Keppres 32 1990 pengelolaan kawasan lindung

Ke put usa n Pr e side n N o. 3 2 Ta hun 1 9 9 0
Te nt a ng : Pe nge lola a n Ka w a sa n Lindung
Oleh
Nom or
Tanggal

:
:
:

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
32 TAHUN 1990 ( 32/ 1990)
25 JULI 1990 ( JAKARTA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Presiden Republik I ndonesia,

Menim bang:
a.

bahwa ruang selain m erupakan sum ber alam yang pent ing art inya

bagi kehidupan dan perencanaan sert a pelaksanaan pem bangunan
yang berkelanj ut an j uga m engandung fungsi pelest arian lingkungan
hidup yang m encakup sum ber alam , sum ber daya buat an sert a nilai
sej arah dan budaya bangsa, yang m em erlukan pengat uran bagi
pengelolaan dan perlindungannya;

b.

bahwa dengan sem akin t erbat asnya ruang, m aka unt uk m enj am in
t erselenggaranya kehidupan dan pem bangunan yang berkelanj ut an
dan t erpeliharanya fungsi pelest arian, upaya pengat uran dan
perlindungan diat as perlu dit uangkan dalam kebij aksanaan
pem bangunan pola t at a ruang;

c.

bahwa dalam rangka kebij aksanaanpem bangunan pola t at a ruang
t ersebut perlu dit et apkan adanya kawasan lindung dan pedom an
pengelolaan kawasan lindung yang m em beri arahan bagi badan hukum
dan perseorangan dalam m erencanakan dan m elaksanakan program

pem bangunan;

Mengingat :
1.

Pasal 4 ayat ( 1) dan pasal 33 ayat ( 3) Undang- undang Dasar 1945;

2.

Monum ent en Ordonant ie Tahun 1931 ( St aat sblad Tahun 1931 Nom or
238) ;

3.

Undang- undang Nom or 5 Tahun 1950 t ent ang perat uran Pokok- pokok
Agraria ( Lem baran Negara Tahun 1960 Nom or 104, Tam bahan
Lem baran Negara Nom or 2043) ;

4.


Undang- undang Nom or 5 Tahun 1967 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan
Pokok Kehut anan ( Lem baran Negara Tahun 1967 Nom or 8, Tam bahan
Lem baran Negara Nom or 2823) ;

5.

Undang- undang Nom or 11 Tahun 1967 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan
Pokok Pert am bangan ( Lem baran Negara Tahun 1967 Nom or 22,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2831) ;

6.

Undang- undang Nom or 5 Tahun 1974 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan
Pok ok- pokok Pem erint ahan di Daerah ) Lem baran Negara Tahun 1974
Nom or 38, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3037) ;

7.

Undang- undang Nom or 11 Tahun 1974 Tent ang Ket ent uan- ket ent uan
Pokok Pengairan ( Lem baran Negara Tahun 1974 Nom or 65, Tam bahan

Lem baran Negara Nom or 3046) ;

8.

Undang- undang Nom or 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lem baran Negara Tahun 1982
Nom or 12, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3215) ;

9.

Perat uran Pem erint ah Nom or 28 Tahun 1985 t ent ang Perlindungan
Hut an ( Lem baran Negara Tahun 1985 Nom or 39, Tam bahan Lem baran
Negara Nom or 3294) ;

10.

Perat uran Pem erint ah Nom or 29 Tahun 1986 t ent ang Analisis
Mengenai Dam pak Lingkungan ( Lem baran Negara Tahun 1986 Nom or
42, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3338)


11.

Keput usan Presiden Nom or 57 t ahun 1989 t ent ang Tim Koordinasi
Pengelolaan Tat a Ruang Nasional;

MEMUTUSKAN:

Menet apkan:

KEPUTUSAN PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A TENTANG
PENGELOLAAN KAWASAN LI NDUNG.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Keput usan Presiden ini yang dim aksud dengan:
1.

Kawasan Lindung adalah kawasan yang dit et apkan dengan fungsi

ut am a m elindungi kelest arian Lingkungan Hidup yang m encakup
sum ber alam , sum ber daya buat an dan nilai sej arah sert a budaya
bangsa guna kepent ingan Pem bangunan berkelanj ut an.

2.

Pengelolaan kawasan lindung adalah upaya penet apan, pelest arian dan
pengendalian pem anfaat an kawasan lindung.

3.

