PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X IPA 3 SMA N 1 SIPAHUTAR.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X IPA 3

SMA N 1 SIPAHUTAR

Oleh:

Yani Everida Sagala NIM 4114111002

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TSTS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Barisan Dan Deret Di Kelas X IPA 3 SMAN 1 Sipahutar”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak/ ibu dosen yang mengajar di jurusan matematika dan juga kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, P.hD, Bapak Dr. M. Manullang, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. B. Sinaga, M.Pd, sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan ucapkan terimakasih kepada kesayangan Ayahanda T. Sagala dan Ibunda U. Silitonga terkhusus juga kepada Opung doli Sabar Silitonga dan Opung boru Nella Tambunan yang tiada henti memberikan dukungan doa, semangat, motivasi, dan materil kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed. Serta kepada kakakku terkasih Isabella, adik-adikku terkasih Rista Eska Sagala, Daniel Sagala, dan Jonathan Sagala. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman di kampus Unimed dan di Paduan Suara Consolatio serta semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.


(4)

v

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi pembaca.

Semoga Tuhan Memberkati Kita.

Medan, Juni 2015 Penulis,

Yani Everida Sagala NIM. 4114111002


(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X IPA 3

SMAN 1 SIPAHUTAR

YANI EVERIDA SAGALA (NIM. 4114111002) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray

(TSTS) pada materi barisan dan deret di Kelas X IPA 3 SMA N 1 Sipahutar. Jenis

penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 3 SMAN 1 Sipahutar yang berjumlah 38 orang siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS).

Bentuk soal tes hasil belajar siswa adalah uraian, setiap siklus dilakukan satu kali tes hasil belajar. Sebelum menerapkan tindakan, siswa diberikan tes awal. Dari hasil tes awal menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah, diperoleh 1 dari 38 siswa (2,63%) yang mencapai ketuntasan belajar klasikal dengan rata-rata 1,22. Setelah pemberian tindakan pada siklus I terdapat 5 dari 38 siswa (13,16%) mencapai ketuntasan belajar siswa secara klasikal dengan nilai rata-rata 1,99. Selanjutnya pada siklus II, subjek penelitian berkurang sebanyak 6 orang siswa, sehingga jumlah subjek yang diberi tindakan menjadi sebanyak 32 orang siswa. Dari pemberian tindakan pada siklus II diperoleh tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 75% atau 24 dari 32 orang siswa yang tuntas belajar secara individu dengan nilai rata-rata 2,92.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi barisan dan deret di kelas X IPA 3 SMAN 1 Sipahutar Tahun Ajaran 2014/2015.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 6

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Pengertian Belajar 8

2.1.2 Hasil Belajar 9

2.1.3 Pembelajaran Matematika 11 2.1.4 Model Pembelajaran 14 2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif 15 2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) 18

2.2Barisan dan Deret 23

2.2.1 Pola Barisan dan Deret 23 2.2.2 Barisan dan Deret Aritmatika 24 2.2.3 Barisan dan Deret Geometri 27


(7)

vii

2.3 Penelitian yang Relevan 28

2.4 Kerangka Konseptual 30

2.5 Hipotesis 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 32

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 32

3.2.1 Lokasi Penelitian 32

3.2.2 Waktu Penelitian 32

3.3 Subjek dan Objek Penelitian 32

3.3.1 Subjek Penelitian 32

3.3.2 Objek Penelitian 32

3.4 Prosedur Penelitian 33

3.4.1 Prosedur Penelitian Siklus I 34

3.4.1.1 Permasalahan I 34

3.4.1.2 Alternatif Pemecahan I (Rencana Tindakan I) 34 3.4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 34

3.4.1.4 Pengamatan I 35

3.4.1.5 Refleksi I 37

3.4.2 Prosedur Penelitian Siklus II 38

3.5 Alat Pengumpulan Data 38

3.5.1 Tes 39

3.5.2 Observasi 40

3.6 Teknik Analisis Data 41

3.6.1 Analisis Tes Hasil Belajar 41 3.6.2 Analisis Hasil Observasi 43 3.7 Indikator Keberhasilan 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian 44


(8)

viii

4.1.1.1 Permasalahan I 44

4.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah I 46 4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 47

