PERAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) TERHADAP PEMBERDAYAAN REMAJA abstrak. 5. PIK KRR

ISSN. 1907 - 0489
Oktober 2014

Spirit Publik
Volume 9, Nomor 1
Halaman: 77 - 88

PERAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI
REMAJA (PIK-KRR) TERHADAP PEMBERDAYAAN REMAJA
(Studi di PIK-KRR “BERKIBAR” Desa Pandak, Kecamatan Baturaden, Kabupaten
Banyumas)
Rin Rostikawati, Sri Pangestuti, Eri Wahyuningsih
Dosen Unsoed Purwokerto
E-mail: rinrostikawati@yahoo.co.id
( Diterima tanggal 8 April 2014 , disetujui 20 April 2014)
Abstract
PIK - KRR " BERKIBAR " Pandak Village , District Baturaden , Banyumas is a container
program Adolescent Reproductive Health ( ARH ) which is managed according to the
principle : of , by and for youth to provide information and services on reproductive health
counseling and other support activities . At the age of barely four years , the institute has
been able to play a role in the empowerment of young people in various fields : education ,

economic , and social psychology . Educational activities aimed at increasing knowledge
about the ultimate teen adolescent reproductive health , economics aims to form a group and
create a productive business, psychology aims to provide psychological reinforcement ,
especially for client agencies , aims to improve the social field of social sensitivity and
provide solutions to social problems there . As one local institution , this institution is very
beneficial to the development of adolescent and as a pressure group for any actions
irregularities by teenagers .
Key word: PIK-KRR, Adolescent Reproductive Health, empowerment of young people.

PENDAHULUAN
PIK-KRR

terhadap berbagai masalah, baik masalah
“BERKIBAR”

Desa

Pandak, Kecamatan Baturaden, Kabupaten
Banyumas


adalah

salah

satu

wadah

kegiatan remaja yang tumbuh dari bawah
untuk menjawab kebutuhan remaja akan
informasi

dan

pelayanan

kesehatan

reproduksi mereka, serta sebagai wadah
kegiatan remaja lainnya. Sebagai generasi

penerus bangsa, pembinaan remaja sangat
krusial

dilakukan

mengingat

mereka

sosial,

psikologi

reproduksi.
pendidikan

maupun

Sejalan


kesehatan

dengan

kesehatan

tujuan

reproduksi,

pembinaan remaja juga ditujukan agar
mereka memiliki tanggung jawab baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Adapun latar belakang berdirinya
PIK-KRR

“Berkibar”

adalah


adanya

sejumlah

permasalahan

yang

dialami

remaja di Desa Pandak, seperti:

adalah kelompok yang sangat rentan

77

Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 77 – 88

1. Rendahnya
pelayanan


pemahaman
kesehatan

dan

reproduksi

Interaktif dari Milles dan Huberman
(1992),

yang

komponennya

terdiri

remaja: pernikahan usia muda,

atas:pengumpulan data, reduksi data, sajian


serta dampak negatif pergaulan

data

bebas

verifikasi.

2. Remaja

putus

sekolah:

faktor

ekonomi, pergaulan, dan faktor

dan


penarikan

kesimpulan

atau

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Peran

mental (kesadaran)

Lembaga

Lokal

dalam

Kehidupan Masyarakat


3. Kenakalan remaja: miras, tawuran
remaja

Sejak

individu-individu

membentuk sebuah komunitas sosial yang

4. Pengangguran:
kurangnya

SDM

lapangan

kurangnya

pelatihan


rendah,
pekerjaan,

akhirnya
sosial,

terbentuk
agaknya

lembaga-lembaga
kesadaran

untuk

kerja,

menciptakan keselarasan bersama sudah

rendahnya keahlian (skill) yang


menjadi keniscayaan. Keberadaan institusi

dimiliki.

atau lembaga merupakan fenomena yang

Untuk mengatasi berbagai persoalan di

sangat

atas

PIK-KRR

masyarakat, bukan saja karena fungsinya

“Berkibar” yang diharapkan kiprahnya

untuk menjaga dan mempertahankan nilai-

dalam pemberdayaan remaja. Pembahasan

nilai

berikut adalah tentang aktifitas yang telah

masyarakat, melainkan juga berkaitan erat

dilakukan PIK-KRR “Berkibar” dalam

dengan pencapaian pelbagai kebutuhan

upayanya untuk memberdayakan remaja.

