Asuhan Kebidanan Pada Balita A Umur 3,5 Tahun Dengan Demam Tifoid Di Rsud Surakarta bab 1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam tifoid masih merupakan masalah kesehatan yang penting di
berbagai negara berkembang. Besarnya angka kejadian pasti kasus demam
tifoid di dunia ini sangat sulit ditentukan, sebab penyakit ini dikenal
mempunyai gejala dengan spektrum klinisnya sangat luas (Soedarmo, 2008).
WHO memperkirakan sekurang-kurangnya 12,5 juta kasus terjadi per tahun
di seluruh dunia (Garna, 2012). Di Indonesia penyakit ini bersifat endemik
dan merupakan masalah kesehatan masyarakat. Dari telaah kasus di rumah
sakit besar di Indonesia, kasus yang diduga demam tifoid menimbulkan
kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan
500/100.000 penduduk dengan kematian antara 0,6 – 5% (Kepmenkes, 2006).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2010, demam tifoid menempati
urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit tahun
2010 yaitu sebanyak 41.081 kasus, dengan jumlah yang meninggal sebanyak

274 orang dan Case Fatality Rate sebesar 0,67% (Pramitasari, 2013). Ratarata terdapat 900.000 kasus per tahun dengan rentang usia penderita 3-19
tahun mencapai 91% kasus (Garna, 2012). Penanganan yang lebih kompeten
pada kasus demam tifoid sebaiknya dilakukan di rumah sakit secara tepat.
Rumah Sakit Umum Daerah Surakarta adalah rumah sakit umum
daerah tipe D. Data yang diperoleh dari bagian rekam medik RSUD Surakarta
commit to user
1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
2

pada tahun 2013 menunjukkan bahwa angka kejadian balita sakit dengan
demam tifoid yaitu 63 balita (2,25%) dari 2800 balita sakit sejak bulan
Januari - Desember 2013.
Cakupan penemuan balita dengan demam tifoid di RSUD Surakarta
tergolong rendah, tetapi diperlukan asuhan yang komprehensif pada balita
dengan demam tifoid


untuk mencegah timbulnya komplikasi yang tidak

diinginkan seperti komplikasi yang terjadi di dalam usus yaitu perdarahan
usus, perforasi dan peritonitis, sedangkan komplikasi yang terjadi di luar usus
yaitu meningitis, kolesistisis dan ensefalopati (Ngastiyah, 2005). Dalam hal
ini, seorang bidan berperan dalam melakukan deteksi dini serta memberikan
asuhan pada balita sesuai kebutuhan dengan melakukan kolaborasi dengan
dokter spesialis anak. Selain itu, pentingnya seorang bidan untuk memahami
asuhan yang harus diberikan kepada balita dengan demam tifoid
melatarbelakangi penulis membuat Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan
Kebidanan pada Balita A umur 3,5 tahun dengan Demam Tifoid di RSUD
Surakarta.
Studi kasus tentang Asuhan Kebidanan Pada Balita Sakit dengan
demam tifoid sebelumnya pernah dilakukan oleh Afifah (2013) dengan judul
”Asuhan Kebidanan Balita pada Balita A dengan demam tifoid di RSUD
Surakarta”. Topik yang sama akan menjadi pembahasan pada studi kasus ini.
Meskipun dengan topik bahasan yang sama, namun waktu dan responden
berbeda.
commit to user


perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
3

B. Perumusan Masalah
“ Bagaimana asuhan kebidanan pada Balita A umur 3,5 tahun dengan
demam tifoid di RSUD Surakarta? “

C. Tujuan
1) Tujuan Umum
Untuk mempelajari dan memahami pelaksanaan asuhan kebidanan
pada Balita A umur 3,5 tahun dengan demam tifoid di RSUD Surakarta.
2) Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami penerapan (7
langkah Varney) pada Balita A umur 3,5 tahun dengan demam tifoid di
RSUD Surakarta meliputi:
a) Mengumpulkan data dasar secara subjektif dan objektif pada Balita
A umur 3,5 tahun dengan demam tifoid di RSUD Surakarta.
b) Melakukan Interpretasi data klien untuk Balita A umur 3,5 tahun

dengan demam tifoid di RSUD Surakarta.
c) Menetapkan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan
bidan dari Balita A umur 3,5 tahun dengan demam tifoid di RSUD
Surakarta.
d) Menetapkan kebutuhan/tindakan segera untuk konsultasi, kolaborasi,
merujuk pada Balita A umur 3,5 tahun dengan demam tifoid di
RSUD Surakarta.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
4

e) Menetapkan rencana asuhan kebidanan untuk Balita A umur 3,5
tahun dengan demam tifoid di RSUD Surakarta.
f)

Menetapkan pelaksanaan tindakan untuk Balita A umur 3,5 tahun
dengan demam tifoid di RSUD Surakarta.


g) Menetapkan evaluasi efektivitas asuhan yang diberikan dan
memperbaiki tindakan yang dipandang perlu.
h) Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktik yang
dilaksanakan di RSUD Surakarta.

D. Manfaat
Manfaat KTI secara aplikatif untuk institusi, profesi, klien dan masyarakat
yaitu :
a. Institusi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan (sumbangan
teoritis) penanganan kasus balita sakit dengan demam tifoid.
b. Profesi
Dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan layanan bagi profesi bidan
dalam asuhan kebidanan pada balita dengan demam tifoid.
c. Klien dan masyarakat
Agar klien maupun masyarakat dapat memperoleh pelayanan secara
optimal.

commit to user