kemampuan dan Kemauan Membayar
Masyarakat Berpenghasilan Menengah Rendah. http://kk.pl.itb.ac.id/ppk.
Widayati, Nurlis. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk
Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan
Bebas (Studi Kasus Pada KPP Pratama Gambir Tiga). Simposiaum
Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM (Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo)

1 23 60

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KETIDAKPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG TERDAFTAR PADA KPP PRATAMA JEMBER

0 5 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANGMEMPENGARUHI PERILAKU KETIDAKPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG TERDAFTAR PADA KPP PRATAMA JEMBER

0 13 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MENGGUNAKAN E-FILLING PADA KPP PRATAMA JEMBER

0 18 21

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MENGGUNAKAN E-FILLING PADA KPP PRATAMA JEMBER

0 10 21

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MENGGUNAKAN E-FILLING PADA KPP PRATAMA JEMBER

0 10 21

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PEKERJA BEBAS DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN

0 12 20

ANALISIS PERSEPSI YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN DALAM MEMBAYAR PAJAK PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS

0 5 38

PENGARUH SIKAP WAJIB PAJAK ATAS PELAKSANAAN SANKSI ADMINISTRASI, PELAYANAN FISKUS DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas di Bandar Lampung)

1 41 71

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA ATAS PENGGELAPAN PAJAK (Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang)

1 1 18