Studi Deskriptif Mengenai Tipe Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas "X" di Bandung.
iii
Universitas Kristen Maranatha Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran mengenai tipe perilaku prososial pada mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2007 yang
berada pada masa perkembangan remaja akhir Universitas “X” di kota Bandung.
Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2007 yang berada pada masa perkembangan remaja akhir yang berjumlah 119 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Prosocial Tendencies Measure dari Gustavo Carlo dan Brandy A. Randall (2002) yang diadaptasi oleh peneliti. Berdasarkan uji validitas menggunakan rumus Rank Spearman dan reabilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan program SPSS 16, diperoleh 27 item yang diterima dengan validitas berkisar 0,318 – 0,694 dengan reliabilitas sebesar 0,91.
Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil bahwa mahasiswa psikologi
angkatan 2007 Universitas “X” di kota Bandung memiliki tipe Emotional
Prosocial Behavior yang dominan. Tahap perkembangan moral dan jenis kelamin turut mempengaruhi tipe perilaku prososial yang dominan. Tahap perkembangan moral yang berbeda akan membentuk tipe perilaku prososial yang berbeda serta jenis kelamin yang berbeda juga membentuk tipe perilaku prososial yang berbeda.
Saran yang dapat diberikan bagi pihak-pihak terkait yang memiliki kesempatan untuk mengembangkan perilaku prososial mahasiswa (dosen wali, dosen pembimbing dan mentor mahasiswa) adalah memonitor perkembangan moral mahasiswa agar dapat mengembangkan perilaku prososial pada mahasiswa yang berada pada masa perkembangan remaja akhir.
(2)
iv
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Halaman Judul……… i
Lembar Pengesahan……… ii
Abstrak……… iii
Kata Pengantar………….……….………...……….. iv
Daftar Isi……….………... vii
Daftar Bagan………...……….………... xii
Daftar Tabel……….…………. xiii
Daftar Lampiran……… xiv
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah…….……..……….……. 1
1.2 Identifikasi Masalah………...……….………... 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………... 6
1.3.1 Maksud Penelitian……… 6
1.3.2 Tujuan Penelitian………... 6
1.4 Kegunaan Penelitian…………...………... 7
1.4.1 Kegunaan Ilmiah……….. 7
1.4.2 Kegunaan Praktis……….. 7
1.5 Kerangka Pikir……...……….………... 8
(3)
v
Universitas Kristen Maranatha BAB II. TINJAUAN TEORI
2.1 Perilaku Prososial………. 18
2.1.1 Sejarah Prososial………..……… 18
2.1.2 Definisi Prosocial Behavior……………… 19
2.1.3 Tipe-tipe Perilaku Prososial………. 19
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tipe-tipe Perilaku Prososial……… 20
2.1.4.1 Usia……….. 20
2.1.4.2 Perkembangan Moral……… 22
2.1.4.3 Jenis Kelamin……… 24
2.1.4.4 Pola Asuh Orangtua………. 25
2.1.4.5 Reinforcement dan Modelling……….. 27
2.1.4.6 Budaya………. 28
2.2 Masa Remaja ……….... 29
2.2.1 Pengertian Remaja………. 29
2.2.2 Perkembangan Remaja……….. 30
2.2.3 Tugas Perkembangan Remaja……… 31
2.3 Mahasiswa………. 32
2.3.1 Pengertian Mahasiswa……….. 32
2.3.2 Ciri-ciri Mahasiswa………. 32
(4)
vi
Universitas Kristen Maranatha BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian………. 34
3.2 Bagan Rancangan Penelitian……….. 35
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……… 35
3.3.1 Variabel Penelitian………..…….. 35
3.3.2 Definisi Operasional………. 35
3.4 Alat Ukur………... 37
3.4.1 Alat Ukur Prosocial Tendencies Measure……… 37
3.4.2 Skala Penilaian………. 38
3.4.3 Data Pribadi dan Data Penunjang……… 38
3.4.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur……… 39
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian……… 42
3.5.1 Populasi Sasaran……….. 42
3.5.2 Karakteristik Populasi………. 42
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel……….…….. 42
3.6 Teknik Analisis………. 42
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……… 44
4.1 Gambaran Responden……….. 44
4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……. 44
4.2 Hasil Penelitian………. 44
4.2.1 Tipe Perilaku Prososial Mahasiswa Psikologi Angkatan 2007 di Universitas “X”.……… 45
(5)
vii
Universitas Kristen Maranatha 4.2.2 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial dengan
Data Penunjang……….. 47 4.2.2.1 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial
dengan Tahap Perkembangan Moral………. 47 4.2.2.2 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial
dengan Orangtua Sebagai Model….………. 48 4.2.2.3 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial
dengan Reinforcement dari teman…..……… 49 4.2.2.41 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial
dengan Pola Asuh Orangtua……….………... 50 4.2.2.5 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial
dengan Budaya………... 51 4.2.2.6 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial
dengan Jenis Kelamin……….……….….….….. 51 4.2.2.7 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial
dengan Teman Sebagai Model……..……….. 52 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian……… 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……….. 62
5.2 Saran………. 63
(6)
viii
Universitas Kristen Maranatha
5.2.2 Saran Praktis……… 64
Daftar Pustaka Daftar Rujukan Lampiran
(7)
ix
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pikir……… 16 Bagan 3.1 Bagan Rancangan Penelitian………... 35
(8)
x
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur……… 37 Tabel 3.2 Skala Penilaian……… 38 Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 44 Tabel 4.2 Tipe Perilaku Prososial yang Dominan Tunggal maupun
Kombinasi……….. 45
Tabel 4.3 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial dengan Tahap
perkembangan moral……….. 47
Tabel 4.4 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial dengan Orangtua
sebagai Model……… 48
Tabel 4.5 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial dengan Reinforcement dari Teman………. 49 Tabel 4.6 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial dengan Pola Asuh
Orangtua……….. 50
Tabel 4.7 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial dengan Budaya….. 51 Tabel 4.8 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial dengan Jenis
Kelamin……….. 51
Tabel 4.9 Tabulasi Silang antara Tipe Perilaku Prososial dengan Teman
(9)
xi
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Data Pribadi
Lampiran B1 : Hasil Validitas Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Hasil Lampiran B2 : Reliabilitas Kuesioner Prosocial Tendencies Measure
Lampiran C : Skor Kuesioner Prosocial Tendencies Measure
Lampiran D : Tabel Tipe Perilaku Prososial yang Dominan dan Kombinasi Tipe Perilaku Prososial yang Dominan
(10)
Lampiran A : Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Data Pribadi
KATA PENGANTAR
Dalam rangka menyelesaikan skripsi, saya selaku mahasiswi Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung sedang mengadakan penelitian mengenai pola perilaku yang dominan pada mahasiswa psikologi angkatan 2007. Sehubungan dengan penelitian ini, saya memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini.
Jawaban yang Saudara/i sekalian berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Oleh karena itu Saudara/i diharapkan memberikan jawaban yang menggambarkan perasaan atau keadaan diri Saudara/i yang sebenarnya.
Saya mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan waktu yang Saudara/i berikan.
Hormat saya,
(11)
Lampiran A : Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Data Pribadi
PETUNJUK UMUM
Dibalik halaman ini terdapat tiga jenis angket yang memiliki petunjuknya masing-masing. Bacalah petunjuk tersebut dengan seksama sebelum Saudara/i mengisi angket tersebut.