manusia pada galibnya. Maka wajar kalau

maka

dibentuklah

penting

yang

dalam

menjadi

kehidupan

pegangan

di

ada yang memahami lembaga sebagai
METODE PENELITIAN
Penelitian

dilakukan

sarana
secara

deskriptif kualitatif. Teknik penentuan
sasaran penelitian manggunakan purposive
sampling dengan sasaran utama adalah
para anggota dan pengurus PIK-KRR
“Berkibar” dan sasaran pendukung adalah
tokoh
analisis

78

masyarakat
data

setempat.

menggunakan

Teknik
Analisis

untuk

memenuhi

kebutuhan

manusia (Raharjo, 1999).
Diantara lembaga-lembaga sosial
yang ada di tengah masyarakat, dan
diyakini memiliki fungsi signifikan dan
strategis

dalam

menjawab

dan

menyelesaikan persoalan yang ada, adalah
lembaga lokal yang kehadirannya seakanakan menjadi suatu kenyataan yang mutlak

Rin Rostikawati, Sri Pangestuti, Eri Wahyuningsih : Peran Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja (PIK-KRR) Terhadap Pemberdayaan Remaja

dan tidak dapat dipisahkan dari dinamika

berhubungan dengan kehidupan publik”

sistem sosial yang ada. Dengan kata lain,

(Berges dan Neuhauss, 1977).

lembaga lokal (local institution) juga bisa
dipandang sebagai perilaku yang berpola
yang telah dibentuk oleh sebuah proses
sejarah panjang; dari persemaian tata nilai
yang dianut beserta artefak kebudayaan
yang telah dihasilkannya (Susetiawan,
2000).

baik

Dari

pengertian

tersebut,

bisa

diartikan pula bahwa, di satu sisi, lembagalembaga mediasi ini dapat memberikan
makna

privat

memiliki

sekaligus

makna

di

sisi

publik,

lain

sehingga

merupakan transfer makna dari privat ke
publik, atau bahkan sebaliknya. Seperti

Eksistensi lembaga-lembaga lokal,

digali dari pendapat Berger dan Neuhaus,

yang

Heru

berupa

kepemimpinan,

organisasi,

peningkatan

sistem

Nugroho

(2001),

yang

secara

kapasitas

kongkrit menunjuk bermacam mediating

kelembagaan

yang

menyangkut

structure ini antara lain: lembaga-lembaga

profesionalisme

dan

pengembangan

keluarga, ketetanggaan, keagamaan, dan

organisasi, manajemen konflik, maupun

asosiasi keswadayaan.

macam atau jenis kegiatan yang dilakukan,
sebenarnya bukanlah hal baru. Berbagai
lembaga

lokal,

baik

formal

(dengan

legitimasi pemerintah) maupun informal
(atas inisiatif masyarakat) telah tumbuh
dan berkembang cukup lama di tengahtengah

pergumulan

masyarakat

kita.

Pembentukan lembaga-lembaga lokal lebih
bersifat jembatan (medium) bagi berbagai
kelompok kepentingan.

Dalam istilah

Berger dan Neuhaus disebut sebagai
mediating structure, yaitu: “Merupakan
lembaga-lembaga sosial yang memiliki
posisi

di

antara

wilayah

kehidupan

individu yang bersifat privat dengan
lembaga-lembaga

sosial

makro

yang

Lembaga-lembaga
berubah

setiap

perubahan

saat

yang

ini

dapat

seiring

dengan

terjadi

di

dalam

masyarakat itu sendiri terutama karena
fungsinya

yang

berkaitan

pemenuhan

kebutuhan

dengan

tertentu

bagi

anggota masyarakat. Dengan demikian
dinamikanya juga turut ditentukan oleh
proses dan pola perubahan sosial yang
sedang terjadi (Raharjo, ibid.). Lembagalembaga lokal yang telah terbentuk itu
diharapkan

mampu

berperan

sebagai

“jembatan berbagai kepentingan” yang ada
di

dalam

masyarakat.

Aspek

yang

dijembatani adalah persoalan kongkrit dan
berbasis

pada

kebutuhan

masyarakat

setempat. Jika dikelola dengan baik maka
79

Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 77 – 88

lembaga-lembaga lokal tersebut dapat

atas aset material: fisik, manusiawi atau

dijadikan

sebagai

sarana

penyaluran

finansial seperti tanah, air, hutan, tubuh

aspirasi

warga,

resolusi

konflik,

manusia, pekerjaan, uang, dll. Sumber-

pemberdayaan ekonomi rakyat, dan sarana

sumber

intelektual:

instrumental

informasi,

gagasan

pemerintah

dalam

pengetahuan,

(ide).