Kawasan Hut an Lindung adalah kawasan hut an yang m em iliki sifat
khas yang m am pu m em berikan lindungan kepada kawasan sekit ar
m aupun bawahannya sebagai pengat ur t at a air, pencegah banj ir dan
erosi sert a m em elihara kesuburan t anah.

4.

Kawasan Bergam but adalah kawasan yang unsur pem bent uk t anahnya
sebagian besar berupa sisa- sisa bahan organik yang t ert im bun dalam

wakt u yang lam a.

5.

Kawasan Resapan air adalah daerah yang m em punyai kem am puan
t inggi unt uk m eresapkan air huj an sehingga m erupakan t em pat
pengisian air bum i ( akifer) yang berguna sebagai sum ber air.

6.

Sem padan Pant ai adalah kawasan t ert ent u sepanj ang pant ai yang
m em punyai m anfaat pent ing unt uk m em pert ahankan kelest arian
fungsi pant ai.

7.

Sem padan Sungai adalah Kawasan sepanj ang kiri kanan sungai,
t erm asuk sungai buat an/ kanal/ saluran irigasi prim er, yang m em punyai
m anfaat pent ing unt uk m em pert ahankan kelest arian fungsi sungai.


8.

Kawasan sekit ar Danau/ Waduk adalah kawasan t ert ent u disekeliling
danau/ waduk yang m em punyai m anfaat pent ing unt uk
m em pert ahankan kelest arian fungsi sungai.

9.

Kawasan sekit ar m at a air adalah kawasan disekeliling m at a air yang
m em punyai m anfaat pent ing unt uk m em pert ahankan fungsi m at a air.

10.

Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas t ert ent u baik di
darat m aupun di perairan yang m em punyai fungsi pokok sebagai

kawasan pengawet an peragam an j enis t um buhan dan sat wa besert a
ekosist em nya.
11.


Kawasan suaka alam Laut dan Perairan lainya adalah daerah yang
m ewakili ekosist em khas di laut an m aupun perairan lainya, yang
m erupakan habit at alam i yang m em berikan t em pat m aupun
perlindungan bagi perkem bangan keanekaragam an t um buhan dan
sat wa y ang ada.

12.

Kawasan Pant ai berhut an Bakau adalah kawasan pesisir laut yang
m erupakan habit at alam i hut an bakau ( m angrove) yang berfungsi
m em beri perlindungan kepada perikehidupan pant ai dan laut an.

13.

Tam an Nasional adalah kawasan pelest arian alam yang dikelola
dengan sist em zonasi yang dim anfaat kan unt uk t uj uan pengem bangan
ilm u penget ahuan, pendidikan, pariwisat a dan rekreasi.

14.


Tam an Hut an Raya adalah kawasan pelest arian yang t erut am a
dim anfaat kan unt uk t uj uan koleksi t um buhan dan/ at au bukan asli,
pengem bangan ilm u penget ahuan, pendidikan dan lat ihan, budaya,
pariwisat a dan rekreasi.

15.

Tam an Wisat a Alam adalah kawasan Pelest arian alam di darat m aupun
di laut yang t erut am a dim anfaat kan unt uk pariwisat a dan rekreasi
alam .

16.

Kawasan Cagar Budaya dan I lm u Penget ahuan adalah kawasan yang
m erupakan lokasi bangunan hasil budaya m anusia yang bernilai t inggi
m aupun bent ukan geologi yang khas.

17.

Kawasan Rawan Bencana Alam adalah kawasan yang sering at au

berpot ensi t inggi m engalam i bencana alam .

BAB I I
TUJUAN DAN SASARAN

Pasal 2
( 1) .

Pengelolaan kawasan lindung bert uj uan unt uk m encegah t im bulnya
kerusakan fungsi lingkungan hidup.

( 2) .

Sasaran Pengelolaan kawasan lindung adalah:

a.

Meningkat kan fungsi lindung t erhadap t anah, air, iklim ,
t um buhan dan sat wa sert a nilai sej arah dan budaya bangsa;

b.

Mem pert ahankan keanekaragam an t um buhan, sat wa, t epe
ekosist em , dan keunikan alam .

BAB I I I
RUANG LI NGKUP

Pasal 3
Kawasan lindung sebagaim ana dim aksud dalam pasal 1 m eliput i:
1.

Kawasan yang m em berikan perlindungan Kawasan
Bawahannya.

2.

Kawasan Perlindungan set em pat .

3.

Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya.

4.

Kawasan Rawan Bencana Alam .

Pasal 4
Kawasan yang m em berikan perlindungan kawasan bawahannya sebagaim ana
dim aksud dalam pasal 3 t erdiri dari:
1.