Selamat mengisi angket-angket tersebut dan periksalah kembali setelah Saudara/i mengisinya agar tidak ada nomor yang terlewat. Terima kasih atas kerjasama Saudara/i.
(12)
Lampiran A : Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Data Pribadi
ANGKET BAGIAN A
Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan mengenai identitas diri Saudara/i. Isilah pertanyaan tersebut sesuai dengan identitas diri Saudara/i.
Nama (inisial) :
Usia :
Jenis Kelamin :
Daerah asal : Suku bangsa ayah : Suku bangsa ibu :
(13)
Lampiran A : Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Data Pribadi
ANGKET B
Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan yang perlu Saudara/i isi. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan keadaan diri Saudara/i.
1. Menurut budaya Saudara, perilaku menolong merupakan perilaku yang …. a. Wajib
b. Tidak wajib c. …
2. Apakah teman dekat / orang terdekat Saudara sering melakukan perilaku menolong?
Jika ya, seperti apa?
(14)
Lampiran A : Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Data Pribadi
3. Yang dilakukan teman-teman Saudara jika Saudara sedang melakukan perilaku menolong adalah :
a. Mendukung b. Mencemooh c. Memuji d. Biasa saja
e. Lainnya, seperti………
4. Pilihlah salah satu pernyataan dibawah ini yang paling menggambarkan orang tua Saudara dan sebutkan contoh perilaku orang tua Saudara yang sesuai dengan pernyataan yang Saudara pilih.
a. Memprioritaskan kepentingan anak dan memiliki disiplin yang tinggi, namun bisa diajak kompromi
Contoh perilaku …
b. Menerapkan disiplin yang tinggi dan tidak bisa diajak kompromi Contoh perilaku …
(15)
Lampiran A : Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Data Pribadi
c. Menerapkan disiplin yang longgar dan memberikan kebebasan untuk melakukan sesuatu
Contoh perilaku …
d. Orang tua yang menerapkan disiplin yang sangat longgar dan sangat sibuk dengan pekerjaan
Contoh perilaku …
5. Apakah orang tua Saudara sering melakukan perilaku menolong? Jika ya, perilaku menolong seperti apa?
(16)
Lampiran A : Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Data Pribadi
6. Dibawah ini terdapat cerita yang menggambarkan situasi tertentu dan Saudara terlibat di dalamnya. Saudara diminta untuk menjawab apa yang akan Saudara lakukan serta berikan alasan / pertimbangan Saudara.
Ketika Saudara sedang dalam perjalanan menuju ke pesta ulang tahun teman dekat Saudara, Saudara melihat teman Saudara (sebut saja B) terjatuh dan kakinya terluka. B meminta tolong kepada Saudara untuk pergi ke rumahnya dan mencari orangtua B agar orangtua B dapat membawa B ke dokter. Akan tetapi, apabila Saudara berlari ke rumah B dan bertemu dengan orangtua B, maka Saudara akan terlambat datang ke pesta dan akan melewatkan waktu bersenang-senang dan waktu berkumpul dengan teman-teman Saudara. Apakah Saudara akan menolong B?
a. Tidak menolong, karena …..
b. Menolong, karena …
(17)
Lampiran A : Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Data Pribadi
ANGKET C
Di balik halaman ini terdapat beberapa pernyataan dan empat pilihan jawaban. Saudara/i diminta untuk membaca dan menghayati setiap pernyataan tersebut, kemudian pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang menggambarkan diri Saudara/i dengan memberi tanda check (√) pada kolom pilihan jawaban Saudara/i. Tidak ada jawaban yang baik atau buruk, benar atau salah, sehingga Saudara/i diminta untuk menjawab dengan jujur sesuai dengan penghayatan terhadap diri Saudara/i sendiri bukan berdasarkan norma yang dianggap baik oleh masyarakat.
Contoh :
PERNYATAAN SM M TM STM
Saya selalu menolong teman saya yang membutuhkan bantuan.
Keterangan :
SM : Saudara merasa pernyataan tersebut Sangat Menggambarkan diri Saudara M : Saudara merasa pernyataan tersebut Menggambarkan diri Saudara
TM : Saudara merasa pernyataan tersebut Tidak Menggambarkan diri Saudara STM : Saudara merasa pernyataan tersebut Sangat Tidak Menggambarkan diri Saudara
(18)
Lampiran A : Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Data Pribadi
Apabila Saudara selalu menolong teman Saudara, maka pilihlah pilihan jawaban SM. Yang berarti pernyataan tersebut sangat menggambarkan diri Saudara.
PERNYATAAN SM M TM STM
Saya selalu menolong teman saya yang membutuhkan bantuan.
√
Apabila Saudara tidak pernah menolong teman Saudara, maka pilihlah jawaban STM. Yang berarti pernyataan tersebut sangat tidak menggambarkan diri Saudara.
PERNYATAAN SM M TM STM
Saya selalu menolong teman saya yang membutuhkan bantuan.
√
Selamat mengisi angket dan periksalah kembali agar tidak ada nomor yang terlewatkan. Terima kasih atas kerjasamanya.
(19)
Lampiran A : Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Data Pribadi
No PERNYATAAN SM M TM STM
1. Saya dapat memberikan pertolongan yang terbaik kepada orang lain ketika banyak orang yang menyaksikan
2. Sangat melegakan bagi saya ketika saya dapat memberikan rasa aman bagi orang yang sedang berada dalam keadaan yang tertekan
3. Saya akan menjadi lebih mudah menolong orang ketika banyak orang di sekitar saya 4. Saya pikir, salah satu hal terbaik dari
menolong adalah saya dapat meringankan kesulitan orang lain.
5. Kebanyakan tindakan menolong pada diri saya muncul ketika berada di depan banyak orang.
6. Saya lebih memilih memberikan
pertolongan kepada orang yang benar-benar dalam situasi krisis
7. Saya tidak akan ragu menolong orang yang meminta tolong kepada saya
8. Saya memilih untuk menyumbangkan uang tanpa nama
9. Saya lebih tergerak untuk menolong orang yang benar-benar dalam keadaan yang parah 10. Saya terdorong untuk menolong pada saat
ada orang lain di sekitar saya
11. Saya memilih untuk menolong orang yang tidak tahu bahwa saya yang menolong
(20)
Lampiran A : Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Data Pribadi
NO PERNYATAAN SM M TM STM
12. Saya lebih memilih untuk memberikan pertolongan kepada orang yang sedang berada dalam keadaan yang tertekan
13. Saya dapat menolong orang dengan lebih baik apabila saya sedang menjadi pusat perhatian
14. Lebih memudahkan saya untuk menolong ketika orang tersebut berada dalam situasi yang benar-benar darurat
15. Saya lebih memilih menolong orang yang tidak saya kenal dan ia tidak tahu bahwa saya yang menolong.
16. Saya rela menolong orang yang sedang dalam berada dalam kesulitan walaupun waktu saya terbatas.
17. Saya akan menolong orang lain apabila saya tidak tega melihat keadaannya.
18. Apabila orang meminta pertolongan saya, saya tidak segan untuk membantunya 19. Saya rasa situasi yang paling baik untuk
menolong adalah disaat mereka tidak tahu siapa yang menolong
20. Saya merasa tidak tahan untuk tidak menolong orang yang sedang berada dalam kesulitan.
21. Situasi yang menimbulkan rasa kasihan dapat membuat saya menolong orang yang membutuhkan
(21)
Lampiran A : Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Data Pribadi
NO PERNYATAAN SM M TM STM
22. Saya akan membantu menolong orang yang kesulitan apabila ia meminta bantuan kepada saya.
23. Saya tetap akan menolong orang walaupun suatu saat apabila saya memerlukan pertolongan, orang tersebut tidak dapat menolong saya.
