FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Faktor-Faktor Ketertarikan Menghafal Al Qur’an Pada Mahasiswauniversitas Muhammadiyah Surakarta.

FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN
PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat
Sarjana (S-1) Psikologi dan Sarjana (S-1) Pendidikan Agama Islam
HALAMAN SAMPUL DEPAN

Oleh:
AHMAD FAQIHUDDIN
F 100 100 203 / G 000 100 207

TWINNING PROGRAM
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN
PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


HALAMAN JUDUL
NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Derajat
Sarjana (S-1) Psikologi dan Sarjana (S-1) Pendidikan Agama Islam

Diajukan Oleh :
AHMAD FAQIHUDDIN
F 100100203 / G000100207

TWINNING PROGRAM
FAKULTAS PSIKOLOGI – FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii

FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN PADA

MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HALAMAN PERSETUJUAN
Yang diajukan oleh :
AHMAD FAQIHUDDIN
F 100100203 / G000100207

Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan Dewan Penguji

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Siti Nurina Hakim, M.Si.
Pembimbing Pendamping

Surakarta, 3 Agustus 2015

Dr. H. Syamsul Hidayat, M.A.


iii

FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN
PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Ahmad Faqihuddin
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
faqih.mamad@gmail.com
Pembimbing :
Dra. Siti Nurina Hakim, M.Si.
Dr. H. Syamsul Hidayat, M.A.
ABSTRAK
Ketertarikan menghafal Al Qur’an pada mahasiswa muncul dikarenakan
adanya objek ketertarikan yang menarik perhatian mahasiswa untuk mengikuti
pelatihan menghafal Al Qur’an yang diadakan oleh UKM (Unit Kegiatan
Mahasiwa) MPQ (Mahasiswa Pecinta Al Qur’an). Ketertarikan merupakan sebab
akibat dari perhatian, maka kemudian akan ada faktor ketertarikan yang diikuti
oleh motivasi pada mahasiswa yang mengikuti pelatihan menghafal Al Qur’an.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali, memahami dan mendiskripsikan
faktor-faktor ketertarikan menghafal Al Qur’an pada mahasiswa UMS. Responden

dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif UMS antara semester 2-4 rentang
usia 18-21 tahun yang memiliki latar belakang pendidikan bukan alumni Pondok
Pesantren Tahfidzhul Qur’an, aktif dalam pelatihan menghafal Al Qur’an yang
diadakan oleh MPQ, minimal pernah bergabung dalam MPQ selama 6 bulan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara
dan observasi. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, sedangkan
pengumpulan data dengan teknik purposive sampling. Kesimpulan dari hasil
penelitian tentang faktor-faktor ketertarikan menghafal Al Qur’an pada
mahasiswa UMS, yaitu: data yang diperoleh dari keempat subjek dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi ketertarikan subjek
menghafal Al Qur’an dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor intrinstik dan faktor
ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi keyakinan, bekal kehidupan, mengasah
kemampuan menghafal. Adapun faktor ekstrinsik meliputi, keluarga, status sosial,
konformitas, dan modeling. Sedangkan motivasi subjek dalam menghafal
Al Qur’an dibedakan menjadi dua yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal.
Motivasi internal meliputi ingin memperoleh kesuksesan didunia maupun
diakherat, memiliki dasar agama, meraih derajat kemuliaan, mewujudkan citacita, bentuk bakti kepada orang tua, dan memberi contoh bagi orang lain untuk
menghafal Al Qur’an. Adapun motivasi eksternal meliputi dorongan, saran, dan
arahan dari orang tua, teman, dan ustadz saat menyampaikan ceramah seputar
keutamaan menghafal Al Qur’an dan mendapatkan beasiswa.

Kata kunci: ketertarikan menghafal Al Qur’an

1

hambanya. Sejarah telah mencatat

Pendahuluan

bahwa Al Qur’an telah dibaca jutaan

Manusia dalam hidup ini pasti
ribuan

manusia. Para penghafal Al Qur’an

pilihan, baik itu aktifitas, rutinitas,

adalah orang-orang yang dipilih oleh

pekerjaan, makanan, pakaian, agama,


Allah untuk menjaga kemurnian

dll.

Al

akan

dihadapkan

Begitu

kepada

pula

memberikan

Allah,


pilihan

Allah

Qur’an

dari

pemalsuannya.

kepada

usaha-usaha

Dikarenakan

para

hambanya apakah mereka mau tetap


penghafal Al Qur’an adalah orang-

ber-Islam atau masuk kedalam ke-

orang yang dipilih oleh Allah, maka

Kafiran. Sebagaiman firman Allah

jumlahnya sangat sedikit. Minat

dalam Al Qur’an Surat Al Kahfi: 29

untuk menghafal Al Qur’an juga

(depag, 2005).

jarang sekali muncul pada orang

Al Qur’an selain sebagai kitab

suci

umat

mukjizat

islam

yang

juga

diberikan

islam.
Menghafal

sebagai
Allah


merupakan

Al

salah

satu

Qur’an
bentuk

kepada Nabi Muhammad SAW.

aktifitas ibadah, sebagaimana sabda

Sejak

Rasulullah SAW

diturunkannya


Al

Qur’an

‫م ْن قرأ حرْ ف م ْن كت ه ف ه به حس الحس‬
‫بع ْشر أ ْمث ل َ أق ْ الم حرْ ف ل ْن ألف حرْ ف‬
( ‫َ حرْ ف ميْم حرْ ف ) ا الترم‬
Artinya : Barangsiapa membaca satu
huruf dari Al Qur’an maka ia dapat
1 pahala dan pahala itu akan
diganda 10 kali lipat. saya tidak
mengatakan “ Alif Lam Mim “ itu
satu huruf, tetapi Alif satu huruf dan
Lam satu huruf dan Mim satu
huruf.” (HR. Tirmidzi . Kitab Sunan
Tirmidzi jilid XI halaman 34).

hingga sekarang Al Qur’an tidak
lepas dari tipu daya dan serangan
dari musuh islam, yaitu berupa
perubahan

isi

kandungan

yang

terdapat di dalamnya. Walaupun
telah banyak tipu daya dan serangan
musuh islam terhadap Al Qur’an,
namun sampai saat ini kemurniannya
masih dijaga oleh Allah SWT seperti

Dijelaskan oleh Rauf (2004), bahwa

firman-Nya dalam Al Qur’an Al Hijr

menghafalkan

: 9 dan Faathir : 32 (depag, 2005).