Kawasan Hut an Lindung.

2.

Kawasan Bergam but .

3.

Kawasan Resapan Air.

Pasal 5
Kawasan Perlindungan set em pat sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 3
t erdiri dari:

1.

Sem padan Pant ai.

2.

Sem padan Sungai.

3.

Kawasan Sekit ar Danau/ Waduk.

4.

Kawasan Sekit ar Mat a Air.

Pasal 6
Kawasan Suaka Alam dan cagar Budaya sebagaim ana dim aksud dalam pasal
3 t erdiri dari:
1.

Kawasan Suaka Alam .

2.

Kawasan Suaka Alam Laut dan perairan lainya.

3.

Kawasan Pant an Berhut an Bakau.

4.

Tam an Nasional, Tam an Hut an Raya dan Tam an Wisat a Alam .

5.

Kawasan Cagar Budaya dan I lm u Penget ahuan.

BAB I V
POKOK- POKOK KEBI JAKSANAAN KAWASAN LI NDUNG
Bagian Pert am a
Kawasan yang m em berikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

Pasal 7
Perlindungan t erhadap kawasan hut an lindung dilakukan unt uk m encegah
t erj adinya erosi, sedim ent asi, dan m enj aga fungsi hidrologis t anah unt uk
m enj am in ket ersediaan unsur hara t anah, air t anah, dan air perm ukaan.
Pasal 8
Krit eria kawasan hut an lindung adalah:
a.

Kawasan Hut an dengan fakt or- fakt or lereng lapangan, j enis
t anah, curah huj an yang m elebihi nilai skor 175, dan/ at au;

b.

Kawasan hut an yang m em punyai lereng lapangan 40% at au
lebih dan/ at au

c.

Kawasan Hut an yang m em punyai ket inggian diat as perm ukaan
laut 2.000 m et er at au lebih.

Pasal 9
Perlindungan t erhadap kawasan bergam but dim aksudkan unt uk
m engendalikan hidrologi wilayah, yang berfungsi sebagai penam baat air dan
pencegah banj ir, sert a m elindungi ekosist em yang khas di kawasan yang
bersangkut an.

Pasal 10
Krit eria kawasan bergam but adalah t anah bergam but dengan ket ebalan 3
m et er at au lebih yang t erdapat dibagian hulu sungai dan rawa.

Pasal 11
Perlindungan t erhadap kawasan resapan air dilakukan unt uk m em berikan
ruang yang cukup bagi peresapan air huj an pada daerah t ert ent u unt uk
keperluan penyediaan kebut uhan air t anah dan penenggulangan banj ir, baik
unt uk kawasan bawahannya m aupun kawasan yang bersangkut an.

Pasal 12
Krit eria kawasan resapan air adalah curah huj an yang t inggi, st rukt ur t anah
m eresapkan air dan bent uk geom orfologi yang m am pu m eresapkan air huj an
secara besar- besaran.

Bagian kedua
Kawasan Perlindungan set em pat

Pasal 13
Perlindungan t erhadap sem padan pant ai dilakukan unt uk m elindungi wilayah
pant ai dari kegiat an yang m engganggu kelest arian fungsi pant ai.

Pasal 14
Krit eria sem padan pant ai adalah darat an sepanj ang t epian yang lebarnya
proporsional dengan bent uk dan kondisi fisik pant ai m inim al 100 m et er dari
t it ik pasang t ert inggi ke arah darat .

Pasal 15
Perlindungan t erhadap sem padan sungai dilakukan unt uk m elindungi sungai
dari kegiat an m anusia yang dapat m engganggu dan m erusak kualit as air
sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai sert a m engam ankan aliran
sungai.

Pasal 16
Krit eria sem padan sungai adalah:
a.

Sekurang- kurangnya 100 m et er dari kiri kanan sungai besar
dan 50 m et er di kiri kanan anak sungai yang berada diluar
pem ukim an.

b.

Unt uk sungai di kawasan pem ukim an berupa sem padan sungai
yang diperkirakan cukup unt uk dibangun j alan inspeksi ant ara
10 - 15 m et er.
Pasal 17

Perlindungan t erhadap kawasan sekit ar danau/ waduk dilakukan unt uk
m elindungi danau/ waduk dari kegiat an budidaya yang dapat m engganggu
kelest arian fungsi danau/ waduk.

