Perlunya Kebijakan Industri Kreatif.

Pikiran
o Selas3 o
4

5

6

i.Mar

7

21

20
\

Ra'JU

22


'J Apr

(j Mei

Rakyat
~

.

Kamis

8
23

9

10
24

11

25

26

n Jill

(JJlln

o Sabtu

Jumat

()

1~
~

Ags

0


13

Minggu
14

28

15
29

~'o-'-_

_

-

...

-


~

Oleh YOGI Sl]JJRAYOGI SUGANDI

I

NDUSTRI kreatif
di Indonesia merupakan industri baru
yang berlandaskan inovasi dan kreativitas sehingga memaksa produsen dalam industri ini
untuk terus berinovasi
dalam mengembangkan
produk ataupun jasanya. Era krisis keuangan
global yang terjadi saat
ini merupakan salah satu penyebab perlu dikembangkannya industri kreatif ini seeara serius. Industri kreatif merupakan eerminan industri dari usaha keeil dan menengah.
Kota Bandung dan Kota Yogyakarta
merupakan salah satu kota yang mengawali industri kreatif ini, melalui inovasi yang dilakukan anak-anak muda yang
memiliki bakat seni yang kemudian disalurkan menjadi industri-industri dalam negeri hingga bisa mencapai pasaran dalam bahkan luar negeri. Sebutlah
usaha distro (distribution outlet) dan
clothing yang marak di Kota Bandung,

yang dirintis oleh pengusana-pengusaha muda.
Perhatian pemerintah terhadap industri ini terbilang sangat keeil diban-.
dingkan dengan perusahaan multikorporat. Kebijakan yang tidak berpihak
terhadap pengusaha-pengusaha muda
ini tidak diikutkan dengan pembuatan
regulasi yang menguntungkan bagi mereka. Penguatan-penguatan
distribusi
akhirnya kembali dipegang oleh perusahaan-perusahaan
besar yang justru
memberangus semangat kreJltif pengusaha muda tersebut.

yang baik untuk meningkatkan industri
kreatiftanah air.
Kebijakan
dalam
bentuk promosi lintas
usaha dapat diperkenalkan ke negara lain
atau memberikan insentif berupa pemotongan atau pembebasan pajak bagi para
pengusaha di sektor industri kreatif ini. Promosi ini dapat dilakukan pemerintah daerah
dan pemerintah pusat

untuk memantapkan
perekonomian dalam
negeri. Promosi juga dapat dilakukan
dengan memasarkan tenaga kreatif ini
untuk bekerja di luar negeri. Penanaman investasi manusia di luar negeribisa
memaneingindustri asinguntuk menarik tenaga kerja berketerampilan dari
dalam negeri.
Promosi dalam bentuk-bentuk media
masih diperlukan sebagai salah satu
bentuk promosi yang me.madai dan
murah. Menggaetindustri media periklanan dan industri media massa merupakan langkah awal untuk memajukan
industri ini sebagai salah satu tren industri di dunia global. Kebijakanberupa promosi ini harus dimulai dengan
mengintegrasikan sistem perusahaan
penghasil barang atau jasa dan perusahaan distribusi dengan perusahaan media periklanan. Integrasi ini bisa dimulai dengan pemberdayaan pengusaha
dengan modal keeil di industri kreatif
dan media oleh pemerintah daerah. Inventarisasi pengusaha-pengusaha dalam industri kreatif adalah langkah awal yang baik untuk mengetahui kekuatan sebenarnya dari industri ini dan
menghitung pertumbuhan serta pengurangannya setiap tahun.

Lintas usaha
Kebijakan yang selama ini ada masih

menggunakan sistem kebijakan yang
sangat lama bahkan sudah kedaluwarsa
jika dilihat dari pasaran yang sudah
berkembang. Bandung sebagai salah satu kota yangmenggantungkan
pend apatannya dari jasa dan produk hilir,
merupakan tempat tujuan wisata dalam
dan luar negeri. Penulis pada 2008 lalu
melakukan observasi terhadap penerbangan Bandung-Kuala Lumpur yang
selalu penuh, bahkan pada April yang
akan datang penerbangan maskapai ini
akan ditambah menjadi tiga kaIi jadwal
pe!!erb_ang!ln. Ini merupakan gejala

Kliping

:iumos
-

Hambatan
Hambatan industri kreatif ini bukan

hanya datang dari bentuk kebijakan, tetapijuga dari Pilra pengusaha itu sendiri. Mereka dinilai belum memiliki mental entrepreneur yang profesional, seperti tata kelola keuangan yang masih
menyatu dengan kebutuhan harian kemudian manajemen kepegawaian yang
berdasarkan prinsip pertemanan tanpa
adanya koridor hukum yangjelas daIam
mengatur kepemilikan aan pembagian

