NELSON MANDELA SEBAGAI INSPIRASI DALAM MEMBUAT KARYA SENI RELIEF DARI BAHAN LIMBAH KAYU.

(1)

NELSON MANDELA SEBAGAI INSPIRASI DALAM

MEMBUAT KARYA SENI RELIEF DARI BAHAN LIMBAH KAYU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Oleh :

Senopran 0607830

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

NELSON MANDELA SEBAGAI INSPIRASI DALAM

MEMBUAT KARYA SENI RELIEF DARI BAHAN LIMBAH KAYU

Oleh : Senopran

0608413

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Drs. Agus Nursalim, M.T. Nip. 196108181993011001

Pembimbing II

Drs. Hery Santosa, M.Sn. Nip. 196506181992031003

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

Bandi Sobandi, M.pd Nip. 1972061319999031001


(3)

NELSON MANDELA SEBAGAI INSPIRASI

DALAM MEMBUAT KARYA SENI RELIEF

DARI BAHAN LIMBAH KAYU

Oleh

Senopran

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni

© Senopran 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(4)

ABSTRAK

Senopran. 2014. NELSON MANDELA SEBAGAI INSPIRASI DALAM MEMBUAT KARYA SENI RELIEF DARI BAHAN LIMBAH KAYU.

Latar belakang masalah atas dasar kekaguman akan sosok seorang Nelson mandela “Bapak Afrika Selatan”. Perjuangan tanpa pamrihnya dalam memimpin pergerakan menumbangkan pemerintahan Apartheid di Afrika Selatan. Kurangnya penghargaan martabat manusia yang dialami oleh orang Afrika Selatan pada saat itu (1950), akibat dari kebijakan supremasi kulit putih, supremasi kulit putih menyiratkan inferioritas kulit hitam. Kekaguman tersebut digagaskan penulis dalam sebuah karya relief berbahan limbah kayu dengan mengambil objek figur Nelson Mandela. Penulis membuat perumusan masalah dan beberapa pertanyaan untuk mempermudah dalam proses penciptaan karya yang akan dibuat, yaitu :1) Bagaimana proses dan teknik mengolah kayu limbah sebagai bahan untuk membuat karya seni relief?, 2) Bagaimana memvisualisasikan perjuangan Nelson mandela dalam menghapuskan politik Apartheid dan kecintaannya terhadap karya budaya Indonesia yaitu batik ke dalam karya seni relief dari bahan limbah kayu?. Metode penciptaan yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut, Eksplorasi, Improvisasi, dan Proses Penciptaan (Forming). Sedangkan proses penciptaannya terdiri dari persiapan alat dan bahan, pembuatan sketsa, pembuatan model, pengerjaan karya, dan pengemasan karya. Kesimpulan dari hasil penciptaan karya relief ini adalah, dalam prosesnya telah menciptakan 4 (empat) buah karya. Selanjutnya karya relief ini divisualisasikan melalui tahapan penciptaan yang telah dijabarkan, dengan menggunakan media limbah kayu dengan teknik ukir menggunakan pahat dan router (mesin profil). Karya-karya yang dihasilkan merupakan konsep penulis yang diharapkan mewakili figure yang menjadi simbol persamaan ras, dimana semua orang dari berbagai suku, bangsa, negara, agama, dan warna kulit memiliki hak sama.


(5)

ABSTRACT

Background problem on the basis of a fascination with the figure of Nelson Mandela "Father of South Africa". Selfless struggle in leading the movement to subvert the Apartheid government in South Africa. Lack of appreciation of human dignity experienced by South Africa at the time (1950), as a result of the policy of white supremacy, white supremacy implies the inferiority of black . The admiration of the proposed authors in a paper made from waste wood relief by taking the object figure Nelson Mandela. The author makes the formulation of the problem and a few questions to simplify the process of creating the work to be made, namely: 1) What is the process and techniques of processing wood waste as a material for making art relief?, 2) How to visualize the struggle of Nelson Mandela in abolishing apartheid politics and love the culture of Indonesia, batik work in relief artwork from wood waste material?. The method of creation by the author is as follows, exploration , improvisation, and the Creative Process (Forming). While the creation process consists of preparation tools and materials, sketching, modeling, construction paper, and packaging work. The conclusion of this is the creation of relief work, in the process has created a four (4) pieces of work. Further relief work is visualized through the stages of creation that has been described, using the medium of wood waste with a chisel and carving techniques using the router (machine profiles). The works produced by an author who is expected to represent the concept of a figure who became a symbol of racial equality, where all the people from various tribes, nations, countries, religions, and skin color have the same rights.


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penciptaan ... 5

D. Manfaat penciptaan ... 5

E. Metode Penciptaan ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN PENCIPTAAN A. Kajian Pustaka (Teoritik) 1. Seni ... 9

2. Seni Rupa ... 10

3. Seni Rupa Kontemporer ... 11

4. Relief ... 12

5. Bahasa Rupa ... 19

6. Unsur-Unsur Seni Rupa ... 20

7. Prinsip-Prinsip Dalam Seni Rupa ... 21

8. Kayu Limbah Peti Kemas ... 23

B. Kajian Paktual (Emperik) 1. Nelson Mandela ... 24

2. Aparheid ... 28

3. Nelson Mandela dan Batik ... 29

4. Gagasan Awal ... 31

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN A. Skema Bagan Proses Penciptaan ... 33

B. Metodologi Penciptaan... 34

1. Kontemplasi ... 34


(7)

3. Ide ... 34

4. Explorasi ... 35

5. Observasi ... 35

6. Dokumentasi ... 35

7. Improvisasi ... 35

8. Proses Pembentukan (Forming) ... 37

9. BAB IV PROSES PENCIPTAAN, VISUALISASI DAN PEMBAHASAN KARYA A. Prose Penciptaan Karya Relief Nelson Mandela ... 57

B. Pengabtraksian Nelson Mandela Kedalam Wujud Relief ... 58

C. Visualisasi dan Pembahasan Karya Relief Nelson Mandela ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 77

B. SARAN ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 82

RIWAYAT HIDUP ... 83

DAFTAR ISTILAH ... 84 Lampiran-Lampiran ...


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nelson Mandela adalah Presiden pertama Afrika Selatan dari ras kulit hitam periode 1994-1999 dan juga pemimpin pergerakan kebebasan yang telah menginspirasi jutaan manusia didunia. Perjuangan panjangnya dalam memimpin pergerakan menumbangkan pemerintahan Apartheid di Afrika Selatan telah menyebabkan ia di penjara selama 27 tahun oleh rezim kulit putih yang berkuasa saat itu sehingga ia disebut sebagai “tahanan politik yang paling dikenal di dunia”. Tidak seorang pun yang terlahir kedunia untuk membenci orang lain karena warna kulit, latar belakang atau agamanya. Kurangnya penghargaan martabat manusia yang di alami oleh orang Afrika Selatan saat itu (1950), adalah akibat langsung dari kebijakan supremasi kulit putih, supremasi kulit putih menyiratkan inferioritas kulit hitam. Orang kulit putih Eropa menempatkan kulit hitam sebagai pekerja yang mereka suruh melakukan sesuatu, atau membersihkan sesuatu, para bangsa kulit hitam tidak boleh memiliki tanah semeter pun di luar batas "Homeland" mereka, yang sangat kotor dan tidak terawat.