Pasal 18
Krit eria kawasan sekit ar danau/ waduk adalah darat an sepanj ang t epian
danau/ waduk yang lebarnya proporsional dengan bent uk dan kondisi fisik
danau/ waduk ant ara 50 - 100 m et er dari t it ik pasang t ert inggi ke arah darat .

Pasal 19
Perlindungan t erhadap kawasan sekit aer m at a air dilakukan unt uk
m elindungi m at a air dari kegiat an budidaya yang dapat m erusak kualit as air
dan kondisi fisik kawasan sekit arnya.

Pasal 20
Krit eria kawasan sekit ar m at a air adalah sekurang- kurangnya dengan j arij ari 200 m et er di sekit ar m at a air.

Bagian Ket iga
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya

Pasal 21
Perlindungan t erhadap kawasan suaka alam dilakukan unt uk m elindungi
keanekaragam an biot a, t ipe ekosist em , gej ala dan keunikan alam bagi
kepent ingan plasm a nut fah, ilm u penget ahuan dan pem bangunan pada
um um nya.

Pasal 22
Kawasan suaka alam t erdiri dari cagar alam , suaka m argasat wa, hut an
wisat a, daerah perlindungan plasm a nut fah dan daerah pengungsian sat wa.

Pasal 23
( 1)

( 2)

( 3)

Krit eria cagar alam adalah:
a.

Kawasan yang dit unj uk m em punyai keanekaragam an j enis
t um buhan dan sat wa dan t ipe ekosist em nya;

b.

Mewakili form asi biot a t ert ent u dan/ at au unit - unit penyusun;

c.

Mem punyai kondisi alam , baik biot a m aupun fisiknya yang
m asih asli dan t idak at au belum diganggu m anusia;

d.

Mem punyai luas dan bent uk t ert ent u agar m enunj ang
pengelolaan yang efekt if dengan daerah penyangga yang cukup
luas;

e.

Mem punyai ciri khas dan dapat m erupakan sat u- sat unya cont oh
di suat u daerah sert a keberadaannya m em erlukan upaya
konservasi.

Krit eria suaka m argasat wa adalah:
a.

Kawasan yang dit unj uk m erupakan t em pat hidup dan
perkem bangbiakan dari suat u j enis sat wa yang perlu dilakukan
upaya konservasinya;

b.

Mem iliki keanekaragam an dan populasi sat wa yang t inggi;

c.

Merupakan t em pat dan kehidupan bagi j enis sat wa m igran
t ert ent u;

d.

Mem punyai luas yang cukup sebagai habit at j enis sat wa yang
bersangkut an.

a.

Kawasan yang dit unj uk m em iliki keadaan yang m enarik dan
indah baik secara alam iah m aupun buat an m anusia;

b.

Mem enuhi kebut uhan m anusia akan rekreasi dan olah raga
sert a t erlet ak dekat pusat- pusat perm ukim an penduduk;

c.

Mengandung sat wa buru yang dapat dikem bangbiakkan
sehingga m em ungkinkan perburuan secara t erat ur dengan
m engut am akan segi rekreasi, olah raga dan kelest arian sat wa;

d.

Mem punyai luas yang cukup dan lapangannya t idak
m em bahayakan.

( 4)

( 5)

Krit eria daerah perlindungan plasm a nut fah adalah:
a.

Areal yang dit unj uk m em iliki j enis plasm a nut fah t ert ent u yang
belum t erdapat di dalam kawasan konservasi yang t elah
dit et apkan;

b.

Merupakan areal t em pat pem indahan sat wa yang m erupakan
t em pat kehidupan baru bagi sat wa yang m erupakan t em pat
kehidupan baru bagi sat wa t ersebut ;

c.

Mem punyai luas cukup dan lapangannya t idak m em bahayakan.

Krit eria daerah pengungsian sat wa:
a.

Areal yang dit unj uk m erupakan wilayah kehidupan sat wa yang
sej ak sem ula m enghuni areal t ersebut .

b.

Mem punyai luas t ert ent u yang m em ungkinkan berlangsungnya
proses hidup dan kehidupan sert a berkem bangbiaknya sat wa
t ersebut .

Pasal 24
Perlindungan t erhadap kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya
dilakukan unt uk m elindungi keanekaragam an biot a, t ipe ekosist em , gej ala
dan keunikan alam bagi kepent ingan plasm a nut fah, keperluan pariwisat a
dan ilm u penget ahuan.

Pasal 25
Krit eria kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya adalah kawasan
berupa perairan laut , perairan darat , wilayah pesisir, m uara sungai, gugusan
karang dan at ol yang m em punyai ciri khas berupa keragam an dan/ at au
keunikan ekosist em .