satunya

kepada

Al

adalah

Qur’an
melalui

Qur’an

selain

bernilai ibadah, bagi penghafalnya

Penjagaan yang dilakukan oleh
Allah

Al

juga akan mendapatkan manfaatnya

salah

secara nyata langsung di dunia, yaitu

lisan

berupa:
2

1. Hafalan

Al

Qur’an

bisa

tersebut, dapat dilihat pada tahun

dijadikan mahar pernikahan

2011

2. Akan mendapatkan berkah dan

diistimewakan

oleh

yang

menjadi 19 orang, kemudian dari

Nabi

tahun 2013 hingga 2014, perlahan
mulai

ciri

orang

mengalami

sebelumnya berjumlah 113 orang,

Muhammad SAW
4. Merupakan

2012

penurunan jumlah peserta dari yang

kenikmatan dalam hidup
3. Orang-orang

dan

yang

mengalami

menambahan

peserta pada tahun 2013 bertambah

diberi ilmu

menjadi 41 perserta, dan pada tahun

5. Mendapat keistimewaan sebagai

2014 bertambah lagi menjadi 114

keluarga Allah di bumi
Manfaat

orang. Penyebab penurunan dan

menghafalkan

penambahan

jumlah

peserta

Al Qur’an yang didapat secara nyata

pelatihan dikarenakan faktor-faktor

langsung

yang

di

dunia

inilah

yang

mempengaruhi

ketertarikan,

menyebabkan orang islam tertarik

yaitu: faktor usia (Utami, 2006),

untuk menghafalkan Al Qur’an, tidak

faktor

terkecuali mahasiswa UMS yang

faktor motivasi (Utami, 2006), faktor

mengikuti

menghafal

modeling (Mowen, 2002), faktor

Al Qur’an yang dikelola oleh UKM

spiritual (Q.S. Adh Dhariyat: 56

MPQ UMS.

(dalam depag, 2005)).

pelatihan

Data yang didapat penulis

informasi

(Kotler,

Berdasarkan

uraian

2006),

diatas

dari dokumentasi arsip data UKM

peneliti tertarik melakukan penelitian

MPQ, menyebutkan bahwa peserta

tentang “Faktor-Faktor Ketertarikan

yang mengikuti pelatihan menghafal

Menghafal

Al Qur’an yang diadakan oleh MPQ

Mahasiswa

dari tahun 2011-2014 adalah sebagai

Muhammadiyah Surakarta”.

berikut : Tahun 2011 jumlah peserta
113 orang, tahun

Al

Qur’an

Pada

Universitas

Tujuan dalam penelitian ini

2012 jumlah

adalah untuk menggali, memahami

perserta 19 orang, tahun 2013 jumlah

dan mendiskripsikan faktor-faktor

peserta 41 orang, dan tahun 2014

ketertarikan menghafal Al Qur’an

jumlah peserta 114 orang. Dari data

pada mahasiswa UMS.

3

TINJAUAN PUSTAKA

selanjutnya ada faktor internal dan

1. Ketertarikan

eksternal. Faktor internal dari minat

Kata

“ketertarikan”

tanpa

ada

tiga

yaitu,

Faktor-faktor

tambahan “ke- ~ -an” dalam Kamus

dorongan dari dalam sendiri meliputi

Besar

(2014)

: (persepsi seseorang mengenai diri

mempunyai arti menaruh minat,

sendiri, harga diri, harapan pribadi,

sedangkan

kebutuhan,

Bahasa

Indonesia

apabila

menjadi

keinginan,

kepuasan,

“ketertarikan” maka artinya peristiwa

prestasi yang diharapkan), Faktor

tertarik, maka kesimpulan arti dari

motivasi

kata “ketertarikan” adalah kondisi

emosional. Faktor eksternal ada dua

dimana individu menaruh minat

yaitu,

kepada sesuatu benda atau aktifitas.

Faktor lingkungan (Crow and Crow,

Dijelaskan oleh (Slameto, 2010;

1982).

Suryabrata, 2002; Winkel (dalam

mempengaruhi

Purwaningsih, 2004); dan Holland

seseorang ada empat yaitu, Status

(dalam Djaali, 2013)) Minat adalah

ekonomi,

suatu

(Lingkungan),

rasa

lebih

suka,

rasa

keterikatan, dan kecenderungan hati

sosial,

Faktor

dan

Faktor

sosial-budaya

Sedangkan

kondisi

timbulnya

Pendidikan,

dan

yang
minat

Situasional

Keadaan

psikis

(Purwanto, 2007).

pada suatu hal atau aktivitas, tanpa

Aspek-aspek minat dijelaskan

ada yang menyuruh, tidak tumbuh

oleh Lucas dan Britt (dalam Arti,

sendiri,

2005) bahwa aspek-aspek minat

melainkan

ada

unsur

kebutuhan. Dalam penelitian ini

secara eksplisit :

minat menghafalkan Al Qur’an dapat

a. Aspek attention atau perhatian

dikatakan sebagai suatu perbuatan

adalah

yang membuat seseorang tertarik

menentukan

untuk

menghafalkan

Al

Qur’an

elemen-elemen
apakah

yang
objek

tersebut menjadi perhatian.

dengan ciri-ciri : rasa tertarik, rasa

b. Aspek interest atau ketertarikan

senang, perhatian terus menerus, dan

adalah, bagaimana cara individu

melakukan dengan kesadaran.

tertarik dan timbul rasa ingin

Faktor utama dari timbulnya

pada suatu hal.

minat adalah perhatian kemudian

4

c. Aspek desire atau keinginan
adalah,

bagaimana

menciptakan

keinginan

mempunyai

harga diri

yang

dapat

rendah, maka ia akan berusaha

atau

mencapai tujuan agar mendpat

kebutuhan individu dalam suatu

simbol status pribadi.

objek atau kegiatan.

Kesimpulan

d. Aspek conviction atau keyakinan

ketertarikan

dari
atau

aspek-aspek
minat

dalam

bahwa diinginkan sasuai dengan

penelitian ini adalah aspek perhatian,

yang diperlukan individu.

aspek ketertarikan, aspek keinginan,

e. Aspek action atau tindakan,
bagaimana
bertindak

agar

individu

dengan

melakukan

kegiatan

sesuai

aspek kayakinan, aspek tindakan,
aspek motif, dan aspek inferiority
complex.
2. Menghafal Al Qur’an

dengan

Kata

kemampuan.