4.1.4 Observasi I 49

4.1.5 Analisis Data I 50

4.1.6 Refleksi I 54

4.1.7 Siklus II 56

4.1.7.1 Permasalahan II 56 4.1.7.2 Alternatif Pemecahan Siklus II 57 4.1.7.3 Pelaksanaan Tindakan II 58

4.1.7.4 Observasi II 59

4.1.7.5 Analisis Data II 60

4.1.7.6 Refleksi II 62

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 63

4.3 Temuan Peneliti 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 70

5.2 Saran 70


(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Langkah - Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 18 Tabel 3.1 Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap 41 Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa 42 Tabel 3.3 Kriteria Rata-rata penilaian Observasi 43 Tabel 4.1 Daftar Hasil Tes Awal 44 Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 46 Tabel 4.3 Daftar Nilai Tes Hasil Belajar I 50 Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 52 Tabel 4.5 Data kesalahan siswa pada tes hasil belajar I 53 Tabel 4.6 Daftar Nilai Tes Hasil Belajar II 61 Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Hasil Belajar II 62


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Struktur kelompok model pembelajaran kooperatif

teknik Two Stay Two Stray (TSTS) 21 Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 33


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 73 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II 80 Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa I 86 Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa II 90 Lampiran 5. Tes Hasil Belajar I 94 Lampiran 6. Tes Hasil Belajar II 95 Lampiran 7. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 96 Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 99 Lampiran 9. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 101 Lampiran 10. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 102 Lampiran 11. Kisi- Kisi Tes Hasil Belajar I 103 Lampiran 12. Kisi- Kisi Tes Hasil Belajar II 104 Lampiran 13. Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 105 Lampiran 14. Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 107 Lampiran 15. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran I 109 Lampiran 16. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran II 112 Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian 115


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembangunan bidang pendidikan memiliki peranan yang mendasar dalam proses pengembangan sumber daya manusia yang multidimensional. Salah satu tema pokok kebijakan pembangunan pendidikan adalah peningkatan mutu pendidikan. Hal ini tidak dapat lepas dari masalah pembelajaran karena pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Suatu sistem pendidikan disebut bermutu dari segi proses adalah jika proses belajar mengajar berlangsung secara efektif. Siswa (pebelajar) mengalami proses pembelajaran yang bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang memadai. Keefektifan pembelajaran digambarkan oleh prestasi belajar yang dicapai oleh pebelajar. Dengan kata lain, makin efektif pembelajaran makin baik hasil belajar pebelajar (Hamid, 2009: 1).

Dalam menyampaikan pembelajaran di sekolah ada banyak cara yang bisa digunakan guru untuk menyampaikan materi. Namun, kebanyakan guru cenderung mengajar dengan menggunakan teknik yang minim dan monoton sehingga hasil pembelajaran menjadi tidak maksimal. Soemosasmito (dalam Trianto, 2009: 20) mengatakan guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran dengan presentasi waktu belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan teknik yang memaksa, negatif atau hukuman.

Banyak metode dan teknik pembelajaran yang sudah diciptakan para ahli dan telah disosialisasikan pada para guru. Diantaranya adalah melalui seminar pendidikan, program pelatihan guru, penyaluran buku-buku panduan, dan lain sebagainya. Menurut Gagne (dalam Hamid, 2009: 2) ada tiga fungsi yang dapat diperankan guru dalam mengajar, yakni sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, dan sebagai evaluator pembelajaran. Fungsi-fungsi ini sebaiknya lebih diperhatikan guru untuk menciptakan suasana belajar yang lebih variatif, menarik dan menghindarkan kejenuhan siswa sewaktu menerima pelajaran. Tentu hal ini dapat memberi pengaruh positif terhadap hasil belajar


(13)

2

siswa maupun prestasi belajar siswa menjadi semakin meningkat. Dengan demikian, tujuan pembelajaran telah tercapai.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan guru di sekolah. Menurut Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009: 253):

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Walaupun demikian, dalam pembelajaran matematika ternyata banyak siswa yang mengganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Seperti yang diungkapkan Abdurrahman (2010: 1) bahwa :

Penyebab siswa takut matematika diantaranya mencakup penekanan yang berlebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi pada proses belajar mengajar matematika, serta penekanan berlebihan pada prestasi individu. Karena itu untuk mengatasi masalah ini, peranan guru sangatlah penting. Sebab kesulitan dan ketakutan siswa dalam belajar matematika akan menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa.