Gambar 1.1 Nelson Mandela 1960


(9)

Pada tanggal 11 Februari 1990 dalam usia 74 tahun Nelson Mandela dibebaskan dari penjara dan kekuasaan rezim apartheid ini berakhir pada tahun 1991. Pada tahun 1993 Undang-Undang baru Afrika Selatan yang mengakui persamaan hak warga kulit putih dan kulit hitam disahkan. setelah dibebaskan dari penjara mandela memimpin Kongres Nasional Afrika (ANC) dan berunding dengan penguasa minoritas dari kelompok kulit putih. Ia lalu menerima Nobel Perdamaian bersama dengan Presiden Afrika Selatan Frederik Willem De Klerk.

Nelson Mandela mendeskripsikan apartheid sebagai kaum yang terlalu memilah siapa yang miskin dan siapa yang kaya, siapa yang hidup dalam kemewahan dan siapa yang hidup dalam kekumuhan, siapa yang layak mendapatkan makanan, pakaian dan pelayanan kesehatan dan siapa yang layak hidup dan siapa yang harus mati.

Adalah keputusan sang maha penentu mutlak mengapa kita harus lahir dengan kulit sawo matang, hitam, kuning atau putih. Bermata bulat atau sipit juga adalah keputusan yang tidak dapat diganggu gugat. Sangat tidak adil hanya kerena alasan warna kulit maka perbedaan harus diciptakan terlebih jika kemudian membuat system perlakuan, pengelompokan warga kelas satu, warga kelas dua atau warga kelas tiga.

Gambar 1.2 Nelson Mandela

Sumber: http://www.adiree.com

Di sisi lain keistimewaan dari sosok “Bapak Afrika Selatan” ini adalah kecintaanya terhadap Seni Budaya Indonesia terutama busana yang selalu


(10)

3

dikenakanya yaitu, batik. filosofi pembuatan batik yang memerlukan kesabaran dan keharmonisan merupakan cermin kepribadian Nelson Mandela, olahanya yang relatif rumit, merupakan jalinan perbedaan dan keragaman yang bisa diikat dalam sebuah kesatuan dalam komposisi yang indah.

Kini sang tokoh anti apartheid Nelson Mandela telah tiada, Nelson Mandela meninggal dunia pada usia 95 tahun, yaitu pada tanggal 21 Agustus 2013 di Johannesburg, Afrika Selatan, kepergian Nelson Mandela meninggalkan duka yang mendalam bagi seluruh warga dunia, terutama warga Negara Afrika Selatan.

Berpijak dari kekaguman penulis atas perjuangan Nelson Mandela dalam memberantas kebijakan apartheid yang telah menginspirasi banyak umat manusia didunia, sebagai cara untuk mengabadikan perjuangannya, penulis mencoba membuat karya relief Nelson Mandela dari bahan limbah kayu pinus sisa peti kemas, penulis memilih limbah kayu pinus sisa peti kemas sebagai bahan utama, karena selain mudah di dapat dan harganya relatip murah, kayu pinus termasuk jenis kayu yang lunak, sehingga mudah untuk dilakukan pengolahan seperti, memotong dan mengukir. Jenis relief yang penulis pilih adalah jenis relief cekung, yaitu dengan mengeruk bidang datarnya menggunakan pahat dan router (mesin profil).

Relief adalah salah satu cabang dari seni rupa, relief adalah sebuah pengembangan dari karya seni dua dimensi. Relief juga dapat di paparkan sebagai kegiatan mengolah medium tiga dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium relief bisa berbentuk apa saja, seperti perunggu, batu marmer, kayu. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam.

Relief juga disebut sebagai seni pahat atau ukiran 3 (tiga) Demensi. relief memiliki arti yang mendalam karena pada relief terukir dengan indah cerita sejarah masa lampau yang berisi ajaran berharga atau filosofi nenek moyang untuk menjadi pelajaran generasai berikutnya. Berdasarkan pemikiran tersebut akhirnya penulis membuat skripsi penciptaan dengan judul NELSON MANDELA SEBAGAI INSPIRASI DALAM MEMBUAT KARYA SENI RELIEF DARI BAHAN LIMBAH KAYU.


(11)

B. Rumusan Masalah

Ketertarikan akan sesuatu dapat menghasilkan sebuah kreasi, exspresi emosi, dan imajinasi yang divisualisasikan dalam sebuah karya seni. Berkaitan dengan penciptaan karya, penulis berempati untuk mengangkat perjuangan Nelson Mandela dan kecintaanya terhadap batik Indonesia sebagai tema dalam berkarya seni relief dari bahan limbah kayu pinus. Adapun rumusan masalah yang utama dalam skripsi penciptaan ini agar proses penciptaan karya bisa lebih jelas dan terarah, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses dan teknik mengolah kayu limbah sebagai bahan untuk membuat karya seni relief?

2. Bagaimana memvisualisasikan Nelson Mandela dan perjuangannya dalam menghapuskan politik apartheid ke dalam karya seni relief dari bahan limbah kayu?

C. Tujuan Penciptaan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai syarat penyelesaian studi di Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI. Selain itu tujuan lain yang ingin dicapai penulis antara lain :

1. Untuk mengetahui proses dan teknik mengolah kayu limbah dalam membuat karya seni relief.

2. Untuk mengetahui bentuk visual Nelson Mandela ke dalam karya relief yang dibuat oleh penulis.

D. Manfaat Penciptaan

Pembuatan karya tugas akhir yang berupa karya seni relief Nelson Mandela ini, diharapkan dapat menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat tentang arti pentingya menghargai perbedaan dan keragaman, dan lebih mencintai dan melestarikan seni budaya bangsa. Selain itu membuat ruang kritis bagi seniman, praktisi seni, pendidik maupun masyarakat dalam berapresiasi karya seni relief. Adapun manfaat dari penciptaan karya tugas akhir ini adalah sebagai berikut:


(12)

5

1. Bagi penulis:

a) Mengembangkan pengetahuan dan wawasan dalam pembuatan karya yang berbahan dasar kayu.

b) Memperdalam apresiasi dan kekaguman terhadap Nelson Mandela dan perjuangannya dalam menghapuskan rasisme di Afrika Selatan.

2. Bagi pembaca :

a) Mengetahui bagaimana proses pembuatan karya tugas akhir Nelson Mandela sebagai inspirasi dalam membuat karya seni relief dari bahan limbah kayu. b) Memperdalam apresiasi dan rasa cinta terhadap kebudayaan dan hasil kreasi

karya seni indonesia, khususnya batik. 3. Bagi dunia kesenirupaan

Sebagai apresiasi seni dan sebagai bahan kajian di dalam pendidikan seni rupa.

4. Bagi para perupa

Dapat memotivasi untuk tetap berkarya.

5. Manfaat bagi masyarakat adalah sebagai media apresiasi seni rupa dalam memberikan sikap, anggapan, hasrat dan tujuan masyarakat.