“menghafal”

tanpa

tambahan “meng- ~” dalam Kamus

Ditambahkan oleh Resimin
(dalam Liza, 2004) bahwa aspek-

Besar

aspek minat yaitu:

mempunyai arti dapat mengucapkan

a. Aspek

Motif,

irasional

Indonesia

(2014)

meliputi

di luar kepala, sedangkan apabila

yang

menjadi “menghafal” maka artinya

dorongan-dorongan
bersifat

Bahasa

maupun

berusaha

meresapkan

ke

dalam

rasional, ikut-ikutan dan uji

pikiran agar selalu ingat, maka

coba.

kesimpulan

arti

dari

kata

b. Aspek Mode, mencakup macam-

“menghafal” adalah usaha untuk

macam aspek yang mendasari

meresapkan sesuatu kedalam pikiran

perilaku

agar

seseorang

dalam

selalu

ingat

serta

dapat

pengenalan masalah, penilaian

mengucapkan di luar kepala. Rusyan,

alternatif,

(2005), menambahkan bahwa makna

keputusan

dan

perilaku.
c. Aspek

Tahfizh lebih luas dari menghafal,
inferiority

complex,

karena mempunyai tiga tingkatan:

berkaitan dengan kurang percaya

Menghafal,

diri, gengsi, individu yang tidak

dan mengajarkan.

yakin

pada

dirinya

dan

5

Menjaga,

Memahami

Suryabrata (2002), mengingat

Tahap

remaja

menurut

berarti aktivitas mencamkan dengan

perspektif pendidikan Islam dalam

sengaja dan dikehendaki dengan

Surat Al Hajj Ayat 5 (depag, 2005)

sadar dan sungguh-sungguh. Wang

dijelaskan,

(2009)

menghafal

kedalam

kategori

merupakan sebuah proses kognitif

Terdapat

tiga

pada otak di lapisan meta-kognitif

Al Qur’an yaitu tahap anak-anak,

yang

informasi

tahap dewasa, dan tahap usia lanjut.

dan

Tahap remaja tidak dijumpai dalam

mempertahankan) dan membangun

Islam karena tahap ini termasuk

kembali

menambahkan

menyimpan

(mengirim

informasi

tahap

remaja

masuk

tahap

dewasa.

tahap

menurut

(mengambil

dan

kedalam tahap dewasa, anak yang

informasi)

dalam

sudah masuk akil baligh atau mimpi

menguraikan

memori jangka panjang.

basah

Faktor yang dapat menunjang

berapapun

usianya

akan

disebut sebagai orang dewasa.

menghafal Al Qur’an yaitu, usia yang

Remaja akhir memiliki 4 ciri-

ideal, manajemen waktu, dan tempat

ciri

menghafal Al Qur’an.

Mappiare

seperti

yang

(1982)

diterangkan

yang

pertama,

Keyakinan prinsip mulai timbul dan

3. Remaja Akhir
Manusia

dalam

kehidupan

meningkat,

yaitu bahwa mereka

pastinya akan mengalami tahapan

relatif tetap atau mantap dan tidak

perkembangan.

Menurut

mudah berubah pendirian akibat

Mappiare,

adanya rayuan ataupun propaganda;

1982) para ahli psikologi berbangsa

kedua, Citra diri dan sikap pandang

Belanda

mengemukakan

yang lebih realistis, yaitu mereka

bahwa masa remaja akhir antara umur

sudah mulai percaya diri dengan

18-21 tahun, kemudian disimpulkan

keadaan sebagaimana adanya; ketiga,

oleh Mappiare (1982) bahwasanya

Menghadapi masalahnya secara lebih

usia

matang, yaitu mampu berpikir lebih

Simandjuntak

(dalam

pernah

17/18

tahun

sampai

dengan 21/22 tahun adalah masa

sempurna

dan

remaja akhir.

pandangan

yang

memiliki
lebih

sikap
realistis;

keempat, Perasaan menjadi lebih

6

tenang, yaitu sudah mulai bisa

ketertarikan

untuk

mengendalikan emosi ditunjang oleh

Al

ketertarikan

adanya kemampuan pikir dan dapat

karena ada pengaruh dari faktor

menguasai perasaan-perasaanya.

ketertarikan,

Dari semua paparan teori
diatas

disimpulkan

digolongkan

pada

Qur’an,

menghafal

faktor

timbul

ketertarikan

dibagi dalam dua bentuk yaitu,

bahwa

yang

faktor

remaja

akhir

faktor

ketertarikan

internal

ketertarikan

dan

eksternal.

adalah usia 17/18 tahun sampai

Munculnya ketertarikan menghafal

dengan 21/22 tahun, namun dalam

Al

islam tahap remaja masuk kedalam

mahasiswa mengambil keputusan

kategori tahap dewasa, pembatas

untuk menghafal Al Qur’an, yang

antara tahap tahap anak-anak dan

sangat berperan dalam mengambil

tahap dewasa adalah akil baligh.

keputusan

Qur’an,

belum

untuk

menjamin

menghafal

Al Qur’an adalah motivasi, motivasi

4. Ketertarikan, Menghafal
Al Qur’an dan Remaja Akhir

dibagi dalam dua bentuk yaitu,

Mahasiswa UMS termasuk

motivasi

dalam kategori remaja akhir yang

internal

dan

motivasi

eksternal.

sedang memasuki fase persiapan

Aktivitas

menghafal

peralihan dari fase remaja menuju

Al Qur’an selalu berkaitan dengan

fase dewasa dini yang terjadi pada

aktivitas memori. Setiap ayat yang

rentang usia 17 sampai 21 tahun.

dihafal oleh mahasiswa akan melalui

Mahasiswa

yang

tahapan pengkodean, penyimpanan,

berkeinginan menghafal Al Qur’an

dan pemanggilan di dalam otak.

pada awalnya dikarenakan ada objek

Proses

yang menarik perhatian subjek untuk

menghafal Al Qur’an adalah ayat

menghafal Al Qur’an, kemudian

yang dihafal akan masuk melewati

apabila subjek merasakan hal positif

register sensori, masuk kedalam

dari objek tersebut maka subjek akan

penyimpanan jangka pendek, dan

merasa senang dan tertarik terhadap

terakhir

hal tersebut, hal ini lah yang

penyimpanan

menyebabkan

Perbedaan menghafal Al Qur’an

awal

munculnya

7

yang

berlangsung

ketika

tersimpan

dalam

jangka

panjang.