24. Saya merasa bersalah apabila tidak membantu orang yang sedang berada dalam kesulitan
25. Melihat orang dalam keadaan tertekan membuat saya ingin menolongnya.
26. Saya tidak bisa menolak orang yang meminta tolong kepada saya.
27. Saya akan menolong seseorang apabila keadaan orang tersebut benar-benar dalam keadaan yang terdesak
(22)
Lampiran B1 : Hasil Validitas Kuesioner Prosocial Tendencies Measure dan Hasil
Aspek Item Validitas Diterima/Ditolak
Altruistic Prosocial Behavior 4 0.412 Diterima 16 0.419 Diterima 20 0.566 Diterima 23 0.338 Diterima 24 0.398 Diterima Compliant Prosocial
Behavior
7 0.389 Diterima 18 0.549 Diterima 22 0.577 Diterima 26 0.318 Diterima Emotional Prosocial
Behavior
2 0.521 Diterima 12 0.568 Diterima 17 0.577 Diterima 21 0.453 Diterima 25 0.433 Diterima Public Prosocial Behavior 1 0.529 Diterima 3 0.534 Diterima 5 0.602 Diterima 10 0.66 Diterima 13 0.596 Diterima Dire Prosocial Behavior 6 0.38 Diterima 9 0.482 Diterima 14 0.574 Diterima 27 0.571 Diterima Anonymous Prosocial
Behavior
8 0.498 Diterima 11 0.404 Diterima 15 0.508 Diterima 9 0.694 Diterima
(23)
Lampiran B2 : Reliabilitas Kuesioner Prosocial Tendencies Measure
RELIABILITY ANALYSIS – SCALE (ALPHA)
Reliability Coefficients
N of Cases = 44 N of items = 27 Alpha = ,910
(24)
Lampiran C : Skor Kuesioner Prosocial Tendencies Measure Responden
Skor
Tipe yang Dominan Altruistic Compliant Emotional Public Dire Anonymous
1 1.4 3.6 3.4 3.25 3 2.75 Emotional
2 2 3.4 3.2 3.25 3.5 3.25 Dire
3 1.8 3 2.8 3 2.25 3 Emotional,Compliant,Anonymous
4 2 3.2 2.8 2.75 3 2.5 Emotional
5 1 4 4 3.75 4 4 Emotioanl,Altruistic,Dire,Anonymous
6 1.6 3.6 3.6 3.75 4 3.5 Dire
7 1.2 2.4 1.8 2.5 2.75 1.5 Dire
8 1.6 3 3 2.75 2.5 2.75 Emotional,Altruistic
9 1.6 3 3 3 3 3 Emotional,Altruistic,Compliant,Dire,Anonymous
10 1.2 3.2 3 3 3 3.25 Anonymous
11 1.6 4 3.6 3.75 4 3.75 Compliant,Anonymous
12 2.2 3 2.8 2.5 3 2.75 Emotional,Dire
13 1.8 3.6 3.2 3.5 3.25 3.25 Emotional
14 1.8 3 2.8 2.75 3.25 3.25 Dire,Anonymous
15 2.2 3.6 3.2 3 3.75 3.25 Dire
16 1.4 3 3.2 3.25 3 3 Compliant
17 2 3.4 3 3.75 3 2.75 Compliant
18 2.4 3.2 3.6 3.5 3.25 2.75 Altruistic
19 2.4 3.6 3.2 3.25 4 2.75 Dire
20 2.4 3.2 3.2 3.25 3 3.25 Compliant,Anonymous
21 1 4 3 3.5 3.25 3 Compliant
22 2 3 3 2.75 3.5 2.5 Dire
(25)
Lampiran C : Skor Kuesioner Prosocial Tendencies Measure
24 1.8 3.8 3.6 3.25 3.25 3.25 Emotional
25 2 2.8 3.2 3.25 2 3 Compliant
26 3 3.8 4 4 3 3.75 Emotional
27 2.4 2.8 3 3 2.5 2.5 Altruistic,Compliant
28 1.4 4 3.2 4 3.75 3.25 Emotional,Compliant
29 2.2 3.8 3.8 3.25 3.25 3.25 Emotional,Altruistic
30 2 3 2.6 2.5 3 2.25 Emotional,Dire
31 2.2 3 3 2.5 3 3 Emotional,Altruistic,Dire,Anonymous
32 2.4 3.2 3.4 2.5 2.75 3 Altruistic
33 1.4 3 2.8 2.75 3 3.25 Altruistic
34 2.2 3.2 3 2.25 3.5 3 Dire
35 2 3.6 3.6 3.5 4 4 Dire,Anonymous
36 1.4 3.4 2.8 2.5 3.25 3.25 Emotional
37 1.2 3.8 3.6 3.25 3.5 3.25 Emotional
38 2 3.2 2.6 2.75 3 3.25 Anonymous
39 3.8 3 2.8 2.75 3 2.25 Public
40 1.6 3.2 3.4 2.75 2.25 3.5 Anonymous
41 2.6 3.4 3.6 4 3 3.75 Compliant
42 1.2 3.8 4 3 3 3.25 Altruistic
43 2.2 3.6 3.2 3.25 2.5 2.5 Emotional
44 1.8 2.8 2.6 2.5 3.25 3.5 Altruistic
45 2.4 3.2 3.8 3.5 3.25 2.5 Altruistic
46 2 3.4 3.6 3.5 3 2.75 Altruistic
47 2.2 3.2 3.6 3.25 2.5 3.75 Anonymous
(26)
Lampiran C : Skor Kuesioner Prosocial Tendencies Measure
49 2 3.6 3.2 3.25 3.75 3 Dire
50 1.8 2.8 4 3.25 3.25 4 Altruistic,Anonymous
51 2.8 3.4 2.6 2.75 3 2.75 Emotional
52 2.2 2.8 2.8 2.25 2.75 3 Emotional,Altruistic
53 1.2 4 3 3.25 3 3.25 Emotional
54 2.2 3 2.6 3 3 3 Emotional,Compliant,Dire,Anonymous
55 2.4 2.6 3 3 2 2.75 Altruistic,Compliant
56 1 3.8 4 3.75 2.5 2.75 Altruistic
57 1 3.8 4 4 3 4 Altruistic,Compliant,Anonymous
58 1.6 2.4 1.4 4 1.75 1.75 Compliant
59 1.6 2.8 2.8 3 2.25 2.5 Compliant
60 1 2.8 4 3.25 1.75 3.25 Altruistic
61 1 3.4 3.4 3.25 3.75 3.25 Dire
62 1 3.2 2.8 3 2.75 2.75 Emotional
63 1.6 3.8 3.4 3 3.5 3.75 Emotional
64 2 2.8 3 3 2.75 2.75 Altruistic,Compliant
65 1.6 2.8 3 3 2 3 Altruistic,Compliant,Anonymous
66 1 3 3.4 4 1.75 3.75 Compliant
67 1 3.6 3.8 3.75 3 4 Anonymous
68 1.8 3.4 3.2 3 3 3.75 Anonymous
69 1 4 3.4 3 3.75 4 Emotional,Anonymous
70 1.6 2.8 3.6 3.25 2.5 3 Altruistic
71 2 3.2 3 3 2.5 3 Emotional
72 2 3.2 3.4 2.75 3.25 3.25 Dire,Anonymous
(27)
Lampiran C : Skor Kuesioner Prosocial Tendencies Measure
74 2.4 4 3.8 3 4 3.25 Altruistic
75 1 3.4 2.8 1.75 4 1 Emotional
76 1.2 3 3 3 3 3 Emotional,Altruistic,Compliant,Dire,Anonymous
77 2 3.2 3.2 3.25 3.75 2.75 Dire
78 2 3.2 3.2 3.25 3.5 3 Dire
79 1.8 3.6 2.8 3.5 3.5 2.25 Emotional
80 2 3 2.6 3 2.75 2.5 Emotional,Compliant
81 1 2.8 2.4 1.75 3 3 Dire,Anonymous
82 2.4 3.2 3 3 3 3 Emotional
