UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IXSMP NEGERI 3 RANTAU UTARA T.A 2014/2015.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA
SISWA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA
MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX
S M P N E G E R I 3 RA N T A U U T A R A T .A 2 0 1 4 / 2 01 5

Oleh :
Tiya Musanna
NIM 4101111054
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

iv


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika
Siswa Melalui Model Think Pair Share Pada Materi Bangun Ruang Sisi
Lengkung di Kelas IX SMP Negeri 3 Rantau Utara T.A 2014/2015”.
Dalam Penyusunan Skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril maupun material sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu, dengan sepenuh hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku dosen
Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bantuan berupa arahan,
bimbingan dan saran kepada penulis guna kesempurnaan skripsi ini. Bapak Drs.
H. Banjarnahor, M.Pd, Bapak Drs.Togi, M.Pd, dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd
sebagai dosen pemberi saran yang telah memberi masukan

mulai dari

perencanaan penelitian sampai dengan penyusunan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, selaku dosen

Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama
perkuliahan dan terima kasih juga kepadaa Bapak dan Ibu Dosen UNIMED serta
staf pegawai Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
membantu penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M,Si
selaku Rektor UNIMED dan Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.d selaku Dekan
FMIPA Unimed, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan matematika,
Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Pd selaku sekertaris Jurusan Matematika dan Bapak
Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika yang telah
banyak membantu selama penulisan skripsi ini. Terima kasih juga buat Bapak
Drs. Jumansyah selaku kepala sekolah dan Bapak Regen Lubis, S.Pd selaku guru
matematika serta seluruh Bapak dan Ibu guru SMP Negeri 3 Rantau Utara yang
telah membantu penulis selama melakukan penelitian ini.

v

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
Drs. Ahmad Kanali dan Ibunda tersayang Rohana Br.Turnip yang telah banyak
memberi kasih sayang, dukungan baik moril maupun materil, nasehat, dan doa
sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik.

Semoga Allah SWT memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayah dan
Ibunnda. Ucapan terima kasih juga ingin penulis sampaikan kepada Abang saya
Rokan Mizly, S.Pd serta Adik tersayang Irfan Ulya yang telah memberi semangat
dan motivasi kepada penulis. Saya ucapkan terima kasih terkhusus dan yang saya
banggakan buat Hasanul Fadhilah Mrp yang selalu memotivasi dan membantu
saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa juga kepada sahabat-sahabatku
Putri, Ai, Ijah dan adindaku Ika, teman-teman PPLT 2010 SMAN 3 Kisaran dan
sesama mahasiswa jurusan pendidikan matematika terutama stambuk 2010 serta
teman seperjuangan Matematika Dik C 2010.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini,
namun kemungkinan masih banyak kekurangan dalam skripsi ini baik dari segi
isi, maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca. Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan
pendidikan dimasa yang akan datang.

Medan, September 2014
Penulis,

Tiya Musanna

NIM. 4101111054

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi

viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian

1
7

8
8
8
9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Belajar Matematika
2.1.3 Kemampuan Penalaran
2.1.4 Kemampuan Penalaran Matematika
2.1.5 Model Pembelajaran Think Pair Share
2.1.6 Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung melalui model TPS
2.1.8 Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung
2.2
Kerangka Konseptual
2.3
Hipotesis Tindakan


10
10
11
13
14
18
23
25
31
31

BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3
Subjek dan Objek Penelitian
3.3.1 Subjek Penelitian
3.3.2 Objek Penelitian

3.4
Prosedur Penelitian
3.5
Instrumen dan Alat Pengumpul Data

32
32
32
32
32
33
37

vii

3.5.1 Tes Kemampuan Penalaran
3.5.2 Observasi
3.6
Teknik Analisis Data
3.6.1 Menganalisis Tes Kemampuan Penalaran

3.6.2 Paparan Data
3.6.3 Kesimpulan Data

37
39
39
39
41
42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I
4.2.
Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II
4.3
Temuan Penelitian
4.4
Pembahasan Hasil Penelitian


