PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MENGGUNAKAN SHORT WAVE DIATHERMY (SWD) DAN TERAPI MANIPULASI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO YOGYAKARTA.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS
CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MENGGUNAKAN
SHORT WAVE DIATHERMY (SWD) DAN TERAPI MANIPULASI
DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

Oleh:
NURUL SAKINAH
J 100 050 032

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Guna untuk Melengkapi Tugas-tugas dan
Memenuhi Syarat-syarat untuk Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2008

BAB I

PENDAHULUAN
Pembangunan di bidang kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud
derajat kesehatan yang optimal. Hidup sehat pada dasarnya adalah suatu keadaan
yang tidak hanya terhindar dari rasa sakit ataupun penyakit, cacat dan kelemahan
tetapi suatu keadaan yang meliputi sehat secara fisik, mental dan sosial. Tujuan
Pembangunan Kesehatan Nasional yakni tercapainya kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal sebagai salah satu unsur kesehatan umum. Upaya kesehatan yang
semula berupa upaya penyembuhan penderita, berkembang ke arah kesatuan
upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat yang mencakup upaya peningkatan
(promosi), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan
(rehabilitatif) yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (SKN,
1991).
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai
tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan
berkesinambungan (Depkes, 2005).
Fisioterapi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan

kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
1

2

memulihkan gerak dan fungsi selama daur kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis
dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi (KEPMENKES/ 1363/ 2001).
A. Latar Belakang Masalah
Shoulder complex adalah sendi yang paling kompleks pada tubuh manusia.
Gerakan shoulder complex (shoulder girdle) saling mempengaruhi, dengan
pengertian jika salah satu mengalami gangguan gerak (terbatas) maka dapat
dilakukan aktifitas fungsional dengan cara kompensasi dan gerak sendi yang lain
(Maskun, 2002).
Frozen shoulder merupakan rasa nyeri yang mengakibatkan keterbatasan
lingkup gerak sendi (LGS) pada bahu. Mungkin timbul karena adanya trauma,
mungkin juga timbul secara perlahan-lahan tanpa tanda-tanda atau riwayat
trauma. Keluhan utama yang dialami adalah nyeri, penurunan kekuatan otot,
penurunan kemampuan fungsional penggerak sendi bahu dan keterbatasan LGS
terjadi baik secara aktif atau pasif. Frozen shoulder secara pasti belum diketahui

penyebabnya. Namun kemungkinan terbesar penyebab dari frozen shoulder antara
lain tendinitis, rupture rotator cuff, capsulitis, post immobilisasi lama, trauma
serta diabetes mellitus. Respon autoimmunal terhadap rusaknya jaringan lokal
yang diduga menyebabkan penyakit tersebut (Appley,1993).
Frozen shoulder juga dapat disebabkan oleh trauma langsung pada bahu,
immobilisasi atau disuse dalam jangka waktu lama misalnya terjadi fraktur
disekitar bahu yang pada fase penyembuhannya tidak diikuti dengan gerak aktif

3

yang dilakukan secara teratur pada bahunya, disamping itu juga karena faktor
immunologi serta hubungannya dengan penyakit lain misalnya: TB paru,
hemiparase, ischemic heart desease, bronchitis kronis dan DM. Diduga ini
merupakan respon autoimun karena rusaknya jaringan lokal (Appley, 1997).
Frozen shoulder terjadi pada 2-5% dari populasi yang ada, 60%
diantaranya adalah wanita dan 5% diantaranya mengidap diabetes mellitus.
Umumnya berusia sekitar 40-60 tahun [www. Frozen Shoulder.com/(akses : 30
oktober 2006)].
Diantara beberapa faktor yang menyebabkan frozen shoulder adalah
capsulitis adhesiva. Keadaan ini disebabkan karena suatu peradangan yang

mengenai kapsul sendi dan dapat menyebabkan perlengketan kapsul sendi dan
tulang rawan, ditandai dengan nyeri bahu yang timbul secara perlahan-lahan,
nyeri yang semakin tajam, kekakuan dan keterbatasan gerak. Pada pasien yang
menderita capsulitis adhesiva menimbulkan keluhan yang sama seperti pada
penderita yang mengalami peradangan pada jaringan disekitar sendi yang disebut
dengan periarthritis, keadaan ini biasanya timbul gejala seperti tidak bisa
menyisir karena nyeri disekitar depan samping bahu. Nyeri tersebut terasa juga
lengan diangkat untuk mengambil sesuatu dari saku kemeja, ini berarti gerakan
aktif dibatasi oleh nyeri. Tetapi bila mana gerak pasif diperiksa ternyata gerakan
itu terbatas karena adanya suatu yang menahan yang disebabkan oleh
perlengketan. Gangguan sendi bahu sebagian besar didahului oleh adanya rasa
nyeri, terutama rasa nyeri timbul sewaktu menggerakan bahu, penderita takut

4

menggerakan bahunya. Akibat imobilisasi yang lama maka otot akan berkurang
kekuatannya (Shidarta, 1984).
Masalah yang sering ditemui pada kondisi capsulitis adhesiva adalah
keterbatasan gerak dan nyeri, oleh karena itu dalam keseharian sering ditemukan
keluhan-keluhan seperti tidak mampu untuk menggosok punggung saat mandi,

menyisir rambut, kesulitan dalam berpakaian, mengambil dompet dari saku
belakang serta kesulitan memakai BH bagi wanita dan gerakan-gerakan lain yang
melibatkan sendi bahu (Appley, 1993).
Pada kondisi frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva ini fisioterapis
berperan dalam mengurangi nyeri dan mencegah kekakuan lebih lanjut dan
mengembalikan aktifitas fungsional pasien.
Sehubungan dengan adanya karakteristik keterbatasan yang spesifik
menunjukan bahwa topis lesi sudah diikuti kontraktur dari kapsul sendi, maka
intervensi rasional fisioterapis yang paling penting mobilisasi sendi diantaranya
dengan pendekatan terapi manipulasi yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi
sendi yang normal tanpa nyeri dengan adanya peregangan jaringan lunak sekitar
persendian yang memendek (Heru, 2004).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis memiliki tujuan
untuk melakukan pembuatan karya tulis ilmiah dengan judul penatalaksanaan
fisioterapi pada kasus capsulitis adesiva dengan menggunakan SWD dan terapi
manipulasi di Rumah Sakit Umum SARDJITO Yogyakarta.

5

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ditemukan oleh penulis antara lain sebagai
berikut:
1. Apakah dengan Short Wave Diathermy dapat mengurangi nyeri pada
kasus frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva?
2. Apakah Terapi Manipulasi dapat memperluas lingkup gerak sendi pada
kasus frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penatalaksanaan SWD dan terapi manipulasi pada kasus
Frozen Soulder capsulitis adesiva dextra.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kasus frozen shoulder adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh SWD mengurangi nyeri pada kasus Frozen
Shoulder capsulitis adesiva dextra.
b. Untuk mengetahui pengaruh terapi manipulasi mengurangi spasme dan
LGS pada kasus Frozen Shoulder capsulitis adesiva dextra.
c. Untuk mengetahui pengaruh terapi latihan terhadap LGS dan kekuatan otot
pada kasus Frozen Shoulder capsulitis adesiva dextra.