83 1.6 3.2 3 2.5 2.75 3 Emotional
84 1.8 3.2 3 2.75 2 2.25 Emotional
85 2 3 3.2 3 2.5 2.5 Altruistic
86 2 3.2 3.6 3.25 3.25 2.75 Altruistic
87 2.2 3.4 3.6 3.25 3.75 4 Anonymous
88 2.2 3 3.4 4 2.75 3.25 Altruistic
89 2.2 3 2.8 3 3 2.75 Emotional,Compliant,Dire
90 2.8 3.4 3.2 3 4 2.5 Dire
91 2 3.4 3 3.25 2.25 2.75 Emotional
92 2.2 3.4 3 3 3 2.75 Emotional
93 2.2 3 3 3 3.5 2.25 Dire
94 2 3 2.6 2.5 3 3 Emotional,Dire,Anonymous
95 2 3.4 3 3 3 3 Emotioanl
96 1.8 2.8 3.8 1.75 3 2.75 Altruistic
97 2.8 3.4 3 3 3.25 2.75 Emotional
(28)
Lampiran C : Skor Kuesioner Prosocial Tendencies Measure
99 2 3 3.4 3.25 2.5 4 Altruistic
100 2 3 3 3 3 2.25 Emotional,Altruistic,Compliant,Dire
101 1.2 3.8 4 4 3.25 3 Altruistic,Compliant
102 2.2 3 3.2 3 2.25 3.75 Anonymous
103 1.8 3.2 3.2 3 3.25 2.5 Dire
104 1.4 2.8 3.4 3.25 3 4 Anonymous
105 1.8 3.4 3.8 3.5 3 3.25 Altruistic
106 2.6 4 4 3.25 4 3.25 Emotioanl,Altruistic,Dire
107 1 3 3 3 2.25 3 Emotional,Altruistic,Compliant,Anonymous
108 2 3.2 2.8 2.75 3 2.5 Emotional
109 1.8 3.4 3.2 3 3.25 3.25 Emotional
110 1.8 3.2 2.4 3 3.5 2.75 Dire
111 3 3.8 3.4 3.25 4 3.75 Emotional
112 1 4 3.8 4 3 3.25 Emotional,Compliant
113 1.4 3 3.6 3 3.25 4 Altruistic
114 2 3.4 3.2 3.75 3.25 3.5 Compliant
115 1 3.2 3 3 3 2.5 Emotional
116 1.4 3.4 4 3.25 3 3.25 Emotional
117 1.4 3.4 4 3.25 3 3.25 Emotional
118 1.4 3.4 4 3.25 3.25 3.25 Emotional
(29)
Lampiran D : Tabel Tipe Perilaku Prososial yang Dominan dan Kombinasi Tipe Perilaku Prososial yang Dominan
Tabel Tipe Perilaku Prososial yang Dominan dan Kombinasi Tipe Perilaku Prososial yang Dominan
Tipe Perilaku Prososial Jumlah Persentase
Tipe perilaku prososial yang dominan 86 72,27%
Kombinasi tipe perilaku Prososial yang terdiri dari dua, tiga, empat atau lima tipe yang dominan
33 27,73%
(30)
1
Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Indonesia sejak dulu dikenal oleh dunia karena masyarakatnya yang hidup dengan rukun, saling tolong menolong, saling mensejahterakan dan penuh keramahan. Namun akhir-akhir ini banyak ahli yang harus berpikir lebih keras untuk dapat memahami fenomena dan dinamika sosial yang terjadi di masyarakat. Misalnya kasus ruang kelas yang rusak berat dan sekolah yang ambruk di daerah Sumedang, menurut Drs Kusman (pengamat masalah dunia pendidikan di Kabupaten Sumedang), ada sekolah yang berlokasi di daerah orang kaya, dibiarkan ambruk, hal ini terjadi karena masyarakat yang tidak peduli dengan kondisi yang ada di sekitarnya (www.mahardika.com).
Selain itu unjuk rasa yang sering dilakukan akhir-akhir ini dan berakhir dengan tindakan anarkis padahal unjuk rasa tersebut dilakukan atas nama kesejahteraan bersama. Contohnya unjuk rasa yang dilakukan untuk menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada bulan juni 2008 lalu di Jakarta. Para pengunjuk rasa melempari dan membakar mobil-mobil berplat merah (www.kompas.com).
(31)
2
Universitas Kristen Maranatha Dari fenomena diatas dapat ditangkap bahwa saat ini masyarakat sering dikatakan kurang menunjukkan perilaku prososialnya, padahal pada situasi tertentu perilaku tersebut muncul. Misalnya penggalangan dana untuk korban bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004, banyak masyarakat yang menyumbangkan uang dan tenaga untuk korban tsunami. Bantuan datang dari berbagai kalangan termasuk kalangan mahasiswa, misalnya mahasiswa psikologi melakukan praktek probono (praktek psikologi tanpa dibayar). Mahasiswa juga merasa sebagai bagian dari masyarakat, sehingga mereka juga merasa berkewajiban menolong sesamanya yang sedang kesusahan.
Di sisi lain, banyak pula kalangan yang mengatakan bahwa mahasiswa sekarang kurang peduli dengan keadaan sekitarnya malahan mahasiswa dikaitkan dengan tindakan anarkis yang banyak dilakukan oleh mahasiswa akhir-akhir ini. Salah satunya adalah tindakan anarkis yang dilakukan mahasiswa ketika melakukan unjuk rasa menolak Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) bulan Desember 2008 di Mataram. Ketika permintaan mereka untuk bertemu rektor ditolak, mahasiswa tersebut mulai menghancurkan meja, kursi, kaca dan fasilitas kampus lainnya (www.sasak.org). Peristiwa tersebutlah yang menyebabkan mahasiswa menjadi sering digambarkan sebagai seseorang yang egosentris dan egois atau mementingkan diri sendiri. Meskipun demikian, mahasiswa sendiri juga memiliki organisasi kemahasiswaan yang memiliki program khusus untuk membantu anak yang tidak memiliki biaya untuk sekolah, ada juga
(32)
3
Universitas Kristen Maranatha organisasi mahasiswa yang secara sukarela memberikan pelajaran tambahan pada siswa yang mendapatkan nilai yang kurang baik di sekolah.
