Studi Deskriptif Mengenai Social Adjustment pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas "X" Bandung.

(1)

i

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Studi Deskriptif Mengenai Social Adjustment pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung”. Tujuannya adalah mengetahui lebih lanjut bagaimana kemampuan social adjustment pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik survey. Populasi yang memenuhi karakteristik penelitian ini berjumlah 177 orang.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang telah dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori yang melandasinya, yaitu teori mengenai social adjustment. Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan rumus Rank Spearman dan reliabilitas dengan menggunakan teknik split half method, diperoleh 38 item valid, dengan validitas berkisar antara 0,208-0,668 dan reliabilitas 0,864 yang berarti alat ukur yang digunakan memiliki reliabilitas tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebanyak 97,2% mahasiswa memiliki social adjustment tinggi. Artinya, sebagian besar mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung memiliki derajat social adjustment yang tinggi, dan sisanya sebanyak 2,8% mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi Universitas “X” di Bandung memiliki social adjustment yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki kemampuan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan di perguruan tinggi. Derajat social adjustment sebanding dengan aspek-aspek social adjustment.

Saran yang diberikan untuk peneliti selanjutnya adalah melakukan penelitian lebih dalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi social adjustment yaitu faktor pengalaman belajar dan kondisi keluarga. Bagi dekan dan pembantu dekan Fakultas Psikologi Universitas “X” di Bandung disarankan untuk menghimbau setiap mahasiswa untuk mengikuti setiap kegiatan mahasiswa yang berguna untuk pengembangan diri mahasiswa.


(2)

ii

Universitas Kristen Maranatha

Abstract

The title of this study is A Descriptive Study About Social Adjustment on Psychology Student Class of 2011 “X” University in Bandung. The aim is how to learn skill of social adjustment on Psychology Student Class of 2011 “X” University in Bandung. The study design is descriptive method using survey technique. The population is 177 people.

The instrument used is an adopted questionnaire by researcher based on social adjustment. Based on Rank Spearman’s test validity and split half method’s test reliability formulas, the writer discovered 38 invalid items, with validity ranging from 0.208 to 0.668 and reliability around 0.864, meaning that the instrument used has high reliability.

Based on the results of this study concluded that 97.2% of students had a high social adjustment. The most of the students class of 2011 Faculty of Psychology at the University "X" in Bandung has a high degree of social adjustment, and 2.8% of the students class of 2011 on the Faculty of Psychology at the University "X" in Bandung has a low degree of social adjustment. The most of the students have the ability to obey with the norms and rules of the college. The degree of social adjustment is comparable with the social adjustment’s aspects.

The suggestions, for the next study, is to deeper investigate the factors’s affect of social adjustment is the factor of learning experience and family condition. Another suggestion, for the dean and assistant dean of the Faculty of Psychology University "X" in Bandung is to encourage each student to participate in many student activities to useful for personal development of students.


(3)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Maksud Penelitian ... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian... 10

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 10

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 11

1.5 Kerangka Pemikiran ... 12


(4)

viii

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 21

2.1 Pengertian Adjustment ... 21

2.2 Pengertian Social Adjustment ... 21

2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Social Adjustment ... 22

2.4 Lingkungan yang Membentuk Penyesuaian Sosial ... 23

2.5 Dewasa Muda ... 30

2.5.1 Pengertian Dewasa Awal ... 30

2.5.2 Tahap Perkembangan Dewasa Awal ... 30

2.5.3 Perkembangan-Perkembangan Dewasa Awal... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

3.1 Rancangan Penelitian ... 33

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ... 33

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 33

3.3.1 Variabel Penelitian ... 33

3.3.2 Definisi Operasional ... 34

3.4 Alat Ukur ... 35

3.4.1 Alat Ukur Social Adjustment ... 35

3.4.2 Kisi-Kisi Alat Ukur ... 36

3.4.3 Sistem Penilaian ... 37

3.4.4 Kategori Social Adjustment ... 37

3.4.5 Data Penunjang ... 37


(5)

ix

3.4.6.1 Uji Validitas Alat Ukur... 38

3.4.6.2 Uji Reliabilitas Alat Ukur ... 39

3.5 Populasi ... 40

3.5.1 Populasi Sasaran ... 40

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 40

3.6 Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Gambaran Sampel Penelitian ... 42

4.1.1 Gambaran Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

4.1.2 Gambaran Sampel Penelitian Berdasarkan Usia ... 43

4.2 Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Derajat Social Adjustment pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung ... 44

4.2.2 Tabulasi Silang Antara Derajat Social Adjustment dengan Kemampuan untuk Menghargai Pihak Otoritas ... 44

4.2.3 Tabulasi Silang Antara Derajat Social Adjustment dengan Kemampuan untuk Berpartisipasi Aktif dalam Kegiatan Kampus ... 45

4.2.4 Tabulasi Silang Antara Derajat Social Adjustment dengan Kemampuan untuk Membina Relasi yang Baik dengan Orang-Orang yang Ada di Fakultas ... 47


(6)

x

Universitas Kristen Maranatha 4.2.5 Tabulasi Silang Antara Derajat Social Adjustment dengan

Kemampuan untuk Menerima Batasan dan Tanggung Jawab .. 48

4.2.6 Tabulasi Silang Antara Derajat Social Adjustment dengan Kemampuan untuk Membantu Orang Lain ... 49

4.3 Pembahasan ... 50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1 Simpulan ... 64

5.2 Saran ... 65

5.2.1 Saran Teoritis ... 65

5.2.2 Saran Praktis ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

DAFTAR RUJUKAN... 69 LAMPIRAN


(7)

xi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran ... 19 Bagan 3.1 Rancangan Penelitian ... 33