Penguasaan

kemampuan

untuk

pengambilan kebijakan publik (Berges dan

ideologi:

Neuhauss, 1977). Demikian juga terhadap

mengembangkan,

menyebarkan,

keinginan untuk memecahkan berbagai

mempertahankan,

mempranatakan

permasalahan

perangkat tertentu dari kepercayaan, nilai,

sosial

yang

ada

di

masyarakat seperti permasalahan yang

sikap

dialami remaja ini.

menentukan bagaimana persepsi manusia

Dalam

konteks

meminimalkan

inilah,

terjadinya

untuk
perilaku

menyimpang di kalangan remaja serta
untuk meningkatkan pemahaman remaja
mengenai kesehatan reproduksinya, maka
perlu

dilakukan langkah strategis, yaitu

memberdayakan kelompok kegiatan kecil
dalam masyarakat melalui kegiatan dalam

dan

sehingga

dapat

dan berfungsinya dalam lingkungan sosial,
ekonomi dan politik. Kartasasmita (1995)
mengartikan pemberdayaan sebagai upaya
untuk

membangun

mendorong,

daya

dengan

memotivasi

dan

membangkitkan kesadaran akan potensi
yang

dimiliki

serta

berupaya

untuk

mengembangkannya.

PIK-KRR dalam rangka pemberdayaan
remaja.

perilaku

Friedman

(1993)

menyatakan,

pemberdayaan melalui kelompok dinilai

1. Pemberdayaan

Remaja

melalui

Lembaga PIK-KRR

encounter

yang

dan

solidaritas

kelompok.

Anggota

berdaya,

kelompok

kapasitas

seragam

dan

melakukan sesuatu (power to) meski

mereka

bersama

dibawah tekanan, hambatan struktural atau

melakukan

dominasi kekuasaan (power over) (Ress

Sebagaimana upaya pemberdayaan pada

Stuart, 1991). Menurut Srilatha Batliwala

kelompok PIK-KRR ini yang melakukan

(1994) pemberdayaan adalah penguasaan

berbagai aksi dalam rangka pemberdayaan

memiliki

80

orang/masyarakat

dialogical

terjadi

menumbuhkan dan memperkuat kesadaran

Pemberdayaan merupakan proses
menjadikan

paling efektif, karena dalam kelompok

kemampuan

atau

menumbuhkan
mengenali

aksi

untuk
secara

identitas
kepentingan
selanjutnya
kolektif.

Rin Rostikawati, Sri Pangestuti, Eri Wahyuningsih : Peran Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja (PIK-KRR) Terhadap Pemberdayaan Remaja

remaja. Keberadaannya diharapkan mampu

Bersama) yang meliputi KUBE Kelinci

mengembangkan kemampuan, menggali

yang menfasilitasi usaha para remaja

potensi remaja dan menciptakan remaja

dalam beternak kelinci serta KUBE Mina

yang mandiri.

Sejahtera yang mewadahi kegiatan remaja

Pemberdayaan remaja adalah upaya
menggali

potensi

remaja

menjadikannya sebagai

dalam hal budidaya ikan air tawar.

serta

manusia

Potensi

wilayah

Desa

Pandak

yang

memang sangat memungkinkan untuk

bertanggung jawab baik terhadap dirinya

dilakukan kedua usaha tersebut. Lokasi

sendiri

maupun

desa yang berada di kaki gunung Slamet

Upaya

ini

terhadap

dapat

lingkungan.

dilakukan

dengan

membuat persediaan air

melimpah ruah

memberikan pendayaan dalam berbagai

sehingga cocok untuk budidaya ikan air

bentuk seperti transfer ideologi, ilmu

tawar. Selain itu pakan ternak kelinci

pengetahuan, dan teknologi serta transfer

seperti rumput-rumputan juga tumbuh

berbagai sumber daya (resources). Adapun

subur di semua wilayah desa, sehingga

upaya pemberdayaan yang telah dilakukan

sangat tepat untuk usaha budidaya ternak

pada PIK-KRR “Berkibar” antara lain

khususnya kelinci. Kemauan yang keras

adalah:

dari para remaja, serta dukungan dari

1. Pemberdayaan Bidang Ekonomi
Pemberdayaan

ini

dapat

berjalan

dengan

lancar.