Mahasiswa pada umumnya berada pada tahap perkembangan remaja akhir yang berusia antara 18-22 tahun (Santrock, 2003). Menurut Havighurst (dalam Sarwono, 1997) pada masa ini remaja diharapkan mulai mampu bertanggung jawab secara sosial yaitu memperoleh pegangan nilai dan norma yang dianggap baik oleh masyarakat untuk berperilaku. Disisi lain remaja terkadang menunjukkan perilaku yang bertentangan dengan apa yang diharapkan masyarakat dimana perilaku tersebut lebih diterima oleh teman sebayanya. Misalnya, mahasiswa yang ingin membantu dosennya yang terlihat kesulitan mempersiapkan alat untuk mengajar namun tidak jadi membantu karena takut dicemooh oleh teman-temannya.
Fenomena tersebut dirasakan juga oleh beberapa dosen di universitas “X”. Wawancara dengan dosen di universitas “X” mengungkapkan bahwa mahasiswa memiliki perilaku yang bermacam-macam, termasuk perilaku prososialnya. Menurut dosen “F”, mahasiswa sekarang kurang menunjukkan perilaku prososial. Sesama mahasiswa sulit untuk saling berbagi materi kuliah dan apabila ada mahasiswa yang tidak mengikuti kuliah dan ada tugas, mahasiswa yang lain tidak memberitahu mahasiswa tersebut. Sedangkan, menurut dosen “FN”, perilaku prososial pada mahasiswa kebanyakan muncul apabila diminta. Misalnya, ketika dosen memiliki kesulian dengan alat bantu perkuliahan pada saat akan mengajar dikelas, ada
(33)
4
Universitas Kristen Maranatha kalanya mahasiswa akan diam saja, namun ketika diminta bantuanya mahasiswa tidak segan-segan akan membantu. Namun terkadang mahasiswa juga akan membantu dosen yang sedang kesulitan tanpa diminta. Seperti misalnya, mahasiswa yang menawarkan untuk membantu membawakan buku-buku teks ataupun laptop ketika dosen tersebut terlihat repot membawanya.
Fenomena seperti diatas menunjukkan bentuk-bentuk perilaku atau tipe perilaku prososial yang oleh beberapa ahli dicoba untuk diteliti lebih mendalam. Definisi perilaku prososial adalah “tindakan yang memiliki maksud untuk memberikan pertolongan atau bermanfaat untuk orang lain ataupun kelompok tanpa mengharapkan imbalan dari orang lain” (Mussen dan Eissenberg, 1977). Diantara peneliti yang mempelajari perilaku prososial, tokoh yang cukup terkenal dengan penelitian prososialnya adalah Carlo dan Randall (2002). Dalam penelitiannya terhadap 249 mahasiswa yang berada pada usia rata-rata 20 tahun dengan responden wanita 145 orang dan responden laki-laki 104 orang menunjukkan hasil yang valid dan reliable bahwa terdapat tipe perilaku prososial yang berbeda-beda. Tipe-tipe tersebut adalah Altruistic Prosocial Behavior, Compliant Prosocial Behavior, Emotional Prosocial Behavior, Public Prosocial Behavior, Anonymous Prosocial behavior dan Dire Prosocial Behavior.
Mahasiswa dengan tipe Altruistic Prosocial Behavior akan memberikan pertolongan kepada orang lain dengan sukarela tanpa
(34)
5
Universitas Kristen Maranatha mengharapkan imbalan dan tanpa melihat siapa yang ditolong. Mahasiswa dengan tipe Compliant Prosocial Behavior akan memberikan pertolongan apabila ia diminta. Mahasiswa dengan Emotional Prosocial Behavior akan memberikan pertolongan apabila keadaan orang yang akan ia tolong menggugah emosinya, misalnya seseorang yang terlihat menangis karena kesakitan. Mahasiswa dengan tipe Public Prosocial Behavior akan menunjukkan perilaku menolongnya didepan banyak orang guna mendapatkan pengakuan dari orang lain. Mahasiswa dengan tipe Anonymous Prosocial Behavior akan menunjukkan perilaku tanpa memberitahukan bahwa ia yang menolong. Sedangkan mahasiswa dengan tipe Dire Prosocial Behavior akan memberikan pertolongan kepada seseorang apabila orang tersebut benar-benar dalam keadaan yang terdesak atau darurat.
Berdasarkan survei awal pada 25 mahasiswa psikologi, 32% mengatakan bahwa mereka akan menolong secara sukarela karena memang sudah seharusnya menolong orang yang dalam kesulitan sehingga cenderung mengarah ke tipe Altruistic Prosocial Behavior. Sebanyak 4% mengatakan bahwa mereka menolong karena merasa kasihan atau iba atas kondisi orang yang memerlukan pertolongan sehingga cenderung mengarah ke tipe Emotional Prosocial Behavior. Sebanyak 20% mengatakan bahwa mereka menolong karena mereka diminta untuk menolong sehingga cenderung mengarah ke tipe Compliant Prosocial Behavior. Selanjutnya, sebanyak 4% mengatakan bahwa mereka menolong karena mereka takut dinilai buruk
(35)
6
Universitas Kristen Maranatha oleh banyak orang sehingga cenderung mengarah ke tipe Public Prosocial Behavior. Sebanyak 4% mengatakan bahwa mereka menolong tanpa memberi tahu kepada yang ditolong bahwa mereka yang menolong sehingga cenderung mengarah ke tipe Anonymous Prosocial Behavior. Sisanya sebanyak 36% lagi mengatakan bahwa mereka menolong karena orang yang memerlukan pertolongan berada dalam situasi yang darurat sehingga cenerung mengarah ke tipe Dire Prosocial Behavior.
Fenomena-fenomena inilah yang membuat peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai tipe-tipe perilaku prososial yang terdapat pada mahasiswa pada Universitas “X” di kota Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Melalui penelitian ini ingin diketahui mengenai tipe perilaku prososial pada mahasiswa di Universitas “X” di kota Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Untuk memperoleh gambaran mengenai perilaku prososial yang terdapat pada mahasiswa di Universitas “X” di kota Bandung.
(36)
7
Universitas Kristen Maranatha 1.3.2 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran mengenai tipe perilaku prososial yang dominan pada mahasiswa di Universitas “X” di kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoretis
1. Memberikan informasi mengenai tipe-tipe perilaku prososial yang dominan pada mahasiswa (masa remaja akhir) ke dalam bidang ilmu psikologi sosial
2. Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai tipe-tipe perilaku prososial.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai tipe perilaku prososial yang dominan. Dengan adanya informasi mengenai tipe perlaku prososial yang berkembang di kelangan mahasiswa, dapat dilakukan tindak lanjutoleh pihak-pihak yang terkait melalui kegiatan kemahasiswaan.
(37)
8
Universitas Kristen Maranatha 2. Memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait yang memiliki kesempatan untuk mengembangkan perilaku prososial pada mahasiswa seperti dosen wali, dosen pembimbing dan mentor mahasiswa mengenai tipe perilaku prososial yang dominan pada mahasiswa. Informasi ini dapat memberikan pemahaman kepada pihak-pihak terkait tersebut untuk mengembangkan perilaku prososial agar tercipta kehidupan yang lebih harmonis.
