HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Sewu Surakarta.

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA

ANAK USIA TODDLER

DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

Anggita Kesuma Putri J210.151.048

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA

ANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

Anggita Kesuma Putri J210.151.048

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing :


(3)

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 10 Februari 2016

Penulis

Anggita Kesuma Putri J210.151.048


(5)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA

ANAK USIA TODDLER DI KELUARAHAN SEWU SURAKARTA

Abstrak

Masa toddler yang berada pada usia 12 sampai 36 bulan merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi. Salah satu aspek perkembangan yang umum dalam periode toddler adalah pengajaran ke toilet. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training terhadap pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler di Kelurahan Sewu. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode cross sectional. Responden pada penelitian ini berjumlah 44 ibu yang memiliki anak usia toddler dengan cara simple random sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah Spearman Rank. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training terhadap pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler di Kelurahan Sewu dengan hasil uji Spearman Rank 0,590 dengan ρ-value 0,001.

Kata kunci: pengetahuan, toilet training, toddler

RELATIONS OF MOTHER KNOWLEDGE LEVEL ABOUT TOILET TRAINING TO IMPLEMENTATION OF TOILET TRAINING AT

TODDLER IN SUB SEWU SURAKARTA Abstract

The toddler who was at the age of 12 to 36 months is a period of intensive exploration of the environment as a child trying to find out how it all happened, in this period is an important period to achieve the development and growth of children. One aspect common development in the toddler period is teaching to the toilet. This type of research is quantitative with cross sectional method. Respondents in this research were 44 mothers who has children ages toddler by simple random sampling. The statistical analysis used was Spearman Rank. The results of this study the level of knowledge of mothers in both categories by 55% and the implementation of toilet training in children ages toddler in both categories as much as 57%. There was a significant relations of mother knowledge level about toilet training to implementation of toilet training on toddler in Sub Sewu, ρ-value 0.590 to 0.001.


(6)

1. PENDAHULUAN

Masa toddler yang berada pada usia 12 sampai 36 bulan merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi. Meskipun bisa menjadi saat yang sangat menantang bagi orang tua dan anak karena masing-masing belajar untuk mengetahui satu sama lain dengan lebih baik, pada masa ini merupakan periode penting untuk mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009).

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler di Indonesia cukup besar, yaitu sekitar 17.091.762 jiwa dari 87,9 juta anak Indonesia. Anak dalam usia toddler, dimana pada masa tersebut memerlukan pembinaan terhadap tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas yang dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi penyimpangan tumbuh kembang anak sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara, bahasa, sosialisasi dan kemandirian berlangsung optimal sesuai umur anak. Pengetahuan orang tua terutama ibu sangat berperan terhadap perilaku anak dan membentuk tumbuh kembang yang optimal, karena perhatian dan pengamatan anak tidak terlepas dari sikap dan perilaku orang tua (Meggitt, 2013).Toilet training merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Salah satu aspek perkembangan yang umum dalam periode toddler adalah pengajaran ke toilet, usia 18 bulan anak sudah mampu menahan kandung kemih (Kyle & Carman, 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada tanggal 07 Juni 2016 jumlah anak usia toddler di Kelurahan Sewu Kecamatan Jebres ada 192 anak, studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 12 anak usia 1-3 tahun yang diantaranya masih memiliki kebiasaan yang salah dalam buang air. Dari hasil studi pendahuluan ada 3 anak yang masih menggunakan popok, 4 anak buang air besar dicelana, dan 5 anak buang air kecil disembarang tempat atau diluar rumah. 8 dari 12 ibu-ibu menunjukkan perilaku yang kurang tepat ketika menghadapi anak yang buang air dicelana yaitu ibu terlihat kurang tanggap, 5 dari 12 ibu-ibu memarahi anaknya ketika mengompol di celana, 10 dari 12 ibu-ibu


(7)

mempersilahkan anaknya untuk buang air di sembarang tempat atau diluar rumah, 5 dari 12 ibu-ibu mengetahui tentang latihan toilet tapi tidak mempraktekannya pada anak, 7 dari 12 ibu-ibu tidak mengatahui tentang latihan toilet, dan 10 dari 12 ibu-ibu mengatakan anak akan siap dengan sendirinya untuk latihan toilet saat sudah mulai sekolah. Kondisi ini mungkin disebabkan dari pengetahuan ibu yang kurang tentang pentingnya menerapkan pelaksanaantoilet training yang merupakan salah satu aspek perkembangan pada periode toddler.

Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk menelitiapakah

ada “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet training Pada Anak UsiaToddler di Kelurahan Sewu”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training terhadap pelaksanaan toilet training pada anak usiatoddler di Kelurahan Sewu.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok (Hidayat, 2014).Rancangan penelitian menggunakan metode pendekatan cross sectional.

Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak umur 18-36 bulan di Kelurahan Sewu yang berjumlah80 anak.

Sampel penelitian ini ibu yang mempunya anak usia toddler di Kelurahan Sewu Surakarta dengan jumlah 44 orang dan menggunakan teknik simple random sampling.

Penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner pengetahuan dan kuesioner pelaksanaan toilet training.Analisa sata pada penelitian ini menggunakan teknik Rank Spearman.


(8)

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Distribusi Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden

No Karakteristik Frekuensi Prosentase (%) 1 Usia Ibu

a. 20-30 tahun 22 50

b. 31-40 tahun 20 45

c. 41-50 tahun 2 5

Total 44 100

2 Pendidikan Ibu

a. SD 5 11

b. SMP 14 32

c. SMA 22 50

d. Perguruan Tinggi 3 7

Total 44 100

3 Pekerjaan Ibu

a. IRT 34 78

b. Swasta 5 11

c. Wiraswasta 5 11

Total 44 100

4 Usia Anak

a. 18-24 bulan 19 43

b. 25-30 bulan 14 32

c. 31-36 bulan 11 25

Total 44 100

5 Jenis Kelamin Anak

Laki-laki 25 57

Perempuan 19 43

Total 44 100

3.2. Distribusi Pengetahuan Toilet Training

Tabel 2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Toilet Training

Kategori Frekuensi (%)

Baik 24 55

Cukup 20 45


(9)

3.3. Distribusi Pelaksanaan Toilet Training

Tabel 3. Distribusi Pelaksanaan Toilet Training

Pendidikan Frekuensi (%)

Baik 25 57

Kurang baik 19 43

Total 44 100

3.4. Hasil Rank Spearman

Tabel 4. Hasil Uji Rank Spearman Hubungan rhitung Ρ-value

XY 0,590 0,001

Hasil uji Spearman Rank diperoleh nilai rhitungsebesar 0,590 dengan tingkat signifikansi ρ-value 0,001. Tingkat signifikansi uji masih lebih kecil daripada batas kritis 0,05 (0,001< 0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan disimpulkan terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training terhadap pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler di Kelurahan Sewu Surakarta, dimana ibu dengan tingkat pengetahuan cukup melakukan pelaksanaan toilet training terhadap anak kurang baik dibandingkan dengan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik.

3.5. Pembahasan

Distribusi frekuensi usia ibu sebagian besar usia 20-30 tahun sebanyak 22 responden (50%). Ibu pada rentang umur 20-30 tahun masih produktif dan cepat tanggap terhadap perkembangan anak sehingga pengetahuan ibu baik dan sikap ibu dalam melaksanakan toilet training akan lebih mendukung.

Distribusi frekuensi pendidikan ibu sebagian besar adalah ibu dengan tingkat pendidikan SMA ada 22 responden (50%), sehingga dapat disimpulkan sebagian besar ibu berpendidikan SMA. Tingkat pendidikan berkaitan dengan seseorang dalam penerimaan informasi yang mempengaruhi orang tua dalam mengasuh anak.


(10)

termasuk memperhatikan tumbuh kembang anak.Ibu harus meluangkan waktu yang cukup untuk dapat mendidik serta mengawasi anak agar dapat melakukan toilet training dengan baik.

Usia anak sebagian besar berusia 18-24 bulan yaitu sebanyak 19 responden (43%) dan yang paling sedikit anak dengan usia 31-36 bulan yaitu sebanyak 11 responden (25%). Penelitian yang dilakukan Kamariyah & Tukhusnah (2013) dimana dalam penelitian tersebut yang paling banyak berhasil adalah anak pada usia 25-36 bulan yang memiliki kesiapan fisik dan kesiapan kognitif yang lebih baik dibandingkan anak usia 18-24 bulan. Namun, dari segi perkembangan psikologi pada usia 25-36 bulan justru kurang mendukung pelaksanaan toilet training karena pada usia ini anak sudah mulai melakukan pemberontakan terhadap orang tua jika ada yang tidak sesuai dengan keinginan atau kemauannya yang mana kondisi tersebut dapat menganggu pelaksanaan toilet training pada anak.