dengan menghafal buku, kamus, atau

4 yang memiliki rentang usia antara

hal lain terletak pada skill khusus

18 dan 21 tahun. (3) Latar belakang

yang dibutuhkan utnuk menghafal

pendidikan bukan lulusan Pondok

Al

tajwid,

Pesantren Tahfidzhul Qur’an. (4)

sehingga bagi siapa pun yang ingin

Aktif dalam pelatihan menghafal Al

menghafal

Al

haruslah

Qur’an yang diadakan oleh MPQ. (5)

menguasai

ilmu

karena

Minimal penah bergabung dalam

Qur’an

yaitu

ilmu

Qur’an
Tajwid,

dalam menghafal Al Qur’an dituntut

MPQ selama 6 bulan.

untuk mampu membaca Al Qur’an
dengan

baik

dan

benar

Data

sesuai

diperoleh

tajwidnya.

dalam penelitian ini
dengan

wawancara dan

Pertanyaan penelitian dalam

metode

observasi.

Data

yang diperoleh dari hasil wawancara

penelitian ini yaitu: “Faktor-faktor

dan observasi dikelompokkan

apa yang mempengaruhi ketertarikan

diberi kode untuk mendeskripsikan

menghafal

tema-tema yang muncul kemudian

Al

Qur’an

pada

mahasiswa UMS?”

digunakan

ini menggunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

metode penelitian kualitatif. Gejala
penelitian

yang menjadi

Dari

fokus

menghafal

Data yang didapat dari subjek
penelitian mereka mengungkapkan

Pemilihan responden dalam
ini

dipilih

purposive sampling.
responden

bahwa, mereka mengikuti proses

secara

menghafal

Karakteristik

penelitian

dan

1. Ketertarikan menghafal Al Qur’an

Al Qur’an pada mahasiswa UMS.
penelitian

penelitian

yaitu:

dalam penelitian ini adalah faktorketertarikan

hasil

kategorisasi diperoleh beberapa tema

pembahasan dan hendak diungkap

faktor

menjawab

pertanyaan penelitian.

METODE PENELITIAN
Penelitian

untuk

dan

dalam

pada

awalnya

dikarenakan

subjek

mengetahui

informasi

tentang

kegiatan

penelitian ini adalah: (1) Mahasiswa

menghafal Al Qur’an melalui brosur

UMS. (2) Mahasiswa aktif antara

dan Ekspo UKM. Hal ini sesuai

semester 2 sampai dengan semester

dengan Witherington (1982) bahwa

8

faktor timbulnya minat apabila ada

Kebutuhan yang diyakini subjek

perhatian dari individu, dengan kata

tersebut

sebagaimana

yang

lain minat merupakan sebab dan

disebutkan

dalam

Nabi

akibat dari perhatian, ketertarikan

Muhammad SAW berikut ini:

menghafal tersebut muncul setelah

‫أ س ه ص ه ع يْه س م ق م ْن‬
‫قرأ ْال رْ آ ع ل ب فيه أ ْل س الدا ت ج‬
‫ْال ي م ض ْ ء أحْ سن م ْن ض ْ ء‬
ْ‫ي‬
ْ
ْ
‫الش ْ س في بي ال ُدني ل ْ ك نت في ْم ف‬
‫ظ ُ ْم ب ل ع ل ب ا‬

subjek

memperhatikan

tentang

pelatihan

informasi
menghafal,

kemudian muncul dorongan dari
dalam diri subjek untuk mengikuti

Artinya: Rasulullah shallAllahu
wa'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa
yang
membaca
AlQur'an dan melaksanakan apa
yang terkandung di dalamnya, maka
kedua orang tuanya pada hari
kiamat nanti akan dipakaikan
mahkota yang sinarnya lebih terang
dari pada sinar matahari di dalam
rumah-rumah didunia, jika matahari
tersebut ada diantara kalian, maka
bagaimana perkiraan kalian dengan
orang yang melaksanakan isi
Al Qur'an?" (HR. Abu Daud. Kitab
Sunan Abu Daud (no.1241))

pelatihan. Hal ini sesuai dengan
Slameto, (2010); Suryabrata, (2002);
Winkel (dalam Purwaningsih, 2004);
dan Holland (dalam Djaali, 2013)
yang

menyatakan

bahwa

minat

adalah suatu rasa lebih suka, rasa
keterikatan, dan kecenderungan hati
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh, tidak tumbuh
sendiri,

melainkan

ada

hadist

unsur

kebutuhan. Unsur kebutuhan subjek

Dari hadist tersebut diketahi bahwa

yang hendak didapat subjek dengan

orang

menghafalkan

mempelajari

diketahui

Al

dari

Qur’an

hasil

bisa

Al

wawancara

tua

Qur’an,

dari

anak

yang

dan

menghafal

akan

mendapatkan

bahwa subjek ingin mendapatkan

mahkota yang sinarnya lebih terang

pahala dari Allah SWT dan surga,

dari pada sinar matahari. Selain itu

membahagiakan kedua orang tua

seseorang yang pandai membaca dan

subjek,

menghafal

menghafal Al Qur’an akan bersama

Al Qur’an daya ingat subjek akan

malikat, sedangkan seseorang yang

terasah yang kemudian membantu

sedang mempelajari Al Qur’an dan

subjek

tebata-bata dalam mempelajarinya

dan

dengan

untuk

memahami

lebih

materi

mudah

akan

perkuliahan.

9

mendapatkan

dua

pahala,

sebagaimana

hadits

Sedangkan faktor eksternal yaitu :

Nabi

a. Sarana mendapatkan ilmu agama

Muhammad SAW berikut ini:

‫ْال هر ب ْل رْ آ مع الس ر ْال را ْال ر‬
‫ال ي ْرأ ْال رْ آ يتتعْتع فيه ه ع يْه ش‬
‫له أجْ را‬

dan ilmu umum
b. Pengaruh

menjelaskan

and

Crow

timbulnya

lingkungan

subjek, dimana subjek berteman

Artinya: “Orang yang mahir
membaca al Qur’an bersama
malaikat yang mulia lagi taat.
Adapun orang yang membaca al
Qur’an dengan terbata-bata dan
berat atasnya maka baginya dua
pahala” (HR. Muslim. Kitab Sahih
Muslim (no. 1329))
Crow

dari

dengan teman-teman yang lebih
dahulu menghafalkan Al Qur’an
c. Masing-masing
memiliki

subjek

figur

jadikan

yang

panutan

juga
subjek
dalam

menghafal Al Qur’an.