Pasal 26
Perlindungan t erhadap kawasan pant ai berhut an bakau dilakukan unt uk
m elest arikan hut an bakau sebagai pem bent uk ekosist em hut an bakau dan
t em pat berkem bangbiaknya berbagai biot a laut disam ping sebagai pelindung
pant ai dan pengikisan air laut sert a pelindung usaha budidaya di
belakangnya.

Pasal 27
Krit eria kawasan pant ai berhut an bakau adalah m inim al 130 kali nilai rat arat a perbedaan air pasang t ert inggi dan t erendah t ahunan diukur dari garis
air surut t erendah kearah darat .

Pasal 28
Perlindungan t erhadap t am an nasional, t am an hut an raya dan t am an wisat a
alam dilakukan unt uk pengem bangan pendidikan, rekreasi dan pariwisat a,
sert a peningkat an kualit as lingkungan sekit arnya dan perlindungan dari
pencem aran.

Pasal 29
Krit eria t am an nasional, t am an hut an raya dan t am an nasional dan wisat a
alam adalah berhut an at au berveget asi t et ap yang m em iliki t unbuhan dan
sat wa yang beragam , m em iliki arsit ekt ur bent ang alam yang baik dan
m em iliki akses yang baik unt uk keperluan pariwisat a.

Pasal 30
Perlindungan t erhadap kawasan cagar budaya dan ilm u penget ahuan
dilakukan unt uk m elindungi kekayaan budaya bangsi berupa peninggalanpeninggalan sej arah, bangunan erkeologi dan m onum en nasional, dan
keragam an bent uk geologi, yang berguna unt uk pengem bangan ilm u
penget ahuan dari ancam an kepunahan yang disebabkan oleh kegiat an alam
m aupun m anusia.

Pasal 31
Krit eria kawasan cagar budaya dan ilm u penget ahuan adalah t em pat sert a
ruang disekit ar bangunan bernilai budaya t inggi, sit us purbakala dan
kawasan dengan bent ukan geologi t ert ent u yang m em punyai m anfaat t inggi
unt uk pengem bangan ilm u penget ahuan.

Bagian Keem pat
Kawasan Rawan Bencana Alam

Pasal 32
Perlindungan t erhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan unt uk
m elindungi m anusia dan kegiat annya dari bencana yang disebabkan oleh
alam m aupun secara t idak langsung oleh perbuat an m anusia.

Pasal 33
Krit eria kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang diidet ifikasi
sering dan berpot ensi t inggi m engalam i bencana alam sepert i let usan gunung
berapi, gem pa bum i, dan t anah longsor.

BAB V
PENETAPAN KAWASAN LI NDUNG

Pasal 34
( 1)

Pem erint ah Daerah Tingkat I m enet apkan wilayah- wilayah t ert ent u
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 3 sebagai kawasan lindung daerah
m asing- m asing dalam suat u Perat uran Daerah Tingkat I , disert ai
dengan lam piran penj elasan dan pet a dengan t ingkat ket elit ian
m inim al skala 1 : 250.000 sert a m em perhat ikan kondisi wilayah yang
bersangkut an.

( 2)

Dalam m enet apkan kawasan lindung sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1) , Pem erint ah Daerah Tingkat I harus m em perhat ikan

perat uran perundang- undangan yang berkait an dengan penet apan
wilayah t ert ent u sebagai bagian dari kawasan lindung.
( 3)

Pem erint ah Daerah Tingkat I I m enj abarkan lebih lanj ut kawasan
lindung sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan ayat ( 2) bagi
daerahnya ke dalam pet a dengan t ingkat ket elit ian m inim al skala 1 :
100.000, dalam bent uk Perat uran Daerah Tingkat I I .

( 4)

Pelaksanaan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dilakukan secara
t erpadu dan lint as sekt oral dengan m em pert im bangkan m asukan dari
Pem erint ah Daerah Tingkat I I .

Pasal 35
Apabila dalam penet apan wilayah t ert ent u t erj adi perbent uran kepent ingan
ant ar sekt or, Pem erint ah Daerah Tingkat I dapat m engaj ukan kepada Tim
Pengelolaan Tat a Ruang Nasional unt uk m em peroleh saran penyelesaian.

Pasal 36
( 1)

Pem erint ah Daerah Tingkat I I m engupayakan kesadaran m asyarakat
akan t anggung j awabnya dalam pengelolaan kawasan lindung.