43
52
61
63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

69
70

DAFTAR PUSTAKA

71

ix


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5

Penelitian TIMMS 2011
Kriteri Penskoran Tes Penalaran
Validator Soal Tes
Kategori Tingkat Kemampuan Penalaran
Kriteri Penilaian Observasi
Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa Siklus I
Hasil Lembar Observasi Guru Siklus I
Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa Siklus II
Hasil Lembar Observasi Guru Siklus II
Deskripsi Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa

Halaman
3
38
38
40
41
48
49
58
59
61

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 29
Lampiran 30
Lampiran 31
Lampiran 32

Silabus Bangun Ruang Sisi Lengkung
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lembar Aktivitas Siswa Siklus I
Lembar Aktivitas Siswa Siklus II
Lembar Observasi Guru Siklus I
Lembar Observasi Guru Siklus II
Hasil Observasi Guru Siklus I
Hasil Observasi Guru Siklus II
Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lembar Observasi Siswa Siklus II
Hasil Observasi Siswa Siklus I
Hasil Observasi Siswa Siklus II
Kisi-Kisi Tes Awal
Tes Awal
Analisis Hasil Tes Awal
Letak Kesulitan Siswa Pada Tes Awal
Pedoman Penskoran
Kisi-Kisi Tes Penalaran I
Tes Penalaran I
Validitas Tes Penalaran I
Alternatif Penyelesaian Tes Penalaran I
Analisis Hasil Tes Penalaran I
Kisi-kisi Tes Penalaran II
Tes Penalaran II
Validitas Tes Penalaran II
Alternatif Penyelesaian Tes Penalaran II
Analisis Hasil Tes Penalaran II
Deskripsi Hasil Tes
Daftar Nama Siswa
Dokumentasi Penelitian
Surat-surat

73
75
89
105
116
126
132
138
139
140
146
152
153
154
155
156
158
159
160
161
163
172
176
178
179
181
190
193
195
196
198
201

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan sumber daya manusia (SDM), sejalan dengan kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi yang menuntut manusia untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2011, 1) bahwa :
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses
pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.
Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber
daya manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang
satu dengan lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarenga.
Pada suatu Negara, sumber daya alam yang banyak melimpah belum tentu
merupakan jaminan bahwa negara tersebut akan makmur, bila pendidikan sumber
daya manusia terabaikan. Suatu negara yang memiliki sumber daya alam yang
banyak bila tidak ditangani oleh sumber daya manusia yang berkualitas, pada
suatu saat akan mengalami kekecewaan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia merupakan tugas besar dan memerlukan waktu yang panjang.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak lain harus melalui proses
pendidikan yang baik dan terarah.
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh
kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong
dan

memfasilitasi

kegiatan

belajar

mereka.

Sesuai

dengan

pernyataan

Sukmadinata (dalam Hudojo 2005: 4) bahwa:“ Pendidikan berfungsi membantu
peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi,
kecakapan serta karakteristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi dirinya
maupun lingkungannya”.
Berdasarkan (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan) bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

2

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Salah satu ilmu pendidikan yang di pelajari adalah pendidkan matematika.
Pendidikan matematika merupakan hal yang penting didapatkan dalam proses
pembelajaran disekolah, terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Tujuan umum pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah
memberikan penekanan pada penataan penalaran dan pembentukan sikap siswa.
Sedangkan pada tujuan kedua memberikan penekanan pada keterampilaqn dalam
penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.
Tetapi pada kenyataannya, kondisi pendidikan di Indonesia terutama
matematika dinilai sangat rendah. Banyak data yang mendukung opini ini, seperti;
 Penelitian Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMMS) tahun 2011 menunjukkan, peringkat matematika Indonesia
berada di deretan 34 dari 50 negara, sejauh ini Indonesia masih belum
lepas dari deretan penghuni papan bawah.
 Hasil penelitian Tim Prodramme of International Student Assessment
(PISA) menunjukkan, indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41
negara pada kategori literatur matemtika.
Padahal kalau kita teliti lebih dalam lagi, berdasarkan penelitian yang juga
dilakukan oleh TIMMS yang dipublikasikan 26 Desember 2011, jumlah jam
pengajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia
dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa kelas 8 di Indonesia rata-rata mendapat
169 jam pelajaran matematika. Sementara di Malaysia hanya mendapat 120 jam
dan singapura 112 jam.Tetapi kenyataannya, prestasi indonesia jauh di bawah
kedua negara tersebut.
Selain itu, pada penelitian TIMMS 2011 pencapaian rata-rata matematika
siswa SMA sangat rendah, dapat dilihat dari tabel penelitian TIMMS 2011,
berikut;