(1982)

Faktor

minat

ketertarikan

menghafal

dipengaruhi oleh faktor internal dan

Al Qur’an yang berkaitan dengan

eksternal. Pengaruh faktor internal

ilmu

dan eksternal ketertarikan dalam

firman

menghafal Al Qur’an juga dirasakan

Al Ankabut: 49,

oleh subjek. Faktor internal tersebut

      

diantaranya :

pengetahuan,
Allah

Q.S.

 

dalam hati subjek untuk menjadi
seorang yang hafal Al Qur’an

Artinya: “Sebenarnya, Al Quran itu
adalah ayat-ayat yang nyata di
dalam dada orang-orang yang
diberi ilmu. dan tidak ada yang
mengingkari
ayat-ayat
Kami
kecuali orang-orang yang zalim”.
(Al Ankabut : 49)

b. Memperbaiki diri
c. Bekal diri dalam kehidupan
d. Menepati janji pada diri sendiri
untuk menghafal Al Qur’an

2. Motivasi menghafal Al Qur’an

menghafal
f. Memperkuat

dalam

      

a. Dorongan yang muncul dari

e. Mengasah kecerdasan dan skill

sebagaimana

Motivasi juga memiliki peran
iman,

dan

dalam mempengaruhi ketertarikan

keyakinan mendapatkan manfaat

subjek

dan pahala.

menghafal

Al

Qur’an,

sebagaimana yang diungkapkan oleh
Resimin (dalam Liza, 2004) bahwa
10

motivasi

meliputi

dorongan-

memasukkan

memori

kedalam

dorongan yang bersifat irasional

ingatan

maupun rasional. Motivasi dibagi

informasi yang telah dimasukkan

menjadi dua, motivasi internal dan

(storage), mengingat kembali ingatan

motivasi eksternal. Motivasi internal

tersebut (retrival). Namun ada satu

meliputi :

perbedaan

(enconding),

menyimpan

mendasar

antara

a. Mencari beasiswa

menghafal Al Qur’an dan menghafal

b. Memperlancar bacaan Al Qur’an

buku atau kamus yaitu, dibutuhkan

c. Ibadah dan bentuk aplikasi dari

skill

salah

satu

dalam

menghafal

Al Qur’an, skill tersebut adalah

Iman kepada kitab Allah
d. Menjadi

khusus

penjaga

haruslah menguasai ilmu tajwid,

Al Qur’an

sebagimana pendapat Yahya (dalam

e. Berbakti kepada orang tua

Ariffin, 2013) bahwa menghafal

f. Menyemangati

Al Qur’an membutuhkan beberapa

dan

memberi

contoh bagi teman-teman subjek

skill

untuk menghafal Al Qur’an

Al Qur’an dengan baik dan benar

Sedangkan motivasi eksternal yaitu,

yaitu

mempu

membaca

sesuai tajwidnya.

a. Termotivasi menghafal karena

Subjek

dalam

menghafal

ceramah ustadz dan buku bacaan

Al Qur’an juga melakukan proses

seputar keutamaan menghafal

memasukkan informasi (enconding)

Al Qur’an

dengan cara membaca Al Qur’an

b. Dorongan dan dukungan orang

atau

pun

mendengarkan

mp3

Murotal Al Qur’an, kemudian proses

tua dan teman.
3. Proses menghafal Al Qur’an

selanjutnya

yaitu

penyimpanan

Proses menghafal Al Qur’an

(storage) dari ingatan jangka pendek

dilihat secara umum hampir sama

(short term memory) menuju gudang

dengan proses menghafal buku atau

memori yang disebut sebagai ingatan

kamus, sebagiamana yang diutarakan

jangka

oleh Atkinson (dalam Sa’dullah,

memory)penyimpanan

2008),

penyimpanan

melalui

bahwa
tiga

proses

menghafal

tahapan,

yaitu

panjang

yang

(long
ini

term
disebut

diupayakan

(Effort Processing) yang dilakukan

11

dengan

cara

informasi

Menghafal

mengulang-ulang

tersebut,

pengulangan

Al

Qur’an

memiliki pantangan yang semestinya

dalam menghafal Al Qur’an disebut

harus dikerjakan bagi

dengan

yang

Al Qur’an yaitu menjauhi perbuatan

diusahakan (Elaborative Rehearsal),

maksiat, sebagaimana pesan dari

proses yang terakhir yaitu mengingat

Imam Syafi’i saat mengeluh karena

kembali (retrieval) dalam mengingat

kesulitan menghafal kepada gurunya

kembali proses yang dilakukan sama

Waqi’.

pengulangan

| ‫ـي‬
‫إل‬
ْ ‫ش‬
ْ ‫ك ْيـع سـ ْ ء ح ْظ‬
‫ـي‬
ْ ‫فأ ْ شدن ْي إلـ تـرْ ال ع ص‬

halnya saat proses penyimpanan
yaitu

dengan

pengulangan

penghafal

yang

Aku mengadu kepada Waqi’ masalah
ingatanku.
Maka beliau
menasehatiku untuk meninggalkan
maksiat.

diusahakan (Elaborative Rehearsal)
(Atkinson (dalam Sa’dullah, 2008)).

َ ‫ـي بـأ العـ ْـم نــ ْ | نـ ْ ه‬
ْ ‫أ ْخ رن‬
‫ـي‬
ْ ‫يـ ْـد لعـ ص‬

Hal inilah yang juga dilakukan oleh
subjek subjek dalam menghafal yaitu,

baru kemudian subjek menghafalkan

Dan beliau kabarkan kepadaku
bahwa ilmu itu cahaya. Dan cahaya
Allah itu bukanlah untuk pelaku
dosa.

ayat-ayat Al Qur’an dimulai dengan

Dalam menghafal Al Qur’an

mambaca

berulang-ulang

sampai

tidak ada kesalahan dalam pelafalan,

menghafal

kata

per

kata

mahasiswa menemukan hambatan

dan

menghafal Al Qur’an, yaitu :

kemudian disambungkan dalam satu
ayat,

subjek

juga

a. Subjek

melakukan

merasa

menghafal

berhasil dihafalkan dengan tujuan

menemui ayat-ayat yang panjang
b. Perlu

oleh

(Hude,

keras

mengingat kembali hafalan Al Qur’an

d. Banyaknya tugas kuliah

dalam hal ini masuk dalam kategori

e. Lingkungan

kembali

yang

membutuhkan

pancingan

yaitu

untuk

c. Malas

1996)

mengingat

jika

memanaj waktu

lupa, hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan

usaha

Qur’an

dalam

pengulangan dari hafalan yang telah
menjaga hafalan Al Qur’an agar tidak

Al

sulit

mendukung.

dengan pengulangan hafalan.