(8)

xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur ... 36

Tabel 3.2 Sistem Penilaian Alat Ukur ... 37

Tabel 4.1.1 Gambaran Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

Tabel 4.1.2 Gambaran Sampel Penelitian Berdasarkan Usia ... 43

Tabel 4.2.1 Derajat Social Adjustment pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung ... 44

Tabel 4.2.2 Tabulasi Silang Antara Derajat Social Adjustment dengan Kemampuan untuk Menghargai Pihak Otoritas ... 44

Tabel 4.2.3 Tabulasi Silang Antara Derajat Social Adjustment dengan Kemampuan untuk Berpartisipasi Aktif dalam Kegiatan Kampus .... 45

Tabel 4.2.4 Tabulasi Silang Antara Derajat Social Adjustment dengan Kemampuan untuk Membina Relasi yang Baik dengan Orang-Orang yang Ada di Fakultas ... 47

Tabel 4.2.5 Tabulasi Silang Antara Derajat Social Adjustment dengan Kemampuan untuk Menerima Batasan dan Tanggung Jawab ... 48

Tabel 4.2.6 Tabulasi Silang Antara Derajat Social Adjustment dengan Kemampuan untuk Membantu Orang Lain ... 49


(9)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Letter of Consent, Data Penunjang, dan Alat Ukur Lampiran B. Uji Validitas Alat Ukur dan Item Valid

Lampiran C. Uji Reliabilitas Alat Ukur Lampiran D. Hasil Penelitian

Lampiran E. Tabulasi Silang Antara Social Adjustment Mahasiswa Angkatan 2011 dengan Faktor-Faktor yang Memengaruhi


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Perguruan tinggi memiliki tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, dan mengembangkan dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengoptimalkan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional (UU 2 tahun 1989, Pasal 16, ayat (1) ; PP 30 Tahun 1990, Pasal 2, Ayat (1)). Selain memiliki tujuan, pendidikan tinggi juga berfungsi sebagai membentuk kompetensi para mahasiswa sebagai calon pemikir, ilmuwan, dan profesional yang mampu menampilkan pemikirannya secara akademis (filosofis–logis).

Perbedaan perguruan tinggi (PT) dan sekolah menengah atas (SMA) adalah kurikulum, cara belajar, sistem kredit, lingkungan belajar, serta tuntutan belajar. Perbedaan yang pertama yaitu kurikulum di SMA


(11)

2

dimaksudkan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sedangkan di perguruan tinggi kurikulum mengarah pada upaya pembekalan pengetahuan dan ketrampilan terkait dengan disiplin ilmu tertentu baik secara teoritis maupun aplikasi. Perbedaan yang kedua yaitu pada saat di SMA, guru menjadi sumber utama ilmu pengetahuan, ia memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa sedangkan di kampus dosen berperan menjadi fasilitator. Mahasiswa lebih aktif belajar dan mencari sumber-sumber pelajaran sendiri seperti di perpustakaan, internet, jurnal, diskusi dan lain sebagainya.

Perbedaan yang ketiga yaitu pendidikan tinggi menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) untuk menetapkan beban studi mahasiswa tiap semester, hal ini berbeda dengan pendidikan di bangku SMA yang menganut sistem paket. Siswa SMA mempelajari sejumlah mata ajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kelas dan jurusan yang dimasukinya. Perbedaan yang keempat yaitu perguruan tinggi pada umumnya memiliki lingkungan belajar yang lebih fleksibel dibandingkan SMA. Ukuran kelas bervariasi, tergantung pada jumlah mahasiswa yang memilih mata ajaran tertentu. Mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan rekan-rekan yang berbeda-beda karena bebas memilih mata ajaran. Hal ini berbeda saat di SMA, siswa SMA belajar di kelas yang sama selama satu


(12)

3

Universitas Kristen Maranatha tahun ajaran, bersama teman-teman dan jumlah siswa dalam satu kelas yang relatif sama.

Perbedaan yang kelima yaitu mahasiswa memperoleh kebebasan untuk menetapkan target sendiri dalam belajar, menentukan kapan akan lulus, mata ajaran yang akan diambil, dan waktu belajar. Pada sisi non akademis, mahasiswa dituntut untuk mampu berinteraksi dengan rekan-rekan yang berbeda usia, minat, kebutuhan, dsb. Saat di SMA, hubungan guru dan siswa lebih personal dan dekat serta keterlibatan orangtua cukup aktif dalam pendidikan siswa.

Dengan adanya perbedaan tersebut sehingga menimbulkan akibat bagi mahasiswa baik secara positif maupun negatif. Akibat positif yang ditimbulkan yaitu mahasiswa menjadi aktif, mencari ilmu sendiri seperti di perpustakaan, internet, jurnal, dan diskusi, terdapat interaksi antara mahasiswa dengan dosen, insiatif sendiri untuk masuk kuliah, memiliki teman yang berbeda-beda dan mempunyai target yang jelas untuk dicapai. Akibat negatif yang ditimbulkan yaitu mahasiswa menjadi sesuka hati untuk masuk kuliah atau tidak, mahasiswa kurang mampu membangun interaksi dengan dosen maupun teman, mahasiswa kurang bertanggung jawab dengan pilihannya sendiri. Dengan kebebasan yang diberikan oleh kampus, mahasiswa menjadi melanggar peraturan yang telah ditetapkan, dan membantah apa yang dikatakan oleh dosen. Akibat negatif yang ditimbulkan membuat mahasiswa membutuhkan social adjustment.