dapat

Setidaknya 10 kandang kelinci yang berisi

menjadi entry point untuk menunjukkan

20 ekor kelinci berhasil dibudidayakan.

keberdayaan seseorang. Artinya, ketika

KUBE Mina Sejahtera telah memiliki 10

seseorang sudah mandiri secara ekonomi,

kolam budidaya ikan air tawar yang berisi

maka

beraneka jenis ikan seperti Gurameh, Nila,

akan

ekonomi

berbagai fihak terkait menjadikan KUBE

berpengaruh

terhadap

keterberdayaan pada bidang lain seperti

ikan

politik, sosial dan psikologis. Menyadari

membudidayakan kelinci serta budidaya

akan

manusia

ikan diperoleh dengan mendatangkan nara

potensi

sumber serta memperoleh pendampingan

sumber daya alamnya, maka PIK-KRR

dari fihak Pemerintah Daerah Kabupaten

“Berkibar” melakukan beberapa kegiatan

Banyumas dalam hal ini adalah Dinas

dalam

Peternakan dan Perikanan.

potensi

(remaja)

yang

bidang

sumber
dimiliki

ekonomi

daya
serta

antara

lain:

Mas,

dll.

Ketrampilan

pembentukan KUBE (Kelompok Usaha

81

Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 77 – 88

PIK-KRR juga memiliki tujuan

Kita

mengenal

tiga

konsep

antara lain membantu remaja untuk lebih

pendidikan,yaitu

mandiri melalui pemberian kecakapan

pendidikan

hidup (lifeskill), yang menurut WHO yang

Pendidikan informal adalah pendidikan

dimakud dengan pendidikan kecakapan

yang diperoleh dalam lingkup keluarga,

hidup adalah berbagai ketrampilan dan

sedangkan

pendidikan

kemampuan untuk dapat beradaptasi dan

pendidikan

di sekolah serta pendidikan

berperilaku positif, yang memungkinkan

non

seseorang untuk menghadapi berbagai

masyarakat. PIK-KRR sebagai salah satu

tuntutan dan tantangan dalam kehidupan

wadah aktifitas remaja, dapat dikatakan

sehari-hari secara efektif (dalam Masri,

sebagai sumber pendidikan non formal

dkk, 2007). Pelatihan kecakapan hidup

bagi remaja yang berusaha membantu

yang dilakukan oleh PIK-KRR “Berkibar”

mereka

antara lain adalah pelatihan “potong

pengetahuan

rambut” yang telah menghasilkan puluhan

meningkatkan

tenaga kapster/tukang potong rambut baik

manusia yang sangat berguna dalam

yang sudah memiliki usaha sendiri maupun

menapaki

yang bekerja di berbagai salon di kota

pengetahuan dilakukan dengan berbagai

Purwokerto.

metode baik dengan cara ceramah, diskusi,

Jenis

ketrampilan

lain

yang

dikembangkan remaja Desa Pandak adalah

pendidikan

formal serta non formal.

formal

formal

adalah

agar

penyediaan

informal,

pendidikan

dapat

yang

di

memperoleh

bermanfaat

kualitas

untuk

sumber

kehidupan.

sarana

adalah

maupun

daya

Transfer

praktek

lapangan.

ketrampilan pembuatan wayang karton

Bermacam bentuk pemberdayaan

serta wayang golek. Ketrampilan jenis ini

remaja bidang pendidikan yang dilakukan

memang sudah diperoleh secara turun

oleh PIK-KRR “Berkibar”, antara lain:

temurun yang membuat Desa ini berbeda

mendirikan taman bacaan “Berkibar” yang

dengan desa lainnya. Berbagai macam

dikelola oleh remaja. Berbagai buku,

produk wayang karton dan wayang golek

majalah maupun sumber bacaan lain

tersedia di sana baik untuk kepentingan

tersedia

komersial

kepentingan

Pengunjung terbanyak adalah pada remaja

pentas seni yang diadakan dua tahun sekali

dan anak-anak. Taman bacaan ini didirikan

pada saat peringatan hari Sumpah Pemuda.

dalam rangka menumbuhkan minat baca

maupun

untuk

2. Pemberdayaan Bidang Pendidikan

82

dengan

cukup

memadai.