Sulitnya siswa mempelajari pelajaran menggambarkan ketidakmampuan siswa dalam menguasai pengetahuan yang sedang dipelajari. Siswa yang kesulitan belajar biasanya akan selalu mendapatkan nilai yang cenderung rendah. Hal ini juga dikatakan oleh Abdurrahman (1999) bahwa:” para guru umumnya memandang semua siswa memperoleh hasil belajar ynag rendah disebut sebagai

siswa yang berkesulitan belajar”. Untuk mengatasi kesulitan siswa ini, guru perlu melakukan banyak cara untuk meningkatkan tingkat kemampuan siswa dalam setiap proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika yang mengajar di kelas X IPA 3 SMAN 1 Sipahutar didapati bahwa mayoritas siswa tidak menyukai pelajaran matematika karena mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memahami materi sehingga hasil belajar siswa menjadi cenderung rendah. Dan pernyataan ini didukung dengan data yang diperoleh pada tanggal 14 Agustus


(14)

3

2014 yang dilakukan di sekolah SMAN 1 Sipahutar kelas X IPA 3 berupa data empiris hasil ulangan harian siswa di kelas tersebut terdapat rata-rata hasil belajar siswa yang dikategorikan masih rendah. Diperoleh 8 siswa (27,05%) dari 38 siswa memperoleh skor tinggi, 6 siswa (15,79%) memperoleh skor sedang 11 siswa (28,95%) memperoleh skor rendah, dan 13 siswa (34,21%) lainnya memperoleh skor sangat rendah. Sedangkan Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, serta nilai tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal secara klasikal yaitu 75% dari keseluruhan siswa. Hal ini menunjukkan hasil belajar matematika siswa kelas X IPA 3 dikatakan masih rendah.

Hal ini juga didukung oleh Ibu N. Silitonga, S.Pd sebagai salah satu guru yang mengajar pelajaran matematika di SMAN 1 Sipahutar. Beliau mengatakan kemampuan menyelesaikan soal mengenai materi barisan dan deret masih lemah. Kondisi ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan proses penemuan konsep dari materi barisan dan deret yang sedang dipelajari, dan cenderung menghafal rumus barisan dan deret. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa juga kurang mendapat kesempatan untuk bersikap aktif karena penyampaian materi yang dilakukan guru lebih sering menggunakan metode ceramah. Metode ceramah ini kurang memperhatikan kualitas interaksi baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa pada saat pembelajaran yang seharusnya dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan hasil belajar.

N. Silitonga, S.Pd juga mengatakan bahwa hasil belajar siswa yang cenderung rendah ini tidak sepenuhnya diakibatkan oleh siswa itu sendiri, tapi juga pembelajaran yang masih cenderung berpusat pada guru dan penggunaan model pembelajaran yang minim dan kurang bervariasi, terutama dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif. Peranan guru dalam meningkatkan hasil belajar salah satunya adalah dengan melakukan perubahan model pembelajaran yang tepat sasaran. Strategi pembelajaran semestinya mengembangkan kemampuan dasar siswa, sehingga proses pembelajaran lebih menarik, efektif dan efisien dalam suasana akrab dan menyenangkan. Sehingga akan membangkitkan minat dan meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika.


(15)

4

Salah satu cara untuk membangkitkan minat belajar matematika siswa ada dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Penerapan metode pembelajaran ini adalah satu cara meningkatkan hasil belajar matematika pada materi barisan dan deret karena lebih mengedepankan keaktifan siswa dan guru hanya sebagai fasilisator, sehingga siswa dapat dengan leluasa mengemukakan ide kreatifnya sendiri dengan berdiskusi antar teman dan menemukan solusi bersama mengenai materi barisan dan deret sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai disamping itu suasana kelas menjadi lebih hidup. Ini selaras dengan pernyataan Artzt & Newman (dalam Trianto, 2009: 56) yang mengatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama menyelesaian tugas-tugas akademik (Trianto, 20011: 59).