(13)

4

Hal ini juga berlaku di salah satu Universitas di Bandung yaitu Universitas “X”. Mahasiswa baru memerlukan social adjustment untuk dapat bertahan kuliah dari awal semester hingga akhir semester. Universitas “X” memiliki salah satu Fakultas favorit di kalangan masyarakat yaitu Fakultas Psikologi. Fakultas Psikologi memiliki aturan dan norma yang harus ditaati oleh setiap mahasiswanya, selain itu Fakultas Psikologi juga memiliki senat mahasiswa yang mana di dalamnya terdapat berbagai macam kegiatan mahasiswa. Fakultas Psikologi membutuhkan social adjustment karena Fakultas Psikologi berkaitan langsung dengan bidang sosial.

Di Fakultas Psikologi terdapat mata kuliah Psikodiagnostika dari semester 3 sampai semester 7. Mata kuliah Psikodiagnostika mewajibkan mahasiswa mencari subyek penelitian mulai dari anak-anak hingga orang tua. Pada bagian inilah social adjustment berguna untuk membantu mahasiswa dalam mencari subyek penelitian agar mereka bersedia membantu mahasiswa. Mahasiswa yang mampu membina hubungan yang baik dengan subyek penelitian dapat membantu mahasiswa untuk melakukan social adjustment.

Social Adjustment adalah kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan sehat terhadap situasi, realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. Dalam proses penyesuaian sosial individu mulai berkenalan dengan kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya


(14)

5

Universitas Kristen Maranatha sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok (Schneiders, 1964). Dengan memiliki social adjustment maka seseorang akan mampu menerima serta menghargai otoritas, minat serta berpartisipasi untuk terlibat dalam aktivitas mereka, membangun relasi dengan teman-teman dan dosen, menerima pembatasan dan tanggung jawab, dan membantu orang lain.(Schneiders, 1964).

Mahasiswa angkatan 2011 yang menghormati pihak otoritas yang dalam hal ini adalah dosen-dosennya. Dari hasil wawancara terhadap salah satu dosen mata kuliah Psikodiagnostika didapatkan bahwa selama di dalam kelas, sebanyak ± 75% mahasiswa tidak melakukan apa yang diperintahkan oleh dosen seperti dosen meminta mahasiswa untuk merevisi ulang tugas mereka tetapi pada pertemuan berikutnya mahasiswa tetap membawa tugas yang sama. Ketika ditanya oleh dosen mengapa mahasiswa tidak merevisi ulang, mahasiswa menjawab dia lupa kalau dosen memberikan tugas merevisi ulang.

Mahasiswa yang mempunyai minat untuk berpartisipasi di lingkungan kampus terutama Fakultas Psikologi. Fakultas Psikologi mempunyai beberapa kegiatan yang dibawahi oleh Senat Mahasiswa. Kegiatan dapat terlaksana apabila terdapat panitia di dalamnya. Ketua panitia kegiatan mengadakan open recruitment kepada mahasiswa baik angkatan 2010 dan 2011. Ketika rapat senat, didapatkan bahwa mahasiswa angkatan 2011 kurang memiliki minat terhadap kegiatan mahasiswa.


(15)

6

Selama 2 minggu dibuka open recruitment, kurang dari 30 mahasiswa angkatan 2011 yang mendaftar untuk menjadi panitia. Dalam beberapa kegiatan didapatkan bahwa mahasiswa yang mendaftar adalah mahasiswa yang sama. Ketika panitia kegiatan menanyakan kenapa mahasiswa alasan mereka tidak mau mengikuti kegiatan karena mereka tidak mau diperintah oleh senior.

Mahasiswa yang menjalin relasi dengan orang lain. Dari hasil wawancara terhadap salah satu asisten dosen mata kuliah Psikodiagnostika didapatkan bahwa sebanyak ± 50% mahasiswa kurang mampu menjalin relasi dengan asisten dosen dan juga dosen. Ketika dosen menawarkan diri untuk membantu mahasiswa menjelaskan tugasnya, mahasiswa memilih menghindar dan duduk menjauh dari dosen tersebut. Di dalam kelas, mahasiswa juga duduk berdekatan dengan orang-orang yang sama tiap pertemuan. Ketika mahasiswa ditanya mengapa dia memilih duduk berdekatan dengan orang yang sama, mahasiswa menjawab kalau dia lebih nyaman duduk dengan temannya tersebut.

Dari hasil wawancara terhadap 20 orang mahasiswa angkatan 2011, dapat diketahui apa saja yang mahasiswa lakukan di dalam kelas, sebanyak 20% mahasiswa memilih tidur ketika di dalam kelas, sebanyak 60% mencatat apa yang dosen katakan, sebanyak 1% melamun, sebanyak 75% mendengarkan ketika dosen menerangkan, sebanyak 45% mengobrol dengan teman, sebanyak 10% makan dan minum, dan sebanyak 15% bermain hp. Apa saja yang mahasiswa lakukan ketika dosen bertanya,


(16)

7

Universitas Kristen Maranatha sebanyak 20% tidak menjawab dan sebanyak 80% menjawab. Sebanyak 65% sering telat masuk kelas, dan sebanyak 35% tidak pernah telat masuk kelas. Sebanyak 100% menyatakan tepat waktu ketika mengumpulkan tugas. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa yang bersedia menerima dan menghargai otoritas mereka, dalam hal ini adalah dosen, serta terdapat pula mahasiswa yang tidak bersedia menerima dan menghargai otoritas mereka, dalam hal ini adalah dosen. Sedangkan aturan yang ada di kelas, mahasiswa diminta untuk tidak makan dan minum dan tidak memainkan HP selama kuliah berlangsung.