Jenis kelamin anak sebagian besar laki-laki sebanyak 25 responden (57%) dan sisanya adalah perempuan sebanyak 19 responden (43%). Jenis kelamin anak berhubungan dengan kemampuan anak dalam penurunan enuresis (mengompol). Anak laki-laki cendrung mengalami mengompol dibandingkan anak perempuan.Terjadinya enuresis (mengompol) menimbulkan dampak yang kurang baik bagi perkembangan anak (Canbulat, 2009).

Pengetahuan ibu tentang toilet training sebagian besar menunjukkan responden pada tingkat kategori baik yaitu sebanyak 24 responden (55%) dan pada kategori cukup sebanyak 20 responden (45%). Pada responden dengan tingkat pengetahuan baik rata-rata memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 19 responden. Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa faktor yang berpengaruh pada perilaku kesehatan salah satunya adalah tingkat pendidikan.

Distribusi frekuensi pelaksanaan toilet training sebagian besar menunjukkan pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler baik yaitu sebanyak 52% dan yang kurang baik sebanyak 48%. Pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler di kelurahan sewu sebagian besar baik, artinya sebagian besar ibu telah melaksanakan latihan toilet dengan baik dan sesuai pada anak.


(11)

Namun dalam penelitian ini ada 2 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik namun pelaksanaan toilet training pada anak kurang baik. Pelaksanaan toilet training yang kurang baik dipengaruhi oleh sikap dan pola asuh ibu kepada anak.

Hasil analisis penelitian tentang hubungan pengetahuan toilet training terhadap pelaksanaan toilet training menggunakan uji Spearman Rank disimpulkan terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training terhadap pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler di Kelurahan Sewu Surakarta dengan p-value 0,000. Hasil penelitian ini didukung penelitian Irmaatus (2009) tentang gambaran pengetahuan ibu tentang kesiapan toilet training pada anak usia toddler. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan fisik maupun psikologis yang dipengaruhi oleh sikap ibu dalam melatih toilet training pada anak.

Anak-anak sudah siap untuk dilatih toilet training pada usia 18 bulan, baik secara fisiologis dan psikologis. Melatih anak ke toilet tidak hanya memperhatikan kesiapan anak namun kesiapan orang tua juga diperlukan, salah satunya kesiapan secara emosional dan pengetahuan. Orang tua harus memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam melatih toilettraining (Kiddo, 2011).

Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training terhadap pelaksanaan toilet training dimana ibu yang pengetahuan baik cenderung melakukan pelaksanaan toilettraining dengan baik pada anak. Dalam penelitian ini terdapat 2 ibu yang memiliki pengetahuan baik namun pelaksanaan toilet training pada anak kurang baik dan 3 ibu yang memiliki pengetahuan cukup namun pelaksanaan toilet training pada anak baik. Kondisi ini disebabkan adanya faktor lain yang berhubungan dengan pelaksanaan toilettraining, diantaranya adalah sikap ibu dan jenis kelamin anak. Ibu yang pengetahuannya baik namun pelaksanaan toilet training pada anak kurang baik merupakan ibu bekerja. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam penelitian Triningsih (2013) tentang pengaruh pendidikan kesehatan toilet training terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training yang menyatakan bahwa pengalaman bekerja dapat memberikan informasi dan pengetahuan lebih yang


(12)

ada 2 ibu yang pelaksanaan kurang baik tetapi memiliki pengetahuan yang baik, hal ini mungkin disebabkan oleh sikap ibu dalam kemampuan melatih toilet training kepada anak yang kurang baik sehingga menyebabkan proses pelaksanaan toilet training yang kurang baik.

4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan

1. Pengetahuan ibu di Kelurahan Sewu sebagian besar dalam kategori baik. 2. Pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler di Kelurahan Sewu

sebagian besar dalam kategori baik.

3. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training terhadap pelaksanaan toilet training pada usia toddler di Kelurahan Sewu ρ-value = 0,001.