12

yang

tidak

4. Manfaat menghafal Al Qur’an

KESIMPULAN

Manfaat yang subjek rasakan
dengan

mengikuti

Ketertarikan

mahasiswa

menghafal Al Qur’an pada awalnya

program

dipengaruhi oleh objek ketertarikan,
menghafal yang diadakan oleh MPQ

kemudian apabila objek ketertarikan

subjek dapat menyalurkan minat

tersebut mendapat respon positif dari
subjek, maka subjek akan merasa

pribadi, minat pendidikan dan minat

senang dan tertarik terhadap hal
agama, ketiga minat tersebut yaitu:












tersebut, objek ketertarikan yang
kebanyakan

Minat Pribadi
Menjalankan janji pada diri
sendiri untuk menghafal
Al Qur’an
Membuat orang tua bangga
Menjadi pribadi yang lebih
baik
Memanfaatkan waktu dan
berlatih manajemen waktu
Minat Pendidikan
Mengasah
kemampuan
menghafal sehingga dapat
diaplikasikan
dalam
perkuliahan
Mengasah kecerdasan subjek
dengan menghafal Al Qur’an
Mempelajari ilmu Al Qur’an
Minat Agama
Mencari pahala dari Allah
SWT dan bercita-cita masuk
surga
Lebih rajin dalm Ibadah
fardhu maupun Ibadah sunah
Memperkuat keimanan

mempengaruhi

awal

muncul ketertarikan subjek untuk
menghafal Al Qur’an adalah :
1. Brosur
2. Ekspo UKM
hal ini dikarenakan brosur kegiatan
MPQ dapat disebar disetiap papan
pengumuman

sehingga

memungkinkan bagi siapapun untuk
membacanya,

sedangkan

Ekspo

UKM kegiatan ini diadakan saat PPA
(Program

Pengenalan

Akademik)

dimana semua mahasiswa baru wajib
untuk mengikuti acara tersebut, pada
saat ekspo UKM semua subjek
langsung dapat mendaftar untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan yang

Ketiga minat tersebut terangkum

diadakan
dalam satu motivasi yaitu subjek

MPQ,

salah

satunya

pelatihan menghafal Al Qur’an.
Mahasiswa yang mendaftar

ingin mendapatkan kesuksesan di

untuk mengikuti pelatihan menghafal

dunia maupun kesuksesan di akherat.

Al Qur’an karena ada pengaruh dari

13

faktor-faktor ketertarikan. Faktor-

dalam menghafal Al Qur’an, hal ini

faktor ketertarikan mahasiswa dalam

dikarenakan subjek meyakini tentang

menghafal Al Qur’an dibedakan

semua

menjadi dua faktor, yaitu faktor

balasan dan keutamaan yang akan

intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor

Allah

intrinsik

hamba-Nya

yang

kebanyakan

janji-janji

berikan

Allah

kepada
yang

tentang

siapapun
menghafal

mempengaruhi ketertarikan subjek

Al Qur’an. Subjek tertarik menghafal

untuk menghafal Al Qur’an adalah :

Al Qur’an dikarenakan sebagai bekal

1. Dorongan dari dalam diri berupa

dalam

kehidupan,

keseluruhan

harapan pribadi, kebutuhan, dan

subjek beranggapan bahwa dengan

keinginan

menghafal Al Qur’an tentunya telah

2. Keyakinan

memahami makna kadungan dalam

3. Bekal kehidupan

setiap ayat yang dihafal, sehingga

4. Mengasah

kemampuan

subjek memliki bekal ilmu dalam

menghafal

kehidupan. Mengasah kemampuan

Dorongan dalam diri, merupakan

menghafal,

alasan mendasar ketertarikan subjek

melatih kemampuan lain, semakin

dalam menghafal Al Qur’an, hal ini

sering berlatih maka akan semakin

menunjukkan

subjek

menguasai suatu hal tersebut, hal ini

menghafal Al Qur’an dengan penuh

lah yang menyebabkan ketertarikan

kesadaran tanpa ada paksaan dari

mahasiswa

siapa

Al Qur’an, sehingga nantinya dapat

pun,

bahwa

hal

ini

dikarenakan

hal

ini

sebagaimana

dalam

menghafal

masing-masing subjek mempunyai

diaplikasikan

harapan, kebutuhan, dan keinginan

proses

yang

perkuliahan, karena ada beberapa

berbeda-beda,

berupa,

ingin

kesuksesan,

diantaranya
mendapatkan

menjadi

orang

yang

hanya

dalam

bisa

dipahami melaui metode menghafal.

Al Qur’an, memperbaiki diri, dan
membanggakan

menunjang

pembelajaran

matakuliah

penjaga

utnuk

Faktor

tua.

ekstrinsik

kebanyakan

yang

mempengaruhi

Keyakinan, hal ini juga menjadi

ketertarikan subjek untuk menghafal

alasan mendasar ketertarikan subjek

Al Qur’an adalah :

14

1. Keluarga dan teman

seluruh Al Qur’an atau beberpa juz

2. Sarana mendapatkan ilmu agama

dari Al Qur’an

dan ilmu umum

Hal lain

3. Modeling.
Keluarga

dalam

dan

teman

menjadi

yang ditemukan

penelitian

ketertarikan

ini

adalah

mahasiswa

dalam

Al

Qur’an

juga

pendorong bagi subjek untuk tertarik

menghafal

dan menghafal

dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi

dikarenakan

Al Qur’an, hal ini

subjek

mendapatkan

dibedakan

menjadi

dua,

yaitu

dorongan berupa motivasi dalam

motivasi

menghafal Al Qur’an, selain itu

eksternal. Motivasi internal yang

karena ada beberapa teman subjek

kebanyakan

sudah terlebih dahulu menghafal

untuk menghafal Al Qur’an adalah :