Dari 20 mahasiswa juga, sebanyak 50% menyatakan bahwa mereka senang untuk mengikuti kegiatan-kegiatan senat mahasiswa seperti seminar, bedah buku, Lokakarya Anak dan Remaja (LAR), desa binaan, dll. Menurut mereka, itu dilakukan karena mereka merasakan kesenangan ketika mengikutinya serta mereka dapat berkenalan dengan senior dan mendapat pengalaman dalam organisasi seperti menjadi sie. Acara, sie. Dana Usaha (Danus), sie. Perlengkapan, dll. Sedangkan sebanyak 50% kurang tertarik mengikuti kegiatan tersebut karena mereka tidak menyukainya dan mereka lebih senang berkumpul bersama teman-temannya di luar perguruan tinggi dan mereka lebih senang berada di rumah bersama dengan kakak atau adik mereka. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 50% dari mereka sudah mempunyai minat untuk ikut aktif berpartisipasi di lingkungan perguruan tinggi terutama fakultas mereka.


(17)

8

Dalam hal menjalin relasi, sebanyak 25% mahasiswa bersedia untuk membangun hubungan yang dekat dengan dosen seperti ketika mahasiswa sedang mempunyai masalah bercerita kepada dosen wali, sedangkan sebanyak 75% menunjukkan mahasiswa mempunyai hubungan yang baik dengan dosen seperti menyapa dosen terlebih dahulu ketika bertemu di jalan. Mahasiswa yang bermasalah dengan dosen seperti berkali-kali terlambat masuk kelas sehingga dosen memintanya untuk tidak masuk lagi ke kelas sebanyak 10%, sedangkan sebanyak 90% mahasiswa tidak bermasalah dengan dosen. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa sudah mampu menjalin relasi yang baik dengan dosen dan teman-teman, dan terdapat pula mahasiswa yang kurang mampu menjalin relasi yang baik dengan dosen dan teman-temannya.

Dalam hal penerimaan batasan dan tanggung jawab, sebanyak 5% belum pernah mencari SP, sebanyak 55% agak kesulitan dalam mencari SP, dan sebanyak 40% tidak kesulitan dalam mencari SP. Mahasiswa yang bersedia memakai pakaian praktikum sebanyak 95%, sedangkan sebanyak 5% menyatakan tidak bersedia memakai pakaian praktikum. Sebanyak 65% mahasiswa menyatakan nyaman memakai pakaian praktikum, sedangkan sebanyak 35% menyatakan kurang nyaman memakai pakaian praktikum. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa yang mempunyai kesediaan dibatasi dan diberi tanggung jawab, dan terdapat pula mahasiswa yang kurang mempunyai kesediaan untuk diberi dan dibatasi tanggung jawabnya.


(18)

9

Universitas Kristen Maranatha Dalam hal membantu orang lain, didapatkan bahwa sebanyak 90% mahasiswa senang membantu teman-temannya seperti ketika teman kesulitan mengerjakan tugas maka belajar bersama-sama, sedangkan sebanyak 10 % mahasiswa tidak senang membantu temannya seperti membiarkan teman kesulitan mengerjakan tugas. Untuk meminjamkan buku kepada teman, sebanyak 75% tidak keberatan apabila ada temannya yang meminjam barang miliknya seperti bahan kuliah dan mencari text book bersama. Sedangkan, sebanyak 25% keberatan meminjamkan bukunya pada temannya. Untuk membangun relasi dengan dosen, sebanyak 10% tidak bersedia membantu dosen mereka seperti tidak membantu dosen menghidupkan laptop ketika dosen kesulitan menghidupkan laptop, sedangkan sebanyak 90% bersedia membantu dosen mereka seperti memanggilkan TKT untuk menukar laptop.

Social adjustment tidak hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam menyesuaikan di lingkungan sosialnya namun, social adjustment juga memberikan manfaat bagi kepentingan mahasiswa yang bersangkutan. Mahasiswa yang mampu menaati norma dan peraturan yang ada di perguruan tinggi terutama fakultas menjadikan mahasiswa merasa puas dengan kemampuannya dan mahasiswa juga dapat bertahan di lingkungan tersebut.

Untuk itulah peneliti tertarik untuk melihat bagaimana Social Adjustment mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi ini


(19)

10

menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru yaitu perguruan tinggi terutama fakultas mereka.

1.2Identifikasi Masalah

Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui:

Seberapa besar derajat kemampuan Social Adjustment pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai kemampuan Social Adjustment pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui lebih lanjut mengenai derajat kemampuan Social Adjustment pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Kegunaan teoritis dari penelitian ini ditujukan untuk pemahaman lebih mendalam pada ilmu Psikologi, khusunya Psikologi Sosial.


(20)

11

Universitas Kristen Maranatha 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penelitian

rujukan bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan Social Adjustment pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung mengenai Social Adjustment terhadap diri mereka sendiri. Diharapkan mereka dapat menyesuaikan diri di lingkungan perguruan tingginya terutama fakultasnya sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan Social Adjustment yang memadai.