4.2. Saran

1. Bagi petugas kesehatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi petugas kesehatan lain di wilayah Kelurahan Sewu Surakarta untuk lebih meningkatkan pengetahuan orang tua dalam hal perkembangan anak khususnya toilettraining seperti melaksanakan pendidikan kesehatan dan demonstrasi tentang toilettraining. 2. Bagi Orang Tua

Orang tua diharapkan meningkatkan pengetahuan yang dimiliki sehingga mampu menerapkan toilet training dengan baik dan tepat pada anak.

3. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian dapat menjadi acuan untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas dengan menggunakan metode dan faktor-faktor lain.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Ardhiyanti, L. P. (2015). Hubungan Antara Pendidikan Ibu Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Batita Umur 1-3 Tahun Di Bpm Ny. Hj. Ni‟mah Madzumi, S. St, MM Kes Desa Bawangan Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang. Jurnal Kebidanan, 9(1).

Canbulat, N. Yildiz, S. (2009).Current Information On Enuresis.Journal Güncel Pediatri.2 (7).83-89.

Gilbert, Jane. (2006). Latihan Toilet : Panduan Melatih Anak untuk Mengatasi Masalah Toilet (Wisyananto Suranto, Penerjemah). Jakarta : Erlangga. Hidayat, A Aziz Alimul.(2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis

Analisa Data.Jakarta : Salemba Medika.

Irmaatus, S. (2009). Gambaran Pengetahuan Ibu tentang kesiapan toilet training pada anak usia 18-24 bulan di dusun Pandantoyo Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Universitas Gadjah Mada. Diakses 06 Desember 2016. Kiddoo, D. A. Toilet Training Children: When To Start And How To Train.

DOI: 10.1503/cmaj.110830

Kyle, Terii & Carman, Susan.(2014). Buku Ajar Keperawatan Pediatri (Estu Tiar, Sari Isneini, Barrarah Bariid, Penerjemah).Jakarta : EGC.

Meggit, Carolyn. (2013). Memahami Perkembangan Anak (Agnes Theodora, Penerjemah).Jakarta : Indeks.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.

Triningsih, T. (2014).Pengaruh Pendidikan Kesehatan Toilet Training Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Di Paud Tunas Harapan KutoarjoPurworejo.Jurnal Komunikasi Kesehatan (Edisi 9), 5(2).

Wahida, N. (2016). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Toilet

Training Di Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Qurratu „Aini Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi. Jurnal Kesehatan Volume 3 No. 1, 3(1).

Wong, D.L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6 (Vol.1).Jakarta : EGC.


(14)

(1)

3.3. Distribusi Pelaksanaan Toilet Training

Tabel 3. Distribusi Pelaksanaan Toilet Training

Pendidikan Frekuensi (%)

Baik 25 57

Kurang baik 19 43

Total 44 100

3.4. Hasil Rank Spearman

Tabel 4. Hasil Uji Rank Spearman Hubungan rhitung Ρ-value

XY 0,590 0,001

Hasil uji Spearman Rank diperoleh nilai rhitungsebesar 0,590 dengan tingkat signifikansi ρ-value 0,001. Tingkat signifikansi uji masih lebih kecil daripada batas kritis 0,05 (0,001< 0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan disimpulkan terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training terhadap pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler di Kelurahan Sewu Surakarta, dimana ibu dengan tingkat pengetahuan cukup melakukan pelaksanaan toilet training terhadap anak kurang baik dibandingkan dengan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik.

3.5. Pembahasan

Distribusi frekuensi usia ibu sebagian besar usia 20-30 tahun sebanyak 22 responden (50%). Ibu pada rentang umur 20-30 tahun masih produktif dan cepat tanggap terhadap perkembangan anak sehingga pengetahuan ibu baik dan sikap ibu dalam melaksanakan toilet training akan lebih mendukung.

Distribusi frekuensi pendidikan ibu sebagian besar adalah ibu dengan tingkat pendidikan SMA ada 22 responden (50%), sehingga dapat disimpulkan sebagian besar ibu berpendidikan SMA. Tingkat pendidikan berkaitan dengan seseorang dalam penerimaan informasi yang mempengaruhi orang tua dalam mengasuh anak.

Distribusi frekuensi pekerjaan menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 34 responden (78%).Ibu yang tidak bekerja memiliki waktu yang cukup untuk memberi perhatian pada anak,


(2)

termasuk memperhatikan tumbuh kembang anak.Ibu harus meluangkan waktu yang cukup untuk dapat mendidik serta mengawasi anak agar dapat melakukan toilet training dengan baik.