E. Metode Penciptaan

Dalam pembahasan metode penciptaan ini, sebelum melakukan proses berkarya, penulis melakukan beberapa persiapan tahapan penciptaan, adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

a) Studi literatur dengan mempelajari buku-buku literature untuk menambah wawasan tentang cara pengolahan kayu dan mempelajari buku serta katalog berbagai pameran yang menampilkan karya seni berbahan dasar kayu untuk memperluas pengetahuan dan wawasan tentang karya-karya berbahan dasar kayu.


(13)

b) Penulis melakukan pengamatan dan observasi secara langsung dilapangan dengan mengamati hasil karya relief yang terbuat dari bahan kayu.

c) Melakukan study gambar dan membuat rancangan awal dalam bentuk sketsa dari bentuk yang sudah dipilih.

d) Melakukan berbagai percobaan untuk mengasai tehnik yang mendukung dalam pengolahan kayu.

e) Merencanakan ukuran karya yang akan dibuat yang disesuaikan dengan bentuk sketsa yang telah ditentukan.

2. Realisasi

Dalam upaya untuk merealisasikan karya yang akan dibuat ini, penulis melakukan beberapa persiapan, diantaranya :

a) Mempersiapkan alat dan bahan b) Mempersiapkan maja kerja

c) Mempersiapkan alat keselamatan kerja

d) Membuat desain dengan skala nyata, menggunakan perangkat komputer dan menggunakan software corel draw dan photoshop

e) Mentransfer desain gambar ke media kayu yang telah di siapkan dengan memanpaatkan bahan karbon.

f) Mulai merelisasikan dengan mengukir bentuk sketsa yang telah di transper ke media kayu

g) Proses penyelesaian (finishing) 3. Persentasi

Sementara dalam upaya mempersentasikan karya, penulis melakukan beberapa persiapan, diantaranya :

a) Melakukan pendisplayan karya

b) Mempertanggung jawabkan karya sebagai pertanggung jawaban terakhir dari karya yang telah dibuat.


(14)

7

F. Sistematika Penulisan

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang penciptaan, rumusan masalah, tujuan

penciptaan, manfaat penciptaan, kajian sumber penciptaan, proses penciptaan dan sistematika penulisan.

2. BAB II LANDASAN PENCIPTAAN

Bab ini menjelaskan landasan yang mendasari proses penciptaan atau rancangan dengan mengkaji berbagai sumber pustaka dan meninjau data informasi lapangan. Bab ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kajian teoritik, tinjauan factual, dan gagasan awal.

3. BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

Bab ini meliputi uraian proses perancangan yang terdiri dari : a. Ide

b. Eksplorasi

c. Pengumpulan Data :

1) Studi Literatur ( buku, majalah, Koran dan website ) 2) Observasi

3) Dokumentasi d. Improvisasi

e. Proses Pembentukan ( forming ) : 1) Persiapan alat dan bahan 2) Pembuatan sketsa

4. BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA

Bab ini menjelaskan, menggambarkan, dan menganalisis hasil karya yang dikaitkan dengan gagasan awal.


(15)

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan jawaban terhadap tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENCIPTAAN

A. Bagan Proses Penciptaan

3.1Skema Bagan Proses Penciptaan.

IDE Eksplorasi Improvisai Proses Penciptaan Observasi Dokumentasi Kajian Teoritik (Studi Literatur) Relief, Media Kayu, Nelson Mandela Identifikasi Objek Perancangan Bentuk Pemilihan Media Teknik Karya Seni KONTEMPLASI STIMULUS Perjuangan Nelson Mandela dalam menghapuskan politik

apartheid dan kecintaan

Nelson Mandela

terhadap Batik Indonesia

Budaya Afrika Selatan

Bahan Limbah kayu pinus sisa peti kemas


(17)

B. METODOLOGI PENCIPTAAN

Metodologi penciptaan merupakan salah satu bagian metode yang digunakan dalam sebuah proses pekerjaan untuk menciptakan sesuatu. Maka dalam hal ini, pembahasan metodologi penciptaan adalah sebuah proses yang digunakan penulis dalam pembuatan karya skripsi penciptaan dengan judul NELSON MANDELA SEBAGAI INSPIRASI DALAM MEMBUAT KARYA SENI RELIEF DARI BAHAN LIMBAH KAYU.

Pada prosesnya, penulis menggunakan beberapa metode yang biasa dilakukan dalam pembuatan karya seperti :

1. Kontemplasi

Adalah dasar dalam diri penulis untuk menciptakan karya relief yang yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan karya relief Nelson Mandela ini.

2. Stimulus

Penulis merasakan duka yang sangat mendalam atas wafatnya Nelson Mandela, seorang tokoh dan pejuang yang secara teguh dan prisipil menentang kebijakan apartheid yang keji, seorang tokoh yang menjadi inspirasi di seluruh pelosok dunia, yang telah menjebatani generasi lama yang penuh kebencian, menuju generasi baru yang demokratis dan cinta damai. Untuk mengingatkan kembali perjuangan-Nya penulis mencoba menuangkan kedalam karya seni relief ini.

Bahan kayu pinus limbah peti kemas yang merupakan termasuk kayu golongan kedua terdapat banyak di jual oleh para penampung limbah kayu peti kemas dengan harga yang relatip murah, jenis kayu pinus ini memiliki tekstur yang halus dan merupakan material yang lunak sehingga mudah untuk dilakukan pengolahan.

3. Ide

Ide berkarya seni relief dilatar belakangi ketertarikan penulis terhadap jalan hidup Nelson Mandela, yang telah menginspirasi banyak orang di dunia


(18)

35

karena perjuangan tanpa pamrihnya untuk kesetaraan dan kebebasan ras warga kulit hitam di Afrika Selatan. Sebagai wujud dari kekaguman dan penghormatan penulis terhadap Nelson Mandela dan perjuanganya, maka penulis ingin mewujudkanya kedalam sebuah karya seni relief. Membuat relief merupakan keinginan penulis agar pesan yang di sampaikan bisa lebih terasa, dari segi bentuk, tekstur, dan warna yang dipilih.

4. Eksplorasi

Eksplorasi, merupakan langkah awal dari penulis pada proses pembuatan karya relief ini. Tahap ini termasuk berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon objek yang dijadikan sumber penciptaan.

Eksplorasi memiliki beberapa tahapan, seperti : a. Pengumpulan Data

Untuk menunjang keberhasilan dan mempermudah proses pencarian gagasan dalam pembuatan karya, pengumpulan data merupakan tahapan yang tidak boleh dilewatkan.

b. Studi Literatur

Studi literatur merupakan sebuah tahapan untuk memperoleh teori dan bahan pendukung serta, untuk menyempurnakan analisis data dalam rangkaian penelaahan hubungan dengan teori yang relevan. Adapun sumber-sumber yang dipakai penulis untuk mendukung proses penciptaan, yaitu:

1) Buku :

Buku – buku yang berkaitan dalam pembuatan karya yang akan penulis buat. 2) Majalah dan Koran :

Majalah dan Koran yang berkaitan dengan Nelson Mandela dan karya yang akan penulis buat.