remaja dan anak-anak serta sebagai sarana

Rin Rostikawati, Sri Pangestuti, Eri Wahyuningsih : Peran Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja (PIK-KRR) Terhadap Pemberdayaan Remaja

pendidikan non formal bagi mereka.

lain. Forum ini juga melakukan upaya

Melalui taman bacaan ini para remaja juga

edukatif

memperoleh banyak informasi tentang

tentang penyakit menular seksual seperti

segala

HIV dan AIDS, serta kiat agar remaja

sesuatu

yang

berkait

dengan

kesehatan reproduksi mereka.

berupa

kegiatan

penyuluhan

terhindar dari perilaku menyimpang.

Secara umum, fungsi taman bacaan

Dalam forum tersebut juga terdapat

(perpustakaan) antara lain memiliki fungsi

berbagai

edukatif, informatif dan kreatif:

penyusunan

a. Fungsi edukatif, yaitu sebagai
salah satu sumber belajar

macam

aktifitas

seperti:

kerja,

evaluasi

program

kegiatan, dan penyampaian materi TRIAD
KRR. Pertemuan ini menjadi penting

b. Fungsi Informatif, yaitu sebagai

karena dapat menambah pengetahuan dan

penyedia informasi yang lalu

pengalaman berorganisasi bagi pengurus

dan terkini yang dijaring dari

serta anggota PIK-KRR serta menambah

berbagai sumber informasi baik

wawasan remaja mengenai berbagai hal.

yang tercetak maupun yang

Kegiatan lainnya adalah mengikuti Forum

tersaji secara elektronik,

Komunikasi dan Konsultasi Organisasi

c. Fungsi Kreatif, yaitu sebagai

Kemasyarakatan Provinsi Jawa Tengah,

penyedia jasa informasi untuk

mengikuti

melakukan kreasi sesuai dengan

pelatihan, workshop serta melakukan studi

minatnya

banding ke PIK –KRR lain dalam rangka

dapat

yang

diharapkan

menemukan

inovasi

dalam

inovasi-

ilmu

yang

berbagai

meningkatkan

event

seminar,

kemampuan

mengelola

organisasi.

diminatinya.
Selain mendirikan taman bacaan,

3. Pemberdayaan Bidang Psikologi

pemberdayaan remaja bidang pendidikan
lainnya

adalah

menyelenggarakan

Fungsi lain dari lembaga PIK-KRR
adalah

memberikan

konseling

dan

pertemuan rutin bulanan yang dihadiri oleh

pendampingan kepada para remaja yang

semua

maupun

membutuhkan. Melalui proses konseling

Pembina. Melalui forum ini remaja belajar

diharapkan para remaja dapat memiliki

tentang bagaimana cara berorganisasi,

informasi

belajar mengemukakan pendapat, serta

mengenai

menghargai pendapat dan hak-hak orang

reproduksi

pengurus,

anggota

yang

benar

dan

permasalahan
serta

mampu

lengkap
kesehatan

mengambil

83

Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 77 – 88

keputusan secara mandiri mengenai situasi

keputusan adalah tanggung jawab klien.

yang dihadapi. Setidaknya selama tahun

Seorang konselor hanya memberi alternatif

2013, lembaga ini menerima 20 aduan dari

solusi sedangkan

para remaja baik putra maupun putri yang

pada klien (remaja). Pemberdayaan klien

membutuhkan

secara

konseling.

Dari

data

keputusan akhir tetap

psikologis

berarti

memberi

konseling yang ada terdapat beberapa

penguatan kepada remaja yang bermasalah

macam masalah yang dihadapi remaja

dan

antara lain:

permasalahan,sehingga

rendah diri untuk bergaul,

takut sewaktu haid datang, konsultasi

mencari

solusi

atas

remaja

dapat

bangkit dan mandiri.

pribadi, ingin berhenti merokok, ingin
berwirausaha, susah cari kerja, dan lain-

4. Pemberdayaan Bidang Sosial

lain. Semua permasalahan remaja dapat

Rasa empaty serta sensitifitas sosial

diatasi oleh lembaga karena telah memiliki

harus ditumbuhkembangkan sejak dini.

empat (4) konselor dan empat pendidik

Demikian

sebaya yang telah mendapat pelatihan yang

tergabung dalam PIK-KRR “Berkibar” ini

cukup untuk menangani berbagai macam

yang telah melakukan berbagai aktifitas

kasus. Konseling KRR sendiri adalah suatu

dalam bidang sosial, diantaranya adalah

proses

seorang

donor darah yang dilakukan tiga (3) bulan

untuk

sekali, memberi bantuan korban bencana

tatap

konselor

muka

dimana

membantu

memecahkan

masalah

remaja
yang

berkaitan

dengan kesehatan reproduksinya.