1.5 Kerangka Pikir
Pada hakekatnya, individu tidak dapat menjalankan hidup dengan baik tanpa adanya hubungan dengan orang lain, karena hampir setiap hari individu meluangkan waktunya bersama dengan orang lain (Ahmadi,1988 dalam ). Remaja hidup di tengah masyarakat dan tidak pernah berhenti berinteraksi dengan orang lain atau masyarakat sehingga dapat dikatakan remaja merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Di tengah keluarga dan masyarakat pula remaja akan berkembang dan bertumbuh menjadi seorang yang dewasa.
Secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja dimulai pada usia kira-kira 10 sampai 13 tahun dan berakhir antara usia 18 sampai 22 tahun. (Santrock,
(38)
9
Universitas Kristen Maranatha 2003). Remaja diharapkan mampu memenuhi tugas-tugas perkembangannya, diantaranya adalah mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, menerima peren jenis kelamin masing-masing (laki-laki dan perempuan), mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab (perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan masyarakat), serta memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku dan mengembangkan ideologi.
Proses perkembangan individu pada masa remaja berorientasi ke arah luar dari dirinya, ke luar lingkungan keluarga, ke luar lingkungan sekitarnya dan akhirnya menuju ke tempat masyarakat yang akan ditempatinya. Kehidupan sosial yang lebih luas, menyebabkan remaja akan mengalami perubahan hubungan dengan orang lain, diantaranya remaja harus banyak melakukan interaksi dengan lingkungan yang lebih luas dibandingkan dengan masa sebelumnya terutama pada masa remaja akhir. Pada masa remaja akhir (18-22 tahun), umumnya individu akan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dan mengambil peran sebagai mahasiswa. Mahasiswa yang berada pada masa perkembangan remaja akhir memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi, salah satunya adalah bertanggung jawab secara sosial. Salah satu bentuk dari bertanggung jawab secara sosial adalah perilaku prososial.
Definisi perilaku prososial adalah “tindakan yang memiliki maksud untuk memberikan pertolongan atau bermanfaat untuk orang lain ataupun
(39)
10
Universitas Kristen Maranatha kelompok tanpa mengharapkan imbalan” (Mussen dan Eissenberg, 1977). Perilaku tersebut mencakup berbagi (sharing), bekerja sama (cooperating), menolong (helping), jujur (honesty), menyumbang (donating), merawat (caring), dan memberi fasilitas bagi kesejahteraan orang lain (Mussen dkk, 1979).
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa perkembangan perilaku prososial telah dimulai sejak masa anak-anak. Dengan bertambahnya usia seorang anak, maka empatinya terhadap orang lain juga akan semakin berkembang. Mahasiswa yang berada pada tahap masa remaja akhir memiliki empati yang telah berkembang. Menurut pendekatan teori cognitive social learning, respon-respon prososial timbul karena pemahaman moral yang semakin berkembang (moral development) dan juga pengaruh dari lingkungan seperti reward dan punishment, serta modelling. Setiap individu memiliki pemahaman moral serta pengaruh lingkungan yang berbeda-beda sehingga respon prososial yang muncul juga berbeda-beda (Eisenberg, 2006). Carlo dan Randall (Carlo dan Randall, 2002) membagi perilaku prososial menjadi enam tipe, yaitu Altruistic Prosocial Behavior, Compliant Prosocial Behavior, Emotional Prosocial Behavior, Public Prosocial Behavior, Anonymous Prosocial Behavior dan Dire Prosocial Behavior.
Altruistic Prosocial Behavior adalah tindakan menolong secara sukarela yang dimotivasi oleh kepedulian terhadap kebutuhan dan
(40)
11
Universitas Kristen Maranatha kesejahteraan orang lain (Eisenberg and Fabes, 1998). Pada tipe ini orang yang menolong memfokuskan pada kesejahteraan orang lain sampai terkadang merugikan dirinya sendiri.
Mahasiswa yang termasuk tipe ini merasa memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk mensejahterakan masyarakat atau orang lain. Mereka menolong orang lain atas kesadaran mereka sendiri tanpa harus diminta dan mereka menolong karena mereka merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang membutuhkan pertolongan (simpati). Contohnya seorang mahasiswa yang dengan kesadarannya sendiri meminjamkan buku kepada temannya karena melihat temannya membutuhkan buku tersebut.
Tipe yang kedua adalah Compliant Prosocial Behavior, yaitu menolong orang lain sebagai respon dari permintaan verbal maupun nonverbal (Eisenberg et al., 1981). Mahasiswa yang termasuk dalam tipe ini biasanya menolong orang lain karena diminta oleh orang tersebut. Contohnya, mahasiswa yang bersedia menolong ketika diminta oleh dosennya untuk mengambilkan spidol ketika kuliah sedang berlangsung.
Emotional Prosocial Behaviors didefinisikan sebagai orientasi kepada menolong orang lain didalam keadaan yang menggugah emosi. Mahasiswa yang termasuk pada tipe ini akan menolong temannya yang menggugah emosinya untuk menolong.
(41)
12
Universitas Kristen Maranatha Public Prosocial Behavior adalah perilaku menolong yang muncul didepan banyak orang yang dimotivasi oleh keinginan untuk mendapatkan penerimaan dan rasa hormat dari orang lain (misalnya dari orang tua dan teman sebaya) dan menaikkan harga diri.
Mahasiswa yang termasuk pada tipe ini biasanya menolong orang lain dihadapan banyak orang dan menolong untuk mendapatkan rasa hormat dan pengakuan dari orang lain. Contohnya, mahasiswa yang membantu temannya yang terjatuh karena disana terdapat banyak orang yang melihat.
Anonymous Prosocial Behavior didefinisikan sebagai perilaku menolong tanpa ingin diketahui oleh yang ditolong. Mahasiswa dengan tipe ini biasanya menolong orang tanpa memberitahu bahwa ia yang menolong. Misalnya menyumbang tanpa menyebutkan namanya.
Tipe yang terakhir adalah Dire Prosocial Behavior, yaitu perilaku menolong dalam situasi krisis atau darurat. Mahasiswa dengan tipe ini biasanya memberikan pertolongannya kepada orang lain apabila orang tersebut berada dalam keadaan yang terjepit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tipe-tipe perilaku prososial adalah tingkat perkembangan moral, usia, jenis kelamin, pola asuh orang tua, modelling, budaya, dan peers. Menurut Eisenberg’s Model of Moral Development (1989) ada 6 tingkat perkembangan moral, remaja akhir berada pada tingkat perkembangan ketiga yaitu stereotype and/or approval-oriented
(42)
13
Universitas Kristen Maranatha reasoning, keempat yaitu emphatetic reasoning, dan kelima yaitu partly internalized principle.