3

Tabel 1.1 penelitian TIMMS 2011
Negara

Bilangan

Aljabar

geometri
dan
pengukuran

data
dan
peluang

knowing

Applying

Reasoning

Singapura

77 (0.9)

72 (1.1)

71 (1.0)

72 (0.9)

82 (0.8)

73 (1.0)

62 (1.1)

Korea Ref

77 (0.5)

71 (0.7)

71 (0.6)

75 (0.5)

80 (0.5)

73 (0.6)

65 (0.6)

Jepang

63 (0,7)

60 (0.7)

67 (0.7)

68 (0.6)

70 (0.6)

64 (0.6)

56 (0.7)

Malaysia

39 (1.3)

28 (0.9)

33 (1.1)

38 (0.9)

44 (1.2)

33 (1.0)

23 (0.9)

Thailand

33 (1.0)

27 (0.9)

29 (0.9)

38 (0.8)

38 (1.0)

30 (0.8)

22 (0.8)

Indonesia

24 (0.7)

22 (0.5)

24 (0.6)

29 (0.7)

37 (0.7)

23 (0.6)

17 (0.4)

Rata-rata
International

43 (0.1)

37 (0.1)

39 (0.1)

45 (0.1)

49 (0.1)

39 (0.1)

30 (0.1)

Sumber: (Mullis dalan Rosnawati, 2013)

Dari tabel tampak bahwa Kemampuan rata-rata peserta didik Indonesia
pada tiap domian ini masih jauh di bawah negara tetangga Malaysia, Thailand dan
Singapura. Rata-rata persentase yang paling rendah yang dicapai oleh peserta
didik Indonesia adalah pada domain kognitif pada level penalaran (reasoning)
yaitu 17% dan pada materi geometri dan pengukuran yaitu 24% . Rendahnya
kemampuan matematika peserta didik pada domain penalaran perlu mendapat
perhatian.
Menurut Keraf (dalam Shadiq, 2004:2) pengertian penalaran adalah
sebagai proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta yang diketahui
menuju

pada suatu kesimpulan. Penalaran matematika sering kali diabaikan

dengan anggapan tidak memberikan dampak secara langsung bagi siswa (Nizar,
2007).
Salah satu akar permasalahan yang mengakibatkan prestasi matematika
siswa itu rendah diduga karena kebanyakan guru mengajar dengan mengguakan
metode, strategi yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu
rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan oleh proses pembelajaran
yang masih bersifat tradisional dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dari hasil tes kemampuan penalaran yang telah dilaksanakan di kelas VIII2 SMP Negeri 3 Rantau Utara terlihat bahwa siswa sulit untuk mengubah kalimat

4

verbal menjadi kalimat matematika, siswa kurang mampu memodifikasi konsep
yang sudah mereka ketahui sebelumnya untuk menjadi suatu bentuk penyelesaian,
dan siswa sering tidak teliti dalam perhitungan sehingga berpengaruh pada saat
pengambilan keputusan, hasil akhir menjadi keliru. Terutama pada saat siswa
menyelesaikan soal penalaran seperti berikut : Kelsa bermain stik es, dari stik es
tersebut ia dapat membentuk bangun persegi. Jika menggunakan 4 buah stik es
maka Kelsa dapat membentuk 1 bangun persegi. Jika menggunakan 7 buah stik
es maka Kelsa dapat membentuk 2 bangun persegi. Dan jika menggunakan 10
buah stik es maka Kelsa dapat membentuk 3 bangun persegi. Tentukan polanya !
Jika Kelsa ingin membentuk 10 bangun persegi, maka berapakah stik es yang
diperlukan? dan jika Kelsa ingin membuat kerangka kotak dari stik es tersebut
berapa banyak stik yg Kelsa perlukan ? Buatlah gambarnya. Gambar apakah itu?
Dengan melihat tabel hasil tes awal kemampuan penalaran siswa yang
terdapat pada Lampiran 15, diketahui gambaran hasil belajar siswa dan tingkat
kemampuan penalaran siswa SMP Negeri 3 Rantau Utara dari 36 orang siswa
yang mengikuti tes, diperoleh nilai rata-rata kelas adalah 47,22 sebagai gambaran
hasil belajar siswa. Sedangkan gambaran tingkat kemampuan penalaran siswa
secara penguasaan siswa yang telah memiliki kemampuan penalaran pada tingkat
kemampuan sangat tinggi terdapat 0 orang (0%), 8 orang (22,22%) siswa yang
memiliki kemampuan tinggi, 0 orang (0%) kemampuan cukup, 17 orang (47,22%)
siswa yang memiliki kemampuan kurang, dan 11 orang (23,53%) memiliki tingkat
kemampuan sangat kurang.
Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara dengan guru bidang studi
matematika di SMP Negeri 3 Rantau Utara yang menyatakan bahwa :
Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal
bernalar dan berhitung. Siswa banyak melakukan kesalahan dalam
mengubah dan menyelesaikan soal. Karena itu saat di tes, nilai mereka pun
menjadi rendah terutama pada materi kubus dan balok. Karena pada
umumnya materi ini menyangkut soal penalaran.
Mengingat bahwa kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII
dalam menyelesaikan masalah bangun ruang sisi datar yang masih rendah, maka
penelitian ini dilakukan pada semester selanjutnya yaitu kelas IX pada materi