Oleh

alam,

juga

dengan

remaja

menyelenggarakan

yang

pemeriksaan

kesehatan gratis untuk masyarakat, bedah

sebab itu dalam konseling KRR harus

rumah

bagi

warga

miskin,

terjadi:

bantuan sembako untuk janda miskin,
a. Hubungan saling percaya

mengadakan

b. Komunikasi yang terbuka

lingkungan dan penghijauan di makam

c. Pemberdayaan

klien

mampu

agar

mengambil

fogging,

kerja

memberi

bakti

Mbulu Pralaya Desa Pandak.
Melalui berbagai kegiatan tersebut,

keputusannya sendiri (BKKBN,

lembaga

2008).

menampung aktifitas remaja secara positif,

Konseling

telah

mampu

dengan

sehingga tidak ada ruang bagi mereka

pemberian nasehat. Konseling berpedoman

untuk perilaku yang tidak bertanggung

pada

jawab. Kegiatan ini juga sebagai ajang

84

pandangan

berbeda

PIK-KRR

bahwa

pengambilan

Rin Rostikawati, Sri Pangestuti, Eri Wahyuningsih : Peran Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja (PIK-KRR) Terhadap Pemberdayaan Remaja

sosialisasi baik dengan sesama remaja

Mereka biasanya sangat percaya dengan

maupun dengan masyarakat yang tentunya

peer-nya, kawan sebayanya. Jika hal ini

sangat berguna dalam perannya yang

dipergunakan untuk hal yang positif maka

strategis di masa depan sebagai generasi

hasilnya akan positif juga.

penerus bangsa. Termasuk kegiatan sosial
lain

yang

telah

mengadakan
kegiatan

dilakukan

latihan

lintas

adalah:

kepemimpinan,

alam

dan

jalan

sehat,penyelenggara lomba pada setiap
peringatan

kemerdekaan

RI

serta

penyelenggara Pilkaret (Pilihan Ketua RT).
Paparan

di

atas

menunjukkan

bahwa peran lembaga lokal yang dekat

KESIMPULAN DAN SARAN
Dari

paparan

di

atas

dapat

ditarik

kesimpulan sebagai berikut:
1. Keberadaan PIK-KRR “Berkibar”
memang dibutuhkan

oleh para

remaja khususnya dan masyarakat
Desa Pandak umumnya.
2. Lembaga

ini

telah

mampu

dengan kehidupan masyarakat seperti PIK

memberdayakan remaja agar dapat

–KRR ini, jika dikelola secara optimal

mandiri serta bertanggung jawab

mampu

kepada diri sendiri maupun orang

memberdayakan

khususnya

remaja,

masyarakat

serta

mampu

menjalankan fungsinya untuk menjaga

lain serta lingkungannya.
3. Pemberdayaan remaja yang telah

kohesi dan keharmonisan sosial serta

dilakukan

mengatasi permasalahan yang ada dalam

bidang:

masyarakat. Pendidik dan konselor sebaya

psikologi

yang terdapat dalam lembaga PIK-KRR

kemasyarakatan.

adalah agen sosial yang sangat krusial

meliputi
ekonomi,
dan

4. Pemberdayaan

beberapa
pendidikan,

bisang

bidang

dalam memberdayakan sesama remaja.

meliputi

pembentukan

Seperti disampaikan Ninuk Widyantoro

(Kelompok Usaha

sosial

ekonomi
KUBE

(dalam Jurnal Perempuan, 2007), bahwa

5. Bersama) yang meliputi KUBE

komunitas di Indonesia itu comforting

Kelinci dan KUBE Mina Sejahtera.

each other (saling mempengaruhi satu

Selain itu pemberian ketrampilan

sama

kecakapan hidup (lifeskill) juga

lain).

Artinya,

mereka

saling

menghibur, saling menguatkan, saling

dilakukan

yaitu

dengan

curhat, selalu ingin berbagi dengan teman

mengadakan

pelatihan

potong

yang seumur dan dengan teman dekatnya.