3) Website

Website terkait dengan pembuatan karya tugas akhir penulis adalah hasil penelusuran kata bantu untuk mengarahkan pada halaman pengguna internet untuk membantu mengantar ke berbagai link internet dalam pembuatan karya relief. Website mesin pencari yang digunakan adalah www.google.com


(19)

4) Ketrampilan menguasai teknik dalam proses penciptaan

Teknik dalam proses penciptaan, yaitu teknik ukir menggunakan router dan pahat merupakan teknik yang sering penulis lakukan dalam membuat karya-karya relief sebelumnya, sehingga penulis tidak terlalu mengalami kesulitan dalam proses berkarya.

5. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperlukan untuk pendekatan keilmuan yang mendukung keterkaitan dengan materi yang akan dicari. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari teknik ini adalah tidak adanya keterbatasan. Karena dapat diperoleh dari objek-objek alam yang lain. Salah satu proses observasi yang dilakukan penulis adalah mencari referensi – referensi relief yang berkaitan dengan karya penulis di internet.

6. Dokumentasi

Sebagai bahan evaluasi, proses pendokumentasian dalam bentuk foto, ataupun arsip sangat perlu dilakukan selama proses pembuatan karya berlangsung.

7. Improvisasi

Pada tahap ini lebih memberikan kesempatan untuk berimajinasi, menyeleksi dan mencipta daripada tahap eksplorasi. Dalam tahap improvisasi memungkinkan untuk melakukan berbagai macam percobaan-percobaan (eksperimen) dengan berbagai seleksi material dan penemuan bentuk-bentuk artistik, untuk mencapai integritas dari hasil percobaan yang telah dilakukan.

Setelah data terkumpul, penulis mulai membuat beberapa sketsa awal sebagai langkah improvisasi dari data hasil eksplorasi. Pada rencana awal, penulis mencoba mengajukan material dari resin sebagai bahan utama dalam pembuatan karya. Tapi, dari beberapa pertimbangan dengan Dosen dan teman – teman, maka dipilihlah material kayu pinus sebagai bahan utama dalam pembuatan karya relief ini. Karena, material kayu Selain dikenal kuat kayu pun dalam proses pengerjaan


(20)

37

dikenal dengan material yang lunak, banyak hal yang dapat dikerjakan seperti dilubangi, dipotong, diukir, disekrup, dicat, disambung, dibelah dan lain-lain.

Teknik wood carving Merupakan teknik utama dalam membuat karya relief ini dengan melakukan proses pengambilan bagian-bagian (dari bahan) yang tidak diperlukan, dalam prosesnya penulis meggunakan mesin router (mesin profil) untuk pembentukan secara global. Dan menggunakan alat pahat untuk detailnya dan eksekusi untuk objek yang tidak bisa dikerjakan dengan mesin router. Memahat dan menggunakan mesin router (mesin profil) adalah suatu pekerjaan yang ekstra hati-hati, dibutuhkan kecermatan dan ketepatan dalam proses pembuatan karya relief ini.

Untuk menambah nilai estetik penulis memanfaatkan tekstur kayu pinus dengan lebih memunculkan tekstur sebagai aksen dalam membuat karya relief ini.

8. Proses Pembentukan (Forming)

Dalam proses penciptaannya, penulis melakukan beberapa tahap dalam proses pembentukan, yaitu :

a. Persiapan Alat dan Bahan 1) Alat

Berikut beberapa alat yang digunakan penulis dalam proses penciptaan karya relief, yaitu :

a) Perangkat Komputer/ laptop,

Laptop digunakan untuk pembuatan sketsa/ mengolah photo Nelson Mandela kedalam bentuk face silhouette.


(21)

Gambar 3.1

Perangkat Komputer/ Laptop

Sumber : Dokumentasi Pribadi

b) Router (mesin Profil)

Router termasuk juga alat pelubang, namun lebih tepatnya merupakan alat pembuat motip pada kayu dengan cara membentuk alur pada permukaan kayu. Router dapat membuat motip sesuai yang diinginkan, tegantung pada mata bor yang digunakan. Dalam membuat karya relief ini penulis menggunakan router sebagai alat untuk membentuk motip sesuai dengan desain yang telah di siapkan, yaitu objek Nelson Mandela.

Gambar 3.2 Router / Mesin Ukir Sumber: Dokumen Pribadi


(22)

39

c) Peralatan Pahat

Alat pahat digunakan untuk membuat alur di tengah kayu, atau membuat lubang besar pada kayu mengikuti pola yang telah di transper pada media kayu. Peralatan pahat dilengkapi dengan pisau pahat dan palu.

Gambar 3.3 Peralatan Pahat Sumber: Dokumen Pribadi d) Jigsaw / gergaji mesin.

Jigsaw adalah jenis gergaji yang mata pisaunya di gerakkan oleh motor listrik dengan gerakan keatas dan kebawah, mata pisau jigsau terbuat dari besi atau baja. Jigsaw (gergaji mesin) berpungsi untuk memotong kayu sesuai dengan ukuran yang di inginkan

Gambar 3.4 Jigsaw/ Gergaji Mesin Sumber: Dokumen Pribadi


(23)

e) Mesin Serut (planer elektrik)

Berfungsi untuk meratakan permukaan kayu. Mesin serut kayu memiliki pisau yang terdiri dari beberapa mata pisu yang disusun melingkar pada sebuah drum.

Gambar 3.5 Mesin Serut Kayu Sumber: Dokumen Pribadi f) Mesin Amplas (Jitter bug)

Yaitu alat yang bergetar maju-mundur secara cepat. Kertas amplas ditempelkan pada alat tersebut dengan Velcro atau dengan stiker. Mesin amplas berfungsi sebagai penghalus kayu. Amplas dapat digerakkan secara manual dengan tangan maupun dengan penggerak listrik.

Gambar 3.6 Mesin Amplas Sumber: Dokumen Pribadi


(24)

41

g) Alat Ukur

Berfungsi sebagai alat pengukur yang akurat. Dalam membuat karya relief ini

Gambar 3.7 Meteran

Sumber: Dokumen Pribadi

h) Alat Bantu

 Tang, Berpungsi untuk mencabut paku stelah pembongkaran kayu peti kemas.

 Gunting, berpungsi untuk memotong kertas dalam proses mentransfer gambar ke media kayu.

 Sikat serbuk kayu, berpungsi untuk membersihkan serbuk kayu hasil pahatan.

 cutter dan lain-lain, berpungsi untuk memotong serat kayu yang masih menempel sesudah di ukir.

Gambar 3.8

Alat Bantu (Tang, Gunting, Sikat kawat, Cutter dan lain-lain) Sumber: Dokumen Pribadi


(25)

i) Pensil

Berfungsi untuk menandai dan menggambar sketsa.

Gambar 3.9 Pensil

Sumber: Dokumentasi Pribadi

j) Linggis

Linggis digunakan Untuk mencabut paku. Dan untuk membongkar kayu yang masih dalam bentuk peti kemas.