5

yang hampir sama yaitu materi tabung, kerucut dan bola pada bangun ruang sisi
lengkung. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini lebih memfokuskan
pada profil kemampuan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan soal
bangun ruang sisi lengkung.
Mempelajari materi Geometri dan Pengukuran bukan hanya kemampuan
berhitung yang di tuntut, tetapi juga kemampuan penalaran atas suatu konsep.
Kesulitan siswa dalam untuk menyelesaikan soal cerita bentuk aplikasi rumus
pada Geometri dan Pengukuran ini disebabkan kurangnya penggunaan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi sehingga menyebabkan rendahnya daya
nalar siswa.
Berdasarkan pada observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 18
Februari 2014 pada pembelajaran matematika di SMP Negeri 3 Rantau Utara,
pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih berorientasi pada pola
pembelajaran yang didominasi oleh guru. Keterlibatan siswa selama ini masih
belum optimal.
Di dalam proses belajar mengajar, guru dituntut untuk mendorong siswa
belajar secara aktif sehingga pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Senada
dengan Slameto (2003 : 36) mengemukakan bahwa :
Dalam proses belajar mengajar, guru harus banyak menimbulkan aktivitas
siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan
aktivitas siswa sendiri,kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi
dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda.
Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi
dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah,
melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang
disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia
memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik.
Dari uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa banyaknya siswa
yang berkemampuan penalaran rendah dipengaruhi juga oleh proses pembelajaran
yang kurang bermakna. Seperti yang dipaparkan oleh Keraf dalam Shadiq (2004 :
2) bahwa :
Rendahnya kemampuan penalaran matematika, tidak lepas dari proses
pembelajaran matematika. Penalaran diartikan sebagai proses berpikir

6

yang berusaha menghubungkan fakta-fakta atau evidensi yang diketahui
menuju kepada suatu kesimpulan.
Strategi pembelajaran dalam hal ini model yang kurang bervariasi
merupakan salah satu pemicu rendahnya kemampuan penalaran dan hasil belajar
siswa. Senada dengan pendapat Silver dan Smith (dalam Sanjaya 2009 : 90) :
Peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan strategi
pembelajaran adalah mengajukan dan menyediakan tugas yang
memungkinkan siswa terlibat secara aktif berfikir, mendorong dan
menyimak dengan hati-hati ide-ide yang dikemukakan siswa secara lisan
dan tertulis, mempertimbangkan dan memberi informasi terdahap apa yang
digali siswa dalam diskusi, serta memonitor, menilai, dan mendorong
siswa untuk berpartisipasi secara aktif.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan penalaran siswa, diperlukan
berbagai terobosan baru dalam pembelajaran matematika upaya melatih dan
membiasakan siswa bernalar. Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru
sebagai pembimbing peserta didik adalah memilih model pembelajaran yang
tepat. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan
kebosanan, kurang paham terhadap materi yang diajarkan, dan akhirnya dapat
menurunkan motivasi peserta dalam belajar.
Salah satu Model Pembelajaran yang dapat membantu peserta didik
berlatih dalam penalaran matematika adalah model pembelajaran Think Pair
Share (TPS). Model Think Pair Share dikembangkan oleh Frank Lyman dan
rekan-rekannya dari Universitas Maryland. Think Pair Share memiliki prosedur
secara eksplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir,
menjawab, saling membantu satu sama lain (Ibrahim dalam Estiti, 2007:10)
dengan cara ini diharapkan siswa mampu bekerjasama, saling membutuhkan dan
saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
Model TPS merupakan salah satu strategi dalam pembelajara kooperatif
yang dapat memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir sehingga strategi ini
punya potensi kuat untuk memberdayakan kemampuan bernalar siswa.
Peningkatan kemampuan bernalar siswa akan meningkatkan hasil belajar atau
prestasi siswa dan kecakapan akademiknya.