85

Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 77 – 88

rambut dan pembuatan wayang
karton dan wayang golek.
6. Pemberdayaan bidang pendidikan
antara

lain:

mendirikan

taman

bacaan, penyuluhan yang dilakukan
oleh pendidik dan konselor sebaya,
mengikuti berbagai event seminar,
workshop,

pelatihan,

serta

melakukan studi banding ke PIK-

Coalition (IWHC).
Berger, L. Peter, & Richard John
Neuhaus,1977, “To Empower
People, The Role of Mediating
Structure in Public Policy”,
Washington: American Enterprise
for Public Policy Research.
Friedman, John, 1993,”Empowerement:
The Politics of Alternative
Development”, Cambridge Mass:
Blackwell Publisher.

KRR lain yang lebih maju.
7. Pemberdayaan bidang sosial antara
lain:
korban

donor

darah,

bencana

membantu

alam,

bedah

rumah, bantuan sembako, fogging
dan melakukan kerja bakti.
SARAN

Kartasasmita, Ginanjar, 1995,
“Pemberdayaan Masyarakat:
Sebuah Tinjauan
Administrasi”, Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar Ilmu
Administrasi pada
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya, Malang, 27
Mei.

1. Masih perlu ditingkatkan fungsi
dan peran PIK-KRR agar dapat
berperan secara maksimal.
2. Perlu

membangun

kerja

sama

dengan stakeholder agar program
pemberdayaan

remaja

dapat

dilaksanakan secara terpadu dan
berkesinambungan.

DAFTAR PUSTAKA
Batliwala, Srilatha, 1994, “The Meaning of
Women’s Empowerement:New
Concept from Action” dalam gita
Sen, et.al., “Population Policies
Resconsidered, Health,
Empowerement and Right”, New
York International Women’s Health

86

Milles, M.B., and A.M., Huberman, 1991,
“Designing Qualitative Research”,
Mac. Graw Hill Company, New
York.
Muadz, M. Masri, dkk, 2007, “Kurikulum
dan Model Pelatihan Pengelolaan
Pusat Informasi dan Konseling
Kesehatan Reproduksi Remaja
(PIK-KRR), BKKBN,Jakarta.
Nugroho, Heru 2001, “Negara, Pasar dan
Keadilan Sosial”, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Rahardjo, 1999, “Pengantar Sosiologi
Pedesaan dan Pertanian”, Gadjah
Mada University Press,
Yogyakarta.

Rin Rostikawati, Sri Pangestuti, Eri Wahyuningsih : Peran Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja (PIK-KRR) Terhadap Pemberdayaan Remaja

Ress, Stuart, 1991, “Achieving Power,
Practise and Policy in Social
Welfare”, Sydney: Allen & Unwin.
Susetiawan, 1998, “Konflik Sosial”,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sumber Lain :
Jurnal Perempuan, “Kesehatan Reproduksi
Andai Perempuan Bisa Memilih”,
Penerbit
Yayasan
Jurnal
Perempuan, Cetakan pertama, Jakarta,
Mei 2007
Modul Pelatihan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja Bagi Calon,
Konselor Sebaya, BKKBN, Jakarta, 2008

87

Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 77 – 88

88

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan PIK-KRR (Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) SMA di Medan Tahun 2011

1 44 59

Kebiasaan makan dan pengetahuan reproduksi remaja putri peserta Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR)

1 7 9

Kebiasaan Makan dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Peserta Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR)

0 9 145

Kebiasaan Makan dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Peserta Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR)

0 4 78

PERBEDAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI BERDASARKAN PEMANFAATAN PIK-KRR Perbedaan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Pemanfaatan PIK-KRR Di SMAN 1 Nguter.

0 3 15

Perbedaan Pengetahuan Remaja Tentang Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Pada Sekolah Dengan Pusat Informasi Konseling (PIK-R) Dan Tanpa PIK-R Di Kota Denpasar Tahun 2016.

6 11 35

MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB, KECAMATAN JEBRES, SURAKARTA.

0 0 14

View of PENGARUH PROGRAM PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 BALEENDAH

0 0 13

KEBIASAAN MAKAN DAN PENGETAHUAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR)

0 0 8

HUBUNGAN PENGELOLAAN PIK-KRR DENGAN PEMANFAATAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) PADA SISWA KELAS XI DI MAN II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pengelolaan PIK-KRR dengan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konsling Ke

0 0 10