Usia anak sebagian besar berusia 18-24 bulan yaitu sebanyak 19 responden (43%) dan yang paling sedikit anak dengan usia 31-36 bulan yaitu sebanyak 11 responden (25%). Penelitian yang dilakukan Kamariyah & Tukhusnah (2013) dimana dalam penelitian tersebut yang paling banyak berhasil adalah anak pada usia 25-36 bulan yang memiliki kesiapan fisik dan kesiapan kognitif yang lebih baik dibandingkan anak usia 18-24 bulan. Namun, dari segi perkembangan psikologi pada usia 25-36 bulan justru kurang mendukung pelaksanaan toilet training karena pada usia ini anak sudah mulai melakukan pemberontakan terhadap orang tua jika ada yang tidak sesuai dengan keinginan atau kemauannya yang mana kondisi tersebut dapat menganggu pelaksanaan toilet training pada anak.

Jenis kelamin anak sebagian besar laki-laki sebanyak 25 responden (57%) dan sisanya adalah perempuan sebanyak 19 responden (43%). Jenis kelamin anak berhubungan dengan kemampuan anak dalam penurunan enuresis (mengompol). Anak laki-laki cendrung mengalami mengompol dibandingkan anak perempuan.Terjadinya enuresis (mengompol) menimbulkan dampak yang kurang baik bagi perkembangan anak (Canbulat, 2009).

Pengetahuan ibu tentang toilet training sebagian besar menunjukkan responden pada tingkat kategori baik yaitu sebanyak 24 responden (55%) dan pada kategori cukup sebanyak 20 responden (45%). Pada responden dengan tingkat pengetahuan baik rata-rata memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 19 responden. Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa faktor yang berpengaruh pada perilaku kesehatan salah satunya adalah tingkat pendidikan.

Distribusi frekuensi pelaksanaan toilet training sebagian besar menunjukkan pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler baik yaitu sebanyak 52% dan yang kurang baik sebanyak 48%. Pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler di kelurahan sewu sebagian besar baik, artinya sebagian besar ibu telah melaksanakan latihan toilet dengan baik dan sesuai pada anak.


(3)

Namun dalam penelitian ini ada 2 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik namun pelaksanaan toilet training pada anak kurang baik. Pelaksanaan toilet training yang kurang baik dipengaruhi oleh sikap dan pola asuh ibu kepada anak.

Hasil analisis penelitian tentang hubungan pengetahuan toilet training terhadap pelaksanaan toilet training menggunakan uji Spearman Rank disimpulkan terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training terhadap pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler di Kelurahan Sewu Surakarta dengan p-value 0,000. Hasil penelitian ini didukung penelitian Irmaatus (2009) tentang gambaran pengetahuan ibu tentang kesiapan toilet training pada anak usia toddler. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan fisik maupun psikologis yang dipengaruhi oleh sikap ibu dalam melatih toilet training pada anak.

Anak-anak sudah siap untuk dilatih toilet training pada usia 18 bulan, baik secara fisiologis dan psikologis. Melatih anak ke toilet tidak hanya memperhatikan kesiapan anak namun kesiapan orang tua juga diperlukan, salah satunya kesiapan secara emosional dan pengetahuan. Orang tua harus memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam melatih toilettraining (Kiddo, 2011).

Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training terhadap pelaksanaan toilet training dimana ibu yang pengetahuan baik cenderung melakukan pelaksanaan toilettraining dengan baik pada anak. Dalam penelitian ini terdapat 2 ibu yang memiliki pengetahuan baik namun pelaksanaan toilet training pada anak kurang baik dan 3 ibu yang memiliki pengetahuan cukup namun pelaksanaan toilet training pada anak baik. Kondisi ini disebabkan adanya faktor lain yang berhubungan dengan pelaksanaan toilettraining, diantaranya adalah sikap ibu dan jenis kelamin anak. Ibu yang pengetahuannya baik namun pelaksanaan toilet training pada anak kurang baik merupakan ibu bekerja. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam penelitian Triningsih (2013) tentang pengaruh pendidikan kesehatan toilet training terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training yang menyatakan bahwa pengalaman bekerja dapat memberikan informasi dan pengetahuan lebih yang dapat memberikan kemampuan dalam mengambil keputusan namun dalam hal ini


(4)

ada 2 ibu yang pelaksanaan kurang baik tetapi memiliki pengetahuan yang baik, hal ini mungkin disebabkan oleh sikap ibu dalam kemampuan melatih toilet training kepada anak yang kurang baik sehingga menyebabkan proses pelaksanaan toilet training yang kurang baik.