Unpod
-

-

2009
------

31

n Sep n Okt - n-- Nov- n -..Des

P(}rlunya Kebijakan.-I ndustri Kreatif
_


~
16

3U

untung, sehingga ketika terjadi peeah
usahaj industri tersebut akan mati seiring dengan peeahnya usaha tersebut.
Usaha-usaha yang dilakukan para entrepreneur muda ini harus dilandasijuga dengan mental yang kuat dengan
motivasi memajukan usaha yang dirintis dari awal.
Pemberian pelatihan melalui pelatihan industri kreatif perlu digalakkan pemerintah dan dunia pendidikan seperti
universitas. Bentuk pelatihan berupa
pelatihan keterampilan dan manajemen
perusahaan profesional sangat penting
untuk mempertahankan kondisi pengusaha-pengusaha
di industri kreatif.
Perlu dibentuknya asosiasi pengusaha
industri kreatif untuk memperkuat usaha ini sebagai salah satu bentuk usaha
baru yang menekankan kepada inovasi
dan krea,tivitas pengusahanya. Industri

kreatif berbasiskan seni yang memang
dimiliki masyarakat muda Indonesia
merupakan suatu bentuk inovasi baru
di saat terengah-engahnya industri-industri besar di Indonesia saat ini. Hambatan yang didapat dalam keberlangsungan industri kreatif ini antara lainnya ialah pemerintah belum memandang serius industri kreatif di Indonesia
sebagai industri yang berpotensi mendatangkan devisa untuk Indonesia.
Kebijakan terintegrasi yang harus dibuat antara lain melindungi kreativitas
anak-anak muda Indonesia ini dengan
memberi kemudahan untuk mendaftarkan kreativitasnya sebagai hak eipta
yang kelak boleh dipasarkan seeara
massal. Kebijakan terintegrasi ini bukan
hanya untuk sektor manufaktur keeil
dan menengah seperti distro dan clothing, tetapijuga sektor industri musik
indie dan juga sektor seni mumi seperti lukisan, handycraft, industri kreatif
berbasiskan lingkungan seperti seni
merangkai barang-barang bekas, dan
industri lain yang memiliki basis inovasi dankreativitas.
Solusi
Kebijakan berbasis industri usaha keeil dan menengah ini memerlukan pasar yang besar di dalam dan luar negeri. Industri kreatif di Bandung perlu dijadikan salah satu tren wisata Visit Indonesia 2009. Kebijakan ini dimulai
dengan membentuk satu dewan atau
lembaga, atau apa pun namanya, yang

bisa mewadahi industri-industri ini terutama pemberian bantuan-bantuan dalam memasarkan produk dan jasanya
ke dalam dan luar negeri. Perlindungan hukum berupa hak eipta juga pen-

- -

- -

-

ting karena beberapa industri kreatif Indonesia sering diserobot negara lain
bahkan diklaim sebagai industri mereka. Pemberian kemudahan infrastruktur dapat berupa bantuan mesin-mesin
atau alat-alat industri kreatif, sedangkan pemberian insentif berbasiskan

-bantuan modalusaha

atau pemberian

pelatihan keterampilan yang berkelanjutan (sustainable).
Integrasi beberapa komponen industri kreatif juga merupakan aspek penting dalam perolehan hasil kreativitas
yang betul-betul baru dan belum ada di
dunia. Sebagai eontoh, band indie di Indonesia yang dilandasi dengan semangat membangun industri musik tanah
air. Industri musik ini menjadi salah satu bentuk industri yangjarang diperhatikan oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah bisa memulai dengan pendataan potensi band atau studio musik
yang menjamur di Bandung dan Jawa
Barat, hingga kemudian menjadi salah
satu industri yang benar-benar besar.
Kebijakan lainnya ialah dengan membangun suatu pasar seni yang bisa menampung aspirasi kaum muda untuk
memasarkan produk danjasanya. Pasar
.,.

seni ini di negara-negara maju merupakan salah satu pasar yang bisa menampung produk-produk industri kreatif.
Sebagai eontoh, di Kuala Lumpur ada
satu pasar seni yang memang tujuannya
meningkatkan industri tanah air mereka, walaupun tak pelak lagi di dalamnya
penuh barang industri kreatif dari Indonesia.
Pasar seni ini bisa dikolaborasikan
dengan menampilkan band setempat,
setiap minggu atau dua kali dalam satu
bulan. Produk-produk yang masuk ke
pasar seni itu sendiri harus didaftarkan
sebagai produk setempat yang sudah
memiliki hak cipta, untuk menjaga agar
pasar ini tidak menjadi pasar biasa.
Terakhir, saya berharap industri kreatif di Bandung bisa menjadi tolok ukur
industri kreatiftanah air, yang saat ini
sedang mengalami guncangan ekonomi
yang dahsyat, dan bisa memartabatkan
kembali bangsa ini sebagai bangsa besar yang memiliki inovasi dan kreativitas. Bangsa yang besar adalah bangsa
yang mau menghargai produk dalam
negerinya sendiri. ***

Penulis, dosen Administrasi Negara, FI8IP,Unpad.Anggota Asosiasi80siologi Internasional (ISA), Barcelona,
8panyol, dan sedang menempuh pendidikan 8-3 di University of Malaya,
Kuala
Malaysia.
- ~ Lumpur,
--