Dalam pembelajaran kooperatif, siswa diberi kebebasan untuk membangun pengetahuannya dan mengkoordinasikan ide-ide yang dimilikinya. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan hal tersebut adalah model pembelajaran kooperatif teknik TSTS (Two Stay Two Stray). Teknik ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1990), dimana dapat dikombinasikan dengan teknik kepala bernomor, dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan umur, dan memungkinkan setiap kelompok untuk saling berbagi informasi dengan kelompok lain (Huda, 2011: 140).

Model pembelajaran TSTS ini dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran materi barisan dan deret, selain itu model ini memberi kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari model ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, sehingga siswa dapat berdiskusi dengan temannya, tentu saja hal ini dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar barisan dan deret. Model pembelajaran kooperatif teknik TSTS tidak sama


(16)

5

dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar model pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok. Ciri khas dari model pembelajaran ini adalah adanya pembagian tugas dari dalam kelompok, ada yang bertugas sebagai tamu untuk mencari informasi dari kelompok lain dan ada yang bertugas sebagai penerima tamu yang bertugas memberikan informasi atau hasil diskusi kelompoknya. Sehingga setiap peserta didik dilatih untuk mengungkapkan idenya dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan oleh guru. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif sehingga hasil belajar dapat meningkat.

Cohen (dalam Huda, 2011: 20) mengatakan prestasi belajar siswa sangat bergantung pada jenis tugas yang diterima oleh kelompok mereka dan cara kerja kelompok mereka menyelesaikan tugas tersebut. Untuk yang pertama, semua anggota kelompok harus mengerjakan bagian tugasnya sendiri-sendiri karena tidak satupun anggota yang bisa menyelesaikan tugas kelompok itu tanpa input dari anggota yang lain. Untuk yang kedua, interaksi yang berlangsung antara anggota kelompok bergantung pada struktur penyelesaian tugas tersebut.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TSTS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Barisan Dan Deret Di Kelas X IPA 3 SMA N 1 Sipahutar”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang menjadi fokus identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa sering mengalami kesulitan dalam belajar matematika 2. Hasil belajar matematika siswa masih rendah

3. Pembelajaran yang dilaksanakan masih cenderung berpusat pada guru 4. Model pembelajaran yang digunakan guru masih kurang bervariasi


(17)

6

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini difokuskan untuk meningkatkan hasil belajar matematika di kelas X IPA 3 SMA N 1 Sipahutar pada materi materi barisan dan deret dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay

Two Stray (TSTS) pada materi materi barisan dan deret di Kelas X IPA 3

SMA N 1 Sipahutar?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi materi barisan dan deret di Kelas X IPA 3 SMA N 1 Sipahutar dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi materi barisan dan deret di Kelas X IPA 3 SMA N 1 Sipahutar dan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa menjadi meningkat setelah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi materi barisan dan deret di Kelas X IPA 3 SMA N 1 Sipahutar.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelititan ini diharapakan memiliki beberapa manfaat, yaitu: 1. Untuk siswa

Mempermudah siswa dalam menguasai materi pelajaran matematika, dan meningkatkan hasil belajar matematika di sekolah.


(18)

7

Sebagai bahan pertimbangan untuk dijadikan sebagai salah satu metode alternatif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Untuk mahasiswa

Memberikan inspirasi dan referensi bagi penelitian sejenis, dan membantu mempersiapkan diri menjadi guru yang profesional.


(19)

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray pada materi barisan dan deret di kelas X IPA 3 SMAN 1 Sipahutar dapat terlihat dampaknya setelah melakukan dua siklus pembelajaran. 2. Model pembelajaran kooperatif dengan teknik Two Stay Two Stray

(TSTS) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi

barisan dan deret kelas kelas X IPA 3 SMAN 1 Sipahutar yang berjumlah 38 orang.

3. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan tes awal adalah sebesar 2,63% dengan rata-rata kemampuan belajar siswa 1,22, pada Tes Hasil Belajar I sebesar 45% dengan rata-rata kemampuan belajar siswa 1,99 dan pada Tes Hasil Belajar II sebesar 75% dengan rata-rata kemampuan belajar siswa 2,92.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, saran yang diajukan adalah:

1. Bagi guru matematika, model pembelajaran kooperatif dengan teknik Two

Stay Two Stray (TSTS) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi siswa agar lebih meningkatkan sikap sosial terutama dalam kerjasama kelompok dan lebih terampil dalam menerapkan konsep pada materi barisan dan deret.

3. Bagi peneliti selanjutnya agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.


(20)

71

DAFTAR PUSTAKA

.

Abdurrahman, M, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

Anonim, (2013) http://www.referensimakalah.com/ 2013/01/Pembelajaran-kooperatif-tipe-Two-Stay-Two-Stray-TS-TS.html. (Diakses 20 Februari 2014)

Aqib, Zainal, (2006), Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, Yrama Widya, Bandung

Arikunto, Suharsimi, (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta (diakses tanggal 20 Juli 2014)

Dyah, Syilvi, (2013) http://syilvidyah.blogspot.com/2013/05/matematika-bukan-menghafal-rumus.html (diakses 28 Juli 2014)

FMIPA, UNIMED, (2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi

Penelitian Kependidikan, FMIPA, UNIMED

Faiq, M, (2013) http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-kooperatif-two-stay-two-stray.html. (Diakses 20 Februari 2014)

Hamalik, O, (2001), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta

Hamalik, O, (2010), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Penerbit Bumi Aksara, Bandung.

Hamid K, Abdul, (2009) Teori Belajar Dan Pembelajaran, Unimed, Medan Huda, Miftahul, (2011), Cooperatif Learning: Metode, Teknik, Struktur Dan

Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Hudojo, Herman, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Matematika, Penerbit UM Press, Malang

Djamarah, (1995), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta Kemdikbud, (2013), Matematika: Buku Guru, Kemdikbud, Jakarta


(21)

71

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru, Rajawali Pers, Jakarta

Slameto, (2010), Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Trianto (2011) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep

Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Prenada Media, Jakarta

Ulfah, Fitriah, (2010), http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream

/123456789/3725/1/FITRIAH%20ULFAH-FITK.pdf (diakses 10 Juli 2014)


(1)

dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar model pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok. Ciri khas dari model pembelajaran ini adalah adanya pembagian tugas dari dalam kelompok, ada yang bertugas sebagai tamu untuk mencari informasi dari kelompok lain dan ada yang bertugas sebagai penerima tamu yang bertugas memberikan informasi atau hasil diskusi kelompoknya. Sehingga setiap peserta didik dilatih untuk mengungkapkan idenya dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan oleh guru. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif sehingga hasil belajar dapat meningkat.

Cohen (dalam Huda, 2011: 20) mengatakan prestasi belajar siswa sangat bergantung pada jenis tugas yang diterima oleh kelompok mereka dan cara kerja kelompok mereka menyelesaikan tugas tersebut. Untuk yang pertama, semua anggota kelompok harus mengerjakan bagian tugasnya sendiri-sendiri karena tidak satupun anggota yang bisa menyelesaikan tugas kelompok itu tanpa input dari anggota yang lain. Untuk yang kedua, interaksi yang berlangsung antara anggota kelompok bergantung pada struktur penyelesaian tugas tersebut.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TSTS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Barisan

Dan Deret Di Kelas X IPA 3 SMA N 1 Sipahutar”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang menjadi fokus identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa sering mengalami kesulitan dalam belajar matematika 2. Hasil belajar matematika siswa masih rendah

3. Pembelajaran yang dilaksanakan masih cenderung berpusat pada guru 4. Model pembelajaran yang digunakan guru masih kurang bervariasi


(2)

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini difokuskan untuk meningkatkan hasil belajar matematika di kelas X IPA 3 SMA N 1 Sipahutar pada materi materi barisan dan deret dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi materi barisan dan deret di Kelas X IPA 3 SMA N 1 Sipahutar?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi materi barisan dan deret di Kelas X IPA 3 SMA N 1 Sipahutar dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi materi barisan dan deret di Kelas X IPA 3 SMA N 1 Sipahutar dan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa menjadi meningkat setelah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi materi barisan dan deret di Kelas X IPA 3 SMA N 1 Sipahutar.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelititan ini diharapakan memiliki beberapa manfaat, yaitu: 1. Untuk siswa

Mempermudah siswa dalam menguasai materi pelajaran matematika, dan meningkatkan hasil belajar matematika di sekolah.