Al Qur’an, sehingga membuat subjek

internal

dan

motivasi

memotivasi

subjek

1. Ingin memperoleh kesuksesan

lebih semangat dalam menghafal

baik di dunia maupun di akherat

Al Qur’an. Menghafal Al Qur’an

2. Memiliki ikmu-ilmu agama

sebagai sarana mendapat ilmu agama

3. Meraih derajat kemuliaan

dan ilmu umum, hal ini dikarenakan

Motivasi eksternal yang kebanyakan

Al Qur’an menjadi sumber segala

memotivasi subjek untuk menghafal

macam ilmu, baik ilmu agama atau

Al Qur’an adalah :

ilmu umum, sehingga subjek tertarik

1. Dorongan, saran, dan arahan

Qur’an.

dari orang tua, teman, dan ustadz

untuk

menghafal

Al

Modeling, dalam hal ini semua

saat

subjek mempunyai figur yang subjek

seputar menghafal Al Qur’an

jadikan panutan dalam menghafal
Al

Qur’an,

hal

ini

lah

menyampaikan

ceramah

Mahasiswa yang tertarik dan

yang

termotivasi

untuk

menghafal

menyebabkan subjek tertarik untuk

Al Qur’an kemudian mencoba untuk

menghafal Al Qur’an, figur panutan

menghafal

antara satu subjek dan subjek lainnya

menghafal Al Qur’an kebanyakan

berbeda-beda,

menjadi

subjek telah menguasai ilmu tajwid

persamaan figur panutan tersebut

sehingga subjek dapat menimimalisir

adalah orang-orang yang telah hafal

kesalahan dalam membaca maupun

yang

15

Al

Qur’an,

dalam

menghafal Al Qur’an, namun ada

1. Sulit

dalam

menghafal

Al

satu subjek yang masih belum benar-

Qur’an jika menemui ayat-ayat

benar menguasai ilmu tajwid, hal ini

yang panjang

bukan

menjadi

halangan

subjek

2. Malas

untuk menghafal Al Qur’an, karena

3. Perlu

subjek berusaha mempelajari ilmu
tajwid

sekaligus

usaha

keras

untuk

memanaj waktu

menghafal

hambatan

dalam

menghafal

ini

Al Qur’an. Selanjutnya dalam proses

dikarenakan subjek telah memasuki

menghafal

masa remaja akhir, dimana masa ini

subjek

Al Qur’an, keseluruhan
mengulang-ulang

ayat

bukan merupakan usia ideal untuk

Al Qur’an yang akan dihafal, selain

menghafal Al Qur’an, disamping itu

itu

subjek

subjek

mempunyai

metode

juga

memiliki

kesibukan

penunjang dalam menghafal yaitu

berupa kuliah dan kegiatan lain,

dengan :

namun

1. Memahami arti atau kandungan

ayat

mampu

yang

hambatan

yang

ditemui tersebut, rata-rata subjek

makna dari setiap ayat
2. Menuliskan

dengan

Al

akan

menghafal

Qur’an,

1

dengan

juz

dari

menghafal

dihafal, baru kemudian mulai

Al Qur’an semua subjek merasakan

menghafal

ketenangan

3. Gerak

peragaan

menggambarkan

yang

dalam

hati

dan

memunculkan perasaan optimis.
Menghafal

kandungan

makna dari ayat

Al

Qur’an

memberikan banyak manfaat bagi

4. Mendengarkan

bacaan

orang

mahasiswa, diantaranya :

yang lebih ahli baik secara

1. Menjalankan janji

langsung maupun melalui mp3.

sendiri

Dalam menghafal Al Qur’an semua
subjek

menemui

hambatan

yang

menghafal

Al Qur’an

hambatan,

paling

untuk

pada diri

2. Membuat orang tua bangga

banyak

3. Menjadi pribadi yang lebih baik

dirasakan oleh subjek adalah :

4. Memanfaatkan

waktu

berlatih manajemen waktu

16

dan

5. Mengasah
menghafal

sehingga

sunah.

dapat

diaplikasikan dalam perkuliahan
6. Mengasah

baik itu fardhu maupun ibadah

kemampuan

kecerdasan

2. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Mahasiswa Pecinta Al Qur’an

subjek

dengan menghafal Al Qur’an

(MPQ)

7. Mempelajari ilmu Al Qur’an

Dalam melakukan promosi

8. Mencari pahala dari Allah SWT

kegiatan hendaknya mengoptimalkan

dan bercita-cita masuk surga

cara promosi dengan brosur dan
ekspo

9. Lebih rajin dalm Ibadah fardhu

UKM,

keseluruhan

maupun Ibadah sunah

adanya

10. Memperkuat keimanan

karena

secara

subjek

mengetahui

pelatihan

menghafal

Al Qur’an dari kedua cara promosi

SARAN
Berdarkan

hasil

ini, bisa dengan membuat brosur full

penelitian

yang telah dilakukan, maka peneliti

color,

dapat

disebarkan keseluruh fakultas yang

mengajukan

saran-saran

berukuran

besar

dan

ada di UMS. Saat ekspo UKM

sebagai berikut:
1. Mahasiswa

hendaknya mendesain stand dengan

Universitas

tampilan yang menarik, yaitu dengan

Muhammadiyah Surakarta
Diharapkan bagi mahasiswa

menampilan prestasi yang selama ini

untuk

telah didapat MPQ.

UMS

mengikuti

program

pelatihan menghafal Al Qur’an yang
diadakan

MPQ,

karena

3. Lembaga Pendidikan Islam

dengan

(MI - MTs – MA)

mengikuti pelatihan ini manfaat yang
Hendaknya

didapatkan diantaranya yaitu, dapat
melatih

daya

kerja

otak

Pendidikan Islam tidak melupakan

untuk

materi pembelajaran berupa hafalan

menghafal dan dampaknya akan

Al Qur’an, pemberian materi hafalan

sangat baik dalam hal penilaian
akademik,
spiritualitas

meningkatkan
sehingga

Lembaga

ini

kualitas

diberikan

secara

berkesinambungan misalkan saat RA

mahasiswa

sudah dimulai membiasakan peserta

akan lebih rajin dalam hal ibadah

didik untuk menghafal Juz 30,
kemudian saat MI peserta didik lebih
17

digiatkan

untuk

menghafal

kenyamanan

dalam

menghafal

Al Qur’an dalam tahap ini target

Al Qur’an, sebagaimana yang telah

hafalan

harus

dicanangkan oleh UIN Maliki. UMS

ditingkatkan minimal menjadi 3 Juz

juga dapat memberikan beasiswa

yaitu Juz 29, 28, dan 27 dengan

bagi mahasiswa yang telah hafal

pertimbangan umur peserta didik

beberapa juz atau semua Juz dari

sedang dalam tahap usia emas untuk

Al Qur’an, hal ini dilakukan utuk

menghafal Al Qur’an, maka saat

memotivasi mahasiswa agar lebih

menginjak MTs dapat menigkatkan

bersemangat

hafalan Al Qur’an menjadi 1 Juz

Al Qur’an, sehingga diharapakan

yaitu Juz 1, begitu juga saat MA

akan berdampak pada meningkatnya

bertambah 1 Juz yaitu Juz 2,

prestasi akademik mahaiswa UMS.