2. Untuk memberikan informasi kepada:

 Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung mengenai Social Adjustment. Informasi ini dapat digunakan untuk pembuatan peraturan yang dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan Social Adjustment.  Para dosen wali Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung mengenai Social Adjustment. Informasi ini dapat digunakan untuk melakukan konseling sehingga konseling ini dapat membantu mahasiswa lebih mampu melakukan Social Adjustment.


(21)

12

1.5Kerangka Pemikiran

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu (Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1990). Usia rata-rata mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi adalah 18-22 tahun. Pada usia ini terjadi transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal. Transisi dari sekolah menengah atas menuju perguruan tinggi melibatkan suatu perpindahan menuju struktur sekolah yang lebih besar, lebih interpersonal, yang interaksinya adalah interaksi dengan teman sebaya yang lebih beragam latar belakang geografisnya dan juga kadang beragam latar belakang etnisnya, serta bertambahnya tekanan untuk mencapai prestasi, unjuk kerja, dan nilai-nilai ujian yang baik.

Transisi yang terjadi memiliki sisi positif yaitu siswa menjadi merasa lebih dewasa, mendapatkan lebih banyak mata pelajaran yang bisa dipilih, memiliki lebih banyak waktu dengan teman sebaya, memperoleh lebih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi gaya hidup dan nilai yang berbeda-beda, menikmati kebebasan dari pengawasan orang tua, dan menjadi lebih tertantang secara intelektual dengan adanya tugas-tugas akademik (Santrock, 2003). Transisi ini membuat mahasiswa menghadapi berbagai tuntutan. Salah satu tuntutannya adalah mahasiswa melakukan social adjustment.

Social Adjustment adalah kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan sehat terhadap situasi, realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan


(22)

13

Universitas Kristen Maranatha hidup bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. Dalam proses social adjustment individu mulai berkenalan dengan kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok (Schneiders, 1964).

Social Adjustment sendiri terbagi menjadi beberapa area berdasarkan lingkungan tempat seseorang harus menyesuaikan diri. Area-area tersebut adalah rumah, sekolah dan masyarakat. Di lingkungan sekolah, mahasiswa dituntut melakukan penyesuaian sosial yang tidak berbeda jauh dengan di lingkungan rumah. Mahasiswa dituntut untuk menghargai pihak otoritas, minat berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, relasi yang baik dengan teman-temannya maupun dosen, kesediaan untuk menerima tanggung jawab dan pembatasan, serta kesediaan dalam membantu orang lain.

Mahasiswa yang menghormati pihak otoritas yang dalam hal ini adalah dosen-dosennya, akan menunjukkan sikap yang positif seperti mendengarkan ketika dosen menerangkan, dan menunjukkan sikap menghargai dosen sebagai orang yang lebih tua. Dengan sikap seperti ini, maka dosenpun akan memberikan umpan balik yang positif sehingga akan memengaruhi mahasiswa dalam menjalin relasi dengan dosen. Sebaliknya, ketika mahasiswa memberikan respon yang negatif kepada dosennya maka akan menimbulkan perasaan negatif pula dan kemudian berpengaruh pada relasi mahasiswa dengan dosen tersebut. Penerimaan dan penghormatan


(23)

14

terhadap otoritas berkaitan dengan bagaimana cara mahasiswa dalam menjalin relasi sosial dengan orang lain, apakah mahasiswa tersebut mampu menjalin relasi sosial atau tidak mampu menjalin relasi sosial.

Mahasiswa yang menjalin relasi dengan orang lain tidak memiliki kesulitan dalam mencari pada saat mendapatkan tugas kelompok karena mahasiswa sudah mengetahui teman mana saja yang dapat dijadikan teman sekelompoknya dan dapat diajak bekerja sama mengerjakan tugas. Selain itu juga mahasiswa memiliki relasi yang positif dengan dosennya sehingga dosen juga akan memberikan umpan balik yang positif dan hal tersebut mendukung mahasiswa dalam menjalin relasi selama masa-masa kuliahnya. Salah satu hal yang mencerminkan relasi yang baik dengan orang lain yaitu adanya keinginan mahasiswa membantu temannya, seperti meminjamkan bahan kuliah ketika temannya tidak masuk kuliah atau tidak mempunyai bahan kuliah.

Mahasiswa yang mempunyai minat untuk berpartisipasi di lingkungan artinya mereka mau mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di lingkungan perguruan tinggi terutama fakultasnya. Dengan keinginan berpartisipasi tersebut, mahasiswa dapat belajar sesuatu yang baru dan semakin memperluas relasi sosial mereka dengan senior. Di Fakultas Psikologi Universitas “X” ada banyak kegiatan yang biasa diadakan seperti kegiatan senat mahasiswa. Biasanya mahasiswa didorong untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut walaupun pada akhirnya tidak semua mahasiswa akan mengikuti kegiatan tersebut.


(24)

15

Universitas Kristen Maranatha Seorang mahasiswa yang bertanggung jawab akan melaksanakan peran utamanya yaitu belajar. Mahasiswa yang memiliki tanggung jawab dan melaksanakannya dengan baik akan mendapatkan pandangan positif dari dosen dan teman-temannya. Mahasiswa tersebut akan merasa dihargai dan diterima oleh lingkungannya sehingga dapat membantunya untuk lebih mudah dalam menyesuaikan diri di lingkungan fakultas tersebut.