( 2)

Pem erint ah Daerah Tingkat I dan Tingkat I I m engum um kan kawasankawasan lindung sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 34 kepada
m asyarakat .

BAB VI
PENGENDALI AN KAWASAN LI NDUNG

Pasal 37
( 1)

Di dalam kawasan lindung dilarang m elakukan kegiat an budidaya,
kecuali yang t idak m engganggu fungsi lindung.

( 2)

Di dalam kawasan suaka alam dan kawasan cagar budaya dilarang
m elakukan kegiat an budidaya apapun, kecuali kegiat an yang berkait an
dengan fungsinya dan t idak m engubah bent ang alam , kondisi
penggunaan lahan, sert a ekosist em alam i yang ada.

( 3)

Kegiat an budidaya yang sudah ada di kawasan lindung yang
m em punyai dam pak pent ing t erhadap lingkungan hidup dikenakan
ket ent uan- ket ent uan yang berlaku sebagaim ana dim aksud dalam
Perat uran Pem erint ah Nom or 29 Tahun 1986 t ent ang Analisis
Mengenai Dam pak lingkungan.

( 4)

Apabila m enurut Analisis Mengenai Dam pak Lingkungan kegiat an
budidaya m engganggu fungsi lindung harus dicegah
perkem bangannya, dan fungsi sebagai kawasan lindung dikem balikan
secara bert ahap.

Pasal 38
( 1)

Dengan t et ap m em perhat ikan fungsi lindung kawasan yang
bersangkut an di dalam kawasan lindung dapat dilakukan penelit ian
eksplorasi m ineral dan air t anah, sert a kegiat an lain yang berkait an
dengan pencegahan bencana alam .

( 2)

Apabila t ernyat a di kawasan lindung sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1) t erdapat indikasi adanya deposit m ineral at au air t anah at au
kekayaan alam lainnya yang bila diusahakan dinilai am at berharga
bagi negara, m aka kegiat an budidaya di kawasan lindung t ersebut
dapat diizinkan sesuai dengan ket ent uan perat uran perundangundangan yang berlaku.

( 3)

Pengelolaan kegiat an budidaya sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2)
dilakukan dengan t et ap m em elihara fungsi lindung kawasan yang
bersangkut an.

( 4)

Apabila penam bangan bahan galian dilakukan, penam bang bahan
galian t ersebut waj ib m elaksanakan upaya perlindungan t erhadap
lingkungan hidup dan m elaksanakan rehabilit asi daerah bekas
penam bangannya, sehingga kawasan lindung dapat berfungsi kem bali.

( 5)

Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , ayat ( 2) , ayat ( 3)
dan ayat ( 4) , diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri yang berwenang, set elah
m endapat pert im bangan dari Tim Koordinasi Pengelolaan Tat a Ruang
Nasional.

Pasal 39
( 1)

Pem erint ah Daerah Tingkat I I waj ib m engendalikan pem anfaat an
ruang di kawasan lindung.

( 2)

Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) m eliput i kegiat an
pem ant auan, pengawasan dan penert iban.

( 3)

Apabila Pem erint ah Daerah Tingkat I I t idak dapat m enyelesaikan
pengendalian pem anfaat an kawasan lindung sebagaim ana dim aksud
dalam ayat ( 1) dan ayat ( 2) , waj ib diaj ukan kepada Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I unt uk diproses langkah t indak lanj ut nya.

( 4)

Apabila Gubernur Kepala Daerah Tingkat I t idak dapat m enyelesaikan
pengendalian pem anfaat an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) ,
waj ib diaj ukan kepada Tim Koordinasi Pengelolaan Tat a Ruang
Nasional.

BAB VI I
KETENTUAN LAI N- LAI N
Pasal 40
( 1)

Selam bat - lam bat nya dua t ahun set elah Keput usan Presiden ini
dit et apkan, set iap Pem erint ah Daerah Tingkat I sudah harus
m enet apkan Perat uran Daerah t ent ang penet apan kawasan lindung,
dan segera sesudah it u Pem erint ah Daerah Tingkat I I m enj abarkannya
lebih lanj ut bagi daerah m asing- m asing.

( 2)

Penet apan kawasan lindung sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) ,
apabila dipandang perlu dapat disem purnakan dalam wakt u set iap
lim a t ahun sekali.

BAB VI I I
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 41
Keput usan Presiden ini m ulai berlaku pada t anggal dit et apkan.

Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 25 Juli 1990
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
t t d.
SOEHARTO
______________________________________