Gambar 3.10 Linggis

Sumber: Dokumentasi Pribadi

k) Alat Penjepit Kayu (clamp)

Digunakan sebagai alat penahan kayu agar stabil / tidak bergetar selama proses pengerjaan dan berpungsi ketika proses pengeleman kayu, agar tidak renggang.


(26)

43

Gambar 3.11 Clamp/ Alat Penjepit Sumber: Dokumentasi Pribadi

l) Koas

Koas digunakan untuk memoleskan cat dan vernis ke media kayu

Gambar 3.12 Berbagai Macam Kuas Sumber: Dokumentasi pribadi

m) Alat Bantu Keselamatan


(27)

- Sarung tangan, untuk menghindari zat-zat kimia dalam proses finishing dan pengecatan

- Masker, untuk menjaga pernafasan agar aman dari debu dan serbuk kayu. - Kacamata, atau alat pelingdung mata agar terhindar dari serpihan kayu saat

proses memotong.

- Headset berpungsi meredam suara bising yang di timbulkan ketika menggunakan mesin router.

Gambar 3.13

Alat Bantu Keselamatan (masker, kacamata, headset) Sumber: Dokumentasi Pribadi

2) Bahan

Berikut beberapa bahan yang digunakan dalam proses penciptaan karya relief Nelson Mandela ini, yaitu sebagai berikut :

a) Kayu pinus, adalah bahan utama dalam proses pembuatan karya relief yang penulis buat. karena kayu pinus dalam proses pengerjaan dikenal dengan material yang cukup lunak. Banyak hal yang dapat dikerjakan seperti dilubangi, dipotong dan diukir.


(28)

45

Gambar 3.14

Valet Kayu Pinus, Limbah Peti Kemas Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.15 Papan Pinus Bekas Sumber: Dokumen Pribadi

b) Lem Kayu, digunakan untuk merekatkan kayu yang satu dengan yang lainya.

Gambar 3.16 Lem Kayu


(29)

c) Soffel (lotion anti nyamuk), Digunakan sebagai bahan untutk mentrasnfer karbon dari kertas ke media kayu (media kekaryaan).

Gambar 3.17 Soffel / Lotion Anti Nyamuk Sumber: Dokumentasi Pribadi

d) Cat Akrilik, terbuat dari plastik berbasis polietilen yang akan mengeras ketika kering. Cat akrilik digunakan dalam finishing karya dan untuk menambah kesan estetik pada karya seni relief ini.

Gambar 3.18 Cat Akrilik

Sumber: Dokumentasi Pribadi

e) Vernis, merupakan bahan dalam proses dalam finishing agar karya dapat terhindar dari rayap. Dan untuk memunculkan teksture alami pada kayu.


(30)

47

Gambar 3.19

Vernis Natural dan Coklat Antik Sumber: Dokumentasi Pribadi

b. Pembuatan Desain

Pada prosesnya, penulis melakukan studi gambar, improvisasi (proses pencarian data dan objek) melalui pembuatan desain gambar yang akan dijadikan tolak ukur dalam proses penciptaan karya relief.

Gambar 3.20 Desain Karya 1 Sumber: Dokumentasi Pribadi


(31)

Gambar 3.21 Desain Karya 2 Sumber: Dokumentasi Pribadi


(32)

49

Gambar 3.22 Desain Karya 3 Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.23 Desain Karya 4 Sumber: Dokumentasi Pribadi

c. Pembuatan Desain

Hal pertama yang penulis lakukan dalam membuat desain adalah mencari gambar Nelson Mandela. Kemudian mengolah gambar dengan menggunakan software desain CorelDraw ke dalam bentuk siluet. Setelah gambar sudah dalam bentuk siluet penulis mengolah kembali dengan menggunakan software desain


(33)

Adobe Photoshop untuk mengilustrasikan gambar ke dalam material kayu, agar penulis dapat melihat hasil akhir dari pembuatan karya relief ini.

Gambar 3.24 Nelson Mandela

Sumber: http://consortiumnews.com


(34)

51

Gambar 3.25

Contoh Proses Abtraksi Pada Karya 2 Sumber: Dokumentasi Pribadi d. Pemilihan Limbah Kayu

Bahan limbah kayu peti kemas dibongkar dan di pisahkan menjadi bagian- perbagian, kemudian penulis memilih kayu yang masih dapat di manfaatkan sebagai media dalam pembuatan karya relief ini.

Bahan limbah kayu dipilih dan dipotong sesuai dengan panjang yang telah ditentukan.

Gambar 3.26

Proses Pembongkaran Dan Pemilihan Limbah Kayu Sisa Peti Kemas Sumber : Dokumentasi Pribadi

e. Pengolahan Kayu

Setelah limbah kayu di pilih. Kemudian penulis melakukan pengolahan dengan memotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan menggunakan mesin pemotong kayu (Jigsaw). Kemudian meratakan permukaan kayu dengan menggunakan mesin sugu (mesin serut) dan menggunakan amplas halus utuk tahap terakhir penghalusan permukaan kayu.


(35)

Proses Pemotongan Kayu Menggunakan Jigsaw Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.28

Proses Meratakan Permukaan Kayu Menggunakan Mesin Sugu (Mesin Serut Kayu)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada tahap kedua, karena penulis menggunakan bahan limbah kayu sebagai bahan utama, sehingga ukuran kayu belum sesuai dengan panjang dan lebar yang penulis inginkan, dan diperlukan penggabungan beberapa bilah kayu untuk mencapai ukuran yang diinginkan dengan menggunakan lem kayu. Kemudian kayu yang sudah di poles lem di jepit menggunakan clamp (penjepit) agar kayu dapat menempel dengan rapat, dan terakhir dilakukan penjemuran untuk mendapatkan pengeringan lem yang sempurna.


(36)

53

Gambar 3.28

Proses Pengeringan Lem Kayu Sumber : Dokumentasi Pribadi f. Pengerjaan Karya

Langkah pertama yang dilakukan pada tahapan ini adalah dengan mentransfer sketsa gambar yang telah dibuat ke media kayu (karya), sebelumnya gambar di print out dan di photo copy untuk merubah tinta ke bahan karbon agar dapat di transfer, dengan menggunakan Soffel (lotion anti nyamuk) sebagai bahan yang dapat memindahkan karbon ke Media kayu.

Gambar 3.29

Contoh Desain Yang Sudah Ditransfer Pada Media Karya 4 Sumber : Dokumentasi pribadi

Langkah selanjutnya adalah, melakukan pengukiran pada media kayu sesuai dengan desain yang telah di transfer menggunakan mesin router dan pahat untuk proses mendetail karya relief ini.


(37)

Gambar 3.30

Proses Mengukir Menggunakan Router (Mesin Profil)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.31

Mengukir Menggunakan Pahat Sumber : Dokumentasi Pribadi

Untuk tahap selanjutnya Penulis juga menggunakan cutter untuk memotong serat-serat kayu yang masih menempel dari hasil ukiran, dan menggunakan sikat untuk membersihkan serbuk kayu hasil dari proses mengukir.