7

Siswa dilatih bernalar dan dapat berpikir kritis untuk memecahka masalah
yang diberikan oleh guru. Guru juga memberikan kesempatan siswa untuk
menjawab dengan asumsi pemikirannya sendiri, kemudian berpasangan untuk
mendiskusikan hasil jawabannya kepada teman sekelas untuk dapat didiskusikan
dan dicari pemecahan masalahnya bersama-sama sehingga terbentuk suatu
konsep.
Berkaitan dengan uraian diatas, maka penulis tertarik utuk mengangkat
mengenai hal tersebut di dalam penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Think
Pair share (TPS) Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX SMP
Negeri 3 Rantau Utara T.A 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Rendahnya kemampuan siswa menyelesaikan soal yang membutuhkan
penalaran
2. Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat kepada guru.
3. Proses pembelajaran yang kurang mendukung siswa untuk aktif dalam
menyelesaikan ide-ide/gagasannya sendiri.
4. Kurangnya

kemampuan

siswa

menyelesaikan

soal-soal

yang

membutuhkan kemampuan penalaran pada materi Bangun Ruang Sisi
Lengkung
5. Belum pernah diterapkan model pembelajaran Think Pair Share pada
materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di kelas IX SMP Negeri 3 Rantau
Utara

8

1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah terdapat cakupan permasalahan yang
luas maka peneliti melakukan batasan masalah agar penelitian ini lebih terarah.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah tipe Think Pair Share (TPS)
2. Peningkatan penalaran siswa yang di maksud adalah peningkatan
penalaran siswa kelas IX-2 di SMP Negeri 3 Rantau Utara T.A 2014/2015
pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1.

Apakah model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan
kemampuan penalaran matematika siswa di kelas IX-2 SMP Negeri 3
Rantau Utara T.A 2014/2015?

2.

Bagaimana tingkat kemampuan penalaran matematika siswa dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-pair-Share (TPS)
pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di kelas IX-2 SMP Negeri 3
Rantau Utara T.A 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Think Pair Share dapat
meningkatkan kemampuan penalaran siswa dalam menyelesaikan soal di
kelas IX-2 SMP Negeri 3 Rantau Utara T.A 2014/2015.
2. Untuk mengetahui sejauh mana proses peningkatan kemampuan penalaran
matematika setelah diterapkannya model pembelajaran Think Pair Share
di kelas IX-2 SMP Negeri 3 Rantau Utara T.A 2014/2015.

9

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model
pengajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan kemampuan
penalaran matematika.
2. Bagi siswa, melalui model pembelajaran Think Pair Share