Tingkat-tingkat perkembangan moral ini akan mempengaruhi tipe-tipe perilaku prososial. Pada tingkat stereotype and/or approval-oriented reasoning, remaja mampu membedakan perilaku yang baik dan buruk. Remaja cenderung melakukan perilaku baik atau buruk tersebut agar diterima ataupun diakui oleh lingkungannya. Selanjutnya, pada tingkat perkembangan emphatetic reasoning, remaja dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan juga mampu memandang masalah seseorang dari sudut pandang orang tersebut. Remaja pada tingkat perkembangan moral ini juga biasanya merasa tidak tega apabila melihat orang yang sedang berada dalam kesulitan, ia cenderung merasa lebih baik apabila dapat menolong orang tersebut dan merasa bersalah apabila tidak dapat menolong orang tersebut. Tingkat perkembangan moral selanjutnya yang dimiliki remaja adalah partly internalized principle. Pada tingkat ini, remaja bertindak berdasarkan nilai dan norma yang telah terinternalisasi dan juga memiliki perhatian terhadap kesejahteraan orang lain. Selain itu, remaja pada tingkat perkembangan moral ini juga menolong orang lain karena ia merasa sudah seharusnya ia menolong orang yang sedang berada dalam kesulitan.
Perilaku prososial juga berkaitan dengan usia, yaitu semakin meningkat usia akan meningkat pula kecenderungan untuk bertindak
(43)
14
Universitas Kristen Maranatha prososial. Beberapa kajian eksperimental dari Cialdini (dalam Dulkin, 2003) memberikan bukti bahwa orang dewasa lebih mungkin bertindak prososial jika mereka yakin perilaku tersebut akan menimbulkan rasa lega dari ketidaknyamanan karena melihat kondisi korban yang menyedihkan. Kedermawanan pada orang tua juga dilaporkan lebih besar dibanding orang yang lebih muda (Rossi dan Rossi dalam Dulkin,2003).
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi tipe prososial adalah jenis kelamin. Eagly dan Crowley, 1986 (dalam Eisenberg, 2006) menunjukkan melalui penelitiannya bahwa terdapat perbedaan perilaku prososial antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki lebih sering menunjukan sikap heroik dalam menolong sedangkan perempuan menolong berdasarkan situasi tertentu, seperti situasi yang melibatkan emosi.
Faktor lainnya yang mempengaruhi tipe perilaku prososial adalah pola asuh orang tua. Penelitian Dekovic dan Janssens,1992 (dalam Eisenberg, 2006) menunjukkan bahwa orang tua dengan pola asuh yang demokratis (yang melibatkan dukungan orang tua dan parental warmth) diasosiasikan dengan perilaku prososial pada anak-anak yang dilaporkan oleh guru dan teman sebaya mereka.
Pada faktor modelling, orang tua dan teman sebaya menjadi model bagi mahasiswa untuk melakukan perilaku prososial. Penelitian pada aktivis Caucasian civil rights (tahun 1950an dan 1960an) dilaporkan bahwa orang
(44)
15
Universitas Kristen Maranatha tua mereka terlibat secara aktif pada kegiatan manusiawi. Sebaliknya, pada individu yang kurang terlibat dalam kegiatan kemanusiaan, dilaporkan bahwa orang tua mereka memberikan nilai-nilai prososial namun tidak mempraktekkannya (Rosenhan, 1970 dalam Eisenberg, 2006)
Selanjutnya faktor peers (teman sebaya) mempengaruhi individu dalam perkembangan prososial karena peran mereka sebagai model dan juga sebagai reinforcement (penguat) atas tindakan prososial yang telah dilakukan. Selain itu, faktor terakhir yang mempengaruhi perilaku prososial pada mahasiswa adalah budaya. Dalam setiap budaya terkandung nilai yang berbeda-beda yang akan diinternalisasi oleh masyarakatnya termasuk nilai-nilai mengenai perilaku menolong.
(45)
16
Universitas Kristen Maranatha Penjelasan diatas dapat diringkas kedalam bagan kerangka pikir berikut:
Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pikir Faktor-faktor yang mempengaruhi :
- Tingkat perkembangan moral - Usia
- Jenis kelamin - Pola asuh orang tua - Modelling
- Budaya - Teman sebaya
Mahasiswa Psikologi yang berada pada masa perkembangan remaja akhir Tipe perilaku prososial
Altruistic Prosocial behavior Compliant Prosocial behavior Emotional Prosocial behavior Public Prosocial behavior Anonymous Prosocial behavior Dire Prosocial behavior Yang memiliki tugas
perkembangan bertangggung jawab secara sosial
(46)
17
Universitas Kristen Maranatha 1.6Asumsi
1. Mahasiswa berada pada masa perkembangan remaja akhir.
2. Tugas perkembangan remaja akhir salah satunya adalah bertanggung jawab secara social yang salah satu bentuknya adalah perilaku prososial.
3. Tipe-tipe perilaku prososial dipengaruhi oleh tingkat perkembangan moral, usia, jenis kelamin, pola asuh orang tua, modelling, budaya dan teman sebaya.
4. Terdapat tipe perilaku prososial yang berbeda-beda pada mahasiswa, yaitu tipe Altruistic Prosocial Behavior, tipe Compliant Prosocial Behavior, tipe Emotional Prosocial Behavior, tipe Public Prosocial Behavior, tipe Anonymous Prosocial behavior dan tipe Dire Prosocial Behavior.
(47)
62
Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2007 Universitas “X” di kota Bandung sebagian besar (72,27%) memiliki tipe perilaku prososial yang dominan tunggal dan sisanya (27,73%) memiliki kombinasi tipe perilaku prososial yangdominan. Tipe perilaku prososial yang dominan tunggal yang terdapat pada mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2007 Universitas “X” di kota Bandung adalah tipe Emotional Prosocial Behavior. Hal ini berarti mahasiswa fakultas psikologi memiliki tipe perilaku prososial yang akan menolong orang lain apabila mahasiswa berada dalam situasi yang menggugah emosi. 2. Terdapat keterkaitan antara tahapan perkembangan moral dengan tipe
perilaku prososial, dimana tahap perkembangan tertentu akan membentuk tipe perilaku tertentu.
3. Ada keterkaitan antara jenis kelamin dengan tipe perilaku prososial yang dominan. Perempuan memiliki tipe Emotional Prosocial Behavior yang dominan dan laki-laki memiliki tipe Anonymous Prosocial Behavior dan Emotional Prosocial Behavior yang dominan.
(48)
63
Universitas Kristen Maranatha Selain itu tipe Public Prosocial Behavior hanya terdapat pada responden laki-laki dan tidak terdapat pada responden perempuan. 4. Tidak terdapat keterkaitan antara modeling kepada orangtua dan
teman, reinforcement dari teman, pola asuh orangtua dan budaya dengan tipe perilaku prososial yang dominan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini.
5.2.1 Saran Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan sebagai bahan rujukan untuk memperkaya khasanah ilmu Psikologi khususnya bidang Psikologi Sosial dengan melakukan penelitian lain mengenai tipe perilaku prososial yang dominan dengan jumlah dan sampel yang berbeda. Selain itu, dapat dilakukan penelitian lebih lanjutan mengenai kontribusi tahapan perkembangan moral terhadap tipe perilaku prososial.
(49)
64
Universitas Kristen Maranatha 4.2.2 Saran Praktis
Bagi pihak-pihak terkait yang memiliki kesempatan untuk mengembangkan perilaku mahasiswa (dosen wali, dosen pembimbing dan mentor mahasiswa) :
- Disarankan untuk memonitor perkembangan moral mahasiswa agar dapat mengembangkan perilaku prososial pada mahasiswa yang berada pada masa perkembangan remaja akhir.
(50)
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1988. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Bina Aksara.