Mahasiswa yang membantu orang lain memiliki kepekaan terhadap kesulitan orang lain sehingga mahasiswa tersebut akan mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingannya sendiri. Hal ini, mahasiswa lakukan untuk mencapai tujuan bersama. Mahasiswa yang membantu orang lain akan dibantu juga oleh orang lain apabila mahasiswa tersebut menghadapi kesulitan.

Ada berbagai faktor yang memengaruhi social adjustment seseorang di perguruan tinggi, yaitu kepribadian, determinan psikologis seperti pengalaman, pembelajaran, conditioning, self-determination, frustrasi, dan konflik, dan kondisi lingkungan meliputi rumah, keluarga, dan sekolah. Kepribadian berfungsi sebagai penentu utama penyesuaian. Mahasiswa yang memiliki kepribadian ekstrovert akan lebih mudah dalam menghadapi tuntutan yang ada di lingkungannya. Mahasiswa menjadi lebih mudah dalam melakukan social adjustment. Mahasiswa yang memiliki kepribadian introvert mengalami kesulitan dalam melakukan tuntutan yang ada di lingkungannya karena mahasiswa tidak


(25)

16

mengungkapkan apa yang menjadi kesulitannya dalam melakukan social adjustment.

Determinan Psikologis meliputi pengalaman, pembelajaran, conditioning, self-determination, frustasi, dan konflik berkaitan dengan social adjustment dalam hal cara mahasiswa dalam menyerap pembelajaran, trial and error, conditioning, penghambatan, association, pembelajaran dengan rasional. Hasil dari pengalaman dan pembelajaran akan mengurangi ketegangan pada saat menjalin relasi sosial dengan orang lain. Melatih mahasiswa untuk bertanggung jawab atas kebiasaan dan keterampilannya akan membantu mereka melakukan social adjustment yang efektif.

Faktor yang lain adalah kondisi lingkungan khususnya keluarga, rumah, dan sekolah. Kondisi lingkungan berkaitan dengan social adjustment dalam hal hubungan anak dengan orangtua, hubungan anak dengan siblings, pola asuh orangtua terhadap anak, sistem keluarga, serta sosialisasi. Karakteristik dari masyarakat dan pengaruh perguruan tinggi juga berpengaruh terhadap social adjustment (Schneiders, 1964). Kedua faktor tersebut dapat menghambat atau meningkatkan social adjustment mahasiswa.

Ketiga faktor diatas dapat meningkatkan social adjustment mahasiswa angkatan 2011 apabila mahasiswa menyadari bahwa pengalaman dalam proses pembelajaran dapat membantunya menerima


(26)

17

Universitas Kristen Maranatha batasan dan tanggung jawab yang diberikan oleh dosen dan teman-teman kepadanya. Hubungan yang harmonis antara mahasiswa dengan orangtuanya dapat membantu mahasiswa dalam melakukan social adjustment di perguruan tinggi karena mahasiswa dapat menerima dan menghargai dosen atau orang yang lebih tua darinya karena mahasiswa mengetahui posisi dan perannya sebagai mahasiswa sehingga memengaruhi pola perilaku mereka.

Ketiga faktor diatas dapat menghambat social adjustment mahasiswa angkatan 2011 apabila mahasiswa kurang mampu untuk belajar dari proses pengalaman belajar sehingga mengakibatkan mahasiswa kurang mampu untuk menerima tanggung jawab dan batasan dari dosen dan teman-temannya. Hubungan yang terjadi dalam keluarga berpengaruh terhadap perilaku mahasiswa di perguruan tinggi, apabila hubungan mahasiswa dengan orangtuanya kurang harmonis dapat mengakibatkan mahasiswa kurang mampu untuk menerima dan menghargai dosen.

Mahasiswa yang memiliki social adjustment tinggi adalah mahasiswa yang mampu menerima dan menghargai dosen, mempunyai minat untuk melakukan kegiatan sosial di perguruan tinggi terutama fakultas Psikologi, menciptakan relasi yang baik dan benar dengan dosen, teman-teman, TU dan TKT, menerima batasan dan tanggung jawab sebagai mahasiswa, dan membantu dosen, teman-teman, TU dan TKT.


(27)

18

Mahasiswa yang memiliki social adjustment rendah adalah mahasiswa yang kurang mampu membantu dosen, teman, TU dan TKT akan mengalami kesulitan untuk menjalin relasi dengan mereka kemudian mahasiswa kurang mempedulikan untuk menerima dan menghargai dosen. Mahasiswa juga kurang mampu untuk menerima batasan dan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa karena mereka kurang dapat menaati peraturan-peraturan yang ada di perguruan tinggi mamupun fakultas Psikologi. Selain itu, mahasiswa juga kurang memiliki minat untuk berpartisipasi dalam kegiatan perguruan tinggi maupun fakultas Psikologi. Ketidakmampunya mahasiswa memenuhi tuntutan sosial dengan cara yang tidak dapat diterima dan tidak memuaskan bagi dirinya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka untuk memperjelas dibuat skema kerangka berpikir sebagai berikut :


(28)

19

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

Mahasiswa angkatan 2011

Fakultas Psikologi Social Adjustment

Aspek-Aspek Social Adjustment :

• Penerimaan dan penghargaan otoritas.

• Minat serta berpartisipasi untuk terlibat dalam aktivitas perguruan tinggi.

• Relasi dengan teman-teman dan dosen.

• Penerimaan pembatasan dan menerima tanggung jawab.

• Membantu orang lain.