(38)

55

g. Pengemasan Karya

Dalam proses ini dilakukan tiga tahapan yaitu, finishing dengan warna menggunakan cat akrilik untuk menambah kesan estetik pada karya relief ini, dan tahapan kedua yaitu finishing dengan vernis bening. pengecatan Vernis diperlukan untuk melindungi karya dari rayap dan memunculkan teksture alami pada kayu, arah pengecatan vernis harus searah mengikuti lajur tekture kayu.

Tahap ketiga adalah pemasangan frame pada karya, frame pada karya juga dilakukan finishing menggunakan vernis warna coklat antik yang kemudian dilapisi dengan vernis warna bening.

Gambar 3.32

Proses Finishing Memvernis Pada Bingkai Karya 1


(39)

Gambar 3.33

Proses Finishing Memvernis Pada Karya 3

Sumber : Dokumentasi Pribadi

h. Pendisplayan Karya

Karya yang telah selesai ini kemudian dipajangkan sesuai dengan tempat dimana karya ini akan di pamerkan dan di pertanggung jawabkan sebagai pertanggung jawaban terakhir.


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pada masa kini relief mulai banyak dipakai sebagai hiasan dinding dengan berbagai materi dan teknik yang digunakan. Kayu dan batu merupakan bahan yang sering digunakan dalam hiasan dinding relief dengan menggunakan pahat. Relief lebih disukai karena dianggap menarik dengan bidangnya yang tidak datar akan tetapi lebih memberi kesan nyata dengan bentuk-bentuk yang menonjol.

Berbagai tema diangkat dalam karya relief seperti manusia, hewan, tumbuhan dan sebagainya. Dalam skripsi penciptaan ini penulis mengangkat Nelson Mandela sebagai Subjectmatter untuk membuat karya seni relief, sosok Nelson Mandela merupakan figur yang menjadi simbol persamaan ras, dimana semua orang dari berbagai suku, bangsa, negara agama dan warna kulit memiliki hak sama. Perjuangan tanpa pamrihnya untuk kesetaraan ras dan kebabasan telah mempengaruhi seluruh dunia.

Setelah melalui beberapa proses dalam penyelesaian skripsi penciptaan yang telah penulis lakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengolahan limbah kayu pinus peti kemas sebagai bahan dalam membuat karya

relief Nelson Mandela.

Pengolahan bahan kayu pinus limbah peti kemas yang penulis lakukan ini ternyata tidaklah mudah karena sifat kayu peti kemas ini yang sangat sulit untuk dipahat karena mempunyai serat yang banyak, juga karena material kayu peti kemas ini adalah bahan yang sudah dipotong dan diolah penulis harus membuat rancangan awal dengan mengikuti ukuran kayu tersebut.

Limbah kayu peti kemas dibongkar dan dipilih yang masih layak untuk di jadikan bahan karya relief ini, kemudian kayu dipotong sesuai dengan panjang yang telah ditentukan, Kemudian penulis melakukan pengolahan dengan memotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan menggunakan mesin


(41)

pemotong kayu (Jigsaw). Kemudian meratakan permukaan kayu dengan menggunakan mesin sugu (mesin serut) dan menggunakan amplas halus utuk tahap terakhir penghalusan permukaan kayu.

Pada prosesnya, untuk menghindari kerenggangan pada setiap bagian kayu, dilakukan penjepitan menggunakan clamp (penjepit) kemudian kayu yang sudah di lapisi lem kayu, di jemur untuk mempercepat proses pengeringan lem.

2. Proses pembuatan desain karya relief Nelson Mandela

Pada prosesnya Dalam pengembangan ide atau gagasan relief Nelson Mandela ini penulis mencoba mengekpresikan diri melalui media rupa kontemporer yaitu seni relief. Dengan menggunakan bahan dari kayu peti kemas dan mengeksplor kembali karya penulis.

Penulis mencoba mengembangkan ide gagasan karya relief Nelson Mandela ini kedalam bentuk desain dua dimensi dengan menggunakan software desain corel Draw dan Adobe Photoshop, untuk mendapatkan rancangan dan acuan dalam proses berkarya.

Hal pertama yang penulis lakukan dalam membuat desain adalah mencari gambar Nelson Mandela. Kemudian mengolah gambar dengan menggunakan software desain CorelDraw ke dalam bentuk face silhouette (siluet wajah). Setelah gambar sudah dalam bentuk siluet penulis mengolah kembali dengan menggunakan software desain Adobe Photoshop untuk mengilustrasikan gambar ke dalam material kayu, agar penulis dapat melihat hasil akhir dari pembuatan karya relief ini

3. Teknik yang digunakan dalam membuat karya relief Nelson Mandela.

Teknik yang digunakan dalam membuat karya relief Nelson Mandela ini adalah teknik wood carving, yang Merupakan teknik dasar dalam membuat relief dengan melakukan proses pengambilan bagian-bagian (dari bahan) yang tidak diperlukan. Bahan yang digunakan menggunakan bahan yang padat, yaitu kayu, dan dalam pengerjaanya tidak bisa menambah atau menambal. Memahat adalah suatu pekerjaan yang ekstra hati-hati, dibutuhkan kecermatan dan ketepatan dalam carving, sehingga teknik tersebut disebut pula teknik carving.


(42)

81

4. Jenis relief dalam pebuatan karya relief Nelson Mandela.

Jenis relief yang penulis pilih dalam pembuatan keempat karya relief ini adalah relief Cekung, yaitu dengan permukaan gambar atau pahatan tidak timbul, tetapi masuk ke dalam permukaan bidang datar dari dinding atau papan. Cara pembuatanya dengan mengeruk bidang datarnya.

Jenis relief cekung pada prosesnya ternyata lebih sulit di banding dengan jenis relief lainya, karena banyak bentuk pola yang tidak dapat dicapai menggunakan router karena ukuran mata router yang terlalu besar, sehingga penulis harus mengeksekusi menggunakan pahat untuk celah-celah yang lebih kecil.

5. Mengabstraksikan ( visualisasi) Nelson Mandela kedalam karya relief.

Dalam proses penciptaan karya relief ini, penulis memerlukan waktu yang cukup lama. Karena, selain proses pembentukan karya relief yang cukup memakan waktu, penulis juga harus memerlukan mood yang baik.

Pada Proses mengukir penulis menggunakan mesin profil (router) untuk pengukiran secara global, akan tetapi banyak bentuk pola yang tidak dapat dicapai menggunakan router karena ukuran mata router yang terlalu besar, kesulitan yang dialami adalah ketika proses mengukir pada bagian yang sangat kecil dengan tingkat kedalaman yang sama, disini penulis menggunakan cutter untuk mencapai bagian yang kecil. Akan tetapi menggunakan cutter sulit untuk mencapai kedalaman yang diinginkan.

Pada keempat karya relief ini ditambahkan frame yang di buat dari bahan kayu pinus yang di bentuk mengikuti ukuran karya dan dilakukan proses finishing dengan memvernis kesemua karya, agar karya dapat terhindar dari rayap. Melalui keempat karya ini dapat disimpulkan bahwa karya relief objek Nelson Mandela ini merupakan bentuk kontribusi penulis untuk menghormati dan mengenang perjuangan Nelson Mandela. Hidup dan jiwanya adalah inspirasi untuk semua generasi.