Bar-Tal, Daniel. 1976. Prosocial Behavior Theory and Research. Washington D.C : Hemisphere Publishing.
Carlo, Gustavo. Brandy A. Randall. 2002. The Development of a Measure of Prosocial Behaviors for Late Adolescents. Journal of Youth and Adolescence, 31:1. 31-44. Plenum Publishing Coorporation/Springer Verlag.
Durkin,K., 1995. Developmental Social Psychology. Massachusetts : WilleyBlackwell inc.
Eisenberg, Nancy. 2006. Hand Book of Child Psychology, Volume 3: Social, Emotional and Personality Development. Sixth Edition. USA : John Wiley & Sons, Inc.
Eisenberg, Nancy. 1982. The Development of Prosocial Behavior. New York : Academic Press Inc.
Hurlock, Elizabeth. 1997. Terjemahan, Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Nazir, Moh., Ph.D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Santrock, John. W. 2003. Adolescence. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.
Sarwono, S.W.,1997. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka
(51)
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN
http://melayuonline.com/article/?a=SFJUL3FMZVZBUkU4Ng%3D%3D=. Tanggal Akses 18 Januari 2008.
www.mahardika.com. Tanggal akses 23 mei 2008.
www.mhhe.com/socscience/devel/kid-c/resources/1-lecture/l-14.htm. Tanggal Akses 16 Mei 2008.
http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/24/20552454/berita.foto.kerusuhan.di. jalan.jenderal.sudirman. Tanggal Akses 30 Desember 2008
www.skripsi-tesis.com/hubungan-interpersonal-orang-tua-dengan-anak-dalam-mempengaruhi-perilaku-prososial-remaja-di-smu-negeri/. Tanggal Akses 29 Januari 2008.
Siregar, Ade Rahmawati. 2006. Motivasi Berprestasi Mahasiswa Ditinjau Dari Pola Asuh. Tesis. Universitas Sumatera Utara Medan.
Indriani, Yessi. 2008. Studi Deskriptif Tentang Motif Prososial Anggota Pekerja Sosial Masyarakat “X” di Bandung. Skripsi. Universitas Kristen Maranatha.
(1)
1.6Asumsi
1. Mahasiswa berada pada masa perkembangan remaja akhir.
2. Tugas perkembangan remaja akhir salah satunya adalah bertanggung jawab secara social yang salah satu bentuknya adalah perilaku prososial.
3. Tipe-tipe perilaku prososial dipengaruhi oleh tingkat perkembangan moral, usia, jenis kelamin, pola asuh orang tua, modelling, budaya dan teman sebaya.
4. Terdapat tipe perilaku prososial yang berbeda-beda pada mahasiswa, yaitu tipe Altruistic Prosocial Behavior, tipe Compliant Prosocial Behavior, tipe Emotional Prosocial Behavior, tipe Public Prosocial Behavior, tipe Anonymous Prosocial behavior dan tipe Dire Prosocial Behavior.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2007 Universitas “X” di kota Bandung sebagian besar (72,27%) memiliki tipe perilaku prososial yang dominan tunggal dan sisanya (27,73%) memiliki kombinasi tipe perilaku prososial yangdominan. Tipe perilaku prososial yang dominan tunggal yang terdapat pada mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2007 Universitas “X” di kota Bandung adalah tipe Emotional Prosocial Behavior. Hal ini berarti mahasiswa fakultas psikologi memiliki tipe perilaku prososial yang akan menolong orang lain apabila mahasiswa berada dalam situasi yang menggugah emosi. 2. Terdapat keterkaitan antara tahapan perkembangan moral dengan tipe
perilaku prososial, dimana tahap perkembangan tertentu akan membentuk tipe perilaku tertentu.
3. Ada keterkaitan antara jenis kelamin dengan tipe perilaku prososial yang dominan. Perempuan memiliki tipe Emotional Prosocial Behavior yang dominan dan laki-laki memiliki tipe Anonymous Prosocial Behavior dan Emotional Prosocial Behavior yang dominan.
(3)
Selain itu tipe Public Prosocial Behavior hanya terdapat pada responden laki-laki dan tidak terdapat pada responden perempuan. 4. Tidak terdapat keterkaitan antara modeling kepada orangtua dan
teman, reinforcement dari teman, pola asuh orangtua dan budaya dengan tipe perilaku prososial yang dominan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini.
5.2.1 Saran Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan sebagai bahan rujukan untuk memperkaya khasanah ilmu Psikologi khususnya bidang Psikologi Sosial dengan melakukan penelitian lain mengenai tipe perilaku prososial yang dominan dengan jumlah dan sampel yang berbeda. Selain itu, dapat dilakukan penelitian lebih lanjutan mengenai kontribusi tahapan perkembangan moral terhadap tipe perilaku prososial.
(4)
64
4.2.2 Saran Praktis
Bagi pihak-pihak terkait yang memiliki kesempatan untuk mengembangkan perilaku mahasiswa (dosen wali, dosen pembimbing dan mentor mahasiswa) :
- Disarankan untuk memonitor perkembangan moral mahasiswa agar dapat mengembangkan perilaku prososial pada mahasiswa yang berada pada masa perkembangan remaja akhir.
(5)
Ahmadi, Abu. 1988. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Bina Aksara.
Bar-Tal, Daniel. 1976. Prosocial Behavior Theory and Research. Washington D.C : Hemisphere Publishing.
Carlo, Gustavo. Brandy A. Randall. 2002. The Development of a Measure of Prosocial Behaviors for Late Adolescents. Journal of Youth and Adolescence, 31:1. 31-44. Plenum Publishing Coorporation/Springer Verlag.
Durkin,K., 1995. Developmental Social Psychology. Massachusetts : WilleyBlackwell inc.
Eisenberg, Nancy. 2006. Hand Book of Child Psychology, Volume 3: Social, Emotional and Personality Development. Sixth Edition. USA : John Wiley & Sons, Inc.
Eisenberg, Nancy. 1982. The Development of Prosocial Behavior. New York : Academic Press Inc.
Hurlock, Elizabeth. 1997. Terjemahan, Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Nazir, Moh., Ph.D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Santrock, John. W. 2003. Adolescence. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.
Sarwono, S.W.,1997. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka
(6)
DAFTAR RUJUKAN
http://melayuonline.com/article/?a=SFJUL3FMZVZBUkU4Ng%3D%3D=. Tanggal Akses 18 Januari 2008.
www.mahardika.com. Tanggal akses 23 mei 2008.
www.mhhe.com/socscience/devel/kid-c/resources/1-lecture/l-14.htm. Tanggal Akses 16 Mei 2008.
http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/24/20552454/berita.foto.kerusuhan.di. jalan.jenderal.sudirman. Tanggal Akses 30 Desember 2008
www.skripsi-tesis.com/hubungan-interpersonal-orang-tua-dengan-anak-dalam-mempengaruhi-perilaku-prososial-remaja-di-smu-negeri/. Tanggal Akses 29 Januari 2008.
Siregar, Ade Rahmawati. 2006. Motivasi Berprestasi Mahasiswa Ditinjau Dari Pola Asuh. Tesis. Universitas Sumatera Utara Medan.
Indriani, Yessi. 2008. Studi Deskriptif Tentang Motif Prososial Anggota Pekerja Sosial Masyarakat “X” di Bandung. Skripsi. Universitas Kristen Maranatha.