peserta

didik

sehingga minimal dalam masa wajib

Hasil penelitian ini dapat

6 Juz dari Al Qur’an.

dimanfaatkan
informasi

Muhammadiyah

sebagai

bagi

sebagai

salah

peneliti
dengan

Mempertimbangkan

satu

tambahan

para

selanjutnya

Surakarta
UMS

menghafal

5. Peneliti selanjutnya

belajar 12 Tahun, peserta didik hafal

4. Universitas

dalam

faktor-faktor

Perguruan Tinggi Islam, jika berkaca

lain yang belum terungkap pada

pada UIN Maliki atau UNS, dalam

penelitian ini. Peneliti menyarankan

hal apresiasi kepada mahasiswa yang

kepada peneliti selanjutnya untuk

menghafal Al Qur’an, UMS sangat

dapat

jauh tertinggal. Penulis menyarankan

penghambat

UMS dapat memfasilitasi mahasiswa

Al

atau

selanjutnya.

MPQ

untuk

menyediakan

Hai’ah Tahfidz Al Qur’an yaitu
lembaga

untuk

mewadahi

para

mahasiswa, dosen, dan karyawan
yang memiliki kesibukan tambahan
khusus yaitu menghafal Al Qur’an,
dengan tujuan utnuk memberikan

18

meneliti
Qur’an

dalam
dalam

faktor-faktor
menghafal
penelitian

Mowen, J. C., & Minor, M. (2002).
Perilaku Konsumen Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Muslim, Imam Abu Husain. (2005).
Sahih Muslim. Beirut: Dar alKitab al-Ilmiyah.
Purwaningsih,E. (2004). Pengaruh
Tingkat Pendidikan Orang Tua
Terhadap Minat Menyekolahkan
Anak ke Jenjang Yang Lebih
Tinggi
di
Desa Pulosari
Kecamatan Pulosari Kabupaten
Pemalang.
Skripsi
(tidak
diterbitkan). Purwokerto: FKIP
Pendidikan Geografi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Purwanto, M. N. (2007). Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sa'dullah. (2008). Cara Praktis
Menghafal Al Qur'an. Jakarta:
Gema Insani.
Slameto. (2010). Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, S. (2002). Psikologi
Pendidikan. Grafindo persada:
Jakarta.
Ra'uf, A. A. (2004). Kiat Sukses
Menjadi Hafizh Qur'an Da'iyah.
Bandung: Syaamil Cipta Media.
Rusyan, T. (2005). Penuntun Belajar
yang Sukses. Jakarta: Bina
Karya.
Sulaiman, Abu Daud. (2011). Sunan
Abu Daud. Bairut: Darul Fikr
Utami, C. W. (2006). Manajemen
Riset Strategi dan Implementasi
Riset Modern. Jakarta: Salemba
Empat.
Wang,
Y.
(2009).
Formal
Description of the Cognitive
Process. Journal of Trans. on
Comput. Sci. , 81-98.
Witherington,
H.
C.
(1982).
Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Aksara Baru.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
S.
(2013).
Effective
Techniques of Memorizing the
Quran: A Study at Madrasah
tahfiz Al-quran, Terengganu.
Middle-East
Journal
of
Scientific Research, 1, 45-48.
Arti, S. (2005). “Memahami Minat
Beli
Konsumen”.
Majalah
Usahawan. No. 10 Tahun XXXI.
Halaman. 8-12.
At-Timidzi, Muhammad ibn 'Isa ibn
Saurah ibn Musa As-Sulami.
(2005). Sunan At-Tirmidzi.
Beirut:
Dar
Al
Kotob
Al Ilmiyyah.
Crow, L. D., & Crow, A. (1982). An
Outline as General Psychology.
New York: Littlefield Adam and
Co.
Depag. (2005). Al Qur’an
dan
Terjemahnya. Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penerjemah dan
Pentafsir Al Qur’an.
Djaali, H. (2013). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hude, M. D. (1996). Mengenal Kerja
Memori Dalam Menghafal Al
Qur'an. Jakarta: PTIQ.
Indonesia, D. P. (2014). Kamus
Besar Bahasa Indonesia pusat
bahasa.
Jakarta:
Gramedia
Pustaka Utama.
Kotler, P. (2006). Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Indeks.
Liza, L.M. (2004). Hubungan Antara
Persepsi
Kualitas
Produk
Dengan Minat Membeli Pada
Konsumen Remaja. Naskah
Publikasi (tidak diterbitkan).
Surakarta: Fakultas Psikologi
UMS.
Mappiare, A. (1982). Psikologi
Remaja.
Surabaya:
Usaha
Nasional.
19

Dokumen yang terkait

Menghafal al-Qur’an dalam pendidikan formal

0 6 5

MODEL PEMBINAAN MENGHAFAL AL-QUR’AN MAHASANTRI PONDOK MUHAMMADIYAH HAJJAH Model Pembinaan Menghafal Al-Qur’an Mahasantri Pondok Muhammadiyah Hajjah Nuriyah Shabran dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an Tahun Akademik 2014/2015.

0 4 18

FAKTOR-FAKTOR KETERTARIKAN MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Faktor-Faktor Ketertarikan Menghafal Al Qur’an Pada Mahasiswauniversitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 17

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Ketertarikan Menghafal Al Qur’an Pada Mahasiswauniversitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 12

DAFTAR PUSTAKA Faktor-Faktor Ketertarikan Menghafal Al Qur’an Pada Mahasiswauniversitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 5

MOTIVASI MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QUR’AN DI SURAKARTA Motivasi Menghafal Al Qur’an Pada Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Di Surakarta.

0 3 15

MOTIVASI MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QUR’AN DI SURAKARTA Motivasi Menghafal Al Qur’an Pada Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Di Surakarta.

0 3 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI KEWIRAUSAHAAN PADA MAHASISWA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Pada Mahasiswa (Studi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 1 13

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Pada Mahasiswa (Studi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 0 5

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 21