(43)

B. SARAN

Berdasarkan hasil pengamatan selama penciptaan karya relief ini, ada beberapa saran dan masukan yang berkaitan dengan skripsi penciptaan ini. Saran dan masukan ini diharapkan dapat bermanpaat bagi siapapun, maka penulis menyarankan kepada beberapa pihak yang terkait, diantaranya:

1. Bagi Pembaca:

Memberikan wawasan dan pengetahuan tentang sosok Nelson Mandela dan juga diharapkan mampu memberikan gagasan tentang ide-ide untuk proses berkarya

2. Bagi Dunia Kesenirupaan

Diharapkan dapat memberikan warna tersendiri dalam proses berkarya dan Lebih dapat mengembangkan lagi ide-ide yang unik dalam proses berkarya, terutama tentang hal-hal yang bersifat kemanusiaan.

3. Bagi Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Diharapkan dengan karya ini, dapat memjadi masuk untuk lebih menelaah kembali tentang sosok-sosok figur di dunia sehingga menjadi teladan bagi para pelajar sebagai generasi penerus bangsa.

4. Bagi masyarakat umum

Dapat mengapresiasi karya seni relief ini, hasil penciptaan karya relief ini dapat dijadikan motivasi bagi khalayak luas untuk lebih mengembangkan kultur kesenirupaan di wilayah dan bidangnya masing-masing, khususnya kultur kesenirupaan Indonesia.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Sobirin , A. (2013). Nelson Mandela “Perjuangan Kearipan Cinta”. Yogyakarta: Kaldron

Cooman, Mikhail. (1978) Manusia Daya, Dahulu, Sekarang, Masa Depan, Gramedia, Jakarta

Depdikbud. (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka.

Iskandar, P. (2000), Alam Pikiran Seniman, Jakarta: Aksara Indonesia

Koentjayaningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rinekacipta. 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka

Lombard, Denys. (1996), Jawa: Silang Budaya : Kajian Budaya Terpadu Bagian I, Pembinaan Kesenian, Depdikbud, Jakarta. Nusa.

Prawira-Ganda, N (2005). Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa PGSD/PGTK, Guru SD/TK. Bandung : Jurusan Pendidikan Seni Rupa. Universitas Pendidikan Indonesia.

Tabrani, P (2012). Bahasa Rupa.Bandung: Kelir

Sadullah, Uyoh. (2007). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sipahelut, Atisah.(1995). Seni Rupa dan Desain. Jakarta:Erlangga

Sunaryo, A. (2009). Ornamen Nusantara Kajian Khusus Tentang Estetika. Jakarta: Indonesia. Semarang: Dahara Prize

Susanto, Mikke. (2001). Diksi Rupa. Yogyagarta : ISI.

Tekno Lensufiie. (2008). Kontruksi Kayu Untuk Furniture & Bangunan. Jakarta: Erlangga

Dharsono, Sony, Kartika. (2004). Seni Rupa Modern, Bandung; Rekayasa Sains.

Grad, T (2013). The Sparkling of Mandela’s Hearth“Pendar Inspirasi dari


(45)

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sumber Skripsi

Eko Sutaryo, Wigusti, 2013, Kajian Visual Relief Pada Monumen Perjuangan Jogja Kembali, Skripsi.

Mardiansyah, Ari, 2010, Relief Stilasi Kantong Semar Sebagai Elemen Estetis Ruang Tamu, Bandung, Karya Tugas Akhir.

Internet

Tersedia :Http://www.monumenIndonesia.wordpresss.com/perjuangan- Indonesia/[23 Mei 2012]

Tersedia :Http://www.annehira.com/pengertian-seni-menurut-para-ahli,Html [5 Juni 2012

Tersedia : http://file.upi.edu/direktori/fpbs/jur.taswadi.bhs.rupa.jurnal.pdf: 2012. dari tesis FSRD ITB, tahun 2000, oleh Taswadi [27 Oktober 2012].

Tersedia :http://ddayipdokumen.blogspot.com/kejahatan- apartheid.html.[03 Juni 2013]


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pada masa kini relief mulai banyak dipakai sebagai hiasan dinding dengan berbagai materi dan teknik yang digunakan. Kayu dan batu merupakan bahan yang sering digunakan dalam hiasan dinding relief dengan menggunakan pahat. Relief lebih disukai karena dianggap menarik dengan bidangnya yang tidak datar akan tetapi lebih memberi kesan nyata dengan bentuk-bentuk yang menonjol.

Berbagai tema diangkat dalam karya relief seperti manusia, hewan, tumbuhan dan sebagainya. Dalam skripsi penciptaan ini penulis mengangkat Nelson Mandela sebagai Subjectmatter untuk membuat karya seni relief, sosok Nelson Mandela merupakan figur yang menjadi simbol persamaan ras, dimana semua orang dari berbagai suku, bangsa, negara agama dan warna kulit memiliki hak sama. Perjuangan tanpa pamrihnya untuk kesetaraan ras dan kebabasan telah mempengaruhi seluruh dunia.

Setelah melalui beberapa proses dalam penyelesaian skripsi penciptaan yang telah penulis lakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengolahan limbah kayu pinus peti kemas sebagai bahan dalam membuat karya

relief Nelson Mandela.

Pengolahan bahan kayu pinus limbah peti kemas yang penulis lakukan ini ternyata tidaklah mudah karena sifat kayu peti kemas ini yang sangat sulit untuk dipahat karena mempunyai serat yang banyak, juga karena material kayu peti kemas ini adalah bahan yang sudah dipotong dan diolah penulis harus membuat rancangan awal dengan mengikuti ukuran kayu tersebut.

Limbah kayu peti kemas dibongkar dan dipilih yang masih layak untuk di jadikan bahan karya relief ini, kemudian kayu dipotong sesuai dengan panjang yang telah ditentukan, Kemudian penulis melakukan pengolahan dengan memotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan menggunakan mesin


(2)

80

pemotong kayu (Jigsaw). Kemudian meratakan permukaan kayu dengan

menggunakan mesin sugu (mesin serut) dan menggunakan amplas halus utuk tahap terakhir penghalusan permukaan kayu.

Pada prosesnya, untuk menghindari kerenggangan pada setiap bagian kayu, dilakukan penjepitan menggunakan clamp (penjepit) kemudian kayu yang sudah di lapisi lem kayu, di jemur untuk mempercepat proses pengeringan lem.

2. Proses pembuatan desain karya relief Nelson Mandela

Pada prosesnya Dalam pengembangan ide atau gagasan relief Nelson Mandela ini penulis mencoba mengekpresikan diri melalui media rupa kontemporer yaitu seni relief. Dengan menggunakan bahan dari kayu peti kemas dan mengeksplor kembali karya penulis.

Penulis mencoba mengembangkan ide gagasan karya relief Nelson Mandela ini kedalam bentuk desain dua dimensi dengan menggunakan

software desain corel Draw dan Adobe Photoshop, untuk mendapatkan

rancangan dan acuan dalam proses berkarya.