4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan

1. Pengetahuan ibu di Kelurahan Sewu sebagian besar dalam kategori baik. 2. Pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler di Kelurahan Sewu

sebagian besar dalam kategori baik.

3. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training terhadap pelaksanaan toilet training pada usia toddler di Kelurahan Sewu ρ-value = 0,001.

4.2. Saran

1. Bagi petugas kesehatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi petugas kesehatan lain di wilayah Kelurahan Sewu Surakarta untuk lebih meningkatkan pengetahuan orang tua dalam hal perkembangan anak khususnya toilettraining seperti melaksanakan pendidikan kesehatan dan demonstrasi tentang toilettraining. 2. Bagi Orang Tua

Orang tua diharapkan meningkatkan pengetahuan yang dimiliki sehingga mampu menerapkan toilet training dengan baik dan tepat pada anak.

3. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian dapat menjadi acuan untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas dengan menggunakan metode dan faktor-faktor lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ardhiyanti, L. P. (2015). Hubungan Antara Pendidikan Ibu Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Batita Umur 1-3 Tahun Di Bpm Ny. Hj. Ni‟mah Madzumi, S. St, MM Kes Desa Bawangan Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang. Jurnal Kebidanan, 9(1).

Canbulat, N. Yildiz, S. (2009).Current Information On Enuresis.Journal Güncel Pediatri.2 (7).83-89.

Gilbert, Jane. (2006). Latihan Toilet : Panduan Melatih Anak untuk Mengatasi Masalah Toilet (Wisyananto Suranto, Penerjemah). Jakarta : Erlangga. Hidayat, A Aziz Alimul.(2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis

Analisa Data.Jakarta : Salemba Medika.

Irmaatus, S. (2009). Gambaran Pengetahuan Ibu tentang kesiapan toilet training pada anak usia 18-24 bulan di dusun Pandantoyo Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Universitas Gadjah Mada. Diakses 06 Desember 2016. Kiddoo, D. A. Toilet Training Children: When To Start And How To Train.

DOI: 10.1503/cmaj.110830

Kyle, Terii & Carman, Susan.(2014). Buku Ajar Keperawatan Pediatri (Estu Tiar, Sari Isneini, Barrarah Bariid, Penerjemah).Jakarta : EGC.

Meggit, Carolyn. (2013). Memahami Perkembangan Anak (Agnes Theodora, Penerjemah).Jakarta : Indeks.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.

Triningsih, T. (2014).Pengaruh Pendidikan Kesehatan Toilet Training Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Di Paud Tunas Harapan KutoarjoPurworejo.Jurnal Komunikasi Kesehatan (Edisi 9), 5(2).

Wahida, N. (2016). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Toilet

Training Di Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Qurratu „Aini Kecamatan

Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi. Jurnal Kesehatan Volume 3 No. 1, 3(1).

Wong, D.L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6 (Vol.1).Jakarta : EGC.


(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Toilet Training dengan Perilaku Ibu dalam Melatih Toilet Training pada Anak Usia Toddler di Desa Kadokan Sukoharjo

0 4 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Sewu Surakarta.

0 5 15

BAB I PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Sewu Surakarta.

0 2 8

METODOLOGI PENELITIAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Sewu Surakarta.

0 8 12

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Sewu Surakarta.

0 3 4

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Dengan Kecenderungan Perilaku Bab Dan Bak Anak Usia Toddler Di Desa Semen Wonogiri.

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Dengan Kecenderungan Perilaku Bab Dan Bak Anak Usia Toddler Di Desa Semen Wonogiri.

0 2 18

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KEMANDIRIAN TOILET TRAINING PADA ANAK RETARDASI MENTAL Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Kemandirian Toilet Training Pada Anak Retardasi Mental Di SLB Negeri Surakarta.

0 1 18

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PERILAKU IBU DALAM MELATIH TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA KADOKAN SUKOHARJO.

0 0 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU HENDILEM III YOGYAKARTA TAHUN 2010

0 1 5