Tinggi

Rendah Faktor-Faktor yang Memengaruhi Social

Adjustment : • Kepribadian

• Determinan psikologis seperti pengalaman, pembelajaran, conditioning, self-determination, frustasi, dan konflik. • Kondisi lingkungan khususnya kondisi


(29)

20

1.6Asumsi

• Perubahan yang terjadi di SMA menuju perguruan tinggi bagi setiap mahasiswa memerlukan Social Adjustment baru.

Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses Social Adjustment pada mahasiswa angkatan 2011 adalah kepribadian, determinan psikologis seperti pengalaman, pembelajaran, conditioning, self-determination, frustrasi, dan konflik, dan kondisi lingkungan khususnya kondisi rumah, keluarga dan sekolah.

Social Adjustment mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung berbeda-beda.


(30)

69

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik simpulan mengenai social adjustment pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung sebagai berikut:

1. Sebanyak 97,2% mahasiswa memiliki social adjustment tinggi. Artinya, sebagian besar mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung memiliki derajat social adjustment yang tinggi, dan sisanya sebanyak 2,8% mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi Universitas “X” di Bandung memiliki social adjustment yang rendah.

2. Semakin tinggi persentase dari aspek-aspek social adjustment, semakin tinggi hasil persentase social adjustment pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung.

3. Semakin rendah persentase dari aspek-aspek social adjustment, semakin rendah hasil persentase social adjustment pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung.


(31)

70

4. Mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung memiliki social adjustment yang tinggi sebanding dengan kelima aspek social adjustment yang memiliki persentase yang tinggi. Mahasiswa yang memiliki social adjustment yang rendah, memiliki kelima aspek social adjustment yang rendah juga.

5.2Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung, maka beberapa saran yang dapat diberikan peneliti sebagai berikut:

5.2.1 Saran Teoritis

1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi social adjustment yaitu faktor pengalaman belajar dan kondisi keluarga.

2. Peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian dengan variabel yang sama disarankan untuk menambahkan pembuatan data pribadi responden yang berisi jenis kelamin dan usia responden.

3. Peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian dengan variabel yang sama sebaiknya meninjau kembali


(32)

71

Universitas Kristen Maranatha pembuatan kuesioner data utama serta data penunjang supaya benar-benar sesuai dengan karakteristik responden, agar kuesioner yang dipakai lebih tepat untuk mengukur derajat social adjustment dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

4. Peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian dengan variabel yang sama sebaiknya mencari referensi lain untuk mendukung teori social adjustment.

5.2.2 Saran Praktis

1. Untuk mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung disarankan bagi mahasiswa yang memiliki social adjustment rendah untuk mengikuti dan melakukan apa yang diminta oleh dosen, bersedia ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kampus terutama Fakultas Psikologi, mampu untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di kampus baik itu teman satu fakultas ataupun beda fakultas, dosen, TU, dan TKT, mampu untuk bertingkah laku sesuai dngan aturan yang ada di kampus, dan mampu untuk membantu orang lain dengan cara tidak memilih siapa saja yang ingin dibantunya.

2. Untuk dekan dan pembantu dekan Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung disarankan untuk


(33)

72

menghimbau setiap mahasiswa baik yang memiliki social adjustment yang tinggi maupun rendah untuk mengikuti setiap kegiatan mahasiswa yang berguna untuk pengembangan diri mereka sendiri.

3. Untuk dosen wali Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung disarankan untuk melakukan konseling terhadap mahasiswa yang memiliki derajat social adjustment yang rendah yang bertujuan membantu mahasiswa untuk belajar mengenai bagaimana cara meningkatkan social adjustment mahasiswa ketika berada di kampus dan dosen memberikan feedback apabila terdapat mahasiswa yang social adjustmentnya meningkat ataupun menurun.


(34)

68

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Guildford, J.P. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education, 3rd edition. London : Mc. Graw-Hill

Schneiders, Alexander A. 1964. Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Rinehart and Winston

Santrock, John W. 2003. Life Span development Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga W, Gulo. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia


(35)

69

DAFTAR RUJUKAN

Fakultas Psikologi. 2009. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Universitas Kristen Maranatha

http://lesprivateindonesia.com/perbedaan-sekolah-menengah-atas-dan-perguruan-tinggi-part-1/ (diakses tanggal 20 Oktober 2013)

http://lesprivateindonesia.com/perbedaan-sekolah-menengah-atas-dan-perguruan-tinggi-part-2/ (diakses tanggal 20 Oktober 2013)

http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/30/pengertian-dan-tujuan-perguruan-tinggi-499395.html (diakses tanggal 5 September 2013)

http://www.pendidikanislam.net/index.php/untuk-siswa-a-mahasiswa/37-trampil-belajar/63-beda-antara-belajar-di-sekolah-dan-di-perguruan-tinggi (diakses tanggal 11 Oktober 2013)

http://www.sarjanaku.com/2012/06/pengertian-penyesuaian-sosial-definisi.html (diakses tanggal 30 Agustus 2013)

Fandayani, 2010. Studi Deskriptif Mengenai Penyesuaian Sosial Pada remaja Yang Tinggal Di Asrama Putri “X” Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Luciana, Kwee Fei Lien A Arline. 2011. Studi Deskriptif Mengenai Kemampuan Penyesuaian Sosial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan “X” Di Universitas “X” Bandung. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Sidharta, Irene. M.Y. 2006. Studi Deskriptif Mengenai Kemampuan Penyesuaian Sosial Di Lingkungan Sekolah Pada Anak Usia 9-11 Tahun Yang Mengikuti Kegiatan Woodcamp Satuan Cub Di Kota Bandung . Skripsi. Bandung: Universitas Kristen Maranatha\

Wisina, Chicha. 2007. Survey Mengenai Penyesuaian Sosial Di Kampus Pada Mahasiswa Teknik Informatika Angkatan 2005 Perguruan Tinggi “X” Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Kristen Maranatha


(1)

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik simpulan mengenai social adjustment pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung sebagai berikut:

1. Sebanyak 97,2% mahasiswa memiliki social adjustment tinggi. Artinya, sebagian besar mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung memiliki derajat social adjustment yang tinggi, dan sisanya sebanyak 2,8% mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi Universitas “X” di Bandung memiliki social adjustment yang rendah.