Hal pertama yang penulis lakukan dalam membuat desain adalah mencari gambar Nelson Mandela. Kemudian mengolah gambar dengan menggunakan

software desain CorelDraw ke dalam bentuk face silhouette (siluet wajah).

Setelah gambar sudah dalam bentuk siluet penulis mengolah kembali dengan menggunakan software desain Adobe Photoshop untuk mengilustrasikan gambar ke dalam material kayu, agar penulis dapat melihat hasil akhir dari pembuatan karya relief ini

3. Teknik yang digunakan dalam membuat karya relief Nelson Mandela.

Teknik yang digunakan dalam membuat karya relief Nelson Mandela ini adalah teknik wood carving, yang Merupakan teknik dasar dalam membuat relief dengan melakukan proses pengambilan bagian-bagian (dari bahan) yang tidak diperlukan. Bahan yang digunakan menggunakan bahan yang padat, yaitu kayu, dan dalam pengerjaanya tidak bisa menambah atau menambal. Memahat adalah suatu pekerjaan yang ekstra hati-hati, dibutuhkan kecermatan dan


(3)

4. Jenis relief dalam pebuatan karya relief Nelson Mandela.

Jenis relief yang penulis pilih dalam pembuatan keempat karya relief ini adalah relief Cekung, yaitu dengan permukaan gambar atau pahatan tidak timbul, tetapi masuk ke dalam permukaan bidang datar dari dinding atau papan. Cara pembuatanya dengan mengeruk bidang datarnya.

Jenis relief cekung pada prosesnya ternyata lebih sulit di banding dengan jenis relief lainya, karena banyak bentuk pola yang tidak dapat dicapai menggunakan router karena ukuran mata router yang terlalu besar, sehingga penulis harus mengeksekusi menggunakan pahat untuk celah-celah yang lebih kecil.

5. Mengabstraksikan ( visualisasi) Nelson Mandela kedalam karya relief.

Dalam proses penciptaan karya relief ini, penulis memerlukan waktu yang cukup lama. Karena, selain proses pembentukan karya relief yang cukup memakan waktu, penulis juga harus memerlukan mood yang baik.

Pada Proses mengukir penulis menggunakan mesin profil (router) untuk pengukiran secara global, akan tetapi banyak bentuk pola yang tidak dapat dicapai menggunakan router karena ukuran mata router yang terlalu besar, kesulitan yang dialami adalah ketika proses mengukir pada bagian yang sangat kecil dengan tingkat kedalaman yang sama, disini penulis menggunakan cutter untuk mencapai bagian yang kecil. Akan tetapi menggunakan cutter sulit untuk

mencapai kedalaman yang diinginkan.

Pada keempat karya relief ini ditambahkan frame yang di buat dari bahan kayu pinus yang di bentuk mengikuti ukuran karya dan dilakukan proses finishing denganmemvernis kesemua karya, agar karya dapat terhindar dari rayap. Melalui keempat karya ini dapat disimpulkan bahwa karya relief objek Nelson Mandela ini merupakan bentuk kontribusi penulis untuk menghormati dan mengenang perjuangan Nelson Mandela. Hidup dan jiwanya adalah inspirasi untuk semua generasi.


(4)

82

B. SARAN

Berdasarkan hasil pengamatan selama penciptaan karya relief ini, ada beberapa saran dan masukan yang berkaitan dengan skripsi penciptaan ini. Saran dan masukan ini diharapkan dapat bermanpaat bagi siapapun, maka penulis menyarankan kepada beberapa pihak yang terkait, diantaranya:

1. Bagi Pembaca:

Memberikan wawasan dan pengetahuan tentang sosok Nelson Mandela dan juga diharapkan mampu memberikan gagasan tentang ide-ide untuk proses berkarya

2. Bagi Dunia Kesenirupaan

Diharapkan dapat memberikan warna tersendiri dalam proses berkarya dan Lebih dapat mengembangkan lagi ide-ide yang unik dalam proses berkarya, terutama tentang hal-hal yang bersifat kemanusiaan.

3. Bagi Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Diharapkan dengan karya ini, dapat memjadi masuk untuk lebih menelaah kembali tentang sosok-sosok figur di dunia sehingga menjadi teladan bagi para pelajar sebagai generasi penerus bangsa.

4. Bagi masyarakat umum

Dapat mengapresiasi karya seni relief ini, hasil penciptaan karya relief ini dapat dijadikan motivasi bagi khalayak luas untuk lebih mengembangkan kultur kesenirupaan di wilayah dan bidangnya masing-masing, khususnya kultur kesenirupaan Indonesia.


(5)

Buku

Sobirin , A. (2013). Nelson Mandela “Perjuangan Kearipan Cinta”. Yogyakarta: Kaldron

Cooman, Mikhail. (1978) Manusia Daya, Dahulu, Sekarang, Masa Depan,

Gramedia, Jakarta

Depdikbud. (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka.

Iskandar, P. (2000), Alam Pikiran Seniman, Jakarta: Aksara Indonesia

Koentjayaningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rinekacipta. 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka

Lombard, Denys. (1996), Jawa: Silang Budaya : Kajian Budaya Terpadu Bagian I, Pembinaan Kesenian, Depdikbud, Jakarta. Nusa.

Prawira-Ganda, N (2005). Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa

PGSD/PGTK, Guru SD/TK.Bandung : Jurusan Pendidikan Seni Rupa.

Universitas Pendidikan Indonesia.

Tabrani, P (2012). Bahasa Rupa.Bandung: Kelir

Sadullah, Uyoh. (2007). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sipahelut, Atisah.(1995). Seni Rupa dan Desain. Jakarta:Erlangga

Sunaryo, A. (2009). Ornamen Nusantara Kajian Khusus Tentang Estetika.

Jakarta: Indonesia. Semarang: Dahara Prize

Susanto, Mikke. (2001). Diksi Rupa. Yogyagarta : ISI.

Tekno Lensufiie. (2008). Kontruksi Kayu Untuk Furniture & Bangunan. Jakarta: Erlangga

Dharsono, Sony, Kartika. (2004). Seni Rupa Modern, Bandung; Rekayasa Sains. Grad, T (2013). The Sparkling of Mandela’s Hearth“Pendar Inspirasi dari


(6)

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sumber Skripsi

Eko Sutaryo, Wigusti, 2013, Kajian Visual Relief Pada Monumen Perjuangan

Jogja Kembali, Skripsi.

Mardiansyah, Ari, 2010, Relief Stilasi Kantong Semar Sebagai Elemen Estetis

Ruang Tamu, Bandung, Karya Tugas Akhir.

Internet

Tersedia :Http://www.monumenIndonesia.wordpresss.com/perjuangan-

Indonesia/[23 Mei 2012]

Tersedia :Http://www.annehira.com/pengertian-seni-menurut-para-ahli,Html

[5 Juni 2012

Tersedia : http://file.upi.edu/direktori/fpbs/jur.taswadi.bhs.rupa.jurnal.pdf: 2012. dari tesis FSRD ITB, tahun 2000, oleh Taswadi [27 Oktober 2012].

Tersedia :http://ddayipdokumen.blogspot.com/kejahatan-