(3)

Sebagai bahan pertimbangan untuk dijadikan sebagai salah satu metode alternatif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Untuk mahasiswa

Memberikan inspirasi dan referensi bagi penelitian sejenis, dan membantu mempersiapkan diri menjadi guru yang profesional.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray pada materi barisan dan deret di kelas X IPA 3 SMAN 1 Sipahutar dapat terlihat dampaknya setelah melakukan dua siklus pembelajaran. 2. Model pembelajaran kooperatif dengan teknik Two Stay Two Stray

(TSTS) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi barisan dan deret kelas kelas X IPA 3 SMAN 1 Sipahutar yang berjumlah 38 orang.

3. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan tes awal adalah sebesar 2,63% dengan rata-rata kemampuan belajar siswa 1,22, pada Tes Hasil Belajar I sebesar 45% dengan rata-rata kemampuan belajar siswa 1,99 dan pada Tes Hasil Belajar II sebesar 75% dengan rata-rata kemampuan belajar siswa 2,92.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, saran yang diajukan adalah:

1. Bagi guru matematika, model pembelajaran kooperatif dengan teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi siswa agar lebih meningkatkan sikap sosial terutama dalam kerjasama kelompok dan lebih terampil dalam menerapkan konsep pada materi barisan dan deret.

3. Bagi peneliti selanjutnya agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA .

Abdurrahman, M, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

Anonim, (2013) http://www.referensimakalah.com/ 2013/01/Pembelajaran-kooperatif-tipe-Two-Stay-Two-Stray-TS-TS.html. (Diakses 20 Februari 2014)

Aqib, Zainal, (2006), Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, Yrama Widya, Bandung

Arikunto, Suharsimi, (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta (diakses tanggal 20 Juli 2014)

Dyah, Syilvi, (2013) http://syilvidyah.blogspot.com/2013/05/matematika-bukan-menghafal-rumus.html (diakses 28 Juli 2014)

FMIPA, UNIMED, (2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Penelitian Kependidikan, FMIPA, UNIMED

Faiq, M, (2013) http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-kooperatif-two-stay-two-stray.html. (Diakses 20 Februari 2014)

Hamalik, O, (2001), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta

Hamalik, O, (2010), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Penerbit Bumi Aksara, Bandung.

Hamid K, Abdul, (2009) Teori Belajar Dan Pembelajaran, Unimed, Medan Huda, Miftahul, (2011), Cooperatif Learning: Metode, Teknik, Struktur Dan

Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Hudojo, Herman, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Penerbit UM Press, Malang

Djamarah, (1995), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta Kemdikbud, (2013), Matematika: Buku Guru, Kemdikbud, Jakarta


(6)

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta

Slameto, (2010), Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Trianto (2011) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Prenada Media, Jakarta

Ulfah, Fitriah, (2010), http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream

/123456789/3725/1/FITRIAH%20ULFAH-FITK.pdf (diakses 10 Juli 2014)


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X PADA MATERI VEKTOR DI SMA N 1 KUTA COT GLIE.

0 18 1

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (tsts) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X-F pada materi hewan invertebrata di SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.

9 31 313

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPA F SMA NEGERI 1 PARIGI PADA MATERI BARISAN DAN DERET | Sudarsana | Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako 88

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LOGARITMA DI KELAS X IPA MODEL 1 SMAN 1 SIGI | Alfriyanti | Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako 8461 27808 1 PB

0 1 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BARISAN DAN DERET KELAS XI SMK PGRI 1 TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BARISAN DAN DERET KELAS XI SMK PGRI 1 TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BARISAN DAN DERET KELAS XI SMK PGRI 1 TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 56

Modul Matematika SMA materi Barisan & Deret

1 37 70

Hasil Belajar Barisan dan Deret Aritmatika Melalui Pembelajaran Skrip Kooperatif

0 0 10

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK KARTU ARISAN PADA MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI KELAS XI-APK SMK NEGERI 3 BANGKALAN

0 0 12