2. Semakin tinggi persentase dari aspek-aspek social adjustment, semakin tinggi hasil persentase social adjustment pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung.

3. Semakin rendah persentase dari aspek-aspek social adjustment, semakin rendah hasil persentase social adjustment pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung.


(2)

70

4. Mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung memiliki social adjustment yang tinggi sebanding dengan kelima aspek social adjustment yang memiliki persentase yang tinggi. Mahasiswa yang memiliki social adjustment yang rendah, memiliki kelima aspek social adjustment yang rendah juga.

5.2Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung, maka beberapa saran yang dapat diberikan peneliti sebagai berikut:

5.2.1 Saran Teoritis

1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi social adjustment yaitu faktor pengalaman belajar dan kondisi keluarga.

2. Peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian dengan variabel yang sama disarankan untuk menambahkan pembuatan data pribadi responden yang berisi jenis kelamin dan usia responden.

3. Peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian dengan variabel yang sama sebaiknya meninjau kembali


(3)

pembuatan kuesioner data utama serta data penunjang supaya benar-benar sesuai dengan karakteristik responden, agar kuesioner yang dipakai lebih tepat untuk mengukur derajat social adjustment dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

4. Peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian dengan variabel yang sama sebaiknya mencari referensi lain untuk mendukung teori social adjustment.

5.2.2 Saran Praktis

1. Untuk mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung disarankan bagi mahasiswa yang memiliki social adjustment rendah untuk mengikuti dan melakukan apa yang diminta oleh dosen, bersedia ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kampus terutama Fakultas Psikologi, mampu untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di kampus baik itu teman satu fakultas ataupun beda fakultas, dosen, TU, dan TKT, mampu untuk bertingkah laku sesuai dngan aturan yang ada di kampus, dan mampu untuk membantu orang lain dengan cara tidak memilih siapa saja yang ingin dibantunya.

2. Untuk dekan dan pembantu dekan Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung disarankan untuk


(4)

72

menghimbau setiap mahasiswa baik yang memiliki social adjustment yang tinggi maupun rendah untuk mengikuti setiap kegiatan mahasiswa yang berguna untuk pengembangan diri mereka sendiri.

3. Untuk dosen wali Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung disarankan untuk melakukan konseling terhadap mahasiswa yang memiliki derajat social adjustment yang rendah yang bertujuan membantu mahasiswa untuk belajar mengenai bagaimana cara meningkatkan social adjustment mahasiswa ketika berada di kampus dan dosen memberikan feedback apabila terdapat mahasiswa yang social adjustmentnya meningkat ataupun menurun.


(5)

Schneiders, Alexander A. 1964. Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Rinehart and Winston

Santrock, John W. 2003. Life Span development Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga W, Gulo. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia


(6)

69

DAFTAR RUJUKAN

Fakultas Psikologi. 2009. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Universitas Kristen Maranatha

http://lesprivateindonesia.com/perbedaan-sekolah-menengah-atas-dan-perguruan-tinggi-part-1/ (diakses tanggal 20 Oktober 2013)

http://lesprivateindonesia.com/perbedaan-sekolah-menengah-atas-dan-perguruan-tinggi-part-2/ (diakses tanggal 20 Oktober 2013)

http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/30/pengertian-dan-tujuan-perguruan-tinggi-499395.html (diakses tanggal 5 September 2013)

http://www.pendidikanislam.net/index.php/untuk-siswa-a-mahasiswa/37-trampil-belajar/63-beda-antara-belajar-di-sekolah-dan-di-perguruan-tinggi (diakses tanggal 11 Oktober 2013)

http://www.sarjanaku.com/2012/06/pengertian-penyesuaian-sosial-definisi.html

(diakses tanggal 30 Agustus 2013)

Fandayani, 2010. Studi Deskriptif Mengenai Penyesuaian Sosial Pada remaja Yang Tinggal Di Asrama Putri “X” Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Luciana, Kwee Fei Lien A Arline. 2011. Studi Deskriptif Mengenai Kemampuan Penyesuaian Sosial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan “X” Di Universitas “X” Bandung. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Sidharta, Irene. M.Y. 2006. Studi Deskriptif Mengenai Kemampuan Penyesuaian Sosial Di Lingkungan Sekolah Pada Anak Usia 9-11 Tahun Yang Mengikuti Kegiatan Woodcamp Satuan Cub Di Kota Bandung . Skripsi. Bandung: Universitas Kristen Maranatha\

Wisina, Chicha. 2007. Survey Mengenai Penyesuaian Sosial Di Kampus Pada Mahasiswa Teknik Informatika Angkatan 2005 Perguruan Tinggi “X” Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Kristen Maranatha