ini dapat

membantu siswa meningkatkan kemampuan penalaran matematika pada
pokok bahasan kubus dan balok.
3. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
inovasi pembelajaran matematika disekolah.
4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan
bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga
pengajar di masa yang akan datang.
5. Sebagai bahan informasi bagi pembaca atau peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian sejenis.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan
kemampuan penalaran siswa khususnya pada materi bangun ruang sisi
lengkung di kelas IX SMP Negeri 3 Rantau Utara, tujuan penelitian ini
tercapai setelah siklus II dilaksanakan.
2. Kemampuan penalaran siswa yang diajarkan dengan menerapkan model
pembelajaran Think Pair Share meningkat dilihat dari hasil pada siklus I
rata-rata kemampuan penalaran siswa 63,19 dengan persentase siswa yang
telah mencapai nilai minimal kualifikasi cukup baik sebesar 83,32% dari
jumlah sisiwa dan pada siklus II rata-rata kemampuan penalaran siswa
meningkat menjadi 76,05 dengan persentase siswa yang telah mencapai nilai
minimal kualifikasi cukup baik sebesar 88,88 % dari jumlah siswa. Dengan
demikian dapat dikatakan kelas tersebut sudah memenuhi kriteria dari
tercapainya tujuan pembelajaran karena ≥ 85% dari jumlah siswa yang
mengikuti tes sudah memiliki nilai kualifikasi baik.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada guru bidang studi matematika SMP Negeri 3 Rantau Utara
hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat pada siswa, salah
satunya model pembelajaran Think Pair Share sebagai salah satu alternatif
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa.
2. Kepada siswa SMP Negeri 3 Rantau Utara disarankan lebih berani dan aktif
saat berlangsung proses pembelajaran, aktif dalam menemukan solusi-solusi
permasalahan dan berani untuk mengungkapkan ide-ide secara terbuka.
69

70

3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran Think Pair
Share pada materi bangun ruang sisi lengkung maupun materi lain yang
dapat dikembangkan peneliti selanjutnya.

71

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta,
Jakarta
Arikunto, S,. dan Suhardjono,. Supardi., (2009), Penelelitian Tindakan Kelas,
Bumi Akasara, Jakarta
Arikunto, S.,(1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta
Handrik, Rapar (2000). Pengantar Logika, Asas-asas Penalaran Sistematis.
Bandung : Pustaka Grafika
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud, Jakarta
Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
UM Press, Malang
Ningrum, Marina Sulistya (2013), Penerapan Model Think Pair Share
Berbantuan Peta Konsep Untuk meningkatkan kemampuan penalaran
Matematika Siswa UNIMED, Medan
Nurfarikhin, Fuad, (2010), Hubungan Kemampuan Pemahaman Konsep dengan
Kemampuan Penalaran Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung. IAIN,
Semarang
Poespoprodjo, W. (2006) Logika Ilmu Menalar. Bandung : Pustaka Grafik
Rosnawati, R, (2013), Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Indonesia
Pada TIMMS 2011. Prosiding Seminar Nasional, Universitas Negeri
Yogyakarta.
Sanjaya,Wina., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta
Sardiman., (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Rajawali Pers,
Jakarta

72

Shadiq, Fadjar., (2007), Penalaran atau Reasoning. Mengapa Perlu Dipelajari
Para Siswa di Sekolah ?
http://fadjarp3g.files.wordpress.com/2007/09/ok-penalarangerbang.pdf
Shadiq, Fadjar., (2004), Pemecahan Masalah, Penalarann dan Komunikasi.
Makalah disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika
SMA Jenjang Dasar tanggal 6-19 Agustus di PPG Matematika.
Shadiq, Fadjar., (2009), Kemahiran Matematika. Makalah disampaikan pada
Diklat Instruktur Pengembang Matematika.
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta
Slavin, Robert. (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa
Media, Bandung
Surajiyo. (2009). Dasar-Dasar Logika. Jakarta : Bumi Aksara
Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung
Thompson, J., (2006), Assessing Mathematical Reasoning; An Action Research
Project. Tersedia pada
http://www.msu.edu/~thomp603/assess%20reasoning.pdf. Diakses pada
tanggal 10 mei 2009
Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Trianto., (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana
Prenada Media Grup, Jakarta
Winkel, WS., (2007), Psikologi Pengajaran, Media Abadi, Yogyakarta

ii

RIWAYAT HIDUP
Tiya Musanna dilahirkan di Dolok Masihul, pada tanggal 14 Juli 1992. Ibu
bernama Rohana br.Turnip dan Ayah bernama Ahmad Kanali dan merupakan
anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk sekolah SDN
115524 Rantauprapat, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Rantauprapat kabupaten Labuhanbatu, dan
lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA
Negeri 3 Rantau Utara kabupaten Labuhanbatu, dan lulus pada tahun 2010. Pada
tahun 2010, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Jurusan Matematika
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.